Tumgik
#Kejadian
abidahsy · 5 months
Text
Bang Ai, Teman yang Baik dan Suka Menolong
Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan berjudul Teman-Teman Baru yang aku tulis bulan lalu.
"Kalau abang yang ini namanya siapa?" kataku mencoba sopan. Semua orang aku ajak berkenalan, tidak terkecuali orang yang satu ini. Wajahnya baru aku lihat sepulang dari minimarket bersama Bing membeli titipan teman-teman.
"Ai" jawabnya singkat.
"Ai?" tanyaku memastikan, namanya unik, tapi aku bukan mengulang karena tidak mendengar dengan jelas, tapi ingin tahu nama lengkapnya.
"Iya Ai,"
"Ai apa?"
"Oh, Ai Aiguo,"
"Ai Aiguo" begitu kataku, mengulang nama lengkapnya mencoba mengingat.
"Itu nama asli?" Seseorang menimpali. Aku setuju dengan pertanyaanya.
"Asli, mau lihat KTP saya?"
Aku tertawa dalam hati. Lumayan juga selera humor orang ini, pikirku.
"Ya enggak, saya kira itu panggilan gaul buatan teman," Seseorang yang bertanya tadi memberikan alasan. Untuk kedua kalinya aku setuju padanya.
Itulah awal mula perkenalan kami sebelum nanjak Sumbing sebulan lalu. Yang tanpa dibidik, tanpa perlu dicari, berlanjut menjadi teman baik hingga hari ini.
Bang Ai (bukan nama sebenarnya, tapi benar nama aslinya memang unik), memiliki look yang mirip dengan teman kantorku tahun 2022 lalu. Bahkan dari gesture dan cara bicaranya, zodiac sign, dan daerah asal/kampung halaman, semuanya mirip dengan dia di tahun 2022. Meskipun warna suaranya tidak mirip seperti milik Scor.
Aku baru menyadarinya saat kami nanjak bersama dan agak dibuat takut karena fakta tersebut. Yang terpikirkan olehku adalah mengapa di tahun ini aku dipertemukan dengan orang-orang (bahkan benda atau kejadian) yang membuatku kembali teringat dengan badai 2022 lalu? Apakah ini adalah sebuah jalan kesembuhan yang harus aku tempuh? Agar bisa berdamai, agar terbiasa.
Entahlah.
Yang jelas, aku berteman dengan Bang Ai karena dia adalah Bang Ai, bukan seseorang di masa lalu.
Kata orang, kalau naik gunung, kamu akan melihat sifat asli dari seseorang. Aku harap itu benar, karena sejauh ini aku klik dengan banyak sifatnya. Mulai dari kebiasaanya melempar jokes, memulai percakapan dengan bertanya banyak hal sekaligus hadir menjadi pendengar yang baik, hingga suka menolong.
"Saya sih orangnya bandel, tapi gak bandel-bandel amat, gak bisa dibilang taat juga. Tapi saya suka berteman dengan orang-orang yang taat," kata Bang Ai mencoba menilai dirinya sendiri.
Sudut pandang yang menarik, terutama saat dia bilang kalau dia suka berteman dengan orang yang taat karena aku pun begitu. Mungkin itulah mengapa kami bisa nyambung karena mencari dan tertarik pada hal yang sama.
Selama perjalanan turun, kami membahas banyak hal-hal random, misalnya soal keuangan, kondisi muda mudi zaman sekarang, hingga bercerita tentang keluarga termasuk sebelas anggota keluargaku. Entah mengapa dia tertarik membahas itu dan entah mengapa dengan mudahnya aku bercerita padanya.
Kukira itu sudah cukup.
Ternyata, sampai di basecamp, dia tetap lanjut menyerap semua cerita-ceritaku, bertanya, dan mendengarkan dengan sabar. Bahkan aku merasa oversharing pada orang yang satu ini. Bagaimana tidak? Kurang dari 48 jam aku mengenalnya, dia sudah tahu tentang badai 2022 yang biasanya aku simpan rapat-rapat. Dan dia selalu bilang, "Aman, Bid. Ceritamu aman sama saya,"
Satu pekan ke belakang, aku malah meminta bantuannya untuk menyelidiki Scor, dan dia menyanggupi. Anehnya, aku bisa mempercayainya dengan teramat mudah.
