Tumgik
#Frankl
Text
When a person can't find a deep sense of meaning, they distract themselves with pleasure.
Viktor Frankl
125 notes · View notes
chrisengel · 4 months
Text
Tumblr media
6 notes · View notes
hicapacity · 6 months
Text
Tumblr media
Viktor Frankl pszichológus nem tartozott azok közé, akikkel túl kegyesen bánt a sors. A családja nagy részét koncentrációs táborokban veszítette el, ahol ő maga is kis híján odaveszett tífuszban. Lehetett volna belőle egy megkeseredett ember, aki gyűlöli a világot - és az emberiséget.
És mégis: nem csak túlélő volt, de egyben jelentést is talált az életében. Mi több, leghíresebb könyvében (amit eredetileg névtelenül jelentetett meg) generációk sokaságának adott támpontot arról, hogy miként lehet értelmes, jelentéssel teli életet élni.
Viszont aki azt hinné, hogy Frankl valamiféle olcsó kincstári optimizmus segítségével volt képes újjászületni ilyen borzalmas tragédiák után, az téved. Az ilyen puszta "légy pozitív" és "nézd a dolgok jó oldalát" típusú optimizmus többnyire nagyon gyenge lábakon áll. Manapság úgy is nevezik: mérgező pozitivitás.
Az előző poszt alatt valaki megkérdezte: vajon lehet mérgező a pozitivitás? Hát bizony lehet. Nem csak saját magad számára lehet az, hiszen megakadályozza, hogy szembenézz olyan kellemetlen érzelmekkel, amelyek arra várnak, hogy megéld őket. De mérgező lehet mások számára is, akik számára a te "pozitivitásod" csak a saját értéktelenségük szégyenteljes tudatát fogja erősíteni.
Frankl kitör az optmizmus-pesszimizmus, pozitivitás-negativitás ellentétpárok fekete-fehér valóságából. Amit ő képvisel, azt tragikus optimizmusnak nevezi. Ez az olyan ember világnézete, aki tudja, hogy a világ bizony nagyon sötét és gonosz hely (is) tud lenni. És ezen az sem változtat, hogy az ember jó arcot vág hozzá és vidám dalocskákat fütyörészik. Viszont ebből nem vonja le azt a következtetést sem, hogy legyünk cinikusak, életuntak és kerüljünk érfelvágós hangulatba.
Elfogadni, hogy a világ kaotikus hely, tele szenvedéssel, de nem engedni, hogy a szenvedés felemésszen bennünket, hanem jelentést találni a szenvedések közepette az életünkben - ez a tragikus optimizmus.
Ha szomorú vagy, ne félj szomorúnak lenni csak azért, mert attól félsz, hogy ezzel utat engedsz a "negativitásnak". Ha örülsz, ne félj örülni csak azért, mert az univerzum előbb-utóbb úgyis kibabrál majd veled. Igazából nem "babrál" veled senki. Sőt, ha mélyre ásol, akkor rájössz, hogy az örömöd vagy a szomorúságod, amit annyira a sajátodnak, a sorsodnak érzel, valójában felhők, amik átvonulnak az égen. És te vagy az ég. Tágas és végtelen. Elég tágas, hogy legyen benne hely szomorúságnak és örömnek is.
Sokan írjátok, hogy az oldalon olyan gondolatokról írok, amiken ti is töprengtetek már, és én jól megfogalmazom őket. Ha így van, kérlek, adj Te is valamit, és légy rendszeres támogató: https://drogriporter.hu/tamogass/
kép: Caspar David Friedrich
2 notes · View notes
3score11poet · 2 years
Text
Tea Time Emotiku
Monday, 10/10/2022, Choices
To dig or to rest / to drink or to stay sober / we choose; choose wisely. © keefderpoet 2022
Tumblr media
The last of the human freedoms is to choose one’s attitudes. Viktor Frankl
If one is going to plant wheat, barley, or foods to eat, one must choose to rid the soil of all that will constrict, restrict, or deflect the heart’s desire.
2 notes · View notes
nogomeizt · 2 years
Text
Age quod agis
“Jangan terlalu idealis dalam memberi nilai ke siswa, bisa jadi nilaimu dulu adalah hasil manipulasi dari gurumu saat itu” 
Kalimat yang akhirnya membungkam semua hal yang ingin saya katakan!
