Tumgik
stydhiya · 4 years
Text
Today marked one year since you earned those two extra letters in your name, Muhammad Luthfi, S.T. I am grateful that I had been given the chance to watch you grow, from that boy I saw strolling around campus with his friends wearing red jackets, to the man that you are today: wiser and stronger. Parts of you that I once knew had changed, but your big heart and your will to never stop learning, remain the same. I am still so proud of you. I am also beyond proud to say that i took, though little, part on the journey. I pray for you for bigger learning opportunities ahead and a life full of wonders. I know you will not just stop here.
Bandung, 27 September 2020
With love
Tumblr media
Tentang hari ini
Banyak-banyak bersyukur ya, atas apa yang telah kamu lalui di kampus ini.
Atas kebersamaan yang tulus dari hati
Atas kesempatan yang selalu menghampiri
Atas doa yang tak hentinya mengalir dari bibir orang-orang yang sayang padamu hingga kamu bisa sampai di titik ini.
Dalam dua setengah tahun ini rasanya kata 'menginspirasi' bahkan masih kurang menggambarkan betapa besarnya kamu berkontribusi.
Terima kasih sudah banyak membantuku hingga aku jadi aku yang sekarang ini.
Terima kasih atas cerita-cerita dari Bogor, Solo, Jakarta, Yogyakarta, dan nun jauh Sulawesi.
Kelak kita cerita ke orang-orang tentang Bandung dan manisnya kenangan yang terukir di sini.
Omong-omong tentang Bandung masih banyak sudut yang belum kita jelajahi,
Bagaimana kalau waktu yang kemarin kita habiskan duduk dalam kafe menyesap kopi yang itu-itu lagi
Besok kita pakai untuk tersesat terbuai bintang-bintang di malam hari?
Aku tunggu kamu kembali!
Bandung, 27 September 2019
1 note · View note
stydhiya · 4 years
Text
Kalau kamu bisa lihat dia berubah, dan kamu bisa paham bahwa dia bukan lagi orang yang diceritakan ibumu, kenapa kamu ga bisa percaya bahwa aku juga berubah, Fi? Bukannya kamu kenal aku sebagai seorang pembelajar? Isn't it too early to say that our story doesn't have a sequel? I thought we were about to write an entire saga.
0 notes
stydhiya · 4 years
Text
Sampailah kita di saat di mana kau terlalu jauh dan aku menyerah untuk terus memantaumu yang sudah bahagia dengan kehidupan baru.
Fi, bukankah di balik cerita kita ada alasan yang dulu kau mau?
Ternyata gerakmu hanya menikmati arus yang tak tentu.
Aku masih berdoa agar pada akhirnya perasaan kita bertemu di tempat yang satu.
Karena kini aku paham, bahwa tidak ada yang bisa meyakinkanmu, selain Yang Maha Tahu.
0 notes
stydhiya · 4 years
Quote
Sadarkah kita mengapa banyak sekali sosok yang terlihat sempurna pada awalnya? Itu karena kita tidak mengenalnya. Karena semakin kita kenal, semakin kita tahu bahwa dia sama sekali jauh dari kesan sempurna. Dan hati kita, jangan sampai terlalu angkuh untuk menerima sekecil apapun kesalahan sesama.
(via emlut-blog)
2 notes · View notes
stydhiya · 4 years
Text
Sajak: Tahapan dan Tujuan
Kamu adalah sosok yang awalnya terasa biasa saja ketika menyapamu. Namun pada akhirnya menjadi orang yang selalu kunanti untuk bertemu.
Ribuan kali aku ragu dan ingin mengabaikanmu seperti dulu. Namun pada akhirnya aku mensyukuri hal-hal yang terlanjur berlalu.
Setiap detik yang berlalu membawa perasaan baru. Karena waktu memang takkan kembali memberimu pengalaman yang lalu.
Namun, setiap perasaan baru tak bisa kau tebak sesukamu. 
Satu hal yang perlu kau tau, bahwa setiap rangkaian kehidupan selalu melalui tahap baru.
Maka sampailah aku di tahap cemburu.
Dan setiap rangkaian kehidupan juga memberikan tanda baru.
