Tumgik
somewheretohide · 2 months
Text
Selamat, kamu menang!
0 notes
somewheretohide · 7 months
Text
Tapi bukankah pada akhirnya kita akan hidup dengan pasangan kita masing-masing?
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
1. Aku orangnya mager.
2. Kalau ada orang yang bilang aku ngejar-ngejar kamu duluan, jangan percaya. Karena (kalimat 1)
6 notes · View notes
somewheretohide · 1 year
Text
Kenapa aku nggak respons?
Ya karena aku tau, mau aku respons atau enggak, itu nggak akan ngubah apapun. Itu nggak akan ngubah keputusanmu. Toh keputusan itu searah, kan? Nggak butuh tanggapan untuk sebuah keputusan, kan? Ya, sudah.
Aku baca, kok. Aku baca semuanya. Gapapa, pergilah. Pergilah jika memang menurutmu aku kurang. Maaf ya, aku banyak kurangnya. Pergilah jika memang menurutmu aku tidak pantas untuk diperjuangkan. Maaf ya, aku ternyata tidak pantas untuk itu semua. Pergilah.
1 note · View note
somewheretohide · 1 year
Text
Hari ini, dengan perasaan dan pikiran yang kacau, aku pergi beli eskrim. Iya, eskrim yang biasanya kita makan bersama. Eskrim yang biasanya kamu beli drivethru, tapi cuma beli satu aja. Iya, McFlurry. Harapanku sih, setidaknya, perlahan masalah akan mencair bersama dengan eskrim ini. Tapi ternyata, aku malah terjebak dengan kenangan masa lalu. Aku terjebak di bagian timeline hidupku yang masih ada kamu di dalamnya.
Aku kira, tanpa dirimu, itu tidak akan jauh berbeda. Ternyata, sangat berbeda. Apalagi di bagian aku harus makan sendiri, aku harus menghabiskannya sendiri. Di bagian aku harus makan dengan tenang karena aku hanya sendirian. Karena dulu, kalau makan bareng kamu, kamu sukanya usil. Jadi pasti aku ketawa, aku protes sama tingkah kamu, atau bahkan aku cubit kamu. Itu kalau makan di tempat. Kalau di mobil, kamu lebih menyebalkan. "Mau ke mana setelah ini?", tanyamu sambil melirikku. "Terserah", jawabku nggak mau tau. "Yaudah, balik aja ya..", kamu memutuskan. "IHH KOK BALIK. JADI CUMA GINI AJA? BELI ESKRIM AJA?", aku protes. "HAHAHA, nggak dong. Kita muter ya, sambil cari makanan lain.", katamu yang akhirnya memutuskan.
Ah, percakapan ringan dan nggak penting-penting amat itu selalu membuatku rindu. Percakapan ringan yang akan terasa berat karena nggak bisa terjadi lagi. Soalnya kamu udah ilang.
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
"Oh." katamu. Menjadi penutup chat yang sebenarnya sudah kau tau, itu selalu kunantikan. Bagian yang aku nggak pernah paham adalah, mengapa sekarang seakan-akan kamu mati-matian untuk menjauh dariku? Mengapa seakan-akan selama ini aku yang selalu mengejar kamu, bahkan seakan memaksa supaya kamu mau sama aku?
Padahal kenyataannya, dari awal aku sudah memberitahumu untuk tidak terus menggodaku, untuk tidak terus membuatku tersipu dengan kata-katamu, dan untuk berhenti menjanjikan sesuatu yang sulit untuk diwujudkan. Di sisi lain, kamu selalu mengatakan bahwa itu tidak masalah. Tidak masalah ketika aku baper, tidak masalah ketika semuanya harus menjadi rumit. Sekarang, ketika semuanya sudah menjadi rumit, kamu menghilang. Ya, mungkin memang benar kalau bagimu ini nggak masalah, "kan kalau semua menjadi rumit, aku akan menghilang", mungkin itu yang ada di pikiranmu. Hahaha, jahat.
Ternyata aku benar, semua terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Too good to be true. Semua yang terlihat berjalan mulus memang nggak seharusnya dipercaya begitu aja. Justru seharusnya dari awal aku sudah memikirkan kemungkinan terburuknya. Termasuk kemungkinan kalau kamu akan menghilang. "Tiba-tiba menghilang", lebih tepatnya.
