Tumgik
ceritakatha · 3 years
Text
Melepaskan
Kadang rasa itu datang tiba-tiba, tanpa pernah diduga. Entah dengan siapa, kapan dan dimana. Bahkan dengan seseorang yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Semesta itu sungguh lucu, kadang menghantarkan kita pada cerita yang jauh daripada ekspektasi anak manusia. Sangat dalam, seperti dalamnya samudera yang tiada bisa diterka. Kenyamanan itu yang setiap anak manusia harapkan dan ingin temukan pada setiap langkah kehidupan. Merasa terlindungi dan aman, bahwa tiada bahaya berarti.
Rasa tidak pernah salah, hanya saja kadang diri anak manusia terlampau bebal dan ceroboh untuk percaya logika. Menebas segala ketidamungkinan menjadi mungkin, padahal tidak mungkin. Kemudian lahirlah rasa sakit, penyesalan, tangisan atas kepergian, yang bahwa sedari awal sudah terprediksikan. Iya, manusia kadang terlalu naif untuk melawan kata hatinya sendiri. Percayalah ketika hati mengatakan tidak, kebenaran biasanya nyata. Karena kesucian manusia itu ditentukan karena hati bukan?. Bahwa dalam ajaran semua keyakinan “Adalah sebongkah daging dalam hati manusia, jika itu baik maka seluruhnya adalah baik. Tetapi jika itu buruk, maka rusaklah segala amalannya”.
Cinta dan rasa dapat membutakan mata, kadang kata orang tua dahulu cinta mengalahkan logika. Benar nyata adanya, bahwa kadang seseorang itu singgah sementara waktu, untuk mengajarkan kita beberapa hal tertentu, pada akhirnya tidak untuk bersandar dan menambatkan kapal, tapi hanya untuk singgah sementara kemudian berlalu pergi selamanya. Bahwa melepaskan adalah suatu keharusan untuk anak manusia, bahwa jangan pernah berharap pada manusia, bahwa melepaskan adalah bab kelelahan dari berbagai cerita, dan kadang dengan melepaskan kebaikan akan datang....
Melepaskan tiada pernah mudah, tapi menahan sesuatu yang tidak diciptakan untuk kita hanya membuat kita terluka semakin dalam.....
4 notes · View notes
ceritakatha · 3 years
Text
Dealing with my Inner Child
How we grew up since kids impact so big to our adults life. How our parents gave us and treat us, it will be making and creating us how we see the life. It is followed by religion, level of education from our parents, and school system. I am still learning to deal with my inner child. Losing my father since i was 2 years old, making me so confusing to choose where is right and wrong, seems like no guidance. I feel growing together with the problems that coming into my life. Being the one kid in my family while my mom is working, and should choose the decision in daily life, making me jumping to many kinds variations of life learning process.
Sometimes i feel this life a battle that have to be faced together, i feel empty, i feel no place to cry on and just sharing what i feel in that moment. Feeling i am more keeping all the wound with myself, and never tell anyone what happened inside. I try to learn many kinds of self healing, from journaling, stoic, self talking, learning yoga and pilates to make more remain calm. Sometime the wound is still existing in my adult life. Becoming parent is the way becoming the best version of yourself. But i cant be lie, that my body feels like a little girl that seeking the guidance from the father, whom never see at all.
Struggling along my life, many childhood traumatic making me feel angry until now. The social expectation are high, family standard, and shall be following the “normal norm” from people around me. It is disappointing me, making me so draining my energy. When the truth shall be spoken out louder, the fact tells clearly, from some people. That is harsh, that is taboo.
But life must be good and honest right? We can’t be lie to anyone forever. Sometime people paradigm just viewing our life now seems like miracle, but actually they don't know how we build ourselves, our resilience to make us strong. Never gonna be easy to become single fighter, and trying to cope the sucks of life alone. Many times, i tried suicide myself in my young age, too tired, wanna give up of many problems that out of my logic, my environment never think the consequences, they would bring on me as the effect of their decision making. Until one day i have to pay off the consequence, and still being angry until today.
Not so easy dealing with harsh childhood, and the way my parent raised on me, until many life learning, meeting many people, learning from many bitter experience, coping with new knowledge that i know. I am still learning to forgive them, forgiving all what happened on me, even sometimes i wanna crying a lot, and this is disturbing me sometimes. i try to away and remain calm by the distance. Not because i am not loving them, but distance grows honour and prevent more harsh condition comes. Because loving is not always being together. I am still learning to dealing to let go my inner child trap in my adult life.
i will never be perfect as human....
i will never be able to satisfy all my peers and family...
