Tumgik
#Nikah
taufikaulia · 3 months
Text
Your Silent Treatment Is Killing Me
Silent treatment itu cuma 'bagus' untuk cooling down, tapi gak akan menyelesaikan apapun. Kalau ada masalah ya diobrolin. Bilang aja kalau gak suka, kecewa, atau marah. Orang yang kamu diemin itu bukan cenayang.
Silent treatment itu gak kayak diemnya orang yang mau nenangin diri. Diam itu gak akan jadi bahaya selama diamnya kamu itu untuk menenangkan dan menyiapkan diri untuk membuka obrolan yang sehat dan setara setelah kamu tenang.
Diam itu jadi masalah—toksik, ketika kamu diam untuk mengontrol dan menunjukkan bahwa kamu punya kuasa dan kekuatan yang lebih besar dalam sebuah hubungan. Di sini diammu tidak menyelesaikan masalah, melainkan hanya akan memanipulasi orang yang kamu diamkan untuk merasa bersalah. That's it. In the end, orang yang kamu diamkan itu akan bingung, frustasi, merasa tidak dihargai dan tidak dicintai. Silent treatment is abussive. Inilah mengapa silent treatment justru hanya akan memudarkan ikatan-ikatan emosional.
Komunikasi adalah kunci. Komunikasi dengan kata-kata ya, bukan komunikasi dengan sandi morse. Maka dari itu, bila ada masalah dengan siapapun, silakan diam untuk menenangkan diri, tapi jangan lari dari masalah.
Siapkan dirimu untuk mendengarkan dan bicara. Setelah kamu tenang, jangan pendam dan bersikap seakan semuanya baik-baik saja.
Jangan ragu untuk bilang, “Hei, we need a talk.”
—@taufikaulia
788 notes · View notes
journal-rasa · 2 months
Text
Ibadah Terlama, Bukan Menikah
Menikah memang ibadah jangka panjang, tapi bukan berarti adalah ibadah terlama.
Jadi, beberapa waktu lalu aku melihat video anak-anak Palestina yang penampilannya lusuh berlumuran noda sisa peperangan. Namun sinar wajah mereka begitu memancarkan keteguhan dan keyakinan.
Sang pengambil video mengajukan beberpa pertanyaan padanya, pertanyaan khas kanak-kanak seperti:
"Siapa tuhanmu?"
Allah
"Apa agamamu?"
Islam
"Siapa nabimu?"
Muhammad, shalallahu 'alaihi wassalam
"Apa kitabmu?"
Qur'an
"Apa ibadah yang paling utama?"
Jujur, aku kaget pas denger jawaban anak-anak kecil itu ketika ditanya tentang "Apa ibadah paling utama?"
Karena ternyata, jawaban mereka bukan shalat, bukan puasa, bukan zakat, sedekah, haji apalagi menikah.
Jawaban mereka adalah, Tauhid.
Yup! Tauhid.
Ibadah paling utama sekaligus paling lama. Karena menjalaninya perlu waktu seumur hidup. Gak peduli kamu masih bujang, gadis, menikah, gak menikah, janda, duda, selama kamu masih bernyawa, selama itu pulalah kamu wajib memegang erat tauhid.
Eh, kamu paham gak maksudnya? Bukan, ini bukan perkara murtad gak murtad aja.
Gini, ketika kamu hidup bertauhid. Ketika kamu yakin bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Esa, yang tidak membutuhkan siapa-siapa, yang maha berkuasa atas segalanya,
Maka, ketika suatu saat nanti kehidupan kamu berada di titik terendah yang paling rendah sekali pun, kamu gak akan pernah terpikir untuk bunuh diri, untuk menyerah.
Karena kamu yakin bahwa Allah pasti akan menolong kamu, entah bagaimana pun caranya. Akhirnya kamu dipaksa ikhlas untuk melepaskan semuanya... dan hanya berpasrah kepada-Nya.
