Tumgik
irmarifqayani · 4 months
Text
Hongkong Journey 2013 (Persiapan)
Menyimpan dan mengingat kembali persiapan keberangkatan ke Hongkong di tahun 2013. Sebenarnya jalan-jalan kali ini sedikit berbeda dari jalan-jalan aku biasanya, karena biasanya nih aku sama temen-temen atau sama kakakku doank. Kali ini aku bersama keluarga (hampir) lengkap ku yang mana ini include orangtua dan 1 anak bayi. Tentuu persiapannya pun beda, rempong? Pasti hahaha. Tapi lagi-lagi berbedanya adalah karena kali ini kita trip sambil bawa senior citizen dan infant makanya trip kali ini kita kolabs tipis sama tour agent supaya kerempongan yang kita alami agak sedikit tergerus hahaha. Oke here we go aku akan ceritakan tentang apa-apa aja yang disiapkan sebelum perjalanan kita ke Hongkong di 2013 yang masih agak diingat dan kita capture di Time Capsule ini.
1. Tanggal keberangkatan
Sedikit berbeda dengan trip-trip sebelumnya, karena biasanya nih aku akan menyesuaikan tanggal keberangkatan dengan tiket, karena aku akan berangkat di tanggal dimana harga tiketnya murah, kali ini sedikit kebalik. Kita berangkat ke Hongkong harus di jadwal yang FIX! Karena apa? Karena keberangkatan kita ke Hongkong ini bukan hanya sekedar jalan-jalan sekeluarga tapi juga dalam rangka wisuda kakakku yang lulus dari University of New South Wales Australia (UNSW) di tahun 2012 lalu. Sebagai anggota keluarga yang salah satu saudaranya lulus dari universitas luar negeri pastinya donk kita kepengen banget rasanya ikut menghadiri acara wisudanya. Cumaa nih kalau ke Australia sekeluarga yhaa kita boncos juga, alhamdulillahnya universitas ini ada agenda wisuda di Hongkong yang mana kita pikir lebih murah dan mudah kalau kita mau sekeluarga hadir. 
Jadi akhirnya sepakatlah kami akan berangkat ke Hongkong sekeluarga dalam rangka wisuda kakakku, Fini. Acara wisuda diadakan di tanggal 06 Oktober 2013, jadi (sekali lagi) FIX kita harus berangkat disekitaran tanggal segitu deh, akhirnya diputuskan kita berangkat hari Jumat tanggal 04 Oktober 2013 dan kembali ke Indonesia tanggal 10 Oktober 2013.
Tumblr media
Itinerary pesawat Jakarta-Hongkong di 2013
Namuuunn seperti biasa tidak ada penerbangan Low Cost yang tidak tiba-tiba ada perubahan jadwal , hehee.. Namanya juga kita harus banyak bersabar yaa biar bisa senang-senang dengan hemat. Tiba-tiba aku dapat email notifikasi kalau ada perubahan jadwal penerbangan ini. Penerbangan ditunda dari jam 20.10 WIB menjadi jam 00.10 WIB di hari Sabtu 05 Oktober 2013. Yaa gapapa sih saat itu kita oke-oke aja karena kebetulan kan keluargaku akan berangkat dari Surabaya dulu tuh ke Jakarta, jadi bisa lebih bisa santai deh mereka ga perlu buru-buru ngejar pesawat dari Surabaya-nya. Dan another lucky thing is, keberangkatan dari Hongkong nya juga diundur dari yang tadinya jam 02.30 AM waktu Hong kong yang mana itu adalah pagi buta seruput meruput (anyway Hongkong waktunya 1 jam lebih cepat dari WIB), alhamdulillah diundur jadi jam 06.25 pagi, lebih make sense lah yaa meskipun masih pagi tapi ga pagi buta jugaa.
Tumblr media
Itinerary perjalanan pesawat Jakarta - Hongkong 2013 setelah rescehdule, lebih membahagiakan
2. Tiket Pesawat
Nahh setelah dapat tanggal barulaahh kita akhirnya berburu tiket. Alhamdulillahnyaa banget sih iniii yaa kita tuh bener-bener sungguh sangat beruntung banget (hiperbola yee hahaa), karenaaa meskipun kita punya tanggal fix keberangkatan alhamdulillah nya nih yaa tiket pesawat kok ya pas banget ada PROMO! Luar biasa bangett yaa Allah. Untuk keberangkatan kali ini, sama seperti keberangkatanku ke Malaysia di 2013 (bisa dibaca di sini) kita berencana naik Tiger Air yang emang sering-seringnya promo, sayang sekali sekarang itu semua cuma kenangan karena maskapai ini udah bangkrut, hiks.. makanya mungkin kok sekarang susah banget dapat tiket promo se-promo-promonya ya karena ada kisah mengenaskan maskapai ini kali ya.. Di tahun 2013 ini aku pun antara niat tapi nyoba doank pun mengecek tiket Tiger Airways di tanggal sekitaran Fini wisuda daann betapa terkejoetnya aku karena ternyataa dapat harga kurang dari 6 juta untuk bertiga dan itu untuk tiket PULANG PERGI. Lebih tepatnya per orang cukup membayar tiket Rp. 1.825.567,- PP itu udah include bagasi 15 kg loh, luar biasaaa bangett!
Tumblr media
Nikmat mana yang khow dustakan setelah mendapat tiket seharga segini
Sungguh murce yang tidak mengada-ada kaann.. Tapi harga yang untuk aku sebenarnya tiketnya lebih mahal dari ini. Karena kebetulan aku ga bisa cuti lama jadi aku memutuskan untuk balik duluan dari keluargaku, meskipun harganya lebih mahal tapi tidak semahal harga tiket jaman now kalau PP Jakarta- Hongkong sih.
Tumblr media
Karena aku perginya tanggal 05 pulang tanggal 08 (hiks..)
Tumblr media
Aku dapatnya segini harganya.. Selisih 100 ribuan lah
3. Tour Agent
Nah ini nih untuk pertama kalinya aku merencanakan traveling tapi pake travel agent, karena apa? Seperti yang sebelumnya aku bilang, perjalanan kali ini aku bersama dengan keluargaku yang mana itu include 2 senior citizens (emak babeh) dan 1 infant. Setelah menimbang-nimbang kita pun bersepakat untuk lebih baik pake jasa tour agent aja selama di Hongkong, tapi tetep ada waktu free yang disediakan sehingga hasrat explore ku (dan kakak-kakakku) bisa terpenuhi.
Pros and Cons memakai jasa tour agent dari pengalaman aku trip ke Hongkong ini :
Pros :
Sampai bandara ga perlu mikir naik apa ke hotel karena udah pasti ada yang jemput, sangat membantu kalau bawa anak kecil dan barang banyak karena kita jadi ga celingak celinguk begitu keluar bandara.
Tidak perlu mikir nyari hotel karena tour agent nya sudah include dengan hotel, dan kebetulan bulan-bulan itu agak peak season jadi kita ga perlu khawatir tidak dapat penginapan.
Tidak perlu mikir transportasi selama trip berlangsung, karena ada kendaraan (waktu itu kita pakai bus, bukan mini bus loh, liteally bus hahaha) yang siap mengantarkan kita menuju dan dari lokasi tujuan. Dan karena kita orangnya banyakan (2 manula, 5 orang dewasa dan 1 batita) maka pilihan naik bus ini sangat membantu karena kita jadi ga harus naik 2 taxi.
Tumblr media
Ini dia BIS yang kita gunakan selama liburan di Hongkong. See? Beneran bis kan!
Ada tour guide yang tentu akan siap sedia membantu kita sewaktu-waktu kita ada keperluan dan tentu layaknya tour guide beliau akan menjelaskan tentang tourist spot dan sejarah di balik suatu lokasi. Kebetulan tour guide kami ini fasih berbahasa Indonesia meskipun masih ada accent cantonese-nya, Alex namanya, dan kita sih happy ya karena bisa dapat penjelasan dalam versi mudah bahasa Indonesia.
Tumblr media
Meet Alex our tour guide
Cons :
Pengeluaran otomatis bertambah karena ada biaya membayar jasa tour leader, supir bus, dll yang mana biasanya aku yang sibolang ini ga pernah mikir untuk mengeluarkan biaya beginian.
Waktu tidak leluasa, ya karena kan saat kita ikut tour otomatis kita “ngikut” jadwal tour agent ya jadi ya waktu terbatas hanya sesuai dengan waktu itinerary yang ditentukan sama tour agent. Syukurnya kita kemaren pakai tour yang private nih, jadi kita bisa lebih leluasa sedikit lah soal waktu. Minimal kita tidak tunggu-tungguan dengan peserta tour lain, cuma kita-kita aja saling menunggu hehe.
Explore kehidupan warlok jadi kurang. Ini sih lebih ke arah preferensi ya, karena aku kalau traveling suka pengen act like a local seperti nyobain transport lokal, makanan lokal, dan explore lokasi tanpa tujuan ambisius cuma pengen lihat kehidupan warlok aja hehe. Kalau pakai tour agent kan mereka akan menyusunkan itinerary yang “touristic” lah ya dan biasanya padat jadwal jadi kita emang terbatas kalau mau explore. Tapi alhamdulillahnya karena kita private tour kita kemarinitu memberikan hari yang kita “free”, ya itu hari saat Fini wisuda. Jadi di hari itu kita memang tidak pakai jasa tour dan seharian kita jadinya explore mandiri deh, lumayan laagh.
4. Hotel
Seperti yang aku bilang sebelumnya, karena pakai agent kali ini aku pasrah saja menerima pilihan hotel mereka. Dan pilihan hotel itu jatuh kepada Ibis Hotel Hongkong Central dan Sheun Wan Hotel. Lokasinya enak sih cukup di tengah kota, harga yhaaa lumayanlah karena ternyata Hongkong ini hampir sama dengan Singapore lah, harga hotel cukup mahal tapi kamar tidak gede-gede amat. Karena kamarnya kicik makanya tidak bisa nambah extra bed, padahal tadinya aku mau nyempil di kamar emak babe ehh gabisa, jadinya aku sendirian deh di kamar hotel waktu itu, hiks hasrat ingin menikah langsung tergelitik waktu itu haha.
Tumblr media
Segini doank kamarnya, kasur mentok TV gimana mau nambah extra bed
Tumblr media
Young us foto di depan tulisan Ibis Hotel di lantai dasar
Tumblr media
Kamar mandinya ya seumprit layaknya hotel budget
Tumblr media
Tapi view dari kamar Fini oke banget sih langsung hadap ke pantai
Okee kurang lebih seingetku ini adalah persiapan kita untuk keberangkatan ke Hongkong. Next post akan kuingat-ingat lagi apa saja yang kita lakukan di Hongkong untuk menyimpan memori traveling bersama keluarga kali ini.
0 notes
irmarifqayani · 4 months
Text
Kembali ke Bangkok di 2015 part 4
Akhirnya di postingan time capsule kali ini membahas salah satu agenda penting dalam perjalanan kita ke Bangkok di tahun 2015 ini. Apakah itu?? JENG JENG JENG!
BE. LAN. JA.
HAHAHAHA
Yoiiii. Kenapa agenda ini penting? Karena emang tujuan awal aku ngajak Alvira buat ke Bangkok ya untuk menyalurkan hasrat dia yang hobi belanja, iya bener, dia lebih berbakat urusan belanja ini daripada aku. Sekaligus sebagai obat sakit hati gara-gara baju oleh-oleh yang di tahun 2013 aku beliin buat dia hilang di drama per-bagasi-an (bisa dibaca di sini).
Pratunam Market
Karena posisinya saat siang itu kita berada di Siam Paragon jadi kita pun memutuskan untuk jalan sekitar 1,3 km menuju Pratunam Market, setelah menyebrang jembatan penyebrangan di depan Pantip Plaza sampailah kita di tempat belanja yang berada di pusat kota Bangkok. Aku lupa-lupa inget waktu itu kita belanja apa aja, tapi kalau ga salah aku dapat pouch dan Alvira berniat membeli jersey timnas Thailand tapi ga jadi karena harganya ga cucok.
Kayaknya waktu itu kita ga terlalu berlama-lama di sini karena kita mau kembali ke hotel bersiap untuk melanjutkan agenda belanja. Jadii supaya puas kita mengagendakan kheusus untuk wisata belanja tidak lain tidak bukan ke Chatuchak Weekend Market.
Chatuchak Weekend Market
Waktu pertama beli tiket ke Bangkok kita sebenarnya sempet galau karena harga tiket murah bisa kita dapatkan semata-mata karena kita tuh pulangnya hari Sabtu (bukan hari Minggu seperti layaknya orang-orang liburan). Dan kita sempet pesimis nih karena kan kita pengen ada agenda wisata belanja di Chatuchak Weekend Market yang mana namanya juga weekend market asumsi kita bukanya ya cuma weekend yaitu Sabtu Minggu. Kita pikir saat itu yaudah deh berati Sabtu pagi kita sempetin ke sana meskipun jadinya ga puas.. Ehh tapi ternyata hasil browsing-browsing lebih lanjut, di 2015 jam buka Chatuchak itu seperti ini gaes :
Jumat : pukul 18.00 – tengah malam
Sabtu & Minggu pukul: 09.00 – 18.00
Katanya sih sekarang bahkan Chatuchak buka setiap hari hanya saja cuma sampe pukul 18.00.
Nah berhubung ternyata Jumat malam pun tempat belanja ini buka bahkan sampe tengah malam jadi kita pun tancap gas untuk menuju Chatuchak dari hotel kita. Di 2015 ada 2 cara menggunakan public transport ke Chatuchak:
Bangkok Train Sky: Turun di Stasiun Mo Chit
MRT: Turun di Stasiun Chatuchak Park
Saat itu kita berdua memutuskan untuk naik BTS dari Ratchathewi Station naik Sukhumvit (Main Line)  arah Mo Chit di Platform2 dan turun di Mo Chit Staton dari situ kita jalan kaki dehh menuju Chatuchak.
Tumblr media
Pake sendal jepit menuju CHatuchak di dalam BTS
Chatuchak Jumat Malam
Karena keterbatasan waktu dan ketidak terbatasan keinginan belanja, jadi kita pun bela-belain melipir ke Chatuchak pada malam Sabtu alias Jumat malam. Karena kita berdua sudah pernah merasakan Chatuchak di Jumat Malam dan di Sabtu Siang (serta Minggu Siang di beberapa tahun kemudian) jadi kita bisa punya perbandingan nih. Dan menurut kami ternyataa seru juga loh ke Chatuchak Jumat malam itu, malah kata aku lebih nyaman karenaa tentunya TIDAK TERLALU GERAH. Hohooo..
Memang siih di Jumat malam itu toko yang buka tidak semuanya, terutama toko-toko yang berada di bagian dalam. Tapi yhaaa "se-nggak semua toko yang buka -nya" Chatuchak ya tetep banyak juga toko yang bisa kita datangi. terutamaJadi karenapada Jumat malam itu yang buka kebanaykan adalah toko-toko yang berada di sepanjang tepian jalannyatrotoar, di tepi jalan dan yang berada di bagian depan-depan. Selain itu ternyata meskipun bukan Sabtu Minggu suasana Chatuchak juga cukup ramai, tapi berbeda dengan weekend dimana pengunjungnya 50-60% warga asing nah kalau di Jumat malam kebanyakan (sekitar 80-85%) justru warga lokal Thailand yang datang. Karena kita sibuk menjelajah pasar kita sampe lupa foto tapi suasanya kurang lebih seperti ini lah.
Tumblr media
Gambaran suasana Chatuchak Jumat malam, pict from : Asia City Media
Anyway aku nemu foto Chatuchak yang diambil dari atas pada malam hari, ternyata cakep ugha ya!
Tumblr media
Pemandangan malam hari Chatuchak dari atas, lucu yaa. PIct form : here
Oiyaa yang harus diingat agar berbelanja di Chatuchak pada Jumat malam lebih afodl JANGAN LUPA PASTIKAN JAM TERAKHIR BTS/MRT! Beruntung perjalanan kali ini aku sama Alvira yang selalu merhatiin hal-hal beginian, kalau nggak you know laah. Hahaha.
Sebelum pulang tentunya kita jajan-jajan dulu doonk, secara kita ini adalah penggila street food ya kalau lagi liburan. Dan seperti yang aku pernah ceritakan di sini, salah satu street food favorite aku di Thailand adalah  Fried Quell Eggs alias khanom krok khai nok krata alias telur ceplok puyuh yang dikasih saos gitu, jadi aku mau Alvira nyobaik juga dan dia setuju kalau ini tuh enak banget! Sebelum aku lupa lagi akhirnya aku foto lah street food ini sebagai pengingat.
Tumblr media
Finally aku punya fotonya khanom krok khai nok krata
Chatuchak Sabtu Pagi
Apakah setelah ke Chatuchak Jumat malam kita sudah cukup puas? Oh tentu tidakkk. Hahahah.
Seperti yang aku ceritakan di sini bahwa jam kepulangan kita kan cukup sore tuh alias jam 16.10 ICT, jadi nih kita masih ada waktu untuk pergi dulu mampir syantik LAGI ke Chatuchak hahahaa.
Jadi pagi-pagi setelah sarapan kita udah siap-siap tuh berangkat menuju Chatuchak. Kali ini kita lebih persiapan yaa sebelum keberangkatan. Ini adalah foto random isi tas aku sebelum menuju Chatuchak.
Tumblr media
Isi tas :
Kacamata hitam
Syal (buat gantiin fungsi topi sebenarnya hahaha)
Air mineral
Paspor (dengan cover baru dibeli di Chatuchak hari sebelumnya)
Sisir
Lipstick LA GIRL ya Allah di jaman ituuu
Tissue basah dan kering
Parfume The Body Shop kecil yang wangi Strawberry
KUNCI KOS hahaha itu ada tulisan B3 alias Blok B kamar no 3
Permen tolak angin karena kita renta
Dompet HP
Mukena (woww ga nyangka aku juga hahaha)
Setelah memastikan semua ready kita pun meluncur ke Chatuchak lagi untuk belanja, kali ini dengan cukup gaya ga pake sendal jepit lagi, soalnyabukan buat gaya-gayaan sih sebenarnya tapi lebih ke takut kaki gosong hahaha.
Tumblr media
Berasa mau Chatuchak Fashion Week ya
Salah satu persiapan kita kali ini juga yaitu mendownload peta Chatuchak. Entah ini masih relevan atau tidak but here's the map:
Tumblr media
Peta Chatuchak Weekend Market
Kembali ke Indonesia
Akhirnya setelah (di)puas(-puasin) berkeliling Chatuchak tibalah waktunya kita untuk kembali ke hotel untuk packing-packing hasil perburuan dan bersiap untuk check out. Tidak lupa karena kita udah bekel jajanan dari Chatuchak jadi kita bisa nyemil sambil packing hahahha.
Tumblr media
Entah apa lagi ini namanya kayak macam siomay goreng ditusuk
Setelah check out kita pun bersiap menuju bandara. Karena sebelumnya kita sudah memesan layanan shuttle bandara dari hotel jadi kita pun cukup santai karena minimal ga harus kejar-kejaran cari taksi.
Sesampainya di bandara sekitar 2 jam sebelum keberangkatan aku lihat di HP ku ada notif SMS, saat aku buka ternyata itu SMS dari Air Asia yang mengatakan kalau jadwal penerbangan balik kami kembali lagi pukul 17.10 ICT! Ingin murkaaa rasanyaaa, kan lumayan tauu sejam itu bisa kita pake waktu buat borong belanjaan lagi di Chatuchak, hih sebel! Tapi yaudahlah yaa.. mungkin ini cara Allah agar kita ga terlalu menggila dan meratapi kemisqueenan kita kalau udah pulang hahahah.
For now I can say :
Thank you Bangkok 2015, we love you!
Tumblr media
Tampilan kita berdua liat-liatan di bandara pas tau jam keberangkatan diundur lagi.
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Kembali ke Bangkok di 2015 part 3
Sebelum memasuki tulisan perjalanan ke Bangkok di 2015 hari ke-3 ini kuceritakan sedikit pengalaman menyayat hati setelah romantic dinner di Sala Rattanakosin. Sebelumnya aku udah cerita di postingan sebelumnya kalau masakan di sana ga bisa aku rasakan apa-apa karena aku sedang pilek dan mampet idung hiks. Nah sepulang dari dinner itu Alvira berinisiatif beli obat di TOKO OBAT dekat dengan hotel kita. Ini obat gatau deh merk nya apaan karena ditulis dalam huruf sanskerta dan penjualnya udah bilang kalau ini obat joss banget. DAANN BENAR SEKALI LOH. Obat ini ampuh banget, begitu aku minum malemnya siangnya aku udah sehat kembali dan ilang tuh pilek. Sungguh mantap jiwa! Jadi kita pun besoknya lanjut jalan-jalan lagi ke destinasi berikutnya di Bangkok.
Bangkok Day 3, 13 November 2015
Tujuan pertama kita hari itu adalah untuk mengunjungi Madame Tussauds Bangkok yang lokasinya ada di lantai 4 Siam Discovery. Ini adalah kunjungan pertama Alvira ke Madame Tussauds, aku sendiri yang kedua kalinya karena pertama aku sudah pernah waktu di Sydney (bisa dibaca di sini). Lupa waktu itu kita dari Bangkok City Hotel ke Madame Tussauds Bangkok naik apa tapi kayaknya jalan kaki deh karena aku menyimpan foto lapangan basket di kota Bangkok yang mungkin ga akan diliat kalau kita lagi ga jalan kaki.
Tumblr media
Lapangan yang random ditemui di jalan
Sebelumnya pada tanggal 09 November 2015 alias sebelum keberangkatan karena kita sudah menyusun itinerary dan salah satunya mau ke Madame Tussauds Bangkok jadi aku memutuskan untuk membeli tiket online-nya melalui website https://www.madametussauds.com/bangkok/en/ saat itu kita dapat Early Bird Ticket denagan harga tiket 850 THB alias kalau dirupiahkan di tahun (1 THB = Rp. 382,65,-) jadi harganya Rp.325.252,- untuk 2 orang. Tiket ini karena early bird boleh dipake kalau masuk ke lokasinya sebelum jam 12 siang yaa makanya hari itu kita pun berangkat pagi. Dan lebih menariknya lagi ternyata tiket ini adalah bundling dengan Tiket SEA LIFE Bangkok. FYI, aku barusan cek di websitenya sekarang harga tiket bundling ini adalah THB 1.390 alias kalau dirupiahkan dengan rate sekarang harganya Rp. 577.725,- woww kerasa juga ya bedanya.
Tumblr media
Ini tiket online kita waktu itu tinggal ditunjukin di loket masuk
Madame Tussauds Bangkok
Saat pertama masuk hal pertama yang membuat kita terkagum-kagum adalaahhh. ... ADA PATUNG PRESIDEN SOEKARNO! Woowwww. Rasa kecintaan terhadap tanah air langsung membuncah yaa begitu melihat patung ini. Dari yang aku baca-baca patung Bung Karno ini dibuat sebagai sebuah bentuk penghormatan yang diberikan oleh Madame Tussauds untuk beliau dan sebagai dukungan dari Tourism Authority of Thailand. Patung ini resmi masuk Madame Tussauds Bangkok di tahun 2012 dan menggunakan figur Bung Karno saat melakukan kunjungan ke USA.
Tumblr media
Langsung foto bareng
Sebagai time capsule juga, dalam kisah ini juga menjadi pengingat bahwa di tahun 2015 Alvira pernah memulai bisnis sama temen-temen SMP-nya yaitu bisnis kripik terbuat dari makaroni gitu deh, namanya : Maxheroni. Nah salah satu tujuan kita ke Madame Tussauds Bangkok ini adalah sambil ala ala promo Maxheroni-nya dengan nempelin baju bertuliskan "Maxheroni" di patung-patung lilin tokoh terkenal tersebut.
Tumblr media
Sebuah misi marketing yang diemban Alvira
Hasil misi-misi tersebut :
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Di sini Alvira cukup happy berfoto dengan tokoh-tokoh dunia dalam bentuk patung lilin. Dan menurutku di Madame Tussauds Bangkok ini lebih banyak patung lilin pemain bola daripada di Madame Tussauds Sydney, jadi kesenenenganlah Alvira.
Tumblr media
Pose andalan kalau di White House
Tumblr media
How Alvira take a pose with Beckham
Tumblr media
VS me yang KECENTILAN sama Beckham hahaa
Tentu kita juga foto-foto sok ikrib ala ala selfie, baru kepikiran sih pose kayak gini pas di Madame Tussauds Bangkok hahaha.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Berasa sober
Foto-foto kita lainnya di Madame Tussauds Bangkok
Tumblr media
Bertahun-tahun kemudian doi obses pengen tenis
Tumblr media
Penampakan Justin Bieber waktu belum dewasa dan sekarang jadi suami orang
Tumblr media
Time capsule : saat Brad Pitt dan Angelina masih bersama, dan gue sirik berat
Tumblr media
Kesenengan foto sama Marvel hero
Yang berbeda dari Madame Tussaud sebelumnya yang aku datangi di Sydney, karena lokasi Madame Tussauds ini di Asia tentu sebagai Asian Pride di sini lebih banyak patung-patung lilin artis artis asia yang sudah mendunia, bahkan ada artis Thailand yang kita suka tonton filmnya juga, ini di antaranya patung lilin tokoh terkenal Asia yang kita sempet foto bareng.
Tumblr media
Ada atlet kebanggan Asia. Setinggi itu Yaoming ini
Tumblr media
Tentu ada sang legend Bruce Lee
Tumblr media
Of course aktor Asia kebanggan kita Jackie Chan kudu ada
Tumblr media
Dan yes ada Mario Maurer gaes si aktor Thailand ganteng gada obat itu
Tumblr media
Terpuas adalah ada Nickhun 2 PM! Yes sebagai anak kpopers lama aku pastinya happy banget donk.
Dan ada idolaku sejak jaman piyik yang entah kenapa kok gada patung lilinnya di Madame Tussauds Sydney yang notabene Australia kan negara commonwealth- nya UK ya.. Hmmm.. teori konspirasi nih agak-agaknya ahhaha.
Tumblr media
Yep no other than Lady Diana
Dengan harga tiket segitu aku sih puas ya dengan yang aku dapatkan di Madame Tussauds Bangkok. Sekarang kayaknya lebih banyak lagi patung lilin di sana, jangan-jangan sekarang ada Lisa Blackpink sama Bambang GOT7 lagi sebagai bentuk kebanggan Asia (terutama Asia Tenggara dan Thailand pula)? wahh wahh mauuu.
Setelah puas berkeliling dan foto-foto kita pun melanjutkan ke destinasi berikutnya yaitu SEA Life Bangkok. Kita cukup jalan kaki dari Siam Discovery ke Siam Paragon dimana Sea Life Bangkok berada di basement nya. Saat perjalanan ini kita melewat Siam Center dan BTS Station nya Siam.
Tumblr media
Patung siam center
Tumblr media
BTS Siam
Tumblr media
Ini dia lokasi yang kita tuju
The largest aquarium in South East Asia: SEA Life Ocean World Bangkok
Ini tuh random banget sih aslik hahaha karena kok apa-apaan tiba tiba ke akuarium hahaha. Tapi ya karena tiketnya bundling dan tempat ini juga letaknya tepat di bawah salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Bangkok, Siam Paragon, sekalian deh kita main ke sini. Nah ternyata dari yang kita baca-baca rupanya SEA LIFE Bangkok Ocean World ini adalah akuarium terbesar se-Asia Tenggara! Woww yaaa.
Begitu masuk ke mall Siam Paragon kita langsung mengikuti petunjuk arah lokasi SEA Life OCEAN World yang ternyata letaknya di basement. Dan menariknya di depan pintu masuknya kayak ada tempat foto yang seolah-olah kita ada di dalam laut gitu deeh.
Tumblr media
Kayak gini nih
Total ada lebih dari 400 spesies air dan 30.000 makhluk laut yang dipamerkan di sini, ada beberapa hal yang must see and must do di SEA LIFE Bangkok Ocean World :
Fish feeding
Tumblr media
Ini dia kegiatan fish feeding
Sebagai orang yang cukup suka mengikuti film Thailand, ada salah satu film yang aku dan Alvira kebetulan nonton bareng dan kita berdua suka sama Thaland berjudul Seven Something. Nah salah satu cerita di film itu ada kisah cinta di film itu yang sub judulnya "21/28" yang pemeran utamanya disebut "Jon" nah dia diceritakan kerja di akuarium ini dan tugasnya ngasih makan ikan-ikan. Jadi selama ada adegan ngasih makan ini kita berdua selain senang liat ikan-ikan bergerombol ngerubutin makanan kita juga sibuk merhatiin si "Jon" hahaha.
Tumblr media
Nontonin si "Jon" ngasih makan ikan
Selfie sama Ikan
Di tahun ini keponakan tersayangku namanya Attan lagi obsessed banget sama ikan pari. Jadi salah satu agenda penting kami berdua selama di akuarium ini adalah FOTOIN IKAN PARI SEBANYAK-BANYAKNYA. Hahhaha.
Salah satu hasil yang aku bangga banget pamerin ke dia adalah foto ini:
Tumblr media
Foto yang membuat bocah 3 tahun ini. Selfie sama Ikan Pari.
Tumblr media
Behind the scene nya. kayak senyum bareng sama temen yee hahaha
Tumblr media
Selfie sama hiu yall
Tropical Ocean
Nah di sini ada akuarium setinggi 8 meter di mana kita bisa seolah-olah pemandangan indah dari mulai karang laut dan aneka ikan. Saking gedenya itu akuarium kita jadi berasa beneran ada di dalam laut.
Tumblr media
Setinggi ini nih akuariumnya, ga bisa difoto sampe full hiks.
Tumblr media
Keren banget ya timing nya pas ada hiu lewat
Berbagai Akuarium Lainnya
Ga tau ya entah kenapa aku sih suka banget yang namanya ke akuarium yang kita bisa jalan di bawahnya dan di atasnya terbentang kubah akuarium itu, suasananya khas sea world banget gitu deh. Jadi setiap pergi ke sea world gitu-gitu, a must do things for me adalah masuk sini.
Tumblr media
Tempat favorite
Tumblr media
Untuk itu kita selfie dulu
Selain akuarium kesukaanku itu pastinya ada beberapa akuarium lagi yang ga kalah serunya, makanya kita betah di sini berlama-lama.
Tumblr media
Muka happy Alvira
Tumblr media
Akuarium berisi jelly fish yang glow in the dark
Setelah puas berkeliling tentu timbullah kelaparan hoho, kita pun memutuskan untuk makan di food court nya Mall Siam Paragon karena udah ga sanggup lagi melanjutkan perjalanan kemana-mana sebelum mengisi perut. Siang menuju sore itu kita makan Satay Gai, sate khas Thailand gitu yang rasanya tentu enak.sebenarnya banyak pilihan daging seperti daging ayam, daging sapi ataupun daging babi, di siang itu kita pilih sate ayam karena tentu karena kita ga makan babi (dengan secara sengaja ya upss hahaa) dan lagi males aja makan daging sapi. Menu lainnya kita nyobain yellow curry nya Thailand yang rasanya pedess segar gitu deh. Sungguh menu makan siang yang cucok mengisi tenaga kita yang udah lelah itu.
Tumblr media
Yellow Curry
Tumblr media
Alvira dan Satay Gai nya
Beres dari makan kita pun kembali ke hotel karena kita akan memasuki agenda yang penting buanget dari perjalanan kita ke Bangkok ini. Apa itu? Next dibahas di postingan time capsule part terakhir dari Trip Bangkok 2015 ini yaa.
For now we can say thank you Bangkok buat objek-objek wisata- nya, saatnya kita beranjak ke salah satu tourist attraction khas Bangkok juga.
Tumblr media
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Kembali ke Bangkok di 2015 part 2
Akhirnya setelah drama transportasi mewarnai rencana keberangkatan kita ke Bangkok di 2015 seperti yang sudah aku ceritakan di postingan sebelumnya, akhirnya tibalah hari dimana kita akan resmi jalan-jalan di Bangkok hehe. Postingan ini akan menceritakan pengalaman kami ke Bangkok di hari ke-2 dengan itinerary yang sesungguhnya sekenanya saja HAHAHAH, ya emang gitu aku tuh kalau jalan-jalan, santuy tidak ambi tapi tetap happy. Here we go!
Bangkok Day 2, 12 November 2015
Pagi hari itu kita sudah bangun dan bersiap untuk sarapan di lantai 1 Bangkok City Hostel. Seperti yang aku sudah ceritakan di postingan sebelumnya juga, pagi itu sarapan yang disediakan hotel sungguh enak ditambah mereka juga menyediakan thai tea dengan rasa yang authentic (YAIYALAH ORANG KITA EMANG LAGI DI THAILAND..). Setelah beres sarapan kita pun bersiap untuk menuju lokasi tujuan pertama kita hari itu.
Beli sim card Thailand
Seperti yang aku posting di sini, tahun 2013 sesungguhnya aku sudah pernah HAMPIR mengunjungi Grand Palace, namun apa daya kita dikalahkan oleh padatnya hamparan manusia dan tipisnya lembaran bath dalam kantong hahaha sungguh ironis nya padahal kita itu udah berada di depan antrian loket tiket Grand Palace loh. Akhirnya kali ini aku bener-bener masuk ke dalam Grand Palace Bangkok dan bukan hanya sekedar numpang foto-foto di depannya.
Sebelum berangkat ke Grand Palace kita memutuskan untuk mampir ke Seven Eleven deket hotel untuk membeli SIM Card, kenapa? Karena kita berdua nih kan buta Thailand dan banyak petunjuk jalan yang masih menggunakan bahasa sanskerta, jadi demi keamanan dan kenyamanan bersama kita butuh akses internet! Saat kita pertama masuk ke Seven Eleven kita sempat kaget mengalami culture shock karena yang menjaga kasir adalah mbak-mbak bersuara bariton alias LADYBOY. Langsung ke doi kita to the point aja bilang mau beli sim card yang ada paket internetnya, tapi mengapa oh mengapa DIA GA NGERTI! huhuuuuu.. Padahal kita udah berusaha pakai bahasa tarzan juga selain pakai bahasa inggris, yaudah lah ya hampir menyerah nih kita. Tapi alhamdulillahnya ada mbak-mbak yang fasih berbahasa inggris dan ngerti maksud kita apaa, dia pun membantu mentranslate kan maksud dan tujuan kita ke kasir itu dan akhirnya kita berhasil mendapatkan sim card yang bisa akses internet. Sebagai bentuk terimakasih kepada mbak-mbak itu kita pun memutuskan untuk foto bareng doi hehehe.
Tumblr media
Terimakasih mbak baik hati
Dari hotel kita memutuskan untuk naik tuk-tuk. Sesungguhnya sih di tahun 2015 ini di Bangkok sudah ada Grab loh tapi kita pengen aja naik tuk-tuk, itung-itung biar Alvira nyobain naik tuk-tuk, yaa kalau secara harga tau sendiri lah ya tuk-tuk memang sungguh over prize hahaha tapi ya gapapa yang dibeli kan pengalamannya itu karena tuk tuk sendiri kan emang jadi salah satu ciri khas Thailand juga.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Suasana di dalam tuk tuk pagi itu
Setelah melewati pemandangan-pemandangan khas perjalanan menuju Grand Palace seperti salah satunya si patung tiga gajah, kita pun akhirnya sampai juga di lokasi. Namuunnn ternyataaa tibalah hari dimana kita menjadi korban scam di Bangkok.
Kena Scam di Bangkok
Sebelumnya ga pernah kepikiran sekali pun bahwa kita akan menjadi korban scam saat sedang berwisata, antara polos dan kurang research siih emang kita ini. Padahal begitu kita googling buanyak banget kasus serupa menimpa turis yang sedang berlibur di Bangkok dan bahkan sudah banyak artikel di website berita yang me-warning hal ini.
Jadi, modus scammer-scammer tersebut adalah akan ada mas-mas scammer berpakaian rapih memberitahu bawah Grand Palace saat itu masih tutup karena ada acara keagamaan. Which issss itu adalah mirip kejadian yang terjadi saat aku ke Grand Palace tahun 2013 dan kita harus menunggu masuk di depan gerbangnya , makanya aku jadi gampang percaya donkk karena aku pikir ya emang bisa kejadian beneran itu tuh. Mas-mas scammer pun bilang begini :
"You should go the small temple near here while waiting for the gate to open."
Sebenarnya kita tuh udah curiga sih karena emang pada dasarnya kita orangnya ga percayaan, cuma gatau apes aja hari itu kita nih. Saat itu kita pun "mencoba" menghindari si mas-mas scammer dengan mengunjungi Tourist Information Center yang lokasinya dekat situ dan entah gimana si mas-mas information center itu emang malah ngarahin kita ke Wat Arun aja dulu, lahh?? Ga tau lah aku juga sungguh ga paham. Disinilah kita kena jebakan batman karena tau-tau si mas scammer manggil tuk-tuk buat nganter kita ke dermaga untuk menuju Wat Arun. The F!
Dengan sedikit agak curiga namun pasrah kita pun naik tuk-tuk menuju ke dermaga boat yang akan mengantarkan kita ke Wat Arun, karena lokasi Wat Arun ini memang di sebrang sungai gitu jadi harus naik boat lah kan. Perjalanan dengan tuk-tuk menuju dermaga boat ini agak lumayan membingungkan karena kayak ngelewatin pasar, nyelempit rumah-rumah warga pokoknya aneh lah hingga sampailah kita di dermaga yang agak kumuh dan sungguh tidak representative untuk dermaga menuju tempat wisata.
Tumblr media
Bentuk dermaga yangga jelas ini..
Tidak mau suudzon ya kita kira nih ya emang lokasi dermaganya emang cuma sekecil itu dan hanya ada segelintir boat, yaudah kita pasrah aja diturunin di tempat yang kita kira emang dermaga satu-satunya di situ. Saat kita mau naik boat kita tanya harganya berapa nih kan :
"Usually it's 2.000 bath but I will give you 1.500 bath for one boat, it's private one.. only two of you in this boat"
Kata si pengemudi boat, sama Alvira ditawar jadi 1.200 bath mau doi, yaudah seneng lah kita..kita pikir ya emang segitu harga untuk private boat dan kita udah ngerasa happy nih bisa nawar dan dapat harga lumayan buat naik boat. Jangan kebayang ini boat yang gimana-gimana ya, ini bener-bener kek boat yang buat nyebrang di Situ Patenggang gitu loh, perahu bermotor aja gitu tapi yang disebrangin sungai gede dan itu ngebut banget sih nyetirnya sampe air nya nyiprat-nyiprat masuk ke dalam boat KAN HOWROR YA.. Mana pas berangkat itu kita ga ditawarin pelampung loh, dengan begonya (sekali lagi ya bego dan kurang research emang) kita juga ga minta.. hhhhhh untung Allah masih sayang ama kita nih.
Tumblr media Tumblr media
Bentukan boat berangkat ke Wat Arun
Tumblr media Tumblr media
Senyum ga sadar bahaya ga dikasih pelampung
Saksikanr sendiri kehowrorannya
Mengunjungi Wat Arun yang Sedang dipugar
Akhirnya dengan melalui "wahana" banana boat versi real mengancam nyawa itu akhirnya kayak sekitar 15 menit perjalanan kita melihat penampakan Wat Arun dengan cukup dekat, alhamdulillah kita bisa sampai..
