Tumgik
#Pekerjaan
lembarkertas · 1 year
Text
Bagiku ciri orang baik itu adalah membuang sampah pada tempatnya dan bersikap empati pada pekerjaan orang lain.
84 notes · View notes
ceritaksara · 2 months
Text
Karier Pekerjaan (1)
Kemarin malam, aku tengah menanti sebuah pengumuman salah satu oprec crew wedding organizer yang aku daftar. Awalnya memang aku percaya saja, sepertinya untuk tahap administrasi ada peluang yang besar, melihat CV ku yang penuh dengan track record organisasi. Tapi ternyata, sampai batas pengumuman untuk menunggu di whatsapp, tepatnya pukul 21.00 aku tidak kunjung mendapat pesan.
Sebenarnya ini bukanlah kali pertama aku ditolak, sebelum itu aku sempat mengikuti pendaftaran guru Qur'an di salah satu instansi. Saat itu aku menjalani sampai tahap micro teaching، yang artinya itu seperti sudah di ujung. Tapi ternyata, aku harus berhenti sampai tahap itu saja hehe.
Tidak hanya itu, pendaftaran educator museumMu juga aku coba dengan hasil yang sama. Atau, bukan hanya soal penolakan saja, ada beberapa pekerjaan yang nyaris menjadi peluang tetapi belum menjadi takdirnya. Aku sempat mendapat tawaran menjadi SE di prodi, tapi karena saat itu aku sedang kkn akhirnya harus mencari orang lain. Atau oprec dari SE lain yang menurut ku cukup berpeluang seperti di PMB, Bimawa, BAA dsb. Bahkan pernyataan diterima yang aku dapatkan dari salah satu rumah Qur'an, yang ternyata belum juga menjadi jalanku.
Aku tahu, cerita ini belum seberapa berat atau pedihnya tentang karier pekerjaan. Aku bahkan bisa menerima ini semua meskipun sempat melayangkan tanda tanya. Tapi aku jadi paham bahwa..
2 notes · View notes
kafabillahisyahida · 10 months
Text
"Kadang kita sangat idealis terhadap masalah dunia, tetapi masih minimalis tentang akhirat. Berkurban& berhajilah bagi yg mampu? Daftar tunggu haji sudah puluhan tahun, jika masih ragu daftar padahal sudah mampu, kapan bisa pergi? Apa indikator mampu? Liat di rumah, barang2 sekunder/tersier, yg kita punya dan qt beli, kesenangan sehari2... Bila diuangkan senilai haji/qurban maka sesungguhnya qt sudah mampu, sudah wajib ... Jgn berdalih, Ingat & takutlah setiap nikmat akan ditanyai. Jujur sama Allah, maka Allah akan wujudkan cita-cita kita. " (Diingatkan kembali oleh Sepenggal nasihat dr Ust. Nuzul Zikri Hafidzahullah)
16 notes · View notes
aledisini · 3 months
Text
Menjadi Perempuan
Jadi perempuan itu susah. Walau bukan tumpuan keluarga, tapi ekspektasi yang tumpah di pundak perempuan ngga kalah banyak sama yang dipikul laki-laki. Harus selalu berdandan rapi, tidak terlihat kusam dan kumal. Harus jadi pendiam, pemalu, lemah lembut, tidak banyak membantah, blabla and the list goes on.
Di lingkungan profesional, gue sering banget denger cerita temen dibilang ngga bisa kerja. Padahal ya mungkin yang ngomong tidak lebih baik kerja nya dari perempuan yang dia katain. Kata mereka, perempuan itu lebih lemah fisik nya. Harus diakui memang kodrat perempuan punya fisik yang tidak sebaja laki-laki, tapi bukan berarti ngga bisa kerja kan ya?
Tapi gue bukan mau ngomong tentang mereka-mereka yang ngomong jelek. Ini keresahan yang hadir dan menghampiri, ketika kami, perempuan, mulai bermimpi tinggi.
Terutama, dalam konteks pendidikan dan pekerjaan.