Inilah kenapa surat Al-Ikhlas (Qul huwallahu Ahad) justru isinya tentang tauhid, bukan tentang 'ikhlas'.
Karena esensi dari kata 'ikhlas' sendiri akan merujuk pada tauhid. Dzat yang tunggal. Dzat yang nasib semua makhluk bergantung pada-Nya. Dzat yang tidak mempunyai sifat seperti makhluk-Nya (beranak dan diperanak). Dzat yang tidak ada sesuatu apa pun yang bisa setara dengan-Nya.
Iya, karena hanya ketika kita berada di titik terbawah sajalah kita baru menyadari tentang betapa kecilnya diri kita. Betapa kita membutuhkan Yang Lebih Besar dari kita, yang hanya satu-satunya, yang mampu menolong kita, suatu Dzat yang lebih besar, yang tidak terjangkau oleh akal makhluk-Nya, tapi dapat menjangkau seluruh urusan makhluk-Nya.
🌸🌸🌸
Jadi, please tolong jangan lagi bilang kalau "menikah adalah ibadah terlama", dan kalau ada yang posting kata-kata kayak gitu, tolong diingetin, dikasih tau.. please... karena efeknya fatal banget..
Ketika seseorang menganggap bahwa "menikah adalah ibadah terlama", maka yang belum menikah jadi takut buat menikah. Dan yang sudah menikah tapi malah saling mendzalimi sesama, jadi takut untuk bercerai.
Padahal cerai itu halal lho. Cerai itu solusi, bukan parameter kualitas diri.
🌸🌸🌸
Ketika kita paham bahwa tauhid adalah ibadah paling utama dan paling lama, maka kita gak akan mempermasalahkan lagi apakah seseorang itu bisa membina rumah tangga atau malah gagal, karena kita tahu bahwa takdir setiap manusia itu digenggam Allah.
Mempertahankan keutuhan rumah tangga itu perbuatan yang mulia, tapi tolong diingat bahwa kehidupan, dan planet Bumi ini, bukan hanya milik orang-orang yang menikah.
Hey, menikah bahkan gak termasuk rukun Islam?!
256 notes · View notes
mudabercerita · 7 months
Text
“Jutaan perempuan berlomba menunjukkan kecantikannya. Namun faktanya, laki-laki yang baik justru mencari yang paling tertutup auratnya.”
-Adzkia N
Banjarmasin, 17 September 2023 pukul 00.45 WITA.
101 notes · View notes
fazarrias · 7 months
Text
Kelas Jadi Istri Day #1 : Serba-serbi Jadi Istri
Tumblr media
“Terkadang hidup itu tidak sepenuhnya rancangan kita, jauh lebih banyak kendali Allah di dalam kehidupan.”
“Rencanakan, tapi jangan berharap penuh pada hasilnya.”
“Tidak ada yang lebih baik untuk terjadi selain apa yang sudah terjadi.”
“Ada banyak variabel yang ‘unpredictable’ dalam dunia pernikahan, maka untuk menghadapi hal ini fleksibilitas hati sangat diperlukan.”
“Kalau belum menikah, carilah yang TERBAIK. Dan jika sudah menikah maka bagaimanapun pasanganmu sejatinya dialah yang TERBAIK yang Allah pilihkan untukmu.”
Perjalanan peran perempuan:
1. Sebagai pribadi (hamba)
2. Sebagai anak
3. Sebagai istri
4. Sebagai ibu
5. Sebagai da’i
“Dan peran apapun yang diemban perempuan nantinya, tetap peran utama sebagai hamba akan mempengaruhi semuanya. Jika baik perannya sebagai hamba, maka baik pula peran-peran lainnya.”
Palembang, 21 September 2023
—beberapa poin bahasan “Kelas Jadi Istri” oleh Teh Febrianti Almeera
142 notes · View notes
rahima-artwork · 22 days
Text
Tumblr media
Allah knows,
How much I love you and
How many times I pray for you.
