Tumgik
#Hikmah
maitsafatharani · 10 months
Text
Ridha
Dulu, jauh sebelum menikah, aku punya banyak keinginan. Melihat berbagai teori idealnya rumah tangga bersliweran di media sosial, tak urung juga memunculkan bersit-bersit imajinasi.
"Ah semoga nanti aku dan pasanganku bisa..."
Titik-titik yg diisi dengan berbagai idealisme pernikahan.
Bukan, bukan hal seperti: harus sering keluar bareng, gandengan tangan terus, mengucapkan cinta setiap hari, dll. Aku sadar diri juga aku bukan tipe orang yg seperti itu hehe.
Aku kira, rumah tangga yg baik harus punya visi misi pernikahan dan menuliskannya. Aku kira, rumah tangga yg baik harus punya target keluarga yg tercatat rapi. Dan banyak aku kira aku kira lainnya.
Namun semakin mendekati hari pernikahan, kesemua ingin itu tidak lagi terasa begitu menggebu. Sebelum hari H pernikahan, doaku semakin sederhana.
Semoga kami menjadi pasangan yang ridha satu sama lain. Membangun keluarga yg di dalamnya dipenuhi keridhaan dan kebersyukuran.
Entah berapa kali aku termenung-menung sendiri saat berdoa. Kadangkala meneteskan air mata. Ada rasa takut, kuatir diri ini tidak bisa memerankan peran barunya dengan baik. Apalagi dengan kekurangan yg berserakan disana-sini.
Apakah suamiku, mertuaku nanti bisa dengan mudah ridha atasku?
Pertanyaan yg seringkali mengganggu pikiranku saat itu. Terlebih kata orang, 5 tahun pertama adalah yg tersulit. Sesulit apa kira-kira?
Dan tanpa terasa, sekarang sudah hampir 1 tahun usia pernikahan kami.
Satu tahun yg bagi satu sama lain adalah satu tahun penuh pembelajaran baru. Saling menyesuaikan diri, membenahi diri, saling menambal kurang satu sama lain.
Sampai hari ini, aku tidak pernah benar-benar tahu apa jawaban pasti dari pertanyaanku. Apakah suamiku ridha? Apakah mertuaku ridha? Dan seluruh keluarganya pun ridha?
Namun yang pasti, satu tahun yg berlalu telah mengurangi banyak ketakutanku. Satu tahun yg berlalu ini telah membuatku begitu banyak bersyukur. Satu tahun yg membuatku tahu, pasangan dan keluargaku memiliki hati yg lapang untuk menerimaku dalam kehidupannya.
Dan aku pun, menemukan apa yang aku cari.
"Semoga Allah mempertemukanku, dg siapa pun yg saat aku melihatnya, hanya doa-doa baik yg terbesit dalam hati."
Semoga keluarga kecil ini, senantiasa dilimpahi keridhaan Allah di sepanjang jalannya.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmush shaalihaat.
410 notes · View notes
putrhanna · 5 months
Text
Berbicara dengan orang berilmu adalah salah satu cara mengukur seberapa kerdil pengetahuan kita. Banyak berinteraksi dengan orang sholih menjadikan kita semakin beradab. Bukan malah sebaliknya.
Begitupun ilmu. Dia akan mudah didapat apabila kita ikhlas menerimanya dari siapa saja tanpa harus angkuh dan menyombongkan diri.
Kunjungilah orang Sholih ditempatmu berada, berdiskusilah krna dengan demikian kita akan bnyak mendapatkan hikmah dan pelajaran.
55 notes · View notes
futianz · 2 months
Text
Kerja ikhlas, benar-benar membawa pada ketuntasan kerja dengan hati yang lapang tanpa beban.
Daripada menggerutu, kerjakan saja. Toh daripada mengganggur, enakan mana sama sibuk kerja? That's why jadikan kerja sebagai ladang ibadah; tempat berlatih sabar, memuat hal baik dan positif, berharap berkah.