Dia pun melakukannya dengan serius di tengah kesibukannya bekerja dan ikut pengajian. Aku memang beruntung bertemu dengan Bang Ai Aiguo yang baik hati dan suka menolong, meskipun dia terbebani saat aku melabelinya begitu.
Semoga Allah balas kebaikan Bang Ai dengan kebaikan yang jauh lebih baik. Semoga bisa berteman baik dengan Bang Ai seterusnya.
2 notes · View notes
pergimelaut · 2 years
Text
18/30 | Sebuah Doa
Ketika aku merasakan gejala akan sakit (sakit kepala, sakit panas, sakit flu, atau ketiganya), doaku selalu sama jahatnya, "Ya Allah. Jangan sekarang," dan aku akan mengonsumsi parasetamol setiap kali aku sakit, yang mana itu bahaya bagi bakteri baik di dalam tubuhku kalau mengonsumsi terlalu sering. Harusnya sih, kuatasi dengan banyak istirahat dan banyak minum secara alami, tapi selalu kusingkirkan dengan, "Yang penting sembuh dulu secara instan, dan aku janji akan memperlakukan tubuhku dengan baik, tapi nanti." Dulu, ketika aku pernah sangat sibuk ketika kuliah (wah, sombongnya), aku pernah berdoa dengan jahat pada diriku ketika aku merasakan gejala akan sakit, "Ya Allah, jangan sakit dulu sekarang, nanti saja setelah ini semua selesai, dirapel jadi satu." Sialan kau, wahai diriku di masa lalu!! Aku merasa itu menjadi salah satu faktor aku operasi berkali-kali, suntik yang nggak terhitung jumlahnya, nggak bisa tidur karena sepanjang malam sakit kepala, dibawa ke IGD, opname, muntah-muntah, pembatasan durasi boleh terjaga hingga hitungan menit per hari (selebihnya harus tidur terus, harus memejamkan mata, padahal minggu-minggu UTS), yang begitu BURUK sepanjang tahun. Aku nggak ingin doa seperti itu lagi.
Sekarang aku sakit. Aaaaaaaaaaaaaih. Aku pernah mendengar kalau sakit adalah salah satu "takdir yang bisa diubah", dalam artian bisa saja sebetulnya kita nggak "ditulis" akan mengalami "sakit" dalam rencana tuhan, tapi sepanjang hidup di dunia kita membuat keputusan-keputusan buruk dan penuh dosa, sehingga kita dibuat "sakit" untuk "uji kesabaran, agar dosanya gugur". Kurang lebih seperti itu. Mau kucari dulu tapi kepalaku sakit. Masih nulis blog pula, dan habis ini masih mau ngerjain sesuatu pula.
Ya Allah berilah aku sembuuuuuh.
19 Juni 2022 pukul 21:22 WIB.
2 notes · View notes
tanganterbukamedia · 13 hours
Text
Memperkenalkan Allah
Sabda-Mu Abadi | 23 April 2024 Kisah kelahiran manusia pertama sungguh menarik disimak. Dengan penuh syukur Hawa berseru, ”Aku telah mendapat seorang laki-laki dengan pertolongan TUHAN” (Kej. 4:1). Hawa mengakui bahwa hanya karena pertolongan Allahlah, dia mendapatkan anak. Sesungguhnya setiap anak merupakan pertolongan Allah semata. Kemungkinan besar kenyataan itu pulalah yang membuat Adam dan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
rakamidha · 5 months
Text
Di siang hari, Seorang pria memimpikan dirinya sendiri jatuh dari motor kesayangannya. Kemudian, ia bangun, dan bergegas berangkat kerja.
Selepas itu, dimalam hari. ia benar-benar terjatuh dari motornya, sebab ia rada ngebut, ia buru-buru ngambil rem belakang, namun ternyata rem belakangnya blong. Lalu, saat tuas rem depan ditarik ia terjatuh di jalanan berpasir. Tangan kiri serta jempol kakinya terluka.
Kini, ia terlentang di kamarnya, sambil mengetik ini.