But i will be more forgiving and peace then....
0 notes
ceritakatha · 4 years
Text
Restu Bapak (Part 1)
Kalimat ijab qabul itu terucap sudah. Malam pukul 08.00 bada isha, hanya sebuah resepsi sederhana dirumahku semua peristiwa penting ini digelar. 3 Agutus adalah hari bersejarah untukku dan Ama. Iya Ama suamiku kini, teman sekolahku sejak sekolah dasar dulu. Untuk sebagian anak manusia yang menginginkan pernikahan, pernikahanku mungkin bukan pernikahan impian. Hanya kerabat dekat, dan keluarga inti serta tetangga sebrang rumah yang menghadiri acara sakral ini. Selesai berjabat tangan dengan semua tamu dan keluarga, aku mencari sosok Bapak. Kemudian kulihat Bapak berada di garasi rumah. Kemudian kudekati “Pak......”tanyaku, “Sudah tidak perlu menjelaskan apa-apa...” sahut Bapak sambil berlalu dengan rokok ditangannya.
Bapak ingin kukejar dan kudekap rasanya, namun langkah ini terhenti kala tangan Ama menahanku. Ama dia katanya cukup tampan berada diantara barisan anak kampung lainnya, berbadan tegap, dengan kumis tipis. dan menjadi pujaan beberapa gadis didesaku. Ama menggiringku menuju ruang utama keluarga untuk menyantap hidangan makan malam kami ditengah riuhnya anggota keluarga dan tamu undangan di acara akad pernikahan kami.
“Kamu makanlah Yori, keburu dingin itu makanan” rajuk Ama padaku dengan senyuman tipis diwajahnya. Aku mengangguk lemas, dan berusaha mencerna makanan yang ada didepanku. Kuputar mataku menuju sekeliling ruangan, kudapati Emak yang menatapku dari jauh seketika kumelihat matanya seolah menyatakan iya dan mengangguk lemas dan kemudian Emak berlalu menuju dapur.
“Ama....” panggilku lirih, kemudian dia menatapku  “Ya..” jawabnya datar.
Aku menghempaskan pandangan menuju jalan raya, sekelebat kulihat Bapak bergegas menuju barat dengan cepat. Rasa bersalah kian memukulku hebat, seketika itu juga kumerasa pernikahan ini adalah salah, salah besar namun aku sudah kadung malu, pemberitahuan kepada tetangga dekat dan keluarga inti sudah disebar, terlambat jika kuhentikan.
Aku Yori anak seorang pendidik, berpendidikan diploma harus menikah dengan seorang Ama yang hanya lulusan SMA, namun namanya cukup santer diseantero desa karena anak tuan tanah, dengan parasnya yang rupawan. Bapak kecewa padaku atas lelaki pilihanku, karena menurut Bapak Ama tidak cukup sepadan denganku yang berkuliah dikota dan berprofesi sebagai pegawai negeri sipil. Bapak bersikeras untuk tidak mau menjadi wali pada akad nikahku sebelumnya, dan berkata tidak akan membiayai semua keperluan pesta. Bapak menepati janjinya untuk tidak memfasilitasi apapun dalam pernikahanku, semua menggunakan uangku dan bantuan dari orang tua Ama. Ya lelaki pilihanku tidak bekerja, masih dibantu oleh orang tuanya. 
Bapak orang yang paling aku cintai dalam hidupku, terpaksa menikahkanku karena tidak ingin malu dengan tetangga di desa. Sedangkan egoku terlampau tinggi untuk menghentikan semuanya. Semuanya sudah terlanjur. “Maafkan aku Pak...”
0 notes
ceritakatha · 4 years
Text
What I learn from Corporate Slave
Well human life such as born, take education, and getting a cool job with good salary and getting marriage and having kids then rewrite the same things. In my early 30′s like now. I work jump from one company to another company. Maybe 5-6 company, maybe some HRD don’t like me due to my working history. They will think, i am not loyal to their company. But for me everyone will be loyal to money, and sustain in environment where suitable with their core value of life. Money is important in our work, but sometimes it doesn’t guarantee our happiness.