Sama halnya dengan kalimat yang selalu dihiasi titik koma dan tanda seru.
Juga spasi antara aku dan kamu.
Namun, akankah ada suatu saat dimana kau terlalu jauh? Dan aku menyerah untuk terus memantaumu yang sudah bahagia dengan kehidupan baru?
Bukankah dibalik cerita kita ada alasan yang kau mau? 
Atau gerakmu hanya menikmati arus yang tak tentu?
Jika begitu, asumsikan saja perasaanku dan aku asumsikan perasaanmu.
Berdoa saja agar pada akhirnya perasaan kita bertemu di tempat yang satu. Dan karena begitu, tidak ada yang bisa meyakinkanku, selain sikapmu.
2 notes · View notes
stydhiya · 4 years
Text
Sajak: Cerita yang Tertunda
Aku adalah butiran tanya yang berusaha mengais misteri kedekatan kita.
Namun pada akhirnya, aku termenung diam saat menyadari bahwa aku tak memerlukan logika. Karena ia mengalir dengan tulusnya menciptakan muara bahagia.
Muara yang semakin besar, melahirkan hasratku untuk bercerita tentang rasa. Namun senyummu menjadi air yang selalu memadamkan api hasratku, dan membuatku kembali berkaca. Lalu bagaimana caraku mengajakmu berpikir untuk mengalirkan muara ini ke laut yang lebih lega.
Dan entah kapan aku harus bicara, jika setiap jumpa kita, kau selalu memberi tawa bahagia.
Mungkin aku salah logika.  
Atau,
Akan tiba saatnya, untukmu aku berkata.
Namun saat ini, sesuai janji kelingking kita, aku akan menunggumu bercerita tentang tanya, tentang kata, juga tentang rasa.
2 notes · View notes
stydhiya · 5 years
Text
Tumblr media
Tentang hari ini
Banyak-banyak bersyukur ya, atas apa yang telah kamu lalui di kampus ini.
Atas kebersamaan yang tulus dari hati
Atas kesempatan yang selalu menghampiri
Atas doa yang tak hentinya mengalir dari bibir orang-orang yang sayang padamu hingga kamu bisa sampai di titik ini.
Dalam dua setengah tahun ini rasanya kata 'menginspirasi' bahkan masih kurang menggambarkan betapa besarnya kamu berkontribusi.
Terima kasih sudah banyak membantuku hingga aku jadi aku yang sekarang ini.
Terima kasih atas cerita-cerita dari Bogor, Solo, Jakarta, Yogyakarta, dan nun jauh Sulawesi.
Kelak kita cerita ke orang-orang tentang Bandung dan manisnya kenangan yang terukir di sini.
Omong-omong tentang Bandung masih banyak sudut yang belum kita jelajahi,
Bagaimana kalau waktu yang kemarin kita habiskan duduk dalam kafe menyesap kopi yang itu-itu lagi
Besok kita pakai untuk tersesat terbuai bintang-bintang di malam hari?
Aku tunggu kamu kembali!
Bandung, 27 September 2019
1 note · View note
stydhiya · 5 years
Text
2018 dan kamu [1]
((this post is going to be cringey so please proceed if you can’t bear with it))
Di penghujung tahun 2017, kita berpisah.
“Ketemu lagi tanggal enam belas, aku samperin kamu.”
Waktu itu kita belum terbiasa menyampaikan rasa lewat kata. Tapi untuk pertama kalinya, kamu memintaku untuk menjaga hati. Jadi janji itulah yang kupegang selama kamu berada ribuan kilometer jauhnya. Di sela-sela kesibukanmu, ternyata kamu masih ingat untuk mengabari, dan aku senanggg sekali! Kalau diceritakan akan panjang, jadi aku lewat ya, cerita lain itu.
Tanggal 15 Januari 2018, aku gagal memberimu kejutan. Kemacetan menggagalkan rencana yang tidak kuceritakan ke siapapun, rencana menyambutmu di stasiun. Untunglah teman-temanmu sudah mewakili. Dan malamnya justru kamu yang menjemputku supaya kita bisa ketemu. Aku malah merusak suasana, maaf ya.
