Tumgik
#kuliah
mudabercerita · 8 months
Text
Jika fokusmu akan luka, maka kau akan terus menderita.
Jika fokusmu akan ilmu, maka kau akan terus tumbuh.
“Yuk bangkit yuk!”
-Adzkia N
Banjarmasin, 23 Juli 2023 pukul 23.09 WITA.
29 notes · View notes
yurikoprastiyo · 1 year
Text
Tak perlu bergantung pada tingginya nama kampus. Jangan bergantung pada nama besar orang tua.
Biar orang lain yang menilai layak atau tidaknya dalam sesuatu sebab kualitas yang kita miliki. Bukan selain daripada itu.
107 notes · View notes
nasigorengg · 3 months
Text
Hari Pertama
Tidak terasa sudah 8 bulan saya bekerja sebagai peneliti di industri. Masih hijau, namun saya sudah merasakan bahwa kehidupan baru ini relatif berbeda dengan kehidupan saat menjadi peneliti PhD. Jujur pekerjaan ini jarang terpikirkan saat dulu masih SMA, namun beginilah uniknya Allah SWT menuntun langkah manusia. Berhubung sedang liburan akhir tahun, saya ingin menuliskan beberapa seri tulisan mengenai kejadian-kejadian yang masih membekas di ingatan.
Hari pertama kerja
Hari pertama selalu berkesan. Bagi saya, hari pertama rasanya campur aduk antara antusias dan was-was. Antusias karena ini merupakan tantangan baru, was-was karena kota Dresden, apalagi tempat kerja saya di bagian timur terkenal masih tertutup terhadap orang luar. Dulu pun ketika menerima tawaran kerja ini tidak langsung saya iya-kan. Saya diskusi panjang dengan istri serta bertanya ke tetangga kami yang sudah lama menetap di Jerman mengenai kota ini. Tambah ngeri ketika mencari berita lewat google mengenai bagaimana sikap penduduk kota ini terhadap para muslim.
Hari pertama ke kota ini untuk melihat apartemen sudah terasa aura perbedaannya. Di Münster, tidak jarang penduduk lokal menyapa ketika berpapasan di jalan meskipun tidak saling mengenal. Di hari pertama di Dresden, yang kami dapat adalah tatapan tajam ke istri yang berjilbab. Karena itu, saya dan istri sempat menanyakan ke diri kami apakah keputusan ini adalah keputusan yang tepat.
Singkat cerita, alhamdulillah ternyata semua lancar pun sampai hari ini tidak pernah mengalami kejadian rasis. Di hari pertama sepulang kerja, istri menjemput di pintu dan kami berdua merasa sangat terharu. Lantas pikiran saya melayang melintasi beberapa periode waktu. Dulu saat melamar istri, saya masih kuliah S2 dan belum memiliki kepastian kerja. Alhamdulillah sekarang Allah SWT cukupkan rezeki untuk keluarga kecil kami.
Dari segi tempat tinggal pun mengalami peningkatan. Dulu saat masih di Solo kamar yang saya tempati 2.5 m x 3 m. Saat di Hsinchu, Taiwan saya menempati kamar dengan luas 3 m x 8 m dan diisi 4 orang. Selepas menikah, saya dan istri menyewa kamar kos ukuran 10m2. Kemudian di Münster bersama istri di apartemen dengan ukuran 33m2. Dan sekarang di Dresden dengan ukuran 80m2, setidaknya anak bisa berlarian di rumah.
Bukan sebab ‘tak sengaja’, atau ‘keberuntungan’ semata, tapi memang sebab demikian Allah hendak memberikannya. Nyatanya, memang banyak sekali hal baik yang Allah hadirkan dalam hidup, yang boleh jadi tanpa sekalipun kita memintanya. Alhamdulillah.
Dresden, 25 Desember 2023
13 notes · View notes
ceritaksara · 21 days
Text
Kamu mau kerja apa?
Barangkali hal memuakkan dalam perjalanan sebagai mahasiswa akhir ini bukan pertanyaan sudah sampai mana skripsinya? Kapan lulusnya? Si A udah lulus lho, atau semacamnya.
Tetapi, hal yang paling memuakkan justru adalah ketika aku ditanya mau kerja apa? Ya, aku tahu pertanyaan itu terkadang hanya basa basi pembicaraan atau sedikit kekepoan seseorang tentang rencana hidup kita. Entah apa aku yang terlalu sensi karena belum memikirkan jawabannya atau pertanyaan itu memang sebenarnya pertanyaan tidak sopan?
Berat ya menjadi mahasiswa akhir. Padahal kami sendiri masih gamang ingin cepat lulus tapi tidak siap harus mencari kerja, atau kami masih saja bergelut dengan stres nya skripsi, masih saja harus di teror segala pertanyaan itu. Ah, padahal ini belum kompleks dari kehidupan rumah tangga lho, tapi ya gtu, rasanya sudah lelah ya.
Aku jadi membayangkan apakah ketika aku sudah jadi tante, bude, atau orangtua atau orang dewasa deh, akan menjadi bagian dari orang yang mengusik hidup orang hanya dari sebuah pertanyaan? semoga tidak ya,
3 notes · View notes
metanamei · 24 days
Text
Semangat cantik 🔥
Aku tau, kamu pasti bisa, lihat sekarang kamu udah diposisi ini bukan?
Sudah banyak usaha dan perjuangan mu untuk mencapai titik ini. Lelah, istirahat dulu ya, tapi jangan menyerah, Okayy
Untuk diriku tetap semangat ya, gak papa proses mu sedikit lambat dari teman teman mu, toh masih banyak juga yang sedang berkecamuk dan kondisinya sama dengan mu bukan? Yang terpenting kamu udah berusaha semampu mu.
Menurut ku, proses mu gak terlambat kok dibandingkan dengan yang lain, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki ritmenya masing-masing sayang, memiliki lintasannya masing-masing, jangan lelah terus berusaha ya
Cicil setiap hari, meskipun hanya satu lembar
Aku sangat menyayangimu, tetap waras okay 🫂
3 notes · View notes
mother-liquor · 4 months
Text
Kuliah itu ngajarin jadi orang sibuk, bukan jadi orang dewasa.