When i dive on into myself, i never happy to become corporate slave. Why? because sometimes you have to put your principal and integrity so down, out of your logical under name of profitable of business. I am so tired that almost ever year, jumping from one job to another job just for living paycheck to paycheck and living under my family ego. How come you have an asset that is not used in your daily life, and let them become liability instead of profit. How come you life in other’s dream life just to finish tons of problem that you don’t make it all. How come you life and going to work just to finish all bills and debt for something you never use. So poor right?. That is not kind of life that i wanna live forever until i have better choose.
Many curriculum vitae had been sent to thousand company, not only in my home country but also overseas. At least when i tired becoming 9-5 worker i am looking for some company that align with my basic core value GENDER EQUALITY, FAIRNESS AND WOMEN EMPOWERMENT. As far my experience only multinational company that head quarter in Europe which has those values. Oke let me share what i have learned during my seven year career as professional worker:
1. People can be changed, never follow your boss or ex-boss move to other company when you feel nobody back up you in the office. Higher position and higher salary sometimes make people forget who they are. Just stay in company or environment where you think same with your value.
2. Don’t interest in high salary and position only, make sure you will be sustain there, and you find the right coach as your direct user and direct report.
3. Be kind and having more self control. Sometimes office politic in office are so bad and many of them will talk behind your back. Be professional and stay humble. Remember let your feeling stay at home, getting new sincere friends in corporate is just bonus
4. Find a place or company that same with your soul calling, then you work not only to fill your pocket and stomach but also fulfilling your desire to become idealist
Well maybe that’s my opinion, this article is not trying to againts anyone and or anywhere. Nobody keen to work forever under others direction, but at least unitl you get better chances and have to pay your bills. Be realistic what your choice in front of your eyes. Hope the rest in our life, we can live meaningfully based on our soul called.
0 notes
ceritakatha · 4 years
Text
BIJAK BERTUMBUH DALAM HENING
Bulan ini Ada Yang berbeda. Aku genap memasuki usia 30 tahun. Usia dimana menurut orang-orang sudah cukup dewasa dan matang. Namun bagiku usia 30 Belum apa-apa. Rasanya aku Masih ingin merengkuh mimpi kala muda. Menjejakan Kaki kesana kemari, keberbagai belahan dunia. Merasakan banyak pengalamn, dan meraih segala mimpi yang belum dicapai. Pendidikan doktoral misalnya. Akan tetapi segala mimpi seolah buyar, seolah mendekati titik akhir. 30 tahun hidup ini Aku merasa tidak menyesal, segala prestise dunia sudah kugenggam. Minimal bekerja dan berpenghasilan sendiri, keluarga Yang baik, Dan pendidikan strata dua Yang lebih Dari cukup untuk seorang wanita ditengah budaya patriarki. Namun aku merasa Belum settle merasa belum cukup, belum mampu sepenuhnya meringankan Beban Ibuku. Membahagaikannya dengan caraku yang menurutku cukup pantas. Iya aku Masih harus berbenah, Dan mengejar ketertinggalan.
Aku semakin mengerti untuk bertumbuh Kita tidak cukup gegap gempita. Tidak perlu perhatian dan notifikasi seluruh semesta. Tidak perlu dengan selebrasi mewah dan membuang2 apa yang tidak perlu dikala musim musibah melanda dimana2. Aku hanya mengambil jarak Dan jeda. Berpikir dalam hening. Menenangkan batin akan perasaan berapi-api untuk membuktikan. Meredakan emosi yang membuncah. Dan mengajak diri ini lebih banyak berkontemplasi, Dan berbicara. Apa Yang sebenernya diri ini mau. Seperti apa kehidupan Yang ingin direngkuh. Dan siapa yang benar-benar tulus.
Jeda dan hening memberikanku banyak pertanda. Siapa saja yang dapat Aku percaya Dan Aku pertahankan Dan Aku Bela sampai titik darah penghabisan. Hal-hal apa saja yang menjadi penting. Aku memilih jalan dengan menarik diri, pergi tanpa pamit Dan tanpa pertanda apapun. Untuk mampu mengobservasi lebih jauh hal mana Yang berharga Dan penting.