Sayangnyaa saat itu kita kebagian Wat Arun yang sedang dipugar, hiks.. Jadi stupanya ketutupan pancang besi gitu di sekelilingnya, hiks.. sungguh sedih deh pas ke sana pas lagi ga bagus gitu keadaannya. Sesampainya di sana kita pun langsung menuju loket pembelian tiket, waktu itu keadaannya tidak antri mungkin karena ya rangorang males kali ya lagi di renovasi juga, untung harga tiketnya cukup murah hanya 100 bath per orang. Saat masuk kita sempat melihat ada yang sedang bersembahyang di sana. Kita pun kemudian masuk dan foto-foto seadanya sambil sesekali berteduh dari teriknya langit Bangkok yang cerah namun panasnya sungguh ganas.
Tumblr media
Ada yang sedang berdoa di sana saat kita datang
Tumblr media
Mencoba selfie dari angle bawah, a BIG NO
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sekelumit foto-foto di Wat Arun yang terik
Tumblr media Tumblr media
Cakep banget ya detailnya
Tumblr media
Berteduh karena ga khuuwaatt panasnyo
Tumblr media
Sayang banget ya ada besi-besi pancangnya itu loh hiks
Tumblr media
Mencoba selfie pake go pro 1
Tumblr media
Mencoba selfie pake go pro 2
Akhirnya setelah puas berkeliling kita pun memutuskan untuk kembali ke boat dan melanjutkan perjalanan. Belajar dari pengalaman kehwrororan perjalanan pergi kita pun minta agar disediakan pelampung agar hati tenang dan nyaman huhu.
Tumblr media
Muka galak saat nunggu kapal dari Wat Arun
Tumblr media Tumblr media
Akhirnya pake pelampung
Nah dalam perjalanan pulang ini ternyata kita ga langsung dikembalikan lagi ke tempat semula alias kita tuh diajak keliling-keliling dulu di sungai ini, pastinya sih ada maksud dan tujuannya ya. Betul sajaa kita diajak ke semacam pasar terapung yang ada di sekitaran sungai tapi kayak pasar terapung beneran cem Floating Market Damnoen Saduak. Jadi ini tuh cuma kayak ada segelintir penjual yang pake perahu mendekati ke perahu kami dan nawar-nawarin dagangannya. Yang dijual juga cuma kayak sayuran dan buah-buahan, ya masa iyaa kita nih lagi liburan tau tau bawa kresek berisi lauk pauk sayur mayur yaa kali kaan.. Sungguh random. Akhirnya kita pun ga beli apa-apa di situ. Mukanya pada masam semua, biarin aja lah aneh aneh aja sih.
Tumblr media
Seperti ini bentukan “pasar terapung” nya
Melanjutkan perjalanan kita disuguhkan pemandangan rumah-rumah penduduk Bangkok yang "terapung" berada di pinggir sungai, mengingatkan ku akan rumah-rumah di Balikpapan terutama di Pasar Baru hehee. Pemandangan itu sungguh kontras dengan jembatan berisi mobil-mobil dengan background gedung bertingkat yang ada di sebrangnya.
Tumblr media Tumblr media
Pemandangan kontras di sungai pada siang itu
Akhirnya setelah melalui perjalanan sungai yang menguji adrenalin dan nambah-nambahin keringet dingin itu sampailah kami di dermaga terakhir. Saat merapat kita menyadari bahwa dermaga ini nampak lebih besar dari dermaga pertama kita pergi, dan seperti ada banyak kehidupan di sana. Hmm... Begitu turun ternyata memang dermaga itu seperti ada pasarnya untuk berjualan souvenir-souvenir, namanya Tha Tien Pier. Dalam hati kita berpikir:
"Hmm.. beda banget ya sama dermaga tadi kita pergi, yang tadi kok macam dermaga kapal selundupan gitu.."
Tumblr media
Bentuk dalam pasar Tha Tien Pier pict from : tripadvisor
Kita kaget juga sih ternyata memang ada dermaga yang besar dan ramai layaknya dermaga tempat wisata. Tapii kekagetan itu hanya bumbu micin dari kekagetan sesungguhnya. Saat kita menoleh ke arah boat-boat parkir terpampang nyata lah papan bertuliskan HARGA UNTUK NAIK BOAT DI SITU PER ORANG HANYA 4 BATH. GODDAMN!!! Me- lo- ngo.
Dengan demikian resmi sudah kita menyadari bahwa kita fix di-scam.
Cry.
Akhirnya Masuk Grand Palace
Setelah mengalami drama scam saat mau masuk Grand Palace, akhirnya kita pun memutuskan untuk jalan kaki santai dari Tha Tien Pier ke Grand Palace sambil waspada kalau-kalau ada scammer gilak yang nyamperin kita lagi. Alhamdulillah akhirnya kita sampai juga di tujuan awal kita pagi ini yaitu Grand Palace. Ada untungnya juga kita agak siangan ke sini karena antrian loket tiket nya tidak semenggila kayak yang dulu aku dan Trio Reptil Alergi alami di 2013 (bisa di baca di sini). Alhamdulillahnya harga tiket sih tidak berubah ya tetap 500 THB tapii yang berubah hanya nilai tukar rupiah yang semakin miris hahaha, jadi di tahun 2013 saat aku ke Grand Palace pertama kali harga tukar 1THB = Rp356,2763 nah di November 2015 ini nilai tukar 1 THB = Rp378,5473. Jadi saat itu untuk masuk Grand Palace harga tiketnya sekitar Rp. 189.000,- an alias selisih 40 ribuan dari tahun 2013, tapi karena sudah membulatkan tekad akhirnya kita pun tetap masuk ke dalamnya. Oiya tikey ini bisa dibuat masuk ke Vimanmek Mansion loh sebenarnya tapi kita waktu itu sudah terlalu capek jalan lagi.
Tumblr media
Akhirnya masuk juga lu ke Grand Palace
Tumblr media
Ala ala foto aesthethic tentunya
Seperti yang aku juga pernah sampaikan di sini sesungguhnya worth the price sih berkunjung di Grand Palace ini. Di dalam komplek Grand Palace ini ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi, antara lain : Wat Phra Kaew yaitu temple yang merupakan rumah bagi Emerald Buddha, dan temple ini adalah salah satu yang tertua dan paling terkenal di seluruh dunia. Emerald Budha ini adalah patung Budha yang dianggap suci oleh kaum Budha, dianggap pelindung bangsa dan hanya dapat disentuh oleh Raja Thailand. Selain itu di dalam komplek ini ada tempat tinggal keluarga kerajaan Thailand yang akan aku ceeitakan selanjutnya tapi saat ini bangunan itu sudah tidak ditempati.
Tumblr media Tumblr media
Komplek Wat Phra Kaew
Tumblr media
Foto sama Phra Siratana Chedi
Tumblr media
Suka banget sama details di stupa nya
Siang itu padahal yasalam panas banget, bener aja suhunya 34 derajat celcius gimana kita ga rasanya mau mendidih aja yaa.. Tapi meskipun panas membara gitu suasana Grand Palace siang itu tetap rame banget.
Tumblr media
Rame yhaaa
Pro tips : Grand Palace ini dibuka pada pukul 08.00 dan ditutup pada pukul 16.30 jadi agak sorean ke sini bisa sih ga panas tapi ya siap-siap bakal tutup ga lama..
Pro tips lagi : Pakai baju yang sopan, jangan pake celana pendek, rok pendek atau sandal. Meskipun ada peminjaman kain gratis tapi tetap harus deposit THB 200.
Nah salah satu bangunan favorite aku di kompleks Grand Palace ini adalah bangunan bernama Chakri Maha Prasat Hall. Bangunan ini dulunya kediaman keluarga raja. Sekarang sih keluarga kerajaan tinggalnya di Chitralada Residence. Kenapa aku suka banget? Karena arsitekturnya bagus aja gitu kayak gaya klasik bangunan Eropa (dari yang aku baca ini bergaya Renaisans Italia) tapi masih ada unsur tradisional Thailand nya gitu. Jadi dindingnya bergaya klasik eropa tapi atapnya sungguh khas Thailand, gemes.
Tumblr media
Bangunan klasik eropa di tengah-tengah Grand Palace yang didominasi temple tradisional
Tumblr media
Nah tapi atapnya masih kearifan lokal.
Tumblr media
Menikmati minuman kesegaran di depan bangunan kesukaan
Tumblr media
Percobaan selfie di bangunan kesukaan
Kita sempat duduk-duduk sejenak di depan bangunan ini sambil menikmati minuman dingin (a must bring item!) dan tiba-tiba jeng jeng jeng alhamdulillah anak mager ini kebagian proses pergantian penjaga istana.
Tumblr media
Proses pergantian penjaga.
Setelah prosesi ini kami pun menyerah dengan ke-panas-an yang sungguh tida tertahankan ini dan kita pun balik ke hotel untuk kemudian berenang! Sebuah agenda yang harus dilakukan demi menjaga kewarasan. Tapi satu agenda wajib untuk menjaga kewarasan kita yaitu : Makan Siang. Karena Alvira sudah teracuni dengan niqmatnya Subway, maka agenda yang harus dimasukkan dalam itinerary di Bangkok yaitu adalah makan Subway! Hahaa. Alhamdulillahnya persis di samping kompleks Grand Palace (lebih tepatnya di alamat ini : 9 Na Phra Lan Rd, Phra Borom Maha Ratchawang, Phra Nakhon, Bangkok 10200, Thailand) ada resto Subway terpampang nyata, jadi kita pun tanpa babibu langsung masuk dan menyantap Subway, yeyy!!
Tumblr media
Our must eat agenda : Subway!
Romantic Dinner di Sala Rattanakosin
Apa nih?
Hahahha
Jadi kan di postingan sebelumnya kan aku bilang tuh kalau di hari keberangkatan kami itu sebenarnya bertepatan dengan hari anniversary kami, jadi dimasukkanlah agenda romantic dinner ala-ala ini dalam itinerary Bangkok Trip kali ini. Sepertinya saat itu dari hasil browsing-browsing kita berdua pun akhirnya memutuskan untuk dinner di tempat bernama Sala Rattanakosin. Kenapa? Karena di restoran ini (yang atasnya ada hotelnya) view ny langsung menghadap Wat Arun dan Chao Praya River, romantis yes hahahaa.
Dari hotel kita pun mencegat taksi dan memberi tahu lokasi restoran tersebut, tapi nih gaess sebagai pengingat aja, tempatnya ini nyelempit gituuu. Supir taxi sampe susaaah banget nemuin tempatnya, kita ditanyain juga planga plongo dong jelasnya. Untung sih kita kan sudah beli sim card sebelumnya jadi kita punya koneksi internet untuk google maps. Lokasinya tuh masuk kayak dalam gang gitu loh yang taxi kita ga muat bahkan jadi kita harus turun di depan gangnya dan masuk ke dalam dengan jalan kaki.
Tumblr media
Bentuk gang yang harus kita lewati untuk menuju resto DI MALAM HARI kebayang ga tu?
Setelah sampai kita berdua langsung menuju tempat duduk kita yang berada di luar yang merupakan spot favorite di sini. Seingetku juga kita berdua melakukan reservasi dulu sebelumnya jadi kita berdua bisa dapat tempat duduk di luar dan bisa langsung menghadap view cantek tersebut.
Tumblr media
View dari table kita malam itu. Manis banget yak.
Tumblr media
Minta difotoin mas-mas nya, kok gelap ya hiks
Untuk makanan yhaaa monmaap namanya juga restoran harganya pastinya cukup merogoh kantong yaa. Tapi nggak yang sampe jual ginjal juga sih, harganya lumayan kok dan varian makannya khususnya makanan khas Thailand nya juga cukup banyak. Namuuuunnn... apalah daya.. Karena seharian kepanasan dihajar pake minum es terus ditambah lagi makan malam di outdoor tepi sungai dengan angin sepoi sepoi ini membuat hidungku mampet-pet-pet. Bener-bener pilek yang SAMPAI HILANG RASA MAKANAN. Bayangkan betapa sedihnya aku makan-makanan "fancy" di Bangkok tapi semua rasanya HAMBAR. Sad...
Tumblr media Tumblr media
Pasti familiar sama makanan-makanan ini kan. Untung aja bisa "dirasain" di Indonesia..
Seingetku Alvira mesan minuman atau pudding kelapa gitu yang ditaroh di dalam gelas, di mana gelasnya itu bisa dibawa pulang. Nah sampai sekarang gelas itu masih ada loh di rumah kami, hahaha.
Kebaikan hati di Bangkok
Supaya balance nih, karena sebelumnya aku menceritakan tentang kena scam di Bangkok, jadi biar adil aku ceritakan juga tentang kebaikan hati yang kami terima di hari yang sama dengan keapesan kami di Bangkok.
Pertama-tama kami happy banget dengan kebaikan hati petugas hotel Bangkok City Hotel yang bantuin kita cari taxi di depan hotel. Saat itu taxi yang lewat ada di sebrang hotel, petugasnya sampe melambai-lambai heboh sampai supir taxinya ngeliat ada kita yang mau naik taxi-nya.
Kedua, supir taxinya baik banget! Jadi sepertinya ini pengalaman pertama dia membawa penumpang menuju restoran tersebut (famous ga sih ini tempat sebenarnya?). Jadi dia kebingungan tuh cari tau tempatnya, dia sampe turun dan tanya-tanya ke orang-orang sekitar lokasi restoran yang kita tuju.
Ketiga, mas dan mbak pelayan resto yang dengan baik hati mau memotokan kita, meski hasilnya gelap dia sebelumnya bilang :
"Too bad the wat arun is still under renovation, if not you will got more beautiful view, hope you can come back some day"
Marketing sih.. tapi tetap sweet lah dia doain kita balik lagi.
The best adalah, kebaikan si supir taxi tidak berakhir sampai di situ. Supir taxi yang mengantarkan kita itu NUNGGUIN KITA! Karena dia bilang daerah sini tuh sepi dan jarang ada taxi dia khawatir kita ga akan dapat taxi pas mau balik ke hotel. Terharu ga lau!!
Pesan Moral : Jangan stereotype! Jangan tubir bilang orang sini tuh scammer bla bla dst, karena selalu ada kebaikan yang lebih besar daripada keburukan yang pernah kita terima. Waspada boleh negative thinking jangan.
Overall, we love this day a lot!
Tumblr media
Good night Bangkok!
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Kembali ke Bangkok di 2015 part 1
Setelah pertama kali mengunjungi Bangkok alias yang sejak Februari 2022 resmi disebut Krung Thep Maha Nakhon pada bulan September tahun 2013 bersama Trio Reptil Alergi (bisa dibaca di sini), akhirnya aku berkesempatan kembali lagi ke Bangkok di 2015. Sebelumnya aku cerita dulu soal drama "akhirnya" aku berangkat ke Bangkok, karena bukan aku namanya kalau tidak ada "drama transportasi" kalau berangkat-berangkat hahaa.
Drama Transportasi #1 : Batal berangkat di 2014
Jadi setelah pertama kali ke Bangkok dan cukup puas dengan wisata belanjanya, aku pun berpikir :
"Wah kayaknya harus ngajak Alvira si doyan belanja itu nih ke Bangkok"
Maka saat itu di tanggal 09 Mei 2014 aku pun ngecek-ngecek harga tiket di maskapai Mandala Tiger Air, yang saat itu aku gunakan untuk trip murah meriah ke KL pada tahun 2013 dan memutuskan untuk membeli tiket untuk keberangkatan di tanggal 19 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 22 Oktober 2014.
Tumblr media
Ini itinerary tiket Tiger Air kita di 2014
Waktu itu kita dapat harga yang yaah lumayan lah ya itungannya untuk 2 orang dan PP Jakarta - Bangkok dengan harga total 2,5 jutaan jadi per orangnya cuma 1,2 jutaan. Lumayan banget ya kaan.
Tumblr media
Ini harga tiket kita di 2014
Namuun apalah daya di tanggal 19 Juni 2014 aku menerima email mengezutkan berisi demikian:
Tumblr media
Jeng jeng jeng
Akupun langsung melotot dan terkejoet :
"HAH??? MENGHENTIKAN OPERASI GIMANEE?"
Tumblr media
JENG JENG JENG PART 2
"EH GIMANA GIMANA MAKSUTNYA? JADI PENERBANGAN AKU YANG TANGGAL 19 OKTOBER 2014 BATAL NIH?"
Waktu itu untuk mendapat kepastian aku pun mencoba menghubungi ke CS Mandala Tiger. Dalam hati udah ngerasa wah pasti chaos banget sih, dan bener sajaa CS hotline nya ga siap dengan membludaknya pertanyaan orang-orang yang langsung panique dan bingung setelah menerima email itu, pun juga seperti aku. Akhirnya di tanggal 21 Juni 2014 akupun menerima email berbunyi begini :
Tumblr media
OKE
Oke baiklah berarti FIX BATAL lah kami ke Bangkok di Oktober 2014 itu, dan akupun mulai mengurus pembatalan tiket serta refund. Masih inget banget saat itu perasaan kami sedih dan kecewa bukan hanya karena batal berangkat ke Bangkok, tapi sedih salah satu maskapai yang sering kami buru promo-promonya akhirnya harus tutup usia, hiks. Kita pun sempat pesimis akan dapat tiket lagi untuk ke Bangkok dengan harga segini..
Drama Transportasi #2 Reschedule Jam Keberangkatan di 2015
Setelah mengalami kekecewaan di Juni 2014, kita sempat mencoba untuk cari promo di maskapai murah meriah andalan kami juga yaitu Air Asia, sayang sekali saat itu memang agak susah mencari promo Free Seats mungkin ya karena udah ga ada lagi pilihan pesawat murah setelah si Mandala Tiger Air resmi bangkrut hiks jadi agak ada di atas angin nih Air Asia.
Tapi akhirnya entah karena apa (ya pasti karena emang pengen jalan-jalan hemat mulu) aku pun terus coba-coba cek tiket promo Air Asia. Akhirnya di tanggal 16 September 2015 aku nyoba cek harga tiket ke Bangkok untuk bulan November 2015. Sebenarnya ini adalah hal yang langka aku lakukan karena nih biasanya aku tuh kalau ngecek tiket pesawat adalah untuk keberangkatan jauh hari ke depan, minimal 6 bulan kemudian atau baek baek kadang nyari tiket sekarang buat keberangkatan taun depan. Tapi kali ini emang untuung banget karena pada saat itu kok bisa banget pas dapat tiketnya harga murah. Jadi keberagkatan untuk kami berdua itu PP harga tiketnya cuma Rp. 2.399.000,- alias per orangnya cuma 1,2 juta! WOW BAHKAN LEBIH MURAH daripada tiket kita yang batal di Mandala Tiger Air! Bener-bener rezeki anak kere sholehah .. Mana kita juga cuma harus menunggu 2 bulan kemudian untuk bisa berangkat. Alhamdulillah banget pokoknya..
Tumblr media
Ini itinerary pesawat untuk perjalanan kami di 2015
Setelah tiket sudah di tangan, tetap ada dramanya nih kita hahaha. Nah pada tanggal 25 Oktober 2015 tiba-tiba aku dapat email dari Asia Asia. Karena trauma dapat email pembatalan sebelumnya dari Tiger Air aku sempet deg-deg an juga dengan isi emailnya itu mana saat itu sudah H-2 minggu kenetangkatan jelas kita udah prepare banget terutama untuk prepare cuti. Ternyata alhamdulillah bukan email pembatalan tapi email reschedule, ya tetap kesel sih cuma yaudahlah. Jadi yang tadinya penerbangan keberangkatan kami itu di pukul 12.55 WIB dari Jakarta, jadi diundur pukul 14.00 WIB. Tidak sampai di situ, tanggal 26 Oktober 2015 aku menerima email lagi dari Air Asia, lagi-lagi soal reschedule. Hadeeuhh. Kali ini reschedule pesawat kepulangannya, ini yang bikin kezel sih karena kalau reschedule pesawat pergi kita dimundurin nah kalau pesawat pulang jadinya malah dimajuin! Huuuu. Jadi pesawat kita yang tadinya pukul 17.10 ICT (waktu yang digunakan di Thailand) jadi dimajukan pukul 16.10 ICT, hufft dengan pe-reschedule-an ini maka waktu kita di Bangkok itungannya jadi lebih singkat beberapa jam. Hih!
Tumblr media
Begini akhirnya jam keberangkatan Jakarta Bangkok PP
Jakarta - Bangkok, 11 November 2015
Hari itu kita berangkat pagi dari Bandung menuju bandara Soekarno Hatta Terminal 3 untuk keberangkatan pesawat kami jam 2 siang. Untung sih berangkatnya sama si on time Alvira, jadi jam 11 pagi juga kita udah nongkrong asik di ruang tunggu sambil siap-siap disuruh masuk gate. Entah kenapa di hari itu padahal sedang tidak ada hari libur nasional dan tanggal 11 November 2015 itu adalah hari Rabu tapi suasana bandara ruamee banget kayak yang itu lagi musim libur atau weekend, bahkan ruang tunggu di T3 saat itu penuuh banget.
Tumblr media
Tampang kita di 11-11-15 nunggu pesawat ke Bangkok
Tumblr media
Suasana bandara Soekarno Hatta T3 International Departure tanggal 11/11/2015 penuh ya..
Akhirnya setelah menempuh perjalanan 3,5 jam di atas pesawat, pukul 17.25 ICT (timezon yang digunakan di Thailand sama waktunya dengan WIB) kita pun sampai di Bandara Don Mueang Terminal 1. Seperti layaknya pesawat LCCT lain Air Asia mendarat di Don Mueang dan bukannya di Suvarnabhumi Airport. Tidak ingat persis bagaimana kita menuju hotel, kalau ga salah sih kita naik taxi bandara deh. Kali ini kita nginep di Bangkok City Hotel yang letaknya di Petchburi Road, waktu itu kita booking lewat website booking.com dan dapat harga untuk 3 malam (11-14 November 2015) di 4.170 THB atau kalau dirupiahkan sekitar 1,7 juta rupiah, jadi per malamnya ya sekitar hampir 600 ribu, lumayan lah ya..
Tumblr media
Booking an di Bangkok City Hotel di tahun 2015
Review Bangkok City Hotel
Bangkok City Hotel ini enak banget ya menurutku karena untuk harga segitu worth it banget. Pertama lokasinya dekat banget dengan stasiun Bangkok Train Sky alias BTS (bukan boyband haha) nama stasiunnya adalah Ratchathewi Station, jaraknya cuma 400 meter jadi deket lah itungannya. Selain itu lokasi hotel ini juga dekat banget sama convenience store 7-11 (yang saat itu di Indonesia hits jadi tempat nongkrong malahan), jadi kita tidak perlu khawatir kalau ada keperluan yang kudu dibeli. Yang lebih yahud dari lokasi hotel ini adalah di malam hari begitu keluar hotel jalan sedikit di belokan kiri ada jalanan yang isinya THAI SNACK FOOD SEMUA! YESSSS!! Karena yuyur kita nih kalau berwisata suka banget nyemil-nyemil street food lokal, dan bahkan di depan hotel juga ada gerobak yang jualan jajanan gitu deh, enak banget lokasi hotel ini pokoknya.
Tumblr media
Bagian depan Bangkok City Hotel di November 2015
Tumblr media
Lokasi street food yang dekat banget dari hotel di siang hari, malam hari lebih banyak lagi gerobaknya
Selain lokasi yang nyaman, kamar hotelnya juga enak, bersih, fasilitas dalam kamar cukup lengkap dan dengan harga segini kamar mandinya dapat bath tub loh! Mantap kan tuuh.
Tumblr media
Bath tub di kamar hotel kita saat itu
Tumblr media
Meja yang ada di kamar
Tumblr media
Kasur di kamar
Selain kamarnya enak, view hotel ini juga oke banget. Dari kamar kita view nya gemerlap lampu-lampu gedung cakrawala di Bangkok. Sebagai orang yang suka dengan pemandangan gemerlap lampu d malam hari aku sih suka banget yaa. Terus pemandangan siang harinya juga oke, dengan cahaya matahari (yang nyentrong banget kerana this is thailaannddd) menerobos sela-sela gedung bertingkat.
Tumblr media
View from our room di malam hari
Tumblr media
Foto ala-ala Mr. Grey di dekat lift
Tumblr media
View di siang hari dari hotel
Yang kita suka banget juga dari hotel ini adalah fasilitas-fasilitas penunjangnya. Pertama : sarapannya enak! Jadi di menu sarapannya itu ada Pad Thai dan ada Thai Tea nya (sungguh kelokalan yang luar biasa ya..) dan itu rasanya enak banget bukan kayak yang asal-asal doank. Kita suka pokoknya deh! Kedua : ada fasilitas mobil menuju bandara, bagian ini sayangnya kita ga tau saat datang untungnya saat pulang kita menggunakan fasilitas ini dari hotel, selain harganya lebih kompetitif terus enak aja ga ribet nyari-nyari taxi lagi. Langsung dari hotel kita dianter pakai mobil ke bandara menyesuaikan dengan jam keberangkatan. Ketiga : kolam renangnya enakeun! Untuk hotel harga segini punya kolam renang di lantai atas, pakai atap dan dengan view pemandangan gedung-gedung sih oke banget lah ya itungannya. Di hari pertama karena kita udah ga kuat keringetan kepanasan habis dari Grand Palace dan kita pun memutuskan untuk berenang. Selain bersih kolam renangnya di siang itu juga sepi jadi berasa private pool hehee. Sayangnya kita lupa foto pake HP mungkin karena kita ninggal HP di kamar deh kayaknya waktu itu jadi ini adanya foto dari booking hotel.
Tumblr media
Bentuk kolam renangnya. Pict from : booking.com
Cari makan malam di sekitar hotel
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, lokasi hotel ini enak banget buat pencinta kuliner. Pada hari pertama sampai di hotel suasanya sudah cukup malam jadi kita pun begitu check in dan beberes sebentar kita pun memutuskan untuk mencari makan malam di sekitar hotel. Malam itu kita memutuskan untuk jalan kaki ke jalanan dekat hotel itu yang isinya adalah per-jajanan semua. Kita pun mampir ke restoran entah apa namanya karena tertulis dalam huruf sanskerta hahaa, tapi inget banget saat itu kita pesan rujak mangga Thailand yang disebut Som Tum Mamuang yang rasanya enak banget ya ampoonn. Jadi ada irisan mangga muda, irisan tomat dan kacang tanah dikasih kuah kecut gitu, segar banget pokoknya (sambil nulis ini aku juga ngiler).
Tumblr media
Makanan yang kita coba malam itu
Tumblr media
Tempat kita makan yang kita lupa namanya
Nah ada hal menarik nih yang baru aku sadari setelah berkunjung ke Bangkok di kali ini. Aku baru sadar kalau hampir di semua rumah makan Thailand itu selalu menyediakan AIR ES. Jadi bener-bener kita dikasih gelas berisi es batu atau disebut Nam Kheng yang banyak banget sampe hampir penuh tu gelas. Dari yang aku baca-baca emang minum air pakai es batu itu di Thailand itu sudah kayak tradisi. Hampir semua rumah makan bahkan kalau kita bertamu ke rumah warga Thailand ya memang disuguhkannya air pakai es batu gitu. Dan minum air es ini ga mengenal siang dan malem ya.. jadi bahkan malam hari hajar aja minum air es. Bener-bener kudu menyiapkan fisik sih kalau ke sini karena kalau ga kuat akan berakhir dengan PILEK! SEPERTI YANG AKU ALAMI KEMUDIAN DI PERJALANAN INI HIKS..
Tumblr media
Minum air es adalah keseharianku, sok setrong.
Tapi emang kudu diakui sih, panas banget emang Bangkok inih, malam itu aja suhu di 29 derajat celcius tapi kerasa banget lengket di kulit dan bikin dahaga. Jadi yaa wajar aja warlok maupun kita-kita turis bawaannya ingin terus menerus menggelonggong diri dengan air dan es batu segambreng itu sehari-hari.
Setelah selesai makan kita pun kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersiap besok memulai wisata singkat kita di Bangkok.
Good Night Bangkok 11 November 2015 and happy anniversary for us!
Tumblr media
Kita yang saat itu anniversary
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Part 5, Seoul Korea
Akhirnya tiba juga di penghujung postingan time capsule kisah perjalananku dan Fini yang singkat ke Seoul Korea Selatan tahun 2015. Part ke-5 ini menjadi part terakhir menceritakan hari kedua terakhir kita di Seoul dimana sebenarnya hari yang paling terakhir itu cuma berisi perjalanan dari hotel menuju bandara dan akhirnya kembali ke Indonesia (hiks, ga relaaaa...). Berikut adalah kisah sisa perjalanan kami yang diabadikan dalam time capsule ini.
Day 5, 24 April 2015
Berhubung ini adalah hari terakhir kita di Seoul dan sesuai itinerary sebenarnya jadwal kita ga terlalu padat jadi pagi itu kita memanfaatkan waktu untuk mengunjungi salah satu destinasi yang sebenarnya ga ada di itinerary kita. Untuk itu di pagi hari kita memasukkan destinasi Ehwa University sebagai tujuan kita, karena sebenarnya lokasi kita nginep itu sungguh lah sangat dekat dengan universitas ini jadi sayang banget donk kalau kita ga mampir. Jadi sambil cari-cari sarapan kita pun memutuskan untuk jalan kaki santai cuma sekitar 15 menitan dari hotel dan sampailah kita di Ehwa University. Oiya di hari terakhir ini jugalah dengan tidak jelasnya kita baru meminjam egg routers dari Lee, karena akhirnya merasa susye juga jalan-jalan tanpa google maps karena berujung nyasar mele. Hmmm kenapa kagak kemaren-kemaren yhaa udah mau pulang baru tobat..
Melihat Indahnya Ewha Womans University Seoul
Ehwa University ini sendiri adalah universitas bagi perempuan di Korsel yang berdiri tahun 1886 (makanya bangunannya klasik europian gitu dehh). Universitas ini salah satu universitas prestigious loh di Korsel dan Baru-baru ini dinobatkan sebagai kampus wanita paling besar di dunia, mantap ga tuh! Karena kampus perempuan, jadi di sekitaran area kampus ini banyak toko-toko pernak pernik lucu nan gemes, pluuss banyak cafe-cafe dan tempat jajan-jajan lucu juga tentunya. Nah pagi itu kita pun memutuskan untuk membeli Mother in Law Bagel yang letaknya persis di depan gerbang Ehwa University.
Tumblr media
Begini lokasi di sekitaran gerbang kampus Ehwa University
Tumblr media
Sarapan Mother in Law Bagel di depan kampus
Kampus ini selain bentuknya yang klasik eropa gitu juga bangunannya unik makanya banyak juga turis yang mengunjungi dan sekedar foto-foto di gerbang atau di depan bangunan kampusnya. Apalagiii kampus ini sering jadi tempat syuting tentunyaa hahaha. Buat kita berdua yang fans berat drakor Winter Sonata pastinya tau banget kalau kampus ini juga jadi set syutingnya Winter Sonata, dan baru-baru ini lokasi ini juga jadi tempat syuting drama yang membuat kaum hawa ter-Song Kang - Song Kang yaitu Love Alarm. Oh iya bangunan rumah sakitnya Ehwa University ini yaitu Ewha Womans University Seoul Hospital ini adalah set yang dipakai untuk syuting Hospital Playlist untuk adean di Yulje Medical Center, kereen yaa.
Tumblr media
Begini bentuk bangunannya, iconic banget ya
Tumblr media
Ini dorm kampusnya
Tumblr media
Dan ini kita foto di depan bentuk bangunan iconic nya dengan deretan mahasiswa yang nongkrong
Waktu ngelihat suasana kampus ini sempat deh kita ngobrol-ngobrol membayangkan kayak gimana sih mahasiswa di Korea terutama di kampus ini tuh saat berkuliah, gimana suasananya, gimana proses belajarnya, pergaulannya, terus beres kuliah ngapain ya mereka secara enak banget di sekitarnya banyak cafe dan toko pernak-pernik. Kita mulai membayangkan sambil kepo gitu deh kitaa.. Siapa sangka bertahun-tahun kemudian sahabat Fini sejak SMA bernama mbak Nggau di 2021 bersekolah di Ehwa University! Sungguh yaa universe tuh ada- ada aja, jadi ya kekepoan kita tentang gimana sih rasanya jadi mahasiswa Ehwa University bisa terjawab donk.
Setelah puas befoto dan berkeliling sekitaran kampus kita pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kita ke tujuan selanjutnya yaitu KINTEX (Korea International Exhibition and Convention Center/Pusat Pameran dan Konvensi Internasional Korea). Mau ngapain sih ke sini?
Hmm.. karena kita mau datengiinnn...
SBS Special Exhibition My Love from the Stars
Taraaaa.. Iyaa betul kita mau ke pameran lokasi syuting My Love From the Stars! HAHAHAHA NIAT KAANN. Dibilangin kok kita nih wisata ke Koriyaa kebanyakan emang memuaskan obsesi kita dengan per-drakor-an, salah satunya ya dengan pengen liat lokasi-lokasi syuting drama-drama kesukaan kita. Begitu tau ada exhibition yang menampilkan lokasi syuting drama My Love From the Stars mulai 5 September 2014 sampai 31 Agustus 2015 yang buka dari pukul 10.00 - 19.00, dimana di rentang waktu itu kita akan berada di Seoul, langsunglah kita memutuskan untuk memasukkan spot ini ke dalam agenda itinerary kita.
Untuk menuju ke pameran ini kita harus pergi ke tempat yang namanya KINTEX. KINTEX ini sendiri adalah gedung konvensi terbesar di Korea dan pastinya menjadi pusat kegiatan pameran-pameran di Korea karena ada banyak banget ruangan pamerannya di dalam gedung KINTEX I dan KINTEX II itu sendiri. Waktu kita datang memang sedang banyak beberapa acara sekaligus. Saat itu di dalam gedung KINTEX ada beberapa venue yang menyelenggarakan beberapa seminar dan exhibition, pokoknya rame banget lah di dalam situ. Selain itu di dalamnya macem-macem juga bentukan pengunjungnya, ada yang pake jas dan baju-baju formal, tapi ada yang pake baju santai nan fashionable, ada orang-orangtua, ada anak-anak muda, dan beberapa kita dengar ada yang berbicara dengan logat korea dari daerah tertentu. Mungkin saking banyaknya acara di tempat itu dengan beragam target segmen yaa jadi bener-bener beragam juga lah orang yang ada di dalamnya. Lumayanlah kita jadi bisa melihat aneka ragam bentuk warga Korea Selatan di sini.
Untuk menuju Kintex kita jalan kaki dulu dari Ehwa University menuju stasiun subway andalan kita yaitu Hongik University, disitu kita naik subway menggunakan line 3 menuju Daegok Station dan turun di Daehwa Station, dari Daehwa Station kita ambil Exit 6 dan jalan kaki sekitar 20 menit untuk kemudian menemukan halte bus. Dari halte tersebut kita harus naik bus lagi nih.. ada 2 pilihan bus untuk menuju Kintex sendiri yaitu bus no 0039 atau bus no 0082.
Di sini kita juga sempat ditolongin mbak-mbak warlok saat kebingungan cari bus yang akan kita naiki. Sebenarnya kita sih udah tau bakal naik bus 039 atau 082 cuma biar lebih pede kita pun bertanya ke mbak-mbak bergerombol yang juga lagi nunggu bus di halte itu. Terus dia menjelaskan dengan baik hatinya nanti kita naik bus yang mana. Beres nanya udah deh kita melipir eh taunya begitu bus nya datang dia nyamperin kita sampai hampir kayak "narik" kita gitu buat ngarahin "ini loh bus kalian" gitu.. manis banget kaan. Memang salah satu hal yang paling memorable dari perjalanan kita ini adalah betapa NIAT banget orang-orang Korea kalau bantu kita yang kebingungan.
Tumblr media
Papan petunjuk bus menuju KINTEX, gada bahasa Inggrisnya ya hiks
Setelah turun dari bus udah keliatan tuh gedung Kintex yang guede itu, kita cukup jalan kaki sekitar 3 menit lah untuk menuju venue acara. Acara SBS Special Exhibition My Love from the Stars sendiri dilakukan di outdoor venue of Exhibition Center II in KINTEX, jadi saat kita masuk pertama kali kita sempat bingung nih di ruangan sebelah mana acara ini, untungnya karena acara ini berlangsung lama dan kayaknya jadi acara andalan gedung KINTEX jadi banyak papan petunjuk menuju venue acara. Lokasi Exhibition ini di semacam gedung tambahan gitu di samping gedung Kintex tapi untuk pembelian tiketnya dilakukan masih di dalam gedung. Kita beli tiket seharga 15.000 KRW tapi plus diskon 10% yang kita dapat dari buku kumpulan kupon diskon andalan kita yang aku bilang sebelumnya. Lumayan kan tuuhhh hamba diskon jadi happy.
Tumblr media
Ini bentuk tiketnyaa, masih ingat kesenangan hati kita begitu megang tiket ini hihiii
Dan sebagai fans berat drama Cheon Song Yi dan Do Min Joon kita langsung happy begitu mulai masuk ke dalam area pameran ini. Area Pameran ini terbagi 2 Main Zones yaitu rumah Do Min-Joon dan rumah Cheon Song-yi, dan beberapa zona-zona konsep seperti “Chance”, “Meeting”, “Heartbeat”, “Yearnings”, “Destiny”, “Love” dan “Memories”.
Zona utama 1 – Rumah Do Min Joon
Selama nonton drama ini memang paling banyak lokasi dilakukan di rumah Do Min Joon, karena si mbak Song Yi suka banget tau-tau menerobos masuk dan melakukan banyak adegan kocak di rumah ini. Selain emang rumah ini tuh bikin mupeng banget terutama bagian perpustakaannya yang emang kece banget.
Tumblr media
Ruang tamu Do Min Joon yang kece lengkap dengan pintu di lantai atas tempat dia menembus ke dimensi lain
Tumblr media
Ini dia perpustakaan yang bikin mupeng ituuu huhuu
Tumblr media
Begini tampilan ayank alien waktu nongkrong di perpustakaannya
Tumblr media
Ini tempat doi selonjoran menatap bintang, lengkap dengan teropong bintangnya
Tumblr media
Ini kamar tidur doi yang pernah diinvasi sama Cho Seung Yi yang pake sleeping bag hahaha
Main Zone 2 : Rumah Cheon Song Yi
Nah main zone selanjutnya adalah rumah Cheon Song Yi, yang mana ceritanya sebelahan sama rumah Do Min Joon si. Rumahnya persis banget dan juga kece banget sih. Ga terlalu banyak memang adegan-adegan di rumah ini, tapi teteep karena emang setting series ini cuma disitu-situ aja jadi yaa kita tetep familiar dengan bentukannya.
Tumblr media
Ruang tamu Cheon Song Yi lengkap dengan boneka beruang gedenya
Tumblr media
Tempat temen Cheon Song Yi terpesona liat adeknya masuk hahah
Tumblr media
Kamar tidur yang "self love" banget dengan foto segede gabannya dia tempat dia galau ngemeng sendiri hahaha
Selanjutnya kita beranjak ke small zones yang ada. Agak lupa-lupa juga isinya apa aja, yang diingat ada Zona 1 - Chance yang isinya peralatan syuting saat mereka ketemu di jaman Joseon.
Tumblr media
kereta yang membawa anggota kerajaan yang diselamatkan sama Do Min Joon
Tumblr media
Kumpulan koleksi baju-baju dan hair pin jaman Joseon
Terus ada juga seinget kita Zona 2 - Meeting dimana ini lokasi dimana mereke berdua bertemu, yang tidak lain tidak bukan adalah di lobby apartemen mereka! Hahhaha..