Inget banget, gue pernah liat story temen yang dibilangin "kalau nanti S2 makin susah cari jodoh nya lho, laki-laki pada minder". Sounds familiar? Iya banyak laki-laki yang gitu. Temen gue wawancara salah satu beasiswa dan sempat ditanya "kalau kamu keluar negeri, gimana suami? Nanti minta pulang ngga, kan perempuan mau nya dekat dengan suami" and my friend got rejected just because of this question. "Kerja nya di tempat bagus sih, jadi ga ada yang berani". Yaaa you all know what I mean. Makin besar mimpi nya, makin sering diasosiasikan dengan jodoh yang makin sulit. Gue bahkan pernah kepikir karna omongan itu, apa iyaya belum ada jodoh nya karena pasang kriteria yang lebih baik dari diri sendiri itu ngga ada makhluk nya? I end up drowning in my toxic mind hahaha. Yaaa sebenernya as simple as belum dikasih ketemu Allah aja jodoh nya.
Jadi perempuan bermimpi tinggi itu susah. Tapi bukannya ngga bisa. Poin utama nya adalah untuk tidak lupa peran wanita di dalam rumah. Siapa pun ia diluar rumah, di dalam rumah ia jadi istri, ibu, and also the lady of the house (ya case gue masih anak ya). Kudos to all the amazing woman! Banyak kok yang punya mimpi besar, banyak juga yang berhasil tercapai. Ada yang berhasil jadi direktur dan tetap jadi ibu yang hebat di rumah. Ada yang sampai menggendong anak ke dalam kelas dan jungkir balik menyelesaikan studi nya. Ada juga yang berhasil menjadikan rumah nya sebagai tempat kembali terbaik untuk keluarga nya. No one has the right to judge and stop you.
At the end, semua dikembalikan ke niat. Gue pernah nulis tentang perempuan yang bekerja, tentang betapa rawan nya ambisi wanita dengan niat nya. Untuk apa mau lanjut pendidikan? Jangan karena mau membuktikan kalau perempuan lebih hebat dari laki-laki, begitu tujuan itu tercapai courage lanjut studi nya bubar jalan. Masih banyak kok opsi-opsi niat baik yang bisa membawa ke surga.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya." {HR Bukhari dan Muslim}
Untuk kakak-kakak dan ibu-ibu, you'll do great. No, it should be, you have done amazingly well and will do even better in the future. Kalau ada yang ngomongin mimpi-mimpi kita biar aja, diemin aja. What matter most itu kan ridho nya Allah. Semoga Allah selalu mengiringi langkah kaki kita kemanapun ia diayunkan. Barakallah fiikum.
Ohiya, tulisan ini subjektif, tidak mewakili siapapun, dan berdasarkan pengalaman serta cerita yang pernah gue denger ya, semoga bisa diambil pelajaran😊
6 notes · View notes
lilanathania · 1 year
Text
Ketidakpastian
Manusia selalu membenci ketidakpastian. Segala sesuatu yang tidak pasti di masa depan membuat kita resah, galau, dan khawatir. Namun, akankah kita bahagia jika segala sesuatunya menjadi pasti?
Tumblr media
Terkait ketidakpastian, dua hal yang paling sering membuat kita bingung adalah tentang pekerjaan dan pasangan. Apakah ini pilihan karier dan perusahaan yang benar? Betulkan pacar yang sekarang ini jodoh saya? Kita selalu bimbang dan khawatir mengenai pilihan-pilihan penting dalam hidup.
Kegalauan tadi tentu merupakan hal yang wajar. Sebagai manusia, kita takut salah memilih. Jangan-jangan salah pilih jurusan. Jangan-jangan pilihan karier tidak cocok dengan karakter. Jangan-jangan pacar bukan jodoh yang tepat. Jangan-jangan... Ada begitu banyak hal yang tidak pasti.
Bagaimana jika kita tiba-tiba diberi super power untuk mengetahui masa depan? Anda tahu pasti karier apa yang paling cocok, harus bekerja di posisi mana dan perusahaan apa. Jodoh Anda bernama xxx, akan berkenalan di tanggal dd-mm-yy ketika acara zzz dan pacaran y tahun sebelum menikah. Apakah kita akan bahagia dengan hidup yang seperti ini?
