Tumgik
fedhol · 8 months
Text
Begitu lucunya ya kita—manusia. Seringkali disibukkan dengan isi kepalanya sendiri, sibuk menggeledah kemungkinan-kemungkinan pada hal-hal yang sebenarnya belum pasti terjadi.
Pikiran kita terbang ke sana kemari, menggumamkan gumaman "kalau nanti" yang seakan-akan skenario itu pasti akan dialami. Padahal yang dipikirkan itu pun belum sama sekali terjadi. Aneh sekali.
Lalu kita kesal, marah, bingung, lelah hanya karena membayangkan hasil fantasi skenario pikiran yang kita buat-buat. Lucu. Mau sampai kapan sebenarnya kita, membiarkan pikiran kita disibukkan oleh kekhawatiran?
Mau sampai kapan sebenanya kita, membiarkan pikiran kita diramaikan oleh ketakutan?
Mau sampai kapan sebenarnya kita, membiarkan pikiran kita dijejali oleh rasa keputus asaan?
Dan mau sampai kapan sebenarnya kita, melupakan Allah yang dengan kemahaanNya mudah sekali memberikan ketenangan? Mengatur kepastian. Memberikan jawaban.
Sibuk sekali ya kita menyusahkan diri. Padahal tak pernah-pernah Allah suruh kita mengurusnya sendiri.
Berhentilah membuat banyak rekaan kejadian di kepala. Bukan sebuah tugas untuk kita meraba-raba kepastianNya. Karena sejatinya kita tak mungkin bisa mengatur kejadian di masa depan.
Maka, hiduplah di atas keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana. Sebaik-baik yang menetapkan ketetapan. Dan segala apa yang ditetapkanNya adalah hal yang terbaik untuk kita dapatkan.
518 notes · View notes
fedhol · 2 years
Text
Kalau kamu merasa hidupmu tidak bahagia, mungkin pemahamanmu tentang kebahagiaan itu salah.
Seperti pepatah; "seseorang menangis karena tidak memiliki sepatu, sampai ia melihat orang lain tidak memiliki kaki".
Kita terlalu sibuk fokus pada hal yang tidak kita miliki hingga kita lupa apa yang telah kita miliki.
Kalau kita bersyukur, pasti kita akan bahagia...
13 notes · View notes
fedhol · 4 years
Text
Bahkan jika orang lain lebih beruntung, tugas kita tetaplah bersyukur.
—taufikaulia
1K notes · View notes
fedhol · 4 years
Text
Obatnya ada di kamu
Aku telah berkeliling ke banyak penjuru negeri. Mencari orang-orang tersakti dari beberapa disiplin ilmu. Aku telah membaca petuah-petuah mujarab dari masa ke masa. Aku juga telah mencoba beberapa resep terbaik penyembuh luka.
Aku telah menghabiskan banyak waktu agar lukaku sembuh seketika. Aku rela mengeluarkan banyak harta agar ia tak semakin menganga. Jika pun bahagiaku bisa menyembuhkan luka, aku lebih rela untuk menukarkan keduanya.
Hingga akhirnya aku menemukan jawabnya. Bukan dari obat paling mujarab yang pernah ada. Bukan pula dari petuah-petuah sakti mandraguna. Aku menemukan dimana dan siapa orang yang selama ini ku cari, yang kuyakini mampu menjadi penyembuh luka ini. Ia amat dekat, namun seringkali justru dilupakan.
Kita seringkali lebih banyak menengok keluar daripada menengok ke dalam. Hatimu juga perlu ditengok.
Ternyata Obat itu ada dalam diri kita sendiri. Bukan pada tempat yang jauh didepan. Apalagi pada orang lain yang kita harapkan. Karna yang paling sering menyakiti diri ini adalah kita sendiri. Membuat ekspetasi yang tinggi, hingga sadar bahwa berharap pada manusia adalah fana. Maka apa obat yang paling ampuh untuk menyembuhkan luka, kita sendiri yang tau jawabnya. Barangkali hanya perlu mengembalikan hati pada kodratnya.