Tumblr media
Adegan konyol yang seringkali terjadi di lobby ini
Tumblr media
Pengen reka ulang jatohnya kayak mbak mbak tukang anter go food ya
Next yaitu Zona 3 – Heartbeat diman di sini kita bisa ala ala shooting di balkon rumah Do Min Joon and Cheon Song Yi's pakai teknik Chroma-Key di dalam Chromakey Zone. Tapi gatau kenapa kita ga foto pas di dalamnya. Kita cuma foto di depannya di mana ada layar gede yang muter adegan-adegan ikonik dari drakor ini.
Tumblr media
Begini tempatnyaa yang di pojok itu zona Chromakey
Sebenarnya ada Zone 4 - Yearning, yaitu isinya lokasi Cheon Song Yi curhat di toko komik temennya tapi kita kok herannya juga ga berfoto di situ.. Mulai lelah kayaknya hahaha. Terakhir kita ke Zone 5 – Destiny, ceritanya di sinilah saat mereka akhirnya "kadang-kadang" bisa bersama lagi setelah sekian lama Cheon Song Yi menggalau. Di zona ini ada barang-barang berbau ke-alien-an seperti meteorit yang jatuh ke bumi yang membuat Do Min Joon harus balik ke planet doi, dan baju alien stylish yang dipakai Do Min Joon hahhaa.
Tumblr media
Ini bajunyaa si alien fashionable
Akhirnya petualangan kita di sini kita sudahi, sebelum capcus kita foto-foto dulu sama dua sejoli ini.
Tumblr media
Sama posternya aja kebanting yu, gimana kalau ketemu aslinya..
Nah sebelum meninggalkan KINTEX tempat lokasi exhibition ini berlangsung, aku sempat foto salah satu spot di gedung Kintex yang aku familiar banget. Memang dari yang kita baca-baca sih Kintex ini langganan jadi lokasi shooting untuk adegan-adegan darkor yang ber-setting kisah di bandara. Ya emang sih spot ini bener-bener keliatan mirip bandara makanya kok familiar banget. Dan kayaknya sih AADC LINE series yang shooting di Seoul itu ngambil lokasi pertemuan kembali Rangga dan Cinta di sini.. kayaknyaa yaa ini otoy ku aja hahahaa..
Tumblr media
Lihat nih bentukannyaa resemble bandara banget yaa
Note : dan memang baca di sini bener-bener hampir semua drakor atau film yang ceritanya di Incheon Airport tuh lokasi syuting nya di siniii. Buanyak banget deh, bahkan sampe sekelas Squid Game juga shoot adegan bandara di sini.
Lunch/Dinner di Itaewon
Sesuai dengan itinerary kita akan melanjutkan perjalanan ke Itaewon, kita kembali naik bus menuju Daehwa Station kita naik subway Line 3 menuju Chungmuro kemudian transfer naik Line 4 ke Hoehyeon dan keluar melalui Exit 3 ke Myeongdong, terus dari Myengdong Station kita naik Line 4 menuju Samkgakji dan transfer naik Line 6 menuju Itaewon. Fuhh Panjang ye.
Sebenarnya rencana awalnya sih mau lunch tapii ternyata karena perjalanan ke Kintex cukup jauh dan ternyata keliling exhibition My Love From the Stars juga cukup menghabiskan waktu yasudahlah yaa jadi lunch ini kesorean judulnya dan kita pun men-jamak-nya dengan dinner hahhaa. Dan pastinya karena kita kelaperan berat kita pun memutuskan untuk makan beraat, dan pilihan kita jatuh pada Bibimbap. Aku lupa banget nama restonya apa, cuma inget restonya model lesehan yang kita kudu buka sepatu di pintu masuk resto dan dengan happy nya kita dapat side dish yang banyak as usual di resto korea, yeyyy!!
Tumblr media
Ini bentuk penampakan makanan kita, yummm!
Tumblr media
Selfie duluu dengan selfie stick hahaaa sejaduul itu kemana-mana bawa tongsis
Setelah beres mengisi perut kita pun melanjutkan jalan-jalan di Itaewon.  Itaewon Street adalah sebuah jalan di Seoul yang menjadi kawasan wisata, belanja, dan kuliner. Di sini berjejer aneka toko, tempat hiburan, dan restoran. Dan seperti yang kita tonton di drama Itaewon Class, memang di Itaewon ini hidup banget dari sore menjelang malam, jadi pas banget lah kita ke sini di waktu tersebut. Apalagi waktu itu karena masuk spring jadi sunset nya lumayan malem yaitu pukul 19.15, jadi meskipun saat itu sudah memasuki waktu hampir malam tapi suasanya masih kaya sore hari.
Tumblr media
Padahal ini suasana habis makan malam tapi masih terang
Dan seperti yang kita lihat juga di salah satu adegan Itaewon Class saat Kim Da Mi clubbing di Itaewon, nah di sini memanglah banyak bertaburan bar, klub ataupun sekedar tempat mimik-mimik seperti kedai Danbam milik Park Sae Ro Yi nya Itaewon Class hohoo. Sebenarnya di sepanjang jalan ini banyak juga toko-toko untuk belanja souvenir tapi sayang sekali harganya lebih mahal daripada di Namdaemun. Kita sempat nih masuk ke salah satu toko untuk nanya-nanya souvenir kaos Korea terus saat melihat harganya kita sempat agak ragu karena memang lebih mahal, tiba-tiba ahjussi penjualnya dengan bahasa inggris terbata-bata bilang kayak :
"Kamu gabung aja barang yang kamu beli sama pembeli itu, karena kalau beli banyak kan dapat diskon, lagipula kalian kan se-negara.."
Kami pun coba-coba berhadiah lah kita sambil pembukaan dulu nih nanya sama pembeli yang dimaksud itu mereka dari mana?
"We're from Philippines.."
Hm.…..
Ahjussi.. kekmana kita dikira orang pinoy.. akhirnya kagak jadilah kami beli, abis kagak tau malu aja tau-tau pengen numpang beli souvenir sama warga negara asing, mana mereka mukanya udah kayak males gitu ke kita.
Setelah puas berjalan-jalan di Itaewon kita pun melanjutkan perjalanan menuju destinasi selanjutnya sesuai dengan itinerary kita yaitu Gangnam.
Mengunjungi Mango Six Gangnam (Gagal! Haha)
Jadi sebagai penggemar drakor Gentleman's Dignity (2012) dan The Heirs (2013) pastinya tau donk salah satu lokasi syuting andalan di series ini, yaitu Mango Six. Nah di cafe ini memorable banget karena jadi lokasi scene romantis ketika Jang DOng Gun duduk sendirian di pinggir kaca dan melihat mbak-mbak cakep yaitu Kim Ha Neul lagi berteduh dari hujan diiringi lagu syahdu pastinya, siapa yang tidak gemoy kaan. Apalagi lokasi cafe ini ceritanya milik Lee Jong Hyuk (salah satu anggota geng Gentleman's Dignity) jadi hampir setiap saat geng Gentleman's Dignity ber-4 ini nongkrong mele di sini.
Tumblr media
Ini dia adegan romantis di Mango Six dari Gentleman's Dignity
Tumblr media
Bentukan Mango Six Gangnam Pict from: Tripdadvisor
Selain itu lokasi Mango Six adalah tempat kerja part-time nya mbak-mbak istri orang alias Park Shin Hye saat di series The Heirs, dimana mas Lee Min Ho dan bang Kim Woo Bin suka gangguin datang mele ke cafe ini.
Tumblr media
Salah satu adegan di The Heirs tapi tulisan Mango Six nya ditutupin
Tumblr media
Pict from : Tripadvisor, ini lokasi sebenarnya bahkan ada banner The Heirs nya ahahhaha
Kayaknya sih Mango Six yang digunakan untuk lokasi syuting The Heirs dan Gentleman's DIgnity beda deh karena kafe ini memiliki beberapa cabang juga di Seoul, dari yang aku baca-baca yang digunakan untuk syuting Gentelman's Dignity adalah yang berlokasi di 7 Nonhyeon-dong (734 Eonju-ro), Gangnam-gu, sedangkan yang The Heirs di 891-46 Daechi-dong, 26 (Samseong-ro 85-gil), Gangnam-gu, auk dah tu sama nggak. Tapi dimanapun Mango Six ini berada di Gangnam dari pilihan dua lokasi yang kita tuju ini TIDAK ADA YANG BERHASIL KITA DATANGI HAHAHAHA.
Jadi ceritanya nih dari hasil mempelajari rute sebelum berangkat, kita naik subway dari Itaweon Station dan naik Line 6 menuju Yaksu Station terus transit naik Line 3 turun Express Bus Terminal lanjut naik Line 7 turun Hakdong keluar dari Exit 10 terus KATANYA jalan lurus aja dan belok kiri di first big intersection dan sekitar 10 menit jalan akan ketemulah si Mango Six. Namun apa daya.. KITA GA NEMU JUGA.. ga ngerti deh kenapa, mau alasan ga lagi coba.. kalau waktu kita nyasar nyari Coffee Prince Cafe dan Banpo Bridge kan masih bisa pake alesan ga punya internet jadi ga bisa liat google maps, lah ini kan udah pake egg routers! Lupa juga kenapa tepatnya kita ga nemu tapi sekarang dipikir-pikir coba menemukan blog ini dulu sih kayaknya kita bisa sampe sih minimal ke Mango Six yang Gentleman's Dignity. Mana dengan sedihnya Mango Six Gangnam nampaknya sudah permanently closed hiks.. jadi kalaupun kita balik lagi ke Seoul kita ga bisa mengulang adegan ini lagi.
Tapi yaa udah takdirnya kita ga menikmati Mango Strawberry -nya Mango Six dan malah kita menikmati street food di Gangnam yang sesungguhnya harganya lebih mahal dari yang di Hongdae, huhu..
Tumblr media
Menikmati odeng di Gangnam
Inilah seninya jalan tanpa tour guide dan memiliki jiwa bebas yang tinggi yaa hahaha. Jadi kita memang berupaya mengikuti itinerary yang kita susun dengan lengkap plus dengan detail cara menuju lokasi tersebut tapiii kadang kitanya suka skip juga sih entah karena nyasar ga bisa baca peta atau karena ya emang terlalu santuy ga ambisi juga untuk memenuhi list tempat-tempat yang pengen didatengin di itinerary hahaha. Makanya aku pribadi kalau merencanakan traveling bersama orang lain aku akan selektif dengan partner yang diajak traveling, karena kalau aku berpartner dengan yang ga flexible dan strict banget dengan itinerary kita pastinya akan angot-angotan hahaha. Untung Fini se-frekuensi sama aku yaa jadi kita sih selaw aja ga "keturutan" ke suatu tempat dan tetap happy aja tentunyaa.
Sejujurnya jalan-jalan di Gangnam ini tidak begitu membekas dalam ingatanku entah kenapa, kayaknya kita cuma bentar deh di sini selain karena udah capek kita juga udah ga ada dana tenaga buat belanja-belanja di sini, akhirnya kitapun memutuskan untuk kembali ke penginapan untuk packing karena besok paginya kita harus udah capcus ke Indonesia. Nah di sini kebingungan terjadi.. kalau sesuai itinerary yang kita bikin rute balik dari Gangnam ke Hongdae adalah lewat Hakdong Station naik subway Line 3 turun di Yaksu Station transfer naik subway Line 6 sampai di Hapjeong Station transfer ke Line 2 dengan tujuan akhir Hongik University. Tapi ga tau ide darimana dan aku juga lupa ini inspirasi dari mana tapi kita baliknya naik bus hasil petunjuk nanya-nanya tentunya..
Tumblr media
Ini nih ditulisin sama warlok entah gimana ceritanya jadi akhirnya kita balik dengan rute ini
Sumpah lupa jalurnya gimana ini kita naik bus menuju Hongdae yang diingat malah kita seneng banget liat pemandangan kota Seoul di malam hari dengan bus. Sebelum-sebelumnya kan kita selalu naik Subway tuh jadi sepanjang perjalanan yang dilihat pemandangan cuma lorong aja huhuu, tapi kali ini karena naik bus kita bisa ngelihat kehidupan “dunia atas” kota Seoul hahaah. Masih inget kita ngelewati Gyengbokgung Palace di malam hari dengan excited karena sebelumnya kita ngelihatnya hanya di siang hari jadi pemandangan yang kita lihat dari jendela bisa berbeda dengan pemandangan sebelumnya, kita jadi ngelihat megahnya istana dengan sorotan lampu keemasan (karena takjubnya lupa foto..). Dengan sederhananya kita juga happy hanya dengan melihat mobil-mobil berlalu lalang di jalan raya kota Seoul yang gedenya kayak tol semua itu hahaha.
Menikmati Malam Minggu di Hongdae bersama Kaula Muda Seoul
Setelah sampai di Hongdae kita pun langsung kembali ke apartemen dan packing, setelah beres packing kita sempet melongok dari jendela kamar dan membantin:
"Hmmm kok masih rame aja di luar nih padahal udah malam.."
Kita lup bahwa ini adalah malam minggu! Dan Hongdae yang notabene emang tempatnya anak muda, ya jelas makin malam makin rame donkk! Akhirnya kita putuskan untuk pake jaket lagi daann turun ke bawah menghabiskan sisa malam di antara keramaian anak muda di Hongdae, hehe sok muda yee.
Tumblr media Tumblr media
Suasana depan apartemen kita yang masih sangat padat
Ingat banget itu kayaknya kita baru mulai turun jam 11.30 PM dan suasananya masih rame banget, bahkan sempet tuh kita belanja kosmetik dulu di drug store sebrang apartemen. Di sepanjang jalan banyak anak-anak muda bergerombol lagi duduk-duduk di depan convenience store sambil minum, atau jalan-jalan sambil nenteng botol minuman. Pokoknya rame banget lah. Kita pun ga mau kalah dan masuk ke convenience store buat beli minuman, gaya kaann.. Padahal minuman yang dibeli adalah :
Tumblr media
Susu pisang yang terkenal dari Korea itu HAHAHAH
Selain banyak yang nongkrong kita banyak nemuin street art performance di sepanjang Hongdae. Salah satu yang menarik perhatian kami adalah ada yang live performance nyanyi dan cukup banyak yang nontonin. Kita pun berhenti dan ikutan nontonin. Emang keren sih suara vokalisnya bagus banget dan mereka bawain lagu yang juga enak banget. Waktu itu saat mereka perform aku sempat rekam video penampilan mereka sambil penasaran itu lagu ciptaan mereka sendiri atau lagu orang sih. Karena lagu Korea yang aku tau cuma lagu-lagu Idol boyband/girlband doank jadi aku ga tau itu lagunya siapa, tapi saking enaknya lagu itu selama beberapa tahun setelahnya aku masih suka bersenandung lagu yang kudengarkan di jalanan Hongdae itu.
Tumblr media
Ini penampilan musisi jalanan malam itu
Setelah beberapa tahun kemudian suatu hari aku buka YouTube iseng-iseng pas searching Rose Blackpink cover dan nemu video ini dan ternyata salah satu lagu yang dicover oleh mereka adalah lagu yang aku dengarkan di jalanan Hongdae malam itu. Ternyata lagu itu adalah Sseudam Sseudam (Caress) oleh 10 cm. Enak banget emang lagunyaa dengerin deh, mana suara penyanyi yang di jalanan malam itu mirip-mirip sama suara vokalisnya 10 cm, jadi makin dengerin lagu ini bikin kangen suasana Hongdae malam itu.
https://www.youtube.com/watch?v=h63qvyJodoc
Ini nih lagunya
Setelah makin malam bukannya makin sepi tapi badan renta kita udah ga kuat hahaha jadi kita balik ke kamar deh. Selain itu besok kita flight pagi jadi harus istirahat biar ga tepar. Kita pun sempetin foto di depan kamar kita buat kenang-kenangan, foto di depan smart door lock khas apartemen-apartemen Koriya sebelum beberapa tahun kemudian baru marak di Indonesia.
Tumblr media
Apartemen 1003 yang menampung kami selama di Seoul
Day 6, 25 April 2015
Tibalah hari dimana kita harus pagi buta menyeret koper menuju bandara untuk kembali ke realita, kebayang betapa magernya kan hahaha. Pukul 06.00 AM kita memutuskan untuk check out, setelah semalam sebelumnya sudah berpamitan dengan Lee dan mengatakan kita akan pergi pagi-pagi sekali jadi pamitannya malem karena takutnya doi masih tidur, mengingat kejadian doi masih bobok saat hari pertama kita datang karena abis malemnya party, kita pastikan di pagi ini dia juga akan masih bobok mandja.
Tumblr media
Langit pagi Seoul hari itu
Kita pun naik Airport Railroad Express (AREX) yang berangkat dari subway station Hongik University langsung menuju Incheon International Airport Terminal 1, kita pun naik kereta pertama pukul 06.22 KST dan menempuh perjalanan 52 menit. Suasana bandara Incheon hari itu meskipun masih pagi sudah cukup ramai. Setelah check in, drop luggage (karena pulangnya kita beli bagasi) kita pun masuk ke ruang tunggu sambil menunggu pesawat kita berangkat pukul 09.35 KST menuju Kuala Lumpur.
Ada kejadian lucu waktu kita lagi mau masuk menuju boarding room, kan kita melewati petugas imigrasi di Incheon Airport yang mengecek paspor kita dulu nih. Nah saat petugas memeriksa paspor Fini, petugas ini sempat agak ragu nih. Dia ngeliatin muka Fini terus ngeliatin foto paspor Fini bergantian. Kemudian tiba-tiba dia bertanya:
Is this really you?
HAHAHAHAHAHA DIKIRAIN HABIS WISATA OPLAS KALI YEE
Yhaa emang sih foto di paspor tuh kan yaa susah keliatan cakepnya huhu.. Konon sih katanya emang foto paspor itu dibikin ga bisa yang shine bright like diamond gitu karena biasanya setelah menempuh perjalanan jauh dengan pesawat maka wajah kita terlihat lelah, makanya supaya muka asli kita yang lelah itu ga beda-beda banget sama yang di paspor ketika diperiksa petugas imigrasi jadi dibuatlah tampilan foto paspor tuh agak mbleset, nah masalahnya kalau pas baru berangkat (apalagi masih pagi) kan muka kita masih cerah ceria tuh makanya Fini dikira oplas karena foto paspornya aduhai mengecewakan hahaha.
Akhirnya perjalanan kita dengan Air Asia dari Bandara Incheon pun dimulai. Pesawat kita kemudian mendarat di KLIA pukul 15.05 MYT dan kita transit sampai pukul 18.55 MYT. Lupa deh waktu itu kita ngapain aja di KLIA, kayaknya sih ya kita makan siang dan jalan-jalan di sekitar bandara. Kemudian kita pun naik pesawat lagi untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Tumblr media
Suasana Incheon pagi itu
Akhirnya pesawat kita sampai di Bandara Soekarno Hatta Jakarta pukul 20.00 WIB. Perjalanan belum benar-benar usai. Begitu urusan bagasi dan imigrasi beres langsung buru-buru kita keluar dari Terminal 3 menuju Terminal 1 untuk mengejar pesawat dia ke Surabaya. Karena kalau aku sih naik Primajasa yang akan ada terus tiap jam jadi aku nemenin dia dulu ke pool taxi yang lagi mangkal di situ untuk anterin dia ke Terminal 1 tapiii kata supir-supir taxi yang ada di situ jalanan di bandara lagi macet banget! Mereka khawatir kalau naik taxi bisa-bisa ga kekejar tu pesawat, panique donk kitaaa. Untungnya ada supir ojek motor di situ yang dipanggil sama supir taxi dan diminta untuk anterin Fini ke Terminal 1. Sumpe seumur-umur aku baru tau ada ojek motor di dalam bandara loh hahhaa. Dan untungnya meskipun pulang ini kita beli bagasi tapi koper kita ga yang heboh gede gitu jadi masih memungkinkan diangkut pake motor.
Dengan Fini ngabarin kalau dia sudah selamat sampai terminal 1 dan masih ada waktu untuk check in segala rupa untuk pesawat dia ke Surabaya akupun bersiap naik primajasa ke Bandung.
Demikianlah rangkaian perjalanan penuh adegan nyasar dan melenceng dari itinerary ini, seperti biasa sejak balik dari Seoul kita sudah berungkali berucap dan "berencana" kembali lagi ke Korea Selatan dan ga cuma ke Seoul tapii 7 tahun kemudian bahkan sampai blog ini dipublish kita belum berkesempatan untuk balik lagi, hiks. Padahal 7 tahun kemudian pas bongkar-bongkar lemari aku nemu fossil ini nih:
Tumblr media
Sisa uang WON! hahahha
Yasudahlah anggaplah uang sisa won ini buat investasi dan manifestasi kalau kita akan kembali lagi ke Seoul Korea. Hopefully soon! For now we can say:
Tumblr media
Thank You, Seoul, See you again next time!
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Photo
Tumblr media
Vibes anak pertama vs vibes anak kedua. Keliatan banget bedanya ya. Anak-anak pertama (ki-ka : Sagara, Alanis dan Attan) dengan tertib pose di dalam selimut. Anak-anak kedua (ki-ka : Juda, Zafran, Sinala) berpose sesuka hati mereka dengan aduhai. Semoga kalian sesaudaraan selalu akur yaa gengs. Love you all anak-anakkuuu 😘😘 https://www.instagram.com/p/Ca9hf_0pAiSwq1kvS6qm019Hjf98pZ1p0kv_Vg0/?utm_medium=tumblr
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Part 4 Seoul, Korea
Di Part ke-4 time capsule perjalananku dan Fini di Seoul Korea Selatan pada April 2015 kali ini berisi pengalaman di hari ke-4 liburan kita. Kali ini destinasi kita agak di luar kota Seoul oleh karenanya di hari itu kita memutuskan untuk bangun lebih pagi dari biasanya karena perjalanan yang akan kita tempuh cukup jauh dan menghabiskan waktu.
Day 4, 23 April 2015
Pagi itu kita bangun cukup pagi yaituuu jam 7 hahaha yaa emang segitu-gitu aja kemampuan kita bangun pagi tuh. Karena hari itu kita akan menempuh perjalanan panjang jadi kita sarapan ala kadarnya dulu di apartemen dengan menu ke -koreaan yang haqiqi yaitu Ramyun Instan dan Susu Pisang! Yeyyy
Tumblr media
Pemandangan makan ramyun yang aesthethic
Tumblr media
Susu pisang ini meskipun bukan banana uyu tapi enak juga kok
Setelah sarapan kita pun bersiap untuk pergi ke destinasi kita hari itu yaituuu.. NAMI ISLAND.
Perjalanan dari Hongdae Menuju Nami Island
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perjalanan kita hari ini akan cukup menguras tenaga dan waktu karena Nami Island sendiri letaknya di luar Seoul. Untuk kita sendiri yang berada di Hongdae untuk menuju Nami Island durasi perjalanan ditempuh kurang lebih 2-2.5 jam! Huwaw banget yaa..
Jadi saat itu begini rute dan moda transportasi yang kita gunakan di April 2015 untuk menuju Nami Island dari daerah Hongdae :
Naik subway dari Hongik University Station, dari situ naik kereta yang Line 2 terus turun di Konkuk Univ. Station;
Lanjut dari Konkuk Univ Station naik kereta Line 7 turun di Sangbong Station;
Dari Sangbong Station naik Gyeongchun Line dan turun Gapyeong Station; Saat itu waktu tempuh kita sekitar 1,5 - 2 jam untuk naik kereta plus tunggu menunggunya, biaya yang kita keluarkan dengan menggunakan T-Money di 2015 adalah total KRW 1.950.
Dari Gapyeong station tadinya kita mau naik taxi ke Gapyeong Wharf (dermaga ferry untuk menyebrang menuju Nami Island) dengan perkiraan biaya KRW 4,000- KRW 5.300 tapi kemudian kita menemukan moda transportasi yang lebih murmer yaitu naik Gapyeong City Tour Bus yang sekali beli tiket bisa untuk perjalanan ke tiga destinasi utama di Gapyeong yaitu: Nami Island, Petite France, & The Garden of Morning Calm. Harga tiketnya cuma 6.000 won seharian dan tiket bisa langsung dibeli di driver bus, sebuah best buy banget ini.
Selanjutnya dari Gapyeong Wharf kita akan membeli tiket dengan harga KRW 8.000 (dengan menunjukkan paspor) yang mana harga tiket tersebut sudah termasuk tiket ferry PP. Sebenarnya ada cara lain menuju Nami Island selain pakai ferry, yaitu menggunakan zipwire yang hanya butuh waktu 90 detik dengan harga tiket 30.000 won. Menarik sih sayang budget segitu lebih baik kita pake buat beli chicken hahaha.
Berikut adalah beberapa fosil per-tiket-an dan per-transport-an perjalanan kami ke Nami Island di 2015
Tumblr media
Station Gapyeong
Tumblr media
Zipwire menuju Nami island
Tumblr media
Tempat beli tiket masuk Nami Island
Tumblr media
Sign Nami Island
Tumblr media
Tiket masuk Nami Island (2015)
Tumblr media
Tiket Gapyeong City Tour Bus (2015)
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bentukan Ferry untuk menyebrang ke Nami Island (2015)
Menyusuri Jejak Drakor Winter Sonata Nami Island di Musim Semi 2015
Sekali lagi nih sebagai anak penggemar drakor dari jaman jebot, dan seyuyurnya emang sulit move on dari drakor Winter Sonata (2022), dapat dipastikan saat kita ke Seoul maka Nami Island adalah salah satu tujuan wisata kita. Nami Island atau Republik Naminara, sebenarnya adalah hasil konstruksi dari bendungan Cheongpyeong makanya pulau ini tuh sebenarnya ga terlalu besar, cuma 5 km doank sekelilingnya. Nama Nami Island sendiri berasal dari nama Jenderal Nami salah satu tokoh pahlawan muda Korea (meninggal di usia 26 tahun) yang dimakamkan di sini, yaitu jenderal Nami.
Sejak drakor Winter Sonata booming, memang tempat ini jadi destinasi wisata wajib turis yang ke Korea Selatan, dan setiap musim memiliki keindahannya sendiri-sendiri, nah kebetulan kita datang saat musim semi awal jadi kita kebagian pemandangan pohon-pohon yang berdaun hijau. Kalau musim gugur daun-daun di pohon-pohon tersebut berwarna kuning keemasan gitu dan berguguran menutupi jalan setapak di antara pepohonan tersebut, konon sih lebih cantik tapi yaudahlah saat itu kita juga senang banget kok karena mendatangi di Nami Island musim semi, karena dengan begitu kita bisa ngelihat SAKURA! Aku sendiri merasa beruntung banget, karena beberapa bulan sebelumnya aku mengunjungi Jepang dan itu masih musim dingin jadi ga kebagian sakura di Jepang, alhamdulillahnya sobad budget traveler ini berkesempatan ngeliat sakura meski ga di Jepang.
Tumblr media
Anyyeong Iputa Sakura
Sesampainya di Nami Island tanpa babibu kita langsung segera menyusuri lokasi-lokasi dan segala hal yang Winter Sonata. Yang pertama kita datangi adalah replika boneka saju buatan duo sejoli yang membuat kita ter-sipu-sipu di jamannya. Di drakor Winter Sonata ada adegan dimana Yoo Jin dan Jun Sang bikin boneka salju di Nami Island ini nah terus pas Yoo Jin noleh eehh ga sengaja kecium, duileee.. gemoy amat kaan. Untuk bisa berfoto di boneka salju replika ini kita harus antri yaa dan untungnya background nya sepi sih waktu kita foto jadi keliatan bagus dehh.
Tumblr media
Fini berpose di depan boneka salju saksi cinta Winter Sonata hahaha
Next kita menuju patung legendaris Bae Yong Joon dan Choi Jin Woo (pemeran utama Winter Sonata) yang dibangun di Nami Island ini. Tetap yhaa kalau untuk foto di sini kita harus mengantri dan bergantian dengan turis lainnya.
Tumblr media
Si obat nyamuk
Next tentunya kita ingin foto ala-ala di salah satu spot foto ter-khas dari Nami Island yaitu Metasequoia Lane. Ini adalah jalur romantis tempat Jun Sang dan Yoo Jin jalan kaki dengan diiringi OST Winter Sonata yang bikin kita ga move on juga itu. Sekali lagi karena kita datangnya di musim semi awal jadi background foto yang kita dapatkan adalah deretan foto pohon hijau menjulang tinggi di sepanjang jalan.
Tumblr media
Kebayang kalau musim gugur cakepnya gimana
Tumblr media
Tapi di musim semi tetap cakep kaan view-nya
Dan emang ya pulau ini tuh tau banget kalau turis turis yang berdatangan ke sini itu emang sebagian besar ya penggemar Winter Sonata, makanya hampir di setiap sudut pulau ini akan ada foto-foto Winter Sonata.
Tumblr media
Pemandangan Winter Sonata di sepanjang pulau
Meski demikian di luar spot-spot per-Winter Sonata-an pun pulau ini cantik juga kok. Jadi meskipun turis yang mengunjungi pulau ini ga ngerti soal Winter Sonata sama sekali mereka tetap bisa menikmati pemandangan pulau yang bersih, sejuk dan ada asri ini.
Tumblr media Tumblr media
Adem banget siang-siang nongkrong di sini
Tumblr media
Di Nami Island ada mushola nya loh
Dann drama terjadi, selalu yaa kita tuh ada aja dramanya. Setelah berjalan berkeliling pulau dan mungkin juga karena sudah usia lelah dari kemarin jalan kaki terus, Fini pun mengeluh kalau kakinya sakit. Emang doi sih ide banget, sepatu dia tuh sepatu winter yang sol tipis gitu loh, sungguh tidak jalan kaki friendly padahal sebagai sobad qere 2015 pasti akan banyak jalan kaki. Sedangkan sepatuku kebetulan emang sepatu olahraga jadi dipake jalan kaki enak dan ringan. Akhirnya sebagai adik yang baik (self claimed hahaha) akupun menukarkan sepatuku untuk kemudian dia pakai untuk di sisa perjalanan kita hari itu. Cihh kurang bae apa w ama u ndut!
Tumblr media
Ini sepatu Irma
Tumblr media
Ini sepatu Fini
Tumblr media Tumblr media
Menjadi putri sepatu yang tertukar
Next setelah puas berkeliling Nami Island kita pun memutuskan untuk melanjutkan ke destinasi kita berikutnya. Sambil menunggu ferry datang kita sempat nongkrong dulu di Nami Snowman Pie yang view nya adalah bendungan sambil menikmati coklat hangat dan kue berbentuk snowman yang enak banget.
Tumblr media
Nongkrong di Nami check
Tumblr media
Ini snowman pie nya
Ke Petite French Menyusuri Jejak My Love From the Stars dan Secret Garden
Di tahun kita berangkat ke Seoul Korea Selatan ini adalah tahun dimana 'My Love From the Stars' (2013) lagi hot-hot nya dan emang kita lagi gandrung-gandrungnya sama drama itu. Dan untuk pecinta drakor sejak jaman jebot pasti juga hapal banget sama drakor 'Secret Garden', begitupun dengan kamiii. Makanya destinasi selanjutnya kita tetapkan adalah menuju Petite France. Dengan menggunakan tiket bus yang sama saat ke Gapyeong Warf (halte menuju Nami Island), kita yang masih menyimpan karcis bus-nya pun dapat langsung naik Gapyeong Tour Bus menuju Petite France dengan durasi perjalanan sekitar 25 menit.  
Petite France ini adalah sebuah tempat wisata dengan arsitektur bangunan bergaya Perancis, di 2015 harga tiketnya 5.000 KRW dan kita pakai kupon diskon seperti yang aku ceritakan di sini jadi kita dapat potongan 2.000 KRW alias cuma sisa bayar 3.000 KRW mayan banget kaaan. Di Petite France ini konsepnya kita seolah berada di Perancis, jadi mulai dari bangunannya, patung-patung, street art dan lagu-lagu yang diputar pun sudah ala-ala ke-Perancis-an. Nah buat kita berdua yang pecinta ‘My Love From The Stars’ pasti sudah hapal banget adegan-adean yang mengambil lokasi Petite France ini. Masih inget banget scene romantis antara Kim Soo-Hyun (Do Min Joon) pakai kekuatan super narik Jun Ji-Hyun (Cheon Song Yi) terus adegan ciuman dehh. Selain itu ada juga drama ‘Secret Garden’ yang syuting di sini, mendadak berasa ngelihat Hyun Bin oppa pakai jaket blin-bling andalannya itu, yang mana cuma dia manusia di muka bumi ini yang tetap terlihat tampan meski pake jaket hejo mengkilap begitu hahaha.
Tumblr media
Bangunan-bangunan ala Perancis di Petite France
Tumblr media
Bahkan dipajang poster My Love From the Stars
Tumblr media
Kalau ini statue "Secret Garden" dengan jaket bling bling iconic nya Oppa Hyun bin
Tumblr media
Restoran-restorannya juga bergaya Perancis
Tumblr media
Foto berdua dulu kita
Tumblr media Tumblr media
Bangunan Perancis dengan view gunung dan danau, cantik yaa
Tumblr media
Kalau ini tempatnya Cheon Song Yi waktu ketiduran di lokasi Syuting
Tumblr media
Ada semacam museum boneka-boneka yang cukup horror kalau malam yaa
Tumblr media
Ini ceritanya Do Min Joon dan Cheon Song Yi
Setelah beres jalan-jalan di Petite France kita pun naik Gapyeong Bus Tour lagi (masih menggunakan tiket yang sama) untuk kembali ke Cheongpyeong Station. Dari sini kita berencana untuk melanjutkan perjalanan ke Banpo Bridge. Untuk menuju Banpo Bridge dari Petite France kita ke Cheongpyeong Station naik Gyeongchun Line turun di stasiun Mangu, dari situ naik Jungang line turun di Ichon Station terus naik Line 4 cuma satu stasiun turun di Dongjak Station nahhh dari stasiun Dongjak keluar lewat pintu exit 1 dan jalan kaki deh.
Tumblr media
Suasana menunggu Gapyeong Bus Tour di depan Petite France
Gagal Menonton Banpo Bridge Rainbow Fountain
Jadi berbekal informasi dari internet dan dari buku primbon andalan kita, rute yang kita tulis di atas adalah rute yang kita berdua yakini akan membawa kita ke Banpo Bridge. Rencananya kita akan menonton pertunjukan Banpo Bridge Rainbow Fountain yang jam 20.00 atau 21.00. Kita sendiri tertarik banget liat pertunjukan ini karena Rainbow Fountain di Banpo Bridge ini tampil dari video lagu 'Seoul Song'-nya SNSD dan Suju hahahaha. Selain itu kan GRATIS nihh jadi sangat cucok untuk turis low budget macam kita berdua, apalagi kalau dilihat dari gambar-gambar di internet sih cantik banget emang bentukannyaa kayak ada air mancur warna warni (warnanya dari lampu sorot) yang keluar dari sisi samping jembatan jadi kayak menyelimuti samping jembatan gitu. Selain ada air mancur nanti juga ada backsound musik korea classic, jadi ritme air nya mengikuti alunan musik gitu. Oke banget tuh kaan.
Tumblr media
Ekspektasi kami melihat Rainbow Fountain seperti ini . Pict from : Pinterest
Akhirnya setelah kita turun di stasiun subway Dongjak (Line 4) menurut info kita harus keluar di exit 1 dan jalan. Katanya ((katanyaaa)) jalan kaki 10 menit, kita coba lah mau jalan kaki. Cumaaaa masalahnya kita ga ngeuh sama petunjuk jalannya tuhh, entahlah kita yang terlalu ga bisa baca petunjuk atau gimana tapi kita berusaha mengikuti petunjuk arah tapi kok ga sampai-sampai ahaha. Akhirnya karena mulai kesal kita pun nanya ke warga lokal, masih jauh gak jalan ke Banpo Bridge? trus katanya masih 10 menit-an lah kalau jalan, HEH?? KITA NIH UDAH KALI 20 MENIT JALAN MAU JALAN 10 MENIT LAGI GA SYANGGOOPP. Akhirnya menyerah juga lah kita dengan keadaan kaki yang makin udah ga sanggup lagi jalan dan ketidakpastian arah juga. Kita pun memutuskan untuk balik arah dan cari makan saja hahaha. Bubye Banpo Bridge Rainbow Fountain.
A fruit tip: ada baiknya sih sewa wifi routers atau beli sim card lokal, karena kalau udah ketemu yang kayak begini susyee banget hidup ga ada internet buat akses maps, hiks.
Makan Malam di Shinchon
Setelah capek seharian banyak jalan kaki kita pun memutuskan untuk pengen MAKAN BESAR untuk makan malam hehee. Kita pun memutuskan untuk ke daerah Shinchon. Dari Stasiun Dongjak kita naik subway Line 9 dan turun di Dangsan Station dari situ kita naik subway Line 2 dan turun di stasiun Ewha Woman's University. Sinchon sendiri adalah distrik yang main attractions nya sebenarnya adalah nightlife nya yaa. Jadi di sepanjang jalan berjejer tuh bar, restauran daann juga banyak toko-toko baju juga. Makanya Shinchon sendiri terkenal sebagai Shinchon Fashion Street. Jadi di daerah ini memang rame banget dengan anak muda, apalagi di daerah sini kan ada 3 universitas tuh ada Yonsei, Ewha dan Sogang jadi meskipun malam masih ramai toko dan restaurant yang buka.
Malam itu kita memutuskan untuk makan Budaejjigae karena biar puass dan kenyaang sekalian. Pilihan kita jatuh pada Shinchon Budaejjigae. yang sekarang berganti nama menjadi Nolboo Budaejjigae. Di sini kita cuma pesan 1 Budaejjigae yang datang dengan sepaket kimchi, side dish dan nasi putih tinggal ditambah 1 nasi putih lagi aja dan gitu aja udah kenyang banget loh.
Tumblr media
Our dinner Budaejjigae.!
Tumblr media
Selfie dulu kita
Beres makan dan ngobrol-ngobrol kita pun udah mulai diusir halus sama Ahjussi penjaga resto ahahha, dengan bahasa inggris dan bahasa gerak tubuh Ahjussi bilang kalau mereka tutup jam 11, jadi yaudah kita pun beres makan memutuskan untuk kembali ke SH Seoul Guesthouse dengan seret-seret kaki, hahaha aslik inget banget malam itu adalah malam yang paling cuapeekk banget dari seluruh perjalanan kita kerasa banget di kaki sakitnya huhuu. Begitu sampai di kamar kita langsung tepar dan tiduuur besiap masih ada besok hari terakhir jalan-jalan di Seoul.
Tumblr media
That's a wrap untuk part 4 Seoul ini, see you on the next posting!
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Part 3 Seoul, Korea
Lanjuutt part ke 3 dari rekaman memori dan jejak perjalananku sama Fini di Seoul Korea. Ini adalah hari kedua perjalanan kita setelah kemarin banyak drama seputar transportasi dan kenyasaran hahaha. Ternyata hari ini .. TETAP SIH ADA DRAMA NYASAR AHAHAHHA. Oke baiklah di time capsule ini aku mencoba men-capture kisah di hari ketiga liburan kali ini.
Day 3, 22 April 2015
Antri Hanbok Gratis di Seoul Global Cultural Center
Pagi itu berdasarkan dari hasil hasil browsing kita sudah meniatkan agenda mencoba hanbok gratis, YES GRATIS, di Seoul Global Cultural Center yang terletak di lantai 5 nya M Plaza. Untuk mencoba hanbok gratis ini kita hanya perlu datang ke lokasi dan mengisi daftar antrian gitu deh, persis seperti kalau kita mau daftar waiting list makan di restoran. Di tahun 2015 sih belum ada pendaftaran secara online, kayaknya sekarang sih harusnya sudah ada yaa. Pakai Hanbok gratis ini ada waktu-waktu tertentunya yaitu dari jam 10.00 sampai jam 17.00, dan masing-masing orang / rombongan dikasih waktu 15 menit untuk nyobain hanbok plus foto-foto. Nah tapi hanbok gratisan ini ga bisa dibawa keluar jalan-jalan ya jadi cuma bisa dipakai dan pepotoan di spot yang disediakan.