Kalau mau lomba capeknya, sudahlah, ambil jeda sejenak dan lihatlah semua manusia di luar sana yang berpuak-puak dengan berbagai cabaran kerja yang mereka pikul. Ada yang kerja tak kenal waktu, sekadar untuk makan selanjutnya, segala peluh keringat tenaga bercucuran pun ditaruhkan.
Sedangkan kerjamu hanya duduk saja, memikirkan, mengejawantahkan semuanya hanya lewat layar dan rima keyboard. Atau sesekali bekerja bersama manusia; berinteraksi, saling sharing ilmu, itupun masih dalam ruangan yang amat nyaman; ada jendela, listrik, jauh dari terik panas matahari menyengat, bahkan sejuk.
Segala apa yang ada dihadapan, rengkuhlah semua dengan suka cita, dengan pandangan luas, penerimaan yang lapang.
Inilah hidup, jika tak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan. (Sultan Syahrir).
Bengkulu, Feb 2024. Dari ku, untuk ku.
21 notes · View notes
terusberanjak · 1 year
Text
"Mari saling meredam ego. Mari saling membahagiakan satu sama lain selama diberi kesempatan hidup. Sebab bila nanti salah satu dari kita harus pergi tanpa kembali, bukankah akan begitu menyedihkan bila kita tak melakukan yang terbaik untuk kita saat kita masih hidup? Bukankah nanti kita akan dihantui rasa menyesal?"
@terusberanjak
255 notes · View notes
maydaummah · 8 months
Text
Beda orang, beda masalah.
Deal ya. Semua orang sedang berjuang dengan ujiannya masing-masing. Jaga diri untuk selalu bersyukur jangan merasa paling menderita. Mencari kesempurnaan hanya sia-sia saja membuang waktumu...
Sehat-sehat ya kamu ^^
23 notes · View notes
ilmtest · 8 months
Text
Speak To The People On Their Level
[In this narration] there is evidence that ambiguous knowledge should not be mentioned among the general public. وفيه دليل على أن المتشابه لا ينبغي أن يُذكَر عند العامة، And an example of this is (found in) the saying of Ibn Masʿūd (may Allah be pleased with him): “Whatever you tell a people (anything) that their intellect do not understand, will become a fitnah for some of them.” [Reported by Muslim] ومثلُهُ قول ابن مسعود -رضي الله عنه-: "ما أنت محدثًا قومًا حديثًا لا تبلغه عقولهم، إلا كان لبعضهم فتنة"، رواه مسلم. Muḥammad b. Ādam al-Ithīobī, Mashāriq al-Anwār al-Wahhājah 4/332 محمد بن آدم الأثيوبي، مشارق الأنوار الوهاجة ٤/٣٣٢ https://shamela.ws/book/17132/1982 @ilmtest [https://t.me/ilmtest]
26 notes · View notes
rasadanaksara · 9 months
Text
"Kata-Mu mudah maka aku pun yakin ini akan mudah"
Walau nyata nya ber kerikil, terseok, terjatuh penuh derai dalam perjalanan nya keyakinan kuat bahwa Allah tidak akan salah memilih pundak harus lah bulat di dada agar ringan dalam menerima.
Selamat menyelami hikmah di setiap perjalanan nya 🌷
🖇Pengingat untuku sebelum kamu
25 notes · View notes
lembarbertumbuh · 2 months
Text
Doa orang tua, tirakat orang tua rasanya takkan sampai apabila orang tua sendiri tidak mampu membangun relasi dan persahabatan yang baik dengan anak. Katanya dakwah, tapi kasar? Sedangkan ketauhidan harus ditumbuhkan dengan dorongan akal serta hati individu nya sendiri.