Karna setiap orang bertanggung jawab pada lukanya masing-masing. Jadi lukamu adalah tanggung jawabmu.
Maka jangan berharap pada orang lain sebagai obat penyembuh luka. Atau justru ia akan membuat semakin parah luka sebelumnya. Obatnya itu ada di kamu dan kamu sendirilah yang tau cara mengobati. Dirimu itu terlalu berharga untuk disakiti. Apalagi dibunuh kecewa yang di buat sendiri.
210 notes · View notes
fedhol · 4 years
Text
~Kita tidak pernah tahu apa yang sedang orang lain rasakan, begitu pun sebaliknya...~
Tiba-tiba saya teringat sebuah cerita yang pernah dibawakan oleh dosen saya di tengah-tengah jam perkuliahan. Ceritanya begini...
Ada seorang anak kecil yang terus-menerus tertawa riang gembira dan asik dengan mainannya. Tertawanya bisa dibilang sangat berisik dan mengganggu suasana ketenangan di ruang tersebut. Saat itu ia berada di bangku antrian tempat umum ditemani oleh pria dewasa yang hanya asik duduk tanpa melarangnya.
Tak tahan mendengar kebisingan anak tersebut, datanglah orang lain menegur si pria dewasa itu untuk membujuk si anak kecil agar tidak terlalu berisik karena mengganggu ketenangan di ruangan tersebut.
Kata pria dewasa itu, "Saya hanya pamannya, saya tidak bisa menghentikannya karena selama 3 hari yang lalu sejak kematian kedua orang tuanya lantaran kecelakaan, anak itu terus menangis dan belum pernah tertawa. Saya baru melihatnya tertawa hari ini. Jadi saya tidak bisa menghentikannya, jika Anda bersedia untuk menghentikannya,,,, silahkan!"
Setelah mendengar penjelasan Pria tadi, orang tersebut akhirnya bisa memaklumi dan memutuskan untuk tidak menghentikan si anak kecil itu.
Berdasarkan cerita tadi, kita bisa ambil pelajaran bahwa sebuah tindakan yang tidak seharusnya/wajar bisa dimaklumi ketika kita telah mengetahui latar belakang atau alasan dari tindakan tersebut.
Seperti contoh, saat si A bertemu dengan si B. Mereka asik mengobrol lalu si B bercerita tentang ke-uwuan dan rencana pesta pernikahannya dengan calon pasangannya. Tiba-tiba si A merasa marah/kesal gak mood dadakan karena waktu kemarin dia baru saja mengalami patah hati.
Begitu juga selanjutnya, saat si B melihat si A yang tiba-tiba kesal atau gak mood saat dia menceritakan kebahagiaannya, dia jadi sedih dan heran juga. Akhirnya mereka berdua jadi bermusuhan diem-dieman.
Yang satu mikirnya, "Orang lagi sedih, dia malah pamerin kesenangannya, gak ngertiin banget."
Yang satu lagi mikirnya, "Orang lagi seneng, dia malah tiba-tiba seolah gak mood,,, gak seneng apa liat temen seneng?"
Tindakan si A bisa dibilang tidak wajar, tetapi bisa dimaklumi jika kita mengetahui latar belakang tindakannya. Sebaliknya tindakan si B adalah wajar, tetapi menjadi salah karena bercerita kepada seseorang yang baru saja mengalami patah hati.
Konflik ini terjadi karena masing-masing orang tidak mengetahui apa yang sedang dialami/rasakan temannya. Jika saja si B tahu kalau si A baru saja patah hati, pasti dia juga tidak akan cerita-cerita tentang kesuksesan hubungannya dan lebih memilih untuk menghibur, mendengarkan cerita temannya dan mencoba mencari solusi.
Jika saja si A mampu mengalah, mengendalikan dan menutupi perasaannya, tentu dia juga akan mengucapkan selamat dan ikut bahagia mendengar cerita si B.
Kita tidak pernah tahu apa yang sedang orang lain rasakan, begitu pun sebaliknya.
Bertindak sesuatu yang wajar pun bisa salah, di mata orang yang sedang mengalami situasi tertentu.