Setelahnya, kita balas dendam pada rindu, bertemu hampir setiap hari. Sarapan bareng sebelum pelantikan KPA. Malam harinya, aku sangat bangga terhadapmu. Aku merasa kamu sudah menjalani kepengurusanmu dengan baik, tanpa peduli apa kata orang. Aku tahu dedikasimu dan sudah bertekad untuk melanjutkannya semampuku. Aku tahu lelahmu, yang ternyata tidak kamu tutup-tutupi dariku juga, bahkan kamu santai saja tertidur ketika kita makan makanan jepang di Simpang Dago. Saat itu aku berpikir, aku nggak mau ganti ketua, aku takut kehilangan semua ini. Namun besoknya aku kembali menemukan semangat baru, kuberanikan diri untuk membuka hatiku pada orang-orang baru, calon pemimpin-pemimpin Keluarga Paduan Angklung. Kamu masih saja menyemangati, bahkan menungguku pulang dan juga meminjamkan kemeja merah yang wangi. Berhari-hari wanginya menempel padaku karena kemeja itu sering kupeluk, hingga tiba-tiba Januari berakhir.
Februari diawali dengan stres. Ketika itu aku masih ragu apakah aku bisa, ragu apakah aku melakukan semua itu dengan baik, aku selalu dihantui kecemasan tentang gagal membanggakan orangtuaku. Namun selamat pagi untuk kamu yang tidak bosan menyemangati setiap hari.
“Selamat pagi dhiiy. Jangan terlalu mengkhawatirkan akademik karena kamu pasti mampu. Sekalipun waktu kamu sedikit, pasti banyak temen-temen kamu yang sukarela bantu. Lebih semangat lagi ya setiap hari, kalau ada apa-apa cerita, aku selalu siap dengar atau bahkan siap ketemu nyamperin ke nangor”
Selamat pagi untuk Saraga, yang menjadi saksi betapa kamu jauh-jauh-jauh lebih kuat, tapi masih tulus mau menguatkan. Selamat pagi juga untuk bubur segitiga, yang sampai sekarang masih jadi perdebatan apakah harus diaduk atau tidak (menurutku tidak).
Februari adalah bulan konser, konser adalah momen pertama kalinya kita saling mengenalkan satu sama lain pada keluarga masing-masing.
Dan Februari berakhir dengan cepat.
Maret adalah bulan ujian, ketika kita diuji untuk saling slow respon tapi malah berujung saling menunggu. Di musim ujian ini pertama kalinya aku nekat meminta tolong pada teman sekontrakanmu karena kamu susah bangun. Pertama kalinya pula aku merasa pandanganku penting bagimu, dan mungkin, mungkin kamu mulai melibatkan aku dalam pengambilan keputusan-keputusan besar.
“Karena buat aku sangat penting untuk dapet pertimbangan dari kamu”
Ketika itu banyak hal yang aku takutkan, tapi yang terbesar datang dari takut kehilangan. Terutama akibat faktor jarak dan waktu. Tapi lagi-lagi kamu membuktikan bahwa kedua faktor itu bukan masalah untuk kita, karena lagi-lagi kamu mau saja menempuh jarak dan mengorbankan waktu hanya demi satu pertemuan. Aku ingin melakukan hal yang sama, tapi susah pada awalnya. Aku jadi kesal, tapi kamu tetap bijak seperti biasa and I thought---I was kind of hard to handle, but you chose the softest approach possible.
“Santai aja dhiy, semua kesibukan-kesibukan sekarang cuma berlaku setahun lah paling. Kepentingan-kepentingan yang ga akan lama juga selesai, tapi kepentingan tentang kamu menurut aku selamanya”
Thank you, again.
LPJ konser dilanjut nonton bareng di rulat adalah langkah kedua kita go public di KPA, kamu tidak menolak duduk sebelahan. Lalu ada momen dimana kita menghadiri acara nikahan bareng untuk pertama kalinya, meskipun bareng-bareng anak KPA sih. March was stressful, wasn’t it? Namun akhirnya aku melepas jabatan supporting system Ketua BP 45, dan menerima jabatan baru---wakil Jatinangor BP 46. Dan tidak lama lagi kamu juga akan mengemban amanah baru, sebagai representatif HMT. Aku senang kamu semakin berkembang. Di hari terakhir bulan Maret, kamu potong rambut dalam rangka persiapan wawancara kerja praktek. Keren. So much things waiting to be learned! I’m sure you’re going to handle all of it well.
