Tumgik
humandiaryiv · 2 years
Text
Nanti kita cerita, tentang hari ini!
Tumblr media
Hari ini, mungkin kau masih tidak mengerti mengapa hatimu dibuat patah meski disisi lain— kau sudah yakin menjatuhkannya pada sosok akhir yang tepat.
Hari ini, mungkin kau masih tidak mengerti mengapa hatimu dibuat menanti begitu lama, untuk menemukan dan ditemukan oleh seseorang yang begitu berarti.
Hari ini, mungkin kau masih tidak mengerti mengapa rencanamu hancur berantakan—meski dilain sisi sudah kau usahakan agar terwujud tepat waktu sepenuh upaya dan doamu.
Hari ini, mungkin kau masih tidak mengerti mengapa Allah memberimu sesuatu yang rasanya—pundakmu tidak sanggup sama sekali menanggungnya karena terlalu berat dan menyesakkan.
Hari ini, ada banyak rentetan-rentetan pertanyaan yang hadir dalam benakmu, perihal kenapa takdirmu begini atau begitu? Namun keheningan—adalah satu-satunya jawaban yang ada, menyatu dengan riuh cemas dalam jiwa.
Bersabarlah menunggu—agar seluruh tanya bermuara jawab yang membuat lega.
Aku hanya bisa memintamu untuk terus menerus berdoa, agar hatimu senantiasa dijaga dan dituntun untuk berbaik sangka pada skenario takdir-Nya.
Saat segala sisi dunia kini tampak menghimpit lapangnya hatimu. Marilah menghitung nikmat yang mengalir deras dalam dirimu yang menjelma sebagai;
Aliran darah dan nafas yang menghidupkan, sepasang mata yang mampu sempurna melihat warna dunia, sepasang telinga yang mendengar suara tanpa hambatan, satu mulut yang jelas bertutur lisan, dua tangan yang erat untuk menggenggam dan dua kaki yang kokoh berdiri serta laju berlari.
Bisakah kau menghitung besarnya nikmat yang ada padamu?
Mari memungut syukur yang berserak dalam keterasingan hati yang sedang berlayar di samudra dunia yang terus menerus bergelombang dan beriak.
Percayalah, seluruh tanyamu pasti akan berujung jawab. Hanya saja perihal kapan, itu adalah ujian iman dan ketaatan. Mengaku beriman, memang ringan di lisan namun begitu berat di timbangan pertanggung jawaban. Maka berbaik sangkalah kepada Allah. Okay?
Hujan di balik jendela, 19 Maret 2022 21.09
261 notes · View notes
humandiaryiv · 2 years
Text
hujan dan rintiknya. semakin deras semakin terasa, betapa sepinya entah dari sini (menunjuk kepala) atau sini (menunjuk dada).
pikirku, aku akan mudah melewati semuanya, masa-masa hampa yang entah kapan ini berakhir. ‘waktu’ yang katanya akan menyembuhkan, tapi setelah kuingat lagi, aku tidak sedang sakit. juga tidak sedang patah. juga tidak sedang hancur. lalu aku kenapa? tanyaku di malam-malam yang sulit tidur.
hingga ketika kudapati diriku tidur dengan nyenyak, hingga tak terbangun meski sekitarku ramai, aku menginginkan hal itu berlangsung tanpa jeda. tanpa ada ujung apalagi adegan membuka mata. sebab disaat itulah aku dapat istirahat dari semua rasa lelah ini. selain itu tidak ada rasa lain.
ada, sebuah rasa yang berusaha aku gapai supaya aku kembali ‘hidup’, namun tidak jua aku mendapatkannya. ada hati yang berusaha aku jaga dengan tetap diam-diam merapal namanya, namun tidak jua terlihat datang. rasa-rasanya dunia menjauh dan mendekat tanpa aba-aba. sesuka hati, tidak peduli aku mau bagaimana.
bagian yang paling tidak ku mengerti hanyalah hampa. tidak dapat kudeskripsikan lebih jauh, aku berharap aku menemukan pelangi setelah hujan deras yang mengerikan ini.