(check my Instagram ⇨ rahima.artwork )
35 notes · View notes
sealedwithmusk · 7 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“أنت القصة التي لا أريد أن تكون لها نهايه".
You’re the story that I never want to have an end.
💍 ٠١/٠٦/٢٣
#personalphotographs #متزوجة #simplenikah #noweddingextravagance
56 notes · View notes
sastrasa · 4 months
Text
Mungkin bulan ini aku sudah berstatus menjadi pasangan sah seseorang jika kita masih bersama. Nyatanya enggak. Jalan kita berbeda. Dan kita memang enggak berjodoh. Sejak awal aku sudah tahu itu, tapi kenapa aku tetap merasa perlu untuk patah?
- Sastrasa
20 notes · View notes
abufuaaad · 7 days
Text
My advice to those who are not married yet.
Please don’t fall in love with ❛❛The Idea❜❜ of just having someone to take pictures with for Eid just to post. Instead ❛❛Fall in love with someone who from time to time can make you feel like it’s Eid although it’s technically not.❜❜
🤍💍
8 notes · View notes
quranjournals · 21 days
Text
✨Are you ready???✨
Tumblr media
7 notes · View notes
dikiprasetyo26 · 6 months
Text
Jika kau mencintai langit
Jika kau mencintai langit
Bukan hanya senja saja yang kau suka
Tapi harus siap dengan terik panasnya
Harus siap dengan badai hujannya
Bahkan gelap gulita malamnya
Tapi ini lebih dari sekedar mencintai langit
Cianjur, 20 Oktober 2023
16 notes · View notes
taufikaulia · 2 months
Text
Gak semua orang layak didorong untuk segera menikah. Bahkan beberapa orang perlu diingatkan agar sabar dan tidak gegabah.
Menikah itu baik dan utama, tapi gak semua orang bisa dipukul rata. Alih-alih didorong buat menikah, ada yang justru lebih perlu didorong untuk giat belajar dan bekerja dulu. Karena menikah itu bukan cuma perkara hari ini, tapi juga soal masa depan.
Jangan cuma senang karena berhasil memotivasi seseorang untuk menikah. Momen akad dan resepsi pasti bahagia. Tapi hari-hari setelahnya amat panjang dan pasti ada ujiannya.
Ada orang lebih memilih nikah muda karena broken home tapi kondisinya gak punya pekerjaan, pendidikan, dan ilmu yang cukup terus jarak kelahiran anak-anaknya terlalu dekat. Dikiranya menikah itu jalan keluar dari semua permasalahan, ternyata malah membawa permasalahan baru.
Lantas apa tidak boleh menikah? Bukan begitu. Boleh, tapi menikahlah dengan penuh kesadaran atas situasi hari ini dan kemungkinan-kemungkinan di masa depan, menikahlah dengan penuh tanggung jawab, menikahlah dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang. jangan gegabah.
Kalau kondisi ekonomi kurang baik, gak usah maksain diri, gaya hidup yang sesuai saja, dan pandai-pandai mengatur jarak kelahiran anak. Ini penting disadari buat pasangan-pasangan muda.
Sekian.
@taufikaulia
432 notes · View notes
journal-rasa · 7 months
Text
Sesi Overthinking #1
Perkara Memilih Pasangan
Abis baca postingan di instagram, yang intinya gini,
Kecantikan, kesetiaan dan pengorbanan seorang wanita, tidak akan menjamin pasangannya tidak tertarik pada wanita lain.
Yang bisa menjamin kesetiaan seorang laki-laki itu cuma imannya.
Maka pilihlah laki-laki shalih untuk meminimalisir perselingkuhan.
Intinya gitulah..
Tapi di sini aku jadi ovt, emang laki-laki shalih bakal selamanya shalih?
Iya memang iman bisa menyelamatkan Nabi Yusuf 'alaihissalam dari godaan Zulaikha. Tapi siapa yang bisa mastiin kalau laki-laki itu akan selalu beriman setiap saat?