7 notes · View notes
al-jadwal · 6 months
Text
True Wisdom
Ibn ʿUyaynah reportd that ʿAmr b. al-ʿĀṣ (may Allah be pleased with him) said: وَقَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ: قَالَ عَمْرُو بنُ العَاصِ: “The intelligent one is not the one who knows the difference between good and evil, لَيْسَ العَاقِلُ مَنْ يَعْرِفُ الخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ، rather he is the one who knows (ie: can recognize) the lesser of two evils.” وَلَكِنْ هُوَ الَّذِي يَعْرِفُ خَيْرَ الشَّرَّيْنِ. al-Ḏahabī, Siyar Aʿlām al-Nubalāʾ 3/74 الذهبي، سير أعلام النبلاء ٣/٧٤ https://shamela.ws/book/10906/2880 Telegram: https://t.me/aljadwal Tumblr: https://al-jadwal.tumblr.com
13 notes · View notes
dinaive · 6 months
Text
Tumblr media
امين
Amen
13 notes · View notes
hilyahkamilah · 25 days
Text
Krisis Kepercayaan Diri
"Hilyah, kenapa tulisanmu gak dibukukan?"
"Hilyah, bahas konselor pesantren di medsos dong!"
Semuanya aku jawab dengan tidak. Aku berkelakar, "Takut jadi terkenal, nanti privasiku terganggu, terus kalo udah serius di medsos nanti aku cari hiburan dimana?"
Hari ini aku menyadari. Perkataanku di atas hanyalah sebuah mekanisme pertahanan diri. Aku menyadari hal ini tidak hanya terjadi kepadaku. Kakak-kakak, adik, sepupu-sepupu, ponakan-ponakanku pun memiliki situasi yang sama. Ah bahkan, aku juga mengamati santri-santri di tempat aku berkhidmah pun memiliki gejala yang sama.
Ini pertanyaan besar, mengapa? Ini juga tugas besar, bagaimana?
Apakah ada kaitannya dengan pola asuh atau pendidikan?
Aku mengamati dan bermuhasabah. Melihat diriku dan orang-orang terdekatku. Kami memiliki gejala yang sama, yakni: perfeksionis, takut salah, takut kalah, dan mengalami krisis kepercayaan diri.
Menuntut segalanya akan berjalan dengan lancar sempurna sehingga kami takut melakukan kesalahan dan kekalahan. Kalau akan tampil sangat tegang, gemetar, deg-degan, sulit tidur, tapi sangat berusaha untuk mempersiapkan diri dan menampilkan yang terbaik.
Hanya saja kami tidak berani tampil kalau kami belum yakin siap atau menguasai suatu hal. Kok kembali lagi sumber masalahnya ingin serba sempurna.
Kata adikku, "Sebetulnya bagus begitu, karena kita jadi berusaha untuk menguasai dan memberikan yang terbaik, dibanding kita jadi orang yang sok tau dan sok bisa."
Aku ingin mengatakan bahwa perkataan adikku juga bentuk mekanisme pertahanan diri. Aku jadi sadar, terkadang aku meragukan orang lain. Apakah energi meragukan akan sampai pada krisis kepercayaan diri? Mungkinkah ini salah satu penyebabnya, diragukan (meski hanya dalam hati).
Pada kajian ramadan di Masjid Attaqwa, Ustadz Khudori menyampaikan bahwa manusia terbagi menjadi 4 (beliau juga mengutip):
Pertama, ada seseorang yang mengetahui sesuatu, ia sadar bahwa ia mengetahui sesuatu, maka kita perlu meminta nasihat darinya. Kedua, ada orang yang mengetahui sesuatu, tetapi ia tidak sadar bahwa ia mengetahui sesuatu, maka ia orang yang lalai, ia punya ilmu tetapi tidak dipakai. Ketiga, ada orang tidak mengetahui sesuatu, ia sadar bahwa ia tidak mengetahui sesuatu, maka orang ini harus dibimbing karena ia tahu diri ia butuh ilmu. Keempat, ada orang yang tidak mengetahui sesuatu, tapi ia tidak sadar bahwa ia tidak tahu, maka orang ini bodoh dan sok tahu.
Dari kutipan di atas, apakah kami termasuk orang yang lalai? Sebab perfeksionis, takut salah, takut kalah, dan krisis kepercayaan diri ini menghambat kami untuk berkontribusi dan sharing ilmu.
