Tumgik
#curahan hati
arioagio · 1 month
Text
Tumblr media
--- Ya. Kadang suka lupa diri. 🐢
------------------
👉🏻 Gaskeun follow @𝙖𝙧𝙞𝙤𝙖𝙜𝙞𝙤 untuk dapat 𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔𝒂𝒏-𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒍𝒂𝒊𝒏𝒏𝒚𝒂.
👉🏻 Kalau mau 𝙨𝙞𝙢𝙥𝙖𝙣 dan 𝙨𝙝𝙖𝙧𝙚 post ini, dibolehin ya.
🧒🏻 Jadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.
𝚆𝚒𝚝𝚑 𝚝𝚘𝚗𝚜 𝚘𝚏 𝚕𝚘𝚟𝚎,
ᗩᖇIO ᗩ. ᘜIO
1 note · View note
delimasudirman · 6 months
Text
Curahan Hati Seorang Delima
Ingatanku kembali terlempar jauh ke belakang
Mengingat pada saat itu, mungkin sekitar umur 7-8 tahun, aku pernah membuat derai air mata mengalir deras di pipi Ibundaku. Sebab, banyak sekali keluhan dan keinginanku yang seolah sangat ingin dipahami olehnya. “Emang Ibu paham? Ibu banyak minta aku suruh gini-gitu, aku juga capek, Bu!”, kira-kira percakapan itu yang terlontar dari mulut lancangku.
Kemudian Ibu menangis terisak, disusul olehku yang merasa bersalah atas ucapan yang lancang.
Sejak saat itu, aku mulai tidak pernah seberani itu melantangkan hal yang menurutku akan kembali menyakitkannya. Aku selalu takut. Aku pula selalu merasa akan ada kesialan yang datang dikehidupanku jika tangis kembali pecah karena ulahku.
Ketakutan kembali muncul ketika ia dilanda penyakit yang cukup mengerikan. Aku tak pernah sanggup memandanginya lebih lama. Bahkan, selalu ku berdoa kepada Tuhan, jika boleh aku ingin menggantikannya posisinya.
Kecintaan yang cukup dalam itu menjadi bumerang dihidupku selanjutnya. Sebab, selama ini aku menjadikannya sebagai alasan mengapa aku harus bertahan dikehidupan yang sangat luar biasa kejam ini. Pun, pada terakhir masa hidupnya malah aku banyak sekali melakukan hal yang mungkin menyakiti hatinya berulang kali.
Hidup seakan membingungkan. Apa yang harus aku lakukan, sedang penerimaan pada takdir itu sangat sulit. Aku, si anak tidak tau diri ini selalu lari dan pergi. Kemana-pun yang bisa membuat kepala ini lupa akan hidup yang begitu mengerikan.
Sekarang, aku hanya bisa terdiam. Melihat sekitar. Di mana orang seusiaku, kebanyakan memiliki orang tua yang bisa mereka tanyai tentang jalan mana yang lebih “baik” untuk dilalui. Hanya kepada Tuhan ku lantangkan permintaan dan doa sekaligus permintaan maaf terbesarku kepada Orang Tua terkasih. Atas segala tindakan kecerobohan yang mungkin mengecewakan semasa hidupnya.
Selamat hari ini, Delima.
Sakitmu selama ini bukan hal yang besar. Jalani, sehat dan waras adalah harapan semua orang. Terimalah! Cintai dirimu sebagaimana kau mencintai orang di sekitarmu.
0 notes
parlynmonroe · 8 months
Text
Menyentuh Hati
Hari ini ada hal yang menyentuh hati saya. Saat saya bertugas mendokumentasikan Kerja Rani* GBKP Bandung Barat, pada momen menari untuk anak kecil, dari kejauhan saya melihat seorang anak perempuan mau bernyanyi, tapi dia kurang hafal lagunya, karena harusnya sudah masuk tapi belum bernyanyi juga, karena lagu yang akan dia nyanyikan sering saya dengar dan saya nyanyikan. Akhirnya saya mendekat dengan kamera di tangan dalam posisi merekam video, dan saat sudah dekat saya ajari dia dengan ikutan bernyanyi. Lalu dia pun bernyanyi.
Ketika dia bernyanyi saya mengingat bapaknya, karena wajahnya mirip sekali dengan bapaknya. Tahun 2021 lalu bapaknya meninggal dunia tiba-tiba, dengar-dengar kena serangan jantung. Dan saat dia bernyanyi, keluarga semua berdatangan untuk memberi saweran, saya perhatikan apakah mereka akan menangis, ternyata ada matanya yang berkaca-kaca, ada juga yang meluk sambil menciumnya. Di situ hati saya tersentuh. Mata saya juga mulai ikutan berkaca-kaca sambil teringat almarhum bapaknya yang ketika itu saya juga yang mendokumentasikan acara pemakamannya.