Paradigma kayak kutipan tadi seolah-seolah membuat kebahagiaan kita "bergantung" pada imannya si laki-laki itu, iya gak sih?
Gimana kalau pas si laki sampai di suatu zaman yang dikatakan seseorang paginya beriman, malamnya dia kafir. Atau malamnya dia beriman, siangnya di kafir?
Seolah "kesetiaan" laki-laki itu adalah sesuatu yang ada pada kendali pasangan kita dan hal itu adalah di luar kuasa kita. Iya emang di luar kuasa kita sih. Tapi kan sebenernya kita punya Allah.
Kita gak bisa mastiin lelaki itu bakal beriman selamanya, tapi kan kita bisa minta ke Allah biar dijagain hatinya suami kita.
Kalau dukun aja bisa buat pasangan kita gak berpaling, apalagi Allah. Bukankah segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah? Termasuk urusan si dukun tadi, masalahnya cuma dia ambil jalan yang gak diridhai aja. Maka kita sebagai orang beriman seharusnya bisa melakukannya dengan cara yang diridhai-Nya. Seperti bersabar dan terus berdoa.
Sabar di sini bukan berarti pasrah, berharap keajaiban agar si laki bisa berubah. Gak gitu juga, meski pun itu termasuk bentuk dari selemah-lemahnya sabar.
Sabar itu juga sambil terus berusaha, gagal pake metode satu ganti pakai metode lain, sambil berharap Allah ridha sama usahanya.
Jadi, sabar itu bagian dari usaha. Karena do'a tanpa usaha ya sama aja bohong.
Bentar, jadi tulisan ini maksudnya gimana?
Jadi, maksud aku tuh..... jangan menyekutukan Allah dengan imannya dan keshalihannya laki-laki.
Karena bagaimana pun, iman dan kesahalihan seseorang itu statusnya sama aja kayak harta. Sama-sama pemberian dari Allah.
Satu-satunya yang bisa mendatangkan iman pada hati seseorang ya tetap Allah. Dan Allah bisa kapan pun mengambil kembali kenikmatan iman itu bila Dia menghendakinya.
Dan di situlah tugas kita sebagai pasangan untuk menjadi "pakaian"nya di hadapan Allah. Kita minta Allah jagakan hati pasangan kita. Dan pasangan kita pun minta ke Allah buat jagakan hati kita.
Jadi bukan semata-mata karena "iman" dan "keshalihan"nya si laki aja sih, tapi yang utama adalah kita dulu yang harus (insha Allah) beriman dan berusaha menjadi wanita shalihah. Jangan hanya bergantung pada laki-laki.
Jadi, kendali tetap ada pada kita sebenernya. Karena nanti pun kita dihisab sendiri-sendiri ya kan?
Tapi kalo menurutku sih, milih pasangan itu kayak milih kerjaan.
Sebaiknya cari yang kamu punya passion di dalamnya. Karena kalau udah passion, mau capek segimana pun, gak akan terlalu kerasa kalau memang suka, malah tertantang buat lebih berkembang dan berkembang lagi kan?!
Nah, milih laki juga sama. Bisa jadi dia orangnya sekarang gak alim-alim amat, gak terlalu paham hukum-hukum agama. Tapi memenuhi batasan "standar orang baik" versi kamu dan kamu somehow merasa tertarik sama dia. Tertarik di sini bukan berarti bucin akut ya, tapi kayak ada perasaan yang bikin kamu sama dia tu kek sodara karib gitu. Kamu bisa memaklumi semua kekurangan dia, dan kamu bersedia menutupinya. Kamu juga gak masalah dinasehatin sama dia dan dia juga gak masalah nerima nasehat dari kamu. Dan kalian sama-sama punya keinginan untuk berkembang ke arah yang lebih baik yang diridhai Allah.
38 notes · View notes
ilmiyyat1453 · 10 months
Text
Tumblr media Tumblr media
3 Şey
Efendimiz aleyhisselâtu vesselâm bir gün ashâbıyla otururken şöyle buyurmuştur: "Bana sizin dünyanızdan üç şey sevdirildi: Güzel koku, kadın ve gözümün aydınlığı namaz."
