Tumgik
penaimaji · 13 days
Text
Yang Terlupa dari Ramadan
Seringkali menjelang bulan Ramadan, yang kita pikirkan selain kewajiban membayar zakat, diantaranya; mudik kemana, budget oleh-oleh lebaran, budget THR orang tua, mertua, ponakan, sepupu, bocil-bocil tetangga, hampers untuk kolega juga teman, belanja kue lebaran, baju lebaran, dkk.
Kita hampir melupakan budget lebih untuk makanan, laundry, jasa beberes rumah atau kebutuhan kita lainnya di bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah, dimana dilipatgandakan setiap amal ibadah manusia; yang kita temui hanya setahun sekali (semoga Allah izinkan untuk bertemu Ramadan kembali, dan beri keberkahan pada umur kita).
Mengapa tidak kita siapkan dana khusus? Selama sebelas bulan kita anggarkan pos untuk Ramadan, supaya kita tidak perlu repot-repot memasak, menyuci, beberes rumah. Sehingga, kita bisa memaksimalkan waktu untuk beribadah.
Mungkin kondisi setiap individu berbeda-beda, tidak bisa kita samaratakan. Apabila kita merasa masih bisa diusahakan—setidaknya di sepuluh malam terakhir, kenapa tidak? Bukankah tujuan hidup ialah beribadah? Kenapa kita tidak tergerak untuk berlomba-lomba dalam melakukan amal shalih?
Semoga Allah jadikan hati dan fisik kita ini, kuat dalam berjuang pada momen Ramadan. Semoga Allah pertemukan kita dengan Ramadan yang akan datang, dengan tekad terus memperbaiki diri dan amal :'))) biidznillah.
تقبل الله منا ومنكم. صيامنا وصيامكم
كل عام و أنتم بخير. و عساكم من العيدين والفائزين
Jakarta, 10 April 2024 | Pena Imaji
30 notes · View notes
penaimaji · 2 months
Text
SENI MENANTI CINTA
Tumblr media
Review ala @langitawaan
Sebenarnya buku ini tiba di rumah dengan selamat tepat di hari pertama launching, 26 Februari 2024. Tapi, karena waktu itu aku diharuskan istirahat jadilah bukunya belum terbaca dengan sempurna. Maafin ya, Bu Dok.
Mana nih fansnya @kkiakia , kalian wajib beli yak! Kudu, harus! Buku "Seni Menanti Cinta" ini berisi 3 bab. Yok kita kupas tipis-tipis;
1. Cinta Tak Perlu Tergesa-Gesa
Di bab ini kita akan dapati tulisan Kia yang menekankan betapa berharganya diri kita, jadi sebelum kita akhirnya mencintai manusia lain, yang wajib kita cintai terlebih dahulu ya diri kita sendiri + kelapangan hati jika akhirnya lagi-lagi kita bertemu seseorang yang belum tepat untuk membersamai :).
"Percayalah, kita akan sangat berharga bagi seseorang yang tulus dan menyadari bahwa kita adalah kepingan rasa syukur yang indah, yang selama ini tersembunyi untuk ditemukan" —halaman 24.
2. Berbagai Upaya Memaknai Cinta
Boleh dibilang bab ini yang paling aku sukai. Setelah sebelumnya galau dan patah hati berkepanjangan di bagian ini Kia menuliskan nasihat yang menegaskan bahwa kita harus percaya jika Allah sudah mengatur takdir setiap makhluk-Nya dengan sangat sempurna termasuk perihal si dia yang masih rahasia. Jadi, tunggu, tenang sembari tawakal.
"Di mata seseorang yang tidak tepat, menjadi diri sendiri pun akan tampak salah." —halaman 50.
3. Cinta yang Sedang Tuhan Persiapkan
Pada bab ini aku paling suka bagian "Hati Seorang Ayah Saat Putrinya Menikah". Secara keseluruhan bagian ini berisi tentang nasihat pernikahan yang begitu hangat teruntuk yang telah dan/atau akan menikah. Jadi kalian semua bisa banget baca ini.
"Saat kita bersama orang yang tepat, tanpa kepercayaan diri pun kita akan tetap bersinar". —halaman 88.
Sebagai salah satu teman yang menjadi saksi perjalanan Kia sampai akhirnya menikah dengan pujaan hati ditambah kami pernah konslet bareng pada masanya :(( memang mantap betul temanku satu ini, galaunya dijadikan karya yang insyaAllaah bermanfaat.
Jadi aku mau ajak kalian buat beli dan baca buku ini. Nah kabar baik sekaligus buruk tersisa waktu 1 hari lagi buat meminang buku ini. Aku ulang ya, 1 hari lagi alias cuma sampai besok :") jadi buruan ygy sebelum menyesal karena nggak kebagian ^0^.
Kalian bisa beli di sini atau di sini.
Selamat menyelami dan menemukan kehangatan selama membaca buku ini 🌻.
Rebah, 19.20 | 05 Maret 2024.
90 notes · View notes
penaimaji · 2 months
Text
Tenang
Hal yang bisa membuat hati kita tenang, ialah percaya bahwa kebaikan maupun keburukan; kesenangan maupun kesedihan, merupakan dua hal yang silih berganti. Tentu tidak lepas takdir dari Allah. Baiknya orang lain terhadap kita, atau sebaliknya, buruknya orang lain pun, tentu semua terjadi atas izin Allah.
Tidak ada hal lain, ketika kita mengalami sakit atau kepedihan, selain menunggu datangnya pertolongan Allah.
Sampai mana kamu kuat berdoa ketika diuji? Jangan pernah menyerah untuk meminta. Pertolongan Allah itu nyata, kalau kita benar percaya. Bahwa tanpa Ia, kita tidak ada daya pula.
Semoga.. hati dan pikiran selalu mengingat dan kembali taat pada Yang Kuasa. Semoga.. semakin sering kita diuji, bukan kemurungan lagi yang kita dapati, melainkan mencari, "Ada hikmah apa dari Allah, setelah kejadian ini?"