Awalnya saya berpikir, enak lah! kita bisa langsung fokus mengajar karier yang spesifik, tidak usah bekerja di posisi atau bidang yang bukan passion atau calling. Tidak perlu buang-buang waktu mempelajari hal lain yang tidak penting. Begitu juga dengan jodoh, tidak perlu sia-sia berpacaran bertahun-tahun lalu putus. Tidak ada lagi korban perasaan. Semua serba pasti dan berjalan mulus sesuai rencana. Sempurna, bukan?
Namun setelah saya renungkan lagi lebih jauh, kondisi tanpa ketidakpastian ternyata tidak sesempurna itu. Saya melupakan satu aspek yang sangat penting; human nature. Manusia pada dasarnya sering merasa malas, tidak mau berkembang, susah belajar dan berubah. Orang yang paling rajin dan penuh kegigihan pun pasti pernah merasa malas dan ingin berada di zona nyaman. Bisa kita bayangkan, di dunia yang semuanya pasti, tantangannya justru kita akan sulit sekali berkembang.
Mau belajar hal baru? Tidak usah lah, toh saya tidak akan bekerja di profesi tersebut. Mau kenalan dengan orang baru? Ah, bukan jodoh juga, lebih enak main game di rumah. Mau ikut komunitas tertentu? Yah, di situ saya akan berkenalan dengan teman yang ternyata toxic, tidak mau!
Dengan adanya kepastian akan masa depan, kita sangat mungkin menjadi malas belajar dan berkembang. Kita merasa aman dengan jaminan atas pilihan-pilihan yang diambil. Padahal, manusia justru berkembang dari kegagalan dan kesalahan.
Tanpa berpacaran dengan orang yang salah, kita mungkin tidak akan pernah menjadi orang yang dewasa seperti sekarang. Tanpa bekerja di perusahaan dan profesi yang salah, mental kita tidak teruji dan skills tertentu tak pernah dimiliki. Tanpa berteman dengan orang yang menipu dan memberi pengaruh negatif, kita tidak menghargai sahabat sejati. Segala kekeliruan dalam hidup justru krusial dalam pembentukan pribadi dan jati diri.
Tak hanya itu, tanpa adanya tantangan dan dinamika hidup, dalam sekejap saja manusia akan bosan. Jika semuanya serba terjamin dan tak bisa berubah, masihkah ada gairah untuk hidup? Jangan-jangan kita akan menjadi seperti robot, sekadar menjalankan tugas serta tanggungjawab yang sudah diatur dan direncanakan dengan pasti.
Lepas dari angan-angan ini, saya jadi bersyukur. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, kita sebetulnya diberi kesempatan untuk terus belajar. Karena tidak tahu akan jadi apa, kita bisa menjajal profesi apapun dengan semangat penuh. Cocok disyukuri, tidak cocok berarti bisa mencari dan mencoba lagi. Karena tidak tahu akan menikah dengan siapa, setiap hubungan dijalani dengan serius dan penuh perasaan. Entah gagal atau berhasil, kita menuangkan seluruh hati dan pikiran untuk hubungan itu. Jika dalam berproses kita tidak berusaha sepenuh hati, tentu tidak ada proses pembelajaran dan pendewasaan.
Kita yang hari ini adalah pribadi yang sudah melalui begitu banyak hal. Tengoklah ke masa lalu Anda. Sudah berapa kali gagal? Sudah berapa kali putus? Sudah berapa kali salah mengambil keputusan? Kegagalan bukanlah sesuatu yang membanggakan, namun diperlukan. Tanpa berbuat salah, kita tidak belajar untuk menjadi benar. Tanpa menangis, malu, dan putus asa, kita tak akan bisa berhasil dan mensyukuri pencapaian hidup. Tanpa dijahati, ditipu, dan diperlakukan dengan tidak adil, kita tidak akan menghargai orang-orang dan lingkungan yang suportif.