21 notes · View notes
humandiaryiv · 2 years
Text
Memasuki usia 22 tahun, aku banyak belajar tentang menemukan dan kehilangan. belajar memaklumi orang-orang yang datang lalu memilih pergi dengan atau tanpa pamit, belajar merelakan apa yang bukan milikku, belajar mengikhlaskan banyak perpisahan. mafhum bahwa segala sesuatu yang datang akan pergi, bahwa selamanya hanyalah sementara.
banyak dihadapi perpisahan aku pikir menjadikanku terbiasa, ternyata tidak. sedih dan kecewa akan selalu menghantarkan kepergian seseorang, sudah tidak terhitung rasanya berapa kali sedih itu datang di tiap-tiap tahun hidup ini, alih-alih sebagai pendewasaan diri, aku lebih tertarik menamai diriku cengeng. aku tidak pernah terbiasa dengan perpisahan dan juga kehilangan. selamanya yang kuyakini dulu ada, beranjak dewasa akhirnya aku paham tidak ada selamanya yang ada hanya sementara.
setiap orang dikehidupanmu akan silih berganti menghadapi fase-fasenya, ada yang pergi karena memang harus, ada yang hilang karena bosan, ada yang menemui rasa nyaman ditempat baru, ada yang dipukul mundur kalah sebelum bertarung. kita tak bisa mengontrol segala sesuatu yang terjadi di kehidupan orang lain, namun kita bisa mengambil kontrol dalam diri kita untuk memilih bertahan atau melepaskan.
kata mereka, jangan jadikan kata terlanjur untuk menggantung dirimu hidup-hidup, lepaskan yang tak mau digenggam. hidup itu seleksi alam, ada yang datang dan pergi namun ada juga yang datang dan terus menetap. sembuh memang bukan suatu proses yang cepat, namun menahan rasa sakit juga bukan cara yang tepat. jangan terluka untuk orang yang memilih menyembuhkan luka orang lain.
17 notes · View notes
humandiaryiv · 2 years
Text
Sudah Lama.
Jika lisan terlalu banyak berbicara maka apa yang sudah dikatakan tidak dapat ditarik begitu saja, sungguh hal yang paling banyak mencelakakan manusia ialah lisannya sendiri.
Tulisan diatas adalah pengingat diri, terutama untuk aku. Sudah lama ya? Iya lama sekali.
Memulai dengan ketik, hapus, ketik, hapus sebegitu kakunya untuk menulis lagi. Hiruk pikuk perihal hari yang dijalani, tentang kisah yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya mengalihkan pandanganku pada lama biru tua ini.
bi-idznillah. Tangan dan pemikiran sehingga terbentuklah seuntai kalimat kembali lagi jika tidak karena Allah, aku tidak akan mampu.
Hari ini Allah mengizinkanku, tentang esok bukan milikku bahkan aku tidak tahu satu detik setelah tulisan ini selesai.
Alhamdulillahiladzi bini'mati tatimussholihat, apa-apa yang telah terjadi Allah masih beri kita kenikmatan, kenyamanan, serta kesehatan.
Untuk semua keadaan, lelah ya? Sesekali bilang lelah tidak mengapa tapi jangan lupa berkata "alhamdulillah diberi rasa lelah", sinyal diri untuk beristirahat sejenak nanti lanjut lagi.
"Bagaimana dengan harimu?"
Pertanyaan yang terdengar biasa saja dan sangat klise, namun siapa sangka ketika mendapatkan pertanyaan seperti itu bagi sebagian orang merasa senang dan merasa diperhatikan.
Sesungguhnya tidak ada manusia yang benar-benar, "Sendirian".
Merasa sepi? Merasa sunyi? Ah.. itu perasaanmu saja.
Bukankah ada Allah yang dengan setia menemanimu bahkan ketika kamu tidak memintanya?
Bukankah ketika diakhirat kelak yang menemani amal perbutan kita?
Bukankah disetiap lelapmu ada malaikat yang menemai disampingmu?
Yang ada bukan berarti harus nampak oleh mata manusia, sesuatu akan terasa keberadaannya jika kita mengimaninya.