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Kamu adalah alasan mengapa setiap hari aku semangat menjalani semuanya. Karena... 6 hari dalam seminggu, meskipun hanya 3-5 jam perhari waktuku di kantor, dan itu juga tempat yang sama di mana ada kamu, aku rasa itu tetap sangat menyenangkan.
Aku suka bagaimana caramu menyapa, bagaimana caramu menatapku, bagaimana diam-diam aku selalu berusaha memperhatikanmu, memperhatikan hal-hal kecil tentangmu yang walaupun pada akhirnya nggak bisa kujadikan topik dalam obrolan kita. Kenapa? Ya karena kita sudah tidak lagi sedekat itu. Tapi percayalah, aku masih bisa menceritakan kembali apa kalimat yang kamu diskusikan dengan tim mu perihal pembicara acara. Aku juga masih ingat bagaimana ekspresimu setiap melihatku tiba-tiba menjadi orang yang freak. Pun, aku masih ingat bagaimana tanggapanmu melihat makanan yang seharusnya dimakan tapi ternyata orang-orang justru nggak mau. Bahkan, aku masih bisa ingat jam berapa kamu makan sore, atau tanggapanmu ketika tau aku gabut.
Lihatlah, menuliskan apa saja yang kamu lakukan di hari ini saja sudah sepanjang itu. Lebih panjang daripada apa saja yang aku bisa ingat untuk kutuliskan di catatan harian kegiatanku. Padahal, itu belum semuanya. Ah, andaikan aku punya hak untuk selalu bisa menemanimu dalam semua kegiatan. Andaikan aku bisa menjadi telinga utuk semua cerita dan sambatan. Andaikan aku bisa menjadi orang yang selalu merespons apa saja yang kamu bicarakan. Berandai-andai memang selalu menyenangkan, sebelum pada akhirnya disadarkan oleh kenyataan.
Melelahkan, ya. Menjadi seseorang yang tidak tau harus berhenti atau berjuang atau bahkan mungkin memang harus menunggu, membiarkan semua masuk ke dalam fase "jalani dulu aja" memang tidak segampang yang aku kira. Aku lupa bahwa ketika memasuki fase menunggu, waktu akan selalu berjalan lebih lama. Jika "otw" bisa diupayakan untuk dipercepat, maka apa yang dapat dipercepat dari "menunggu"? Nggak lucu juga kalau tiba-tiba ada kalimat "nunggunya dipercepat, dong!" Lah padahal kan nggak tau yang ditunggu lagi di posisi mana? Yang ditunggu udah beranjak maju atau masih tetap berhenti. Beranjak maju pun, apakah ada hambatan atau lancar-lancar saja? Ya...
Semua yang tidak pasti memang tidak seharusnya terlalu dinanti.
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Cerita "Romance"
Cerita ini diperankan oleh seorang aktor dan aktris. Diawali entah dari mana, mungkin dari salam yang dikirim sang aktor di pagi hari. Salam yang ternyata bukan seperti salam biasa. Salam yang pada akhirnya mengawali cerita yang rumit ini. Cerita yang sebenarnya sudah selesai, tapi tidak pernah ada kata selesai. Cerita yang mungkin sampai sekarang masih dinantikan bagaimana akhirnya oleh para penikmat cerita. Cerita yang... singkat. Tapi ternyata dampak yang ditimbulkan tidak dapat diperbaiki dalam waktu singkat.
Cerita yang belum seutuhnya dimulai namun harus berakhir lebih dulu ini, menyedihkan. Bagian yang menyedihkan adalah ketika sang aktor sudah tidak mau lagi melanjutkan perannya. "Aku ragu", katanya. Padahal, si aktris sudah mulai mendalami isi cerita. Si aktris sudah mulai mengerti bagaimana cara membalas percakapan yang kerap kali membuatnya malu. Membuatnya senang, bahkan di bagian tertentu, dia sudah mulai berharap.
Si aktris salah. Dia salah. Dari awal seharusnya dia tahu bahwa ini hanyalah cerita. Bagaimanapun itu seharusnya dia tidak terlalu mendalami apa yang dia perankan. Dari awal seharusnya dia tahu bahwa ini semua terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Tapi si aktris sudah terlalu jauh, harapannya sudah terlalu tinggi. Dan pada akhirnya, ketika sang aktor memutuskan untuk pergi, dia terluka. Seharusnya dia mengerti, ada cerita lain yang harus sang aktor perankan. Ada cerita lain yang membutuhkan sang aktor untuk menjadi pemeran utama. Dan tentu saja, itu bukan cerita yang sedang dia perankan bersama.