Walaupun tidak nyaman ketika dijalani, ketidakpastian sejatinya merupakan sesuatu yang baik. Sebagai manusia yang sering lemah dan berbuat salah, kita memang harus banyak gagal-belajar-berubah untuk menjadi lebih baik. Semoga kita semua selalu bersabar dan mau berproses dalam perjalanan pendewasaan ini :)
22 notes · View notes
putriutamidewi · 1 year
Text
RUMAH - Usik Usia
Aku sudah menghilangkan kekhawatiran yang berkaitan dengan usia, terutama untuk pertanyaan “kapan”. Kapan punya pekerjaan yang mapan, kapan menikah, kapan kamu hidup mandiri, kapan kamu punya rumah sendiri, kapan kamu... dst Namun, tadi usai maghrib, pertanyaan itu keluar dari mulut orang seatap.  Sangat mengusik Aku tau itu adalah bentuk kepeduliannya padaku. Ia khawatir dengan pekerjaanku sebagai freelancer (remote) desainer landingpages dan penjual binder album photocard ini yang baginya tidak membuat masa depanku cerah. Atau mungkin dia khawatir bahwa aku akan terus menumpang  sampai tua dirumah milik almarhum bapakku ini.. duuh pak jadi kangen.... Tiba-tiba timbul di hatiku Apa aku coba membungkam mulutnya dengan hasil jerih payah yang tak terlihat dimatanya ini ya? Tapi buat apa? sebelumnya aku menang lomba dan mendapat nomimal dua digit sebagai reward, juga setelah sebulan dua bulan hal itu tidak bergeming lagi.. Pertanyaan sakti itu muncul lagi, saat aku tidak “terlihat” memiliki pencapaian.. 2023 ini aku mencoba untuk mengikuti workshop menulis yang rewardnya bukan main. Dibimbing, diterbitkan tulisannya, bahkan royalti penuh untuk yang lolos sampai stage akhir. Apakah, jika aku menjadi salah satunya, aku bakalan “terlihat nyata” dimatanya? Apakah pertanyaan sakti itu akan sirna? Nampaknya akan masih.. sampai aku keluar dari rumah ini. Menghilang dihadapannya, entah karena aku kost, mengontrak, jadi istri dan ikut suami (?), atau pergi ke alam yang berbeda menyusul bapak.  Aku sudah nyaman untuk bekerja dari rumah dan tidak akan apply untuk kerja kantoran. Apakah itu salah? Toh aku juga bekerja dirumah sambil terkadang mengurus anaknya :”)  *apa sampai sini sudah bisa menebak siapa orang yang aku bicarakan?* Nampaknya aku cukup mengerti perasaan orang yang ingin bunuh diri. Diam salah, bergerak salah, bicara salah, selalu salah dimata orang yang memiliki value yang berbeda dengan kita.  Sesak
7 notes · View notes
abidahsy · 7 months
Text
Mengambil Jeda
Aku terbiasa melakukan perpindahan secara cepat. Bagiku, semakin cepat proses perpindahan, maka semakin kecil peluang tenggelam dan berlarut-larut pada satu masalah yang sama. Kalau bisa hari ini, mengapa harus besok? Jika bisa sekarang, mengapa harus nanti? Kecepatan merupakan sebuah pencapaian bagiku.
Itulah mengapa dalam dunia profesional, aku bisa dibilang tidak pernah menganggur lama. Paling cepat jedanya tidak sampai seminggu. Bagaimana bisa? Tentu saja karena aku menginvestasikan waktu sekitar 3 bulan sebelumnya untuk bekerja di dua tempat. Yang artinya, bisa sampai 20 to-do list harus selesai dalam sehari dan ucapkan selamat tinggal pada work-life balance. Weekend pun aku tetap sibuk luar biasa. Tapi setidaknya, keputusan itu aku ambil secara sadar dan tanpa paksaan.