Bukankah rasa cinta, suka, benci, marah tidak berwujud namun bisa dirasa?
Apapun yang menjadi sebab letihmu semoga tidak membuat kendor semangatmu. Kita punya Zat yang memiliki alam semesta minta sama Allah, belajar dari generasi terbaik para sahabat Radhiyallahu anhu ketika sandalnya putus, tindakan awal yang dilakukan "berdoa". Mereka tidak bilang, "aduh putus, atau yaa kok putus si", reflek spontan yang terucap dari lisan manusia.
Sebegitu murni dan jujur hati para sahabat Radhiyallahu anhu, lisan tidak akan bisa memanipulasi isi hati. Apa-apa yang terucap, menggambarkan bagaimana kondisi hati manusia.
Jika dipikir, "cuma sandal". Bukan sandalnya tapi kejujuran, keimanan dan tauhid menjadi pondasinya.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita diatas jalan Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ.
Yaa, jadi bagaimana harimu? Hehe
87 notes · View notes
humandiaryiv · 2 years
Text
Hari dimana kemerdekaan digaungkan, ada perasaanku yang tak merdeka dari rasa rindu yang meminta segera dituntaskan.
Padahal hari sudah larut, mata sudah waktunya memejam, tulang punggung mulai direbahkan, dan banyak jiwa yang musti istirahat untuk bekerja keras keesokan.
Tapi, rinduku ini selalu saja menyiksa mataku, menumpahkan air di kelopaknya, mencabik napas agar sesak dibuatnya, lalu membuatku menghela napas panjang menahan Isak tangis sambil mencengkram erat ujung selimut yang sering ia komentari agar tak terus aku gunakan untuk menyumpal mulut.
Sudah kuusahakan terpejam, bersama rindu yang harus ditunda pelampiasannya. Sudah kuusahakan untuk setegar dia bilang, tunggu sebentar, jarak kita memang nyata, tapi katanya kuat-kuatlah menahan rindunya.
Tapi sekali lagi, rinduku ini entah mengapa semenuntut ini. Tak peduli bahwa sang empu rasa sudah waktunya istirahat, tak peduli bahwa sudah waktunya untuk melepas penat. Rindu tetaplah rindu yang sesak, yang memanaskan wajah, menderaikan air mata, memelukku dengan segala hawa dinginnya.
Selamat malam, jiwa yang penat, yang selalu jiwaku berikan tempat terbaik agar seperti tak bersekat. Walau nyatanya, jarak terpampang nyata menyiksa.
3 notes · View notes
humandiaryiv · 2 years
Text
Cafuné
Bahasa Portugis di Brazil - "Dengan lembut menyisirkan jari-jari tangan ke rambut orang lain." (Altalang.com)
Tenanglah, Sayang. Kita adalah dua abadi yang tak akan musnah kalau kalau semesta tidak mempersatukan kita. Karena setiap masa adalah tulisan, dan setiap tulisan adalah kenangan dimana setiap jejak jejaknya adalah sajak yang merupa abadi. Disanalah kamu berada, dan disanalah kenangan itu melekat.
Sayang, ingatkah kau pada temu ke sembilan lalu? Saat langit sedang terik teriknya, saat pertama kali jemariku menyentuh rambut legammu yang halus, sehalus kuas wol kanvas. Kau banyak bercerita saat itu, hingga lelap menenggelamkanmu pelan pelan.
Kau tau, Sayang?
Waktu adalah kisah. Sedangkan tiap pertemuan adalah sebagian dari cerita. Pada dasarnya, kita adalah dua orang yang mempersingkat waktu. Dalam kebersamaan itu, waktu tak pernah terasa panjang. Sedangkan rindu terus bergelora setelahnya. Aku ingin waktu membeku, ketika kita menuai temu, saat saat dimana membelai rambutmu adalah hal yang paling kusukai...
Mengenangmu, pada temu kesembilan 10.30 WIB
18 notes · View notes
humandiaryiv · 2 years
Text
Bahagia?