Teruslah berprasangka baik pada-Nya. Sebab, seperti yang kita ketahui, bahwa Ia sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, bahwa Allah akan berbuat kepada hamba-Nya, sesuai dengan persangkaannya. Prasangka baik berkaitan dengan perbuatan yang baik pula. Maka Allah akan membalas perbuatan baik itu, tidak mengingkari janji-Nya, juga menerima taubat manusia.
Jakarta, 5 Maret 2024 | Pena Imaji
204 notes · View notes
penaimaji · 2 months
Text
Memahami Arti
Aku menunda mimpiku, untuk menghidupkan mimpinya, siap untuk terus membersamai tumbuhkembangnya. Kata-kata ini begitu haru, saat kita merasakannya; menjalaninya dengan sadar.
Menikah dan memiliki anak adalah sebuah kata kerja yang tentu kita harus siap dengan konsekuensinya.
Kita barangkali punya banyak keinginan, namun ada hal-hal yang jauh lebih penting daripada apa yang kita harapkan. Bukan berkorban demi apapun, melainkan memahami mana yang lebih prioritas dan banyak menimbang pahala; memahami peran yang sudah diamanahkan oleh-Nya.
Dulu, barangkali orangtua kita juga demikian. Membesarkan dan merawat kita, menghabiskan hari-harinya untuk andil dalam kehidupan kita; sedari kita masih merangkak, hingga saat kita mampu berpijak tanpa harus diarahkan. Banting tulang untuk memberi pendidikan dan penghidupan yang layak untuk kita.
Semoga kita mampu mewujudkan keinginan orangtua kita; membalas kebaikan keduanya, yang mungkin tidak akan terbalaskan. Semoga kita juga mampu menjadi orangtua teladan untuk anak-anak kita.
Memang tidak mudah, jangan lupa untuk selalu meminta pertolongan pada-Nya. Semoga apa yang kita jalani hari ini, menjadi sebuah cerita yang baik untuk diabadikan nanti.
Jikalau hidup ini selalu berisikan perjuangan, maka aku akan berjuang sampai Ia ridha; menimbang setiap maslahat, dan mengembalikan segala sesuatunya pada syariat agama yang sudah ditetapkan untuk umat manusia.
Jakarta, 19 Februari 2024 | Pena Imaji
107 notes · View notes
penaimaji · 2 months
Text
Well said budokterrr❤ allahumma baarik
Aku juga jarang menyuarakan soal politik, karena tidak punya kapabilitas di dalamnya. Namun setelah melihat visi-misi beliau, karya-karya beliau, rekam jejak beliau, akhirnya ingin ikut bersuara. Sebagai warga baru Jakarta, aku merasakan langsung faskes dan fasilitas publik lainnya yg apik dan tertata; transportasi umum, ruang hijau publik, masih banyak lg. MasyaAllah.. apalagi kulihat beliau sangat concern untuk invest di bidang pendidikan. Semoga Allah karuniakan kita pemimpin yang adil dan bijaksana
Bismillah #Ber1BeraniBerubah
Terimakasih, Pak Anies.
Barangkali, itu kalimat pertama yang ingin aku ungkapkan, jika ditanya tentang kesan di Pemilu 2024.
Terimakasih ya Pak, sudah berjuang untuk maju, menjadi salah satu calon presiden yang membuat kontestasi Pemilu terasa lebih ada 'ghirah'nya.
Jujur, di 2014 dan 2019, rasanya jengah sekali. Setiap membuka medsos, isu-isu SARA yang menjadi bahasan. Kampanye yang begitu-begitu saja, membuat bosan untukku pribadi melihat perjalanan kampanyenya. Karena paling ya, begitu saja tren-nya. Blusukan ke warga-warga, kampanye di atas pentas sembari bermonolog di bawah terik matahari, juga bagi-bagi amplop *eh.
Di 2024, Pak Anies dan tim menciptakan atmosfer yang berbeda. Desak Anies dan Slepet Imin, menjadi model kampanye yang berani tampil beda di sejarah pesta demokrasi Indonesia.
Dalam Desak Anies dan Slepet Imin, terjadi dialog antara capres-cawapres, dengan audiens. Audiens bisa menanyakan apa pun, bahkan mengadukan keresahan apa pun.
Ini menarik.
Melihat bagaimana para calon pemimpin kita berdialog dengan rakyat biasa maupun para mahasiswa, yang penuh dengan keluhan dan kritik yang beraneka ragam. Gaya kampanye ini meruntuhkan gaya konservatif, dan aku tidak bisa bilang tidak, gaya kampanye ini adalah gaya yang mendidik rakyat.
Buatku pribadi, ini mengagumkan. Bagaimana capres-cawapres bahkan memperhatikan bagaimana strategi dalam berkampanye. Memperhatikan bahwa proses pesta demokrasi, bukanlah sekedar pesta untuk yang akan maju mencalonkan diri. Tapi senyatanya, pesta demokrasi haruslah dirasakan sebagai 'pesta' oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Meski tidak bisa langsung mengikuti agenda Desak Anies, aku adalah salah satu pendengar setia rekamannya di Youtube. Pak Anies selalu menyampaikan di setiap dialog, bahwa Desak Anies adalah cara paslon 01 menawarkan 'cara berpikir' mereka. Menurut beliau, rakyat harus tahu bagaimana cara pemimpinnya membuat keputusan, dimana keputusan lahir dari cara berpikir. Menurut beliau lagi, pemimpin itu tugasnya membuat keputusan, maka sudah seharusnya rakyat memilih pemimpin dengan cara berpikir yang paling relevan. Aku semakin kagum dengan strategi beliau.
Terbayang, menghadiri berbagai dialog pasti adalah hal yang menguras pikiran dan tenaga. Belum lagi jika ada kritik-kritik yang perlu dijawab, betapa melelahkannya. Tapi Pak Anies dan segenap tim, tetap memilih proses yang 'out of the box' ini demi mendidik rakyat dalam proses pemilu. Selain juga pasti ada misi menjaring suara.