Jadi pagi itu kita berangkat ke Myengdong, dari Hongik University Station kita naik subway Gyeongui Line 4 ke arah Seoul Station, dan turun di Myeongdong Station, lanjut kita keluar di Exit 6 dan jalan kaki 3 menit menuju lokasi. Setelah kita sampai di Seoul Global Cultural Center yang terjadi adalaahh kita mengurungkan niat kita untuk befoto dengan hanbok gratis tersebut karenaa ANTRINYA LAMA BANGET! ya namanya juga gratisan yak pasti peminatnya banyak, padahal kita sudah cukup pagi loh datangnya huhuu. Meskipun sebenarnya masih panjang sih waktu untuk mencoba hanbok gratisnya itu tapi kita sudah punya agenda lain, jadi skip deh.
Tumblr media
Ini spot buat foto pakai Hanbok gratis di Seoul Global and Cultural Center. Status FB ku saat itu sedih uga batal pakai hanbok karena ga kuat antrinyo
Mengumpulkan sample kosmetik di Myeongdong
Akhirnya kita pun memutuskan untukk jalan-jalan saja di sekitaran Myeongdong. Sebenarnya kita sudah memasukkan agenda belanja kosmetik di Myeongdong ini di hari terakhir karena kalau sekarang agenda belanja-belanjanya males bawanya karena kita masih banyak destinasi yang akan dituju setelah ini niih jadi kebayang hebohnya kalau mau bawa-bawa belanjaan yekaan. Saat itu di hari ketiga ini kita cuma foto-foto di sekitar pertokoannya sambil "pemanasan" liat-liat mana yang akan kita borong hahaha. Selain itu memang sih setiap kita masuk ke toko dan liat-liat pasti kita akan disamperin dan ditanya-tanya, disuruh nyobain dan bahkan DIKASIH SAMPLE, nah ini yang kita cari kaan hahaha. Lumayan lah yaa waktu itu kita dapat free sample sheet masks gituu entah di toko apa, padahal kita belum beli apa-apa saat itu hohoo. Nanti soal wisata belanja kosmetik akan dibahas di time capsule hari terakhir.
Tumblr media Tumblr media
Gang-gang di Myeongdong yang penuh dengan toko kosmetik
Spot Turis Wajib ke Seoul: Gyeongbokgung Palace
Nahh ini nih yaa dari blog orang-orang yang ke Seoul pastilah ada agenda ke Gyeongbokgung Palace ya karena tempat ini memang selain monumen bersejarahnya Korea juga spot wajib untuk turis sih. Apalagi nih aku dan Fini kan wisata Seoul ini lebih ke arah wisata lokasi syuting drakor ya HAHAHAHA, jadi yaa emang kita wajib aja nyambangin tempat ini, secara nih yaa drakor yang tema kolosal dan romance ala ala kerajaan-kerajaan gitu pasti ngambil scene banyak di tempat ini.
Jadi dari Myengdong kita naik subway Line 4 dan turun di Gyeongbokgung station, terus keluar di exit 5 dan tinggal jalan 5 menit dehh. Tiket masuk tempat ini di tahun 2015 adalah 3.000 KRW dan kayaknya sampai sekarang masih segitu, tempat ini buka dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Tentyuu info ini tidak aku ingat begitu saja tapi aku dapatkan dari buku panduan wisata Korea yang kita bawa kemana-mana plus itinerary kita yang detail banget itu hahaa. Sungguh kita dulu sangat bergantung sama buku dan itinerary ituu.
Tumblr media
Berpose dengan buku primbon Wisata Korea plus tiket Gyeongbokgung Palace
Tumblr media
Ini bentuk tiket Gyeongbokgung Palace saat itu di 2015
Setelah membeli tiket di booth yang ada di Gwanghwamun Gate, kita pun mulai memasuki Gyeongbokgung Palace dengan teringat film Jang Geum dan Princess Hour hahaha. Tidak lupa kita foto-foto dulu di depan gerbang utama yaa, meskipun nanti kita akan balik lagi ke sini untuk menonton pertunjukan Changing Guard.
Tumblr media
Pemandangan siang itu di gate utama
Tumblr media
Selfie dulu
Saat kita masuk sempat ada pertunjukkan seni, kurang tau juga sebenarnya itu pertunjukan apa hahaha tapi kalau dengan kesotoyan kita sih itu semacam simulasi kalau istana diserang dan para penjaga melakukan aksi defensif. Seru sih sebenarnya pertunjukannya kayak nonton perang di drakor tema kerajaan gitu apalagi pas adegan yang ada semacam panglimanya minta mereka bikin formasi, kan seru banget tuhh. Kita merasa beruntung sekali deh karena kita begitu masuk langsung disuguhkan pertunjukan, apalagi kita ga berekspektasi akan ada pertunjukan ini.
Tumblr media
Ini si semacam panglimanya gitu
Tumblr media
Awalnya mereka kayak baris gini
Tumblr media
Terus tau-tau bikin formasi gini, seruu amat kaan
Setelah itu kita menuju ke Aula Geunjeongjeon, yang merupakan aula singgasana di mana raja terdahulu menyelenggarakan pertemuan-pertemuan formal dan dulunya menjadi lokasi perayaan paling penting di istana ini, termasuk upacara penobatan raja. Oleh karena itu wahaaiii penikmat drakor kolosalll inilah lokasi paling sering jadi tempat syuting drama-drama itu. Dimana kalau ada acara-acara kerajaan atau drama penggulingan raja terus penobatan raja yang baru nah lokasinya di sini niihh gaess.
Tumblr media
Wefie dulu kita di Aula Geunjeongjeon
Tumblr media
Masih belum puas juga kita lanjut pakai gopro
Dan hari itu suasananya cukup ramai sih terutama di area sini, banyak banget turis yang bergerombol. Ya maklum sih karena memang aula ini kayak main attractionnya.
Tumblr media
Cukup ramai kaan
Sebenarnya apa sih yang bikin aula ini menarik?
Tumblr media
Singgasana Raja di Istana Gyeongbokgung
Ini diaaa... si Eojwa alia singgasana raja yang ada di tengah aula, di belakangnya ada poster (((posterrr)) menampilkan matahari, bulan dan lima puncak yang melambangkan alam semesta. Atau buat yang nonton drama "Red Sleeve" (spoiler ahead) di poster itu disimpan suatu rahasian penting, hahaha. Selain itu melihat singgasana ini membuat kita si penggemar drakor tidak asing tentunya karena ini tempat dimana biasanya adegan jeonha memberikan titah "tangkap dia!" hahahaa..
Lanjut dari situ kita pun menuju salah satu spot di Istana Gyeongbokgung yang juga sering muncul di drama-drama kolosal, yaitu Paviliun Gyeonghoeru. Paviliun dua lantai ini lokasinya dekat dengan danau besar, paviliun ini terlihat seperti seolah-olah melayang di atas air. Paviliun ini dulunya (dan di drakor juga kita sering lihat) dijadikan tempat untuk jamuan makan malam terus danau buatannya dulunya jadi tempat rekreasi anggota keluarga kerajaan, sedangkan saat ini danau itu udah andalan jadi background scene romantis ala ala di kerajaan, atau adegan Friend Zone IU dan Baekhyun di Scarlett Heart waktu dia nyanyi Happy Birthday hahhahaa.
Tumblr media
Cakep yak Paviliun Gyeonghoeru
Tumblr media
Tidak luput dari aksi selfie
Lanjut dari situ kita keliling tu ke seluruh kawasan Gyeongbokgung Palace yang luasnya 410.000 meter persegi, gempor-gempor deh lau hahaha. Tapi untungnya karena tempat ini luas banget jadi turis tidak terlalu berkerumun, ada beberapa spot yang sepi banget bahkan jadi kita tentunya memanfaatkan untuk foto-foto. Entah itu ruangan apa aja ya karena banyak banget ruangannya.
Tumblr media
Ini mungkin tempat permaisuri kali ya hahaha otoyy
Tumblr media
Nemu spot sepi dikit langsuung deh
Tumblr media
Ini kayak seriing banget ngelihat di drakor
Tumblr media
Ini lokasinya agak di belakang, mungkin tempat dayang macam Seong Deok Im tinggal hahaha
Tumblr media
and the detail is soo prettyyy
Kita happy banget waktu jalan-jalan di dalam istana, lupa kalau sebelumnya kita habis kecewa batal pakai hanbok gratis, hingga kemudian mata kita menatap sesuatu..
ADA YANG PAKE HANBOK DI DALAM ISTANA!
Tumblr media
Menatap dengan nanar
Kita iseng lah tanya:
"Where do you get this hanbok?"
tanya kita sedikit sewot
"We RENTED it near the station"
Oh.. oke munduurr.. hahha. Sobad gratisan sungguh can't relate. Dari yang aku baca-baca sekarang memang ada beberapa toko yang menyewakan hanbok untuk bisa dipakai di dalam istana, lokasinya ada yang di sekitar stasiun Gyeongbokgung atau ada juga toko yang letaknya di ujung sebelum masuk ke istana. Sebenarnya dari yang aku tonton di Return of Superman (nontonnya setelah Korea Trip siihh), kalau kita pakai hanbok nih ada beberapa tempat yang bisa kita kunjungi dengan gratis, salah satunya ya Gyeongbokgung Palace! Wooww memang jalan hidup hemat tuh ada aja loh yaa.. Tapi ya memang karena saat itu kita kurang info, dan karena kita emang modal gretongan jadi kita cukup menatap dengan iri dengki hahaha.
Tumblr media
Penampilan gadis-gadis ber-hanbok di sekeliing istana
Tumblr media
Bahkan sampai sewa fotografer, dompetku meronta
Tapiiii.. jangan sedih dulu, ternyata emang rejeki gratisan itu ada aja hahahaha. Jadi ternyata di Gyeongbokgung Palace itu disediakan kostum penjaga yang bisa dipinjam secara gratis, woww banget kaan. Happy banget kita tuh, ya ga apa lah ga pake hanbok, pake kostum penjaga juga oke biar suasanya istana kerajaannya dapet banget aja gitu. Seolah-olah kita kayak The Great Queen Seondeok yang menyamar jadi anggota group Hwarang (jaman itu masih belum ada drama Hwarang yang ada V BTS nya sihh, baru taun depannya ada).
Tumblr media
Taraa ini penampilan kita pakai kostum penjaga
Dann puncaknya dari kegiatan di Gyeongbokgung Palace dan juga salah satu yang dinanti-nantikan turis yang mengunjungi tempat ini adalah Changing guard ceremonial yang dilakukan 2 kali sehari yaitu pukul 10.000 dan 14.00, nah kita kebagian nonton yang jam 14.00 nih, pas matahari lagi ulalaa hot-hot nyaa. Jadi saat acara akan berlangsung kita disuruh mundur dan dikasih garis batas gitu sama penjaga kayak security-security nya gitu. Kebetulan kita berdua alhamdulillahnya berada di barisan paling depan jadi puas kita ngeliatnya.
Tumblr media
Momen changing guard di Gyeongbokgung Palace yang dinanti-nantikan
Tumblr media
Guard yang sudah selesai bertugas kembali ke dalam
Dan menariknya lagi setelah ceremonial selesai kita bisa foto-foto tuh sama penjaganya yang diem doank, dia ga boleh senyum, ga boleh bereaksi, pokoknya muka dia kudu lempeng serius. Mungkin emang begitu ya template penjaga kerajaan, kayak yang penjaga di Buckingham Palace kan juga gitu tuh.
Tumblr media Tumblr media
Tuh kan dia diam ajaa, bahkan saat kita sok-sok nge- kamsahamida-in hahaha
Kagum dengan Rumah Tradisional di Bukchon Hanok Village
Nahhh disinilah drama per-nyasaran dimulai.
Lagi-lagi nih karena kita kan tidak menyewa wifi routers/ egg wifi tuuhh jadi kita benar-benar sekali lagi menggunakan si peta yang ada di buku primbon kita itu untuk menuju destinasi kita berikutnya setelah dari Gyeongbokgung Palace, yaitu Bukchon Hanok Village. Nah kita pede karena liat di peta kok kayaknya deket aja tuh dua lokasi, kita pun memutuskan untuk jalan kaki saja.... sebuah keputusan yang kemudian kita sesali, lagi-lagi karena nyasaarrr.
Tapi alhamdulillah sih kita selalu dibantu oleh orang-orang baik. Setelah kemarin kita dibantu sama ibu-ibu dan sopir taxi yang baik, kali ini kita dibantu oleh pak polisi yang baik hati hingga kuabadikan juga di statsu FB ku saat itu.
Tumblr media
Dibantu pak polisi, jadi inget film Midnight Runner, apakah polisi ini berwajah Kang Haneul? Hahaha
Dari hasil informasi pak polisi kita nih agak lumayan melenceng jauh juga dari tujuan kita, dan kalau jalan kaki kata dia jauh banget hahaha.. Jadi dia menyarankan kita mending naik taxi aja daripada muter ga jelas. Akhirnya dia mengantarkan kita ke tempat menunggu taxi, bahkan terus diliatin sampe kita masuk taxi seolah memastikan kalau kita akan baik-baik saja. SWEET BANGET KAAN.
Nah alhamdulillah lagi nih, kita KETEMU SUPIR TAXI YANG BAIK HATI LAGI. Ya ampuun.. bener-bener loh. Jadi kita bilang ke supir taxi ini kita mau ke Bukchon Hanok Village dan kita tadi nyasar, doi manggut-manggut tuh. Mungkin karena keterbatasan bahasa juga jadi supir itu ga jawabin kita, beliau langsung gas aja. Tiba-tiba kayak di suatu tempat gitu beliau berhenti, terus kayak ngasih sign nyuruh kita tunggu, beliau pun turun dari taxi. Hah?? bingung lah kita...
Taunya beliau masuk ke semacam Information Center dan dengan buru-buru keluar lagi sambil bawa peta. Begitu balik lagi ke taxi beliau kasih kita peta itu dan ternyata itu Peta Bukchon Hanok Village, sambil dengan bahasa isyarat semacam ngasih tau kalau nanti jalan-jalan di sana pakai peta ini biar ga nyasar lagi. MEWEKK GA TUHH.
Sayangnya saking melongonya kita gak sempet foto..
A Fruit tips: ada peta online Bukchon Hanok Village yang bisa di-download di sini, saking waktu itu kayaknya kita ga ngeuh.
Akhirnya setelah drama per-nyasar-an sampai juga kita di Bukchon Hanok Village, yuhuuu. gemes banget sihh inii. Ini sih bukan kayak "desa" yang gimana gitu tapi semacam kawasan yang sebagian besar bangunan-bangunannya berupa hanok alias bangunan tradisional Korea. Dari yang kita baca-baca bangunan tradisional ini usianya lebih dari 600 tahun. dan sudah ada sejak Joseon. Karena lokasinya berada di antara Gyeongbokgung Palace dan Changdeokgung Palace dulunya desa ini menjadi tempat tinggalnya para bangsawan dan pejabat kerajaan. Sekarang sih isinya jadi guest house,  restoran, kedai teh, dan pusat budaya, makanya spot ini juga cukup terkenal sebagai tourist attraction.
Tumblr media
Berbekal peta dari pak supir taxi kita menjelajahi Bukchon Hanok Village
Tumblr media
Hampir semua spot bisa buat foto-foto
Tumblr media
Wefie dulu kita
Saat itu kita datang sudah agak sore, jadi sudah tidak terlalu panas untuk jalan-jalan. Ditambah suasananya menuju matahari terbenam membuat pemandangan bangunan tradisional khas korea jadi bercahaya keemasan gitu, Duh cakep banget!!
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Cakep banget yaa Bukchon Hanok Village!
Nah sebenarnya nih ada satu tempat spesifik yang kita pengen banget liat, yaitu lokasi syutingnya Personal Taste AHHAHAHA. Dibilang juga ini trip temanya menyusuri lokasi syuting drama kesukaan-kesukaan kita kok. Jadi kan di drama itu Lee Min Ho tinggal di rumah yang tradisional gitu dan katanya memang lokasinya di sini, lebih tepatnya eksterior dari scene rumah itu adalah guesthouse di Bukchon Hanok Village bernama Sanggojaedi. Tapi apalah daya kita ga nemu juga.. yaudah kita foto aja di salah satu spot yang mirip HAHAHAH.
Tumblr media
Ini ekspektasinya
Tumblr media
Ini realitanya
Tau dehh mirip apa nggak bodo amat hahaha.
Belanja di Etude House Insadong
Setelah puas jalan dan pepotoan di Bukchon Hanok Village kita pun melanjutkan ke spot yang cukup dekat dari situ yaitu Insadong. Di itinerary sih kita berencana untuk JALAN KAKI (lagi-lagi sebwah aksi nekat) dari Bukchon Hanok Village menuju Insadong, tapi apa dikata, kita lelah uga gaess. Jadi akhirnya kita pun memutuskan untuk naik transportasi umum saja, entah itu naik subway atau naik bus, karena nih gaes kan kita ini ga punya akses internet otomatis kita ga tau apa-apa di luar dari yang kita tulis di itinerary. Kita pun memutuskan untuk jalan kaki dulu menuju Anguk Station dan lagi-lagi di sana kita nanya ke orang-orang. Hasil dari tanya-tanya kita bisa naik bus no 04 menuju Insadong, dan alhamdulillahnya kali ini kita ga salah halte bus karena terlihat dengan jelas bentuknya dan nomornya terus juga halte Insadong itu cuma berjarak satu stop jadi tidak terlalu ribet ya.
Tapiiii ketika sampai di Insadong-nya lah kita menyasar hahaha.
Dari yang kita baca-baca sih harga oleh-oleh di kawasan Insadong ini lebih mahal daripada di daerah Namdaemun, tapi memang beda kelasnya sih, di sini toko-tokonya lebih rapi berjejer dan tidak ada kisah tawar menawar alias fix harganya. Karena kita memang berencana untuk belanja souvenir nanti malam jadi agenda kita di sini pertama yaitu ke Etude House Insadong.
Seperti yang aku ceritain di sini, kita punya kupon diskon nih untuk pembelian di Etude House di Insadong. Siap-siap lah kita mengkalap! Saat itu seingetku kita beli lipstick, eye liner, pensil alis, kuteks dan sebagainya tapi yang bikin kalap adalah waktu kita beli eye patch dan lip gel patch, ada kali kita beli 50 biji! Hahahhaa. Sebenarnya di Indonesia sendiri saat itu sudah ada sih Etude tapi belum sebanyak sekarang gerainya dan lagi karena online shop dulu belum semenggila ini kaan jadi ya mumpung lagi di kampung halamannya Etude kita borong ajaa, dan lagi di sini harganya selisih bisa sampai 25% loh kan lumayan banget tuh. Belum lagi nih ya kita dapat seabrek sampel juga saat itu, jadi kita di sini selain beli untuk diri sendiri kita jadiin kosmetik Etude ini sebagai oleh-oleh juga karena murah meriah dan pasti berguna tuh.
Ohiya saking kalapnya nominal belanja kita di Etude House Insadong ini mencapai minumum pembelian untuk mendapatkan tax refund. Jadi kalau kita berbelanja di toko bertulisakan  "Tax Free", kita bisa mendapatkan "kembalian pajak" dari yang kita bayarkan saat belanja. Saat itu ara dapatnya seperti berikut ini:
Nominal belanja yang terkecil adalah 30.000 KRW dan hanya di toko-toko berlabel "Tax Free", jadi kayak belanja di pasar gitu biasanya ga dapat.
Maksimal klaim dilakukan 3 bulan sejak barang dibeli jadi kita harus stay maksimal 3 bulan di Korea Selatan untuk bisa menukarkan Tax Refund.
Saat itu kita menukarkan Tax Refund di airport, tapi kayaknya sekarang sudah bisa dilakukan di Lottemart atau di downtown.
Kalau barang yang dibeli harganya di atas 1 juta KRW barangnya harus dibawa saat mau refund, tapi kalau yang dibeli cuma receh-receh cem kita ini sih ga perlu dibawa jugaa.
Tumblr media
Ini bentuk form tax refund yang kita dapatkan saat itu
Makan Malam di Insadong
Insadong sendiri memang area seni tradisionalnya Korea Selatan, jadi emang sepaket tuh biasanya orang-orang akan jalan-jalan ke sini dengan 2 spot yang kita kunjungi sebelumnya. Area ini terkenal sebagai tempat untuk membeli barang-barang seni tradisional dan antik khas Korea kayak keramik-keramik, ginseng bahkan Hanbok. Di sepanjang jalan Insadong ini memang banyak toko yang menjual cindera mata dan kerajinan-kerajinan Korea. Aku sih suka banget ya dengan suasana di sini karena "nyeni" banget, cocok untuk turis jalan-jalan.
Tumblr media Tumblr media
Suasana Insadong sore menuju malam saat itu
Setelah berkeliling di Insadong terbitlah lapar, kita pun jalan-jalan sambil cari-cari tempat makan. Entah kenapa tau-tau kita nih kayak blusukan masuk dalam gang-gang di belakang pertokoan gitu. Dan itu keadaannya sepiii, beda banget sama Insadong bagian depan yang dipenuhi pertokoan gitu. Serem uga kaann. Mana kita tuh agak bingung "ini gimana balik lagi ke jalan utama sih?" hahha emang agak oon sih yaa.
Tapii beruntungnya (ngerasa beruntung terus meski dipenuhi kebodohan-kebodohan hahaha) kita malah ketemu tempat makan yang murah meriah di Insadong. Apa namanya? Tentu lupa! Dan sayangnya aku kok juga tidak mengabadikan namanya di statusku huhu.
Saat itu kita pesan makanan dengan menu utama cumi-cumi, dan seperti halnya yang kita lihat di drakor gitu makanan korea ciri khasnya yaitu SIDE DISH-NYA BANYAAKK, horeee. Kita happy bangettt dehh dan sudah siap menyantap semuanyaa. Tiba-tiba oppa waiter nya nyamperin kita nih dan bilang begini lah kurang lebih:
"You can't eat this one and this one (sambil tunjuk beberapa side dish) because this is pork."
Wahhh, kenapa dikasih tau hahaha eehh salah maksutnya terimakasih loh oppaa udah dikasih tau hahaha. Lagi kok dia bisa tau aja sih kita ga makan babi, kayaknya dia bisa mengenali bahasa Indonesia atau karena muka kita tampang-tampang melayu.
Tumblr media
Our dinner at Insadong
Adegan Mengharukan di Anguk Station
Setelah kenyang kita pun melanjutkan agenda berikutnya yaituuuu: menghabiskan harta! Hahahha.. alias kita mau belanja souvenir di Dongdaemun! yuhuuu.. Tapi sebelumnya di time capsule ini aku mau cerita ada kejadian menarik yang terjadi saat aku dan Fini sedang mau top up T-Money. Seperti yang sudah diceritakan di sini, kita sudah sempat beli T-Money di Seven Eleven yang ada di Incheon Aiprort di hari pertama kita datang. Sebenarnya biaya subway di Seoul sih tidak terlalu mahal ya, di tahun 2015 biaya untuk Sekali Keluar dan Masuk Stasiun adalah 1050 KRW. Jadi, maksutnya rate subway ini bukan berdasarkan jarak atau banyak Line yang digunakan, tapi selama kita tidak keluar stasiun, rate tetap akan di hitung 1050 KRW.
Nah karena kita sudah beberapa kali menggunakan transportasi umum (subway dan bus) jadi saldo di T-Money kita sudah ludes nih, kitapun memutuskan untuk top-up dulu di Anguk Station. Kita nih sebenarnya kan yaa masih baru pertama kali nih top-up jadi kita masih nebak-nebak aja gimana cara top up yang benar, dan alhamdulillahnya sih di vending machine T-Money ini ada pilihan bahasa Inggrisnya jadi ga perlu khawatir.
Tumblr media
Fini lagi serius mau top up T-Money
Tumblr media
Ini T Money kita berikut struk pembeliannya
Nah kejadian menariknya adalah, saat kita baru beres top up, tiba-tiba ada turis asing yang nyamperin kita berdua, dia nanyain gimana caranya top up karena dia turis (samaa cuyy) dan dia berencana untuk ke airport saat itu jadi dia harus segera ke Seoul Station. Nah kita kasih tau deh caranya kalau dia harus pilih menu reloading - tempelin kartu di slot yang disediakan - pilih nominal top up - masukin uang. Nah terjadi kehebohan di sini, sebagai catatan vending machine T Money tidak menerima pecahan 50.000 KRW sedangkan uang turis ini ya pecahan 50.000 KRW otomatis ga bisa doonkk. Dia pun kita suruh untuk menukarkan uang dulu di convenience store yang ada di dekat situ, sayangnya dia ga bisa menukarkan uang di situ (gatau deh kenapa..), mulai resah lah doi..
"What should I do now? I only have this money and this one"
Ujar turis itu sambil nunjukin isi dompetnya (polos amaattt) dan dia rogoh kantongnya dan mengeluarkan recehan.
Baiklah saat itu kita bertiga itung bareng-bareng deh uang recehannya dan ternyata cuma selisih sedikit dari 1.050 KRW, kemudian aku dan Fini pun berinisiatif nambahin recehannya si turis itu supaya bisa pas 1.050 KRW. Dia sempat ga enak dan nanyain gimana caranya dia ganti uang yang sudah kita "pinjemin" ke dia. Dengan sok asiknya kita bilang
"It's okayyy, you don't have to."
Sok tajir lu
Mungkin saat itu yang ada di pikiran kita semata-mata solidaritas sebagai sesama turis kali ya.. Kalau kita ada di posisi dia juga kita berharap ada yang bersedia membantu kita. Jadi ya udah kita sih fine-fine aja mengeluarkan uang yang ga seberapa itu pun hahaha.
Kemudian turis itu tampak terharu, berkaca-kaca dan mengatakan:
"Can I hug you both?"
Dan akhirnya terjadi adegan peluk-pelukan di depan Vending Machine T Money di Anguk Station yang tentunya membuat warlok bertanya-tanya ada apa gerangan yang terjadi hahaha.
Belanja Souvenir di Dongdaemun
Setelah kejadian mengharukan itu kita pun melanjutkan perjalanan, dari Anguk Station kita naik Line 3 menuju Dongdaemun Station, setelah itu kita keluar melalui Exit4&5 dan sampailah kita di Dongdaemun Market. Dongdaemun sendiri merupakan destinasi belanja di Seoul yang merupakan perpaduan antara tempat belanja tradisional dan modern. Jadi ada banyak mall-mall gitu di sini tapi beberapa bentuk mall atau plazanya masih kayak bentuk lawas gitu loh. Nah satu-satunya lokasi yang kita tuju malam itu bernama Plaza Doota. Kenapa plaza inii? Karena di Lantai 5 plaza ini ada toko bernama Toko Arirang yang sudah terkenal di kalangan turis Indonesia. Jadi di toko ini souvenir yang ditawarkan lengkaapp banget dan kenapa tempat ini populer di kalangan turis Indonesia? Karena PENJAGA TOKONYA BISA BAHASA INDONESIA! Sungguh nikmat mana yang khow dustakan. Ingat banget aku tuh sampai beli souvenir buat nikahan di sini loh hahaha, saking kalapnya kita sampe beli tas tambahan buat menampung belanjaan kita yang menggila. Di Plaza ini juga ada LINE Friends store yang juga tax free, dan di 2015 ada patung LINE segede gaban di depan plazanya. Saat itu aku sempat mau membelikan pesannnya Ifan tapi karena kita susah juga yaa berkomunikasi jadi akhirnya batal deeh. Oiya Plaza Doota ini buka sampai jam 5 subuh loh, jadi waktu belanja kita ga perlu takut kemaleman yaa hahaha.
Tumblr media
Ini diaaa patung LINE di depan Doota Plaza
Nah karena Korea is the most wired country in the world, seperti yang bisa dibaca di sini ada beberapa lokasi di Seoul yang menyediakan free WiFi tuh, salah satunya di Dongdaemun Street. Jadi malam itu setelah lelah berbelanja dan berjalan kaki, kita pun memutuskan untuk duduk-duduk di taman sambil menikmati internet gratis. Tapi entah kenapa malam itu cukup dingin dan berangin jugaa cuacanya jadi kita ga betah juga nongkrong di luaran gitu.
Tumblr media
Nongkrong di Dongdaemun Street
Menutup malam di Cheonggyecheon (Stream)
Setelah kedinginan kita pun memutuskan untuk beranjak aja dari situ, tapi masih belum terlalu malam kalau kita mau langsung balik hotel. Meski lelah juga nih kaki tapi kok rasanya sayang kalau tidak melengkapi itinerary kita hari ini. Jadi kita pun beranjak berjalan kaki dari Dongdaemun menuju Cheonggyecheon Stream dengan membawa gembolan belanjaan. Sungguh kalau diingat-ingat sekarang sok kuat banget ye kita tuh! Hahhaa. Tapi memang deket banget kok lokasinyaa jadi yaudah kenapa ga sekalian aja, namanya juga liburan yaa pasti capek dan banyak jalan kaki laah, tapi kan bikin happy!
Itinerary terakhir kita hari itu jatuh pada destinasi Cheonggyecheon Stream yang merupakan sungai atau kanal air sepanjang 11 kilometer dan berakhir di Sungai Hanggang. Kita nih datangnya malam jadi kita dapat view syahdu dengan lampu-lampu sorot yang menghiasi sepanjang sungai dan bikin air sungainya terlihat mengkilap. Cukup banyak orang-orang yang duduk-duduk di pinggirnya sekedar ngobrol santai dan menikmati bersih dan indahnya sungai ini. Ga nyangka aja kalau dulunya daerah Cheonggyecheon Stream ini kumuh karena banyak rumah penduduk yang dibangun di pinggiran sungainya. Salut banget pemerintah Seoul bisa merestorasi tempat ini jadi secakep itu dan menjadi salah satu tourist attraction, belum lagi dengan banyaknya jembatan-jembatan cantik yang bikin turis jadi demen foto-foto.
Tumblr media
Pemandangan Cheonggyecheon Stream di malam hari
Tumblr media
Kolong jembatannya aja aesthetic cuy
Setelah ga kuat jalan lagi puas berjalan-jalan di sekitar Cheonggyecheon Stream, karena ga mungkin juga kita menelusuri panjangnya sungai ini malam-malam maka kita pun memutuskan untuk menyudahi agenda hari itu. Kita pun naik subway dari Dongdaemun History & Culture Park naik Line 2 dan turun di stasiun andalan kita yaitu Hongik University. Sebelum balik ke kamar aku sempat foto dulu di depan pintu apartemen kami buat kenang-kenangan nenteng belanjaan kiri-kanan di depan apartemen kita Seoul.
Tumblr media
Depan Magellan 21 lokasi SH Seoul berada
Jadi malam itu kita memutuskan untuk beristirahat setelah padatnya agenda di hari ketiga liburan ini, besok akan lebih padat lagi agendanya dan akan diceritakan di time capsule berikutnya.
Goodnight SEOUL!
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Part 2 Seoul, Korea
Melanjutkan proses mengingat apa-apa saja yang terjadi selama liburanku dan Fini saat 5 hari di Seoul, Korea Selatan pada 2015. Postingan di time capsule kali ini menjadi sebuah pengingat alias rekaman memori dari kisah di hari kedua perjalanan dan merupakan hari pertama kita resmi jalan-jalan Seoul.
Day 2: 21 April 2015
Trick Eye Museum yang ternyata di Hongdae
Setelah beberes koper dan explore kamar penginapan (yang cuma segitu-gitu aja) kita pun memutuskan untuk beranjak ke Trick Eye Museum, lupa juga deh kenapa kita awalnya tertarik mau ke sini. Nah karena kita ini kan ga sewa wifi routers nih jadi kita memutuskan untuk jalan kaki berbekal arahan jalan dari Lee plus kita punya peta tempat-tempat wisata di Seoul yang kita ambil dari bandara sebelumnya hoho.
A Fruit Tip: AMBIL INI DI BANDARA! Sumpe berguna banget, selain lengkap dengan list spot wisata, ada peta dan petunjuk transportasinya juga loh..
Tumblr media
Ini dia booklet primbon kami, jangan salfok sama odeng dulu
Jadi ternyata emang cukup dekat sih jaraknya dengan penginapan kita, kalau jalan kaki sekitar 15 menit plus popotan lah haha. Karena sepanjang jalan tuh kita banyak nemu cafe-cafe dan toko-toko lucu yang instagrammable, kadang sebenarnya itu toko biasa tapi dengan ndesonya kalau kita liat toko depannya tulisan huruf hangul dikit kita fotooo hahaha ya maklum yaa hari pertama jadi heboh banget rasanya.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sekelumit foto-foto toko dan cafe di Hongdae siang hari
Tambahan dari Fini: Kita tuh ternyata saat jalan kaki menuju lokasi ini sempat dengan ga jelasnya ngelewatin jalur subway, ngapain?? Ga tau juga hahha.. Yang jelas kita kayak masuk lewat jalur subway terus keluar lewat exit satunya, padahal sebenarnya ga perlu juga gitu hahaha.
Akhirnya kita sampai juga nih di Trick Eye Museum, sebenarnya ada drama juga sebelum akhirnya kita nemu tempat ini. Jadi kalau menurut peta yang kita bawa-bawa itu tadi harusnya kita sudah sampai dan berada di lokasi, tapi kita noleh kanan kiri kok ga ada keliatan sih bangunan yang kayak museum gitu.. Akhirnya kita nanya lah ke orang yang sedang kebetulan lewat dia tunjukinlah itu museum, dan ternyata tempatnya tuh kecil nyelempit bahkan untuk menuju pintu masuknya kita kudu turun lewat tangga jadi lokasinya macam di bawah tanah gitu hahaha.
Tumblr media
Exterior Trick Eye Museum Hongdae, Pict taken from : Google street view
Begitu betuknya.. Bayangkan betapa kalau kita ga jeli ga akan keliatan nih tempat.
Kita sempat agak ragu-ragu.. bener ga sih ini museum yang kita lihat di booklet panduan wisata yang ada kupon diskon (seperti yang aku tulis di sini) itu.. hmm kita coba masuk dulu aja kan ya..
Tumblr media
Foto dulu di depan Trick Eye Museum
Terus begitu mau beli tiket kita sempat kaget juga ngelihat harga tiketnya, karena kalau dari booklet yang kita punya itu tertera harga tiket Trick Eye Museum itu 8.000 KRW tapi kok di situ harganya 12.000 KRW, hmmmm.. kita masih positive thinking mungkin nih harganya naik yaa.. Tapi pamungkasnya adalah pas kita bilang kita punya kupon diskon diskon 25% dari booklet (kita tunjukin bookletnya) daaan taraa kata petugasnya kupon itu tidak berlaku di museum ini, HAH??? KOK BISA?? Dia tunjukinlah tulisan di gambar ini... eng ing eng..
Tumblr media
Perhatikan lingkaran merah
Yaakkk kupon ini untuk Trick Art Museum Korea yang di PAJU!
Aigooo... ngadi ngadi emang
Tapi yah karena udah sampe situ dan kayaknya oke jugalah ini kita pun memutuskan untuk masuk.. Meskipun yaah taunya di negara-negara lain bahkan di Indonesia pun taunya yang beginian mah ada juga hahaha. Yasudahlah yaa bagaimanapun ini adalah pengalaman pertama kita di Trick Art/ Eye Museum.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Yak beginilah kurang lebih isinya
Jajan Korean Street Food!
Next setelah puas foto-foto di Trick Eye Museum kita pun lapar. Dan rupanya kawasan Hongdae merupakan tempat yang cukup populer sebagai pusat kuliner karena selain banyak kafe-kafe berkonsep lucu, banyak juga bertebaran vendor street food. Nah sore itu di sepanjang jalan Hongdae banyak banget bermunculan stan dan gerobak makanan yang menjual street food khas Korea. Yang tentunya kita langsung mampir laahh. Kita mulai dengan mendatangi salah satu gerobak ahjumma yang menjual jajanan khas Korea seperti tteokbokki, odeng, corn dog dan aneka tempura. Harganya juga ga begitu mahal sekitar 2.500 - 5.000 KRW. Makin kalaap.
Tumblr media
Ini bentuk street food penggoda iman
Tumblr media
Sunset dan Perbucinan di Namsan Tower
Setelah puas foto-foto kita pun melanjutkan agenda ke lokasi berikutnya yaitu Namsan Seoul Tower. Dari yang kita baca-baca memang paling asik tuh ke lokasi ini di sorean hari menjelang malam, jadi bisa dapat 2 view Seoul sekaligus yaitu view terang dan view gemerlap malam hari. Bagi aku dan Fini yang memang suka pemandangan lampu-lampu malam hari dari atas bukit sih opsi ini sungguh menarik, jadi makanya kita baru beranjak menuju Namsan Seoul Tower sorean sekitar jam 5 sore karena pada hari itu di Seoul sunset baru jam 7 malam lewat jadi kita masih punya waktu untuk perjalanan dan menikmati pergantian view dari sore ke malam.
Waktu itu kita sudah searching-searching sebelumnya bagaimana rute dari Hongik University station menuju Namsan Seoul Tower, ada 3 opsi nih:
Dari Hongik Univ naik subway Gyeongui Line ke Seoul Station keluar ke Exit 9 lanjut naik bus No 03;
Dari Hongik Univ naik subway Gyeongui Line ke Seoul Station atau Line 4 ke Myeongdong Station keluar di Exit 3 lanjut naik bus no 02,03, atau 05;
Dari Hongik Univ naik line 2 ke euljiro 3 (sam) ga Station atau Line 3 ke Chungmuro Station
Banyak yhaa pilihannya, dan sudah seniat itu bikin alternative-alternative, tapi apa yang terjadi saudara-saudari? TETEP NYASAR JUGA.
Jadi kita tuh gatau deh gimana ceritanya dan lupa kita ambil rute yang mana pokoknya keluar dari stasiun kereta kita tuh ga nemu halte bus tempat kita harusnya naik. Kita sempat tanya-tanya ke orang juga sih sebenarnya, sudah dikasih tau tapi tetap tidak mudeng.. Ada satu adegan so sweet banget aslik ini kejadiannya. Jadi kita dikasih tau tuh sama ibu-ibu yang kebetulan agak bisa berbahasa Inggris, dia nyuruh kita jalan lurus terus belok kanan gitu, nah tapi emang rada oon nya kita malah jalan lurus terus belok kiri. Tidak lama kemudian terdengar langkah lari di belakang kita ternyata ibu-ibu itu donk sampe ngejar kita dan narik kita sambil nunjuk-nunjuk ke kanan gitu. Niat banget ga sih.. jadi bukan hanya sekedar ngasih tau terus yaudah bodo amat begitu saja tapi juga sampe ngawasin kita bener ga beloknya. Baik banget deh..
Tapi meski sudah dikasih tau sedemikian.. tetap pun kita ga nemu juga halte bus nya hahha... Kita malah sempat ketemu taman entah dimana dan ga tau ini taman namanya..