Melihatnya bernyanyi sambil membayangkan betapa kuatnya dia menjalani hidup tanpa kasih seorang bapak, di usia yang masih muda, tapi harus hidup tanpa bapak. Dalam hati saya berdoa, "Tuhan, lindungi anak ini", walau mungkin dia tidak serapuh yang saya bayangkan, tapi hati ini ingin berdoa buat dia. Saya percaya Tuhan dengar doa saya dan mengabulkannya. Amin.
Bandung, 13 Agustus 2023
--- *Kerja Rani adalah pesta panen, acara tahunan yang diadakan untuk menggalang dana untuk keperluan gereja, GBKP singkatan dari Gereja Batak Karo Protestan.
0 notes
ahmadkhoirulaziz · 1 year
Text
Terjepit
Terjepit Terhimpit Tercekik Terpekik
Kesandung Kemurung Ketiban Kegelapan
Jurang Juang Juram Jutam
- 28 September 2022
0 notes
sofwahh · 1 year
Text
Alasan sampai sekarang masih main tumblr:
1. hunting foto2 bagus nan aesthetic
2. gaada orang yang kenal jadi bebas nulis curahan hati
3. bisa baca tulisan2 bagus dg berbagai genre tanpa memandang siapa orangnya
4. menggalau bersama user tumblr lainnya🤣
5. tampilannya simpel dan ga ribet jadinya suka
🕊️✨🩷
341 notes · View notes
sarasastra · 1 year
Text
Sebagai Seorang Istri
Kadang dipikir-dipikir, enak juga ya jadi suami ngga mesti banyak handle urusan anak dan dapur karena udah punya urusan sendiri yang lebih menyita perhatian.
Pekerjaannya (di kantor/tempat kerja) bisa begitu challenging, rewarding dan menstimulasi secara intelektual. Sementara, pekerjaan istri (di rumah) hanya berisi kumpulan rutinitas dan tugas yang berulang.
Tidak begitu challenging ataupun menstimulasi secara intelektual. Hanya mungkin benar-benar mengasah sisi manajemen dan skill memasak, beres-beres, dlsb. Sebagian besar lainnya mengurus pengasuhan anak sehari-hari, merancang kegiatan bermain & belajar, menyiapkan MPASI—ya oke ini cukup challenging pada akhirnya.
Inilah kiranya, yang kadang bikin sebagian istri/ibu merasa capek mental, jenuh dan sedikit sebal dengan "pembagian peran" yang rasanya tidak adil.
"Kok saya berasa banyak banget to-do-list hariannya, kok suami engga ya? Cuma kerja aja. Cuma gitu-gitu aja sehari-hari. Apa-apa juga saya yang layani, kadang ngga inisiatif juga buat bantu-bantu. Ngga peka kalau istrinya lagi kecapean, malah diem aja dan ngadem sendirian. Sementara saya sibuk banget ngurus anak sambil ngurus rumah, diri sendiri aja kadang effort banget mau ngurusnya juga."
Hati-hati. Itu perlu kita waspadai. Hati-hati bisikan syaitan. Ia ingin membuat seolah-olah kita berjuang sendirian dan tidak bersamaan. Ia ingin membisikkan pada kita bahwa kita lah yang paling lelah di rumahtangga ini, kita lah yang paling berkorban, yang paling berjasa, yang paling punya andil banyak.
Hati-hati. Bersitan pikiran tak baik membuat kita menjadi istri yang gelap mata atas segala juang nafkah dan curahan kasih sayang yang suami berikan selama ini. Ada jutaan kebaikan yang tertutup tirai prasangka dan rasa kesal.
Mungkin iya, suami kita memiliki banyak cela di sana-sini. Banyak kurangnya diberbagai sisi. Tidak sempurna untuk kita yang (tanpa sadar) menuntut 'kesempurnaan' di dalam berumahtangga ini.
Tapi dialah orang yang menerima kita sebagai pendampingnya sampai di surga nanti (aamiin). Dialah yang mempercayakan kita sebagai perempuan yang akan 'memberikannya' anak yang shalih & shalihah. Dialah yang sanggup mengemban amanah dan memikul tanggungjawab hingga akhirat terhadap diri kita dan anak-anaknya kelak.