2 notes · View notes
alkhwarizmi · 4 months
Text
Tumblr media
Sering merasa gagal kalau bahas kuliah, bukan karena ga bisa menguasai materi, tapi sering ragu buat jalan sampai selesai. Jadi untuk memutus semua perasaan aneh itu mungkin lebih baik diakhiri saja.
Kalaupun ada, biarlah ada satu atau dua orang yang berpikir saya gagal atau setengah setengah, besok lusa juga mereka ga akan peduli lagi sama apa yang terjadi dalam hidup saya.
Manusia akan kembali pada urusan perutnya masing-masing.
3 notes · View notes
dialogpendosa · 2 years
Text
Skripsi dan Nilai Spiritualitasnya
Kalau ada jalan yang sulit untuk lulus kuliah kenapa cari jalan yang mudah, Saya hanya melewati jalan yang tidak semua orang mau melewatinya, Keinginan untuk lulus tepat waktu itu sudah terlalu mainstream wkwkwk
Mungkin demikian kalimat guyon yang sering saya ungkapkan tatkala mendapatkan pertanyaan "kuliah kok belum lulus-lulus?, kamu selama jadi mahasiswa ngapain aja?, kamu jarang bimbingan ya? kamu pasti pacaran terus? kamu ada masalah apa sama bagian akademik? udah sampe bab berapa? dan lain sebagainya".
Mereka kira saya ini kuliah untuk ngawur-ngawur apa 😂 pada awalnya juga saya memiliki perasaan takut manakala menyandang status sebagai mahasiswa kadaluwarsa, bahkan tidak ada kepikiran sama sekali berada di posisi semenyudutkan ini, mengingati teman prodi satu angkatan 95% sudah pada lulus bahkan sebagian besar juga sudah bekerja karena angkatan saya jumlahnya terbilang paling sedikit dibandingkan angkatan sebelum-sebelumnya.
Saya ada pada 5% yang masih menjadi beban dosen pembimbing karena belum kelar-kelar skripsinya, masih menjadi beban keluarga dengan biaya tagihan kuliah setiap semester, belum lagi biaya kos-kosan untuk mahasiswa rantau seperti saya.
Melalui masa-masa sulit dengan beban pikiran yang masih berkecamuk dalam diri, dengan berbagai problematika yang ada rasanya apakah saya bisa melewati semua ini sendiri? karena teman-teman saya satu persatupun telah pergi, hari demi hari bagai hilang kendali rasanya ingin bunuh diri tapi ngakak juga nanti jikalau masuk berita surat kabar dengan headline "Seorang mahasiswa ditemukan mati konyol akibat overdosis cairan pembasmi serangga diketahui karena skripsi yang tak kunjung kelar".
Setiap manusia punya jalan hidupnya masing-masing, tentang sebuah proses dan bertumbuh serta keberhasilan didalamnya, begitupun dengan cerita mahasiswa yang memiliki latar permasalahan berbeda di setiap proses dan bertumbuhnya sebelum masa berhasilnya.
Tidak semua proses akademik diperkuliahan selalu berjalan mulus dan sesuai rencana, termasuk saya dengan teman saya yang bernama SKRIPSI, saya harus mengulang judul karena pada penelitaian saya sebelumnya mengalami kendala besar yang mengaruskan saya untuk berhenti dari penelitan tersebut, mencoba mencari-cari referensi judul baru dengan segala nestapa yang ada apalagi teman-teman kala itu mulus-mulus saja penelitaiannya. OKE mencoba tetap tegar meski duri menjebak perih. hehe
Pada realitanya ternyata bangkit dari musibah yang menerpa lumayan sulit juga ya, alhasil butuh sesuatu yang bisa menyembuhkan mental dan berusaha mencari kedamaian dalam jiwa wkwk,,, berbulan bulan healing mencari obat dari luka yang pada akhirnya telah saya temukan
Semua obat luka bagi jasmani dan rohani ada pada Tuhan, sejauh kamu pergi membawa permasalahan yang ada dengan prinsip keduniawian hanya akan membuatmu semakin terpuruk oleh keadaan, manusia juga butuh bersemedi introspeksi diri, apa yang salah dari dalam diri, apa yang hendak diperbaiki, permasalahan apa yang menyelimuti, Hadirkanlah dalam puncak persemedian bersama Tuhan didalamnya manusia akan merasakan kedamaian jiwa ketenangan batin yang manusia tidak akan pernah bisa dapatkan dengan mindset duniawi. semua berjalan tenang terarah mengalir bagai air sungai mengikuti arah arusnya begitu dengan manusia mengikuti arah arus yang diberikan Tuhannya.
Dalam proses melewati ujian ini sering terbesit dalam pikiran, mungkin Tuhan menjadikanmu tertinggal dari yang lainnya agar kau tahui beberapa hal alasan Tuhan, bisa jadi karakter baru akan terbentuk setelah kamu melewati proses penempaan ini, dulu kamu mungkin tidak sabaran dengan segala hal, kamu mudah untuk memandang sebelah mata orang lain akan proses dia yang tidak secepat kita, kamu selalu kesulitan untuk berjuang sendirian, kamu selalu bertanya-tanya apakah aku bisa melewatinya?, kamu selalu memiliki rasa takut, kamu karakter orang yang sulit untuk ikhlas dan legowo menerima ketentuan Tuhan, kamu sulit berkomunikasi dengan Tuhan karena kesibukan duniawimu, dan lain sebagainya. Bisa jadi dengan tertundanya kelulusan kuliahmu akibat kendala yang kamu hadapi saat ini merupakan wujud cinta Tuhan kepadamu yang masih memberikanmu kesempatan untuk merubah beberapa karaktermu yang buruk dimasa lalu menjadi manusia yang lebih baik dimasa sekarang. Tanpa disadari Tuhan memberimu cara berkomunikasi yang secara intim dengan penuh kekhusuan yang sebelumnya mungkin kamu belum temukan.
Kitapun tak pernah tahu rahasia kehidupan dimasa mendatang, bisa jadi keterlambatan kita saat ini sebagai upaya Tuhan menyelamatkan, bisa jadi saat ini kita mengalami kesulitan untuk lulus kuliah namun dimudahkan dalam mencari pekerjaan dan diberikan kehidupan yang mapan.