Solusinya adalah,,,,
Mengalah lah dengan perasaan yang kita alami sendiri, karena kita bukan lagi anak kecil yang bisa dimaklumi seperti cerita di atas.
Bertindaklah sewajarnya, dan mencoba memikirkan perasaan orang lain saat melihat tindakan kita tersebut...
0 notes
fedhol · 4 years
Text
Jika kamu merasa lelah dalam berjuang, maka jangan berhenti...
Kamu hanya perlu beristirahat sejenak...
0 notes
fedhol · 4 years
Text
Jangan pernah meremehkan orang yang kamu anggap miskin.
Karena sedekahmu belum tentu lebih besar dari mereka.
Jika harta yang ia miliki 10rb dan ia menyedekahkannya 5rb, maka ia bersedekah senilai 50% dari harta yang ia miliki. Dan itu terasa sangat mudah baginya.
Mungkin kamu pernah bersedekah 100rb, dari sisa gaji yang kamu punya sebesar 1jt. Sedekahmu masih senilai 10% dari harta yang kamu punya. Dan terkadang sedikit berat untuk mengeluarkannya.
Syukuri berapa pun penghasilanmu hari ini. Dan jangan lupa untuk terus bersedekah...
4 notes · View notes
fedhol · 4 years
Text
Karakter seseorang bisa kita lihat dari tindakan dan luapan emosinya saat mengalami situasi tertentu. Mulai dari bagaimana sikap dia saat mengalami kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, tekanan dsbg.
Seseorang yang memiliki karakter sabar misalnya, ia tetap bisa tenang sekalipun menghadapi peliknya hidup atau saat berada dalam situasi yang mencekam. Ia bisa menahan rasa perih, sesak, kesal yang ia rasakan dan berhasil menahan kata-kata kasar yang mungkin akan terlontar melalui lisannya. Apalagi sampai mencela Tuhan karena tak tahan dengan beratnya ujian.
Mungkin kita bergumam, "orang itu emang udah dari sononya sabar." Namun perlu kita ketahui, sikap itu bisa dilatih. Karakter itu bisa dibentuk. Tindakan dan emosi itu saling berkaitan dan tindakan bisa memengaruhi emosi.
Kita bisa ambil contoh, cobalah berdiri tegap, membusungkan dada, dan wajah menghadap ke atas, lalu coba hadirkan emosi sedih atau mencoba menangis. Dijamin 100% tidak bisa. Atau kita coba duduk, menundukkan wajah, memeluk kedua lutut lalu mencoba tertawa. Pasti sulit.
Tindakan bisa memengaruhi emosi. Maka tak heran ketika emosi marah meluap, Nabi kita menyarankan untuk duduk jika posisi awalnya berdiri, dan berbaring jika posisi awalnya duduk. Jadi, karakter itu bisa dibentuk. Maka jangan pernah berhenti membentuk karakter positif dalam dirimu.
0 notes
fedhol · 4 years
Text
Jika kamu merasa hidupmu yang paling sempit
Sesekali berjalanlah ke rumah sakit
Melihat berbagai permasalahan hidup orang lain yang lebih pelik
Ada yang tetap berjuang hidup, walaupun makan saja harus menggunakan selang
Ada yang harus rutin cuci darah, setiap minggu sebanyak dua kali
Ada yang pasrah, memulangkan keluarganya karena terkendala masalah ekonomi
Selain mengorbankan harta dan waktu, mereka juga harus berperang melawan mentalitas diri sendiri dan keluarga
Dibalik seberapa sempit hidup yang kamu rasakan, pasti masih banyak nikmat yang bisa disyukuri
Bersyukurlah..., niscaya nikmatmu akan bertambah
4 notes · View notes
fedhol · 4 years
Text
Sekejap
Apa yang kamu rasakan, jika tanaman yang kamu rawat dari benih hingga tumbuh membesar kemudian mati saat baru waktunya berbuah?
Apa yang kamu rasakan, jika rumah yang kamu miliki dari hasil bekerja puluhan tahun tiba-tiba hancur terkena gempa atau bencana alam lainnya?