"Doğru söyledin ey Allah'ın Rasûlü! Bana da dünyadan üç şey sevdirildi: Efendimizin yüzüne bakmak, tüm malımı Efendimizin yolunda harcamak, kızımı Efendimize nikahlamak." Hz. Ebûbekir radıyallâhu anh
"Doğru söyledin ey Hz. Ebûbekir! Bana da dünyadan üç şey sevdirildi: Emri bil ma'rûf, nehyi anil münker, eski ve yamalı elbise giymek." Hz. Ömer radıyallâhu anh
"Doğru söyledin ey Ömer! Bana da dünyadan üç şey sevdirildi: Açları doyurmak, elbisesizleri giydirmek, Kur'ân-ı Kerîm okumak." Hz. Osman radıyallâhu anh
"Doğru söyledin ey Ali! Bana da dünyadan üç şey sevdirildi: Misafire hizmet, yazın oruç tutmak, din düşmanlarına kılıç vurmak." Hz. Ali radıyallâhu anh
O sırada Cebrail aleyhisselâm geldi ve Efendimiz aleyhisselâtu vesselâm'a "Ya Rasûlallah! Allah sizin bu konuşmalarınızı işitti. Sizin bana 'sen dünya ehlinden olsaydın en çok neyi severdin?' diye sormanızı emdrediyor."
"Ya Cebrail! Sen dünya ehlinden olsaydın en çok neyi severdin?" "Delâlete sapanları döndürmek, gariblerle dost olmak, geçim sıkıntısı çekenlere yardım etmek.''
Cebrail aleyhisselâm devamla buyurdu ki: "Allah kullarının şu üç halini çok sever: Var kuvvetle ibadet etmesi, pişmanlık anında ağlaması, fakirlik halinde sabretmesi."
Kaynak: İbni Hacer, Münebbihât
33 notes · View notes
dilhunbiri · 1 year
Text
Eskiden kız isterken Damat'ın dizine, Gelin'in alın izine bakılırmış, Namaz kılıyor mu diye.Şimdi birinin cebine bakılıyor, birinin güzelliğine…🌿
Tumblr media Tumblr media
40 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
101 Jika Ditanya "Kapan Nikah?"
Pagi tadi, keluarga kami kedatangan keluarga dari Abi asal salah satu kota di Jawa Tengah. Sebagai orang yang jarang banget ketemu keluarga besar, sebab sering absen tiap ada kumpul keluarga besar, menjamu mereka sendirian ketika orang rumah baru bepergian, adalah hal yang challenging dan melelahkan. For sure.
Forum yang selalu dikaitkan dengan suasana yang ramah tamah, hangat dan penuh keceriaan di momentum lebaran, sebab lama tidak bertegur sapa, tiba-tiba menjadi hening, layaknya forum persidangan. Setiap kalimat pertanyaan, layaknya statement judikasi hakim ke terdakwa haha.
Dimulai dari kabar kelulusan, kerja dimana sekarang, sampai pertanyaan yang tidak pernah absen dari hari raya, setiap orang bertemu, selalu menanyakan :
"Kapan nikah?" begitu tiba-tiba bulek melontarkan tanya ditengah obrolan soal pasca kampus.
Alih-alih kesal, dengan pertanyaan mainstream dan tak berkesudahan itu, saya jawab saja apa adanya.
"Insyaallah tahun depan bulek, mohon doanya hehehe." dengan sedikit tawa kikuk, karena mencoba mengontrol emosi sebab sudah terbayangkan alur cerita setelahnya.
Dan benar saja, feedback yang saya dapatkan persis seperti apa yang saya bayangkan. Ada lontaran pertanyaan lanjutan dan bertubi-tubi saya harus jawab, dari masalah usia, kerjaan dsb. Apakah perlu marah? Saya pikir tidak.