Tumblr media
0 notes
kbanews · 7 months
Text
Pengamat politik: Suara AMIN Bisa Dirampok Seperti Kejadian Pilpres 2019
JAKARTA | KBA – Pengamat politik yang juga pegiat demokrasi senior Salim Hutajulu menyambut gembira atas tercapainya kesepakatan di antara tiga partai, yaitu Partai NasDem, PKS dan PKB, pendukung koalisi Perubahan untuk Persatuan yang menjagokan Pasangan Calon Presiden (Paslonpres) Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN). Dia menyatakan hal itu kepada KBA News, Sabtu, 16 September…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
guide-saveurs · 1 year
Text
Top News Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter
Tumblr media
Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/dimana-lokasi-kejadian-salsabila-tiktok-viral-salsabila-viral-twitter/
0 notes
ghostlysongbeard · 1 year
Text
Top News Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter
Tumblr media
Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/dimana-lokasi-kejadian-salsabila-tiktok-viral-salsabila-viral-twitter/
0 notes
forresthom · 1 year
Text
Top News Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter
Tumblr media
Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/dimana-lokasi-kejadian-salsabila-tiktok-viral-salsabila-viral-twitter/
0 notes
foodmucem · 1 year
Text
Top News Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter
Tumblr media
Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/dimana-lokasi-kejadian-salsabila-tiktok-viral-salsabila-viral-twitter/
0 notes
dizzyeyestyle · 1 year
Text
Top News Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter
Tumblr media
Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/dimana-lokasi-kejadian-salsabila-tiktok-viral-salsabila-viral-twitter/
0 notes
adorableprojects · 1 year
Text
Top News Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter
Tumblr media
Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Dimana Lokasi Kejadian Salsabila Tiktok Viral & Salsabila Viral Twitter? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/dimana-lokasi-kejadian-salsabila-tiktok-viral-salsabila-viral-twitter/
0 notes
abidahsy · 7 months
Text
Tertipu - Bagian 1
Sepekan lalu, aku mendapatkan sebuah kabar buruk tentang startup edukasi tempatku kurus data analytics yang terpaksa tutup dan angkat kaki dari negeri ini. Karena tidak berhasil mendapatkan investasi seri berikutnya, mereka melakukan pemecatan karyawan secara sepihak, dan membuat ribuan siswa terbengkalai.
Beberapa langkah sudah diambil, termasuk mengupayakan sebaik mungkin fasilitas pembelajaran yang sempat terhenti agar tetap berjalan. Meskipun dengan berbagai keterbatasan, perlu aku akui bahwa kekuatan sosial berupa komunitas dari para siswa, mentor, dan ex-karyawan cukup kuat dan memegang peranan penting di kondisi yang bisa dibilang chaos ini.
"Pada akhirnya, yang kita butuhkan adalah menyelesaikan kursus dan dapat pekerjaan kan?" begitu kata salah satu siswa yang mengakomodasi pergerakan ribuan siswa.
Ya, kembali ke tujuan awal adalah cara paling mudah nan ampuh untuk menjaga semangat dalam menjalani sebuah proses. Sebesar apapun hambatannya, seberat apapun masalahnya.
Tapi, yang namanya ditipu, tetap saja tidak menyenangkan. Setelah pertemuan yang dihadiri ratusan siswa, mentor, dan ex-karyawan malam itu, aku lanjut berpikir hingga dini hari.
Dulu, bagaimana ya aku memulainya?
Sebenarnya selain startup edukasi ini, aku juga melakukan perbandingan dengan startup lain sejenis. Karena tau harganya lebih mahal, aku dengan serta merta memilih yang ini karena lebih terjangkau. Padahal sudah ada tanda-tanda halus yang menunjukkan bahwa startup edukasi ini patut dicurigai.
Pertama, mulai dari harga kursus yang turun secara drastis, dari yang awalnya 57 juta, ada diskon jadi 22 juta, lalu ada diskon lagi karena aku ikut webinarnya menjadi 19 juta. Pun saat mengajukan cicilan ke lembaga, karena ditolak, aku dapat potongan lagi jadi di angka 13 juta, final dan cash.
Kedua, ada satu artikel yang muncul dan menyatakan bahwa startup edukasi ini terlibat penipuan. Tapi aku abaikan karena bisa saja itu hanya persaingan bisnis. Ketiga, meskipun tidak begitu jelas, aku tetap bisa menangkap adanya keraguan dari tim marketing saat menawarkan produk kursus ini. Bukannya menahan diri dan mempertimbangkan ulang, aku malah cenderung tergesa-gesa.