Pikiran saya mengulang pada tahun-tahun putih merah, putih biru, putih abu, rak buku perpustakaan, tumpukan buku tulis semua mata pelajaran, ruang kelas, senyuman para guru, tawa, dan amarah teman-teman, membayangkan bagaimana jadinya bahwa semua itu adalah ilusi. 
Harus saya akui bahwa semua itu kenangan termanis saya, yang masih tersimpan rapi dan berharap agar tetap manis.:D 
Pengalaman menjadi guru yang bahkan belum memasuki umur jagung, cukup memberi saya kejutan yang kadang harus disambut gelak tawa, senyum juga amarah [yang harusnya disimpan saja]. Tingkah para siswa yang seolah cerminan diri, membuat haru dan tawa bahkan dalam waktu bersamaan. 
Tahun pertama, seorang siswa laki-laki menangis saat jam pelajaran saya berlangsung, hanya karena diminta untuk duduk di bangku terdepan. Dia menuruti perkataan saya, dengan setengah hati sambil menyeka air matanya. Saya gelagapan saat itu melihat reaksinya, panik [berusaha tenang] menanyakan apa perkataan saya menyakitinya? Geleng, tunduk, dan air mata yang terus mengalir. Dengan bahasa nan lembut saya membawanya keluar kelas dan mengajak ke ruang guru. “Jika ada yang ingin kamu ceritakan boleh cerita kok, bisa ke saya atau ke guru BK.” Tidak ada jawaban, lagi-lagi tunduk dan terus menangis. Akhirnya saya putuskan untuk membawa ke guru BK. Kelas berjalan kembali sebagaimana harusnya. 
Masa adaptasi, membuatmu mulai memahami benang merah yang tersembunyi di balik ruang gerakmu. 
Hingga akhir pelajaran, barulah saya mendapat informasi, bahwa pagi sebelum berangkat sekolah, siswa tersebut menyaksikan pertengkaran hebat orangtuanya. 
Saat itu saya menyadari bahwa; hubungan siswa dan guru adalah tentang perihal ‘menjemput’, ‘menemani’, dan ‘menghantar’. Menjemput bersama dengan kelebihan dan kekurangan yang bahkan keduanya tidak saling mengenal dengan baik. Menemani bahkan sampai pada titik dimana keduanya ingin menyerah lalu menemukan secercah harapan untuk kembali bangkit. Menghantar untuk memastikan hal baik telah dibawanya pulang dan dijadikannya pijak untuk setiap tutur dan tindak. 
Saya kembali teringat celetukan salah seorang teman guru; “Kita ini bekerja berhadapan dengan makluk hidup, bukan mesin atau komputer, karena itu tuluslah, dan hal baik selalu ada untuk orang-orang yang bekerja dengan sepenuh hati.” 
Saya yang saat itu hanya tersenyum getir, mengingat rentetan keluhan dan umpatan yang terlanjur ucap, menunduk; i'm nothing more than a loser! Saya tidak ingin membenarkan diri dengan mengatakan; i'm just a human, tapi karena saya manusia jadi, saya harus tahu, bagaimana seharusnya. 
Dunia kerja menghantarkanmu pada rahasia hidup, kebenaran pahit dan manis, langit yang terang lalu mendung kemudian gelap. Hamparan pasir berkerikil dan tanah lapang yang ditumbuhi bunga mawar berkelopak indah menjuntai pada tangkai berduri. Dunia dimana nyata dan palsu sulit dibedakan. Atau, bisa jadi sebaliknya; mudah dibedakan, mengingat saya atau juga kamu telah bertumbuh, dan bertahan sampai pada titik ini. 
Percaya bahwa orang-orang disekitarmu memberi pengaruh besar akan pola pikir dan perilakumu, tidaklah salah, tapi apakah kamu akan membiarkannya? Seolah kamu dituntun pada jalan yang bukan menjadi inginmu. Saya, atau juga kamu tidak pernah tahu dengan pasti akhir kisah seperti apa yang sedang menunggu di ujung jalan, tapi bukankah kita berhak memilih jalan kita sendiri? 
Terkadang saya bersikap seolah bukan saya, senyum yang dipaksakan, tawa yang tak lepas, empati yang tak berdasar, tatap yang kosong, lalu mempertanyakan bagaimana seharusnya menjadi peduli, sementara saya memilih menarik diri dari percakapan monoton dan membosankan. Menarik diri dari keramaian yang penuh dengan skenario, ketika berakhir kita saling membicarakan satu sama lain. Saling memuji lalu menjatuhkan. Hidup terlampau pura-pura. 