Ketahuilah sayang,
Kebahagiaan tak selalu lekat dengan mimpi yang menjadi inginmu. Kebahagiaan juga tak selalu nampak pada pencapaian yang belum kamu peroleh. Bahkan kebahagiaan itu memang tak selalu singgah pada perasaan menggebu dalam dadamu yang tak kunjung terwujud dalam temu.
Ketahuilah sayang,
Bahagia tak selamanya bersinar seperti nyala mentari yang mendekapmu dalam teduhnya kehangatan di pagi hari ketika kau membuka mata. Namun justru boleh jadi kebahagiaan ada pada derasnya rinai yang terus turun hingga membuatmu basah kuyup lalu menenggelamkanmu dalam ringkihnya dingin yang menusuk hingga ke tulang-tulang.
Sebab bahagia tak selalu terasa saat diberikan nikmat namun boleh jadi melebur dalam ujian.
Ahhh...Nyatanya memang demikianlah bahagia, sayang. Juga terkadang lebih banyak tak sesuai dengan harapan dan ekpektasi dalam deretan rencana yang telah disusun rapih. Sebab bahagia tak menetap dalam angka-angka manusia yang tak pasti. Tak menentu dan akan berubah-ubah sesuai musim dalam hatimu. Kecuali jika kamu mau menantangnya dengan menerima suka ataupun tidak.
Lagi-lagi memang seperti itulah realita kehidupan sayang.
Namun percayalah dalam terpaan ujian yang bergantian masuk dalam kehidupanmu terserak hikmah yang semakin menguatkan langkahmu. Yakini semuanya sebagai jalan untuk membawamu semakin dekat kepada tujuan yang sebenarnya, menujuNya.
Dalam perjalananmu nanti kamu akan menyadari jika dunia ini ternyata dikelilingi oleh banyak ketidaksempurnaan. Sehingga kamu bisa saja merasa kecewa dan sakit hati. Kamu boleh saja mengeluh karena lelah. Kamu wajar melakukan kesalahan. Dan tentu saja kamu tak dapat membendung semua perasaan yang datang yang entah bagaimana bentuknya namun selalu membuatmu merasa tak bahagia. Sebab kebahagiaan yang sesungguhnya kamu cari tak akan pernah kamu temukan dalam kehidupan dunia yang serba tak sempurna ini.
Namun kita bisa mengendalikan ketidakbahagiaan dari ketidaksempurnaan itu dengan menyadari bahwa ada sebuah tempat yang kesempurnaannya tak tertandingi oleh apapun. Sehingga menjadikan hati kita lapang menerima semua rasa sakit yang dulunya membuat kita tak bahagia. Dengan menerima perlahan kebahagiaan satu per satu mampu kita rengkuh.
Jangan pernah biarkan hatimu kalah, ragamu payah dan pikiranmu lelah dengan memilih untuk membungkus hidupmu dari dunia luar, berlari menjauh dari bising, menyendiri dan bersembunyi dalam ketakutan-ketakutan yang kamu buat sendiri dalam almari kepalamu. Yang pada akhirnya kamu memilih untuj menyerah begitu saja lalu putus asa. Ingatlah sayang dibalik semua ketidaksempurnaan itu Allah janjikan sebuah kesempurnaan yang kekal.
Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati.”
(QS. Al-Furqon : 58)
"Maka berharaplah dan bergantunglah pada sesuatu yang abadi. Sebab disitulah letak sebuah kesempurnaan dan kebahagiaan yang sejati."
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.”
(QS. Al-Ankabut : 58-59)
@dianesstari
Sinjai-Makassar, 28 September 2021
#kehidupan#kesempurnaan#ketidaksempurnaan#kebahagiaan#dunia#kekal#abadi#bahagia#menerima#penerimaan#berserah#berharap#bergantung#sejati#bahagia#hidup#surga#ujian#ekspektasi#rencana#nikmat#
10 notes · View notes
humandiaryiv · 3 years
Text
Ramadhan 2021
#11 - Diary Kesebelas
Tak terasa ramadhan sudah hari ke-11. Dan hingar bingar di dunia sama sekali tidak berkurang. Banyak hal yang aku hindari sepanjang aku membuka mata, dan seluruhnya sudah kejadian. Segala ketidaknyamanan layaknya hidup sebagai manusia kini sedang mekar-mekarnya aku rasakan.