Yaa Rabb.
Aku tidak ingin menyalahkan pola asuh dan pendidikan yang kami terima. Harus dicari penyebab dan solusinya. Ada adik-adik dan santri-santri yang menjadi tanggung jawab untuk dibimbing.
Oke, cukup disini dulu renungannya, saatnya bergerak mulai menguraikan benang kusut, memintal benang menjadi kain. Kalo perlu, beli benang baru. Begitu perumpamaanya. Mengurai masalah dan membuat solusi.
Tangerang, 25/03/2024.
4 notes · View notes
jusuffarhan · 7 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kecewa ? Wajar
Tapi jangan di karenakan terlalu sibuk kecewa, malah menutup mata, pendengaran dan hati, karena bisa jadi ada hikmah yang terselip di dalamnya
Yakinlah dengan semua ketentuanNya, sesungguhnya ketentuanNya itu selalu baik
#kecewa #takdir #husnudzon #ketentuan #hikmah #nasihat #motivasi #inspirasi #edukasi #gagal
12 notes · View notes
ynx1 · 2 years
Text
Your rizq has been written already so don’t let people who make more than you make you feel down or you may give them the evil eye unintentionally. Tie your camel trust in Allah and make dua to be successful in this dunya and akhirah. And success is only from Allah.
69 notes · View notes
futianz · 2 months
Text
Alasan mengapa kita berdo'a agar dipertemukan dengan orang-orang baik terlebih dalam ruang lingkup kerja, karena memang berada di tengah mereka merupakan suatu kenikmatan yang luar biasa Allah beri. Bayangkan jika punya environment kerja yang buruk. Maka bersyukurlah jika berada pada lingkungkan kerja yang positif. Sebanyak dan sesukar apapun pekerjaan, ada orang-orang yang Dia kirim untuk dapat dengan senang hati membantu dan membimbing kita. Saling bersinergi. Yang tadinya berat dipikul, jadi ringan dijinjing.
Terkadang di awal mungkin terbesit perasaan tak sanggup, ragu, jenuh dan sebagainya, namun nyatanya jika Allah telah berkehendak, Allah mampukan kita dengan pertolongan demi pertolongan yang tak diduga arah datangnya. Allah tenangkan semua.
Begitulah, sekalipun merasa patah, nyatanya kita tak pernah benar-benar patah.
Janji-Nya, atas apapun yang dirasa, apapun situasinya.
16 notes · View notes
maitsafatharani · 1 year
Text
Banyak Mau
Aku merasa, aku itu hamba yg banyak mau.
Sampai kalau punya keinginan ke Allah, sudah sadar sendiri itu keinginan/harapan yang agak impossible. Jadi sejak mula, sudah paham juga kalau, yaa tidak akan semudah itu dapetin yang sesuai kemauan. Dan, aku sendiri kadang nggak tau bagaimana jalan untuk mendapatkannya. Sekedar membayangkan kalau begini, kalau begitu. Serasa jadi Nobita yang banyak maunya (mana spesifik, lagi) ke Doraemon.
Aku sering menertawai diri sendiri, "yaa memangnya dunia ini bekerja hanya untuk kamu seorang?"
Tapi, baiknya semesta, seringkali nggak disangka-sangka.
Aku pernah menulis di tumblr tentang hal kecil yang unik buatku. Aku bercerita tentang keinginan-keinginan randomku tentang makanan. Kadang aku kangen makan siomay, di lain waktu tiba-tiba ingin makan oseng tahu cabe hijau, kapan hari lagi ingin soes bayunicake, dan banyak lainnya. Beberapa terucap, beberapa hanya terlintas dalam hati. Coba, keinginan-keinginan yang - tidak terlalu penting dan spesifik itu - sebenarnya agak.. banyak mau kan? Wkwk. Tapi ketika membayangkan, aku ya bukan yang se-sungguh-sungguh itu meminta/se-ngidam itu kan. Hanya terlintas, serius hanya terlintas.