April punya cerita baru, yaitu tentang empati yang diikuti tindakan nyata. Terima kasih banyak Gerakan Berbagi, maaf sekarang aku nggak pernah ikut lagi. Tahun ini masih seperti tahun-tahun berikutnya, tidak ada cerita arak-arakan, tidak ada cerita wisnite untukku. Tetap hanya KPA dan kamu. Kamu lucu sekali dalam balutan seragam SMA, apa jadinya ya kalau kita saling kenal sejak jaman itu?
15 April 2018, kita akhirnya seumuran. Di hari itu aku dapat kado tapi malah nangis, kenapa? Karena bahagia. Akhirnya aku bisa membaca cerita ini dari sudut pandangmu, kubaca berulang-ulang. Masih kubaca lagi ketika kamu sedang belajar di Karangsambung, waktu itu aku jadi sadar bagaimana jarak yang tidak sedikit justru bisa mendekatkan dua manusia. Sepertinya kita akan selalu kesulitan melawan rindu.
“Dhiiy setelah setaun kita deket, aku jadi suka sama kamu”
“Waktu belum setaun ga suka?”
“Suka juga.”
Satu amanah berhasil kutuntaskan di bulan ini, yaitu kaderisasi fakultas. Terima kasih karena telah meyakinkan setiap kali aku ragu. Terima kasih atas setiap suntikan semangat.
Lalu April ditutup dengan tangis, karena dengan cerobohnya aku jatuh di kamar mandi melukai jempol kakiku. Maaf sudah merepotkan.
Kita pernah muter-muter Superindo; cerita banyak hal tentang seafood yang murah di Maluku, kacang kapri, dan susu Hilo; kemudian nonton Avengers dan kembali cerita banyak hal sambil makan. Menempuh jarak antara Jatinangor dan Ganesha seolah ia hanya sejengkal---terlalu sekejap perjalanan itu, aku belum sempat mendengarkan keseluruhan ceritamu. Keesokan harinya kamu iseng mengikuti dan mengagetkanku di Gramedia karena pagi harinya aku marah. Lingkaran kesal dan tawa yang berputar cepat, kamu selalu berhasil menggagalkan rencana pundungku. It happened in early May.
Lalu, kita sibuk masing-masing.
Di bulan kelima ini loyalitasku terhadap KPA mulai diuji, karena sangat banyak tempat-tempat di luar sana yang menawarkan banyak hal serta lebih nyaman. Kamu pun sama, berpindah dengan cepat dari satu agenda ke agenda yang lain, tanpa terasa intensitas bertemu kita makin sedikit. Dan kita mulai sering saling menduga, hingga bertengkar. Tapi tidak pernah lama, karena kamu selalu mengakhirinya dengan bilang “kangen” lalu mengajak bertemu. Aku tidak pantas mendapat semua perhatian ini, tapi terima kasih banyak. Aku lega kamu melakukan semua itu karena ternyata fase melelahkan ini tidak berlangsung lama, dan kita baik-baik saja.
Terima kasih banyak karena sudah mengajakku tour indomaret via video call, dan karena sudah mau menjemputku untuk pulang dari agenda-agenda buka bersama. Serta agenda-agenda buka berdua yang penuh tawa dan sangat menyenangkan!
Untunglah libur segera tiba, jadi kita bisa kembali berkegiatan bersama. Termasuk jadi pendiklat terpusat, ketika semakin banyak orang yang tahu bahwa kita sedang sedekat ini. Jadi pendiklat merupakan suatu pengalaman yang berharga, karena akhirnya aku merasa benar-benar jadi seorang kakak.