Nyatanya, selain belajar kursus data analytics aku juga belajar tentang kehidupan. Merasakan langsung rasanya ditipu dan kehilangan uang belasan juta begitu saja. Kalimat pamungkas tentang kembali pada tujuan awal akhirnya membuatku berefleksi.
Sebenarnya apa tujuanku mengambil kursus ini?
Soal pekerjaan, alhamdulillah, terlepas dari kursus yang sudah kuselesaikan atau belum, aku sudah mendapatkan dua tawaran pekerjaan baru. Saat ini pun aku tidak sempurna menganggur karena masih aktif menulis dan mengajar di sebuah kampus negeri. Jadi, apa sebenarnya tujuanku mengambil kursus ini?
Tujuan paling ultimate yang seharusnya ada dalam setiap kondisi dalam hidup adalah mencari ridha Allah. Bukankah dengan menuntut ilmu yang bermanfaat, kemudian mengamalkannya, lantas berguna dan berdampak luas adalah hal yang mau dicapai? Agar Allah ridha dalam setiap proses hingga tujuan tercapai.
Lalu, sebenarnya apa yang hilang dari diriku?
Selama segala hal masih bisa diperjuangkan, sebenarnya tidak ada yang benar-benar bermasalah. Jangan sampai kabar buruk ini malah mengambil waktu dan fokusku. Aku mungkin sudah tertipu, tetapi, akankah aku membiarkan diriku kembali tertipu pada hawa nafsu (secara emosional merespon kondisi ini) atau fokus saja pada apa yang benar-benar aku butuhkan, apa yang bisa aku lakukan.
Jadi, apa makna tertipu yang sesungguhnya? Mari kita lihat apa yang tertulis di dalam Al Qur'an.
Lanjut ke Tertipu - Bagian 2 ya, insha Allah.
4 notes · View notes
lampung7com · 1 year
Text
Kericuhan Antar Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Metro
Kericuhan Antar Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Metro
LAMPUNG7COM – Metro | Telah terjadi Kericuhan antar mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Metro (UMM), Rabu (16/11/2022). Dari pantauan di lapangan, puluhan mahasiswa memenuhi halaman depan gedung Fakultas Hukum UMM pada pukul 13.06 WIB. Dari informasi yang diperoleh, kejadian bermula saat salah seorang mahasiswa berisinial H mengajak bicara tiga orang mahasiswa lainnya. Namun, saat mereka bicara…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Beranakcuculah dan Bertambah Banyak
Sabda-Mu Abadi | 22 April 2024 ”Beranakcuculah dan bertambah banyaklah. Penuhilah dan taklukkanlah bumi. Berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan atas segala binatang melata di bumi!” (Kej. 1:28). Demikianlah firman Allah pertama kepada manusia-manusia pertama. Menarik disimak, perintah pertama bukanlah menguasai bumi, sebagaimana dirancangkan sebelum penciptaan manusia…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
raihaans · 2 years
Photo
Tumblr media
Tujuan pendidikan adalah untuk menggantikan pikiran yang kosong dengan pikiran yang terbuka. . . . #sabar #kuat #syukur #berjuang #ayolebihbaik #fikiran #gagasan #kejadian #human #society #people#motivasi #nasehat #reminder #selfreminder #advice #afterthought #raihan_sayf https://www.instagram.com/p/CiaIqKcPC1e/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
pergimelaut · 2 years
Text
Sebuah Tempat Kerja Entah Yang Mana
Seperti biasa, saya sebetulnya harus bikin dua copywriting dan satu artikel di malam ini, tapi karena saya juga pengin menulis, maka saya akan menulis dulu di sini. Ada yang pengin saya ceritakan sejak lama tapi baru saya desak diri saya untuk saya bagikan sekarang, karena bisa saya tutup dengan kabar baik.