Tiba-tiba semua kerandoman itu benar-benar terpenuhi. Bukan langsung saat itu juga, tapi di lain hari. Dan aku ingat betul, aku pernah mengharapkan itu semua meski nggak se-sungguh-sungguh itu (sadar diri juga, bukan bocah yang ke-BM-annya harus terpenuhi selalu kan wkwk). Lucunya, benar-benar dapat yang se-spesifik itu. Sampai ketika makanan-makanan itu kudapatkan (dapat secara cuma-cuma, bukan aku yang berupaya untuk beli), jadi terharu sendiri.
Kok bisa ya, Allah ingat dan mengabulkan doa-doa yang, aku sendiri mungkin sudah lupa kalau nggak diingatkan dengan ini semua. Mana permintaannya aneh-aneh :")
Sekarang, di kehidupanku yang sudah berubah fase ini, keinginanku juga makin random dan spesifik.
"Bisa nggak ya, aku dapet kerjaan yang begini-begini-begini." Kalau orang dengar, mungkin emosi ya. Soalnya 'begini-begini-begini' nya itu lumayan impossible di profesiku. Dan bukan jalan yang kebanyakan orang lain bayangkan.
Ada sebuah kalimat yg masih kuingat, dulu ini disampaikan seorang guruku sewaktu SMA,
"Hidup itu suka-suka kamu, selama masih dalam syariat Allah."
Kalimat itu, membekas sekali, dan sepertinya menjadi landasan setiap keinginan dan keputusanku yang tampaknya macam-macam ini.
Lagi-lagi, tentang pekerjaan ini aku nggak berharap banyak. Hanya bisa berdoa semoga diberikan yang terbaik. Itu sudah doa pamungkas.
Lucunya lagi, seiring berjalannya waktu, kok ya nemu saja tempat-tempat kerja yang kriterianya masuk di keinginanku tadi.
"Bisa nggak ya, di kerjaan nanti ketemu orang yang baik-baik. Yang nggak punya tendensi aneh-aneh dan tulus aja kalau berteman."
Dan ya ketemu saja akhirnya, dengan lingkungan yg seperti itu. Meski nggak ada tempat kerja yg sempurna, tp selalu ada orang baik yang aku temui.
Kalau sudah begini, hanya bisa berucap, "Alhamdulillah, Allah memang Maha Baik.". Di saat aku belum benar-benar bisa jadi hamba yang taat, Allah kasih banyak, bahkan lebih dari yang aku minta.
Semoga hari-hari ini selalu kuingat. Besok, kalau suatu hari qadarullah mendapatkan sesuatu yg tidak sesuai harapan, sungguh sudah lebih banyak kebaikan yang aku dapatkan. Tetap, nggak ada alasan untuk aku nggak bersyukur.
Pamekasan,
27 Oktober 2022.
68 notes · View notes
ablado · 23 days
Text
Mungkin kita pernah memandang, kalau yang mampu qiyam dua puluh rakaat itu lebih hebat dari yang delapan karena jumlahnya lebih banyak dan semangatnya lebih tinggi. Atau sebaliknya, yang delapan lebih unggul karena lebih khusyuk dan lebih sempurna pelaksanaannya dari yang dua puluh namun tergesa-gesa.
Rasa tinggi hati perlahan meresap tanpa disadari. Merasa lebih baik, berada dalam hidayah dari mereka yang tidak qiyam. Penyakit iblis yang dihembuskan untuk senantiasa lebih baik dari yang lain. Aduhai, siapa gerangan diri ini yang tidak khawatir kalau semuanya menjadi sia-sia. Mengapa pula diri ini tidak menangis kalau-kalau amalnya tidak diterima. Hanya sibuk menilai orang, menghias diri supaya nampak baik, menunaikan formalitas, memandang ritual hanya sebagai budaya yang perlu dilestarikan. Kemana pandangan tentang kehidupan sebenar yang setelah kematian.
Duhai diri, hendak kemana engkau berjalan?
Sungai Chinchin Gombak, menjelang sahur 16 Ramadan 1445
6 notes · View notes