Tumgik
diahfatimatuzzahra · 3 years
Photo
Tumblr media
Sudahkah sepenuhnya sadar, bahwa setiap hal yang kita rasakan, mengandung pelajaran berkesan? Tak terkecuali, perasaan paling tidak mengenakkan sekalipun. Yang kesemuanya, patut untuk kita syukuri, sebagai nikmat dalam mendewasakan diri. #جمعة_مباركة #curhatanpsikologi #psikologi #psychology #psychologystudent #sharingiscaring #quotes #katarsis #dailyquotes #motivasi #inspirasi #cinta #kehidupan #curhat #katarsis #refleksidiri #refleksi #healing https://www.instagram.com/p/CIEtqm1gYoX/?igshid=1b17jd6dksnr6
5 notes · View notes
diahfatimatuzzahra · 3 years
Text
Kepada Tuan yang Kucintai
Tuan, sudikah kiranya kau membantuku merayu Tuhan? Aku ingin penuh pengabdian. Tapi, imanku tak kuat sendirian.
Sudikah kiranya kau pintakan pada Tuhan teman berjuang? Yang ingatkanku siang malam, dengan penuh kesabaran. Sebab, terlalu sulit bagiku menjadi teladan.
Tuan, hampir saja kutemukan yang kupikir terbaik menurut Tuhan. Seseorang yang barangkali engkau banggakan, karena pengabdiannya pada sekitar. Tapi ternyata, kenyataan tak seindah harapan.
Lantas, bagaimana meyakinkan hati ada pengganti yang lebih mumpuni? Sementara, rendah diri selalu membayangi diri, yang masih saja cinta duniawi.
Tuan, aku ingin mencintamu, lagi dan lagi. Dan tiap langkahku kauiringi.
Aku ingin pandai berbakti.
.
Jeparadise, 19/11/20 | DFZ
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Nahkoda
Saya selalu bilang pada Tuhan, jika memang saya tidak berhak mendapatkan seperti yang saya cita-citakan, setidaknya beri saya seseorang yang juga sedang mengupayakan hal-hal yang tengah saya upayakan. Karena memperjuangkan setiap impian tanpa dukungan itu, perjuangan yang sungguh melelahkan. Pun, begitu berdosa rasanya jika pada akhirnya menjadi orang tua yang gagal karena salah memilih pasangan. Setiap orang memang tercipta dengan begitu banyak kekurangan. Tapi percayalah, bahwa nantinya, kekurangan itu pasti ada yang menggenapkan. Dan sebagaimana 'al amru bainal amroin', takdir baik/buruk itu kita sendiri yang mengupayakan.
Jadi, biarlah diri sendiri dan naluri yang memegang kendali, kapan langkah kaki akan berhenti, menemui muara yang paling dikehendaki.
Meski begitu, saya juga selalu bilang pada Tuhan, agar diberikan hati yang penuh kelapangan jika yang Ia kehendaki, berbanding terbalik dengan idealisme yang saya pertahankan mati-matian. Termasuk, memohon kelapangan, jika Suatu Saat harus kembali berjuang sendirian, jikalau Sang Nahkoda yang telah kita temukan dan telah menemani sebagian perjalanan, harus terlebih dahulu dijemput Tuhan.
Barangkali, tidak ada yang bisa dilakukan sekarang, kecuali terus Berupaya menjadi Selayaknya Perempuan. Dan berjalan menuju cita-cita yang menjadi semoga harian.
"💌 Nak, suatu saat, kamu harus jadi seseorang! Yang turut berdiri di garda terdepan, bersanding dengan para pembela kebenaran. Setia di belakang Tuan, yang tengah dinanti-nantikan.
Nak, cukup Ibu yang tumbuh dalam kepayahan. Kamu Jangan!"
.
Jeparadise, 4/6/20 | Aku, di tengah bisingnya orang-orang
1 note · View note
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Deep!!!!
Untukmu, entah siapa. Mari belajar menjadi sebaik-baik manusia untuk mempersiapkan diri menjadi role model terbaik bagi anak-anak kita.