Pak Anies, kuakui adalah sosok yang memiliki kelebihan dalam public speaking nya. Beberapa pihak bersentimen negatif, menyebut kelebihan ini sebagai 'omon-omon' belaka, atau 'janji manis' tanpa eksekusi nyata. Beberapa juga berpandangan, orang yang ucapannya manis di mulut, tidak selalu baik dalam bekerja. Tapi, kurasa itu logika yang tidak selalu benar dan tidak bisa dipukul rata. Kecerdasan berbicara tidak berarti payah dalam kerja nyata. Tidak bisa dihakimi begitu saja. Dan lagi, rekam jejak selama Pak Anies menjabat Gubernur Jakarta pun dapat kita pelajari di berbagai platform media sosial.
Ada lagi yang menarik menurutku. Performa Pak Anies saat debat. Aku kebetulan menyimak debat ketiga secara live via Youtube. Disana, Pak Anies tampak begitu 'menyerang'. Jujur, sebagai orang yang tidak suka dengan konflik, aku agak jengah menonton serangan demi serangan tersebut. Tapi, secara jernih aku mencoba berpikir. Acaranya ini judulnya debat, lagipula saat itu temanya adalah pertahanan, dimana salah satu paslon adalah juga menteri pertahanan. Wajar kalau terjadi kritik yang pedas, dan harapannya yang bersangkutan piawai dalam menjawab. Namun, seperti yang kita lihat dan saksikan sendiri, yang terjadi justru sebaliknya. Ah, sepertinya tidak perlu kujelaskan, netizen bisa menilai sendiri dengan mindsetnya masing-masing :)
Aku tersadar, bahwa saat itu Pak Anies sedang menjalankan peran, sebagai seorang kontestan yang berdebat. Terimakasih Pak, sudah menjalankan peran sesuai dengan situasinya.
Lalu tentang visi-misi. Aku belum membaca dokumen visi-misi paslon secara lengkap. Tapi beberapa kali, aku melihat postingan yang mengutip visi-misi dari para paslon. Dan, aku melihat hampir di setiap aspek, Pak Anies selalu memiliki visi-misi yang digagas. Di isu kesehatan, ekonomi, sampai diaspora pun beliau tuangkan gagasan. Dokumen visi-misi yang lengkap ini amat membantu jika kita ingin mencari isu yang menjadi fokus kita. Dan rata-rata mostly isu-isu tersebut ada di dokumen paslon 01.
Tidak hanya itu, muncul juga berbagai gerakan organik seperti aniesbubble, humanies, senimanbersatu, dll yang mendukung perjalanan kampanye Pak Anies. Pak, rasanya saya susah membayangkan gerakan-gerakan seperti itu terbentuk jika tidak ada ketulusan (apalagi tanpa bayaran), karena satu tujuan menginginkan perubahan.
Oh ya, aku juga respect dengan para pendukungnya yang tetap objektif meski mendukung paslon AMIN. Contohnya, pada saat debat cawapres. Patut diakui Cak Imin masih sangat blunder ketika itu. Tapi, para pendukung mengkritik dan menasihati, bukan menutup mata atas kekurangan itu. Dan alhamdulillah, Cak Imin pun terbuka dan menerima kritik. Di debat berikutnya, performanya lebih baik daripada sebelumnya. Membayangkan Indonesia dengan pempimpin yang terbuka, berkepala dingin, mampu memproses (bukan hanya menampung lalu jadi angin lalu) kritikan, luar biasa sekali rasanya.
Pak Anies, aku berharap, apapun yang terjadi selepas Pemilu, Pak Anies tetaplah menjadi Pak Anies yang seperti ini. Pak Anies yang menginspirasi, dan terus menyuarakan suara rakyat, terlepas apa pun pilihan politik Pak Anies. Aku sudah di titik pasrah dengan hasil Pemilu. Pak Anies terpilih ataupun tidak, Allah sudah mengaturnya, bukan.
Namun, setidaknya rakyat mendapat pendidikan yang berharga sepanjang perjalanan pesta demokrasi ini. Dan semoga, terus terdidik dan naik kelas demokrasi di Indonesia.
Pak Anies, terimakasih karena banyak kalimat Pak Anies yang menggugah dan terngiang di banyak orang. Aku jadi teringat salah satu ayat Al Quran,
Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit (QS. Ibrahim ayat 24).
Salah satu kalimat yang aku ingat dari Pak Anies adalah saat Pak Anies membicarakan prinsip kebijakan. Kata beliau, "Membesarkan yang kecil, tanpa mengecilkan yang besar.". Maknanya, dalam sekali. Dan kalau itu menjadi basis dari setiap kebijakan, rasanya Indonesia Adil Makmur untuk semua bisa terlaksana.
And, the last. Terimakasih Pak Anies, sudah menggerakkan saya untuk menulis. Baru pertama ini, saya mendukung dan memilih calon pemimpin sampai dituangkan dalam sebentuk tulisan.
Semoga, Allah memberikan yang terbaik untuk Indonesia.