Tumblr media Tumblr media
Sampai akhirnya kita menyerah dan memanggil taxi to the rescue. Padahal naik taxi tuh big no no karena pasti harganya mahal tapi gimana lagi kita udah hopeless. Akhirnya kita nyegat taxi dan kita pun meminta supir taxi untuk nganterin kita ke Seoul Namsan Tower, dan ternyt kata supir taxinya ga bisa naik sampe sana (gatau kenapa) jadi dia hanya bisa mengantarkan kita sampai halte bus dan melanjutkan perjalanan dengan bus. LAH GIMANA INI SIHH? Dan kita menjelaskan memang tujuan kita naik bus itu tadinya tapi kita bingung bis nya dimana nyarinya dan yang mana. Dan sekali lagi nih kita dipertemukan dengan orang baik. Kali ini pun kita ketemu dengan supir taxi yang aduhaii baik hati banget sampai aku mengabadikan momen ini di FB aku. Jadi pak supirnya tidak hanya semata-mata nganterin kami sampe halte bus (yang sebenarnya tidak jauh) tapi begitu sampe halte beliau matikan argo dan bilang nanti dia akan ngasih tau mana bus yang harus kita tumpangi. GILA GA SIH BAIK BANGET. Dan tidak lama kemudian begitu ada bus yang benar beliau nunjuk-nunjuk heboh ngasih tau itu bus-nya. Anyway semua pembicaraan dilakukan dengan bahasa Inggris yang terbata-bata, meski demikian beliau tetap total membantu. MANIS BANGET GA SIH
Tumblr media
Ini diaa statusku di FB memuji muji bapak supir taxi
Akhirnyaa setelah berjibaku dengan drama perjalanan tibalah kita di Seoul Namsan Tower, dan hari mulai sore, suasana udah adem banget, banyak orang yang jalan kaki dan berolahraga sambil menuju tower. Syahdu banget deh.
Tumblr media
Suasana sore itu menuju tower
Begitu nyampe pertama-tama karena kita laper kita beli churros dulu hahaha.
Tumblr media
Churros yang cukup enak di Namsan Tower
Sebenarnya masuk ke area ini gratis, tapi kalau mau masuk ke menara observatori harus bayar dan harga tiketnya 9.000 KRW, kita sih ga beli yaa karena kita cuma berniat untuk jalan-jalan di sekitarnya saja. Lagipula banyak yang bisa dilihat juga kok di sekitarannya.
Tumblr media
Ini tempat jual tiketnya
Nah Namsan Tower Seoul ini cukup terkenal sebagai spot romantis (bertahun-tahun kemudian bahkan film To All the Boys I Loved Before Always and Forever mengambil spot di sini) salah satunya adalah karena ada Love Locks yang bisa dipasang di fence dan pohon cinta gitu dehh. Daann salah satu agenda kita berdua disini adalah dengan bucinnya.. masang gembok cinta di The Namsan Love Locks, iyuwwhh hahaha untung pada jadi suamik yee (saat itu sih Fini udah jadi suami aku yang belom ahhhaa). Ini mana niat banget loh kita udah bawa tu gembok dari Indonesia, beli yang bentuk love lagi, ewww remajaa. Entahlah masih ada atau nggak gembok ini sekarang di sana, yang jelas karena modal pake tipe ex doank nulisnya kayaknya gampang kehapus sih yaudahlah yaa tujuan kita masang ini juga cuma buat gemes-gemesan ajaa hahaha.
Tumblr media Tumblr media
Netijen dipersilahkan menghujat
Tumblr media
Ini ceritanya lambang cinta di The Namsan Love Locks
Lanjut kita foto-foto deh di sekitaran lock gate inii
Tumblr media
Sempet mita fotoin turis lain di sini
Tumblr media
Ini pohon cintanya
Tumblr media
Salah satu spot foto juga di sini, lihat deh netijen dia megang apa, ampun..
Move on dari dunia perbucinan kita nongkrong duduk-duduk di sini. Kita sih happy banget yaa waktu di sini dalam suasana sore menuju malam karena kita mendapatkan salah satu pemandangan terbaik di Menara N Seoul (panggilan akrabnya menara Namsan Seoul) yaituu adalah saat matahari terbenam dengan view Distrik Myeongdong yang keliatan banget dari atas tempat ini. Bahkan tidak perlu masuk ke observatori, kita juga sudah merasa puas kok menikmati pemadangan kota Seoul yang yang cantik dari atas sini. Jadi kita bener-bener stay di sini mulai dari pemandangan dengan langit biru sampai lampu-lampu mulai dinyalakan, cakep banget dehh.
Tumblr media
Para turis sudah siap menyambut matahari yang nyaris terbenam
Tumblr media
Cakep ga ada obat ya view sore dari Namsan Tower!
Tumblr media
View saat langit masih biru
Tumblr media
Daann ini dia view gemerlap kota Seoul dengan Han River di malam hari
Tumblr media
Ini penampakan tower waktu masih teranng
Tumblr media
Begini bentuk Namsan Tower saat lampunya mulai dinyalakan
Tumblr media
Tetap dengan ciri khas ke-koreaan-nya, bangunan apa ini kurang tau ahahha
Sebenarnya kita bisa sampe malam banget sih di sini karena Namsan Tower ini buka sampai jam 11 malam dari hari Minggu sampai Jumat, kalau hari Sabtu bahkan sampai jam 12 malam, mantap ga tuh! Tapi kita lapar sihh hahaha jadi kita memutuskan untuk melanjutkan petualangan kita dengan cafe hoping di daerah Hongdae .
Agar tidak mengalami kebodohan kedua kalinya kali ini kita sudah tau kalau kita harus naik Namsan Circular Shuttle Bus (Bus no 2,3, dan 5) dengan cara menunggu di halte shuttle bus yang ada di bawah. Untuk naik bus ini gampang sih (setelah tau jadi keliatan gampang ye.. tadi aja duhh..), cukup menunggu bus di shelter yang sesuai dengan nomor bus nya, jadi kayak kita nih mau naik bus yang no.2 maka kita harus menunggu di halte bus no. 2. Begitu bus nya datang langsung deh kita naik, jangan lupa tap in T-Money nya di alat yg dekat dengan supir bus nya terus pas turun juga tap out dehh. Nanti dari naik bus ini kita akan berhenti di Chungmuro Subway Station dan melanjutkan dengan naik line 2 untuk turun di Hongik University station.
'Coffee Prince' Cafe here we come!
Nah malam itu kita sebenarnya sudah punya agenda spesifik yaitu kita mau ke cafe tempat syuting drama Coffee Prince. Yak perjalanan ini sejadul itu emang daan emang kita berdua nih penyuka drama sejak jaman lawas sampe sekarang jadi emang range referensi drama kita agak luas hahahhaa, mulai dari Winter Sonata sampe kalau sekarang kita ke Korea Selatan ya mungkin kita datangin lokasi syuting Hometown Chachacha kali yaa hahahah. Drama Coffee Prince sendiri sih emang udah lama ya di tahun 2007 tapiii kita masih suka banget sampe saat kita berangkat which is 8 tahun kemudian (jaksel bat yaa bahasanya) kita tetap pengen mengunjungi lokasinya. Apalagi niih lokasi cafe ini adalah di Hongdae! Pas banget kan kita pun nginap di Hongdae dan emang berencana untuk cafe hoping di sekitar situ.
Tumblr media
Inilah bentuk cafe tempat syuting Coffee Prince, pict from : Wikipedia
Berbekal dari baca-baca blog orang dan liat di tripadvisor kita dapat petunjuk begini nih:
Dari Hongik University station Exit 4 belok kanan di Seven Springs corner;
Jalan sekitar 2 blocks;
Sampai ujung mentok belok kanan;
Belok kanan pas di belokan pertama, setelah belok kita akan ketemu Family Mart di sebelah kiri;
Jalan lurus sekitar 500 meters, jalanannya akan sedikit menanjak.
At the end of the road you will find the coffee shop on the right side. Keep your eyes peeled because the shop is surrounded by trees.
Begitulah petunjuk yang sudah sangat detail dan jelas yang kita pegang. Oke nih yaa.. Sambil jalan-jalan di Hongdae kita ikuti petunjuk ini, tidak lupa sepanjang jalan foto-foto cafe-cafe gemes di malam hari.
Tumblr media Tumblr media
Pemandangan gemes cafe-cafe di Hongdae
Akhirnyaa setelah melewati petunjuk arah yang nampaknya benar, kita berdua pun TIDAK SAMPAI-SAMPAI!
Pusing coyyy kagak nemu-nemuuuu!
Dan karena sudah lelah dan lapar dengan sangat anti klimaksnya kita ke sebuah cafe yang berada persis di samping apartemen tempat kita menginap yang bernama..
COFFEE PRINCE.
HAHAHAHHAA
Tumblr media
Begini lah bentuk cafenyaa
Tumblr media
Nah akhirnya kita sampai juga di Coffee Prince YANG SALAH
Yaudah lah yaa untung kuenya enak, kopinya ya so so lah, minimal kita bisa nongkrong cantik di sini hehehe. Masih ingat karena ini pertama kalinya mampir ke cafe di Seoul, kita ndeso gitu megang alat wireless calling system yang akan bergetar dan berbunyi kalau pesanan kita sudah jadi itu loh ahhaha. Waktu itu di Indonesia rasanya belum musim alat itu dan kita cuma liat di drama aja jadi kita berasa takjub aja hahaha.
Dengan ini resmi berakhir perjalanan di hari kedua, setelah beres ngafe kita pun ngesot balik ke apartemen dan bobok karena perjalanan masih panjang. Masih teringat malam itu rasanya senang banget meskipun banyak drama ke-nyasaran. Sudah bisa sampe di Seoul dan akhirnya jalan-jalan di Seoul aja sudah membuat kita happy hehhee.
Tumblr media Tumblr media
Sampai jumpa di hari kedua!
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Part 1 Seoul, Korea
Haloo... aku mau sharing tentang perjalanan super singkat (dalam hati : masih kuraaangg hiiks) ke Seoul South Korea. 6 hari plus perjalanan, jadi kalau diitung-itung yaa cuma 4 hari gitu disana. Semoga next time bisa balik lagi. AMIIIIINNN
Tumblr media
Di atas adalah tulisan di Tumblr di bulan April 2015, yang mana 6 tahun kemudian ternyata belum balik juga ke South Korea HAHAHAH, yaudah gapapa yaa dicoba lagi tahun depan hihi. Ini adalah media time capsule untuk menuliskan kembali pengalaman perjalanan ke Seoul bersama dengan kakakku Fini. Dibantu dengan itinerary dan postingan-postingan lawas semoga membantu teringat yaa.
Day 1 : 20 April 2015
Apa yang kami lakukan di hari pertama? Yak dihabiskan di BANDARA. hahahaha~
Explore Bandara
Untuk perjalanan kali ini sebenarnya kami naik pesawat malam, jadi pesawat kami berangkat dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng jam 20.30 WIB, tapi karena aku domisilinya di Bandung dan aku berangkat naik Primajasa jadi perjalanan ini dimulai dari pukul 10.00 WIB. Rajin beneeeer hheheee~ sebenernya ga serajin itu juga tapi karena aku janjian sama Fini yang berangkat naik pesawat dari Surabaya dan akan landing di Soekarno Hatta jam 15.00 WIB untuk kemudian kita berangkat bareng ke Seoul nya. Jadi ya pas aja lah ya aku akan sampai duluan di bandara sekitar 1 jam sebelum dia sampai.
Jadi pesawat Fini kalau ga salah landing di Terminal 1, jadi aku juga turun di shelter Primajasa yang ada di terminal 1. Setelah kita ketemu maka fix di hari pertama liburan ke Seoul ini dihabiskan dengan nongkrong kece di Terminal 1&2, karena saat itu Terminal 3 masih baru jadi, belom sekece sekarang, masih sepi dan tempat makannya sedikit. Sedangkan di terminal 1&2 bertebaran tuh tempat makan dan nongkrong di sekitarannya.
Tumblr media
Ini foto waktu kita lagi nongkrong nunggu keberangkatan yang masih lama, kebetulan banget di belakang kita counter makanan Korea namanya Mr. Lee pula
Sekitar 3 jam sebelum keberangkatan kita pun memutuskan untuk naik free shuttle airport yang ada di depan Terminal 2, dengan drama nanya kesana sini nih karena info dari petugas agak kurang jelas. Kita pun akhirnya sampai juga di Terminal 3 dan nunggu pesawat yang untungnya ga delay hehhee.. Pesawat kita Air Asia, akan landing di KLIA jam 11.30 MYT (1 jam lebih cepat dari WIB). Karena sudah malam di KLIA sudah sepi dan untungnya transitnya ga terlalu lama juga jadi kita duduk-duduk aja di terminal berlepas (departure) sampai akhirnya jam 01.00 MYT pesawat kita berangkat ke Incheon. Sepanjang perjalanan di pesawat menuju Incheon kita jelas bobok mandjah, sampe akhirnya setelah hampir 6,5 jam durasi perjalanan jam 08.20 KST (2 jam lebih cepat dari WIB, 1 jam dari MYT) kita nyampe deeh di Bandara Incheon.
Day 2 : 21 April 2015
Begitu nyampe langsung kerasa banget beda hawa dan udaranya secara pagi itu suhunya sekitar 10 derajat celcius, huwawwww sungguh kontras dengan Cengkareng yang sore kemaren hawt banget. Untungnya kita bawa koper yang ga masuk bagasi jadi langsung deh kita bongkar koper buat pakai sweater,syal dan coat.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Annyeong from us dengan muka bantal
Setelah sampai karena kita ga pake acara nunggu bagasi jadi kita sempetin untuk ngelihat-lihat bandara Incheon nih isinya apaan aja sih. Dan dengan menariknya dalam bandara ini ada BIOSKOP CGV nya! woww daebak! (udah sok ke-korea koreaan). Karena emang CGV asalnya emang dari negara ginseng ini sih dan mereka emang dengan sengaja mendominasi dengan produk bangsanya, warbiasya yaa.
Tumblr media
CGV di Incheon Airport
Tumblr media
Suasana Incheon Airport pagi itu yang tampak sepi
Dari Incheon ke Hongik Station
Nah setelah berkeliling kita pun memutuskan untuk membeli T-Money, ini adalah transport card yang bisa digunakan untuk membayar tiket bus, kereta subway, bahkan taksi di area Seoul dan beberapa wilayah lainnya di Korea Selatan. Jadi saat itu kita beli T-Money ini di convenience store yang ada di bandara. Harga kartunya doank sekitar 3.000 - 4.000 KRW,, ini yang bentuk kartu biasa yaa ada juga yang kayak bentuk gantungan HP lucu imut gitu tapi harganya jauh lebih mahal kayak sekitar 8.000 KRW, no bye tengs. Terus sekalian tuh berikut kita beli isinya kalau ga salah kita isi sekitar 10.000 KRW. Nah setelah beres beli T-Money kita jalan ke Terminal 1 tepatnya ke stasiun AREX.
Apa tuh? Nah jadi AREX ini adalah sebuah kereta subway khusus dari Incheon Airport sampai ke tujuan akhir Seoul Station. Ada 2 tipe kereta : pertama tipe AREX Express, jadi nih kereta non-stop langsung ke Seoul Station; kedua AREX All Stop atau commuter, tipe kereta ini berhenti di 9 titik stop sebelum ke tujuan akhir Seoul Station. Nah kita saat itu memilih menggunakan yang all stop karena tujuan akhir kita adalah Hongik Station (1 stasiun sebelum Seoul Station). Harga tiketnya waktu itu kalau tidak salah 4.150 KRW dengan durasi perjalanan kurang lebih 50 menit. Woow suwe juga yes. Tapi alhamdulillahnya nihh kereta ini tuh lega,bersih dan ada tempat buat naroh koper. Fiuuh.
A fruit tip: soal pe-AREX-an. Mending beli T Money deh aslik, kalau beli single ticket harus ada deposite 500 KRW gitu kita kan anaknya ogah rugi. Terus sebelum naik AREX perhatikan baik-baik jalur mana tempat jenis kereta yang mau kita naikin karena nihh karena lajur dua kereta ini sebelahan banget samping-sampingan jadi jangan sampe hilang fokus atau salah lajur berabe.
Setelah beres beli T-Money dan meyakini lajur kereta All Stop yang akan kita naiki, saatnya kita menunggu kereta datang, karena kereta ini datangnya per 23 menit dan pas banget pas kita nyampe kereta sebelumnya berangkat, jadi kita memutuskan untuk duduk-duduk dulu di atas stasiunnya.
Tumblr media
Menunggu AREX dari Incheon ke Hongik University Station di stasiun Terminal 1
Akhirnya setelah menunggu 23 menit datang juga AREX All Stops yang akan kita naiki untuk menuju stasiun kereta paling dekat dengan penginapan kita yaitu Hongik University Station. Rasanya senang banget deh di kereta ketemu orang-orang Korea HAHAHAH YAKALIII. Soalnya kan sebelumnya di bandara tuh masih kayak kurang berasa lah ketemu orang Korea nya, apalagi begitu masuk dalam kereta kita disuguhkan dengan poster-poster segede gaban aktor-aktor kebanggan Korea di tahun itu (2015) yaitu Kim Soo Hyun dan Lee Min Ho, yang bahkan sampai saat ini 6 tahun kemudian mereka juga masih jadi aktor papan atasnya Korea (denger-denger Kim Soo Hyun aktor dengan bayaran termahal pula).
Tumblr media
Suasana dalam kereta AREX sambil diintip Kim Soo Hyun
Tumblr media
Tidak lupa foto bareng Lee Min Ho hahaha
Begitu sampe Hongik University Station kerasa banget sih bedanya. Kerasa banget nih kita udah sampe Seoul, hehehe. Belum lagi karena ini stasiun kereta daerah kampus jadi isinya banyakan anak-anak muda gitu deh, jadi seneng ngelihatnya jadi kayak tau aja begini bentukannya anak kuliahannya Korea Selatan, lebih tepatnya Seoul. Kan selama ini cuma lihat di drakor-drakor TV ajaa.
Tumblr media
Beginilah tampilan nak kanak muda Seoul yang kita jumpai di stasiun
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ini bentukan Hongik University Station yang diambil di hari-hari berikutnya, karena ini adalah stasiun andalan kami hoho
Oiya sebelumnya kan kita udah booking penginapan nih, nah penjaganya bernama Lee (pas banget dengan nama tempat makan kita di Bandara Soekarno Hatta kaan) ini tuh so sweet banget. Sebelumnya dia sempat email aku ngasih tau bagaimana caranya dari Incheon menuju SH Seoul Hongdae dan nanya jam berapa aku kira-kira datang, manis yaa. Jadi kata dia dari Hongik Station keluar ke exit 2 dan 2 menit jalan kaki (menurut dia) menuju lokasi. Kita kira alaah masa 2 menit kita udah curigation aja karena biasanya rang orang luar negeri nih bilang deket deket taunya jauh ugaa, eh ternyata bener doonkk.. Lokasi bangunannya ini literally keluar exit stasiun tinggal nyebrang zebra cross terus udah gedung kedua setelah zebra cross alias gedung setelah Samsung Plaza itulah si gedung apartemen Magellan 21 dimana SH Seoul Hongdae berada. Woww warbiasyaa yaa lokasinya, cocok banget untuk sobad mager cem kita. Nah Lee pun udah ngasih tau sebelumnya nanti begitu nyampe langsung ke unit 1002 untuk ketemu dia. Daan begitu kita nampe sempet kita beberapa kali ngebel kagak dibuka-buka. hmmmm... Ehhh taunya Lee nya buka pintu dengan masih muka bantal alias dia baru bangun..
“Sorry I had a drink last night..”
Lanjut Lee pun mengantarkan kita menuju unit apartemen kita yang berada… tepat di samping unit 1002 tempat dia berada hahahaha. Terus ga lupa Lee ngasih passcode pintu apartemen, karena pintu nya seperti cem di drakor gitu deeh yang udah pake smart lock. Ga lupa juga dia ngajarin kita cara buka pintu dari dalam, karena ini pintu canggih ini begitu ditutup otomatis dia akan kekunci. Jadi kalau mau buka dari dalam harus sebelumnya ditekan tombol kecil dulu di part dari kuncinya biar alarmnya ga bunyi. Okeh kita manggut-manggut pertanda (kayak) ngerti. Usai sudah tugas Lee, baliklah dia ke kamarnya sambil pengen bobok lagi. Baru Lee balik badan dan dia nutup pintu, kita keinget mau tanya ke dia caranya dari apartemen ini ke Trick Eye Museum Hongdae. Jadi dengan sigapnya Fini tanpa babibu buka tuh pintu JEGREKK! Dan.... NINUUTT NINUUTT NINUUTTT.
YAK BUUNYI ALARM NYA SODARAAAA. Dalam hati Lee :
“Yasalaammm ni dua anak manuusia baru gue mingkem ngasih tau...”
Terus akhirnya Lee pula ngasih tau cara matiin alarm pintu in case kita lupa mencet tombol lagi (hahaha..) dan ngasiih tau cara menuju Trick Eye Museum. Dalam keadaan hangover banyak juga tugas dia nih ye hahaha. Jadi habis itu kita explore kamar kita yang cukup luas dan nyaman (fotonya bisa dilihat di sini) plus kita akan bersiap memulai petualangan di Seoul yang akan dituangkan di postingan time capsule selanjutnya.
For now I can say :
Tumblr media
Ini dia induk semang kita bernama : Lee Jung Hoon
Matur suwun mas Lee, maap loh ngerepoti hahahha.
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Preparation for Seoul South Korea April 2015
Halooo.. Ini adalah time capsule persiapan-ku dan kakakku, Fini, untuk perjalanan kami di tahun 2015 ke Seoul Korea Selatan dari tanggal 21 April 2015 (berangkat 20 April 2015) sampai tanggal 25 April 2015. Sebenarnya ini adalah postingan lama di Tumblr tapi karena sekarang aku punya media time capsule ini untuk mengingat apa saja yang terjadi dalam sejarah per-travelingan ku, jadi beberapa aku lengkapi setelah 6 tahun kemudian hahaha
Tumblr media
Persiapan pertama tentu adalah tiket. Untuk perjalan ini tiket sudah dibeli dari bulan Juni 2014 sebelumya, tentu sobad pengincar tiket promo ini sibuk mantengin alert nya promo Free Seats Air Asia dan buah kesabaran itu adalah kita dapat tiket di harga 3,1 juta dengan catatan kita tidak beli bagasi untuk berangkatnya tapi beli bagasi 20 kg untuk pulangnya karena berasumsi kita bakalan belanja pernak-pernik, skin care atau baju lucu disana hehee. Alhamdulillah nih ya rejeki anak yang suka mantengin Free Seats bisa dapat tiket segitu ke Korea loh hohoo.
Tumblr media
Harga tiket kita waktu itu
Untuk persiapan kedua yaitu masih berkaitan sama tiket nih selain mempertimbangkan harga yang menarik dan ciamik tidak lupa kita juga merhatiin waktu nya juga, karena apa? Kan kita adalah kaum pekerja nih, maka cuti adalah koentji dari kesuksesan rencana liburan kita hahahaha. Karena tiket Free Seats ini kudu cepet dibeli dan dibeli kudu langsung PP biar dapat murah jadi kita carilah tanggal yang sekiranya kita pulang pergi dapat harga promo dan ga terlalu lama kita liburannya karena selain jatah cuti yang terbatas BUDGET KITA JUGA TERBATAS HAHAHA. Nah kebetulan harga ini pas untuk perjalanan durasi 5 hari, kita pikir kalau cuma ke Seoul dan sekitarnya cukup lah kalau waktunya segitu. Next kalau kita mau explore kota lain kita cari tiket lagi, biar jadi motivasi nih ceritanyaa.
Tumblr media
Ini adalah itinerary penerbangan kita
Nah karena aku dan Fini tinggal di kota berbeda dan tidak ada satupun dari kita yang tinggal di Jakarta kita juga harus menyesuaikan jadwal penerbangan kita Jkt-Seoul PP ini dengan jadwal kita untuk ke kota domisili kita. Fini kebetulan harus naik pesawat dari Surabaya atau Malang gitu ke Jakarta saat berangkat dan sebaliknya juga nih saat pulangnya, fiuh sungguh perjuangan yaa.. Alhamdulillahnya jadwal penerbangan ke Seoul nih malam hari jadi kita masih ada waktu untuk perjalanan ke Jakarta dari Bandung (aku) dan dari Malang (Fini). Yang tricky sih jam pulangnya ya karena malam, tapi untungnya penerbangan ke Surabaya masih ada sampe malam dan begitupun dengan Primajasa andalanku untuk balik ke Bandung juga masih ada sampai malam banget.
Persiapan ketiga yaitu menyiapkan kelengkapan dokumen Visa untuk ke Korea Selatan. Berbeda degan Visa Jepang yang (di 2015) harus diurus di kedutaan Surabaya karena KTP ku yang beralamat di Malang (saat itu). Nah untuk Visa Korea Selatan pengurusannya tetap bisa dilakukan di Kedutaan Korea Selatan yang di Jakarta. Tapi karena meskipun di Jakarta aja tetep dari Bandung kan untuk mengurus begituan otomatis butuh waktu seharian, sayang cuti aku cuyy. Begitupun dengan Fini yang juga mager untuk harus ke Surabaya, selain itu seperti yang aku ceritakan di sini dan sini aku sudah pernah mengurus visa melalui tour agent bernama Panorama, dan kebetulan tour agent ini kan selain ada di Bandung ada di Malang juga, belum lagi seperti yang pernah aku ceritakan juga kalau mbaknya yang bernama Semmy ini orangnya sangat kooperatif jadi aku dan Fini memutuskan untuk menggunakan jasa tour agent ini untuk mengurus kebutuhan visa kami. Di 2015 kita bayar Rp.600.000,- untuk mengurus visa Korea Selatan dengan menggunakan jasa tour agent Panorama.
Di tahun 2015 ini ada syarat untuk Visa Korea Selatan yang saya dapat dari Panorama yang jadi langganan saya untuk mengurus Visa.
Tumblr media
Ini syarat Visa Korea Selatan tahun 2015
Yang kudu diperhatikan waktu membuat syarat Visa Korea Selatan tahun 2015:
Paspor, karena aku tahun 2011 mengurus paspor baru jadi batch paspor aku di 2011-2016 itu penuh dengan cap negara lain dan ada 3 visa tertempel mandja saat itu (Australia, Jepang dan Korea Selatan). Untuk pengurusan visa ini aku makanya pede abis, karena selain masih 1 tahun lagi masa berlaku paspor aku juga udah ada "modal" nya hehee meskipun sebagai catatan ga jadi jaminan juga kok paspor kita ada "isinya" terus visa kita jadi gampang lolos.
Untuk Formulir permohonan ini aku masih simpen bentukannya di 2015:
Tumblr media
Dan ini Formulir Permohonan Visa Korea Selatan di tahun 2015 untung selain huruf hangul ada bahasa inggrisnya juga
Foto background putih untuk visa, nah karena aku butuh juga untuk mengurus Visa Jepang di bulan Januari 2015 itu jadi aku cukup sekali doank foto untuk Visa, karena jaraknya masih kurang dari 3 bulan aku mengurus pervisaa. Apalagi aku fotonya di Jonas Photo (waktu itu di BIP) yang sudah tau banget kalau untuk pas foto visa itu kudu gimana. Nah untungnya untuk syarat foto visa Korea Selatan (bisa dilihat di sini) tidak berbeda dengan syarat pas foto Jepang, jadi hemat laah.
Bukti Keuangan Pribadi, seperti biasa untuk urusan ini kita sih bismillah yaa. Dari yang kita baca-baca sih perkiraan bukti keuangan untuk visa Korea Selatan sekitar 1.000.000 rupiah per hari selama kita berada di sana, kita sih jaga-jaga nyiapin duit di rekening sekitar 15jutaan dan lolos aja sih hahaha. Mungkin karena kita juga sudah ada tiket PP dan bukti sudah booking penginapan jadi tidak akan menjadi gembel lah minimal di negara orang ahhaha.
Sponsor letter, nah karena Panorama ini tour agent andalanku mereka sudah pernah kasih contoh sponsor letter dari perusahaan untuk keperluan pengurusan visa jadi aku masih pake format yang sama, isinya sih kayak menjelaskan orang ini siapa di perusahaan dan keperluannya apa ke negara tujuan. Karena sudah pakai surat ber-kop surat jadi saat itu untuk syarat kartu nama kami tidak perlu melampirkan.
Tumblr media
Taraaa ini dia bentuk visaku saat itu
Persiapan keempat adalah penginapan. Menurut Fini saat itu lebih baik kita menginap di daerah yang dekat dengan Seoul Station ataupun yang dekat dengan stasiun kereta karena penerbangan kami sampainya cukup malam dan penerbangan pulang kami pagi hari, biar gampang nanti kalau mau pulang pergi ke Incheon-nya cukup ngesot naik kereta. Aku sih pastinya setuju, karena kita kan bawa-bawa koper juga nih ga lucu juga kalau kudu geret tas jauh-jauh kaan. Salah satu jalan ninja kita untuk mencari penginapan murah, lokasi bagus dan harga oke adalah dengan membuka tripadvisor terlebih dahulu, selain karena review dari mereka akurat, di situs itu juga disediakan perbandingan antara situs-situs pemesanan hotel/hostel lainnya. Waktu itu kita memilih melakukan pemesanan di Booking.com karena saat itu mereka menawakan harga paling murah dibanding situs lain. Dari hasil pengamatan di tripadvisor pilihan penginapan kita tetapkan dengan mempertimbangkan 3 hal ini :
Suasana sekitar hotel di tempat yang rame meskipun sampe malam karena kita akan sampai di Seoul malam hari dan kemungkinan setiap harinya kita akan jalan-jalan seharian dan bakal balik ke penginapan kalau sudah malam jadi biar tidak howror. Akhirnya pilihan lokasi yang kita pilih untuk menginap adalah di Hongdae. Kenapa daerah ini? Karena ini dekat dengan Hongik University alias pastinya dikelilingi dengan anak-anak muda Seoul yang ga mungkin jam 9 udah bobo kaan. Jadi kita yaquin nih jelas sih suasananya akan tetap rame meskipun malam hari. Dan memang benar pemirsa nanti kita ceritain di postingan yaa.
Lokasi dekat transportasi umum. Naah kan tadi kita pengennya lokasi penginapan kita dekat dengan stasiun kereta tuh, terwujud dehh kita dapat penginapan yang hanya 2 menit doank jalan kaki dari Exit 2 Hongik University Station dan tinggal gelundung nyebrang ke Hongik University Bus Stop, luar biasa banget kaan..
Harga yang tentyunya ramah di kantong, karena apaa? Karena kita tidak punya uang (Insert meme Pak Prabowo, LOL). Jadi kita mencari penginapan lebih ke apartemen atau kayak air bnb gitu lah kalau jaman sekarang, karena kalau hotel harganya takut menjebolkan dompet dan kalau hostel kita agak was-was karena kita cuma berduaan cewek pula. Saat itu kita dapat penginapan dengan harga 370.000 KRW atau saat itu setara Rp. 4.427.973 untuk 4 malam dari tanggal 21 April 2015 sampai 25 April 2015. Agak lumayan juga sih sebenarnya, tapi ini worth the price sih, asli.
Tumblr media
Nahh ini dia nama penginapan kita, namanya yaitu SH Seoul Hongdae, lokasinya persis di sebelah Samsung Plaza yang ada di Hongdae. Lebih tepatnya ada di unit 1002 (lantai 10) apartment Magellan 21. Kamarnya cucok banget sih berasa banget apartemen khas Korea nya. Ini beberapa foto kita waktu di kamar yang kita tinggali.
Tumblr media Tumblr media
Ini bentuk kamar dan kamar mandinya
Tumblr media
Di dalam kamarnya tuh ada kayak pintu lemari kan, pas kita buka TARAAAA ITU DAPUR! Hahahhaa
Tumblr media Tumblr media
Terus banyak benda-benda gemuy gitu dalam apartemennya
Tumblr media
Ini view dari kamar dan itu entah foto siapa ye
Persiapan kelima adalah cek musim dan cuaca. Karena ini berkaitan langsung dengan baju-baju dan perlengkapan yang akan dibawa nantinya, apalagi sebagai budget traveler dan tidak membeli bagasi pas perginya jadi kita harus efisien dalam membawa outfit. Untuk cek cuaca as usual kita selalu menggunakan situs accuweather, karena menurut pengalaman seringkali akurat. Cek cuaca ini juga berhubungan dengan itinerary nantinya. Alhamdulillah di bulan April sampai Juni di Korea Selatan adalah musim Semi alias spring, jadi udara tidak terlalu dingin dan panas, paling dingin sih di 11 derajat paling panas di 18 derajat yhaa cuma bagi kita raqyat negara tropis 18 derajat itungannya sejuk jugaa. Jadi saat itu kita tetap bawa jaket dan syal gitu-gitu deh.
Tumblr media
Persiapan keenam adalah itinerary. Seperti yang sudah disampaikan itinerary akan erat berkaitan dengankeadaan cuaca. Karena kita kan merencanakan mau ke Nami Island yang mana itu lokasi outdoor jadi kita harus memastikan lagi cuaca cerah ga tuh kalau ga kan ambyar. Nah untuk itinerary ke Seoul adalah hasil kolaborasiku dan Fini dan sangat detail karena sempat sharing dengan teman yang sudah berangkat ke Seoul sebelumnya (Tasya) terus ada juga teman lain yang ngasih kayak buku primbon jalan-jalan di Seoul gitu (Sasa) hahah. Ini adalah itinerary terdetail yang pernah kubuat hahha dan sangat berguna karena kita di sana tidak sewa wifi router egg jadi modal itinerary ini yang lengkap dengan moda transportasinya, meskipun ya tetap kita banyak nanya-nanya juga sih sama warlok, heheh. Hey tapi itu seninya jalan-jalan kaan kalau diem aja liat HP kan ga seruu.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ini itinerary detail ituu warbiasya ya
Persiapan ketujuh yaitu yang seperti sudah-sudah selalu aku lakukan sebelum traveling yaitu tukar uang. Meskipun dalam beberapa kesempatan aku pakai credit card BNI berlogo mastercard, tapi tetap deeh rasanya traveling ke LN ga bawa bekal cash tuh agak gak tenang. Lagi-lagi seperti yang sudah-sudah juga aku menukarkan rupiah ke Korean Won (KRW) di money changer kesayanganku di Kota Bandung karena rate nya bagus dan tempatnya juga enak yaitu Golden Money Changer (GMC). Saat itu (16 April 2015 hari aku menukar uang) kurs 1 KRW = 12,15 IDR, sekarang di 2021 hampir kurang lebih sama sih dan bahkan bisa lebih bagus rate nya, per 24 Desember 2021 aja 1 KRW = 12 IDR malah. Memang tanda-tanda menuju Seoul trip 2022 nih hahah.
Tumblr media
Saat itu tukar 8 juta buat bekel
Persiapan terakhir ini antara penting ga penting, tapi sebagai sobad Budget Traveler ini info berguna banget. Jadi dari hasil browsing sana sini kita dapat info kalau di website Gyenggi-Go tuh bisa dowload semacam booklet yang isinya adalah info spot-spot lokasi PLUUUUSS KUPON-KUPON DISKONAN. Huwaaww banget kaan. Waktu itu kita memanfaatkan banget loh kupon ini, kita pake waktu ke Trick Eye Museum, Petite France dan SBS Drama Exhibition My Love From the Stars lumayan loh diskonnya kayak ke Trick Eye Museum bisa kayak yang 25% gitu, di SBS Drama Exhibition My Love From the Stars kita dapat diskon 10% dan di Petite France dapat potongan 2.000 KRW. Selain itu lupa darimana yang jelas kita juga dapat kupon diskon Etude. Wah udah paling bener sih kalau ke Korea Selatan cek cek kupon diskon ini.
Tumblr media
Ini bentuk cover bookletnya
Tumblr media
Ini bentuk-bentuk kuponnya
Nah kurang lebih seingetku ini sih yang kita siapin sebelum berangkat. Semoga media time capsule ini awet dan bisa jadi pengingat kisah perasan kita yang excited mempersiapkan rencana traveling ke Seoul -ku dan Fini di bulan April 2015.
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Persiapan Keliling Asia Tenggara dalam 8 hari 2013
Tumblr media
Di Tahun 2013 ini adalah pengalaman pertama kalinya aku untuk jalan-jalan keluar negeri bersama sahabat-sahabatku tersayang Gambon dan Sherly yang kemudian kita menamakan diri sebagai Trio Reptil Alergi. Kenapa reptil? Karena aku dan Sherly suka becandaan sebagai komodo dan biawak (interal jokes hahaa), kemudian Gambon kita seret jadi buaya (hmm..) Nah perjalanan ini dilakukan dengan mode backpacker selain karena memang kita baru awal-awal kerja sehingga keuangan masih di ambang batas, kita juga pengen tahu rasanya traveling backpacker tuh gimana. Di part ini aku akan mengingat apa saja yang kita persiapkan sebelum akhirnya memulai perjalanan nekat, komedi dan penuh drama di September 2013 ini.
Masih ingat banget rasa excited nya mempersiapkan keberangkatan ini. Kita intens berkomunikasi membicarakan apa saja yang harus disiapkan dan nanti di sana gimana-gimanya, bahkan kita saling kirim email checklist persiapan dan countdown menuju hari keberangkatan sambil deg-degan senang. Nah keliling Asia Tenggara, negara mana saja sih yang dimaksud? Pada perjalanan Trio Reptil Alergi ini rencana perjalanannya akan melalui 4 negara yaitu Malaysia, Vietnam, Cambodia dan Thailand. Berikut hal-hal yang kita "rapatkan" sebelum memulai perjalanan:
1. Rute Perjalanan
Untuk poin yang pertama ini tentu faktor penentu utamanya adalah HARGA TIKET PROMO. Hahahaa. Saat itu di bulan 2013 tiket promo pesawat sedang bertebaran, biasanya sih Air Asia ya sering banget menawarkan BIG Sale tiket dan bahkan juga waktu itu masih ada Tiger Mandala Air yang menawarkan tiket promo Jakarta- KL atau Jakarta Singapore murah meriah. Di tanggal 21 April 2013 itu kita tongkrongin website pesawat-pesawat promo itu daan dapatlah kita penawaran pesawat Tiger Mandala Air Jakarta - Kuala Lumpur Pulang Pergi Rp.366.801,- Apa tidak gila tuuhhh berasa naik kereta Gajayana Jakarta Malang aja yekan. Langsung tanpa babibu kita ambil tiket itu. Terus kemudian kita cek cek lagi ternyata Air Asia juga sedang ada promo KL - Ho Chi Minh City Rp. 500.830! Bungkus!
Tumblr media
In Memoriam Tiger Mandala Airlines yang sudah mengantarkan kita memulai petualangan ASEAN
Tumblr media
Lanjut dari KL naik Air Asia ke Ho Chi Minh City di hari yang sama
Tips suka suka : Kekuatan kegercepan dalam mengambil tiket promo sangat dibutuhkan, untuk itu yang mau group travelling harap berkoordinasi tanpa slow respond.
Oke saat itu kita putuskan berarti rute kita akan seperti ini :
Tumblr media
Beginilah rute perjalanan kami dari 08 September - 15 September 2013
Negara pertama yang akan didatangi adalah Malaysia karena perjalanan pertama akan ditempuh dari Jakarta - Kuala Lumpur. Tapii di sini kita cuma transit yaa. Kenapa begitu? Sudah dijelaskan di atas yaa rute ini semata-mata karena mengikuti harga tiket promo.