Barangkali dalam lelah maupun rehatnya setelah bekerja, ia teringat kita. Apakah ia cukup memberikan nafkah pada keluarganya? Apakah istrinya memerlukan sesuatu yang lebih untuk menunjang rumahtangga ini? Apakah anaknya butuh sesuatu yang membantu ia berkembang dengan baik? Berapa biaya yang diperlukan untuk memfasilitasi itu semua? Apakah istri & anaknya bahagia atas berbagai keputusannya di dalam keluarga ini?
Kita seringkali tidak tahu. Kita tak bertanya apapun. Hanya mengasumsikan segalanya di dalam otak kita. Seolah-olah kita memahami dirinya luar-dalam, padahal tidak. Tidak ada yang bisa menelisik batin seseorang (terlebih suami kita sendiri), jika tak ada pembicaraan mendalam dengan dirinya.
Semoga kita lebih bijak dan berhati-hati dalam merespon segala gelombang yang ada di rumahtangga kita ya. Ambil langkah hening sejenak. Berjeda untuk merunutkan rasa jika mulai terasa muncul prasangka. Dan tetaplah berpijak pada syukur dan tafakur. Sadari, inilah sebagian juang kita sebagai seorang istri.
Tangerang, 24 Maret 2023 | 20.29 WIB
46 notes · View notes
coklatjingga · 11 months
Text
Officially 30
Nggak tahu harus bahagia atau sedih, pas buka mata pagi ini dan menyadari kalau i'm 30 yo right now.
Tumblr media
Banyak hal sudah dilalui. Masa remaja berlalu meninggalkan kenangan-kenangan luka dan tawa. Entah bagian mana yang lebih dominan mengisi hati. Kini aku sudah di sini. Kehidupan kepala tiga yang penuh warna.
Jangan tanya pasangan atau keturunan. Karena sampai detik ini, akupun masih menerka-nerka seperti apa rupa mereka. Pasangan yang akan menemani sisa usia, dan anak-anak lucu yang akan mengisi setiap sudut rumah dengan tingkahnya.
*Tarik napas panjang*
Hidup ternyata berjalan secepat itu dan setiap masa berlaku sesingkat itu.
Tidak pernah kubayangkan akan memasuki gerbang ini sekarang. Ketika usiaku masih belasan atau dua puluhan, bayangan kehidupan tiga puluhan seakan samar dan tidak masuk dalam perencanaan. Seakan yakin usiaku tidak akan meninggalkan angka dua sebagai awalan.
Apa yang sudah kulakukan selama 30 tahun perjalanan hidup? Jejak apa yang sudah kutinggalkan?
Tanya itu kini menjadi bahan renungan lebih panjang. Saat kulihat sekitar dan belum ada satupun hal berarti yang kulakukan.
Semoga masih ada kesempatan.
30
usia-usia rawan, kata orang.
usia dimana kesendirian dianggap kutukan. Orang-orang mulai cemas berlebihan sampai akhirnya turun tangan mencarikan pasangan.
Baik, sih. Mereka peduli. Kata orang.
Sudahlah. Kuputuskan menikmati angka 3 ini dengan penuh syukur dan pengharapan. Agar Allah berikan tambahan usia yang sama untuk kedua malaikatku. Satu-satunya yang ingin kubahagiakan saat ini hanyalah mereka. Malaikatku. Keluargaku.
Tulisan ini memang melantur. Anggap saja curahan kilat dari perempuan yang excited dengan usianya :D
28 notes · View notes
srifafa · 5 months
Text
Sudah berapa banyak jalan hidup orang lain yang kau cemburui?
"Ah aku ingin menjadi dia,"
"Ah aku ingin bisa seperti dia,"
"Ah aku ingin hidup seperti dia,"
dan ternyata hal itu tidak akan ada habisnya. Dan ternyata tak akan pernah ada ujung selesainya.
Bagaimana lantas?
Menata hati pelan dan perlahan, lalu berterima dengan segala curahan cinta yang Allah titipkan pada kita.
12 notes · View notes
gitabercerita · 6 months
Text
Beberapa hari lalu dapat direct message dari salah satu pengguna laman biru tua ini juga..
Dan hal yang membuat kaget adalah ketika melihat ke atas ternyata kita sudah saling mengikuti selama 8 tahun!
Iya, sudah selama itu ternyata Tumblr ini menjadi tempat bercerita bagi saya. Dari yang mulai menggalau karena si crush masa SMA, sampai sekarang ceritanya bukan lagi tentang percintaan; tapi kegalauan karena memasuki fase orang dewasa yang rasanya sudah tidak terlalu memikirkan hubungan romantis-romantisan. Yaa, meskipun sebagian besar isinya curahan perkara hati juga sih di sini. Hehe.