Ingatilah selalu bahwa Tuhan menciptakanmu untuk beribadah kepadaNya untuk itu jangan melulu memprioritaskan dunia dan jangan pernah mengkhawatirkan apa yang telah Tuhan tetapkan bagi hidupmu, manusia akan selalu membutuhkan Tuhannya dan jangan kamu merasa sombong dengan tidak meminta kemudahan-kemudahan yang Tuhan berikan termasuk meminta kemudahan agar skripsi kita segera lekas selesai, aamiin.
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Az Zariyat: 56-58).
''Katakanlah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu nilainya kecil. Nilai akhirat jauh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.'' (An Nisa: 77).
''Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.'' (Al-Qashash: 77). 
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“. (HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani).
Khawatir terhadap sesuatu yang telah Tuhan tetapkan juga sebagai wujud kita menghina Tuhan, saya teringat kata-kata mbah Sudjiwo Tedjo yang sering saya dengar ketika beliau diwawacara
Menghina Tuhan itu ngga harus nginjek-nginjek Al'Quran, Ngga harus nginjek-nginjek Injil, Ngga harus main-mainin nama nabinya, Tapi besok kita khawatir ngga bisa makan, Besok kita khawatir ngga punya jodoh, Besok kita khawatir skripsi ngga selesai, Itu sudah menghina Tuhan, Artinya kita ngga pernah percaya bahwa semuanya sudah diatur rezeki, Berapa banyak sebetulnya orang yang tidak meludahi masjid, Yang tidak meludahi gereja, Tapi khawatir akan hidupnya (Kutipan wawancara Soedjiwo Tedjo dengan KompasTV).
Apapun yang terjadi sekarang dalam hidup, tiadalah yang sia-sia, Tuhan berikan selalu tersirat makna. Cari saja alasan tuhan memberimu rasa sulit atau rasa mudah dalam hidup. Tuhan itu romantis kapanpun manusia butuh untuk mengadu selalu on 24 jam.
Tapi juga self reminder untuk tetap semangat mengerjakan skripsi apapun kendalanya, intinya selalu ada kemudahan disetiap kesulitan, selalu ada jalan keluar bagi permasalahan yang ada, Tuhan tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuan.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah: 5-6).
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al Baqarah: 286).
Akan ada ujung dari cerita sebagai mahasiswa alias maha "sisa" yang tak lagi menjadi "sisa" tapi menjadi pribadi yang lebih baik dihadapan Tuhan dan manusia setelah ujian perskripsian menerpa, ambil hikmah dari ujian yang ada.
Berusaha mengakhiri apa yang telah kita mulai kawan, semangat untuk para maha"sisa" yang sebentar lagi tidak lagi menyandang gelar itu, dan mari untuk selalu mengingati bagaimana pengorbanan kedua orang tua untuk anak-anaknya, semoga bersama kita bisa bahagiakan mereka, dan menjadi pribadi yang bisa berguna bagi keluarga dan orang-orang disekeliling kita, aamiin.
~ Sebuah cerita (latepost) saya kirim yang mewarnai perjalanan 2021/2022 dan puji syukur disidang juga saya akhirnya 😢😭. Saya hanya bercerita ngawur saja dengan tujuan semoga bisa menghibur kegelisahan teman-teman yang masih berjuang bahwa kita tidak sendirian, karena selalu ada kebaikan yang datang dari Tuhan~.
44 notes · View notes
hhaqbathil · 8 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
zaarahk · 9 months
Text
Kuliah itu Penting
Pernahkah kalian berpikir kenapa IQ rata-rata orang-orang di Indonesia berada di angka 78,49 (70-79 merupakan Borderline, batas fungsi intelektual) ?
Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya karena pendidikan. Coba deh telaah, di keluarga kamu, kamu generasi ke berapa yang sudah sarjana? Keluargaku aja, Aku baru generasi kedua yang sarjana. Kakek nenekku tamatan SD dan paling banter tamatan SMA. Kalau kamu baru generasi pertama, kedua, atau ketiga yang berkuliah, tetap semangat buat nyelesaiin sampai sarjana yaa.
Tumblr media
Kuliah itu privilege. Di Indonesia sendiri, hanya 10,15% penduduk usia 15 tahun ke atas yang menamatkan pendidikannya sampai perguruan tinggi. Negara kita masih butuh sarjana.
Tahu nggak, di negara barat, mereka udah generasi ke berapa yang sarjana? Mungkin lebih dari 10 generasi! Kakek dari kakek kakek kakek kakek kakek mereka udah sarjana. Hal itulah yang menjadi salah satu penopang inteligensia negara-negara mereka itu tinggi, karena pendidikan itu sudah mendarah daging. Tantangan buat kita yang masih generasi awal adalah, berusaha buat menanamkan semangat belajar ke generasi selanjutnya dengan memberikan contoh kuliah sampai sarjana. Gender juga tidak menjadi batasan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Terlepas dari pemikiran orang-orang terkenal yang berpikir 'kuliah itu tidak penting', kita nggak boleh telan mentah-mentah pernyataan itu. Ada banyak perspektif mengapa mereka sampai membuat pernyataan seperti itu.
Buat yang masih ragu untuk lanjut kuliah lagi ngerasain perjuangan kuliah yang nyesek sampai hampir nyerah, kamu nggak sendiri kok. Nonton aja video Mata Najwa : Kenapa Perlu Kuliah ala Maudy,Amanda,Andhika di youtube
3 notes · View notes
devifazrinaj · 1 year
Text
Pendidikan dan Pengalaman Organisasi
Juli 2016 - Oktober 2021
JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Pasca saya menyelesaikan ujian nasional SMA pada 2016 silam, saya langsung mengikuti tes pendaftaran masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Tes yang saya ikuti waktu itu ialah SBMPTN. Kebetulan dengan nilai saya yang cukup memadai, saya rasa saya mampu untuk mengikuti tes tersebut.
Setelah saya dinyatakan lulus tes, cukup lama waktu itu saya menunggu perkuliahan sebab ada beberapa tahap penerimaan lain yang kampus saya buka waktu itu. Waktu luang itu saya gunakan untuk mencari informasi tentang pengkaderan organisasi kampus yang kira-kira cocok dengan diri saya.