Kemudian langsung menuju negara kedua yaitu Vietnam. Karena kebetulan selain harga tiket juga promo, di Vietnam kita punya kenalan orang lokal jadi kita merasa lebih tenang datang-datang langsung ke negara asing minimal ada yang menyambut hahaha.
Negara ketiga yaitu Cambodia. Rute ini dipilih karena secara geografis Vietnam dan Cambodia berbatasan. Di Cambodia ini kebetulan kita mau mengunjungi dua kota Siem Reap dan Phnom Penh, dan berdasarkan peta yang kita lihat di mbah Google rute yang memungkinkan dari Ho Chi Minh City adalah ke Phnom Penh Cambodia dulu baru lanjut ke Siem Reap Cambodia.
Negara keempat yaitu Thailand, sekali lagi rute ini dipilih karena secara geografis ini yang paling memungkinkan terutama jika untuk melakukan jalan darat. Tapii untuk ke negara berikutnya akan lebih efisien kita menggunakan pesawat.
Tumblr media
Dari Bangkok kita naik pesawat ke negara selanjutnya yaitu Malaysia
Negara selanjutnya, yaitu kembali lagi ke Malaysia. Kenapa? Ya karena itu tadi tiket promo jua lah yang membawa kaki ini melangkah. Kan tiket yang kita beli PP Jakarta - KL, jadi otomatis kita harus balik lagi ke KL, tapi kali ini kita tidak cuma transit tapi menginap dan jalan-jalan juga.
2. Transportasi
Ada 2 hal yang kita perhatikan dari segi transportasi selama perjalanan ini :
Transportasi antar negara
Transportasi dalam negara
Kenapa harus diperhatikan? karena budget budget budget. Hahahhaa. Ya selain itu kita juga mempertimbangkan durasi sih, karena kalaupun moda transportasi yang kita pilih murah tapi tidak efisien dari segi waktu buat apa ya kaan?
Untuk transportasi antar negara dalam rangkaian perjalanan ini kita menggunakan 3 mode transportasi, pesawat, kereta dan mobil travel van, dengan detail berikut:
Jakarta - KL (Malaysia) : Pesawat
KL (Malaysia) - Ho Chi Minh City (Vietnam) : Pesawat
Ho Chi Minh City (Vietnam) - Phnom Penh (Cambodia) : Bus
Phnom Penh (Cambodia) - Siem Reap (Cambodia): Bus
Siem Reap (Cambodia) - Bangkok (Thailand) : Mobil Travel Van
Bangkok (Thailand) - KL (Malaysia) : Pesawat
KL (Malaysia) - Jakarta : Pesawat
Tumblr media
Harga tiket Jakarta - KL - Jakarta untuk keberangkatan 8 September 2013 balik 15 September 2013
Tumblr media
Harga tiket KL - Ho Chi Minh City 8 September 2013 yang dibeli 4 bulan sebelumnya
Tumblr media
Harga tiket Bangkok - KL di 14 September 2013 dibeli 3 minggu sebelumnya
Tumblr media
Harga tiket Mekong Express dari Phnom Penh ke Siem Reap
Untuk transportasi dalam kota sih kita tergantung dari masing-masing negara, tapi pastinya kita memaksimalkan penggunaan public transport nya, apalagi saat itu di 2013 Grab atau Uber juga belum ada di negara-negara yang kita datangi. Untuk negara-negara yang mass public transport nya sudah tersistem baik seperti Malaysia dengan MRT-nya dan Thailand dengan BTS-nya sih kita pastinya nyobain naik yaa. Apalagi kalau ada yang gratis seperti saat itu kita juga memanfaatkan layanan bus gratis di Malaysia bernama Go KL. Selanjutnya di negara-negara yang ada transport khas-nya seperti Tuk tuks di Thailand dan Cambodia, kita pastinya juga nyobain donk, bahkan untuk negara seperti Cambodia yang memang cuma ada tuk tuks dan ojek lebih bijak untuk menyewa layanan Tuk Tuks seharian karena jatuhnya lebih murah dan aman. Untuk di Ho Chi Minh sendiri karena kita punya tour guide lokal alias teman kita sendiri, jadi kita percayakan saja ke dia soal transportasi karena dia sudah memperhitungkan juga dari segi efisiensi biaya dan waktu. Saat itu kita sempat naik taxi dari bandara dan naik bus dalam kota tapi kebanyakan sih ditempuh dengan jalan kaki. Detailnya nanti dibahas di postingan ya.
3. Penginapan
Untuk yang satu ini tugas diserahkan kepada Sherly, untuk memburu hostel-hostel ini yang dia perhatikan adalah pertama harga, hahahaha kelihatan banget yak pastinya. Kedua lokasi, karena kita berencana untuk menghemat transportasi lokal dan banyak berjalan kaki jadi kita mengupayakan lokasi penginapan kita memungkinkan untuk itu, jadi lokasi di tengah kota juga kunci utama. Ketiga yaitu dari review orang-orang yang pernah menginap di situ, biar tidak zonk, selain dari review di website pemesanan Sherly juga sempat dikasih rekomendasi sama temennya yang pernah menginap di hotel yang kita pesan. Keempat kita juga harus mempertimbangkan fasilitas di penginapan, sebenarnya kita ga rewel sih untuk urusan ini, yang penting kamar mandi bersih dan WIFI! Karena selama berkeliling ke negara-negara ini kita tidak membeli kartu SIM ataupun mengaktifkan layanan internasional nomor kita, jadi untuk kelancaran urusan duniawi kita harus mencari penginapan yang menyediakan WiFi. Untuk urusan penginapan kita booking via Agoda.
Berikut list nama tempat kita menginap dan harganya saat itu :
Ho Chi Minh City : Phoenix 74 Hotel, Lokasi hotel ini ini di 74 Bui Vien street, District 01. Saat itu kita memilih di hotel dan bukannya di hostel karena ini hotel murce banget deh. Kita nginap di kamar yang untuk bertiga (isinya 1 kasur Queen bed 1 kasur single bed harganya di 166,22 USD atau dirupiahkan ga sampai 300.000 per malam untuk bertiga, mantap ga tuh. Hotelnya sih bangunan kayak ruko gitu, tapi kamarnya lumayan gede kok, muatlah untuk kita bertiga apalagi enaknya kamar mandi nya di dalam tuh karena modelnya ya private room, selain itu lokasinya tengah kota banget dekat dengan monumen-monumen dan spot turistik lainnya alias tinggal jalan kaki, selain itu di Bui Vien Street banyak vendor street food dan kalau malam hari cukup ramai.
Tumblr media
Begini bentuk kamar kita saat itu, pict from : Trivago
Phnom Penh : One Stop Hostel sekarang ganti nama menjadi Maya Papaya Cafe & Hostel, lokasinya di sisowath quay, No.85, Doun Penh. Ini the best sih hostelnyaa! Bangunannya bersih modern, lantai kayu, bunk bed nya pakai frame kayu putih, kamar mandinya di dekat kamar (di luar kamar) dan bersih, ada ruang santainya yang desainnya minimalis futuristik pakai bean bag gitu, ada lokernya dan top of mind pemilik hostelnya baik banget! Pemilik hostelnya dua orang dari Jepang, yang satu mukanya mirip Sammy Kerispatih yang satu lagi mukanya khas cowok Jepang ala Dekisugi gitu hahaha! Lokasinya juga strategis di tengah kota dan banyak tempat makan di sekitarnya. Di 2013 kita menginap di kamar yang berisi 8 bed dan dapat harga 4.13 USD per orang per malam.
Tumblr media
Bentuk kamar di One Stop Hostel pagi hari sebelum kita berangkat
Tumblr media
Kita yang baru malam hari sampe di hostel girang dapat hostel bagus gini
Siem Reap : Velkommen Guesthouse (sekarang sudah tutup permanen), lokasinya lumayan lah di Polang Ka Local Market, cukup dekat juga kemana-mana, tetap tapi harus naik tuk tuks kalau mau ke Angkor Wat. Bangunannya agak horror sih sesungguhnya karena bangunannya tua classic ala losmen horror semacam hotel Niagara yang sedang viral itu, tapi enaknya sih kamar mandinya ada di dalam kamar jadi kita ga perlu ada adegan bakekok kalau malam-malam kebelet pipis, kamarnya cukup besar dan kasurnya sedikit rapuh ya karena frame nya dari besi udah lama gitu. Meskipun bentukannya begitu tapi di kamar disediakan loker dan ada WiFi nya juga. Kita waktu itu booking dorm 6 bed harganya 8.16 USD per orang. Oh iya enaknya penginapan di Siem Reap ini sih mereka biasanya menyediakan layanan tuk tuks untuk ke Angkor Wat (karena memang itu atraksi utama kota ini) dan keliling seharian jadi ga perlu mikir lagi deh untuk transport.
Tumblr media
Begini bentuk kamar di Velkommen Guesthouse, bagaimana? horror kaan
Bangkok : Hello Hostel Kraisri Road No 5-6  Talat Yot, Phra Nakhon. Lokasinya sih pusat keramaian banget tapi tidak berada di tengah-tengah Khaosan Road, tapi di jalan sebrangnya Khaosan Road jadi lumayan lah yaa masih bisa jalan-jalan kuliner malam tapi tidak sebising di Khaosan. Hotelnya bangunan tua gitu, kayak dalam ruko, dan kecil, terbaiknya adalah pemiliknya NENEK TUA GALAK hahahahha. Sebenarnya dia baik sih cuma karena kita suka saling tidak memahami bahasa masing-masing jadi kita saling terbawa esmosi hahhaha. Harganya Rp. 624,120 untuk bertiga, enaknya saat itu kita booking satu kamar isinya 4 bed dan waktu itu 1 bed nya ga ada yang isi jadi kita berasa private room. Kamar mandinya juga ada di dalam kamar, hanya sajaaaa sekat antara kamar dan kamar mandi itu hanyalah dibatasi oleh kaca buram putih, sehingga siluet kita nampak kali selama kita berada di dalam kamar mandi dengan lampu menyala. Enggak paham sama pemikiran si nenek, ini gemanaa kalau yang nginep orang-orang saling gak kenal. Untung kita bertiga ini sudah platonik ya, jadi udah ga ada nafsu-nafsunya lihat siluet mandi satu sama lain, yang ada tergengges dengan siluet pas lagi berak aja. Bagusnya di hostel ini disediakan layanan transportasi (bayar ya tapi) ke bandara, jadi ga perlu pusing apalagi saat itu kita flight pagi. Oh iya sekarang hostel ini sudah TUTUP, aduh..
Tumblr media
Ini penampakan kamar di Hello Hostel Bangkok, ada lokernya juga sih dekat pintu
Tumblr media
Kita bertiga di depan sekat kamar mandi yang terbuat dari kaca putih.
Kuala Lumpur : Bunc@Radius Chinatown, ini sih THE BEST JUGA! Lokasinya di Jalan Petaling No 37. Yak bayangkan di Petaling banget alias di tengah-tengah Chinatown, jadi waktu malam harinya sepanjang jalan depan hostel berubah jadi vendor-vendor makanan dan aksesoris kayak pasar malam gitu, gemes deh. Selain itu juga hotelnya bangunannya modern, bersih, meskipun kamar mandi di luar kamar ga masalah tetap enak. Waktu itu kita booking Mixed Dorm, saat itu tapi enaknya satu kamar (6 bed) isinya cuma kita bertiga doank jadi lagi-lagi berasa private room. Kamarnya lantai kayu dengan rangka kasur dari besi, di kamarnya dilengkapi loker juga, meskipun ukuran kamarnya tidak terlalu besar tapi nyaman lah. Waktu itu kita dapat harga di rate RM 65 per orang, dan ini udah include sarapan ala-ala lah seperti roti dan nasi goreng.
Tumblr media
Pict from : https://www.nusatrip.com/ Begini bentuk penampakan kamarnya, bagus yaa
Tumblr media
Ini bentukan kita saat packing untuk mengakhiri perjalanan
4. Mata Uang
Karena Asia Tenggara ini meskipun terhubung secara darat tapi mata uangnya masih berbeda-beda (tidak seperti Uni Eropa maksutnya) jadi di setiap negara kita harus menyiapkan mata uangnya masing-masing. Saat itu dari hasil browsing-browsing lebih baik kita menyiapkan uang dalam bentuk US Dollar, kenapa? Karena nilainya lebih stabil hohoo.
Tumblr media
Check List H-12 , salah satunya soal urusan mata uang, duh masih keinget happy nya mau berangkat
Saat itu seingetku aku tukar uang IDR ke USD di bank untuk sebagai bekal aku bawa perjalanan. Selain itu aku juga melakukan transaksi penjualan HP ke Huy (hahahaha malah dagang antar negara), alias Huy ceritanya nitip belikan HP kalau ga salah Mito apa ya merk nya seharga Rp. 2.400.000, terus nanti dia bayar dalam bentuk dollar di Ho Chi Minh saat kita ketemuan. Waktu itu aku minta dibayar pakai dollar dengan rate hari itu yang syukurnya lebih tinggi hehe. Cuan is lyfe.
Rate-nya di 2013 lupa ya berapa aja, yang fosilnya masih disimpan cuma beberapa:
Tanggal 10/09/2013 : 1 USD = 4.000 Riel tukar di Money Changer di Cambodia.
Tanggal 12/09/2013 : 1 USD = 30,960 Bath tukar di Money Changer di Khaosan Road pakai rate dari Kasikorbank
Tanggal 14/09//2013: 1 IDR = 0.00027 MYR tukar di Hong Leong Bank yang ada di KL LCCT
Tanggal 14/09/2013 : 1 THB = 0.0928 MYR tukar di Hong Leong Bank yang ada di KL LCCT
Tanggal 15/09/2013 : 1 USD = 3,050 MYR tukar di Hong Leong Bank yang ada di KL LCCT terjadi karena ada drama Norliza yang nanti diceritakan di postingan.
Tips suka-suka : terjadi sebuah kesalahan informasi soal penggunaan mata uang, jadi saat perjalanan darat antar negara kita sempat salah informasi berujung pada kita kehabisan mata uang lokal di perbatasan dan kita menganga, untuk itu harap diperhatikan batas antar negara pakai mata uang apa (detail kisah di postingan).
5. Perlengkapan yang Dibawa
Seperti yang sudah disampaikan di check list ada beberapa hal yang juga kita siapkan untuk perjalanan ini. Karena ini perjalanan ala backpacker jadi kita meminimalkan melakukan pembelian di negara tujuan, bawa apa yang bisa dibawa dari negeri sendiri hahaha. Tapi karena kita nggak beli bagasi, dan cuma bawa hand carry baggage jadi memang tricky sih karena pertama kita tidak boleh membawa cairan lebih dari 100 ml, karena kalau itu kan harus masuk ke bagasi sedangkan kita tidak beli bagasi (ada drama juga soal ini di KL), selanjutnya juga kita tidak boleh membawa barang lebih dari kapasitas hand carry baggage yang mana kemudian juga terjadi drama dengan ini. DOHHH DRAMA AJA DEEHH. Tapi kalau sekarang diingat-ingat sih bikin ketawa ya, cuma aslik saat kejadian berlangsung bikin gondok banget.
Ada beberapa perlengkapan yang diingat dibawa selama perjalanan Asia Tenggara di 2013 ala backpacker ini:
Baju kaos tipis, karena negara-negara yang kita tuju pastinya adalah negara yang aduhai panasnya, kita cukup bawa kaos-kaos tipis yang menyerap keringat dan ringan jadi ga menambah beban bawaan deh.
Celana pendek, karena selama jalan pastinya juga suasana panas belantara jadi celana pendek udah paling bener. Gosong sih (ehem apa kabar Gambon), tapi yang penting keringet cepet kering hahaha.
Jaket dan Celana Panjang, ini sih lebih kepakenya untuk perjalanan antar negara atau antar kota karena kita kan pasti naik kendaraan yang ber-AC tuh, bae bae masuk angin kalau ga pake jaket dan celana panjang. Oh iya dan karena beberapa lokasi wisata terutama temple juga tidak memperbolehkan kita pakai celana pendek, daripada kita sewa kain lagi lebih baik pakai celana panjang atau bawa legging deh.
Universal Travel Adaptor, banyak sekarang di e-commerce kesayangan di kota anda, waktu itu di 2013 aku kudu beli di IBCC hahaha. Karena tiap negara di Asia Tenggara ada yang berbeda tipe colokan listriknya (cek di sini) jadi membawa ini sudah paling bener deh. Cukup bawa 1 saja karenaa kita harus membawaaaa...
Terminal listrik, kita bawa terminal listrik panjang banget yang bisa buat nyolokin segala keperluan peralatan listrik kita cem kamera, HP, power bank, bahkan bule yang nginep bareng kita di dorm menganga kaget melihat terminal listrik kita karena mereka ga kepikiran bawa kemudian malah memutuskan nebeng, huh!
Itinerary, ini sih optional tapi sungguhlah dengan adanya itinerary ini membantu kita menentukan jadwal pergerakan. Karena kan kita pindah-pindah negara tuh, jadi kalau ada itinerary sih harapannya kita bisa lebih ter-schedule kapan harus pindah tempat kapan harus kemana dan seterusnya. Tapi sekali lagi karena kita juga ga strict dengan itinenary ya ga 100% kita ikuti.
Tumblr media
Bentuk itinenary kita yang ala ala
Apa lagi ya? Bahan makanan? Lupa juga sih.. Karena kita anaknya kalau traveling urusan makan agak longgar sih, jadi kayaknya saat itu kita ga bawa bahan makanan apa-apa.
Mengingat-ingat persiapan keberangkatan di 2013 gini aja bikin deg-degan excited berasa kayak mau berangkat beneran hehhee. Next media time capsule akan meng-capture pengalaman jalan-jalan di Asia Tenggara selama 8 hari.
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Asia Tenggara Trip 2013 - Vietnam
Perjalanan obsesi 5 negara dalam 1 minggu ini dilakukan di Bulan September Tahun 2013, tepat 8 tahun yang lalu. Media time capsule ini adalah sebuah jurnal digital ku untuk menyimpan kenangan perjalanan ini dalam bentuk tulisan dan foto sambil kembali mengingat perasaan yang dirasakan dan apa saja pengalaman yang terjadi saat trip itu. Destinasi pertama kami dalam perjalanan ini adalah Ho Chi Minh City (dulunya bernama Saigon), Vietnam yang merupakan kota terbesar di Vietnam meski bukan ibu kota negara.
Tumblr media
Day 1 ( 8 September 2013)
Perjalanan Jakarta - Kuala Lumpur - Ho Chi Minh City
Seperti sudah diceritakan di post sebelumnya rute awal perjalanan kami adalah dari Jakarta menuju Kuala Lumpur. Hari sebelumnya, Sabtu 7 September 2013 aku sudah berangkat dari Bandung untuk kemudian menginap di kos Sherly, pagi buta di hari Minggu, 8 September 2013 kita sudah pergi menuju Halte Damri Blok M menuju Terminal 3 Soekarno Hatta untuk naik pesawat pukul 07.35 WIB menggunakan Tiger Mandala. Kita pun janjian dengan Gambon di depan gerbang keberangkatan T3, saat itu T3 masih sangat baru jadi masih cukup sepi. Aku dan Gambon membawa ransel besar sedangkan Sherly membawa tas jinjing, kita bertiga tidak membeli bagasi jadi kita hanya membawa hand carry baggage. Setelah beres check in kami pun menuju ruang tunggu untuk menunggu boarding pesawat. Masih ingat saat itu kita bertiga menertawakan foto-foto paspor kami yang membuat penampilan kita seperti guru SD yang sedang dharma wisata hahaha. Selain itu kita bertiga juga sedang alergi, Aku dan Gambon alergi di kaki sedangkan Sherly sedang alergi di muka, sungguh kekompakan yang tidak perlu.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan 2 jam pada pukul 10.35 MYT kita sampai di KL LCCT. Saat itu pesawat murah meriah cem Tiger Mandala dan Air Asia turunnya di KL LCCT dan bukan di KLIA. Bentuk bandaranya agak sedikit lebih ke arah terminal bis ya hahaha, kecil dan agak semrawut. Setelah sampai di bandara hal pertama yang kita lakukan adalah mencari makan! Karena emang udah lapar banget. Berhubung kita tidak menukar uang ke Ringgit maka kita harus keliling bandara mencari restoran dengan pertanyaan standar
" Do you take visa?"
Karena supaya tetap bisa makan kita mau menggunakan credit card ku untuk makan siang di bandara. Akhirnya kita memutuskan untuk makan di Taste of Asia di KL LCCT, kita makan 3 bubur ayam dan minum 3 air mineral dengan total 41.65 MYR. Lanjut setelah itu kita bersiap untuk naik penerbangan international menuju Ho Chi Minh City Vietnam pada pukul 14.55 MYT, saat itu kita diarahkan oleh petugas bandara untuk menunggu di gate penerbangan international tapi kita belum bisa masuk kecuali sudah cukup dekat dengan waktu penerbangan. Hal ini karena ruang tunggu nya sempit (maklum bandara ini kan untuk pesawat muree jadi agak sedih bentukannya) makanya kita harus bergantian di dalam, nanti petugas akan memanggil nama dan tujuan pesawat yang akan kita gunakan baru deh kita boleh masuk. Untuk menghabiskan waktu, kita pun duduk-duduk di atas trolly barang sambil kepo-kepo instagram artis karena kebetulan di bandara itu ada free WiFi.
Disclaimer : Aktivitas ini kemudian kita LAKUKAN LAGI di lokasi yang sama di hari terakhir, alias hari kepulangan ke Indonesia, dimana hal inilah penyebab dan asal muasal bencana terjadi.
Tumblr media
Meet us, front to back : Irma, Sherly dan Gambon yang sedang menunggu keberangkatan di KL LCCT
Sebelum memasuki ruang tunggu, tas ransel kita harus melewati checking dulu, seperti yang sudah kita tau sebelumnya kita tidak boleh bawa cairan lebih dari 100 ml, dan kita tau lah ya bandara Malaysia cukup ketat untuk hal ini. Kita sih sudah tidak membawa air mineral tapi yang kita lupa adalah SUNBLOCK baru ku yang PAS berukuran 100 ml. Ternyata tetap tidak boleh dibawa masuk, padahal sunblock itu masih gress masih bersegel kata petugasnya berarti kan ini PAS 100 ML jadi bukan di bawah 100 ml, karena malas kali aku berdebat yasudah aku relakan sunblock itu tidak lolos kita bawa untuk mengarungi panasnya Asia Tenggara. Tapi karena aku anaknya penuh suudzon (haha!) itu sunblock aku buka tutupnya aku tuang isinya di tong sampah di depan para petugas bandara itu sampai habis dan aku buang! Gaya ga penting ga sih? padahal tinggal dikurangin aja isinya terus dibawa bisa kan ya, tapi aku pengen sok ga butuh aja waktu itu di depan petugas bandara, sekarang kalau dipikir-pikir ga ada untungnya juga bergaya gitu HAHAHA.
Tumblr media
Setelah akhirnya boleh masuk ruang tunggu dan bersiap naik Air Asia ke Ho Chi Minh City, yeyyy
Sampai di Ho Chi Minh City
Tumblr media
Sign di Bandara Vietnam
Akhirnya setelah 2 jam perjalanan, pukul 15.50 ICT (Indochina Time alias waktu Vietnam yang sama dengan Waktu Indonesia Barat) kita sampai di Tan Son Nhat International Airport. Sampai di bandara, karena kita tidak harus mengambil bagasi maka hal pertama yang kita lakukan yaitu menukar USD kami ke Vietnam Dong, untuk kelancaran perjalanan kami. Seperti yang aku ceritakan di post sebelumnya, di Vietnam kita punya tour guide orang lokal, sebenarnya mereka ini adalah murid exchange kakakku di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan mereka memang orang asli Vietnam. Sebelum berangkat aku sudah bertukar alamat FB dengan mereka untuk kemudian kita janjian di bandara karena mereka akan menjemput kita. Betul saja sesampainya di arrival gate sudah ada gadis manis dengan cardigan hijau yang membawa tulisan
"Irma - Adik Pak Teguh"
Hehehhehe so sweet sekaleee. Yang menjemput kita hari itu bernama Hang. Dia pintar sekali loh berbahasa Indonesia, jadi kita ngobrol dengan dia kebanyakan dalam bahasa Indonesia. Enak banget kan dapat tour guide gratis dan bisa bahasa Indonesia pula hahhaa. Selanjutnya Hang membantu kita mencari transportasi menuju hotel kita, kita pikir dia cuma mau nganterin kita ke tempat mangkal taxi, ternyata dengan baik hatinya dia itu IKUT NEMENIN DI DALAM TAXI SAMPAI KITA NYAMPE DI HOTEL. Duh luar biasa banget baiknyaaa. Saat itu kita naik taxi Vinasun dengan biaya 110.000 VND atau dirupiahkan sekitar Rp.58.000 an (1 VND = Rp 0,529 an saat itu rate-nya) belum termasuk biaya tol lupa berapa hehe.
Tumblr media
Ini dia Hang dan Gambon yang menuju ke tempat mangkal taxi
Tumblr media
Ini bentukan taxinya, namanya Vinasun, model mobilnya kayak mobil van dengan setir kiri.
Akhirnya setelah 30 menit perjalanan kita pun sampai di Hotel 74 Phoenix tempat kita menginap di Ho Chi Minh City malam itu. Setelah sampai dan check in kita pun sempat ganti baju beres-beres barang dan sebagainya kemudian agenda selanjutnya adalah makan malam. Hang mengajak kita makan malam Pho di Hai Thien Bun-Pho yang hanya berjarak 180 meter dari hotel kita. Ini pertama kalinya aku mencoba Pho btw, years later Pho adalah makanan favoriteku selama di Amsterdam, so thanks Hang sudah mengenalkan makanan ini.
Tumblr media
Kenikmatan Pho asli Vietnam yang HAQIQI
Di sini Hang ngajarin cara makan Pho ala orang vietnam, caranya : masukin kecap, masukin sambel (terus pas dia nuang sambelnya ternyata tutup botolnya dol gitu hahah kasian dia niatnya tutorial malah jadi makan kepedesan), terus terakhir dia tambahkan "daun wangi", kata dia daun wangi ini adalah sayuran kesukaan orang Vietnam.. kita manggut-manggut dan mengamati daun wangi itu, terus kemudian kita pun sadar daun apa itu.. aku pun bilang:
"Hang, di Indonesia juga kita suka makan lalapan pake daun wangi ini namanya kemangi, Hang pernah makan lalapan?"
Dia pun menggeleng
"Kalau makan lalapan kita pakai daun kemangi ini, tapi untuk cuci tangan habis makan Hang..."
Melongo doi
Malam itu kita pun minta diajarin beberapa kalimat bahasa Vietnam oleh Hang, salah satunya kita dapat kosakata "DOH MAH". Apa artinya? Googling lah. Hahhahaa.
Tumblr media
Everyone, meets Hang (cardigan hijau). Hang, meets everyone. Kasian Hang dia manis gitu tapi yang foto bareng dia agak mengecewakan
Setelah makan kita pun memutuskan untuk beli tiket ke Kumho Samco Office yang berada di Pham Ngu Lao, lokasinya dekat berjarak hanya 500 meter dari lokasi kita makan. Pham Ngu Lao ini adalah daerah tempat para backpackers menginap biasanya, hotel kita termasuk berada di daerah ini. Di sini kita membeli tiket bus untuk perjalanan menuju Phnom Penh Cambodia besok harinya. Harga tiketnya kalau tidak salah sekitar 230.000 VND saat itu. Kenapa kita memilih Kumho Samco? Karena ini adalah bus yang paling murah untuk perjalanan darat dari Vietnam ke Cambodia. Tapi meskipun ini murah kita sudah searching dulu keamanannya, karena kita serem uga naik kalau bus yang kurang terpercaya, nanti dihanyutkan di sungai Mekong...
Wisata Malam Hari ke Landmark Ho Chi Minh City
Selanjutnya kita diajak Hang berkeliling ke spot-spot turistik yang ada di sekitar hotel kita. Dan karena memang lokasi hotel kita di tengah kota jadi bisa kita tempuh dengan jalan kaki. Lokasi pertama yang kita datangi yaitu Ben Tanh Market yang lokasinya hanya 900 meter dari hotel kita. Ini sebenarnya kayak pasar tradisionalnya Ho Chi Minh gitu tapi buka sampai malam, di dalamnya banyak jualan souvenir-souvenir dan jajanan raqyat, tapi kita saat itu tidak masuk ke dalamnya hanya berfoto di ikonnya yaitu Clock Tower di bagian pintu masuknya. Nah di depan Ben Tanh Market ini ada patung Trần Nguyên Hãn yan merupakan tokoh pahlawan di Vietnam.
Tumblr media
Sebuah konsep foto yang kurang jelas di depan patung Tran Nguyen Han
Tumblr media
Apalagi ini.. hasil minta tolong warlok motoin, patungnya malah kepotong HAHAHAH
Tumblr media
Ini dia si Ben Tanh Market, kalai tulisannya sih Cho Ben Tanh mungkin Cho itu artinya pasar kali ye
Lanjut dari sini kita jalan kaki 700 meter melewati Bitexco Financial Tower yang merupakan gedung tertinggi di Ho Chi Minh City, lanjut kita berjalan kaki sampai akhirnya kita sampai di Nguyen Hue, semacam jalanan untuk pejalan kaki yang luas dan panjang lokasinya di tengah-tengah pusat kota Distrik 1. Kawasan ini diapit bangunan-bangunan kolonial Prancis yang cantik, yaitu Union Square Shopping Centre dan Rex Hotel. Saat itu sedang ada pameran yang berisi foto-foto sejarah perang Vietnam. Wow banget yak kebayang lagi jalan kaki santai tau tau di tengah jalan bertemu gallery pengingat semangat kebangsaan begitu saja. Hahaha.
Tumblr media
Konsep jalan kaki bertemu dengan gallery kebangsaan
Tumblr media
Suasana jalan kaki di malam hari
Tumblr media
Suasana Nguyen Hue Street di malam hari, ramai yak!
Melanjutkan perjalanan dari situ kita jalan kaki ke depan sedikit dan menemukan 2 spot landmark terkenal di Ho Chi Minh City yaitu Saigon Opera House dan Ho Chi Minh City Hall. Saigon Opera House adalah gedung opera yang biasanya dipakai sebagai tempat untuk pertunjukan teater atau pertunjukan seni lainnya. Yang bikin gemoy bentuk gedungnya masih pakai gaya arsitektur French Colonial. Lanjut dari sini kita jalan kaki lurus sekitar 200 meter dan terlihatlah gedung bergaya French Kolonial juga dengan lampu-lampu sorot di luarnya yang membuat bangunan itu terlihat gemerlap nan cantik, itulah Ho Chi Minh City Hall atau sering disebut dengan People’s Committee Building Saigon. Gedung ini bagian dalamnya tidak dibuka untuk umum ya jadi kita cuma menikmati gedung dari luar dan dari patung Uncle Ho yang ada di taman depannya.
Tumblr media
Mungkin perasaan Hang saat diminta foto di depan Saigon Opera House ini seperti kita kalau diajak foto di depan Monas kali ya
Tumblr media
Ini Uncle Ho yang lokasinya di depan gedung City Hall
Tumblr media
Dan ini Saigon City Hall
Lanjut jalan kaki 500 meter kita pun ketemu dengan landmark lainnya yaitu Saigon Central Post Office yaitu kantor pos (yaiyalah..) tapi juga merupakan peninggalan sejarah akhir abad ke-19 dan lagi -lagi bangunan ini bergaya French Colonial, daerah ini udah kaya kota Tua yang berada di Indonesia bedanya di kita bangunan didominasi arsitektur bergaya Dutch Colonial, di sini French Colonial. Little fun fact adalah gedung ini dirancang oleh Gustave Eiffel, yang juga adalah arsiteknya Menara Eiffel di Paris, mantap kan boor. Kantor pos ini masih berfungsi sampai sekarang sebenarnya tapi sayang karena kita datangnya malam jadi ga bisa masuk ke dalamnya.
Tumblr media
Senoparty kids goes to Paris (nya Timur) hahahah berfoto mandja di depan kantor pos
Besoknya saat siang hari kita sempat juga ngelewatin Saigon post Office dan cukup ramai juga keadaannya.
Tumblr media
Foto dulu di depan Saigon post Office siang hari
What makes Ho Chi Minh City Unforgettable for Us
Sebenarnya agenda berkeliling landmark ini ada di hari besok tapi memang karena kekuatan Local Tour Guide kesayangan kita agenda ini jadi lebih asik karena lebih efisien dan bangunan-bangunan ini kurasa memang lebih cantik di malam hari sih. Apalagi kita juga ga punya urgensi untuk masuk ke dalamnya, hehe. Lanjut kita ke destinasi selanjutnya yaitu Công Viên 23 Tháng 9 alias September 23 Park Saigon. Lokasi ini ada di arah balik menuju hotel kita dan dari Saigon Post Office kita jalan kaki 1,9 km menuju ke situ. Anyway di malam hari pun Ho Chi Minh City ini gerahnya ampunan. Untungnya sesampainya di sini kita disuguhkan dengan jajanan raqyat Vietnam yang aduhaiiii enak banget! Di sini kita nongkrong duduk-duduk gitu sambil beli snack-snack lezat yang aslik sampe sekarang masih belum lupa betapa terkezoetnya kita pas mencoban jajanan pasar Vietnam karena rasanya enak-enak banget!
Beberapa jajanan yang kuingat kita beli saat itu: Rice paper salad atau kalau kita diajarin Hang ngomongnya kayak "BANGCANCOK!" HAHAHAHAH. Meskipun namanya agak-agak tapi yang jelas rasanya enak banget! Isinya ada rice paper yang direndam air dan dipotong-potong, terus ada dry squid nya, ada mangga mudanya, ada daun kemanginya (emang bener kata Hang raqyat Vietnam suka bet sama daun ini) dan dikasih bumbu kacang yang kecut-kecut gitu kayak rujak. Rasanya unik enak banget deh pokoknya. Terus Sherly beli sate babi, kata dia enak banget juga. Kita juga beli Bahn Xeo semacam creepes nya Vietnam rasanya tapi asin, pastinya juga enak banget. GONG nya adalah kita minum es kopi Vietnam alias Ca Phe Sua Da kemasannya hanya di gelas plastik gitu pake sedotan udah cem minum es teh pinggir jalan TAPI RASANYA KAYAK KOPI CAFE MAHAL GIMANA DONK, ENAK BANGET!
Tumblr media
Ini dia penampakan kita yang sedang lesehan malam hari dengan segala cemilan bersama dengan raqyat Ho Chi Minh lainnya
Setelah puas jajan-jajan manja kita pun memutuskan untuk kembali ke hotel yang sudah sangat dekat dari sini. Hang juga berpamitan dan dia dijemput temannya, kita kira dia mau langsung pulang ke rumah ternyata dia balik lagi ke bandara, loh kenapa?? Ternyata Hang itu tadi bawa motor ke bandara terus motornya dia tinggal di bandara demi nemenin kita naik taxi ke hotel.. GILA GA BAIK BANGET GA KETULUNGAN ANAK VIETNAM INIII. Dari September 23 Park kita jalan kaki 230 meter ke hotel kita. Kita sempat mampir ke taman yang ada sepeda statisnya, karena di 2013 kita masih merasa muda, kita bukannya cepet balik hotel malah kita nongkrong dan olahraga ringan di sekitar situ. Ga ada takut-takutnya sama masuk angin.
Tumblr media
Pas jalan nemu spot depan cafe orang, poto dulu (beli kagak)
Tumblr media
Sok kuat olahraga
Setelah kembali ke hotel kita packing-packing tipis (padahal baru juga unpacking sebelumnya) untuk persiapan besok check out.
Day 2 (9 September 2013)
Next di hari kedua di pagi hari kita sudah disambut dengan manisnya senyuman Hang dan saat itu kita juga ditemani oleh Huy. Huy ini juga murid exchange kakakku di UMM, dia yang nitip HP ke aku jadi hari itu aku menerima pembayaran dollar dari doi, lumayan lah untuk asupan harta selama perjalanan hahahah. Berbeda dengan Hang, Huy tidak terlalu pintar untuk berbahasa Indonesia tapi dia lebih jago berbahasa Inggris dan dia semacam tipikal anak gaul Vietnam geto deh.
Tumblr media
Yang pake topi hijau : Huy, yang pake baju merah : Hang waktu jemput kita di hotel
Lagi-lagi Berkenalan dengan Makanan Enak Vietnam
Agenda pertama kita hari itu adalah sarapan, seperti biasa kita serahkan pada duo gadis lokal Vietnam ini untuk menentukan kita makan dimana dan makan apa, kita mah percaya aja. Pagi itu kita sarapan di Bunh Cha 145 untuk makan Bunh Cha namanya, kayak soto daging kuahnya agak berminyak terus ada acarnya dan dimakan pakai mie putih gitu, rasanya sekali lagi jangan ditanya, ENAK PASTINYA! Terus untuk menutup kesempurnaan pagi itu kita ditawarin minum es SUSU JAGUNG. Sumpe ya itu rasanyaaaa, creamy gurih manis segar pokoknya enaaaaak deh. Saking enaknya kita tuh masih terngiang-ngiang rasanya sampai beberapa tahun kemudian. Lebih tepatnya 2 tahun kemudian Gambon yang ingin bernostalgia dengan nikmatnya Susu Jagung ini pun nekat meminum minuman yang dia sangka susu jagung seperti di Vietnam (silahkan dibaca di sini hahahaha). Terus kita juga dibeliin Huy sandwich nya Vietnam namanya Banh Mi, isinya daging sapi, telur dan DAUN KEMANGI (bener-bener kesukaan banget dah raqyat Vietnam..) years later aku mengenalkan sandwich ini ke Alvira dan ini jadi makanan favorite dia.
Tumblr media
Ini dia si Bunh Cha yang enak banget itu
Tumblr media
Halo wahai susu jagung yang tidak akan terlupakan dari sanubari
Tumblr media
Ini Banh Mi, ga sempet foto jadi comot dari https://delightfulplate.com/
Tumblr media
Air mineral nya Vietnam
Transportasi Umum di Ho Chi Minh City
Lanjut agenda kita berikutnya adalah ke War Remnants Museum, dari tempat kita makan kita pun jalan kaki 280 meter ke halte bus 277 - 279 - 275Y Phạm Ngũ Lão, kemudian kita naik bus no 28 arah Hướng Đi chợ Xuân Thới Thượng dan setelah 8 stops kita turun di halte 2 Lê Quý Đôn dan jalan kaki 120 meter menuju museum. Alhamdulillahnya dengan adanya tour guide lokal kita Hang dan Huy kita tidak perlu repot mikir soal transportasi karena kita percayakan saja kepada mereka. Saat itu kita beli tiket bis seharga 5.000 VND atau setara Rp. 2.600. Sistem bayar tiket bus-nya saat itu masih manual, kita bayar tiket ke bapak supir terus dikasih tiket berupa kertas gitu deh. Begitu masuk bus kita ber 4 (aku, Sherly, Hang dan Huy) duduk di paling belakang.
Tumblr media
Bentuk tiket bus nya Ho Chi Minh City
Tumblr media
Kita cewe-cewe waktu duduk di bis Ho Chi Minh
Sepanjang pengalaman berjalan kaki di Ho Chi Minh sih aku merasa nyaman ya meskipun temperature nya di sekitar 32-33 derajat celcius (hampir kurang lebih di Indonesia lah). Karena selain pedestrian walk nya yang cukup besar, banyak juga pepohonan di sepanjang jalan jadi suasananya cukup nyaman, tapi memang pengendara motornya agak blangsak jadi suka nyerobot di trotoar huhu. Saat jalan kaki ini kita mendapat pengetahuan baru dari Hang dan Huy, penampilan kita bertiga untuk jalan-jalan hari ini dengan santaynya pakai kaos lengan pendek dan celana pendek tapi mereka berdua malah pakai celana panjang, jaket, topi dan masker. Ga panas emangnya? Ya panas lah.. tapi kata mereka ini semua demi biar ga hitam, karena masyarakat Vietnam memandang kulit putih sebagai simbol kecantikan dan status sosial yang tinggi. Oke baique.