272 notes · View notes
penaimaji · 3 months
Text
Meminta Keberkahan
Dulu menjelang proses menikah, salah satu hal yang aku takutkan setelah menikah ialah tidak bisa membantu keluargaku secara materi, mengingat aku anak pertama, yang tentunya menjadi harapan besar bagi orang tua. Sebab aku sadar betul, bahwa ketika seorang perempuan menikah, sebagian besar hidup dan tanggungjawabnya akan beralih ke keluarga barunya
Aku istikharah, bahkan setiap hari, meminta pada Allah mana jalan yang terbaik. Berdoa secara jujur dan sungguh-sungguh, meniatkan menikah untuk ibadah, juga menjaga kehormatan diri
Entah mengapa saat itu aku menjadi yakin sekali, tidak mungkin Allah membiarkan keluargaku sengsara hanya karena ketakutan atas pikiranku. Namun siapa sangka, setelah menikah, Allah justru memberi rezeki sendiri pada keluargaku yang lebih dari cukup (yang sebelumnya sempat sulit secara finansial). Ditambah bonus kedua orang tuaku yang semakin terlihat dekat, harmonis, dan kompak. Sungguh itu merupakan nikmat dan syukur yang luar biasa
Menikah memang bukanlah satu-satunya faktor yang bisa mengubah hidup kita. Jangan terlalu berekspektasi, bahwa menikah akan jauh lebih bahagia. Bisa-bisa nanti kita lupa, bahwa bahagianya kita kemarin atau hari ini, bukan karena manusia, melainkan karena hati kita yang terus percaya pada Ia
Kitalah yang harus meminta pada Allah; bertekad untuk memperbaiki apa-apa yang kurang dalam diri kita; meminta apa itu ketenangan hati, keberkahan hidup, rasa syukur yang berlimpah. Setiap hari, setiap waktu, sampai mungkin kita merasa bosan, hingga tak luput airmata yang tentu saja mewarnai hari-hari kita :'))
Teruslah percaya dan meminta pada-Nya, sampai saat kita menemukan orang yang tepat dalam hidup kita nanti, kita seolah-olah lupa, bagaimana rasanya sakit hati karena cerita-cerita kemarin. Seakan hal itu tidak pernah terjadi. MasyaAllah.. sungguh kebesaran Allah tiada duanya. Semoga Ia senantiasa menguatkan langkah kita, bahwa kebahagiaan yang hakiki datangnya dari kedekatan kita pada Sang Pencipta
Kebaikan pasangan hanyalah bonus. Mintalah ketenangan dan keberkahan, hingga saat menemui masa sulitpun, kita tidak lupa kemana seharusnya kembali
(Tulisan yang tersimpan di dalam draft)
Surabaya, 11 Januari 2024 | Pena Imaji
284 notes · View notes
penaimaji · 4 months
Text
Berdiri Di Sampingmu
Mungkin tidak mudah awalnya kamu melangkah, karena banyaaaakkkk sekali keraguan yang berkecamuk di kepala. Banyak cerita pahit yang kamu lewati di masa lalu, hingga rasa rendah diri, juga ketakutan itu menjadi bagian dari dirimu
Aku yang selalu berusaha memahamimu, membantumu mengurai satu persatu. Aku percaya, bahwa Allah-lah yang mampu menghapus memori buruk menjadi harapan; menjadikan cerita-ceritamu lebih cerah
Aku bersyukur bisa menemani dan membantu suamiku sampai menjadi salah satu finalis di sebuah ajang inovasi digital. Dia yang selama ini sering tidak percaya diri, akhirnya mampu mendobrak batas pintunya. You did it!! Terharu rasanyaaaa :'))
Dulu awal menikah, aku seringkali melihat dia suka tidur, berbeda sekali denganku yang terbiasa bergerak. Ia menghadapi setiap masalah selalu dengan diam, tidur, lalu menghindar, bahkan sampai tidak mau makan. Padahal kita tau, masalah itu akan selalu ada dan harus kita hadapi
Namun, perlahan ia mulai tegas dan berani; mampu mengelola diri, melewati benang-benang kusut itu, menjadikan masalah sebagai pelajaran di kehidupannya. Absolutely, i'm proud of you~
Teringat saat sebelum pindah ke Jakarta, aku sudah memberi tahunya, bahwa hidup di kota tidak bisa berleha-leha. "Apa mas siap?", tanyaku. "Iya, siap", jawabnya mantap. "Tidak semua kolega kerja bisa menjadi teman. Jadi jangan terlalu baik, harus bisa membangun boundaries", kataku pada laki-laki baik yang bisa dibilang sering jadi people pleaser ini
Kehidupan di desa (lebih tepatnya kota kecamatan) yang slow living sebelumnya, memang jauh berbeda dari kota besar. Dimana kehidupan yang keras ini tidak mudah bagi yang terbiasa santai. Butuh hantaman berkali-kali untuk bisa menjadi lebih kuat. Seringkali ingin menyerah, tidak punya sesiapa, kecuali Allah yang menjadi satu-satunya sumber kekuatan. Ternyata kamu hebat, masyaAllah
Tidak mudah bagi kami melewati ini. Aku yang setiap harinya mencoba berdamai dengan rutinitas baru—yang lebih slow, begitu pula dengan dia yang ritme hidupnya semakin memacu adrenalin
Ini hanya sedikit pencapaian dunia. Semoga selalu istiqomah memaksimalkan ibadah-ibadah wajib dan sunnah. Semoga tak luput berdoa, sejatinya dunia hanyalah perantara, agar mendalami peran yang sudah diamanahkan pada kita
Semoga Allah senantiasa menjaga dari hal-hal buruk, juga dikelilingi teman yang baik. Semoga pundak ini tetap kuat untuk selalu andil dalam keluarga, juga berbakti pada orang tua. Jika suatu saat lelah, maka ingatlah, bahwa jalan kebaikan akan dinilai pahala
Bangunlah privilege dari diri sendiri, terutama dalam hal prinsip dan pemikiran. Tak perlu diungkit hal-hal yang menyakitkan di masa lalu. Aku yang tak pernah luput mendoakanmu, meski banyak juga ngomelnya heheee. Tanggungjawabmu besar, maka jangan lupa untuk selalu meminta kekuatan pada-Nya. Semoga selalu dalam lindungan-Nya
Bdg-Jkt, 10-12 Desember 2023 | Pena Imaji
113 notes · View notes