Apa yang kamu rasakan, jika usaha yang kamu rintis sejak lama telah tiba saatnya melesat jauh dari sebelum-sebelumnya?
Apa yang kamu rasakan, jika doa-doamu terkabul dari arah yang tidak disangka-sangka?
Semua ketentuan amat mudah bagi-Nya. Tak peduli seberapa lama kamu telah menjalani kehidupan yang sama, karena semua bisa berubah hanya dalam waktu sekejap. Maka tak perlu ada lagi kesedihan yang berlarut-larut, tak perlu ada lagi kebahagiaan yang membuat diri menjadi tinggi hati. Karena tak ada yang bisa menjamin, jika kesedihan dan kebahagiaanmu ternyata hanya sekejap.
Rawatlah tanaman yang kamu miliki dengan baik. Jika memang buah yang kamu nanti ditakdirkan menjadi milikmu. Ia akan tetap menjadi milikmu. Jika tidak, yakinlah bahwa kesedihanmu hanya berlangsung,,, sekejap...
1 note · View note
fedhol · 4 years
Text
Apa pun hal yang menimpamu, jangan pernah membenci dirimu sendiri.
Lupakan setiap kesedihan yang terus membayangi hati.
Karena ada banyak hal yang harus kamu lakukan.
Ada visi yang harus dirawat dengan konsistensi.
Hargai setiap hasil yang telah kamu capai.
Karena kamu hanya butuh apresiasi, dari dirimu sendiri ...
1 note · View note
fedhol · 4 years
Text
Jika kamu tidak mampu meyakinkan orang lain tentang dirimu, maka kamu harus yakin terhadap dirimu sendiri.
Jika mereka meragukan kapasitasmu, apa kamu harus mengubur semua mimpimu?
Jika mereka meragukan mimpimu, siapa lagi yang harus percaya selain dirimu sendiri? Tentang jejak langkah kecilmu, tentang jalan takdir yang engkau pilih.
Yakin dan konsistenlah dengan apa yang telah kamu mulai, hingga tiba saatnya kamu menjadi pemenang...
13 notes · View notes
fedhol · 4 years
Text
Tak semua yang kita dapatkan adalah sesuatu yang kita usahakan.
Bisa jadi benih buah yang kita tanam, tetapi malah rumput yang tumbuh.
Bisa jadi tumbuh pohon buah tertentu, padahal kita sama sekali tidak menanamnya.
Tak perlu begitu naif dengan merasa kecewa yang mendalam.
Karena apa pun hasil dari setiap yang kita usahakan, adalah yang terbaik buat kita...
2 notes · View notes
fedhol · 4 years
Text
Mengapa banyak istri yang bekerja tapi keuangan rumah tangga selalu terasa kurang ? Namun ada juga yang hanya suami yang bekerja tapi terasa cukup ?
Tulisan yang sempat saya baca entah dari tumblr atau dari instagram saya lupa. Yang jelas tulisan itu berhasil menyita perhatian saya. Membuat saya untuk berpikir. Menautkan kembali atas logika dan rasa saya sebagai seorang wanita.
Well, itulah keberkahan yang Allah janjikan. Bukan melarang wanita untuk bekerja ! Bukan !!! Sah-sah saja jika wanita memilih ranah dunia kerja sebagai salah satu medan juangnyam untuk meningkatkan kapasitas dirinya. Jelas nggak salah !!
Tapi menyoal tulisan yang saya tulis gede-gede itu menarik perhatian saya.
Mengapa saat istri bekerja dan suami bekerja tapi masih merasa kurang ? Padahal secara materi kalkulasi manusia itu berlebih kan ? Ah itulah analisis yang manusia buat. Hanya berpatok pada apa yang ia lihat. Berdasarkan apa yang ia terka sendiri. Tapu bukankah kalkulasi manusia itu berbeda dengan kalkulasi Allaah ?
BERKAH !!!