Pada akhirnya, semua memang harus direlakan. Semua memang harus dilepaskan. Bukan karena tidak ada usaha untuk bertahan, tapi apa yang mau ditahan jika salah satunya malah lebih memilih untuk meninggalkan.
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Satu minggu ini, entah mengapa aku merasa tiba-tiba kamu menjauh.
Setelah cerita perihal kamu yang sudah cerita tentang kita kepada orang-orang di tempat kerja, aku tidak pernah ada masalah dengan itu. Bahkan sebenarnya aku suka, aku terlalu memendam rasa bahagia ketika aku mengetahui hal-hal kecil yang kepikiranpun aku tidak akan pernah.
Responsmu, caramu menjawab percakapan kita, bahkan bagaimana kamu selalu menjawab pertanyaanku yang terkesan aneh pun, semuanya di luar dugaanku.
Mungkinkah aku terlalu cepat menyimpulkan? Tapi bukankah dari awal aku telah memberitahumu untuk tidak terlalu bersikap seperti itu kepadaku? Bukankah dari awal aku sudah melarangmu menggombal seperti itu? Aku rasa aku juga sudah bilang perihal aku yang mudah terbawa perasaan ini, bukan? Bahkan kamu dengan senang hati menjawab kamu akan bertanggung jawab dengan perasaanku. Aku sudah tidak dapat berbohong bila aku telah nyaman dengan semuanya. Aku juga sudah mulai menyukaimu, kurasa. Entahlah.
Sejauh ini yang aku tahu adalah aku tidak nyaman dengan sikapmu yang seakan-akan sedang menghindariku. Dua hari sudah aku selalu bilang ke diriku sendiri bahwa kamu memang sedang sibuk. Kemarin hal itu memang terbukti karena hasil rapat dishare melalui grup. Hari ini? Ini hari Minggu, bukan? Aku ... aku berpikir mungkin kamu sedang ingin banyak istirahat sebab jadwal kelas dan tambahanmu lumayan padat, bukan?
Tapi mengapa setelah kamu mengetahui bahwa aku juga mulai tertarik kepadamu, kamu justru bersikap seperti ini? Apa maksud dari semuanya? Apa maksud dari semua percakapan kita? Apa maksud dari beberapa pertemuan singkat yang selalu disempatkan? Apakah ini berarti aku sudah tidak lagi membuatmu penasaran? Apa yang salah?
Kukira, kali ini aku akan bahagia. Ternyata (lagi-lagi), aku hanya diperbolehkan melihat bahagia dari dekat, tanpa bisa merasakannya.
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Aku bener-bener ga suka urusan pribadi, termasuk romansa, jadi konsumsi umum.
Apalagi di tempat kerja yang sama. Runyam.
"Mbak Lalak nggak pernah cerita ke temennya?"
Ya aku cerita ke temenku, tapi temenku nan jauh di sana, bukan satu tempat kerja.
Ya gimana.
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Setelah berulang kali, benar-benar berulang kali ada Ata di mimpi. Serta selalu kandasnya hubungan aku ...
Sekarang aku pasrah. Aku sudah "Ya Allah, aku terserah Engkau saja."
Aku golongan manusia yang percaya kalau mimpi punya makna. Entah baik ataupun buruk, aku percaya ada sesuatu yang akan terjadi.
"Jika Ata sering hadir di mimpiku berarti dia ditakdirkan untukku, maka tolong mudahkanlah Ya Allah. Jika Ata bukan untukku, maka tolong mudahkanlah aku untuk melupakannya, untuk tidak terus memimpikannya."
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Selamat ulang tahun, Fa!
Ini ulang tahun kedua kamu setelah kamu memutuskan pergi dari aku.
Doa-doaku masihlah tetap ada,
Semoga kamu terus diberikan kesehatan, kebahagiaan, rezeki yang berlimpah. Semoga kamu mendapatkan apa yang kamu usahakan.
Selamat ulang tahun, Fa!
Tahun lalu aku sempat menulis ucapan untukmu, tapi sepertinya, mulai tahun ini aku sudah berjanji untuk tidak lagi menuliskan ucapan ulang tahun untuk mantanku, termasuk kamu.