Singkatnya setelah saya menyelesaikan masa orientasi mahasiswa baru dan mulai aktif kuliah, saya memutuskan untuk ikut secara serius pada himpunan mahasiswa jurusan saya, Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (HIMANE).
Februari 2017 - Agustus 2018
STAF PENGURUS KADER - MANAGEMENT ASSOCIATE
HIMPUHAN MAHASISWA ADMINISTRASI NEGARA
Setelah menjadi kader selama semester pertama masa perkuliahan, saya memutuskan untuk mengajukan diri sebagai pengurus himpunan pada semester ke 2, dimana saya merasa sudah cukup beradaptasi dengan lingkungan dan sistem perkuliahan.
Saat itu saya dipercaya untuk menempati posisi Staf Pengkaderan. Dimana saya bertugas mencatat, mendata dan mengatur dokumen kader dan calon kader himpunan.
Tumblr media
(Foto bersama perpisahan senior pengurus putri HIMANE - UPR)
Singkatnya, saya menempati posisi tersebut selama 3 semester masa saya berkuliah. Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa saya bisa menempati posisi yang sama selama 3 semester berturut-turut. Alasan saya memutuskan untuk tidak mengajukan permohonan kenaikan jabatan atau pemindahan tugas jabatan adalah saya ingin tetap menyeimbangkan kuliah saya dengan organisasi saya.
Jangan sampai organisasi yang seharusnya menjadi "ekstrakulikuler" kampus menjadi penyebab terkorbannya kuliah yang merupakan kewajiban dari seorang mahasiswa.
Pada Agustus 2018, saya sudah memasuki semester 5, dimana kegiatan perkuliahan sudah mulai senggang. Saya memutuskan untuk mundur dari jabatan saya di HIMANE  dan memberikan kesempatan bagi diri saya untuk mencoba peluang lain pada organisasi yang berbeda.
September 2018 - Juli 2019
PENGELOLA USAHA DANA DAN ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Masa awal memasuki semester 5 saya memutuskan untuk menekuni himpunan yang sejujurnya keanggotaannnya lama saya abaikan. Baik karena sibuk kuliah maupun sibuk dengan kegiatan himpunan sebelumnya.
Saya sesungguhnya sudah menjadi kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejak awal masuk kuliah. Tetapi saat awal kuliah saya merasa agak terintimidasi dengan kegiatan HMI yang cukup padat dan terlihat memakan waktu teman-teman sesama kader HMI lain. Sehingga saya memutuskan tetap sebagai kader saja tanpa ada niatan untuk menjadi pengurus apalagi pengelola himpunan.
Dan seperti dugaan saya, kegiatan himpunan cukup padat dan tugas yang diberikan juga cukup banyak. Dengan menimbang posisi saya sebagai mahasiswa yang sudah melewati fase kuliah yang padat dan pengalaman saya pada himpunan sebelumnya, saya berinisatif untuk mengajukan diri sebagai pengurus himpunan.
Niat awal saya adalah agar adik tingkat saya yang masih memiliki jadwal kuliah yang padat bisa fokus pada kuliah dahulu, baru memikirkan himpunan. Sekaligus memberikan tantangan pada diri saya untuk menempati jabatan pengurus himpunan. Tetapi karena posisi pengelola banyak yang kosong karena yang menjabat banyak mengundurkan diri akibat harus mengulang mata kuliah. Terpaksa saya harus menempati posisi pengelola himpunan.
Tumblr media
(Buka puasa Bersama pegelola HMI - UPR)
Menempati jabatan yang seharusnya ditempati oleh kader yang lebih senior tentunya tidak mudah. Banyak trial and error yang harus saya hadapi selama saya menjalankan tugas pada posisi ini. Dan mendapatkan banyak sekali bantuan dan dukungan baik dari junior maupun senior saya sssama kader himpunan.
Posisi yang saya tempati adalah sebagai Pengelola Usaha Dana dan Anggaran Dasar Rumah Tangga Himpunan. Tugas utama saya saat itu ialah merancang bentuk dan model usaha untuk dilaksanakan himpunan demi memperoleh dana KAS himpunan. Serta mengelola anggaran rumah tangga himpunan yang digunakan untuk melaksanakan usaha tersebut.
Kemudian mobilitas anggaran, perkembangan usaha serta keuntungan yang di dapat akan dilaporkan pada bendahara himpunan. Yang nantinya hasil keuntungan tersebut akan diputar kembali menjadi modal usaha himpunan.
Saya menjadi pengelola himpunan selama 2 semester. Memasuki semester 7 saya memutuskan mundur dari jabatan saya. Saya memilih untuk fokus menulis proposal saya dan mulai merancang penelitian skripsi saya.
Memasuki november 2019 saya mulai mengajukan skripsi pada Kartu Studi saya. Dan mulai merancang skripsi saya sedikit demi sedikit. Tapi siapa sangka kemalangan terjadi. Karena pandemi Covid-19 dan lockdowm yang terus diperpanjang, seminar saya yang seharusnya terlaksana pada April 2020 harus mundur ke November 2020.
Sidang skripsi yang seharusnya Februari 2021 mundur ke Juli 2021 karena pembimbing 1 dan 2 positiv covid bergantian. Tetapi berkat rahmat tuhan saya selamat tanpa pernah sekali pun positiv covid. Dan resmi menyelesaikan studi saya pada Desember 2021 sebagai Sarjana Administrasi Negara.
Tumblr media
(wisuda bersama teman-teman)
7 notes · View notes
azilastuff · 2 years
Text
Catatan Tinggal Bersama saat KKN untuk Berhidup dan Pernikahan
Pernah ada kekhawatiran dengan bagaimana kita hidup bersama setelah menikah dengan orang asing? Aku yakin semua juga pernah. Khawatir tidak bisa saling terima, khawatir diri kita tidak sebaik yang diharapkan, dsb.
Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu miniatur tinggal bersama orang asing. Waktunya bisa dari satu hingga dua bulan. Pada masa itu, kita tidak cuma tinggal di satu atap yang sama di kontrakan, tetapi juga harus menghadapi perbedaan pribadi manusia yang ada di dalamnya.