Akhirnya diri ini sampai pada kesimpulan. Kita tidak benar2 dibutuhkan Banyak pihak tanpa jabatan Yang mumpuni. Kita hanyalah cecurut Yang dianggap kecil apabila tidak menampilkan diri. Dan keluarga adalah lingkar utama, Dalam hal apapun. Aku yang kadang lebih asyik membela teman2 beberapa tahun belakangan, tanpa peduli lebih jauh dengan siapa Yang benar-benar peduli padaku. Perasaan bersalah itu kian terasa waktu Demi waktu. Dan Aku berjanji untuk memanfaatkan waktu lebih banyak dan memperhatikan keluargaku. Semoga Masih Ada waktu untuk menebus segala kesalahanku.
Hening mengajarkanku untuk lebih memahami arti dari sekedar impresi. Memang yang banyak cakap dan suka perhatian Akan Naik lebih cepat. Tapi kadang tidak dengan Cara Yang baik bukan?. Semesta itu Luas. Gusti Allah mboten Sare. Tuhan itu tahu kok kapan waktunya. Aku memilih untuk diam Dan tidak berperang Dan bertikai dengan sesuatu Yang bodoh. Karena diam Dan beranjak kadang lebih elegan dan santun. Bukan diri tak mampu membalas, hanya saja menjadi bijak Dan dewasa persoalan lain. HAL ini mengingatkanku Akan sebuah hadist diagamaku. Tetaplah berlalu sopan dan baik kepada sesuatu Yang mendzalamimu. Meski hati terbakar panas. Sabarlah Karena pertolongan Tuhan tepat pada waktunya. Jika sabar habis maka manusia mati bukan?. Aku memilih tenang dan diam. Sekali lagi bukan Aku kalah Dan mengalah namun hanya mencoba pandai menempatkan diri. Untuk tidak membuat badai makin kencang atau api makin berkobar. Aku memilih menjadi bijak dan tumbuh dengan santun.
Hening dan jeda mengajarkan Kita mengetahui makna.
0 notes
ceritakatha · 4 years
Text
Kadang Aku merasa Tuhan tidak cukup Adil. Akan segala hal Yang nyata terjadi selama ini. Ingin berteriak dan memaki. Tetapi raga ini sudah terlampau lelah. Ingin menangis dan terisak tetapi sudah tiada mampu berkata-kata. Hanya ingin merasakan bertepi atas segala Lara. Karena batin ini tiada sanggup menahan semuanya lagi....
0 notes
ceritakatha · 4 years
Photo
Tumblr media
Semakin tersadarkan, kapan terakhir pergi kita mimpi begitu tinggi?. Kadang semakin menjadi dewasa kita lupa untuk bermimpi dan berharap. Semakin Banyak takut dan berpikir Banyak hal. Sama seperti mencoba hal baru Yang kita tidak pahami. Coba saja dulu, kita tidak Akan pernah tahu kalau tidak memulai. Mala jangan takut bermimpi dan mengambil resiko. Kata mereka mimpi itu Bukan mimpi jika tidak dianggap gila Dan tak mungkin. Maka buktikan saja, bekerjalah dalam diam dan tunjukan hasil. Orang-orang tidak Akan peduli bagaimana pedihmu. Maka tunjukkan yang terbaik. Beriatirahatlah dengan tenang dan selamat bermimpi. https://www.instagram.com/p/B8JmDpiAGN_/?igshid=agh0dsiew8fv
0 notes
ceritakatha · 4 years
Text
Ada hal yang harus dilepaskan, sebelum diikat. Ada hal yang harus dilupakan, sebelum diingat. Ada hal yang harus direlakan, sebelum dipendam. Karena itu adalah delusi
0 notes
ceritakatha · 4 years
Text
Kadang kita mengingkari nyata, membohongi diri sendiri atas segala realita. Kadang kita tidak mencintai diri sendiri. Membiarkan ilusi Dan imaji berseliweran. Apakah kita gila? Apakah kita tidak waras? Tidak Kita hanya kurang mengikhlaskan. Semoga kelak Kita Kan sadar bahwa semua kadang harua dilepaskan Dan direlakan.