Keributan di media massa tak henti-hentinya merambah, menarik sikap acuh untuk kuterapkan. Berkali-kali aku sengaja menutup antar duniaku yang nyata dan maya, ketika sesekali teringat, ketika sesekali berkunjung dan ujung-ujungnya kembali lagi ke sana.
Apa yang aku renungkan dalam satu kalimat menjadi mati, mungkin seperti inilah bila paradoks dicampurkan ke dalam perasaan. whatever happens, aku cuma ingin tenang.
4 notes · View notes
humandiaryiv · 3 years
Text
The feeling when you fall in love again after so long time idk how to explain but I feel glitter, rainbow, butterfly flying and tickling in my heart and stomach.
0 notes
humandiaryiv · 3 years
Text
“Nobody goes through more shit in life than a person with a good heart.”
— (via emptystic)
924 notes · View notes
humandiaryiv · 3 years
Text
“I think there are pieces of yourself that you will always guard.”
— Kiera Cass 
990 notes · View notes
humandiaryiv · 3 years
Text
Di usia yang lebih dewasa, hidup terlalu pahit untuk dihibur dengan puisi manis yang naif. Manusia butuh lebih dari sekedar gombal, omong kosong, dan proposal fiktif soal jual beli masa depan. Disodorkan kata-kata manis "Aku mencintaimu seperti bla bla bla" rasanya sama menjijikan dengan lauk yang sudah basi beberapa hari lalu.
Manusia butuh pelukan, butuh tumpuan, butuh kejelasan, butuh yang pasti bukan sekedar rangkaian kata-kata manis yang template hasil pencarian di internet.
Di usia yang lebih dewasa, makna hidup lebih realistis dari kiriman novel-novel nonrealis, lebih dalam dari sekedar puisi Sapardi di bulan juni.
129 notes · View notes
humandiaryiv · 3 years
Text
ARGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!
ARGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!
— Jerit hati batin insan yang tersakiti gara-gara dunia yang kejam + the endless covid nineteen cases.
Kota Sejuta Umat // A Bright Morning.
9:18AM
0 notes
humandiaryiv · 3 years
Text
Ahhh maleh aku!
Ahh maleh aku!
Malas!
Malas!
Malas!
Ah sudoh, maleh aku!
|
Kota Sejuta Malas // Hujan Lebat
7:31PM; Kuku biru Kedinginan!
0 notes
humandiaryiv · 4 years
Text
Kita tak pernah benar-benar melupakan seseorang, kita hanya akan terbiasa saja tanpanya.
-Rajuami
184 notes · View notes
humandiaryiv · 4 years
Text
Aku masih saja membaca semua pesan yang merupa panjang itu; aku masih saja membaca semua obrolan yang masih terbaluti oleh tawa itu.
Aku baca. Lantas aku belajar, bahwa semuanya telah dan akan selalu berubah.
Aku, kamu, kita kian berubah.
Arief Aumar Purwanto
208 notes · View notes
humandiaryiv · 4 years
Text
Teruntuk kamu..
Ada sesuatu yang ku rindukan lebih dari sekedar pertemuan. Tapi rasanya aku kehilangan perasaan untuk meluapkannya. Aku tau, akan selalu ada yang datang dan pergi. Akan selalu ada yang singgah tanpa menetap. Meskipun dengan kadar yang berbeda, tiap jejak seseorang dalam hidup kita punya ruang yang sama di dalam sana. Ruang yang tak pernah salah untuk memilih apalagi untuk menetap.
Semua pertemuan adalah tentang mempertahankan. Bertahan pada rasa. Bertahan pada beda. Saling memahami, bukan malah saling menuntut untuk dipahami.
Sungguh. Jika aku salah, tegurlah. Jika aku lupa, ingatkanlah. Jangan diam lalu tiba-tiba meninggalkan, teman.
Teruntuk kamu, temanku.
40 notes · View notes