Di catatan ini, aku ingin menuliskan sesuatu yang mengganjal di pikiran aku mengenai hidup bersama orang lain. Karena, ternyata tidak semua manusia punya kepekaan dan tahu common sense yang sama. Sedangkan saat menikah nanti, kita tidak tahu bentuk kebiasaan didikan orang tua seperti apa pada sosok yang kita nikahi–kecuali setelah ijab qabul dan tinggal bersama.
Semoga dengan catatan ini, kita jadi bisa berbenah selama masih sendiri. Jika sudah menikah pun, inilah titik baliknya.
✨ Rumah Bersama, Bersihkan Bersama
Aku sering berpikir, kebersihan dan bagaimana bersih-bersih itu adalah common sense–alias sesuatu yang semua orang sudah tahu. Dididik oleh orang tua yang selalu menganggap aku tidak bisa bersih-bersih mau segimana aku berusaha, tentu aku jadi overthinking bagaimana jika teman satu KKN aku tidak betah hidup bersama?
Tapi ternyata, aku bukan yang terburuk 😁
Menurut aku, seharusnya sebagai manusia kita bisa begini:
Sebelum menaruh piring bekas makan ke wastafel, buang dulu sisa makanannya. Aku cukup kaget dengan kenyataan bahwa teman perempuanku juga masih belum punya kesadaran ini. Padahal tempat sampah dan wastafel itu dekat.
Kita yang bikin kopi–atau energen, kita juga yang simpan bekas gelasnya. Di ruang tengah dekat dispenser itu, sering tertinggal banyak gelas bekas minuman manis. Teman laki-laki yang mampir juga (karena kontrakan perempuan dijadikan base camp utama), sering meninggalkan ‘bekas duduk’ dalam keadaan berantakan. Puntung rokok sana sini. Berkas martabak tidak dibuang. Gelas kotor kopi tidak habis.
Like, kenapa sih susah banget untuk jalan ke dapur doang buat simpan bekas minumnya? Apalagi kalau minum dengan air gelas kemasan. Sering banget ngga habis, tapi masih ambil lagi yang baru karena tidak tahu punya dirinya yang mana. Jadi, sampahnya semakin banyak.
Membuang sampah ke tempatnya. Ini betulan, lho. Kemampuan yang satu ini memang tidak semua orang punya. Padahal di dapur itu, trash bag sebesar gaban. Tapi kalau punya sampah, apalagi bekas jajan di luar, ditaruhnya di samping trash bag, bukan dimasukkan ke dalamnya #capek
Ini belum membicarakan pemisahan sampah dan pengelolaan. Hopeless sekali rasanya untuk bikin dunia sedikit lebih bersih.
Bak mandi itu bukan kolam benda mandi. Kamar mandi di kontrakan itu lega. Baknya juga besar. Airnya selalu penuh, alhamdulillah. Tapi, bungkus pewangi dan detergen banyak tertinggal; pasta gigi dan sabun jatuh ke bak dan tidak diambil. Mandinya gimana sih? Barbar banget perasaan :(
✨ Peka dengan Rumah dan Tata Letak Barang
Ngga, ini ngga sedang membicarakan desain interior. Ini membicarakan bagaimana kita memperhatikan rumah agar urusan hidup jadi mudah.
Barang yang kita butuh pasti ada, cari dulu. Benda berguna itu, kalau tidak dicari ya tidak ketemu. Dicari di mana? Di tempat lazimnya sebuah benda ada. Misalnya, kalau di ruang tengah ada bupet, kemungkinan besar kita akan menyimpan benda seperti gunting dan solasi. Kalau di dapur ada lemari, di dalamnya bisa jadi ada mangkuk, gelas, sendok atau bumbu masak.
Sering banget di kontrakan KKN itu ributnya duluan ini di mana, itu di mana. Padahal jawabannya simpel, ada di bupet atas. Tapi entah kenapa badan itu enggan untuk mencari dulu di bupet sebelum ribut 😭Hal ini juga terjadi karena diri yang jarang beres-beres kalau aku lihat. Karena bagi yang membereskan, dia sih tidak akan ribut.
Benahi apa yang tidak pada tempatnya. Salah satu keonaran yang terjadi di awal tinggal adalah tirai lepas dari tempatnya, karena ditarik terlaulu bertenaga. Jadi, kami harus memasangkan tirai ke tempatnya lagi. Aku pikir ya sudah, ini masalah sepele dan satu-satunya kejadian.
Ternyata tidak :’) memang ada satu anak yang tiap buka tirai itu begitu. Sampai tirai kamar juga kejadian di hari terakhir.
Tidak masalah atas lepasnya tirai itu. Tapi kenapa sih, setiap lepas, tidak langsung dipasang lagi tirainya! 😩 Begitu terus. Sampai harus orang lain yang turun tangan.
Rumah adalah ruang privat, di dalamnya ada aurat. Meskipun sesama perempuan, tetap ketuk pintu dulu saat masuk rumah atau kamar. Meskipun itu base camp, biasakan untuk salam dulu dari luar, bukan asal masuk. Sering banget laki-laki itu masuk ke kontrakan tanpa ketuk atau salam. Jadi, aku posisikan rumah bukan ruang privat.
Menurut pandangan aku memang kebiasaan penduduk desa seperti itu. Apakah saking akrabnya atau memang ngga ada pemahaman tentang ruang privat orang lain, yang mana itu bukan rumah si tamu. Dan memang pihak laki-laki pun tidak menghargai keberadaan kamar. Jadi, sering banget–terutama ke kamar depan, langsung melongokan kepala (bahkan saat pintu ditutup juga asal dibuka). Redflag banget sih buatku lawan jenis yang seperti itu :(
✨ Permudah Urusan Bersama dan Finansial
Aku mengambil posisi sebagai bendahara di KKN. Alasannya? Biar jadi orang penting, haha. Soalnya aku introver banget, jadi harus punya daya tarik. Dari ini jugalah aku bisa tahu karakter orang bagaimana.
Inisiatif menolong. Sudah tugas bendahara untuk serah terima uang. Membelikan sesuatu juga okelah–meskipun aku merasa harusnya dibedakan antara mengelola uang dan membelikan sesuatu dari uang. Tapi, jika membandingkan bagaimana orang lain di KKN bersikap padaku soal beginian, aku prefer dimintai uang oleh seseorang dan orang itulah yang beli sesuatu–dibandingkan aku disuruh beli ini dan itu.