Seperti yang terjadi saat ini, setelah aku resign dari kantor lama, tidak ada sepekan, tawaran pekerjaan baru langsung datang. Awalnya mau aku tolak saja karena aku rindu libur panjang. Bahkan saat kuliah, liburku bisa lebih banyak dibanding saat ini. Aku termasuk dalam golongan orang yang jarang memanfaatkan fasilitas cuti. Bisa dibayangkan, saking tidak pernah cuti, aku pernah berhasil memangkas one month notice hingga kurang dari setengahnya karena sisa jatah cuti tahunan yang masih banyak.
Tidak hanya perpindahan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Perpindahan momen dalam hidup seperti sekolah ke kuliah dan kuliah ke kerja pun tidak berjeda. Masuk kuliah dengan jalur undangan membuatku memulai martikulasi lebih awal. Juga sepekan setelah wisuda kuliah, aku sudah langsung ke luar kota memulai hari pertamaku di dunia profesional.
Kebiasaan ini juga terjadi di dunia percintaan. Jika aku gagal dalam berproses, tidak lama kemudian aku dengan mudahnya mampu memulai proses baru. Tidak ada nangis-nangis di bawah shower, bengong-bengong mikirin mantan, atau mungkin tidak berselera makan. Lebih jauh lagi, beberapa kali aku bahkan melakukan proses secara paralel. Menariknya, sejauh ini belum ada yang protes, sebagian karena tidak tahu, sebagiannya lagi tahu tapi tidak melarang.
Cukup melelahkan memang. Tapi sejauh ini aku berpikir akan lebih melelahkan jika aku melakukan hal yang sebaliknya.
Bagaimana menurutmu? Perlukah aku mengambil jeda?
3 notes · View notes
dinaandme · 1 year
Text
Relung “Mariana”
Laut itu cantik. Dari daratan manusia bisa melihat betapa eloknya gelombang naik turun. Menghantarkan angin sejuh, mengundang beberapa ikan moody untuk berlarian di permukaan. Itupun jika sedang beruntung dapat menyaksikannya. Adapun luas laut tidak pernah mengecewakan meski sering mendapat sapuan sampah dari daratan. Kelapangannya membuat pecinta lautan selalu betah untuk singgah melihat dari dekat. Bahkan banyak di tepian sana yang menikmati keindahan ekosistem yang masih terjaga. Namun, kesan “wah” tersebut mungkin dapat membuat seseorang tidak mengucap hal serupa kala sudah masuk ke bagian dalam. Tersebut “Palung Mariana”.
Manusia tidak bisa tinggal tanpa udara. Teknologi memutarbalikkan ketidaksanggupan menjadi apapun bisa dilaksanakan. Melalui proses yang tidak sebentar, manusia dapat memerintah ciptaan kecil berbasis teknologi pula untuk menjelajah tanpa kenal keluh kesah. Bukti tersebut dapat membuka cakrawala baru kala mengetahui jika laut terdalam pun bukan tempat yang cukup menyenangkan. 
Oh, ini bukan pantun, juga bukan puisi. Hanya mau mengingatkan saja. Kalaupun laut yang mengitari bumi ini punya sisi gelap, langit yang biru itu yang juga punya sisi gelap, mereka semua menyimpan keindahan. Menghapus ketidaktahuan menjadi pemahaman adalah anugerah. Lalu, gimana dengan relung yang satu itu? Yang sekarang berdiam di dalammu. Sering muncul ke permukaan wajahmu dengan wajah sendu. Terus? Bagaimana?
10 notes · View notes
silminadilah · 2 years
Text
Apa yang harus dilakukan pertama kali di tempat kerja baru?
Apa yang seharusnya aku lakukan, terkadang adalah sesuatu yang tidak sama sekali bisa aku bayangkan. kegagalan dalam melangkah di tahap awal dapat menjadi batu sandungan yang mengarahkan kita  ke arah yang salah.