Tumblr media
Lihat tuh dengan santuynya ibu ibu bermotor itu di pedestrian walk dan di depan bendera komunis, haha. Btw itu bukan ibu kerudungan ya, itu dia pake pelindung kepala biar ga hitam, hampir rata-rata pengendara motor pakai pelindung begitu .
Uji nyali di War Remnants Museum
Tumblr media
Bentuk tiket War Remnants Museum, harganya 15.000 VND
Sampai di War Remnants Museum ini kita pun langsung melongo-melongo. Pertama kita menuju outdoor exhibitions dulu, kita melihat-lihat mobil tank dan helikopter yang digunakan untuk perang, sejujurnya bagian ini aku kurang tertarik karena lebih ke arah ga ngerti sih haha. Nah terus kita masuk menuju ke bagian belakang yang mengarah ke "Tiger Cage" namanya. Ini adalah sebuah replika penjara yang digunakan untuk mengurung para pejuang Vietnam, ada patung salah satu tahanan yang kuruus banget di dalam sel yang kecil di dindingnya ada tulisan-tulisan penyemangat jiwa-nya selama dipenjara. Yang bikin merinding di situ juga dipamerkan beragam alat-alat penyiksa lengkap dengan foto-foto hitam putih adegan penyiksaannya di papan besar gitu, ngekngookk.
Tumblr media
Aku mencoba tegar membaca kisah kelam penyiksaan yang terjadi
Tumblr media
Warning Disturbing Picture : Rangkaian gambar-gambar kekejaman yang terjadi di penjara ini, huhuu
Kemudian kita masuk ke dalam gedung museumnya yang terdiri dari 3 lantai. Lantai ke-1 atau ground floor isinya tentang keadaan Vietnam setelah perang termasuk pameran dukungan negara-negara di dunia untuk negara Vietnam setelah perang berakhir. Lanjut ke lantai ke-2 ini sih yang paling merinding. Dinding di lantai 2 ini di cat berwarna oranye untuk menunjukkan tema ruangan ini adalah mengenai agent orange. Di sini dipamerkan foto-foto kekejaman AS saat perang Vietnam berlangsung, seperti foto-foto para korban yang cacat karena hujan beracun dan bahkan bayi yang saat itu masih dalam kandungan akan lahir dalam keadaan cacat. Pokoknya siapkan hati deh melihatnya, karena mengenaskan banget bentukannya huhuu. Bahkan nih ada kejadian zonk terjadi di sini, saat itu ada turis bule yang berdiri di samping kita, anaknya pun bertanya pada bapaknya:
"Why would they do that?"
Hmmm....
Bapaknya terlihat kebingungan menjawab, ngelihat ke arah kita balik lagi ngelihat anaknya, diem ga bisa jawab doi. Kita yang ngelihatnya juga jadi awkward yekan.
Tumblr media
Ruangan oranye yang menyayat hati
Di Lantai ke-3 ruangannya dipenuhi dengan kisah-kisah sejarah secara menyeluruh tentang perang Vietnam, termasuk foto-foto keadaan selama perang berlangsung, senjata-senjata perang dan tokoh-tokoh penting di Vietnam terutama saat perang berlangsung.
Tumblr media
Buat yang selama pelajaran sejarah hobinya tidur (baca: aku) belajar sejarah dengan cara ini bisa jadi menarik
Di lantai 3 ini ada kejadian yang menarik. Saat itu kita berpapasan dengan rombongan turis Indonesia! Kita tahunya mereka orang Indonesia karena mereka cukup berisik dan menggunakan bahasa Indonesia, agak males yaa.. kita pengen cuek gitu, tidak mau bertegur sapa layaknya sesama orang se-negara yang bertemu di negara orang, karena malu mereka berisik, huuu. Tapi kemudian mereka ngelihatin kita lama banget, kita kan jadi bingung ya.. mau tetep cuek atau gimana nihh. Gambon pun dengan inisiatif NGEMENG BAHASA ENGGRES, biar kita ga kelihatan kayak orang Indonesia, kemudian kita melengos dan tidak jadi bertegur sapa. Kita pun turun lagi ke lantai bawah dan kemudian kita menatap Gambon nanar. Sungguh sebuah inisiatif yang sia-sia karena setelah kita melihat kaos yang dipakai Gambon hari itu bergambar GARUDA PANCASILA.
Tumblr media
KAOS YANG DIPAKE GAMBON LIHAT HAH! KURANG INDONESIA APA!
Anggap lah Gambon turis dari Timor Leste yang beli kaos Garuda Indonesia sebagai souvenir. Oke.
Notre-Dame Cathedral Basilica of Saigon
Setelah puas berkeliling museum kita melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki 900 meter melewati jalan pasteur (iyaa tidak cuma di Bandung ada jalan pasteur di Ho Chi Minh juga ada) untuk ke Notre Dame Cathedral Basilica of Saigon . Seperti khas nya bangunan gereja katedral, bangunan ini gaya arsitekturnya juga klasik roman gitu deh. Di depannya ada patung Virgin Mary bernama Our Lady of Peace yang di 2005 pernah heboh katanya patung itu mengeluarkan air mata.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sekelumit foto-foto kita di depan Notre Dame Saigon
Tumblr media
Spotted: S and B liburan di Vietnam ahhaha
Masih dalam Rangka Takjub dengan Nikmatnya Jajanan Vietnam
Beranjak dari sini kita berjalan kaki untuk ke daerah Pham Ngu Lao, karena kami ingin membeli souvenir dan kembali ke hotel untuk bersiap-siap berangkat ke Phnom Penh Kamboja siang itu. Saat berjalan kaki kita bertemu dengan Tao Dan park, karena masih ada waktu, kita pun memutuskan untuk duduk-duduk dan JAJAN LAGI. Lagi-lagi kita beli si bangcancok (tau dah tulisannya gimana), es kopi Vietnam dan satu lagi nemu jajanan enak namanya Banh Day (nyebutnya kayak BAJAY) kue khas Vietnam berbahan sticky rice ukurannya kecil dan disajikan di atas daun pisang terus di tengahnya bisa pakai sosis atau kacang hijau gitu. The best sih street food nya Vietnam!
Tumblr media
Ini dia bentukkan BANGCANGCOK
Tumblr media
Ini si BAJAY
Tumblr media
And our ultimate love Es Kopi Vietnam
Setelah jajan dan beli souvenir di Pham Ngu Lao Street, kita pun kembali ke hotel untuk packing dan bersiap-siap untuk keberangkatan kita dengan bus ke Phnom Penh. Setelah beres semua kita pun berjalan kaki menuju shelter Mekong Express, sambil menunggu bus yang belum datang Gambon pun mau membeli perbekalan selama perjalanan dulu di Circle K. Sampai akhirnya bus datang Gambon ga kelihatan juga nih. Panique donk kita, padahal Circle K perasaan ga jauh-jauh amat. Mana kita kan ga punya nomor lokal nih otomatis kita tidak bisa nelponin dia nih. Karena takut tertinggal bus Hang dan Huy pun akhirnya berinisiatif nyusulin Gambon dan mencari keberadaannya. Ternyata si tersangka legam ini LAGI ANTRI DI GROBAK BANH MI. Yasalamm...
Tumblr media
Gadis-gadis Vietnam nun baik hati anterin sampe kita naik bis
Karena udah ga sempat lagi dia pun meninggalkan mamang Banh Mi dengan hati berat. Keputusan ini sebetulnya kita sesali kemudian karena terjadi sebuah drama di perjalanan antar negara Vietnam dan Cambodia. Kita pun sore itu berpamitan dengan Hang dan Huy, naik ke dalam bus dan bersiap melanjutkan perjalanan ke Phnom Penh yang akan dicapture dalam Time Capsule post berikutnya.
Tumblr media
SEE YOU WHEN I SEE YOU VIETNAM!
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Asia Tenggara Trip 2013 – Phnom Penh Cambodia
Tumblr media
Trip From Vietnam to Cambodia
Akhirnya kita berada di dalam bus Kumho Samco, bersiap menempuh perjalanan 6-7 jam dari Ho Chi Minh City menuju Phnom Penh Cambodia. Di atas bus kita dikasih air mineral dan handuk hangat, kenapa bus ini harganya paling murah? Karena ternyata mereka tidak menyediakan snack untuk penumpangnya. Di atas bus kita sempat mengganjal perut dulu dengan onigiri yang Gambon sempatkan beli di Circle K, karena memang kita belum makan siang jadi kita cukup kelaperan.. tapi karena kita tahu bus ini nanti akan berhenti di rest area yang merupakan tempat makan jadi kita mikir "oke nanti juga makan", padahal... akan ada drama terjadi di sini.
Saat itu kita sudah baca-baca kalau di Cambodia mata uang yang "laku" digunakan selain mata uang mereka sendiri (Riel) adalah US Dollar. Karena kan kita sudah berbekal uang USD nih meskipun kita juga belum tukar uang ke Riel, kita anggap kita aman aja nih. Pinternya lagi, karena ini kan udah pindah negara nih jadi kita pun menghabiskan uang Dong kita karena mikirnya sudah gak kepake lagi juga yekan. Saat di perjalanan, bus pun berhenti di rumah makan. Kita baru bangun tidur, turun bus dan kelaperan, kita lihat menu-menunya oke punya lah.. tapi begitu kita lihat harganya..
LOH KOK HARGANYA DALAM DONG BUKAN DALAM USD ATAU RIEL???
Gambon berinisiatif tanya ke petugas rumah makan dan MEREKA CUMA NERIMA MATA UANG DONG.
Mengangalah kita.. Langsung kita bertiga sigap mengais-ngais isi dompet, isi kantong dan literally merogoh-rogoh kemanapun untuk menemukan sisa-sisa uang Dong kita, sampai akhirnya kita menemukan uang 60.000 VND dan itu hanya cukup untuk membeli 2 cup noodle dan air mineral.. SEDIH AMAT YA ALLAH. Jadi siang itu kita berbagi cup noodle untuk mengganjal perut selama sisa perjalanan. Waktu kejadian rasanya perih banget, sekarang kalau diingat ngakak banget.
Tumblr media
Sisa-sisa uang yang ada di kantong demi bisa bertahan hidup di perbatasan
Urusan Imigrasi dari Vietnam dan Kamboja
Tumblr media
Our bus trip
Karena ini baru pertama kalinya kita perjalanan antar negara dengan menggunakan jalur darat jadi kita sedikit bingung. Beberapa saat ketika kita baru naik bus si kondektur bus yang menggunakan dasi merah dan berkemaja putih dengan rapi itu tiba-tiba meminta paspor kita, hah?? Kita kira buat diperiksa doank eh taunya doi ngeloyor bawa paspor kita ke depan dan duduk manis. Lah?? bingung donk... Tapi semua orang juga paspornya dikumpulin sama dia sih jadi kita antara sedikit tenang tapi tetap kebingungan.
Kemudian di Moc Bai Border (pos imigrasi di border Vietnam) penumpang semua yang di dalam bus disuruh turun, tapi tidak perlu membawa tas ransel kita. Masih dalam mode : ola olo, kita ngikut aja bersama dengan arus para penumpang berjalan. Ternyata di pos itu sudah ada mamang kondektur menaruh tumpukan paspor penumpang ke meja petugas imigrasi. Kita pun diminta berbaris dan saat nama kita dipanggil, kita dikasih paspor kita dan kartu kedatangan di Kerajaan Kamboja, terus tinggal kita jalan keluar gedung imigrasi, dan ke parkiran bus untuk naik ke bus kita. Sedikit lega minimal urusan per- imigrasian beres dan paspor sudah kembali di tangan. Oh iya selama di kantor imigrasi kita tidak boleh mengambil foto karena Gambon sempat kena slepet pas mau ngambil stock video
"Sir, no camera sir!"
Gitu ceunah.
Tumblr media
Video footage yang sempat diabadikan Gambon di Video Reptil (yang udah di take down Youtube)
Pukul 17.45 setelah baruu aja berlega hati, 200 meter kemudian bis kita berhenti lagi, petugas kondektur minta lagi tuh paspor kita. Ternyata kita harus turun lagi di Bavet Border (pos imigrasi di border Kamboja), di sini kita juga tinggal antri, dipanggil, ngasih kartu kedatangan kita dan nerima paspor kita, balik lagi ke bus deh. Yhaa sebenarnya proses imigrasi ini mudah dan anti ribet ya karena sudah diurusin sama bus nya secara kolektif, tapi karena memang sebelumnya tidak ada proses ngobrol-ngobrol dulu khan kitorang jadi bingung yaaa.
Di antara perbatasan Moc Mai Vietnam dan Bavet Cambodia kita disuguhkan pemandangan tempat kasino. Takjub sih, karena kita tidak menyangka aja di tempat seperti itu ada gedung-gedung tinggi nan megah dan penuh gemerlap lampu-lampu. Karena gambling sendiri ilegal di Vietnam, makanya kurasa dibuatlah tempat judinya di perbatasan gini. Manusia!
Dalam perjalanan, kita akan melihat perbedaan antara Vietnam dan Cambodia. Saat masih di Vietnam, pemadangannya masih bangunan-bangunan terus begitu masuk Cambodia pemandangannya berganti menjadi padang rumput, sawah dan KERBAU. Pengalaman yang juga cukup diingat, sebelum masuk ke Phnom Penh, bus kita akan menyebrangi Sungai Mekong dengan menggunakan kapal ferri. Kita akan tetap berada di dalam bus,boleh sih keluar tapi di luar tuh banyak pedagang asongan gitu. Karena kita juga ga punya uang (buat makan sendiri aja sulit!) kayaknya kalau kita turun terus ga beli apa-apa juga ga enak.
Tumblr media
Pemandangan di atas ferri yang kita naiki, pict taken from Gambon's Video
Sampai di Phnom Penh
Sekitar pukul 9 malam kita pun tiba di Phnom Penh, bus kita berhenti di kantor bus-nya. Di sekitar kantor bus sudah nangkring tuh jejeran tuk-tuk yang siap untuk mengangkut kita. Kita pun berbekal bismillah memilih abang-abang Tuk tuk yang mukanya cukup melankolis. Bertemu lah kita dengan JOHN, supir tuk-tuks yang kita percayakan untuk mengantar kita malam itu ke hotel dan kita sewa juga untuk mengantarkan keliling Phnom Penh keesokan harinya dengan tarif 20 USD seharian. Sampai di hostel pun kita happy karena seperti yang diceritakan di sini hostel kita bagus hehhee. Apalagi Sherly sambil menatap pemilik hostel dari Jepang yang mirip Dekisugi dan dengan gatalnya bilang :
"Itu yang mas satunya lucu.."
Tumblr media
Yang lagi berpangku tangan itu yang dimaksud Sherly lucu
Setelah beberes barang kita pun memutuskan untuk cari makan di sekitar Hostel karena memang di daerah hostel kita di Sisowath Quay masih banyak warung makanan yang buka sampai malam. Sebenarnya pemilik hotel yang baik hati itu agak sedikit worry pas kita bilang mau keluar cari makan. Kita tuh bener-bener cuek aja, padahal pas dibaca-baca lagi ternyata Cambodia itu cukup bahaya juga kalau malam hari. Alhamdulillah rejeki anak ola-olo tidak terjadi apa-apa selama kita malam-malam kelayapan di Cambodia.
Tumblr media
Yorobun meet John, Tuk Tuks driver kita yang menemani dengan setia
Day 3 (10 September 2013)
Phnom Penh One Day City Trip
Keesokan paginya kita pun sudah disambut dengan manis oleh John si driver tuk-tuks kita yang sudah kita "booking" seharian ini. Agenda pertama kita adalah TUKAR UANG. Meskipun sebenarnya USD laku juga digunakan sebagai alat transaksi tapi lebih amannya kita juga pengen punya pegangan Riel, kita pun menukar uang dengan rate 1 USD = 4.000 Riel. Setelah itu kita juga beli tiket Mekong Express untuk melanjutkan perjalanan ke Siem Reap sore ini, beres semua baru agenda kita berlanjut keliling kota, ke tempat-tempat berikut:
Royal Palace
Salah satu landmark dan spot wisata utama di Phnom Penh. Bangunannya cantik banget deh perpaduan arsitektur tradisional Khmer dengan arsitektur modern, dengan atap berwarna kuning keemasan jadi terkesan bangunan ini wahh banget lah (ya namanya juga istana raja yee). Selain melihat istana di dalam kompleksnya juga ada Silver Pagoda dan Wat Botum Park yang cantik juga. Harga tiket masuknya sekitar 6.5 USD waktu itu.
Tumblr media
Bisa dijelaskan maksud pose tersebut?
Tumblr media
Apa lebih tepatnya yang anda tunjuk Sher?
Tumblr media
Kita di depan Silver Pagoda
Tumblr media
Wat Botum Park. Cantik ya
OH IYAA, Saat kita datang di depan istana ini sedang ada demo, demo apa kurang tau juga karena spanduk mereka dan teriak-teriakan mereka dalam bahasa lokal dan kita belum belajar bahasa setempat (yakali..)
Tumblr media
Demo warga setempat
Tips suka-suka: Pakai baju yang sopan untuk masuk ke tempat ini. Saat itu aku pake dress lengan putungan, padahal sih aku pakein pashmina hitam luarnya tapi tetap mereka meminta aku untuk beli kaos oblong di situ seharga 2 USD, kainnya jangan ditanya. PANAS BET BOR. Tapi yaudah lah yaa terpaksa dipake selama di Royal Palace.
Tumblr media
Tampilan asli-ku yang tidak diterima masyarakat Cambodia hiks
2. Wat Phnom Sebuah kuil Buddha yang terletak 27 meter di atas bukit. Konon ini adalah kuil asal muasal nama Phnom Penh. Kita sih happy aja saat sudah sampai di atas, cuma waktu naiknya itu agak lumayan uga ngos-ngosan.
"Di hotel kita ga ada lift, naik lantai 3 pakai tangga, di sini pula naik tangga lagi..."
Layaknya para pemalas kita pun begitu sampai di kuil malah milih duduk-duduk ngaso di tempat duduk yang rindang. Mulia sekali hidup. Harga tiket masuknya sekitar USD 2. Dan karena sekali lagi ini adalah kuil jadi berpakaianlah yang modest, untuk sudah bekal beli kaos oblong di Royal Palace. Tempat ini adalah titik nol sekaligus kuil tertinggi di Phnom Penh jadi lumayan lah ya kita bisa ngelihat pemandangan Phnom Penh dari atas.
Tumblr media
Taraaa ini dia kita sebelum naik tangga
Tumblr media
dan kita setelah naik tangga, malah duduk duduk..sobad renta can relate
3. Russian Market Nama aslinya tempat ini adalah pasar Tuol Tom Pong, tapi konon di tahun 80an banyak orang Rusia yang berbelanja di sini jadilah disebut Russian Market. Di sini kita beli souvenir untuk oleh oleh dan tidak lupa mencoba snack khas negara Cambodia yaitu...
Tumblr media
Serangga goreng!!
Hehehehe.. Gimana? Sok iye kaan. Sebenarnya ada aneka goreng-gorengan yang lebih ekstrim lagi kayak ulat dan tarantula, tapi kami nggak sanggup rasanya nyobain.
Tumblr media
Ngeri ga lau liat bentukan aneka gorengannya, ga ada bala-bala gengs. Pict taken from : pinterest.com
Tumblr media
Makan serangga goreng, check!
Dan surprisingly good loh rasanya serangga goreng ini, crispy asin gitu. Kalau ga diliat bentuknya mah udah kayak rasa kripik peyek teri aja. Cemilan ini juga menemani perjalanan kita ke Siem Reap nantinya, sayangnya kalau udah agak lama teksturnya gak crunchy lagi jadi kerasa banget lagi makan serangganya hahaha. Di sini kita juga beli rujak buah khas Cambodia, isinya kayak standar buah-buah tropcal tapi uniknya rujaknya dikasih buah cermai dan biji nangka yang direbus atau kalau di Kalimantan sih biasa disebut "beton". Yang unik lagi nih rasa sambelnya, jadi bukan cuma manis pedas doank tapi karena bumbu rujaknya pake pasta ikan, jadi rasanya unik gitu ada gurih-gurihnya. Yumm!
Tumblr media
Bentuk rujak 1 USD, pict taken from : Liputan6.com
Tumblr media
Turis Rusia Tenggara kah ini?
4. Independence Monument (Cambodia) Sebenarnya ini gak ada di agenda sih tapi berhubung kelewat yasudah John pun berbaik hati parkirin tuk-tuks nya untuk kita bisa berfoto di PERSIMPANGAN JALAN dengan matahari yang ganas-ganasnya. Ini adalah monuman kemerdekaan Cambodia terhadap penjajahan Perancis, the rest you can googling it hahah!
Tumblr media
Literally di persimpangan ini nih, udah kayak foto di Tugu Pancoran
5. Sisowath Quay Ini sih semacam kawasan wisata pinggir sungai Mekong gitu. Jadi ada jalur boulevard sepanjang 3 km yang isinya taman, tempat duduk-duduk, terus di depannya banyak toko, retsoran dan tempat hiburan lainnya. Lokasi ini adalah downtown nya Phnom Penh lah ya ceritanya. Tapi kita sih tidak terlalu berlama-lama di sini karena ya B aja hahaha. Kita jalan-jalan di sekitarannya dan bertemu dengan bangunan Wat Ounalom. Kita memutuskan untuk foto-foto di depannya.
Tumblr media
Sisowath Quay Ladies and Gentleman
Tumblr media
Warga yang cukup meresahkan ala ala levitasi di depan Wat Ounalom
Makan Siang Halal di Cambodia
Setelah puas berjalan-jalan tentu kita lapar nih ya. Kita yang belum searching makanan khas Kamboja pun memutuskan ingin makan-makanan yang aman-aman saja, apakah itu?
KAMBOJA FRIED CHICKEN
ALIAS
Tumblr media
KFC
HAHAHAHAHHA
John yang mengantarkan kita sempat terbingung-bingung. Ngapain nih turis malah makan KFC? HAHAHAH kayak di negara kita kagak ada aja. Sebenarnya kita sih tidak terlalu meniatkan untuk mencari makanan halal, tapi kita lagi pengen aja makan KFC, tapi begitu melihat pintu kaca masuk gerainya ada sticker HALAL yasudah semakin mantap kaki kita melangkah. Menu KFC Cambodia sih hampir sama ya dengan menu yang ada di Indonesia tapi Gaes ada yang beda dengan KFC di Cambodia ini, nasinya kayak nasi lemak Malaysia gitu, jadi nasinya berbumbu kayak nasi uduk terus di menunya dapat side dish SAYURAN dan dapat TELOR CEPLOK! Menarik ga tuh.
Tumblr media Tumblr media
Begini bentuk penampakan menu KFC Cambodia yang dilengkapi sayuran dan nasi lemak. Oh iya dan seperti biasa harga yang dicantumkan dalam RIEL dan USD
Belajar kejadian kelaparan melanda kita yang tidak bisa makan mumpuni saat perjalanan dari Ho Chi Minh City ke Phnom Penh, kita pun memutuskan untuk membawa bekal burger KFC untuk dimakan di perjalanan nanti, karena lumayan juga durasi perjalanan kita sekitar 5-6 jam nantinya.
Setelah makan kita pun kembali ke hotel dan berpamitan dengan John karena perjalanan kita sudah usai. Sampai di hotel kita pun berberes barang dan check out, karena pukul 15.00 ICT kita akan dijemput oleh mobil van dari Mekong Express di hostel kita untuk menuju bus station mereka. Dengan so sweetnya seluruh staff di front office hostel (termasuk si owner Jepang inceran Sherly) mengantarkan kita sampai pintu depan, nungguin kita sampai masuk ke mobil van dan dadah-dadah ke kita saat mobil mulai beranjak pergi, terharu ga sih..
Agenda perjalanan kita akan berlanjut ke Siem Reap dengan Mekong Express Bus dan akan dicapture di Time Capsule selanjutnya.
Tumblr media
Menebeng tuk tuks nya John
SEE YOU WHEN I SEE YOU PHNOM PENH!
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Asia Tenggara Trip 2013 – Siem Reap Cambodia
Perjalananan Asia Tenggara di Bulan September Tahun 2013 ini pun berlanjut ke kota ketiga negara kedua, yaitu Siem Reap Cambodia. Kenapa kita memutuskan untuk ke Siem Reap juga dan tidak hanya ke Phnom Penh saat mengunjungi Cambodia? Karena ya gong nya ke Cambodia itu adalah mengunjungi Angkor Wat yang letaknya ada di kota Siem Reap Cambodia.
Tumblr media
Perjalanan Phnom Penh - Siem Reap Cambodia
Setelah sekitar 5 menit berkendara dengan van yang menjemput dari hostel kita pun sampai di Mekong Express Riverside HQ tempat bus kita akan berangkat. Sesampainya di sana sudah banyak turis asing juga yang bersiap untuk berangkat dengan bus ini. Memang dari yang kita baca Mekong Express salah satu provider bus yang populer di kalangan para turis, harga tiketnya padahal ya ga begitu mahal, sekitar 12 USD kalau tidak salah di tahun 2013 tapi bus ini memang cukup bagus sih bentuknya dan punya review yang cukup bagus di tripadvisor.
Setelah kita naik bus kita dikasih biskuit semacam biskuat gitu dan dalam ukuran besar, Sherly menyebutnya sebagai "biskuit keluarga" kenapa? Karena saking banyaknya itu biskuit bisa buat ngasih makan sekeluarga. Dan emang biskuit itu sebanyak itu gaes, bahkan dialah yang berguna sebagai pengganjal perut kita mulai dari perjalanan ini sampai perjalanan ke Bangkok kemudian, benar-benar sebanyak itu. Sebelum berangkat kita dapat briefing dulu dari mbak-mbak guide yang berbaju seragam ala pramugari gitu dengan rok batik dan atasan polos warna kekuningan dan rambut digelung, gemes deh tampilannya kayak pramugari Garuda. Briefing dilakukan dalam dua bahasa, pertama pakai bahasa Khmer kedua pakai bahasa Inggris dengan logat Khmer hahaha. Tapi sejujurnya lebih mudah dimengerti bahasa Inggris dengan logat Cambodia dibanding dengan logat Vietnam. Di 5-6 jam perjalanan itu kita disuguhkan dengan lagu-lagu Cambodia yang diputar dengan perangkat DVD di TV yang ada di depan. Lagunya melankolis semua dan ala ala tembang kenangan, sungguh cucok untuk pengantar tidur hahaa. Sepanjang jalan kita akan disuguhkan pemandangan alam cambodia yang rata-rata diisi oleh rawa dan jalanan pasir belum ber-aspal, ternyata masih beruntunglah kita di Indonesia jalanan antar kotanya masih ada tol-nya.
Tumblr media
Pemandangan alam perjalanan dari Phnom Penh ke Siem Reap
Tumblr media
Bentuk jalanan antar kota yang masih berupa jalan tanah
Di tengah perjalanan kita akan berhenti di sebuah rest area di daerah Kampong Thom. Waktu itu suasanya menjelang magribh, sudah agak gelap tapi kita sempat melihat kalau daerah ini dekat dengan sungai, kalau kita lihat-lihat daerah ini mirip TUBAN ya.. hahaha yang biasa jadi tempat persinggahan bus-bus antar provinsi menuju Jawa Timur. Karena kita sudah berbekal burger dari KFC jadi kita tidak masuk ke dalam restaurant nya dan hanya duduk-duduk di depan bareng bule-bule yang nampaknya ga minat makan di dalam.
Tumblr media
Suasana transit kita sore itu
Drama Sampai di Siem Reap Malam Hari
Perjalanan pun dilanjutkan sampai akhirnya sekitar pukul 21.00 ICT kita sampai di Siem Reap Cambodia. Sebelumnya saat masih di Phnom Penh (dan memiliki akses internet), kita sudah browsing lokasi guesthouse kita menginap di Siem Reap yaitu Velkommen Guesthouse (sekarang sudah tutup permanen) yang lokasinya hanya berjarak 1,6 km dari lokasi turunnya bus kita. Seperti yang sebelum-sebelumnya kita sampaikan bahwa kita nih minim rasa was-was ya selama di Cambodia jadi dengan pedenya kita MAU JALAN KAKI AJA, karena mikirnya "ah dekat ini..". Jadi saat para driver tuk tuks yang sudah mangkal ngerubutin kita buat menawarkan mengantar, kita dengan cueknya melangkah maju dan bertekad tetap berjalan kaki menembus malam di Siem Reap. Tapi kok lama-lama kita menyadari jalanan SEPI BANGET ya... Selain itu kita nih juga kan tidak berbekal internet, karena tidak beli sim card lokal, jadi saat jalan kaki itu kita agak semi yakin ga yakin ini jalan yang tepat atau tidak, dan kita tidak menemukan seorang pun yang bisa kita tanyai...sungguh sebuah keputusan jalan kaki ini kurang bijak ya..
Akhirnya setelah berjalan cukup jauh kita pun menemukan pos polisi. Jelas kita merasa sedikit aman, minimal kalau kita tanya-tanya ga mungkin lah ya kita di scam. Kita pun akhirnya mampir ke pos polisi itu dan bertanya berapa jauh lagi lokasi kita dengan guesthouse tempat kita menginap, dan ternyata kata polisinya MASIH JAUH BRAYYY. Dan polisinya itu sampe terheran-heran
"Berani banget kalian jalan kaki malam hari tanpa tahu dengan pasti lokasi menginap kalian?"
Dalam hati pak polisi, ni anak 3 antara optimis dan bego tipis sihh ya..
Kemudian dengan baik hatinya PAK POLISI CAMBODIA MEMANGGILKAN TUK TUKS BUAT KITA.
Entah ini achievement level atau apa ya dipanggilin tuk tuks sama polisi di negara orang. HAHAHAHAH. Tapi yang jelas kita terharu sih, bahkan pak polisi itu juga nanyain RATE HARGA tuk tuks ke supirnya, ya jelas supir tuk tuks ga berani lah nembak harga mahal, kalau ga salah waktu itu kita ke guesthouse cuma bayar sekitar 3 USD apa ya, pokoknya murah banget lah. Kita pun kemudian berpamitan ke pak polisi baik hati, dan setelah beberapa saat saat menempuh perjalanan menuju guesthouse di atas tuk tuks kita menyadari, TERNYATA JAUH COYY. Gitu mau jalan kaki di gelap malam dan ketidak-amanan Cambodia tuh dimana sih otaknya klean Trio Reptil Alergi..
Tips suka-suka : Jangan ditiru ya ke-ola-olo-an ini. Kita nih bekal beruntung doank emang.
Sampai di guesthouse suasananya sudah sepi dan ehm.. horror pastinya karena seperti yang diceritakan di sini hotel ini emang bentuknya tua menyeramkan. Tapi enaknya mereka menyediakan tuk tuks yang bisa disewa seharian seharga 20 USD termasuk untuk mengantarkan kita ke Angkor Wat. Oke deh jadi malam itu saat check in kita juga booking layanan untuk tuk tuks seharian buat besok. Seperti pada umumnya, untuk ke Angkor Wat kita harus pergi pagi-pagi sekali karena biasanya turis ingin melihat sunrise dari sana. Begitu masuk ke kamar kita sempat kenalan dengan salah satu turis yang ada di kamar dorm kita, sebenarnya kamar kita ada 6 bunk bed, tapi malam itu hanya terisi 1 oleh turis Amerika lupa namanya siapa, sebut saja dia Mark hahaha. Jadi aku tidur di bunk bed bagian bawah, Sherly di atas aku, Gambon tidur di bunk bed bagian atas di atasnya kasur Mark, posisinya di sebrang kasur kami. Begitu sudah beberes barang, kitapun mandi dan tidur karena pagi buta kita sudah harus bangun dan berangkat ke Angkor Wat.
Day 4 Siem Reap Cambodia (11 September 2013)
Hahahaha, ketawa dulu kita yaa..
Karena mengawali kejadian di pagi buta hari ke-empat ini memang penuh lawak. Jadi kita bangun sekitar pukul 04.00 untuk mandi dan bersiap berangkat ke Angkor Wat. Karena kamar mandinya (kamar mandinya dalam kamar btw) cuma satu jadi kita pun harus bergantian bangun, aku bangun duluan dan mandi. Setelah itu aku membangunkan Gambon, Gambon yang masih ngantuk pun memutuskan untuk turun tangga kasur, berpegangan dengan penyangga kasur DAN DI SISA DUA ANAK TANGGA DIA LOMPAT KE BAWAH.
Tiba-tiba terdengar bunyi "KLONTANG!!"
GAMBON MELOMPAT KE BAWAH MEMBAWA BESI PINGGIRAN KASURNYA YANG COPOT!
Tumblr media
RIP Besi penyangga pinggiran kasur Gambon yang copot dari tempatnya!
Karena Mark masih tidur dan kita ga mau ngeganggu dia kita MATI-MATIAN NAHAN KETAWA sampe membenamkan muka di bantal dan selimut biar ketawa kita ga kedengeran, ya ampuunn ampe berair mata kita tuh saking nahannya biar gak ketawa ngakak. Habis itu kita membangunkan Sherly yang sayangnya melewatkan aksi nekat Gambon kali ini.
Sunrise Tour di Angkor Wat
Pagi itu kita akan melihat sunrise yang di hari itu akan terbit di pukul 05.53 ICT. Duilaah rajin bener deh kita pagi itu setelah adegan film laga Gambon loncat membawa besi, kita pun bersiap dijemput oleh tuk tuks yang sudah kita booking tadi malam. Masih gelap tuh kota Siem Reap tapi kita sudah membelah subuh buta di atas tuk tuks dengan angin sepoi-sepoi menempuh perjalanan 5,5 km menuju Angkor Wat. Sampai di gerbang masuk kawasan Angkor Wat kita harus membeli tiket seharga 20 USD (lumayan yhaa.. tapi worth it kok). Di loket pembelian tiket itu kita harus difoto dan hasil fotonya akan langsung tercetak di karcis (ID card) yang harus kita tunjukkan ketika memasuki candi- candi yang akan kita kunjungi, karena memang di kawasan ini ada beberapa candi yang bisa didatangi.
Tumblr media
ID Card Irma nampak terkejot
Tumblr media
ID Card Sherly nampak sok manis
Sunrise di Siem Reap ini memang sudah terkenal yaa, kayaknya hampir semua wisatawan yang akan mengunjungi Angkor Wat pastinya akan mengawali kegiatannya dengan watching sunrise seperti ini. Pagi itu sudah ramai banget wisatawan yang menunggu matahari naik di depan danau yang berada di depan temple Angkor Wat. Kita si trio reptil alergi ini sejujurnya bukan morning people, saat kita datang kita memilih untuk mengumpulkan nyawa sambil clingak clinguk ngeliatin orang-orang. Tapi begitu mulai terlihat semburat orange di langit gelap yang menjadi kebiruan, woowww melek mata sejadi-jadinya. Cantik banget! Siluet Angkor Wat ditambah dengan refleksi siluet itu di air danau plus langit dengan warna cantik benar-benar jadi pengalaman tidak terlupakan.
Tumblr media
Secantik ini! Wow banget ya
Tumblr media
Muka Bantal tapi happy
Tour di Angkor Wat
Setelah matahari semakin tinggi langsung saja kita menuju salah satu situs UNESCO World Heritage, yaitu Angkor Wat. Lokasi ini sesungguhnya adalah kebanggan rakyat Kamboja sejak dulu tapi makin famous sejak dijadikan lokasi syuting film Tomb Rider gitu deh. Kuil ini dibangun selama 30 tahun di pertengahan abad ke-12, buat kita-kita rakyat Indonesia yang punya Candi Borobudur sih sebenarnya feel nya hampir sama, tapi beda sih tetap hahaha (dasar labil!). Dari bentuk bangunannya beda, bahan bangunannya juga aku rasa beda sih, di Angkor Wat itu bahannya lebih ke kayak tanah pasir gitu, relief nya yaa karena kita kurang paham juga sih mungkin beda kali ya, tapi ada persamaanya yaitu PANAS BANGET DAH BOR siap-siap pake sunblock aslik deh kalau ke sini, dan pakai topi (kalau payung takut lebay uga).
Di depan masuk ke pintu masuk Angkor Wat berjejer pemandu wisata resmi berseragam dan ber-license yang bisa kita sewa untuk menjadi tour guide, karena kita pikir kita butuh nih biar lebih paham sejarah (gaya kaann..) akhirnya kita menyewa jasa pemandu wisata yang kita pilih secara random, tapi sayangnya kita lupa namanya huhu. Lumayan loh, selain di setiap sudut dia akan menjelaskan ini tempat apa, kisah di baliknya dan sebagainya (dalam bahasa Inggris yang cukup baik) dia juga bisa menjadi juru foto kita selama di Angkor Wat. Kan asik uga tuh, meskipun kadang-kadang doi suka minta kita untuk berfoto di tempat-tempat tertentu dengan pose spesifik yang membuat kita berkata "hmm.. apaan yaa..". . Seperti berikut ini:
Tumblr media
Disuruh foto di pohon kelapa bercabang dua….
Tumblr media
Disuruh pose akan terbang ke khayangan di zero point of the earth
Tumblr media
Disuruh pose akan melompat ke salah satu kolam dari kolam elemen keseimbangan di Angkor Wat
Tumblr media
Disuruh pose pegangan tangan di lorong
Sungguh absurd..
Tapi yhaa mungkin tergantung selera masing-masing ya. Ya ga semua sih se-absurd ini masih banyak juga foto-foto yang dia fotoin dan mayan lah buat kita akhirnya punya dokumentasi bertiga dengan proper selama perjalanan ini.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Patut lah diberi sedikit pujian dia dari segi fotografi, dikit aja
Yang cukup berkesan dari Angkor Wat ini adalah ini candi usianya hampir 1 abad, dan wow masih berdiri dengan tegak. Selain itu candi ini tadinya adalah candi Hindu (tidak heran di bagian depannya ada relief Rama dan Shinta, jadi berasa SKSD deh kita karena punya cerita yang sama) terus berganti menjadi kuil Budha.
Tumblr media
Relief yang ada di Angkor Wat
Tumblr media
Ini penampakan-ku menyaksikan relief kisah Rama dan Shinta
Terus menurut pemandu wisata kami di sini ada satu titik yang merupakan zero point of the earth, yang mana kalau kompas ditaroh maka akan menunjukkan angka NOL, karena kita ga bawa kompas jadi belum bisa membuktikan sih. Yang jelas terus kita disuruh foto dengan pose absurd sama doi di sini. Yaitu menempelkan kaki kita ber-empat ceritanya arah mata angin. Yhaa.