Benar ternyata ya, sebanyak apapun aplikasi baru sekarang, bagi orang-orang yang mencintai aplikasi ini tidak akan pernah lari dan pergi.
Tetap menjadi rumah bagi kami-kami ini ya, Tumblr. Orang-orang yang tidak punya ruang bercerita di kehidupan nyata, orang-orang yang sedang jatuh cinta dengan rahasia, orang-orang yang senang menulis dan berkarya.
17 notes · View notes
rinaimimpi · 10 months
Text
Dear Allaah..
Tumblr media
hanya kepada-Mu aku bergantung dan berserah diri memohon.
hanya kepada-Mu aku meminta pertolongan.
hanya kepada-Mu aku menginginkan curahan cinta, kasih sayang, dan ketenangan.
mampukan hamba menyelesaikan skripsi ini, mampukan seseorang disana yang juga sedang berusaha keras tak kenal lelah untuk lulus.
mampukan kami meluruskan niat dan beribadah kepada-Mu.
kuatkan badan kami.
lembutkan hati kami.
berikan petunjuk dan cahaya kebaikan untuk masing-masing dari kami menuju-Mu.
hanya kepada-Mu lah sebaik-baiknya meminta, tiada keraguan dan ketakutan ketika hati tertaut kepada-Mu.
aku percaya, janji-Mu benar yaa Allaah.
dengan doa, aku memohon kebaikan hidupku di dunia dan di akhirat. dengan doa, aku mintakan kemampuan dan sayang serta cinta-Mu untuk orang-orang yang aku sayangi.
rabbana, atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina adzaban nar.✨
Sukoharjo, 28 Juni 2023 || 20.46 wib
10 notes · View notes
yuyunfaridah99 · 6 months
Text
Aku bingung mau cerita sama siapa, biasanya Aku cuma bisa nulis apapun yang terjadi di kehidupan lewat tulisan, ntah di twitter ataupun status. Tapi status cuma bertahan 24 jam dan ngga abadi. Makanya kadang aku curhat aja di tumblr ini hihi. Aku sebenarnya malu upload di tumblr kalo tentang curahan hati yang sebenarnya ngga penting bagi orang lain, tapi aku bingung mau nulis dimana? Masa di buku diary kayak waktu smp😅
Aku pernah suka sama orang, sebenarnya awalnya aku ngga suka. Tapi karena temen deket aku jaman masih belasan tahun suka banget ceritain ni cowok. Nah si cowo ini kebetulan temen masa bocilnya dia. Makanya banyak information yg aku dapat dari temen aku ini.
Awalnya aku ngga suka bahkan ngga tau itu org kayak apa. Yah singkat cerita ngga tau kenapa semakin aku tau info tentang itu org semakin aku penasaran dan timbul lah benih2 cinta hahahah malu sih bilang ini tapi cukup jadi kenangan aja deh yaa.
Jadi ceritanya aku suka diam2, jadi emang ngga ada yg tau kalo aku suka sama itu org. Lama banget mendem perasaan. Kira2 sekitar 7 tahun. Padahal cowok ini tu dulunya sering banget chatan sama aku balas story aku, karena aku suka sama dia aku fikir aku ngga bisa nih terus2an chat sama tu cowok. Karena aku takut banget tambah suka.
Jadi suatu ketika aku berfikir gimana caranya jaga jarak, nah di situ aku mikirnya yaudah mulai dari sekarang ngga usah liat story dia lagi. Nah awalnya aku berusaha banget ngga liat storynya, tapi dia masih liat storyku.
Berjalan sebulan lebih ngga liat storynya, tiba2 dia juga balik ngga liat storyku. Disini aku bener2 mikir dia suka balik sama aku. Karena apa alasan dia ngga liat story aku lagi? Sedangkan sebelumnya dia suka chat aku, ya berawal dari dia sering komen story aku.
Tapi aku masih positif thinking aja, aku mikir mungkin ini cara tuhan untuk menjaga jarak antara kita.
Yah singkat cerita karena udah lama banget aku pendam rasa ini, sampe aku pengen bilang ke dia kalo aku suka.
Dan akhirnya aku ngga punya nyali untuk bilang ke dia, dan akhirnya aku ngga pernah bilang.
Dan tiba2 denger kabar kalo dia mau nikah 🥲
Seketika aku kayak, ya Allah jadi selama 7 tahun ini aku menyukai seseorang yg sia2.
Sampai aku udah kayak ngga bisa berkata2 lagi, sakit banget ternyata menyukai org dalam diam.
Sempat berfikir, inikah yg aku dapat selama 7 tahun?