Teruslah berjanji untuk baik-baik saja di manapun kamu berada. Meskipun aku sudah tidak lagi mendengar kabarmu sejak Maret 2021. Teruslah berjanji untuk tidak menyerah dengan keadaan. Aku tahu kamu bisa.
Sekali lagi, selamat ulang tahun, Fa!
Selamat menemui 18 Desember yang ke-23. Meskipun di hidupku, kamu hanya hadir di 19-22 mu. Aku dan kamu, masing-masing akan terus bertambah usia. Aku dan kamu, masing-masing akan menemui orang yang akan menemani. Aku dan kamu, ajaibnya, pernah dipertemukan. Kenangan-kenangannya abadi, meskipun kamu sudah tak lagi di sini.
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Tiap aku lihat foto ini, rasanya seperti baru kemarin ya kita beli canai bareng. Ini fakta sih, sebelumnya aku juga ga pernah beli canai di sana. Cuma gara-gara kamu mau nemenin, yaudah akhirnya aku mau aja.
Kita ketawa di jalan. Ngetawain orang yang kerudungnya lepas, ngetawain tulisan ayam bakar yg hurufnya dah pada ilang.
Rasanya aku masih bisa mencium bau parfummu.
Kembalilah. Setidaknya jika tidak ingin kembali, kembalikanlah semua rasa bahagiaku. Semua tawaku. Semua perasaan yang selalu meletup-letup tiap ingin bertemu seseorang.
Tumblr media
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Semenjak kamu pergi, aku bukan lagi orang yang sama. Rasanya semua perasaan senang dan berbunga-bunga yang dulu hampir tiap hari kurasakan, juga ikut pergi bersamamu. Hari-hariku terlalu monoton, aku benci itu. Bukan bermaksud membandingkan, tapi memang itulah yang aku rasakan.
Bahkan sesederhana aku yang marah dan kamu yang tiba-tiba jemput aku. Ternyata kamu malah ngajak ke McD. Beli 1 McFlurry, benar-benar 1 aja, buat aku. Kata kamu itu jurus jitu buat bikin aku seneng lagi. Eskrim yang awalnya kumakan sendiri karena sebal, entah kenapa selalu berakhir dengan dimakan bersamamu dengan suasana yang sudah mencair seperti eskrim itu, tentunya.
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Kadang aku pengen banget cerita banyak hal sejak kamu pergi. Mulai dari bagaimana hari-hariku setelah kamu memilih pergi. Tentang bagaimana aku bisa berdamai dengan aku sendiri. Tentang bagaimana aku bisa menghilangkan semua harapan yang sudah terlanjur tumbuh. Tentang bagaimana rasanya melihatmu sudah menemukan kembali seseorang yang bisa mengisi hari. Tentang bagaimana aku berdamai dengan semua kenangan. Tentang bagaimana keadaanku semenjak aku mulai bisa melupakanmu. Tentang bagaimana jika tiba-tiba aku merindukamu. Tentang bagaimana aku mulai berani kembali menerima lawan jenis. Tentang bagaimana keadaanku sekarang. Tentang bagaimana aku bangkit ketika aku punya banyak masalah.
Sesekali aku masih bertanya-tanya perihal apakah dia bisa menggantikanku? Apakah dia selucu aku? Apakah dia tidak keras kepala sepertiku? Apakah dia memang bisa mengerti semua keadaanmu? Apakah dia menerimamu sama seperti aku menerimamu? Apakah dia juga punya rasa cemburu yang besar ketika tahu kamu sering chat dengan wanita lain? Apakah dia sesabar aku? Apakah dia suka bermain dengan adik perempuanmu?
Banyak sekali pertanyaanku, bukan? Padahal aku tahu aku tidak akan menemukan jawabannya. Semua pertanyaan hanya bisa dijawab menggunakan ilmu perkiraan, tidak ada yang tahu pasti, bukan?
0 notes
somewheretohide · 1 year
Text
Di twitter seakan bersyukur kamu pergi
Di tumblr terkadang masih mengharap kamu kembali menghubungi
0 notes
somewheretohide · 2 years
Text
Kini, aku semakin mengerti
Kau hanya butuh seseorang untuk kau temani, untuk menemani
Bukan untuk dimiliki
Sering...
Aku sering berpikir apakah lebih baik jika aku pergi?
0 notes