Tumblr media
Clockwise : Gambon, Tour Guide, Sherly, Irma
Dan yang paling huwaw banget saat itu kita naik salah satu tangga ter-ekstrim di dunia yang letaknya kebetulan ada di Angkor Wat ini, yaitu 70 anak tangga menuju menara utama Angkor Wat yang dibangun sebagai simbol Gunung Meru, mirip nama gunung di Indonesia yaa Mahameru. Dulu sebelum direnovasi ditambah tangga buatan, kata pemandu wisata kami banyak orang yang meninggal mencoba naik tangga itu, HORROR KALI HEY! Kenapa tangga itu dibikin menyulitkan, karena ceritanya itu tangga menuju surga jadi hanya yang benar-benar fokus dan bertekad kuat yang bisa mendakinya ceunah. Saat ini mungkin biar memudahkan orang menuju surga kali yee ditambah tangga yang terbuat dari kayu dan ada pegangan besinya untuk bisa menuju ke tingkatan ke-3 atau tingkatan paling tinggi di Angkor Wat ini. Tangganya pun lengkap dibedakan jalurnya antara tangga naik dan tangga turun. Sebenarnya tangga ini tidak selalu dibuka loh, tapi beruntungnya kita pada hari itu tangganya sedang dibuka.
Tumblr media
Berpose di depan salah satu tangga yang tidak akan kita naiki, karena ini bentuk tangga asli yang belum ditambah tangga buatan
Tumblr media
Ini bentukan tangganyaa. Cem mana lutut tidak gemetar heyy
Setelah selesai mengelilingi Angkor Wat Temple usai sudah jasa pemandu wisata kita, saatnya kita harus membayar jasa dia dengan tarif lupa kalau ga salah antara 15-20 USD, saat itu kita tidak punya uang pas nih dan si tour guide pun tidak punya kembalian. Akhirnya setelah mikir bersama diputuskanlah Gambon dan mas Tour Guide akan menukarkan uang bersama di depan gerbang masuk temple, ke penjual-penjual makanan yang banyak nongkrong di depan. Yang sedihnya adalah ITU JAUH BANGET YAA. Huhu semangat Gambcha.
Tumblr media Tumblr media
Perjalanan yang harus ditempuh Gambon untuk menukar uang ke depan gerbang
Tumblr media
Ini dia penampakan Tour Guide kita
Little Not so Fun Fact : Di 2021 ini aku baru membaca-baca di blog orang bahwa ternyata harga yang kita bayarkan ke tour guide itu seharusnya UNTUK MINIMAL 3 TEMPAT YANG DIKUNJUNGI, jadi kita kena akal-akalan nih, dia sih ga bilang dari awal kalau begitu.. kita kirain hanya untuk 1 kuil aja Angkor Wat, ternyata nggak, cih!
Selanjutnya kita mengunjungi candi yang menurut kita "berbeda" dari candi-candi yang biasa kita lihat di Indonesia, yaitu Bayon Temple. Candi ini bentuknya terlihat "purba" banget, dan penuh dengan pahatan wajah dari Bodhisattva Avilokiteshvara yang memiliki empat sisi wajah. Konon empat sisi wajah ini melambangkan empat arah mata angin, yang berarti dewa mengawasi segala penjuru arah. Merinding ga.
Tumblr media Tumblr media
Keren ya bentuknya kayak di film film prasejarah banget
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Karena sudah ga ada babang tour guide jadi fotonya kudu satu-satu hahaha.
Sebelum melanjutkan perjalanan lagi kita memutuskan untuk makan siang dulu. Di kompleks Angkor Wat sebenarnya banyak penjual makanan tapi kita makan di semacam semacam food court gitu dengan aneka jenis makanan yang ditawarkan. Siang itu kita beli bakmi khas Kamboja atau disebut dengan Pad Cambodia dan nasi goreng nanas dan rasanya cukup enak.
Lokasi selanjutnya yang kita kunjungi setelah makan siang adalah Ta Prohm, yak inilah lokasi shooting film “Lara Croft: Tomb Rider” (tahun 2001) yang salah satu adegan remark-nya dilakukan di salah satu sudut candi ini, dan banyak banget wisatawan berfoto di sana. Aku pribadi sih paling terkesan memang dengan candi ini, saat masuk mata kita akan terpana melihat pepohonan yang menjulang tinggi dan besar. Bahkan saking besarnya, pohon-pohon itu bahkan masuk ke dalam candi dan beberapa ada yang merusak candi (jadi beberapa spot dikasih pagar pelindung agar tidak bahaya). Pohon-pohon tersebut memang sengaja dibiarkan tumbuh liar meskipun kelihatannya bepotensi merusak situs karena konon agar tidak melawan kehendak alam.  Menariknya adalah meskipun banyak bangunan candi yang miring akibat ditumpuhi pepohonan tapi katanya salah satu sebab Ta Prohm yang sudah terlantar berpuluh-puluh tahun ini bisa tetap kokoh berdiri adalah ya karena ditopang akar pepohonan tersebut. Amazing yak alam itu.
Tumblr media
Belum difoto sudah levitasi hahaha
Tumblr media
Pose normal ala turis Pose normal ala turis
Tumblr media
Sebelum menggemparkan dunia cover lagu
Lalu apa yang paling diingat dari perjalanan di tempat ini, hmmmm. Entah apa yang ada di pikiran kita saat itu, namun siang itu kita memutuskan untuk memanfaatkan indahnya kuil Ta Phrom UNTUK MEMBUAT VIDEO COVER LAGU RAISA-SERBA SALAH.
Tumblr media
Sungguh kegiatan yang lawak, TIDAK BERFAEDAH namun memorable, HAHAHAHHA
Hari sudah semakin siang dan udara sudah semakin sumuk, gimana sih? Sebenarnya siang itu sudah mau hujan, langit sudah cukup gelap jadi udaranya makin pengap, kitapun memutuskan untuk menyudahi perjalanan kita di kawasan Angkor Wat. Dan benar saja ketika kita masuk di dalam tuk tuks tidak lama kemudian hujan mulai turun dan semakin deras. Driver tuk-tuks kita yang baik hati pun sempat menghentikan kendaraannya dan membukakan plastik penutup agar kita tidak kehujanan, padahal dia sendiri berkendara menerpa hujan, kita sempat bilang lebih baik berhenti kalau mau berteduh dulu, tapi dia bilang gapapa. Bang jago juga si abang nih, sayang kita lupa banget namanya hahaha dasar ga tau terimakaseeh.
Tumblr media
Driver tuk tuks kita di Siem Reap
Yaudah akhirnya kita pun menuju ke agenda kita di siang itu yaitu adalah...
TIDUR SIANG
Ingat banget saat kita laporan ke Galuh kalau kita mau menghabiskan waktu dengan tidur siang di guesthouse reaksi dia adalah:
"Ono a rek wong lagi liburan malah turu awan,,,"
Yak.. ada. Itulah kita si pemalas.
Siang itu aslik kita ngantuk banget karena mungkin bangun kepagian dan suasana hujan nan syahdu bikin mata bawaannya merem. Kita pun kembali ke kamar dan disambut oleh temen sekamar kita Mark yang sedang sibuk membaca buku, setelah basa basi cerita tentang pengalaman kita di Angkor Wat aku dan Sherly memutuskan tidur di kasur bunk bed ku dan Gambon di bunk bed Sherly di atas kita, karena meskipun udah dibenerin sama pihak Guesthouse tapi Gambon masih trauma tidur di kasurnya. Kemudian setelah kita bangun dari tidur siang tiba-tiba terdengar pergerakan gedebak-gedebuk dari atas, yak kita tahu Gambon juga sudah bangun dan bersiap turun. Tiba-tiba kita lihat kaki dia mulai turun di tangga bunk bed, dan lagi-lagi di dua anak terakhir DIA MEMUTUSKAN UNTUK LONCAT LAGI DAN ....
KLONTANG!!
GAMBON TURUN MEMBAWA PEGANGAN BESI DAN DIA LAGI-LAGI MENCOPOT PEGANGAN BESI KASUR, KALI INI KASUR SHERLY!
Kita udah tidak sanggup lagi menahan tawa, KITA DISINI MAKSUTNYA BERSAMA DENGAN SI MARK YHAAAA. HAHAHAHAHAH. Dan di sela-sela tawanya itu Mark bilang:
Is that what happened this morning?
BAHAHAHAHAHHA
Ternyata doi tau tadi pagi juga ada kejadian pencopotan besi kasur! Bahahahha ya ampooon percuma kami tahan tawa ampe nangis. Dan percuma kita menyembunyikan fakta ini dari Mark karena dengan beruntungnya Mark dan Sherly bisa menyaksikan siaran ulang adegan laga Gambon dan Sang Pegangan Besi.
Night at Angkor Night Market
Tumblr media
Foto gerbang Angkor Night Market di 2013
Setelah boci, sorenya kita janjian lagi dengan driver tuk tuks kita dan bersiap untuk pergi ke Angkor Night Market. Di sini kita berencana makan malam, nongkrong di pub street, beli souvenir buat oleh-oleh dan CARI TUKANG PIJAT. Hahahaha. Sumpah deh pinggang sudah tidak berdusta lagi, trip masih setengah perjalanan tapi badan (dan dompet) sudah mulai meronta. Kenapa kita meng-agenda-kan mengunjungi Pub Street, karena kita penasaran aja gimana sih nightlife di Cambodia, apalagi di jalanan ini banyak banget pub dan bar yang backpacker-friendly, tapi sih kita ujung-ujungnya terlalu renta untuk ikutan party hahah jadi kita cuma ngelihat-lihat doank, yah berasa kayak lagi jalan di Legian lah kurang lebih. Terus kita malah melipir cari makan dan cari tempat pijat, huhu jompo dasar.
Tumblr media
Makan malam dengan lupa menunya apa aja
Tumblr media
Agenda favorite kita : pijat kaki di Teuk Dey Angkor Massage, harganya lupa! Yang pasti ga akan mungkin mahal-mahal banget
Setelah puas jalan-jalan di Angkor Night Market, kitapun memutuskan untuk kembali ke guesthouse dan beristirahat karena besok paginya kita akan melanjutkan perjalanan ke kota ke-empat negara ketiga yaitu Bangkok, Thailand. Malam itu untuk keselamatan kita bersama akhirnya aku dan Gambon bertukar tempat tidur alias dia tidur di bunk bed bagian bawah, hahhaha. Apalagi saat itu kamar kita kedatangan 2 tamu lagi jadi kamar kita full, makanya kita ga bisa ngadi-ngadi bikin kericuhan lagi.
Tumblr media
Okay Then, Terimakasih atas hiburan canda tawanya Siem Reap! So long and See ya!
0 notes
irmarifqayani · 2 years
Text
Asia Tenggara Trip 2013 - Bangkok Thailand
Destinasi perjalanan kita, Trio Reptil Alergi, selanjutnya meliputi perpindahan negara melalui lagi-lagi jalan darat. Kali ini tujuan kita yaitu Bangkok, Thailand. Ini adalah pertama kalinya bagi kami mengunjungi Bangkok, Thailand jadi perasaan kita cukup excited dan penasaran bagaimana serunya perjalanan di salah satu kota turis yang paling populer di Asia Tenggara ini.
Tumblr media
Day 5 (12 September 2013)
Perjalanan darat dari Siem Reap - Cambodia ke Bangkok Thailand
Ini sih perjalanan darat paling ancur yang kita alami selama perjalanan, kenapa? Banyak banget cobaannya ya Allah.
Pada hari sebelumnya sepulangnya dari Angkor Wat kita memutuskan untuk membeli tiket Capitol Bus seharga 10 USD untuk mengantarkan kita ke Bangkok. Bus rencananya berangkat pukul 08.00 pagi hari, jadi kami sudah memesan tuk tuks sebelumnya untuk berangkat menuju lokasi bus berangkat. Tuk tuks yang kami pesan kebetulan berbeda dengan kemarin, jadi ini modelnya kayak tuk tuks umum aja yang dibantu hotel dicegatkan buat kami, macam naik angkot lah yaa.. Dan karena ini tuk tuks umum jadi barang-barang kita berupa ransel-ransel ini harus ditaroh di atap tuk tuks biar ga bikin sempit penumpang lain. Tas kita ditaroh begitu saja di atas tuk tuks, ga diiket ga diapain, was was donk kita ya.. dan betul saja begitu tuk tuks belok dengan kecepatan lumayan tinggi EEEHH TAS RANSEL AKU TERGULING DAN JATOH! Buru-buru supir tuk tuks ngerem ngambil tas aku yang teronggok di tanah. Ya ampoonn..
Belum selesai di situ, saat di tempat keberangkatan bus kita sempat melihat adegan KDRT ibu-ibu lokal yang memukul balita nya yang lari-larian, waduhhh bule-bule yang di situ matanya udah pada melotot semua, kita sih warga Asia yhaa sebenarnya sudah biasa melihat adegan begitu tapi tetap ngeri juga sih, w takut tu ibu-ibu ditangkap bule-bule SJW yang ada di situ cuy. Untungnya tu ibu menghilang begitu melakukan adegan oh mama oh papa itu.
Kegilaan belum selesai, saat kita mau naik ke bus yang akan berangkat ke Bangkok tiba-tiba kita terkejut dengan fakta bahwa BIS KITA PENUH! LAH KOK BISA HEYYY!! Entahlah kenapa mereka bisa tidak se-profesional itu salah hitung jumlah orang yang pesan tiket atau gimana, akhirnya kita dipindahkan ke mobil van. Tidak selesai sampai di situ MOBIL VAN YANG MAU KITA NAIKI JUGA PENUH! Yasalaamm.. Akhirnya donk mereka ngasih bangku tambahan gitu di tengah-tengah bangku penumpang lain buat kita bertiga duduk berjejer ke belakang. Mana bangku tambahannya itu seperti bangku tambahan yang di angkot-angkot biasanya ditaroh di depan pintu angkot tau ga sih yang kayak bangku kecil ga ada sandarannya, kebayang ga kita menempuh 4 jam perjalanan dengan posisi gitu. Allahumaa... Mereka berjanji nanti setelah di perbatasan mereka akan memberikan van yang lebih layak untuk kita duduk. Baik kita lihat saja yha..
Tumblr media
Untuk menunjukkan bangku kita yang nyempil di tengah penumpang dan tanpa sandaran kepala
Perjalanan dari Siem Reap ke perbatasan Kamboja adalah sekitar 4 jam, kemudian kita akan turun di Poi Pet (pos imigrasi perbatasan Cambodia) dengan membawa barang-barang bawaan kita semua. Setelah paspor kita di cap kita harus jalan kaki sekitar 200 meter ke Aranyaprathet (pos imigrasi perbatasan Thailand). Di sepanjang jalan itu kita bisa lihat banyak gedung-gedung casino sekali lagi seperti saat perbatasan Vietnam-Cambodia. Selain itu kita harus berhati-hati karena banyak calo-calo imigrasi yang ngerubutin kita untuk "bantu" mempercepat proses imigrasi. Memang sih dari yang kita baca di tahun 2013 antrian di loket imigrasi border Thailand cukup lama, tapi saat itu antrian kita tidak terlalu panjang, cuma ya karena itu pas banget siang bolong dan model loketnya outdoor gitu, kita harus bersabar hati bercucur keringat. Setelah paspor kita di stempel masuk, kita pun menunggu di titik yang sudah ditentukan oleh supir van kita, di sini kita ditanyain sama warlok:
"Phillipines?"
"No, Indonesia"
"Oh.. Malaysia.."
Alaah si budek..
Lanjut dari situ kita diantar ke sebuah warung makan gitu untuk menunggu van yang akan membawa kita ke Bangkok. Karena kendaraan di Cambodia (sama dengan Vietnam) menggunakan setir kiri makanya kita harus ganti kendaraan yang setir kanan karena di Bangkok menggunakan setir kanan. Okelah kita di tempat makan itu menyempatkan diri untuk makan sambil menunggu mobil van datang. TAPI LAMA JUGA YHAAA. Aslik saat itu semua orang udah terlihat bete, apalagi saat itu HUJAN DERAS BANGET. Jadi ya kita bosen dan mati gaya banget menunggu di dalam rumah makan itu. Haduh sekali lagi ini perjalanan benar-benar menguras emosi.
Akhirnya mobil van kita ke Bangkok pun tiba. Di sini untungnya kita kebagian tempat duduk cuma tercerai berai ya. Aku dan Gambon duduk di depan di samping pak supir yang sedang bekerja sedangkan Sherly duduk di belakang bersama bule-bule sahabat kita. Sepanjang perjalanan aku dan Gambon tahan tawa banget, soalnya supir mobil van ini MIRIP BANGET SHANDY SANDHORO HAHAHAHAHAH. Dia mah ga jelas pula, suka ngajak ngomong tapi kita kan ga ngerti logat Inggris dengan aksen Thailandnya, mana dia sering banget berhenti-berhenti buat pipis lah apa lah sampe si bule-bule udah pengen murka ke dia, dan epic-nya sepanjang perjalanan doi ngemil jagung rebus!
Tumblr media
Muka kita saat duduk di bangku depan van dalam perjalanan menguras emosi
Setelah drama perjalanan yang melelahkan itu akhirnya jam 6 sore kita sampai juga di Bangkok, si supir sempat-sempat nya memelukku dari belakang sebagai bentuk perpisahan, SKSD kali lu bang!
Tumblr media
Ini dia si Sandhy Sandhoro kw Thailand
Sampai di lokasi perhentian kita naik tuk tuks menuju hotel kita, nah di sini kita barengan dengan mbak-mbak Thailand yang memorable banget gayanya deh, rambut pirang, tank top biru, celana kuning, mbak-mbak ini kebetulan duduknya di samping Gambon saat dalam tuk-tuks, dan sepanjang jalan ribeeet banget gerak-gerak mulu sampe Gambon manyun. Sampai di hostel kita pun check in di Hello Hostel, seperti disampaikan di sini, NENEK PEMILIK HOSTELNYA GALAK BANGET AMPOON. Jadi kita diminta deposit gitu 100 bath, karena kita belum tukar duit bath dalam jumlah banyak paspor kita ditahan sama doi, ngomongnya sambil angot gitu karena mungkin frustasi kali ya kita sama-sama saling tidak mengerti satu sama lain. Yhaa gimana yaa dia ngemeng nya ga jelaas, kitanya jadi menerka-nerka maksud dan tujuannya.. yhaa maap. Jadi begitu sampai kamar, kita beberes barang dan bersiap ke Khaosan Road buat makan malam dan menukarkan duit biar si nenek galak ga mere mere lagi. Huuu.
Malam di Khaosan Road
Tumblr media
Suasana Khaosan Road malam itu yang tidak terlalu ramai
Di Khaosan Road agenda pertama kita adalah makan malam. Pastinya kita mencoba makanan khas Thailand yang sudah famous di Indonesia, yaitu tom yum! Selain itu kita juga nyobain pad thai khas Thailand juga biar afdol dan semakin puas hahaha. DI tempat makan (kita lupa namanya apa) sama waitressnya kita pun diajarkan cara mengucapkan salam dalam bahasa Thailand yaitu Sawatdee Khrab salam untuk laki-laki, dan Sawatdee Kha untuk perempuan. Oke deh... mayan buat bekal nyapa-nyapa. Malam itu kita habiskan dengan keliling melihat-lihat suasana malam Khaosan Road yang memang terkenal di kalangan backpacker terutama untuk nightlife nya. Malam itu karena malam weekdays (Kamis malam Jum'at) suasana tidak terlalu ramai, berbeda dengan besoknya saat kita ke sini lagi malam Sabtu huwawww padat banget.
Khaosan Road sendiri dulunya adalah pusat perdagangan beras terus bahkan jalanan ini pernah disebut dengan "Jalan Beriman", melongoo kaan. Kenapa? Karena dulunya sepanjang Khaosan Road banyak yang menjual perlengkapan keagamaan untuk para biksu. Sebutan itu sama sekali tidak tercermin sekarang yaa hahaha, karena sepanjang jalan Khaosan Road penuh dengan restoran, pub dan bar serta lalu lalang turis dari berbagai negara yang sedang mabuk, party dan sebagainya, alias lebih pantas sekarang disebut "Jalan Kesenangan Duniawi" hahahaha. Sepanjang jalan kita menemukan banyak street food juga bahkan yang menjual makanan-makanan ekstrim kayak tarantula, kalanjengking dan kawan-kawannya, sayangnya tidak boleh sembarangan mem-foto kecuali beli. Ya kita sih tidak berminat beli apalagi makannya yaa jadi yasudah kita simpan dalam kenangan saja.
Malam itu setelah berkeliling Khaosan Road, kita sempat istirahat duduk-duduk di pinggir jalan sambil mengamati hiruk-pikuk nak kanak muda yang bersenang-senang di sepanjang jalan. Mungkin yang sudah nonton film "The Beach" -nya Leonardo DIcaprio, dan ada adegan dia sempat hura-hura di "kota"-nya yah kurang lebih begitu pemandangannya. Jadi malam itu kita habiskan dengan mengamati manusia-manusia yang having their good time di Khaosan Road, sambil ngobrol ngalor-ngidul soal kehidupan, kemudian tiba-tiba mata kita tertuju pada seorang sosok perempuan yang tampak familiar. Sosok itu mbak-mbak Thailand ber-rambut pirang, bertank-top biru, bercelana gemes kuning, YAK TIDAK LAIN DIA ADALAH MBAK-MBAK YANG DUDUK DI SEBELAH GAMBON DI TUK-TUKS! AHHAHAHAHA jumpaaa lageee..
"Mbinc, jodohmu tuh.."
Tidak lupa ingat-ingat pesan Nenek, di Khaosan Road kita juga menukar uang dari USD ke Bath, biar tidak kena omelan doi balik-balik kagak bawa duit! Kita menukar uang di salah satu booth money changer (dari banyak banget tersebar sepanjang jalan) yang memajang rate mereka.
Tumblr media
Ini dia si nenek galak (sebenarnya mungkin baik hati) pemilik hostel kita di Bangkok
Tips suka-suka : hati-hati yaa pilih-pilih dengan cermat money changer di Khaosan Road, pilih yang memampang rate mereka, bandingkan juga antara satu tempat dengan tempat lain untuk rate-nya, jadi jangan sampai ditipu-tipu.
Day 6 (13 September 2013)
Jalan Kaki Menuju Grand Palace
Pagi itu kita memutuskan untuk jalan kaki dari hostel kita yang terletak di Talat Yot, Phra Nakhon, menuju The Grand Palace. Perjalanan kita tempuh sejauh 1,7 km di udara Bangkok yang untungnya hari itu habis hujan jadi panas ga terlalu menyengat, tapi tetep sih udaranya lembab sumuk gitu huhu. Sepanjang jalan banyak spot-spot menarik yang kita lewati seperti Shrine of Mae Thorani, Sanam Luang, The Supreme Court, Bangkok City Pillar Shrine, Ancient Artillery Museum di depan Ministry of Defence. Jadi sepanjang jalan tidak terasa capek karena kita sibuk berfoto-foto, pengalaman seperti ini yang kadang suka bikin kita memutuskan untuk jalan kaki ke suatu lokasi, karena senang bisa dapat kejutan spot-spot menarik yang terlewati tidak sengaja.
Tumblr media
The statues of Three Elephants sebagai simbol raja
Tumblr media
The Pink statues of Three Elephants di Sanam Luang dekat Grand Palace
Tumblr media
Bangkok City Pillar
Tumblr media
Sanam Luang
Yang menyenangkan saat jalan-jalan ini kita bertemu taman gedee bernama Sanam Luang yang enak buat kita jalan kaki, apalagi ada jalur pejalan kaki yang lebar banget dan karena habis hujan lantainya bersih mengkilap gitu, cukup menyenangkan buat kita sambil istirahat duduk-duduk setelah berjalan kaki.
Tumblr media
Emang terlalu lincah, jalan yang bener napa..Malah ala-ala levitasi.
Seperti layaknya turis-turis lain, hukumnya WAJIB kalau ke Bangkok itu ke Grand Palace, sebuah istana yang didirikan di jaman pemerintahan King Rama I tahun 1782. Meskipun saat ini, Raja Thailand tidak tinggal di istana ini, tapi tempat ini masih digunakan untuk acara keagamaan dan juga untuk beberapa acara pemerintahan. Nah katanya kalau tidak foto di golden pagoda di Grand Palace kurang sah pergi ke Bangkok-nya. Okee.
Tumblr media
Ini si Golden Pagoda yang kita incar ingin foto bareng ceritanya
Nah pada saat kita sampai di lokasi saat itu sedang ada upacara keagamaan sehingga kita harus menunggu dulu di luar gerbang sampai acara itu selesai. Di luar gerbang sudah ramai turis-turis yang menunggu boleh masuk. Begitu pintunya dibuka langsung berbondong-bondong turis masuk ke dalam gerbang, sungguh rameee buangeettt. Banyak turis-turis yang berombongan dan dipimpin oleh tour leader-nya dengan menggunakan bendera kecil dikibas-kibaskan agar mudah dilihat oleh anggota rombongannya, kemudian mata kita tertuju pada rombongan anak-anak muda yang memakai JAKET ALMAMATER salah satu universitas di Indonesia (kita hapal karena gini gini kita mantan aktivis kampus haha). Wahhh rupanya sedang ada study tour nih anak-anak mahasiswa, dan kita pun dengan sok asiknya nyamperin mereka dan minta tolong difotoin dulu dengan golden pagoda sebelum kita mulai masuk ke area dalam Grand Palace. Berharap dapat hasil kece, namun…
Tumblr media
Ini hasilnya, agak mengecewakan karena PAGODA NYA KETUTUPAN, hhhhh…
Tumblr media
Kemudian mencoba selfie pun hasilnya mengecewakan karena too bright just like our future.. hhhhh
Tumblr media
Masih dalam upaya untuk berfoto dengan pagoda dan tetap hhh..
Lanjutlah kita menuju tempat antrian loket untuk membeli tiket masuk Grand Palace. Di tempat antriannya disediakan pembatas untuk membuat antrian lebih tertib, tapi saat itu antriannya sungguh panjang dan mengular, kurasa ini sih karena tadi sudah ada penumpukan turis di depan gerbang yang sudah menunggu untuk masuk jadi sekarang semua pada antri tiket di waktu yang bersamaan. Melihat antrian yang mengular itu kita sempat gentar donk ya, kayaknya kok mager banget hati ini sepanjang itu ngantri. Kemudian kita mencoba mengintip untuk melihat harga tiket masuk Grand Palace yaitu 400 Bath! atau kalau dirupiahkan dengan rate saat itu sekitar Rp. 142.000,- . Yak inilah alasan kuat kita akhirnya memutuskan untuk mundur alon-alon. Anyway sebenarnya harga segitu worth it sih, di tahun 2015 aku akhirnya masuk ke dalam dengan bayar 500 Bath bahkan dan sesungguhnya aku puas hehe. Cuma nihh kita sudah lelah duluan tadi menunggu di luar gerbang untuk masuk dan ditambah dengan antrian yang menggila. Yah meskipun ceunah ke Bangkok wajib masuk Grand Palace tapi untuk kita yang dasarnya ga ambi ya “khop khun kaa" alias matur tengkyu. Bye. Kita pun memutuskan untuk menikmati Grand Palace dari luarnya saja.
Tumblr media
Foto tanda menyerah pada keadaan mengantri
Tumblr media
Oke Cukup.
Jalan-jalan ke Wat Pho Bangkok
Menyerah dengan ide masuk ke Grand Palace kita pun berjalan kaki 750 meter ke lokasi inceran kita berikutnya yaitu Wat Pho , apa tu? Ituloh kuil yang terkenal dengan Patung Buddha tidur ituuu. Nah tempatnya ini kebetulan pas ga jauh dari Grand Palace, dan katanya kuil ini merupakan kuil kerajaan tertua, ditambah lagi kita lihat harga tiketnya cuma 100 Bath, ya jelas let's go lah kitaa.
Tumblr media
Bentuk tiket Wat Pho tahun 2013
Salah satu atraksi utama di sini adalah patung reclining Buddha atau Patung Buddha dengan posisi berbaring dengan panjang 46 meter, tinggi 15 meter. Kenapa berbaring? Karena patung ini dibangun untuk mengenang sang Buddha saat sedang sakit dan akan menuju ke Nirvana, begituuu. Saking panjang dan gedenya patung ini cukup tricky untuk ngambil foto secara keseluruhan.
Tumblr media
Gambon foto di bagian kepalanya
Tumblr media
Aku foto di bagian badannya
Tumblr media
Ini kakinya, dengan perbandingan orang di sebelahnya, iya segede itu patung ini tuh
Tumblr media
Di bagian belakang telapak kaki diukir 108 nama yang merupakan cerminan dari 108 karakter positif sang Buddha
Selain itu, di sepanjang lorong di depan Patung Buddha berbaring itu ada wadah mangkok sebanyak 108 buah sesuai dengan nama yang terukir di telapak kaki patung Reclining Buddha. Di situ juga disediakan mangkuk yang berisi koin yang bisa dibeli oleh pengunjung, nah katanya kalau koin yang di dalam mangkuk itu cukup untuk mengisi seluruh 108 mangkuk yang berjejer itu maka kita akan bernasib untung. Berhubung kita turis ngepas budget yaa akhirnya yang nyoba dan beli mangkok koin itu cuma Gambon, percaya ga percaya sih koin dia cukup. Tapi ya bisa jadi itu pinter-pinter marketing juga kurasa hahahah tapi yhaa lumayalanlah nasib Gambon bagus juga kok.
Tumblr media
ini bentuk mangkuk koin yang diisi
Lanjut di sekeliling komplek Wat Pho ini banyak patung-patung Budhha yang kurang-lebih jumlahnya mencapai 1.000 buah. Selain itu di bagian luar bangunan utama, kita bisa melihat ada banyak stupa lebih tepatnya ada 71 stupa yang berisi abu dari keluarga kerajaan yang mana bangunan stupa-stupa itu memiliki motif yang menarik. Mana suasana di sekeliling kuil ini lumayan teduh jadi kita cukup betah berlama-lama di sini karena banyak spot foto yang bisa kita manfaatkan, sangat worth the price kata kami sih.
Tumblr media
Aneka Stupa yang bisa kite temui selama di sini
Tumblr media
Narsis dulu kita
Tumblr media
Cakep ya ukiran-ukiran di stupa-nya
Tumblr media
Ini beberapa dari sekian banyak patung Buddha yang ada di kawasan Wat Pho
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Banyak spot foto di Wat Pho dengan harga segitu, lumayan banget loh!
Tumblr media
PS: Itu kaki Gambon ga pake kaos kaki panjang ya. Itu kulit kakinya. In case you guys penasaran.
Setelah puas berkeliling kita pun memutuskan untuk mencari tuk tuks untuk berangkat ke tujuan kita berikutnya. Kebetulan kita ketemu mang mang tuk tuks yang gokil punya! Jadi dia ngebut gitu semi-semi ngepot. Jadi setiap belokan kita kayak terguncang-guncang ke kiri dan ke kanan, makin kita ketawa kegelian makin dijadi-jadiin tuh sama driver tuk tuks nya, dia makin nge-gas blayer-blayer sambil ketawa-tawa ngeliatin spion mengamati kita. Perjalanan 5,5 km menuju Siam berasa naik wahana kora-kora di Dufan yaaa. Hahahhaa.
Wisata Belanja di Bangkok
Yak meskipun duit kita ngepas, tapi untuk urusan belanja di Bangkok kita agak loss ya. hahahah... Maklum nih kan Bangkok terkenal sebagai surganya belanja, jadi kita dari awal sudah meniatkan hidup hemat dan tidak bawa banyak bawaan karena sudah berencana untuk belanja heboh di Bangkok. Dari pengalaman kita hari itu ada beberapa tempat yang kita datangi untuk belanja, ada yang kita belanja beneran ada yang kita cuma lihat-lihat karena tidak cucok harga.. Ini daftar tempat yang kita datangi:
MBK Center
"Sher, apa sih kepanjangan MBK?"
"Ehm.. Mall Bangkok.. Kelontong?"
..........................................
Pertama-tama tujuan kita adalah daerah Siam karena memang daerah inilah yang sangat populer untuk belanja, dan kita memilih MBK karena dibanding mall-mall di Siam lainnya mall ini yang katanya harganya paling bersahabat di kantong. Nah tempat ini pusat perbelanjaan sepertu mall tapi terkenal banyak menjual makanan khas Thailand. Nah di sini kita sempat makan siang di tempat makanan Thailand kesayangan kita yaitu adalah...
KOKBANG FRIED CHICKEN
alias..
KFC
Lama-lama jadi duta KFC International kita nih.. Hahahahaha.
Nah selanjutnya di MBK ini memang ada food court yang menjual aneka jajanan khas Thailand, pastinya kita beli Thai Tea aslik dari sumbernya dan saat itu kita juga beli kue jajanan khas Thailand yang aku suka banget!
Tumblr media
Resmi menjadi kue kesayanganku. Pict from : WIkipedia,
Yang bahkan aku harus bertanya kepada murid exchange kakakku yang kebetulan juga orang asli Thailand bernama Siriwat Hengseng yang di Indonesia dipanggil Bagyo, lah.. HAHHAHAH. Dia pun memberikan jawaban, tadinya dalam tulisan sanskerta... terus ternyata dia kasih juga nama yang bisa kita baca yaitu KANOM BUANG! Yess! Jadi emang ini kayak creepes gitu terus ada krimnya dan toppingnya adalah dari kuning telur yang direbus dengan sirup Foi Thong, rasanya unik gitu deh pokoknya, kusuka banget!
Tumblr media
Percakapan dengan Bagyo saat itu
Sebenarnya di MBK ini lengkap sih jualannya mulai dari baju, tas, sepatu, hingga pernak-pernik kecil khas Thailand tapi kita pikir-pikir kok harganya agak lumayan ya.. Saat itu kita tidak tahu kalau harganya bisa ditawar btw.. Yasudah akhirnya kita pun meilipir mencari tempat belanja selanjutnya dengan harapan dapat lebih murah.
Platinum Fashion Mall
Karena lokasinya agak lumayan kalau kita jalan kaki ke sini kita pun memutuskan untuk naik taxi, sayangnya kita ga menemukan taxi ber-argo meter saat itu, jadi kita naik taxi dan menawar untuk mendapat harga sekitar 80 Bath. Nah dari yang kita baca-baca mall ini relatif lebih murah daripada MBK dan memang kita lihat banyak juga turis asing yang berbelanja di sini, karena meskipun murah kan tempat ini konsepnya mall ya jadi belanja bisa sambil ngadem pake AC hohoo. Kalau dilihat-lihat sih tempat ini lebih mirip BTC atau dulu di Bandung mirip Kings, kalau di Jakarta mungkin kaya ITC Mangga Dua kali yaa. Bentuk toko-tokonya dan baju-baju yang dijual mengingatkan akan lokasi-lokasi tersebut. Lumayan sih kita sempat belanja beberapa baju dan oleh-oleh dengan kualitas bagus tapi harga relatif terjangkau.
Pratunam Market
Nah disinilah puncak kekalapan kita.
Letak pasar ini tidak jauh dari Platinum Mall tepatnya hanya cukup melewati jembatan penyebrangan. Pertama di sore hari itu kita berkeliling di dalam pasar Pratunam, di sana banyak sekali barang-barang yang bentuknya bagus-bagus dengan kualitasnya cukup bagus harganya pun murah, siapa yang ga happy. Sempat kita ngelirik tas yang cakep banget dijual di kios yang dijaga oleh mbak-mbak Thailand yang full make up gitu, disitu sih sudah tertera yaa harga tas nya 500 Bath, tapi kita iseng-iseng aja nawar:
"250 bath?"
Tanpa menoleh ke arah kita, mbak-mbak penjual itu MENGELUARKAN SUARA NGE-BASS LAKI-LAKI:
"PUT THAT DOWN!"
Tidak pake babibu, kita taruh kembali tas itu ke tempatnya. Takut kali mak..
Akhirnya sesorean sampai malam kita pun memutuskan untuk menghabiskan harta di Pratunam Market, mulai dari beli KRIPIK DURIAN kesayangan akuu, beli baju, pajangan, souvenir, dan lain sebagainya, urusan tas kita bakal muat atau nggak dipikir belakangan. Gambon baru kalap sekitar sore ke atas karena entah kenapa pakaian laki-laki baru mulai banyak dijual sejak sore.
Kaki kita sampai capek banget aslikk jalan tuh.. Kita pun sempat mengistirahatkan kaki di Sevel, beli cup noodle instan dan minuman dingin dengan backsound gengges Gambon:
"Cieee.. anak sevel.."
Setelah itu kita pun masih berjalan kaki sekitar 20 menit menuju stasiun BTS. Untuk mencoba kendaraan umum di Bangkok yang sebenarnya sudah cukup baik, kita pun memutuskan untuk naik BTS bukan boyband kesayangan dunia itu melainkan Bangkok Train Sky. Tujuan kita saat itu adalah makan malam lagi di Khaosan Road, jadi dari Pratunam kita harus jalan kaki lagi sekitar 1,3 km (tentunya ini sudah termasuk mampir belanja) menuju Chit Lom Station, karena jalur ini merupakan Sukhumvit Line jadi di stasiun berikutnya yaitu Siam Station kita harus pindah ke Siom Line untuk menuju stasiun akhir kita yaitu National Stadium yang merupakan stasiun terdekat menuju Khaosan Road. Durasi perjalanan cukup cepat hanya 11 menit dan biayanya 23 Bath (sekitar Rp.9.000,- lah), keputusan naik BTS ini sangatlah kita syukuri karena saat kita jalan di jembatan menuju stasiun BTS kita disuguhi pemandangan Bangkok Traffic Jam yang legendaris itu. Meskipun yhaa warga kota-kota besar di Indonesia wes biasa bermacet ria, tapi kalau lagi liburan kan kita ga mau donk membuang waktu berharga kita yang terbatas itu untuk terjebak kemacetan.
Tumblr media
Car, motorcycle and tuk tuks jungle
Sampai di Khaosan Road, selain makan kita malah menjelajah pasar malamnya lagi. Ga ada puas-puasnya yaaa. Tapi kebanyakan sih kita jajan yaa di sini, kita nyobain tuh rujak Thailand dan beragam street food yang dijajakan, termasuk semacam telur puyuh diceplok gitu, namanya Khanom Krok Khai Nok Krata, meskipun sederhana tapi nagih banget sih karena ceplokannya modelnya kayak sunny side up jadi kuning telurnya lumer di mulut. Ntap kan.
Tumblr media
Ini dia telur ceplok mini gemes, pict taken from : https://www.thaistreetfood.com/
Selain jajan kita iseng-iseng aja pengen beli celana gemes khas Thailand, ituloh kayak celana gombrong motif gajah Thailand gitu. Saat kita jalan di Khaosan Road kita menemukan sebuah kios yang menggantung celana itu, iseng lah kita tanya harganya, penjualnya adalah nenek-nenek dan beliau bilang harganya 250 Bath. iseng kita tawar... 100 Bath. Dan nenek itu pun nge-gas:
"YOU CRAZY WOMAN!"
Wowww takoot kali neekkk..
Kita nih emang kurang bakat nawar yaa.. Apa karena terbiasa nawar di Pasar Sukowati dan Pasar Bringharjo kali ye, jadi seperti kata Afgan - Sadis. Ternyata dari yang kita baca-baca kalau nawar tuh di Thailand turunin di sekitar 25-40%, kagak di 60% juga cem kelakuan kitaa, pantes dimisuhin warga lokal kita nih. Huhuu.
Setelah kaki dan dompet meronta kita pun ingat jalan pulang, seperti yang diceritakan di sini kita besok pagi akan diantar dari mobil hostel untuk menuju bandara Dong Muang Bangkok untuk penerbangan pagi ke KL. Sebelum kembali ke kamar nenek galak sudah berpesan dengan tegas:
"don't forget, tomorrow 4 am you must go down!"
Oke siap nek.
Dengan omelan nenek, resmi menutup hari kita di Bangkok.
Tumblr media
Till we meet again, Bangkok!
0 notes