Ada dua orang yang aku hindari banget, sampai aku ada di posisi tidak mau bertemu mata dengan orang itu, saking lelahnya dengar kalimat, “Teh, beli ini ya. Beli itu ya. Pakai uang Teteh dulu kalau dikas ngga cukup. Teh, ini habis. Teh, ngeprint ya. Teh beli kertas, ya. Teh, kalau benda itu ngga beli? Teh, bikin mading ya, beli bahannya.” Capek banget.
Uang bersama dan tahu harga. Memiliki sense of belonging terhadap uang bersama itu penting. Aku selalu pengen menangis tiap ada struk Indomart datang. Soalnya, Indomart itu bahkan harga barangnya lebih mahal dari Alfamart :’) Kalau dipikir-pikir, memang latar belakang gaya hidup di keluarga masing-masing juga menjadi faktor kenapa bisa boros uang.
Tahu diri. Dalam artian, tahu mana kebutuhan diri dan bersama. Aku sempat sakit dan harus pulang ketika KKN. Karena bendahara cuma seorang, jadi aku titip ke sekretaris. Ternyata, sampai sabun mandi juga dibebankan ke uang kas.
Kemudian juga harus tahu diri soal belanja makanan. Anggaran hanya 25rb perhari untuk masak, tapi sekali belanja sering sampai 70rb ketika aku ngga ada. Itu pun pernah sekali waktu, minyak goreng habis dan ngga ada yang peka beli. Lalu uang 70rb itu buat apa saja seharian ini? :(
✨ Memiliki Sifat Sayang dan Kemampuan Diri Secara Umum
Kalau di dalam bahasa Sunda, disebutnya nyaah (read: nya-ah). Sifat ini akan membuat kita juga jadi mampu mengelola rumah.
Makanlah makanan yang ada. Salah satu masalah besar kita di KKN adalah, seringnya membuang-buang makanan. Baik nasi, lauk, cemilan basah, dst. Ngga ada yang mau makan nasi hasil masak tadi malam, padahal masih enak dan layak. Jadi, masak nasi baru, hhh. Lauk terbuang juga sering banget, padahal hasil masak susah-susah. Jadi, aku lebih sering makan terakhir untuk menghabisi apa yang tersisa.
Bertanggungjawab sebelum pergi. Kita sering kelimpungan karena orang terakhir yang pegang kunci kontrakan tidak menitipkan kunci pada yang ada saat dia pergi.
Kita pernah kelimpungan karena sekretaris yang tidak mengecek lembar pengesahan proposal yang belum ditandatangan, dan surat-menyurat yang belum dibuat dan dicetak–karena dia mendahulukan pergi ke acara sekunder di kampus.
Beberes saja langsung. Ini terjadi menjelang pulang dari KKN kemarin. Apa yang aku lihat, lebih sering kita ribut untuk ayo bersih-bersih, dibandingkan melakukannya. Sampai di titik akhir sebelum benar-benar pergi, aku kesulitan sendiri karena kukira masih akan bersihkan bekas sampah dan lantai dulu.
Aku mau curhat:
Ketidakpekaan akan bersihnya rumah itu sempat bikin aku shock saat: 1) kembali ke kontrakan setelah selesai isolasi mandiri, dan 2) H-1 penarikan karena aku ke Indramayu dulu hari itu, tetapi barang-barang aku sudah kubereskan. Ketika selesan isoman, aku lihat keadaan kontrakan kotor dan berantakannya bukan main, seperti tidak pernah dibersihkan. Sampai aku heran, kok betah. Begitupun saat H-1 pulang, hanya peka pada barang sendiri dan menyisakan rumah masih kotor lalu lebih memilih pergi ke korsel :’) jadi malam itu sendirian aku bereskan semua yang ada. Dan memang betul, kan, besok ngga ada jam bersih-bersih dulu, cuma bacotnya saja. Sampai aku bilang ke orang yang berisik mulu, “mau bersih-bersih? Kalo menurut kamu apa yang harus dibersihkan? Dapur? Yaudah ayo beresin dapur.” Dan tidak terjadi dia beresin dapur. Kan? Berisiknya saja. Kesel 🙃 alhamdulillah, Allah jadikan bersih-bersih kontrakan sebagai cara aku meredakan rasa kesal selama dua hari itu. People always be like, “jadi anak kampus jangan kupu-kupu. aktif organisasi ina inu.” Padahal aku hanya menyeimbangkan dunia, karena anak organisasi tidak otomatis bisa mengorganisir rumah.
Milikilah sifat teliti atau memeriksa dengan baik. Ketika urusan proposal sedang kacau, ada satu orang yang dengan santai ingin ambil proposal yang sudah jadi. Lalu aku tanya, lembar pengesahannya yang itu sudah ada dan ditandatangan belum. Dia bilang, “ngga tahu.” 🙃
Aku bilang, kan, coba periksa dulu. Lalu dia buka proposal, tapi tidak dari halaman pertama (padahal lembar pengesahan ada halaman dua). Dia tanya, “di mana sih lembar pengesahannya?” Aku dengan sangat gemas bilang, “coba kalau buka proposal dari halaman pertama dulu.” Ketemulah itu halaman lembar pengesahan.
Mampu mengambil keputusan sendiri. Masih dengan orang yang sama, yang aku amati dia lebih sering mengatakan tidak tahu dan terserah padahal urusan itu terkait banget dengan kepentingannya dia.
Menurut aku, ini dipengaruhi oleh didikan orang tua yang selalu memilihkan keputusan untuk anaknya. Dari mana aku tahu? Saat lebaran idul adha, mamanya ke sini dan pola itu bisa langsung aku indra ketika dia berada di dekat mamanya dan bagaimana mamanya berkomunikasi dengan dia.
Bayangkan jika menikah tetapi mengambil keputusan sendiri saja tidak mampu? Mau jadi pernikahan seperti apa :’)
Buatku, ini mengerikan. Hal-hal yang menjadi catatan itu, soalnya tidak terjadi pada satu orang dan satu waktu saja. Tinggal dalam waktu satu bulan seperti itu saja aku sudah pusing setengah sadar, sampai sering ingin main keluar berdiam di mana–karena kalau tidur tidak mungkin.