0 notes
ceritakatha · 4 years
Photo
Tumblr media
Several times, i got anxiety due to high ambition and high target in my life such as growing old, too well educate or unable to find someone who can fulfilling me in every aspect such as financially, mentally, spiritually and educationally. Our society always said, don't take education too high. The man will be afraid to get in touch and getting closer with you. Until there is one moment, I down grade my level and lower my dream. To take a step more slow down. To find balance in my partner. But in the end, you just become other people not the original who you are. You are being fake. . . Everyone in life have their anxiety, in different level. Such as don't have enough money to grow their kiddos, unable to become a good parents, marriage lately, or other problems. More learning about self healing and mindfulness. I am more dealing with my condition such as called self acceptance. It is okay not to be perfect, it is okay your life not same as with others. Because each chapter of human are different. And the most important thing, be truly who you are. Aim higher, dream bigger, and never lower your target. Because the best people will run and step and maximize their capabilities. Don't worry for the destiny which is stated for you. Just take every single step in good way, with right direction and focus. Knowing what you wanna do and try everything you wanna try. . . It is okay with having good education, making much money, traveling everywhere, and eat whatever you wanna eat. Just be happy with your choices, each human is unique. So does the DNA, we have different type of genetics. Just make sure once you take decision, you will never look back and revert what have been done. And be gentle to be responsible for your choices. Happy growing people ! . . #ceritakatha #selfhealing #mindfullness #psychology #mindtalk https://www.instagram.com/p/B7taqtkgdkp/?igshid=1pklymq490y0c
0 notes
ceritakatha · 4 years
Photo
Tumblr media
Aku belajar menikmati kehidupan. Menikmati semilir angin yang datang perlahan. Menikmati pula segala kenangan baik yang terjadi. Mengingat apa-apa kesalahan yang aku lakukan. Tidak semua karma buruk kita harus menyalahkan sekitar. Adakalanya kita yang bertoleransi dengan membukakan pintu, orang-orang melanggar batas yang seharusnya. Jika nasib buruk menimpa, mungkin yang harus benar-benar disalahkan adalah diri sendiri. Kenapa tidak cukup tegas dan pandai memagari apa yang seharusnya tidak bisa ditoleransi. . . Aku kembali belajar menata diri, bahwa ketika kamu ingin baik. Lingkungan pun harus membuat kamu menjadi orang baik. Terjatuh, terjerembab, dan memilih sesuatu yang salah adalah bagian Dari hidup. Tapi bukan secara sadar untuk terus-terusan salah. Dan menyakiti diri sendiri, pada ketidakpastian yang ada. Bergegaslah sayang, Karena waktu tidak akan pernah menunggu kamu siap menjadi baik. Berbenahlah, jadilah yang terbaik Dari apa yang kamu bisa lakukan. Karena momentum dan keberuntungan tidak mengenal waktu. Ia bisa datang kapan saja. Bersiaplah..... https://www.instagram.com/p/B7rpBhTgODl/?igshid=1befx73qywiqi
0 notes
ceritakatha · 4 years
Text
Jangan Bergantung
Tumblr media
Sekali lagi saya belajar untuk tidak bergantung kepada manusia manapun. Hanya bergantung kepada Tuhan. Ada kalanya secara mati-matian kita membela sahabat, keluarga, teman kerja ataupun kolega. Tetapi hasilnya selalu menyakitkan. Mereka tidak dapat diandalkan ketika kita tak mampu, atau tidak berada ditempat. Sesederhana pekerjaan kantor yang sangat mudah, hanya perlu inisiatif dan pertolongan saja. Betapa ketulusan kian hari kian memudar. Kearifan dan rasa humanisme rasanya kian menghilang dari setiap jiwa anak manusia.
Aku belajar menjadi semakin tidak perduli apa kata orang lain. Aku semakin tidak perlu rasanya untuk menceritakan apa-apa yang aku rasakan dalam-dalam. Karena semakin hari semua orang hanya sekedar tahu dan berbasa-basi busuk. Tidak ada ketulusan didalamnya. Tidak ada sebenar-benarnya empati. Kita hanya diperlukan saat terbaik atau secara capital dan resources saja. Tidak ada benar-benar ketulusan atas rasa penghargaan dan terima kasih.