Ada sebuah tempat kerja yang lekat dengan orang-orang dewasa ras Jawa, dengan beban kerja sehari-hari yang monoton nan membosankan, mengisi hari dengan sesekali sibuk, sesekali luang, tapi jelas mereka kekurangan hiburan. Apa yang dianggap menghibur bagi mereka adalah seruan-seruan body shaming, pertanyaan dan gunjingan yang merangsek ke urusan pribadi orang, hingga pengisi peran makcomblang bagi pekerja-pekerja muda tanpa pasangan yang padahal nggak minta.
Secara personal, saya sebetulnya nggak papa ya, dengan kondisi kerja yang kayak gini. Yang penting nggak bawa ke hati aja. Apalagi, kalau bandingin sama tempat kerja sebelumnya ketika saya bisa menghabiskan hari tanpa bicara dengan alur kerja yang dikomunikasikan pakai telepati, saya lebih mending ikut ketawa (walaupun juga jadi bahan ketawaannya) dan dilibatkan dalam percakapan-percakapan ramah-tamah (yang rada seksis), karena gimanapun juga ini menyenangkan. Vibe-nya seru, asyik, dan bersahabat. Sesama pekerja akrab, dan, ya, caranya mereka berkomunikasi memang kayak gitu. Jokes-nya memang sejujurnya meresahkan, tapi bisa saya maklumilah kalau masih eksis sekarang, apalagi ketika mayoritas pekerjanya satu-dua generasi di atas saya. Cukup ingat kalau hanya ada dua aturan dalam lingkungan seperti ini: Pertama, semua orang bercanda jadi jangan tersinggung; Kedua, kalau kamu tersinggung, kembali ke peraturan pertama.
Yang saya mau ceritain adalah "hiburan" mereka yang ketiga: pengisi peran makcomblang bagi pekerja-pekerja muda tanpa pasangan. Sejak memasuki minggu kedua saya kerja (atau tepatnya, baru memasuki minggu kedua saya kerja), saya "dipacok-pacokin" (semacam 'dicie-ciein'-lah, dipasang-pasangin gitu) sama seorang pekerja yang sudah lebih lama di sana. Lagi saya sampaikan, bukan budaya dipacok-pacokinnya yang saya nggak suka ... walaupun kalau boleh bersuara sih, saya memang nggak suka, terus terang saya nggak nyaman dipacok-pacokin, siapa yang nyaman setiap kali berdua sama seseorang sampai difoto & divideo & disebar di grup chat? Tapi saya maklum kalau kayak gini cara mereka bercanda, saya masih bisa ketawa dan senyam-senyum berhestek #playingdumb di dalam hati.
Bukan perihal dipacok-pacokinnya yang saya permasalahkan, tapi perihal saya yang masih pekerja baru, dan notabene baru ketemu sama pekerja lama ini di hari yang sama ketika kami dipacok-pacokin. Jadi, saya bahkan belum sempat kenalan sama dia secara baik-baik sebagai sesama rekan kerja. Fase berkenalan dan berteman yang harusnya kami lalui dengan layak rasanya dicerabut begitu saja, dan kami dipaksa jadi objek makcomblang, foto, dan video orang-orang dewasa kurang hiburan. Kalau sudah sampai kayak gini, rasanya menjalin pertemanan pun percuma karena asumsi liar para manusia di sekitar kami bakal makin aneh-aneh. Nah, saya menyayangkan hal itu.
Ada kalanya pada suatu kesempatan senam bersama, saya dan dia "dikondisikan" jejeran, dan saya tahu kalau kami difoto dan divideo, yang nantinya akan disebar di grup (tebakan ini terbukti benar). Dengan ketakutan itu, saya dan dia jadi nggak ngobrol sama sekali sepanjang senam yang durasinya lebih dari satu jam. Saya bahkan nggak berani nengok ke dia. Rasanya sedih dan marah pada diri saya sendiri, karena di satu sisi, saya pengin bodoh amat dan mengajaknya ngobrol, sekadar untuk menyuarakan kerasnya volume musik atau menertawakan betapa anehnya gerakan-gerakan akrobatik yang diminta, tapi di sisi lain, saya nggak cukup kenal dia untuk tahu apakah dia mau juga bersikap bodoh amat dengan sekitar kami dan menanggapi ajakan ngobrol saya.