penaimaji · 5 months
Text
Teringat lagi pernah nulis ini. Lebih dari dua tahun setelah aku keluar lingkungan yang toxic, Allah buka satu persatu kenyataannya
Setinggi apapun ilmu, percuma apabila tidak ada implementasi adab yang tercermin dari diri manusia. Berbuat dosa pada Allah Yang Maha Pengampun, bisa kita bertaubat pada-Nya. Namun, apa yang terjadi bila kedzaliman itu dilakukan pada manusia? Bagaimana caranya meminta ridha orang-orang yang terdzalimi? Hingga akhirnya Allah beri cambukan yang keras
At the same time Allah justru masih sayang, ketika balasan yang pedih itu diperingatkan di dunia. Semoga Allah beri kemudahan, menyadarkan dan melembutkan hati orang-orang yang berbuat dzalim
Arogan
Dulu pernah beberapa kali menemui orang-orang yang arogan dan anti kritik, padahal saya hanya memberi saran. Namun saya malah diserang dan sering membawa masalah pribadi ke ranah publik, biar semua orang tau. Gunanya apa ya? Gak tau juga wkwkwk
Meninggi dengan cara menjatuhkan orang lain. Wow.. pernah banget menemukan orang kayak gini dan akhirnya saya merasa tidak dihargai sebagai manusia. Lalu saya memilih pergi, karena saya rasa tidak bermanfaat dan membuang energi
Itu terjadi sekitar kurang lebih dua tahun yang lalu. Saya pergi tanpa bercerita pada siapapun tentang apa yang saya alami, karena memang tidak penting. Kalo saya ceritakan aibnya, berarti saya juga nggak ada bedanya
Sampai akhirnya—hingga hari ini, banyak orang yang mengikuti jejak saya, bahkan yang dulu ikut menjatuhkan saya. Ya terungkap sendiri, bahwa arogansi sama sekali tidak menjadikan kita terlihat mulia sedikitpun
Intinya, kalau ada orang arogan merasa terzalimi padahal mah kaga dizalimi, mungkin anggapannya sendiri aja kali ya (lebih tepatnya merasa terintimidasi). Namun dibalik itu ia berbalik merendahkan, suka menyindir dan menggertak di publik, saran saya tinggalkan saja. Habis waktu bertemu dengan orang yang seperti ini
Banyak-banyak diam aja, nanti kelihatan sendiri kok
Btw, kita tidak bisa membuat semua orang senang, ada yang tidak sejalan, ada yang tidak sepaham, ya bukan jadi masalah. Terimalah, bahwa perbedaan pendapat itu niscaya. Gak harus kita berusaha membuat orang lain setuju dengan apa yang kita pikirkan atau lakukan
127 notes · View notes
penaimaji · 5 months
Text
Diremehkan
Saat malam sebelum kupejamkan mataku, aku selalu bergumam dan meminta pada Allah, agar mampu memaafkan beberapa orang yang pernah meremehkan atau merendahkanku, juga keluargaku
Aku memang bukan terlahir dari keluarga yang kaya raya. Namun, jiwa dan hati kedua orangtuaku lah yang kaya. Rasa tenang dan cukup, yang mungkin tidak banyak dimiliki orang lain. Kuakui, mereka tidaklah pelit, suka membantu saudara maupun orang lain, bahkan saat mereka juga sedang membutuhkan. Ketika di atas pun, mereka tidak pernah sombong. Akhlak yang membumi itu, selalu diajarkan pada anak-anaknya, hingga bisa kurasakan sampai saat ini
Aku pernah beberapa kali dihina, difitnah, diremehkan, entah dalam hal harta, pekerjaan, intelektual, pemikiran, keputusan, keyakinan; dengan kolega kerjaku, temanku, dosenku, bahkan orang terdekatku, namun, aku memilih tidak menanggapi
Aku pikir, tidak perlu membuktikan apapun pada siapapun. Tidak perlu bersusah payah menjelaskan kondisi apapun pada orang lain. Juga, tidak perlu membalas meninggi dengan cara merendahkan yang lain. Cukup perlu koreksi diri, karena perlakuan orang lain juga tidak lepas dari dosa-dosa kita, atau hak-hak Allah yang pernah diabaikan
Sering kita ketahui, bahwasannya tabiat manusia itu senang dipuji, meski sesuatu yang dipuji itu tidak ada dalam dirinya. Lantas, mengapa kita harus marah, ketika yang dicela tidak ada dalam diri kita?
Itulah alasanku, mengapa aku memilih untuk tidak menanggapi, meski rasa sakit itu masih ada. Aku hanya berdoa, semoga Allah ikhlaskan hatiku untuk menerima sesuatu yang tidak aku sukai
Jakarta, 14 November 2023 | Pena Imaji
216 notes · View notes
penaimaji · 6 months
Text
Charge Energi
Hari minggu aku kedatangan tamu dari Buntok. Satu guru dan satu murid di sekolah tempat mengajarku kemarin. Waktu aku masih disana, Si A ini kuliah di Banjarmasin lalu penelitian skripsi di sekolah tempatku. Kebetulan saat itu komunikasinya denganku. Setelah dia wisuda, balik ke Buntok dan mengajar disana. Kalau si B ini muridku
Ga nyangka bisa ketemu lagi. Tahun lalu, aku mendampingi murid-muridku persiapan Olimpiade Bahasa Arab. Alhamdulillah ada satu murid yang lolos ke babak final di Jakarta. Saat itu aku tidak ikut, karena masih punya baby yang gak bisa ditinggal
Eh lucunya tahun ini, aku pindah ke Jakarta. Bertemu dengan kontingen OBA Kalimantan Tengah dan jalan tipis-tipis. Semua angkutan umum Jakarta dicoba, juga datang ke tempat-tempat ikonik. Mereka senang sekaliiii, tentu saja karena ini momen langka dan pertama kalinya
Aku pun juga senang, karena setelah 20 bulan lamanya, baru pertama kali jalan-jalan seharian tanpa anak. Emak juga butuh jeda sesekali kali yeee. Anak sama suami di rumah, padahal suami juga lagi butuh istirahat dikarenakan beberapa hari mengurus event kantor. Makasiiii banyak paksuuu :') love u tumpeh tumpehhhh