Ada catatan tambahan, ini terkait bagaimana laki-laki dan perempuan yang saling peduli berkomunikasi.
Namanya juga KKN, cinta lokasi pasti terjadi. Betul? Ada satu pasangan yang progresnya lancar, yaitu kormanit dan salah satu teman kamar aku–di mana dia selama ini ya ke mana-mana berempat dengan teman kamar lainnya (aku tidak termasuk). Setelah dekat banget, akhirnya teman perempuanku ini lebih sering bersama kormanit. Banyak perubahan terjadi.
Dia jadi lebih sering tidur terlambat karena menemani kormanit. Dia jadi mengurusi barang-barang si laki-laki, ya dititipkan ini dan itu. Baju laki-lakinya disetrika-kan, kalau pengen kopi dibuatkan, saat lelah dipijiti.
Aku yang melihat itu semua sebagai orang lain merasa, kenapa temanku ini jadi lebih lelah justru setelah ada cowok yang mendekati? Dan aku tuh tidak suka the way si cowok selalu kode-kode bikinin itu, buatin ini, dll. Sebelumnya juga dia mampu bikin apa-apa sendiri.
Aku jadi ingat perkataan seseorang tentang menjadi perempuan dan ini bukan dalam konteks feminis ya, lebih ke menghadapi hidup dan trauma dan ini disampaikan oleh laki-laki:
“untuk banyak hal yang terjadi jika berhubungan dengan laki-laki, perempuan lebih sering ada di posisi menerima dan belajar deal with something that happened to her. Sedangkan laki-laki, dia lebih sering ada di posisi lepas dan terbebas dari suatu beban. Ringan. Tidak perlu deal dengan banyak hal.”
Inilah salah satu alasan aku ngga suka kalimat, “seburuk-buruk lelaki, ingin dapat istri yang baik.” Tetapi ketika ada perempuan baik ingin laki-laki baik, dikatakan egois dan tidak menerima perbedaan manusia.
Padahal pernikahan dalam Islam tidak dibangun atas dasar tersebut. Suami itu wajib menjadi penanggungjawab istri.
Justru dialah (suami) yang berperan banyak untuk kebaikan istri–kebaikan rumah, seharusnya.
Karena laki-laki yang mampu memenuhi hak istrinya dan menghormati fitrahnya, akan membuat istri juga mampu melakukan perannya dengan baik. Laki-laki yang mampu menjaga rumahnya, akan membuat istri juga senang bersama-sama mengindahkan rumah. Bukan terbalik :’)
Dengan segala pengalaman itu, aku bersyukur dengan solitude yang aku miliki.
05.15, 09/08.
9 notes · View notes
alamendaha · 2 years
Text
Dear, para pejuang SBMPTN.
Tulisan ini untuk kalian baca setelah hasil UTBK keluar.
Bahwa lulus SBMPTN bukan berarti kehidupan kuliahmu bakal lancar dan sukses.
Bahwa gapyear/ swasta bukan berarti kamu menjadi orang yang gagal.
"Pada akhirnya, orang-orang akan mengingat kamu di akhir bukan di awal.
Tulisan ini dibuat oleh orang yang sudah banyak menyaksikan lika-liku para pejuang SBMPTN dengan segala dramanya.
Bahwa negeri/ swasta, gapyear/ tidak, kampus favorit/bukan, pilihan pertama/ kesekian, sama sekali tidak menentukan kesuksesan seseorang.
Kalian belum lolos UTBK?
Tulisan ini untuk kalian renungkan.
Saat kalian membaca tulisan ini mungkin kalian masih shock, dada sesak melihat layar device kalian. Sedih, kecewa, sakit, sungguh itu sangat wajar kalian rasakan. Menangis saja jika itu membuat kalian lebih lega.
Tapi, ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui.
Pertama.
Jalur mandiri masih banyak terbuka. Khawatir dengan biaya? Komunikasikan dengan orang tua. Ingat, rezeki tidak ada yang tahu. Jika orang tua setuju dan merestui, gasss saja.
Kalau kata ibuk, rezeki itu sesuai kebutuhan hamba-Nya. InsyaAllah akan selalu ada dan dicukupkan apalagi jika untuk pendidikan.
Takut UKT tinggi?
Beasiswa ada untuk kalian perjuangkan, selama kalian mau berusaha mencari dan meningkatkan kualitas diri.
Kalian mulai mempertimbangkan gapyear?
Menunda 1-2 tahun kuliah sama sekali tidak berpengaruh pada kesuksesan kalian.
Banyak sekali bukti di luar sana, yang gapyear bisa melampaui teman-teman SMA-nya. Bahkan tidak sedikit yang lulus kuliah lebih dulu dari mereka yang lebih awal masuknya.
Kalian bisa memanfaatkan 1-2 tahun jeda untuk mempersiapkan diri agar lebih matang dan maksimal.
Kalian juga bisa memanfaatkan waktu luang untuk ikut kegiatan sosial, menjadi volunteer, atau mengembangkan soft kill yang selama ini hanya menjadi angan. Sungguh, banyak sekali kegiatan yang bisa kalian lakukan dan manfaatkan.
Kalian lebih memilih swasta?
Ingatlah ini, tidak selalu kampus swasta jadi nomor dua. Kalian tidak perlu minder dan rendah hati. Bahkan tidak sedikit kampus swasta yang lebih unggul dari kampus negeri.
Tugas kalian selanjutnya hanya belajar menerima dan mengambil kesempatan untuk terus berkembang.
Beberapa kasus mereka yang tertolak SBMPTN justru bisa memanfaatkan rasa sakitnya untuk menjadi motivasi.
Hasilnya?
Mereka jauh lebih self driven, produktivitas meningkat, dan mentalnya semakin kuat.
Dan, kalian akan jadi salah satunya.
Selanjutnya, untuk yang sedang berbahagia. Kalian yang lolos UTBK dan lulus SBMPTN.
Pertama.
CONGRATS! 😍
Rasanya pasti senang sekali kan?
Satu ujian besar telah berhasil kalian selesaikan.
Mungkin kalian masih berlinang air mata bahagia atau baru selesai sujud syukur pada Sang Pencipta.