Tiba-tiba saja kita tidak kaku lagi dalam mengutarakan rasa sayang. Setiap pertemuan kini selalu diakhiri dengan “aku sayang kamu” yang difollow up oleh rangkaian kabar-kabar lainnya seolah kita saling takut kehilangan. Sayangnya kebersamaan di bulan Juni tidak berlangsung terlalu lama, karena kamu harus kembali ke kampung halaman.
“Ketemu lagi tanggal 7 Juli, aku samperin kamu.”
0 notes
stydhiya · 5 years
Quote
Gak lolos DK bukan berarti aku gak pantes menginspirasi orang.
harus diingetin terus tiap hari supaya gak kesel sama diri sendiri.
0 notes
stydhiya · 6 years
Quote
But the rain just stopped, it was almost dark when I went outside and looked up. Such a shame I never knew that grey sky can be beautiful too.
0 notes
stydhiya · 6 years
Text
“Ketemu lagi tanggal enambelas, aku samperin kamu.”
0 notes
stydhiya · 6 years
Quote
Ingatlah, ketika aku sudah mengatakan aku mencintaimu, itu termasuk aku sudah sepenuhnya siap menerima baik burukmu, semua kelam masa lalumu, kebiasaan-kebiasaan anehmu, seluruh isi duniamu, juga segala resiko-resiko dalam mencintaimu.
(via mbeeer)
3K notes · View notes
stydhiya · 6 years
Quote
Ibuku wanginya seperti sabun mandi dan lotion. Pada hari sibuknya, bau detergen juga menempel padanya. Memeluknya terasa menyegarkan. Ayahku tak pernah mengganti merk parfum yang dipakainya sejak aku menginjak usia remaja. Wanginya menyambutku dari dalam mobil setiap Senin pagi. Memeluknya menenangkan. Adikku berbau keringat bocah laki-laki, karena itu aku jarang memeluknya. Tetapi melihatnya pulang dari sekolah mengingatkanku akan semangat dan kesempatan.
Rumah ini, aromanya seperti cinta.
0 notes
stydhiya · 6 years
Text
“Jangan kangen.”
“Susah.”
0 notes
stydhiya · 6 years
Quote
Kenapa? Kenapa kesendirian sekarang harus membuatmu menangis, padahal dulu itulah yang membantumu merasa manusia lagi?
1 note · View note
stydhiya · 6 years
Text
Dad,
How did it felt when I made it into the same university you were in?
I’m sorry I’m neither the best student, nor the most dedicated,
And I still don’t know what I’m doing right now.
But trust me,
You’re the person that I think of every time I have to make a decision.
Thank you for believing in me.
Dad,
How do you feel when I’m not around?
I’m sorry sometimes I left home too early in the morning ; and came back too late at night.
You told me Mom was worried.
I know you were, too.
Dad,
How does it feel to watch me get older?
I’ve grown so big in size ; you had to pay for my new jeans because the old ones don’t fit anymore.
I’ve grown much, much heavier ; it’s impossible to lift me up your shoulders.
I lost the confidence to leave home makeup-less,
But still your arms are open to embrace me.
Dad,
How does it feel to watch your daughter goes to see the world, and falls in love?
I know Mom told you some of the secrets I told her,
And speaks of weddings a little too often.
I don’t know if you’ll ever trust me to anybody,
But I still want to be your girl.
Always, want to.
Dad,
Those five-minutes walk to school was fun.
I’m sorry it changed into an hour drive to campus.
At least we get to talk as the car moves on the highway,
Even though I seem uninterested when you start discussing about your work.
I got distracted by the uncertainties of life.
You’re the one who taught me it was nonlinear,
Yet you encouraged me to take every chances.
So many things I want to tell you,
About the tears and the fears,
But my mind keeps making excuses.
I’m afraid I might disappoint you, even though you’re the last person in the world who’ll ever be disappointed at anyone in our family.
You accept us, unconditionally.
You stand for us, unconditionally.
You once told me that your favorite superhero would be Batman because he’s mundane and imperfect. But he always, always gives his best.
So are you, and that makes you my favorite hero.
1 note · View note
stydhiya · 6 years
Quote
Bukankah kamu yang bilang padaku, bahwa kamu ingin menulis cerita tentang kita?
i didn’t know the water’s rougher than it looks.
1 note · View note