Eh pas banget juga ketemu teman kampus dulu. Jadi kangen!!! Sekangen itu sama tementemen kuliah. Ya Allah.. setelah menikah, apalagi masih punya anak kecil, memang effort banget kalau mau jalan-jalan jauh buatku. Kenapa? Karena bocil punya jadwal rutin, ga bisa luwes, belum lagi kalau bosan dan rewel. Sedangkan kita gini gas aja mah jalan-jalan, makan bisa sambil kannn. Bisa beda schedule kalau ada bocil, keluar duit juga jadi lebih banyak
Saat anakku masih usia di bawah setahun, beberapa kali aja kami ajak jalan jauh, karena ga pengen jadwalnya berantakan. Nanti malah emaknya yang tantrum huaaaa wkwkwk. Yang penting tetep jalan-jalan rutin bareng anak. Aku selalu ajak hampir setiap hari, untuk ngisi tangki gerak dia yang cepet banget kosongnya wkwk
MasyaAllah. Rasanya bersyukur bisa charge energi ekstrovertku hahaha. Pikiran jauh lebih fresh dan enjoy, buat lebih memaknai masa-masa bersama anak. Ternyata emak juga butuh kalibrasi untuk kembali dengan rutinitas biasanya
Aku mengambil perenungan untuk diriku sendiri, bahwasannya tidak ada yang berjalan lambat atau cepat. Setiap hidup tentu melewati fase yang bermacam-macam. Kuncinya ialah bersyukur, memahami prioritas, mendalami hal-hal duniawi yang bukan sekadar dunia, melainkan bagaimana agar jalannya mendulang pahala dan bermanfaat untuk akhirat kelak
Jakarta, 6 November 2023 | Pena Imaji
29 notes · View notes
penaimaji · 6 months
Text
Fase-Fase Krusial Ibu
Hal yang paling ku-concern di fase baby, yaitu jam rutin dan feeding rules. Mengapa? Karena kalau satu ini berjalan dengan baik, insyaAllah aku bisa lebih waras menjalankan rutinitas yang lain. Kebayang-bayang saat itu, aku berada di fase yang lagi belajar masak, tiba-tiba harus belajar buat MPASI. Dueng deng deng.. nano nano rasanya
Zuzurrly.. aku bukan tipikal manusia yang jam aktivitasnya runut. Dulu mau bangun pagi atau kesiangan, sarapan aja bisa jam 11, ga pernah biasa sarapan pagi. Namun, banyak berubah setelah menikah, punya suami yang kegiatannya rutin. Mau ga mau setelah punya anak, juga harus membiasakan jam rutin yang dimulai dari jam tidur
Apakah mudah? Oh, tentu tydaaacc, harus ada kesadaran dan kemauan diri, membangun team work dengan orang terdekat. Kebetulan aku merantau, jadi timku ya suami. Beribu-ribu syukur, suami mau ikut andil dan tanggungjawab, meski dia juga sibuk
Di usia anak yang sekarang 1,5 tahun, aku mulai merasakan manfaatnya. Di jam makan/snack, dia sudah bisa minta makan sendiri, meski yaaa sering pilih-pilih juga. Namanya anak kan juga manusia—sama seperti orang dewasa, tentu punya selera. Tinggal akunya aja kadang beli makanan kalau lg capek masak, kadang juga mood buat stok ina inu. Btw.. jam rutin ini ga selalu berjalan mulus, terkadang dia juga bangun kesiangan, jadi bubar banget moodnya dan agak sulit makan
Setelah konsul dengan DSA yang cocok, aku jadi lebih tenang saat memvalidasi apa-apa yang kami khawatirkan kemarin. Feeding rules di usia >1 tahun, jauh lebih fleksibel sesuai dengan kondisi dan tipikal anak. Berasa legaaaa banget setelah perjuangan kami kemarin yang hadeh hadehhh, masyaAllah alhamdulillah
Yang aku renungkan dari sini ialah "setiap fase akan berlalu, ini tidaklah lama". Saat ini berada di fase struggle dengan huru-hara anak di rumah, berusaha buat menormalisasi rumah berantakan, karena sudah mau masuk ke fase toddler. Aku butuh pikiran yang tenang supaya gak ngomak ngamok, lalu bisa membantu menyalurkan energinya si kecil
Belajar dari masa kehamilan, dimana ketidakmampuanku untuk membatasi diri dari hal-hal pemicu stress, yang berpengaruh besar terhadap janinku. Kini, sedikit demi sedikit aku mulai mampu menyapu hal-hal yang menguras pikiranku
Kita seorang hamba, tidak bisa jauh-jauh dari-Nya; kita selalu butuh akan kekuatan-Nya. Ternyata, aku bisa melewatinya, meski banyak badainya juga. Kalau bukan karena pertolongan Allah, akupun tiada daya pula
Jakarta, 26 Oktober 2023 | Pena Imaji
81 notes · View notes
penaimaji · 6 months
Text
Jadi Ibu Tak Semudah Itu
Entah kenapa, makin kesini, makin belajar untuk memaklumi orang lain. Kalau ada teman curhat soal anaknya, bertanya atau minta saran, aku senang hati berusaha membantu jalan keluarnya. Memahami kondisinya terlebih dahulu, pasti tidaklah mudah. Mencari duduk permasalahannya; apa yang perlu kita cari penyebabnya. Semua ibu pasti pernah khawatir, lelah, merasakan masa-masa sulitnya
Begitu pula aku yang juga sharing dengan beberapa temanku, siapa tahu memang punya case sama dengan yang aku alami. Terkadang, aku juga dapat masukan dari ibu psikolog, yang mana beliau jg bertahun2 beliau berpengalaman di dunia anak, dulu pernah menjadi wali muridku. Aku juga terkadang dapat masukan dari teman dekatku di pesantren, yang agamanya lebih baik dariku. Atau dengan teman-teman yang punya background kesehatan
Aku bisa dengan mudah menerima, kalau sedang mencari solusi. Namun, di lain waktu juga tidak mudah mencerna, saat aku pengalami parental burn out
Hal seperti ini normal kok. Setiap orang butuh waktu, butuh banyak mengurai satu persatu, juga butuh waktu untuk kembali dekat dengan-Nya. Tentu setiap individu memiliki caranya masing-masing. Bukan masalah kalau kita butuh jeda
Jadi, kini saatnya aku memposisikan orang lain sebagai diriku sendiri. Mungkin dia dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, disaat anggapan atau pertanyaan kita justru direspon dengan pandangan 'negatif' atau bisa dibilang tersinggung. Padahal, tutur kata kita sama sekali tidak menyakiti