Belajar sendiri-sendiri dulu saja. Esok, pasti bersama. Mari saling mendoa! Dan berupaya. ❤
Bertumbuh Bersama
“Karena barangkali, tantangannya kelak bukan lagi menumbuhkan mimpi sendiri, namun menumbuhkan mimpi bersama, dan sudah pasti memastikan bahwa orang-orang terdekatmu kelak sama-sama bertumbuh” - Mushonnifun Faiz S
Beberapa minggu yang lalu mendapat kabar bahwa seorang ayah dari teman selama di asrama dulu, sekaligus teman semasa kuliah di Eropa meninggal dunia. Sosok ayah yang bagi saya mampu dijadikan role model untuk membangun sebuah keluarga. Bagaimana tidak, ke-10 anaknya menjadi penghafal Al-Quran, walau beliau dan istrinya sendiri tidak menghafal keseluruhan Al-Quran. Padahal beliau dan istri sama-sama sibuk di ranah legislatif pemerintahan, juga segala aktivitas layaknya para aktivis dakwah. Namun di tengah kesibukan tersebut, beliau mampu menghasilkan generasi pecinta Al-Quran. Betapa haru saya membayangkan, mungkin beliau sekarang sedang tersenyum sembari bersiap menerima sepuluh mahkota dari anak-anaknya kelak di yaumul hisab. Bukan satu, bayangkan Sepuluh!
Pun juga banyak role model keluarga lainnya yang ada di Indonesia, juga dunia yang seperti ini. Dari yang sukses di aspek dunia. Ada yang sekeluarga menjadi dokter, memiliki bisnis bersama, mendirikan pesantren, dan lain sebagainya. Namun tak sedikit pula keluarga yang kesuksesannya bisa timpang satu sama lain. Ada yang benar-benar sukses, namun ada pula yang justru jauh dari kata sukses, bahkan masih bergantung ke orang tua dan kakak-kakaknya. 
Fenomena ini selalu membuat saya kembali bermuhasabah dan merenung bahwa kelak ketika kita sudah berkeluarga, bukanlagi membicarakan tentang kesuksesan individu. Apalah arti dari sebuah sukses, jika ternyata anak dan cucu masih terlunta-lunta. Apalah arti dari sebuah kepandaian, jika ternyata anak sendiri ternyata tidak lulus sekolah. Apalah arti dari sebuah bisnis yang besar, jika ternyata kelak anak-anaknya tidak ada yang mampu meneruskan, dan justru anak-anaknya menjadi bergantung akan kehadiran sosok ayah dan ibunya saat semisal diberi kepercayaan memegang bisnisnya. 
Apakah mudah? Tentu saja barangkali tidak, namun semua sudah tentu bisa diperjuangkan. Dari awal kelak ketika berumah tangga, tantangannya sudah tentu dari iktikad kuat dari diri sendiri, dalam hal ini terutama seorang kepala keluarga, bagaimana ia harus memiliki visi yang kuat untuk mewujudkan keluarga yang diinginkanya. Juga bagaimana ia mampu meyakinkan pasangannya untuk menapaki visi yang telah di buat bersama, dan yang paling penting adalah istiqomah. Yang terakhir ini barangkali tidak mudah. 
Pun demikian kelak jika sudah memiliki anak. Dalam buku Bukan Sekedar Ayah Biasa, tulisan Ustadz Misbahul Huda, yang pernah saya baca beberapa tahun silam, bahwa banyak orang tua yang memaksakan kehendaknya kepada anak. Misal, anak dipaksa masuk ke fakultas kedokteran, padahal ia sangat passion di bidang kesenian. Seolah orang tua lupa bahwa setiap anak dilahirkan dengan potensi kecerdasan masing-masing. 
Maka bertumbuh bersama, barangkali perlu dimaknai lagi jauh lebih luas. Bahwa jalan menuju surga tidak hanya satu, namun Allah hamparkan begitu banyak, pun demikian jalan untuk bertumbuh bersama-sama tidak semata-mata sekeluarga harus menjadi ini itu. Namun tetap, bahwasanya dari keluarga di atas kita bisa belajar bahwa Al-Quran tetap menjadi landasan utama dalam menapak perjuangan.
Dan barangkali, surga, adalah tujuan tertinggi dari bertumbuh bersama. Seperti perkataan Ustadz Salim A. Fillah yang fenomenal, bahwa Bersamamu, aku tidak mau lagi jatuh cinta. Namun membangun cinta, tinggi hingga menggapai surgaNya.  Kalau dipikir-pikir memang benar apa adanya. 
Sebab surgaNya terlalu luas, jika hanya ditempati sendirian. Dan menempatinya bersama keluarga besarmu kelak, barangkali adalah puncak dari bertumbuh bersama. 
Malang, 24 Ramadhan 1441 H 14.25
491 notes · View notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Dalam perjalanan mencintai dan dicintai, aku sampai pada kesimpulan,
ternyata ada yang jauh lebih menenangkan dari Memiliki dan Dimiliki (tanpa ikatan sakral).
"Mengagumi pribadi yang bisa memotivasimu menjadi lebih dekat kepada Tuhan."