Dan kayak ya Allah...... sedih bangettt
Selama ini aku ngga pernah gubris siapapun yg mau masuk dalam kehidupan aku demi menunggu jawaban ni cowo bakalan jodohnya siapa. Dan ternyata jodohnya bukan akuu...
Sempet berfikir nyesel pernah suka ampe 7 tahun tapi udah terlanjur.
Semoga tuhan mempertemukan aku pada org yg tepat di waktu yg tepat
6 notes · View notes
desyilmi · 1 year
Text
Kamu atau Egomu?
Sebagai manusia yang nyaman dengan ritme slow living, saya terkadang bertanya, “bener nggak ya ini? cukupkah dengan seperti ini?”. Ditambah ambisi yang minim mendekati seret, saya semakin merasa akan punya hidup yang monoton, gini-gini aja. Tapi ya “merasa” saja, namanya juga manusia hehe.
Saat pergolakan dengan diri sendiri terjadi, tulisan Coach Rene muncul dari platform yang jarang saya pakai: Linked In. Coach Rene membuka tulisan dengan sebuah pertanyaan, “gimana kalau nanti dibilang gak ambis?”. Deg, pas sekali! Langsung Allah hadirkan jalan pengingat. 
Beliau meminta kita merenung, mana saja keinginan yang kita kira baik namun belum Allah sampaikan. Atau mana saja ketidaksukaan yang ternyata baik untuk kita. Kira-kira apa jawaban dari renungan itu? 
We don’t really know something best for us. But Allah does.
Sok tahu sekali saya, kalau merasa seret ambisi akan membuat hidup ‘gitu-gitu aja’. Sok tahu sekali saya, kalau merasa ambisi adalah dewa bagi langkah kehidupan. Padahal ia justru menjadi catatan: ambisi terhadap apa yang sedang kamu perjuangkan? Sesuatu yang mendulang ketenangan? Atau keresahan?
Kata Coach Rene, ambisi itu sah-sah saja. Tapi kita diminta bertanya lagi pada diri, untuk sesuatu yang bersifat sementara kah itu? 10, 20, 30 tahun kehidupan? Atau untuk kehidupan setelah itu? Hanya kita yang tahu jawabannya, itu pun jika bersedia jujur pada diri. Barangkali sudah terlalu lama kita mendengarkan suara dunia, namun tidak dengan kesejatian suara hati kita. 
Tulisan Coach Rene tersebut menarik, bahkan sejak pandangan pertama. Sampul gambar pada tulisan tersebut berbunyi: Is it you? or your ego? Memancing kita untuk merenung... Kamu atau egomu yang saat ini sedang mengendalikan diri? 
(Terima kasih, Coach Rene! Semoga Allah ridloi curahan pikir yang Coach bagikan. Aamiin) 
------------------------------
Jogja lagi,  18/12/22 | 23:55 WIB
22 notes · View notes
arumpuspa29 · 4 months
Text
Tumbang.
Aku termasuk golongan orang-orang yang jarang sakit, jadi sekalinya tubuh meminta haknya, aku bisa tumbang dan tepar dalam beberapa waktu.
Dan, setelah hampir 2 tahun "kurasa" tubuhku baik-baik saja dan bisa diajak kerja sama, akhirnya di minggu permulaan tahun 2024 ini tumbang juga. Ya, karena biasanya kalau alarm tubuh sudah mulai "menyala", aku makan lebih awal, minum vitamin, lalu tidur lebih awal. Dan esoknya sudah membaik seperti biasa.
Tapi kali ini sudah hari ketiga, dan malah ditambah demam. Pusing, mules, pilek, batuk, demam. Allah, semoga ini wasilah penggugur dosaku.. Aamiin. (Semoga yang baca ini Allah beri kesehatan ya, kalopun sakit, yuk ambil kesempatan buat istirahat, semoga jadi penggugur dosa kita..)
Dan, kalau tubuhku sedang mode butuh diperhatikan seperti ini, perasaanku entah kenapa jadi ikut sensitif. Sepulang kerja tadi, aku duduk di tepi kasur, menatap dinding kamar kos, dan tiba-tiba rasanya rinduu sekali sama Ibu. Rindu yang levelnya sampai mata berkaca-kaca udah mau nangis gitu (eh, nangis dikit juga sih hehe).
Kalau kata anak rantau sih, ngekos sendiri gapapa asal jangan sakit sendirian di kos. Iya bener, aku setuju. Makanya, perlu buatku untuk setidaknya tahu dan kenal beberapa tetangga kos. Supaya rasanya nggak terlalu sendirian pas sakit karena ada temen yang bisa dimintain tolong nitip beli obat dan makan :')
Dan, kayanya, sampai kapanpun, tiap kali aku sakit, aku bakalan ngerasa kangeeeen banget sama Ibu. Sepenting itu Ibu buatku. Beliau mungkin ga sempurna sebagai manusia, tapi, hey, emangnya kamu sempurna juga sebagai anak, Rum? (Ngomel ke diri sendiri).