Jangankan ini yang langsung berkomunikasi, bahkan kalau kita sharing cerita pribadi di story saja, ada pula yang tersinggung. Kok bisa ya? Tapi, yaudah lah.. toh kita juga nggak bisa mengontrol orang lain. Maka dari itu, kita hanya perlu pemakluman yang luas. Mewajarkan sesuatu yang tidak perlu dijadikan masalah
Respon kita terhadap sesuatu, berhubungan erat dengan kondisi hati dan pikiran kita saat itu juga. Memang tidak mudah, sadar menerima masukan positif, saat berada pada kondisi yang penuh energi negatif
Take your time. Gapapa kok. Nanti apabila dipaksa berlari menuju energi positif, padahal kondisi kita berbeda, atau kita tidak sedang baik-baik saja, malah jadi toxic positivity. Semoga tidak lupa kemana seharusnya kita kembali
Jakarta, 15 Januari 2023 | Pena Imaji
73 notes · View notes
penaimaji · 6 months
Text
Letak Takwa
Salah satu letak takwa seorang muslim ialah bagaimana respon ia saat dihadapkan dengan masalah atau ujiannya. Tentu bukan hal yang mudah awalnya; butuh ruang; butuh perenungan; butuh penerimaan; namun sebagai seorang muslim, baiknya kita meletakkan takwa setelah menghadapinya
Jujur pada Allah, bahwasannya tiada daya melainkan semua atas kekuatan dan kehendak-Nya. Meminta pada Allah diiringi dengan perasaan roja' dan khouf. Benar saja, Allah selalu memberi jalan keluar, saat kita mau percaya
Perjuangan belum genap dua tahun ini, masyaAllah perlahan membuahkan hasil. Membentuk habit yang baik untuk anak, membersamai tumbuhkembangnya. MasyaAllah.. seorang ibu tidak bisa melakukannya sendiri, butuh support system dari orang terdekat
Pasca melahirkan, sebulan pertama dibantu mertua dan kakak ipar, menjalani hari-hari dalam merawat anak. Sungguh kalau diingat-ingat, berat sekali saat itu. Semoga Allah kuatkan para ibunda yang sedang berjuang :'))
Bulan kedua dan ketiga, bersama suami saling kerjasama. Bulan keempat sampai di usia satu tahun tiga bulan, saat tidak ada suami, alhamdulillah dibantu ibuk yang biasa kupanggil bude di sekolah. Sangat membantu kewarasanku, memberikan jeda agar terbiasa bersama anak
Sampai akhirnya aku terbiasa menjalani hari-hari bersama anakku yang tangki motorik sensoriknya begitu besar. Setelah beberapa bulan mencari dokter yang cocok di Jakarta, akhirnya Allah temukan kami dengan dokter Apin. Walaupun waktu konsultasi dengan beliau terbatas, juga jarak tempuh yang lumayan jauh
Di era infodemik ini—dimana ilmu apapun secara teori, termasuk dunia kesehatan dan parenting, bisa dengan mudah kita akses. Orang pertama yang harus aware dengan anak ialah orang tuanya. Menjadi pelajaran besar buat aku dan suami, yang terus berusaha untuk belajar
Sebaik apapun kita berikhtiar, akan jauh lebih baik kita melibatkan Allah dalam setiap urusan. Kita bukan apa-apa tanpa Allah, Ia yang memberi kekuatan, serta memudahkan urusan-urusan kita
Jakarta, 12 Oktober 2023 | Pena Imaji
107 notes · View notes
penaimaji · 8 months
Text
Kalau kita lelah mengikhtiarkan sesuatu; capek karena terkadang yang kita harapkan belum juga menemukan titik terangnya. Mungkin.. kita sedang diingatkan agar berdoa, meminta, dan memperbanyak sujud pada-Nya
Semoga kita tidak lupa, sebesar apapun usaha kita, sesungguhnya tiada kekuatan dan kebesaran lain, selain Ia—Pencipta
Pena Imaji
507 notes · View notes
penaimaji · 8 months
Text
Membangun Narasi Indah Pernikahan
Dibalik narasi-narasi indah pernikahan, tentu berawal dari ketidaksempurnaan kita—manusia yang juga banyak salahnya. Jangan denial, manusia juga memiliki kekurangan
Kesalahan bukanlah sebuah masalah, selama kita mau memberi ruang kepada pasangan untuk upgrade diri menjadi lebih baik. Melihat potensi dan sisi baik pasangan yang jaaauuhhh lebih banyak
Dua manusia yang hidup dari sisi berbeda. Masing-masing membawa dampak dari luka-luka selama dua puluh lima tahun silam, yang kini berubah menjadi cerita perenungan dan pembelajaran. Ruang-ruang itu tertata lebih baik; bertahap melalui ruang validasi-penerimaan-melakukan perbaikan-melakukan perubahan
Melihat kilas diriku yang sekarang amat jauh berbeda. Sampai di titik ini, keberadaan anak membuat kami semakin dekat, meski tidak selalu mulus jalannya. Hal-hal sederhana seperti beres-beres rumah, memasak, mengurus anak, yang dilakukan bergantian juga kerjasama. Menemani tumbuhkembangnya, berdiskusi, menceritakan hal-hal kecil satu sama lain
Hidup sederhana, apa adanya, tanpa banyak drama. Memprioritaskan kebutuhan yang penting-penting saja. Tidak perlu berisik ketika bertemu banyak prahara, dan tetap menjaga hubungan dengan Yang Maha
Melewati satu persatu masalah yang dihadapi, mengembalikan semuanya pada diri sendiri supaya tidak mudah menyalahkan orang lain. Kuncinya ialah bersyukur, menikmati yang indah hingga yang pahit sekalipun
Terimakasih sudah mau menjadi tempat, dimana aku merasa diterima tanpa takut dihakimi. Terimakasih sudah membantu banyak hal untuk lebih memahami diri sendiri; juga saling memaklumi
Semoga Allah mampukan menjalani skenario kehidupan ini yang muaranya tentu kembali pada Ia—Pencipta Alam Semesta
Jakarta, 6 September 2023 | Pena Imaji
208 notes · View notes
penaimaji · 8 months
Note
Hallo kak Pena!