Sebab tak ada rasa gundah karena kerinduan, tak ada rasa gundah karena takut dicemburui Tuhan, tak perlu lelah menunggu kapan kepastian datang. Pun tak perlu takut kehilangan karena sedari awal, Tuhan adalah pusat tumpuan.
Barangkali, jatuh cinta yang seperti itu memang lebih menenangkan. Mengagumi atau mencintai tanpa berlebihan, tanpa perasaan mendalam.
Sampai Tuhan bilang, "Terima kasih sudah menjaga diri. Kini tiba giliranmu untuk Kurestui."
Tuhan maaf, aku terlambat sadar.
Jeparadise, 23/4/20 | dfz
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Dalam hidup ini, aku ingin mencintai dan dicintai oleh ia yang mampu membuatku menjadi lebih baik dari hari ke hari. Yang membantuku mempersiapkan perjalanan setelah mati, tapi jua tak melupakan kewajiban duniawi.
Jika dengan bersikukuh mencintaimu dapat menjadikanku bersemangat memperbaiki kualitas diri, biarkan perasaan ini bersemayam dalam hati. Tapi, jika memang harus berhenti dan berpindah hati, tolong beri ganti. Yang satu visi, dan dapat diterima hati.
14/4/20
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Dulu kupikir dan banyak orang berpikir, mendalami seseorang itu hanya membuat-buang waktu saja. Tapi nyatanya, asumsi itu tak sepenuhnya benar. Ada kalanya kita mendalami seseorang, dan tanpa sadar mendapatkan banyak pelajaran yg sejatinya kita butuhkan. Agaknya, setelah berterima kasih kepadamu, aku juga patut untuk berterima kasih kepadanya. Aku tahu, cemburu itu memang menyesakkan. Tapi, hati dan pikiran sudah menyulapnya menjadi peluang untuk mempelajari banyak hal. ~~Aku tak tahu, dan kamu pun tak tahu. Apa yang akan terjadi esok. Tapi, jika benar dia cermin terbaikmu, tolong sampaikan kepadanya bahwa diam-diam aku belajar banyak darinya. Sama seperti aku yang belajar banyak darimu. Menjadi selayaknya manusia yang berguna. Bahwa apa-apa yang menjadi keinginan, memang sudah selayaknya diperjuangkan dengan Kesungguhan. Bahwa apa-apa yg menjadi kewajiban, sudah semestinya ditunaikan sampai titik darah penghabisan. Bahwa, apa-apa yg tidak sesuai harapan, sudah semestinya dipasrahkan dengan penuh tawakkal. 🌹
Hey! Aku mencintaimu! Biarlah ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, biarlah itu urusanmu. :')
14/4/20 | dfz
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Seseorang telah meracuni pikiranku. Menghidupkan kembali bara idealisku.
Aku menjadi ingin sekali mengejar mimpiku. Tapi di satu sisi, merasa belum siap jika suatu saat patah hati karena harus sepenuhnya merelakanmu pada saat tengah berjuang menuntut ilmu.
Aku, benar-benar butuh Support System sepertimu. Dan baru benar-benar tersadar setelah kehilanganmu.
Ya, seseorang itu adalah kamu.
.
~Bagaimana bisa berjuang mengejar cita-cita jika yang tercinta hidup mesra bersama kekasihnya? Sebetulnya bisa saja, meski beruraian air mata~
Agaknya, setiap orang butuh cinta sebagai support system dalam mengejar cita-cita.
Saya tidak tahu. Apakah bisa(?)
Ohya. Lupa. Aku pernah susah payah melewati hal serupa. Meski pahit terasa. Tapi, bisa!
1 note · View note
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Cemburu itu, benar-benar menguras hati, ya!
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Sudah lama aku tak berani curhat dengan Ibu. Sejak saat kau membuatnya kecewa, dan aku tak ingin menambah bebannya dengan mencurahkan segala rasa.
~~Aku butuh teman bicara. Entah siapa.
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Setelah letih mencari, menimbang, dan mencoba mengerti yang masyarakat butuhkan dan kurang menjadi perhatian, akhirnya kumenemukanmu: Educational Psychology.💡
Semoga Allah mudahkan. 🤲
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Malam tadi aku teringat sesuatu. Lalu langsung saja jemariku mengetik lincah ke salah satu website yang kutuju. Sebelum melihatnya, aku berdoa, untuk kebahagiaanmu tentunya.
Lalu, tak kusangka, air di sudut mataku spontan menetes sejadi-jadinya. Seolah turut merasakan kepedihanmu. Seolah tahu betul beban yang ada di pundakmu. Seolah mengerti betapa beratnya kecemasan akan masa depan yang selama ini diam-diam kau rasakan. Seolah turut merasakan kegelisahan jika tak bisa menjadi yang mereka harapkan.