Aku sama ibu juga kadang masih berantem-berantem gemes. Perkaranya macem-macem, mulai dari kaos kakiku yang tinggal satu padahal aku ga teliti nyari, atau aku yang lupa mengerjakan apa yang disuruh ibu karena masih mengerjakan urusanku (ini masih berusaha kuperbaikii huhu), sampai ibu yang kadang ga konfirmasi kalau mau menyumbangkan buku-buku masa sekolahku ke orang lain (ya bagus sii, tapi kenapa ga konfirmasi duluu, Bu, kan ada beberapa yang aku sayang banget huhuu).
Tapi terlepas dari berantem gemes-gemesan tadi, ibu adalah sosok yang hangat dan mudah berbaur dengan siapapun. Iya, aseli, kalo lagi nganterin ibu belanja, abis dari pasar, ketemu tetangga, ngobrol. Lima langkah jalan, ketemu abang jual buah, ngobrol lagi. Itu nanti akhirnya kami belanja cuma 20 menit, keluar dari pagi buta abis subuh, pulang-pulang udah jam 9-10, trus ibu ngomel-ngomel sendiri karena jadi kesiangan masaknya. Ibuuu, tolongg dehh wkwkwk.
Ngobrolin soal ibu disini jadi bikin agak lega, meskipun ya masih kangen banget juga sama beliau. Mau telpon sih sebenernya dari kemaren, tapi takut malah nangis wkwk (maklum, cengeng anaknya, heran juga). Padahal kadang ibu ngobrolinnya juga macem-macem, ya mau beli panci blender lah, segala ngomongin ada anak kucing yang masuk rumah, sampe kadang gosip-gosip ketjil (tidak untuk ditiru sih ini wkw).
Cuman ya, balik lagi, menjalani hidup usia-usia half-past-20 begini emang kudu sering-sering nguat-nguatin diri sendiri. Kudu peka sama kebutuhan diri sendiri. Kudu bisa jaga diri sendiri (tentu Allah yang jaga kita, tapi kitanya ikhtiar juga dong).
Yaudah deh, segitu dulu uneg-uneg dan curahan hati remaja-tua (eh lho) yang lagi galau karena sakit trus kangen emaknya ini. Takut makin ngalor-ngidul kalau ga direm.
Siapapun yang ibunya masih bisa terus mendoakan, semoga Allah muliakan para ibu, ya. Dan siapapun yang ibunya sudah lebih dahulu menyicip taman-taman surga, semoga Allah muliakan juga di tempat-tempat indah. Pokoknya doain, soalnya kita gabisa kasih apa-apa ke beliau selain doa (huhu tuhkan sedih lagi :( )
Kalau kata Mitty Zasia sih, aku setuju. Itu adalah satu lagu untuk ibu dari para anak-anak yang kayanya ga akan pernah bisa 100% siap kalau Allah sudah takdirkan berpisah di dunia (semoga nanti bisa kumpul lagi di Jannah-Nya, aamiinn). Judulnya adalah, "Yang Lain Boleh Hilang, Asal Kamu Jangan". Kek, huhuu, iyaaa, yang lain gapapa deh, asal ada ibu terus sampe aku tua (brb nanges lagi).
Yuk, perbaiki terus bakti kita ke ibu dan ayah, karena mereka adalah jalur fast track doa-doa kita menembus langit dan mengguncang Arsy-Nya. :"))
Rabbighfirli Waliwalidayya Warhamhuma Kamaa Rabbayani Saghira.
(Kamar kosan, mendung dan gerimis, ditemani teh melati hangat, dan hidung yang sentrap-sentrup ngehirup ingus wqw. Semarang, 5 Januari 2024, 18:21)
5 notes · View notes
zidnod · 4 months
Text
2023 to 2024, Aman?
MasyaAllah. Hamdan wa syukron lillah ya kita masi dikasi nyawa sampe tahun kesekian hidup. Aku pengen berbagi isi pikiran & isi hati untuk 2023 yang biasanya uda dibuat recap & compilation 365 days ala ala trend gitu kan di capcut wkwk.
But let me take you to self reflection of 2023.