Suamiku ketahuan chat chat perempuan lain di salah satu media sosial dan disembunyikan nya dariku, suatu hari ketauan lalu kami bertengkar. Aku marah dan tidak terima, kita baru menikah setahun. Sekarang aku sangat terluka apa yang harus aku lakukan?
Hai, pasti sakit banget ya rasanya cemburu? Tenangkan dulu, istighfar. Hati-hati membuat keputusan saat sedang marah. Kalau itu disembunyikan darimu dan isi chat nya ada semacam perhatian atau flirting, coba dibicarakan baik-baik aja dulu
Gak usah ditanya alasannya apa, biasanya kalo uda niat jelek ya pasti ada aja alasannya, dan disuruh berbaiksangka. Harus tegas, ada kesepakatan, yang namanya batasan tuh sampai mana? Setiap orang punya batasan yang berbeda2, dimana sudah bisa dikatakan selingkuh
Buat kesepakatan, buat batasan, kalau bisa cari penengah dan penasihat yang netral (misalnya dari seorang ustadz), juga minta pertolongan sama Allah
Kalau itu cuma prasangka aja, coba divalidasi perasaan sendiri, apakah punya trust issue? Minta ditunjukkan sama Allah. Pokonya semua hal yang di luar kendali kita itu minta sama Allah; minta ditunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk
Kalau ternyata dia tidak berubah, bye. Selingkuh dalam hal kecil itu membuka pintu-pintu perzinahan lebih dalam. Siapapun bisa terkena fitnah, bahkan yang sudah belajar agama sekalipun
Suami juga bisa diingatkan baik-baik, saat ia berbuat dosa, akan berpengaruh juga ke perilaku istri/anak nya. Atau bisa diingatkan lewat mediator tadi
Btw ada pengalaman lucu saat awal menikah. Aku suka cemburu sama suami, karena ada beberapa akun teman perempuannya yang story nya dia lihat. Sampai banyak yang aku unfollow, padahal dia gak ngapa-ngapain juga. Tapi aku tetep nggak rela suamiku liat sana sini. Ternyata aku memang punya luka masa lalu yang tumbuh jd trust issue. Sesakit itu rasanya. Sampai akhirnya bisa berdamai dengan itu
Saat berkunjung ke rumah mertua, ada temannya suami (dia juga seorang guru) yang mengundang ke rumahnya dan meminta untuk mengajakku. Tapi tidak ada tanda-tanda suamiku mengiyakan. Trus aku bilang, "aku kok nggak dikenalin sama temenmu ini, mas?"
"Nanti aku salah lagi, nanti kamu marah. Cemburu lagi", jawabnya. Wkwkwk. Aku jadi sadar, ya Allah kenapa aku bisa se-naif itu. "Gapapa kenalin aja, biar aku nambah relasi", kataku saat itu
Suami kita itu hanya manusia, mungkin pernah berbuat salah sama seperti kita. Doakan lah agar ia punya rasa takut kepada Allah, dimanapun ia berada. Tetaplah menjaga hubungan dengan Allah, insyaAllah nanti Ia juga akan menjaga hubungan kita sesama manusia. Yang lalu biarlah berlalu, jadikan itu pengingat agar selalu ingat dan meminta kebaikan pada-Nya
Allahu a'lam
30 notes · View notes
penaimaji · 8 months
Text
Bersikap
Aku melihat lingkar pertemanan mamaku, masyaAllah supportif sekali. Di usia yang mungkin tidak lagi muda, mama masih semangat melakukan hal-hal yang bermanfaat. Begitu pula ayahku, meski sebenarnya introvert, tapi beliau memang aktivis sedari dulu. Banyak teman yang care dan setia, juga saling membantu satu sama lain
Aku belajar dari mereka saat menghadapi masa dikhianati teman sendiri, mungkin tidak mudah. Hmm aku tidak tahu persis apa yang dirasakan mereka saat itu, yang jelas respon antara mama dan ayahku tentu berbeda
Btw..anak pertama itu selalu tau cerita-cerita orangtuanya ya.. lucunya kadang mama atau ayah juga curhat ke aku, dan memberi ibrah bagaimana sikap yang seharusnya. Waktu kecil atau masih remaja dulu cuma sekadar tau, akhirnya saat dewasa, mulai menyadari dan belajar bagaimana merespon atau menyikapi sesuatu
Kuperhatikan ada satu teman mamaku yang toxic, sampai banyak teman-teman lain yang menjauhinya, aku juga tidak tau apa alasannya, tapi mamaku memilih tidak. Mama hanya memberi batasan dan membatasi interaksi. Lalu, mama menemukan dukungan dalam sirkel pertemanannya yang lain
Berbeda dengan ayahku, beliau benar-benar memutus pertemanan yang merugikan tanpa banyak pertimbangan. Aku tau sirkel ayah sangat luas, tapi hanya sebatas pekerjaan, di luar itu, ayah hanya punya tiga teman dekat yang awet puluhan tahun sampai hari ini
Manakah yang baik? Keduanya baik, setiap individu tentu berhak memilih keputusan yang membuat dia merasa nyaman. Yang benar ialah ketika kita berani mengambil keputusan, merasa cukup dengan diri sendiri, juga tidak peduli apa kata orang lain
Aku yang sekarang baru berusia 27 tahun, mungkin belum mengalami banyak hal dalam hidup. Namun aku belajar, bagaimana cara menjadi orang yang pertengahan
Tetaplah berbuat baik pada semua orang tanpa pandang bulu. Kita tidak pernah tau amal mana yang akan dinilai oleh Pencipta. Lalu, buatlah batasan, kalau sudah berbuat baik, tapi ia malah berbuat jahat atau berkhianat, tinggalkan dengan tegas, karena itu salah satu cara menghargai diri kita sendiri
Tidak mengapa untuk memberikan jeda pada diri sendiri, berteman dengan siapa saja (merawat pertemanan yang sudah ada); kemudian lebih berhati-hati lagi dalam memilih teman dekat
Pena Imaji
99 notes · View notes