Berkecimpung di dunia pendidikan bukan berarti kamu hanya akan berhadapan dengan orang-orang berkarakter baik. Orang-orang yang memiliki kemauan tinggi untuk belajar, orang-orang yang merasa sudah banyak belajar, bahkan orang-orang yang kurang diajar, pantas disambut dengan senyuman termanismu lalu takhlukan. 
Menjadi bagian dari orang-orang ini bukanlah sebuah kesalahan, juga jangan lupa bahwa kita berhak memilih. 
Saya teringat akan sebuah kutipan Frankl dari Man’s Search for Meaning; “apa pun bisa dirampas dari manusia, kecuali satu: kebebasan untuk menentukan sikap dalam setiap keadaan.” 
Dan benar adanya bahwa kita tidak ingin dipermainkan oleh keadaan. 
Saya harus lebih memahami diri saya, agar setiap tutur dan tindak saya, dipahami baik oleh mereka yang memanggil saya dengan panggilan Bu Guru. 
                                                           Cakung, 08 Mei 2022
5 notes · View notes
lamianohappy · 3 months
Text
Varlığımızı insanların beklentileri yok eder, kendimize yabancılaşırız.
0 notes
conscious-pisces · 7 months
Text
“When we are no longer able to change a situation - we are challenged to change ourselves.”
—Viktor E. Frankl
1 note · View note
maarteroba · 1 year
Text
El Hombre en busca de sentido (Viktor Frankl)
Reconozco que lo empecé con cierto reparo. Conocía algo de Viktor Frankl y había oído hablar bien de ese librito. Después, al empezar a leerlo, se disipó cualquier duda: estaba ante una obra autobiográfica que planteaba la barbarie de los campos de concentración y exterminio nazis, pero desde la visión personal y hasta analítica de un psicólogo. Si hasta la fecha hemos leído —incluso visto…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
La logoterapia en pocas palabras
Se ha aplicado exitosamente la logoterapia en algunos pacientes, con resultados positivos en corto plazo y sostenibles en a lo largo del tiempo. Primero quisiera explicar qué es la logoterapia, en pocas palabras, para que se animen a probar este método, cuando sea posible hacerlo, según el caso. La logoterapia es un método psicoterapéutico ideado por Viktor Emil Frankl, originalmente, para el…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Life is never made unbearable by circumstances, but only by lack of meaning and purpose.
Viktor Frankl
97 notes · View notes
franmt7 · 1 year
Text
La logoterapia en pocas palabras
Se ha aplicado exitosamente la logoterapia en algunos pacientes, con resultados positivos en corto plazo y sostenibles en a lo largo del tiempo. Primero quisiera explicar qué es la logoterapia, en pocas palabras, para que se animen a probar este método, cuando sea posible hacerlo, según el caso. La logoterapia es un método psicoterapéutico ideado por Viktor Emil Frankl, originalmente, para el…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
metamorphesque · 8 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
"to endure!"
vincent van gogh ("trees and undergrowth") robert lowell [How will the heart endure?] vincent van gogh [I must endure bad times and the waters will rise, possibly as high as the lips and possibly even higher, how can I know beforehand? But I’ll fight my fight and sell my life dearly and try to win and pull through.] rainer maria rilke [To be loved means to be consumed. To love means to radiate with inexhaustible light. To be loved is to pass away, to love is to endure.] joan didion [Not just to endure it, not just to suffer it, not just to pass through it, but to live in it.] elena ferrante [maybe not even a very orderly mind can endure the discovery of not being loved.] elena ferrante [I will give what I can give, I will take what I can take, I will endure what has to be endured.] han kang [The feeling that she had never really lived in this world caught her by surprise. It was a fact. She had never lived. Even as a child, as far back as she could remember, she had done nothing but endure.] victor frankl [What is to give light must endure burning.]
5K notes · View notes
shailoh0108 · 2 years
Text
Tumblr media
0 notes
funsimplethings · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media
0 notes
thoughtkick · 20 days
Quote
Being tolerant does not mean that I share another one’s belief. But it does mean that I acknowledge another one’s right to believe, and obey, his own conscience.
Viktor Frankl
275 notes · View notes
leah-jeffries · 1 year
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1K notes · View notes