Tulisan ini buat kalian.
Agar kalian tidak tenggelam pada euforia dan merugi nantinya.
Mungkin kalian pernah mendengar jika kehidupan kampus itu tentang diri sendiri.
Semua orang bergerak pada kecepatannya masing-masing.
Mereka yang dulunya setongkrongan, tiba-tiba magang di perusahaan luar negeri.
Mereka yang dulunya berprestasi, tiba-tiba hilang tidak ada kabar.
Semua hal bisa terjadi ketika kamu masuk ke dunia perkuliahan.
Kalau ada satu hal yang ingin aku bagikan pada kalian adalah "Seperti apa sih kehidupan kampus itu?"
Kalian akan beradaptasi dengan sistem baru, dosen killer/ super baik tapi menghanyutkan, atau tekanan untuk masuk organisasi dari kakak tingkat padahal kalian tidak tertarik sama sekali.
Ingat dan pahami, transisi ke dunia perkuliahan itu tidak sama dengan SD-SMP atau SMP-SMA.
Nikmati masa bahagia kalian sekarang, rayakan jika perlu. Tapi, jangan terlarut dalam euforia.
Tarik nafas panjang, dan ambil langkah berikutnya.
Kesuksesan kalian akan ditentukan oleh setiap langkah yang kalian ambil saat ini, jika kalian berhenti melangkah, maka kesempatanmu semakin sempit.
Terakhir.
Apa pun hasilnya kalian semua hebat dan luar biasa. Kalian sudah mau dan mampu berjuang sampai sejauh ini. 🥰
Saya dan orang-orang terdekat kalian sangat bangga, dan saya harap kalian pun merasa demikian.
11 notes · View notes
ceritaksara · 2 months
Text
ACC PROPOSAL
23/11 - Pagi itu aku menyiapkan diriku lebih prepare dari biasanya untuk menyambut hari. Aku akan bertemu dosen pembimbing untuk bimbingan proposal skripsi. Beberapa hari sebelumnya aku cukup mengebut ketertinggalanku menghabiskan waktu di perpus seperti biasa, dan sekaligus menghabiskanuang untuk asupan hahaha. sepanjang hari aku cukup memperbanyak doaku. Bahkan sampai di motor pun aku terus berkomat kamit meminta yang terbaik untuk proses bimbingan nanti.
Sesampai di ruang dosenku, kami menghadap di meja beliau. Suasana sempat sepi atau bahkan mencekam bagiku, melihat kerutan alis dosenku yang membaca lembar lembar proposalku. Coretan demi coreta mulai mendarat di kertas bersih itu. Dalam hatiku, aku sudah siap menerima apapun nanti keputusan dari bimbingan ini.
Sebelum benar benar diakhiri aku mendengar perkataan dosenku, "Ini saya acc dulu gapapa, tapi diperbaiki ya mba" waah,, sudah runtuh langsung benteng kecemasanku, ingi sujud syukur rasanya aku menghela napas lega.
Siang itu, seperti percaya tidak percaya kalau aku diberi allah kesempatan melanjutkan perjalanan 🥺 meskipun jauh dari prediksi ku untuk menyelesaikan proposal skripsi, tidak apalah. Aku tidak ingin terus membandingkan pencapaian dengan orang lain.
Oiya, sebetulnya bisa dibilang bimbingan ku dengan dosen tidak begitu lama sampai berkali kali. Artinya, kalau aku sudah menyelesaikan dari setelah kkn bukan kah is it better and faster? :D
5 notes · View notes
metanamei · 10 months
Text
Terkadang ketika kita sedang berusaha meraih sesuatu tidak perlu untuk berkoar-koar bukan? Karena tidak semua orang peduli tentang bagaimana kita berjuang untuk bisa meraih apa yang kita usahakan, tetapi malah jadi bahan perbandingan. Ck. Ck. Ck.. Itu teman apa teman?
Cukup diam, tenang, ikhtiar dan fokus tak lupa diiringi dengan do'a apa yang menjadi kita usahakan, karena sejatinya setiap manusia itu memiliki lintasannya masing-masing )))
Purwokerto, 26 Mei 2023 | 21.14|
9 notes · View notes
imnifit · 1 year
Text
Katarsis #1
"Kenapa memilih untuk tinggal di kos, padahal jarak tempuh antara rumah dan kampus terbilang dekat?"
“Kenapa memilih untuk tinggal di kos, padahal rumah dan kampus berada pada kota yang sama?”
Sejujurnya saya selalu kebingungan ketika dihadapkan pada pertanyaan demikian. Saya tidak punya jawaban pasti (atau mungkin tidak ingin memberikan jawaban), sebab sampai sekarangpun saya juga menyimpan tanya ‘kenapa?’. Meski ini tepat tahun keempat saya tidak tinggal di rumah semenjak di bangku perkuliahan, tetap saja saya belum bisa menemukan jawabannya.
Lalu jika disuguhi pertanyaan,
"Apakah dengan memutuskan untuk tinggal di kos, berarti saya melepaskan kenyamanan di rumah?"
Tentu jawabannya adalah tidak. Sebab nyatanya, saya masih difasilitasi dan tidak serta merta menanggalkan apa-apa yang biasa saya dapatkan dari rumah.
Asumsi saya untuk pertanyaan-pertanyaan serupa, barangkali hal ini menjadi semacam latihan ketika nanti memilih untuk melanjutkan pascasarjana, agar bisa beradaptasi lebih cepat, agar bisa memikul tanggung jawab lebih pada diri sendiri, juga melatih hidup mandiri. Yah, meskipun sebenarnya saya juga tidak yakin apakah ini bisa menjadi jawabannya. Sebab konteks ‘mandiri’ dengan ‘difasilitasi’ tentu tidak tepat bila disandingkan.
Namun, apapun itu saya berterima kasih sekali kepada salah satu teman dekat saya, Ela Marita, yang dengannya saya berbagi atap, yang dengannya menampung segala kotak cerita, sejak semester awal hingga menginjak semester tua.
Kalau-kalau dia menyempatkan untuk membaca tulisan saya di sini: terima kasih sudah menjadi teman pada segala cuaca.
Pangkalpinang, November 2022 (menginjak hari kelima sejak pindahan ke kos baru)
5 notes · View notes