Waktu foto bersama, kami juga "dikondisikan" jejeran dan lagi-lagi kami nggak ngobrol dan saya nggak berani melihatnya. Saya cuma ketawa-ketawa dan mengangguk-angguk saat beberapa dari mereka bilang kalau ini cuma canda-candaan biasa. Rasanya, kalau harus jadi objek makcomblang, saya lebih memilih kalau itu dengan teman saya sendiri, karena setidaknya kami sama-sama tahu posisi kami masing-masing dan masih bisa merawat pertemanan di tengah-tengah lingkungan yang demikian, misalnya dengan berseru, "Apasiiiiihh," kayak bocah sekolah atau sepakat untuk cuek terhadap ledekan-ledekan yang ada. Tapi saya dan dia bahkan belum jadi teman, dan akibatnya lingkungan di sekitar kamilah yang menempatkan kami di ruang gerak yang sempit, terbatas, dan sedikit-sedikit rikuh.
Selanjutnya, selama tetap bertahan di sini, saya mendapati temuan-temuan seseorang yang jadi bahan ledekan "baperan" gara-gara ia terang-terangan marah ketika jadi objek makcomblang. Ada juga dua pekerja yang sama-sama sudah punya istri/suami tapi tetap difoto dan disebar di grup ketika kedapatan sedang bersama dalam satu meja. Tentu saja temuan tersebut sangat nggak baik-baik saja ya, tapi saya optimis sih kalau budaya begini akan hangus setidaknya satu generasi kemudian, jadi cukup bersabar aja daripada merespons heboh terhadap kondisi-kondisi begini. Tapi terlepas dari kondisi tersebut, saya jadi menyimpulkan kalau pada kasus ini, posisi saya lemah banget untuk mencoba bereaksi: saya bisa dianggap seenaknya sebagai pekerja baru, saya bisa dianggap baperan sebagai penerima objek makcomblang yang belum genap satu bulan. Duh, pekerja yang sudah menikah saja nggak bikin dia bebas dari ledekan demikian lho. Jadi, pasrah sajalah.
Suatu siang, saya memutuskan untuk melaporkan kondisi laptop kantor yang saya operasikan karena tidak bisa tersambung pada WiFi, speaker-nya lirih, dan tombol panah kanan di keyboard tidak berfungsi. Sebetulnya sedari awal laptop saya terima kondisinya sudah kayak gitu, tapi saya tahan karena masa' masih pekerja baru sudah protes ini-itu. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya dia yang masuk ke dalam ruangan dan berkata kepada saya, "Laptopnya saya ambil ya?"
Ada sekelebat niat untuk yak-mari-mengangguk-saja-dan-biarkan-dia-lekas-pergi, ada juga sekelebat niat untuk yak-jawab-dan-tanya-kapan-servisnya-selesai-dan-lain-lain-biar-ngobrol-dululah, dan ketika saya belum membuat keputusan, salah satu rekan kerja di ruangan sudah berceletuk, "Ambil apa hayo?"
Aduh—
Tahu-tahu dia menyahut, "Kenapa, Mas?"
Oh.
Ruangan hening. Rekan kerja tersebut tidak lagi menanggapi, dan saya sadar kalau saya dapat waktu untuk mengatasi ketakutan saya: mari abaikan lingkungan, dan mari berteman secara layak dari awal, sekali lagi. "Eh, sebelumnya ada yang mau saya tanyain, ini—" Saya memproses cepat sebuah pertanyaan di kepala, yang disambung dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya, dan kayaknya siang itu adalah percakapan proper kami yang pertama. Ya, tekanan dipacok-pacokin di lingkungan kerja memang menyebalkan, tapi mari lepaskan label objek makcomblang yang melekat pada diri masing-masing dan bodoh amat ajaaaa. Saya sendiri belum mampu melakukan sebagaimana yang dia lakukan, bahkan masang muka jutek saja saya nggak berani, tapi kalau saya merasa dikuatkan begini, mungkin akan ada waktunya saya juga bisa melawan dengan cara saya sendiri. Nggak usah sampai marah, tapi juga jangan sampai hal itu mengganggu iktikad baik berteman. Budaya yang mencoreng hak merasa aman di tempat kerja dengan embel-embel "bercanda" begini nggak perlu dibenci, cukup nggak usah dilestarikan saja.
Hahahah kayak spaneng banget ya, ceritanya. Huft.
4 Agustus 2022
1 note · View note