Jangan berekspektasi tinggi kepada manusia. sebab, bila tidak sesuai dengan realita, toh ujungnya kecewa, dan kita sendiri penyebab kecewa itu datang.
Intinya kalau mau marah karena hal-hal receh, coba ajak diri sendiri bicara “usiamu bukan anak remaja lagi” masa iya mau marah karena sesuatu yang kayak gini. Belajar kontrol emosimu, jangan biarkan emosi yang mengontrolmu.
Yang bukan takdirku, tak akan menjadi bagian dari pengalamanku. Dan yang menjadi takdirku, tak akan melewatiku. Sekeras apapun ingin menghindar, jika memang sudah menjadi garis tangan-Nya. Tidak seorangpun mampu menghindar.
Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Hanya saja, tidak semua hikmah kejadian langsung terlihat di waktu yang sama.
Allaah tidak akan memberi ujian yang bukan porsi kita. Semua dalam kendali-Nya. Jangan seakan kita yang tau semuanya, sebab, kalau tidak sesuai ekspektasi kita, ujung-ujungnya yang disalahkan takdir. Padahal dari awal kita sendiri yang merasa paling tau segalanya.
Jika kita percaya dengan kalimat; “Allah adalah sebaik-baik penolong”. maka kita tak perlu khawatir berlebihan.
Tugas kita hanya melakukan effort terbaik sebisa kita, tanpa melepaskan do'a.
Kejadian-kejadian yang mungkin tidak kita suka atau tidak diinginkan, seringkali membuat sedih, kecewa, marah, bahkan sampai menyalahkan takdir. Karena ekspektasi yang kita bangun dari awal, harapan yang kita susun sangat baik, harus terpatahkan dengan realita yang “kita pikir” tidak seharusnya terjadi.
Tetapi, sebenarnya, Allaah yang lebih tau tentang kita, Dia yang menyusun skenario kehidupan kita puluhan ribu tahun yang lalu sebelum terciptanya langit dan bumi. Kita saja (manusia) yang merasa paling tau segalanya tentang diri kita, yang jelas-jelas kita yang serba tidak tau.
.. وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
.. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Sadar tidak sadar, kita yang sekarang adalah kumpulan pengalaman dari masa lalu, banyak fase-fase yang mungkin membuat terkejut, diam, senang, sedih, dan perasaan-perasaan lainnya. Kita yang sekarang merasa kuat dan harus kuat, tidak terlepas dari mindset yang membuat kita semakin bertumbuh, dan menuntun kita untuk menyikapi dengan baik setiap fase yang akan ditemui lagi.
Setiap fase kehidupan membawa dramanya sendiri. Setiap berada di fase yang baru ada kelelahan-kelelahan baru. This is world, tidak ada kesenangan abadi.
Pentingnya menjaga mental health meskipun terkesan sedikit sulit. Sebab, apapun bisa terjadi bila sudah menjadi mental illness
Yang aku tahu, setiap orang itu beda, ada yang menganggap canda itu serius, ada yang menganggap canda itu sekedar lelucon, tapi yang pasti.. hati itu sensitif, jadi jangan kita gores dengan kata candaan yang akan mejejakkan luka.
Setiap orang punya pilihan,
Dan setiap pilihan punya konsekuensi,
Kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri,
Kita yang punya kendali untuk memutuskan pilihan atas diri kita,
Resiko itu ada, dan kita harus siap.
3 kata yang mungkin orang sepelekan untuk dikatakan, tapi membuktikan attitude dirinya
MAAF
TOLONG
TERIMAKASIH
Dunia tidak diatur hanya tentang bahagia saja, sebab ini adalah kodrat hidup selama berada di fase ini.