Ya, barangkali ketik si istri bekerja, ada hak-hak dalam keluarga yang terdholimi, ada hak suami yang tak langsung di abai begitu saja. Ada keridhoan suami yang barangkali hanya ½ ½. Ah iya banyak kemungkinan kan ? Lagi-lagi itu hanya terkaan saya.
Saya nggak mau menyalahkan wanita yang memilih bekerja di luar rumah untk membantu suaminya. Jelas tidak. Kita tak bisa menilai dengn penilaian subjektif akan kondisi masing-masing rumah tangga yang di jalani mereka kan ?
Maka, disini saya menasihati diri saya pribadi sebagai seorang wanita (yang masih single) jika nanti sudah berumah tangga untuk memperhatikan hal ini. Saya tidak tahu kedepannya. Akankah saya tetap bekerja atau berdiam diri di rumah as full mom and house wife for my husband. Saya nggak tau bagaimana kondisi rumah tangga saya di masa depan nanti. Tulisan ini sebagai pengingat saya ketika sudah berumah tangga nanti. Bahwa apapun pilihan saya. Baik bekerja di luar atau tidak. Jangan sampai abai dan mendhalimi keluarga, anak dan suami.
55 notes · View notes
fedhol · 4 years
Text
“Memilih lelaki itu tak cukup hanya dengan bacaan Qur'an nya bagus, hafalannya ajib. Namun ada yang jauh lebih penting dari itu, yaitu bagaimana manhajnya. Lihatlah diluar sana. Betapa banyak yang hafal ini itu namun aqidahnya salah, akhlaknya nol. Kenapa? Sebab yang berilmu belum tentu diamalkan. Carilah ia yang mau belajar, dengan manhaj yang lurus tentunya, asalkan dari situ menghasilkan buah yang kelak dipanen di Surga. Insya Allah..”
Novita Ummu Iyas
Bacaan Al-Qur'an itu bagus, hafalannya itu baik. Namun ada yang lebih penting dari itu semua yaitu bagaimana Manhajnya. Mencari yang demikian itu baik namun tetap utamakan manhaj dan akhlaknya. Jika sudah sejalan, Insya Allah, semuanya mudah.
Barangkali tulisan ini akan menjadi penting untuk nantinya..
Embun || 08.29
(via andromedanisa)
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata: “Betapa banyak para wanita sekarang ini yang menangis penuh penyesalan ketika mereka menikah dengan orang-orang yang kelihatannya bagus dalam menjalankan agamanya, ternyata mereka mendapati para suami mereka termasuk orang yang paling buruk dalam mempergauli istri-istri mereka.” (Liqa’ Baabi Maftuh, jilid 20 hlm. 225) 
yang mau belajar bersama, yang mau bersabar bersama, yang mau memberi udzur bersama, yang mau menjadi baik bersama, yang bersepakat dalam kebaikan bersama-sama. Libatkan Allaah selalu…
2K notes · View notes
fedhol · 5 years
Text
Harga diri laki-laki adalah bekerja. Sebanyak apa pun harta warisan yang dimiliki, sekaya apa pun keluarga yang ia miliki. Kehormatannya tetap jatuh pada aktivitasnya dalam proses menafkahi (profesi).
Harga diri laki-laki adalah bekerja. Tak peduli sebanyak apa pun karya tulisannya. Tak peduli sebagus apa pun konten youtubenya. Tak peduli sebagus apa pun cash flow bisnis onlinenya. Kamu tetap dipandang sebagai seorang yang tidak bekerja (penganggur).
"Harga diri laki-laki adalah bekerja", katanya. Yang sebenarnya makna "bekerja" disempitkan menjadi "pekerja".
Jika bukan sebagai pekerja, hatimu harus kuat,... mendengar celotehan orang-orang ber-mindset tempo dulu
0 notes
fedhol · 5 years
Text
Memangnya, seberapa menariknya buku?
Sampai2 ada ungkapan "bacalah 1000 buku, niscaya akan mengubah hidupmu."
Bagaimana kalau, "lihatlah 1000 ig story, ..." Apakah akan ada perubahan positif dlm hidupmu? Sejauh yg dialami saya pribadi,,, cenderung "negatif"
2 notes · View notes