2023 aku belajar banyak sekali nano nano kehidupan. Kalo sebelumnya masi bisa chill, but di tahun 2023 tuh kek roller coaster banget. Nangis iya, bahagianya pasti, terombang ambing iya, dan yang lebih menantang tuh mental bener² diuji di tahun 2023. Kek, ga semua yang kamu pengen terkabul gitu aja. Allah selalu memberi jeda dan kesempatan untuk muhasabah di tiap keputusan yang kita ambil. Seolah Allah pengen ngeliat, "mana ikhtiar hambaKu ini ya? Layak ga sih Aku kasih rezeki begini?". Tentu terbesit insecurities ditengah pencapaian kawan seumuran. Tapi ya, buat apa gitu kan dipikir berlarut larut?
Maka 2023 mengajarkanku arti menjaga integritas, konsistensi, kecukupan, kecakapan, kemandirian, keuletan, ketahanan wkwk. Dan pengalaman demi pengalaman mahal ini gabakal terbeli di tahun berikutnya. Alhamdulillah.
2023 juga mengajarkanku, bahwa Indonesia semakin krisis integritas kepemimpinan dalam skala apapun. Kemarin gimana, eh besoknya uda berubah demi secuput jabatan, kekuasaan. Ya kek ga konsisten aja gitu visi hidupnya. Beberapa sih wkwk.
2023 juga jadi saksi. Kesetiaan kita kepada Palestine itu kek gimana. Apakah kita berada dalam barisan pembela Al-Aqsha? Apakah kita justru membelot masi tergoda iming² diskonan alih² memboycott produk pendukung penjajah?
Ah, 2023 terlalu banyak pembelajaran untuk diri yang masih gini² aja. Pun isu kemanusiaan yang makin ga karuan. Sosmed abal² jadi acuan. Modal viral dan trend udah bisa kasi pembenaran.
Semoga 2024 memberi jawaban resolusi yang sempat tersendat. Tak lagi berhalusinasi. Namun berani beraksi tanpa basa basi. Pun Indonesiaku mampu berubah tanpa tapi.
Panjang umur perjuangan. Panjang umur kejujuran. Panjang umur keistiqomahan.
— curahan hati manusia 27 tahun
Tumblr media
2 notes · View notes
ahmadkhoirulaziz · 1 year
Text
Pelempar Jiwa
“Sayang kau di mana Aku ingin bersama”
Melemparkanku jauh ke tahun itu Tahun terakhir aku bersamamu Tahun yang penuh drama Dan derai air mata
Sembilan tahun sebelum sekarang Tahun yang seharusnya dunia ini Sudah tamat, sudah kiamat
Tapi ternyata, Hanya kebersamaan kita yang lenyap Tak ada lagi waktu bisa melihatmu Bahkan jauh dari pada sebelumnya Cintaku bahkan sudah kering
Tapi perasaan itu, Rasa sakit, Rasa kesepian, iri Dan cemburu
Benci, Marah Namun cinta
Kenangan-kenangan itu Masih ada
Jauh di dalam hatiku Dan sesekali
Melemparkanku jauh ke belakang
Sial! Begitu indah Begitu parah Begitu marah Begitu pasrah
Sial! Sial! Sial!
- 16 Juni 2021
1 note · View note
sistiadinita · 4 months
Text
Bagaimana Jika?
'Bagaimana' dan 'Jika' adalah dua kata yang terdengar biasa saja bila berdiri sendiri. Namun gabungkan keduanya secara berdampingan dan mereka memiliki kekuatan untuk menghantui Anda seumur hidup: Bagaimana… jika? Bagaimana jika? Bagaimana jika*…? – Letters to Juliet
Kemarin, aku baru saja menonton film romantis berjudul Letters to Juliet. Kisah yang bercerita tentang seorang wanita yang telah lanjut usia bernama Claire yang kembali mencari cinta sejatinya lantaran sebuah surat balasan dari salah satu penulis yang mengaku ‘sekretaris Juliet’. Di dalam surat itu ia menceritakan bagaimana ia harus merelakan cintanya lantaran gagal mendapat restu orangtua. Di Verona, Italy, para wisatawan wanita menempelkan surat di tembok rumah yang dipercaya sebagai rumah dari Juliet, salah satu karakter fiksi William Shakespeare. Surat itu biasanya berisikan curahan hati para wanita mengenai kisah cintanya. Di dalam kisah legendaris Romeo and Juliet, Juliet merupakan karakter wanita yang percaya pada kekuatan cinta sejati dan rela mengorbankan apapun demi bersama dengan seseorang yang ia cintai, Romeo. Yang berkesan dalam cerita ini bukanlah kisah cintanya, melainkan dua kata yang diulang- ulang oleh sang penulis dalam surat balasannya; ‘Bagaimana jika?’