"Wajar saja beliau bertanya demikian, emang topik obrolan apalagi yang menarik untuk dilontarkan oleh keluarga yang jarang sekali bertemu, dan anak pasca kampus sepertiku." kalimat itu yang terbesit dalam pikiran saya menjadi logika untuk meredakan gejolak hati.
Karena tidak ingin rugi dan mungkin kalau sebagian orang menganggap pertanyaan itu seperti momok menakutkan dan 'menginjak harga diri', saya tanya balik saja,
"Sebenernya belum pasti juga sih bulek tahun depan sudah siap atau belum, masih coba fokus karir, dsb. Barangkali bulek mau beri nasihat?" sambil terkekeh.
Ya, kata kuncinya adalah minta nasihat. Saya pikir itu cara terbaik, daripada melukai perasaan mereka karena menunjukkan ekspresi ketidaksenangan, tersinggung dsb. Toh juga nasihat dari orang berpengalaman adalah buah permata yang kadang kita abaikan.
Maka, benar saja. Nasihat beliau justru menyadarkan akan satu step yang terlewatkan. Kata beliau,
"Yang jelas, sebagai seorang lelaki selain perisapan finansial, mental dan tanggungjawab, adalah kesiapan bermasyarkat. Apalagi kamu aktivis kampus."
"Gap antara aktivis kampus dengan realita masyarakat itu terlampau jauh, idealisme tinggi kadang tidak selaras ketika kita harus berbaur dengan masyarakat. Mau nggak mau, harus turunkan ego, kalau dikampus suka nyuruh, nanti kudu siap disuruh, dsb. Maka, mulai sekarang coba perbaiki hubungan dengan masyarakat. Sering bergaul. Karena nikah bukan hanya kesiapan untuk dua orang, tapi juga kesiapan bermuamalah (bersosialisasi) di masyarakat."
Diposisi ini saya terdiam, khidmat menyimak. Saya mengaminkan setiap bait nasihat yang beliau sampaikan. Dalam hati saya batin,
"Iya juga ya, sepertinya step ini masih belum tertata rapih, masih sibuk aktivitas di kampus, padahal mimpi-mimpimu adalah justru mereka yang membutuhkan, bukan dunia kampus."
Singkat cerita orang rumah datang, lalu saya kembali ke kamar. Intinya demikian, menurut saya cara terbaik dalam merespon pertanyaan menikah adalah memberi feedback dengan elegan. Tidak perlu marah, apalagi merasa terinjak-injak. Even latar belakang masing-masing orang nggak bisa dipukul rata ya.
Tapi satu hal yang kita harus pahami, barangkali pertanyaan seperti itu adalah murni keingintahuan atas ketidaktahuan, dan siapa tahu ada niat tulus membantu, mencarikan jodoh misal, ya siapa tahu. Jodohkan nggak ujug-ujug jatuh depan mata, kudu dicari dan diupayakan.
Selamat bertumbuh kembang kawan!
223 notes · View notes
Text
Nikah: A marriage contract
In Islam, nikah (Arabic: نِكَاح nikāḥ) is a sacred contract between two people. The binding of two people till death or divorce. The contract is usually both on paper and verbally.
If I am being honest, I find the whole concept of Nikah quite incredible. It leaves me amazed how two people, who months ago were complete strangers decide to bind their lives together like this.
Nikah encompasses various essential elements, including the consent of both individuals, the presence of witnesses, the offer (ijab) and acceptance (qabul) of the marriage proposal, and the Mahr (dowry) agreed upon by the couple. The Mahr represents a symbolic gift given by the groom to the bride, signifying that he is willing to take care of her financially.
Nikah is a public declaration of the commitment and love between two people as they get ready to embark on a life long journey together with witnesses and family members.
Beyond the legal and contractual aspects, Nikah holds deep spiritual significance within Islam. In our religious belief, it is understood that the husband and wife are a part of the same souls. That when they get married they complete each other spiritually.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
15 notes · View notes