Dan yang paling menyedihkan buatku, di saat seperti ini, aku tak punya daya untuk secara langsung menguatkanmu. Sekadar berucap, "Tetap semangat! Jangan menyerah!" begitu saja aku tak mampu. Dan entah, aku bahkan tak menyangka dengan respons alamiah yang kurasa. Padahal, barangkali kau baik-baik saja, dan aku yang terlalu berlebihan. Entahlah.
Rasa-rasanya aku ingin hadir di sisimu, untuk sekadar menguatkanmu dari dekat. Untuk sekadar memastikan kau baik-baik saja dan tak patah semangat. Meski, barangkali kehadiranku sudah tak lagi berdampak apa-apa. Meski, sepertinya sudah kau temukan penggantinya (yang lebih segala-galanya). Tapi, jika berkesempatan, aku masih ingin melakukannya. Menguatkanmu, dari jarak dekat. Memastikan jiwa dan ragamu selalu sehat. Dan di sinilah aku tersadar. Ya, air mata itu menyadarkanku, ternyata..... rasa sayangku belum sepenuhnya mati. Masih tersimpan cinta di relung hati. Untukmu. Ya, untukmu yang sejujurnya masih sering kurindui.
💐
Hai! Bolehkah kubilang sesuatu?
"Stay strong! I'll always pray for Ur best!" 💌 *bighug*
💐
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Kepada Tuhan, tempatku bertumpu. Mampukan aku Berdamai dengan Quarter Life Crisis-ku.
Kepada Tuhan, tempatku mengadu. Mampukan aku menggapai setiap mimpiku.
Kepada Tuhan, aku berserah pada-Mu.
Hidupkan kembali setiap hati, yang terbunuh oleh harapannya sendiri.
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Hoax dan Kecemasan
Bukan cuma kamu dan saya, saya sangat percaya kita semua sedang terbebani dan cemas dengan pandemik covid-19 ini. Hanya saja, tingkat kecemasannya berbeda. Ada yang cemas dikit, ada yang cemassssss sekali. Ada banyak faktor tentunya.
Kita nggak bisa memaksa orang untuk menghilangkan cemasnya, atau menilai cemasnya terlalu berlebihan. Pun nggak bisa memaksa orang untuk merasakan cemas sepanjang hari biar nggak keluar rumah sama sekali.
Cukup mengerti, bahwa setiap perasaan atau respons yang dirasakan/dilakukan setiap orang itu ada faktor yang melatarbelakangi. Cukup mengerti bahwa setiap orang butuh keluh-kesahnya diterima dan dipahami.
Di saat seperti ini, banyak gelisah yg butuh didengar. Mari menjadi pendengar, agar setiap cemas tersalurkan dengan benar. Jangan sampai dipendam sendirian karena tak ada yang mau mendengar dan malah berimbas pada kesehatan badan.
Di saat seperti ini, banyak pertanyaan yang butuh penjelasan. Misalnya, jika ada yang begitu terbebani karena adanya broadcast sana-sini, mari memberinya pengertian bahwa setiap berita yang disebarkan belum tentu benar, dan berilah informasi yang menenangkan.
Dan di saat seperti ini, mari bersama-sama belajar mengontrol perasaan (cemas/takut/peduli) kita dengan tidak gegabah menyebarkan setiap berita yang diterima tanpa memastikan kebenarannya.
Di saat seperti ini, mari menjadi agen Penenang Masyarakat dg menahan diri untuk tidak menyebarkan berita yg tidak bisa dipertanggungjawabkan dan bisa jadi membuat down sebagian orang.
Keadaan ini memang membuat kita lebih peduli. Dan menyebarkan berbagai berita adalah salah satu bentuk peduli. Tapi, mari cermati lagi, apakah berita yang akan kita sebar itu dari sumber terpercaya? Apakah berita yang akan kita sebar itu penting untuk disebarkan atau justru hanya akan membuat pembaca ketakutan?
#Cmiww
Jeparadise, 24/3/20 | ©DFZ
2 notes · View notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Tumblr media
اللهم صل على محمد و ال محمد 💓
0 notes
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
The more I pray for U, the more I hope U. The more I hope U, the more I hurt my self.
Yeah, I'm stuck in Denial. Never mind. Just enjoy it, and let it flow!
اللهم صل على محمد و ال محمد ❤
1 note · View note
diahfatimatuzzahra · 4 years
Text
Tumblr media
Aku seperti ingin menyerah saja. Tapi Tuhan bilang, "Kamu jangan menyerah!"
0 notes