Dalam hidup, dilihat dari sudut pandang apapun, dua kata ini memang cukup berpengaruh pada seseorang yang sedang dilanda dilema atau dalam penentuan keputusan. Kata ‘bagaimana jika’ adalah awal dari imajinasi, harapan, dan cita- cita.
“Bagaimana jika aku memperjuangkan dia?”
“Bagaimana jika aku membahagiakan orangtuaku?”
“Bagaimana jika aku kembali saja? dan ‘bagaimana jika’ yang jika dilanjutkan akan mengubah mimpi menjadi impian, imajinasi menjadi realita, wacana menjadi rencana.
Dalam kaidah penulisan cerita pun, ‘bagaimana jika’ digunakan untuk memberi kekuatan pada kisah. Diinisiasi oleh hasrat kita untuk sebuah ide, dan dipersenjatai dengan makna yang ingin disampaikan, penulis fiksi biasanya berfokus pada ‘bagaimana jika’ untuk menggerakkan alur. Tujuannya bukanlah untuk membuatnya sempurna, melainkan mencoba mengeksekusinya, agar cerita tidak hanya menjadi sekedar wacana. Tujuan langsung dari ‘bagaimana jika’ kita bukan untuk memberi tahu orang asing tentang isi buku yang kita tulis, atau untuk memikat pembaca. Namun, untuk memberi tahu diri sendiri, apa saja yang perlu ditemukan sebelum kita mulai menyusun alur.
Coba kita lihat hidup kita sekarang. Sudahkah kita menjadi apa yang kita inginkan di masa lalu?
Ketika saat ini kita ditanyakan apa ‘bagaimana jika’ yang paling disyukuri dalam hidup? Apa kemungkinan jawabannya?
Mari kita coba telusuri salah satu dari ‘bagaimana jika’ yang membuat aku sebagai penulis cukup bersyukur.
Bagaimana jika aku tidak membuka diri?
Sedari kecil, ketika bertemu dengan orang asing, orangtua selalu menyarankan kita untuk berkenalan dengan orang baru, bersalaman, bahkan bermain dengan teman- teman sebaya. Tentunya, itu bukan hal mudah bagi sebagian orang. Untuk bisa mengenal seseorang, kita butuh observasi, melihat respon mereka terhadap kehadiran kita, dan berusaha meninggalkan kesan yang baik. Sebagai manusia, kita cenderung menjadi imitator, meniru apa yang telah orang lain lakukan. Diperlakukan baik, kita akan baik. Diperlakukan buruk, begitulah kemungkinan balasan kita. Kecenderungan ini, layaknya buku, membuat manusia ‘menunggu untuk dibaca’. Jika tidak ditanya, maka tidak bertanya. Jika tidak ditegur, maka tidak menegur. Sama seperti anak kecil yang menunggu untuk diajak bermain, begitulah beberapa orang belajar beradaptasi.
Dahulu aku belum memahami ada sebuah istilah bernama introvert; seseorang yang lebih berfokus pada pikiran dan perasaannya sendiri. Aku melihat disekelilingku didominasi oleh para ekstrovert; seseorang yang senang bersosialisasi. Aku sempat berpikir, mungkin aku tidak cocok berada di tempat aku berada saat itu, karena aku pribadi yang pemalu. Tapi selanjutnya aku belajar, para ekstrovert sukses dalam pergaulan bukan karena mereka selalu menyenangkan, tapi karena mereka memberanikan diri untuk tidak bersikap tertutup. Nyatanya, setiap orang menanti hal yang sama; menanti ketertarikan orang lain pada dirinya. Dengan memulai untuk mengenali orang lain dan membuka diri untuk berkenalan, merupakan gerbang pertama terjadinya sosialisasi.
Sebelumnya, aku selalu takut untuk membuka diri dan mengekspresikan sesuatu. Belajar mengenai tipe- tipe kepribadian manusia dan akhirnya melatih diri untuk tidak tertutup, membuka banyak jalan pada kesempatan baru. Mendengar cerita orang lain secara tidak langsung mengisi ruang dalam memori yang lowong, dan menambah inspirasi dalam literasi. Semenjak belajar membuka diri, aku menuliskan ceritaku pada secarik kertas yang penasaran dan membuat bukuku tidak lagi menunggu, melainkan menawarkan diri untuk dibaca.
Setiap orang adalah penulis yang meramu ‘bagaimana jika’ masing- masing dengan perjuangan asam manisnya. Nantinya, kita akan melihat, ‘bagaimana jika’ hal- hal hebat di masa lalu tidak kita lakukan? Apakah hidup kita akan tetap menjadi wacana? Atau dapat beralih menjadi rencana?
2 notes · View notes