Jangan bergantung pada manusia. Bergantunglah hanya pada Tuhan, karena ia tidak pernah mengecewakan. Karena Tuhan tidak pernah berkhianat. Sekenanya saja, biasa saja, ketahuilah batasmu. Dan berbahagialah dengan dirimu sendiri. Karena bahagia adalah tanggung - jawab masing2 manusia. Jangan bergantung pada apapun secara berlebihan,
0 notes
ceritakatha · 4 years
Photo
Tumblr media
The older I grow up. More I learn, that we have to be independent financially. Because it is affecting many factors in our life. The way we live in and inner cycle we choose to be there. The more stable life you have, the more confidence the live you do. Without being begging and ask help from others. Yes human is social people that need other to growing together. But at the end, more hardly to find some people who has same vision and mission with your brain. I met lots of people and many kinds of their faces. According my opinion, we just need few people to share something. Share our happiness, sadness, and laughing each other. We needn't so any people to validate our existence, our power. Just enough and few close friend or few member of family. That will be proud of you do. Few is better than many to help you when you need their existence in your life. Few is okay as long as having good relation and deep emotional condition. Let's counting how many people care about you, when you are in the lowest point. I bet you just find 1 or 2 from your circle. So the religion proverb is right. Choose environment that make you good, delete the negative one. Make sure your environment urges you to be the best version of you. Making you crazy things and extra miles. Because when people life is only once, do your best now. Invest in the right people to love, spend time together with, and with someone who wants grow be better everyday. We are competing with ourself in yesterday. We don't need bunch of money and many of friends, whom taking advantage when we are in good condition only. So do I, I am really picky to invest my time use with. Because too many will drain your energy. Be busy of yourself to catch your dream, be busy to repair yourself, be busy to prove your ambition. You don't need any people to realize your existence. Be selfish for kind and good things. Stay moving and shine on. https://www.instagram.com/p/B7f-t7JgszI/?igshid=17iwf9e4df39q
0 notes
ceritakatha · 4 years
Text
Aku semakin hari semakin belajar. Bahwa apa-apa Yang Kita anggap penting. Sebenarnya tidak benar-benar penting Dan berharga. Kadang semua hanyalah ilusi. Karier Yang diperjuangkan setengah mati, teman Yang dibela sedemikian Rupa, dan keluarga yang dipertahankan sedemikiannya. Aku semakin belajar melepaskan hal-hal yang membelenggu diriku. Karena Aku tahu pada akhirnya Kita berjalan sendiri, dengan harap penuh pada Tuhan. Hanya kita sendiri. Semua orang tidak Akan benar-benar peduli. Baik kita saat bahagia ataupun Duka Lara. Semua berada didekat Kita hanya acapkali meminta madu atau manfaat atas apa-apa Yang melekat pada diri Kita. Selebihnya tidak Ada. Tidak Akan Ada kepedulian ataupun empati. Aku belajar untuk melepaskan segala ketergantungan kepada makhluk Dan hanya pada Allah lah Aku meminta.
0 notes
ceritakatha · 4 years
Text
Ada yang dihargai hanya Karena privileged jabatan pekerjaan. Semua orang mengeluelukan Dan mendekatkan diri. Menawarkan semua bala bantuan Kala kesusahan. Hanya Karena keuntungan pribadi semata. Tetapi ketika privileged itu hilang. Musnah Pula semua kebaikan laksana gula itu. Tetapi Ada yang benar-benar baik tanpa jabatan atau titelnya, dimana dia bisa menghargai manusia seutuhnya. Dikala pergi ia dicari dan ditangisi. Semua karena kebaikannya tanpa pamrih. Mari menjadi orang baik didalam radar tersembunyi. Tidaklah harus semua mengetahui. Lepaskanlah segala titel Dan predikat. Karena pada saat semua terhempas, Kita Akan kembali pada keluarga Kita bukan koneksi Kita.
1 note · View note
ceritakatha · 4 years
Text
Untukmu yang berpacu dengan waktu. Untukmu yang takut Akan masa Tua. Maka jalanilah harimu dengan baik, tanpa membuang waktu. Tanpa bermain-main, karena waktu luang adalah ujian. Pastikan ketika kematian datang. Engkau bahagia dengan segala Amal perbuatan.
1 note · View note
ceritakatha · 4 years
Text
Bagaimana seharusnya mencintai secara utuh?. Apakah dengan bertoleransi berlebih ? Atau secara terbuka menanyakan kejelasan?. Kadang semua orang pernah bodoh untuk seseorang. Entah diperdaya atau memang sadar, setiap manusia pernah memperjuangkan hal Yang nampaknya tiada mungkin. Yang dikejar hilang, Yang tak ditunggu datang. Kehidupan itu sungguhlah lucu
0 notes