Seringkali, kita benar benar tidak mengetahui apa yang sebaiknya kita lakukan. berapa lamapun pengalaman kita di tempat sebelumnya, satu hal yang paling harus dihindari:
satu: jangan merasa sudah memiliki pengalaman dan ilmu yang banyak tentang bidang yang kamu geluti, lantas melakukan cara yang sama untuk tempat yang berbeda. tahulah sendiri bahwa setiap tempat memiliki aturannya masing masing, beradaptasi dan pahamilah terlebih dahulu mana lahan yang paling aman dari ranjau.
satu: jangan hanya berfokus pada komunikasi dengan atasan atau bawahan di satu tim yang sama. tetaplah menjadi manusia di tempat kerja. sapa tetangga, tenaga kebersihan, satpam, rekan antar divisi hingga mamang mamang penjaga kantin. secukupnya, sewajarnya, jangan jadi media gosip. u know u hate that so so so so so much when someone talks about you, so please never consider to do it with others.
satu: jangan terburu buru membawa gagasan serba asing dan membuat orang lain ter-alienasi dengan gagasan yang kamu bawa. sisi beruntungnya: kamu akan didukung. but most likely, saat orang sudah overwhelmed dengan apa yang ada, mendengarkan gagasan baru terkadang malah merasa diberi beban baru, bahkan kita akan dianggap “terlalu canggih dan company ini belum bisa menampung ide ide yang kamu bawa”. sudah cukup ya, bekerja sewajarnya aja, jadi manusia, seperti yang lain.
satu: jangan, sampai kapanpun, menggunakan wewenang sebagai atasan seenaknya. menyuruh-nyuruh bawahan untuk hal non teknis pekerjaan, memaksanya bekerja diluar jam kerja, apalagi memanfaatkan bawahan dengan pengaruh yang kamu punya untuk dapat benefit material/fisik. gausa rendahin lagi diri kamu hey hamba.
satu: jangan langsung mengaplikasikan hasil analisis di tempat kerja baru. iya paham pengen dapet bonus dan perhatian, tapi alangkah lebih elok nan kole, kalau lihat dulu situasi. peta-kan. bikin blok dalam kepalamu mengenai situasi politiknya, kulturnya, dan sistemnya. ketahui posisi kamu apakah bisa mengobok obok sistem ketika baru datang, atau lebih nyaman dikenal sebagai orang yang ramah dan wangi dan cakep dan lawak dan garing terlebih dahulu?
watch your word..
jangan sampai ada kata kata yang menimbulkan resistensi
hati hati memberi komentar dan memulai obrolan
bae bae pokonya.
semoga sukses
salam
super
ohya satu lagi
jangan kebanyakan kerja,
cari jodoh juga,
gak usah di tempat kerja tapi ya
karena ujungnnya malah bakal bikin ribet kerjaan dan kehidupan pribadi.
salam,
sayang.
10 notes · View notes
hanifahira · 2 years
Text
Setiap pekerjaan akan tampak mudah jika tidak mengerjakannya sendiri. seringnya kita tidak menghargai pekerjaan orang lain karna pekerjaan itu tampak sepele.
seringan apapun pekerjaan jika kita tidak punya waktu,tenaga,apalagi tidak bisa menyingkirkan rasa malas tidak akan mampu juga untuk mengerjakannya.
jadi hargai pekerjaan orang apalagi ia sudah membantu meringankan hal yang seharusnya wajib untukmu.meski kamu sanggup membayarnya.
3 notes · View notes
ydlinx · 1 month
Text
0 notes
lembarkertas · 1 year
Text
Orang yang bisa bekerja dengan inisiatif niscaya mampu mengembangkan diri sekaligus menikmati pekerjaannya.
37 notes · View notes
hargo-news · 1 month
Text
Pekerjaan Bendungan Bulango Ulu Ditargetkan Rampung Akhir Tahun
Hargo.co.id, GORONTALO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo menargetkan pekerjaan pembangunan Bendungan Bulango Ulu akan selesai akhir tahun 2024 nanti. Hal tersebut disampaikan Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya saat meninjau pekerjaan Bendungan Bulango Ulu di Desa Tuloa, Kabupaten Bone Bolango, Sabtu (16/3/2024). “Pembangunan Bendungan Bulango Ulu ini diharapkan selesai akhir tahun…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
govindabayu · 3 months
Text
Jika anda menjadi penyapu jalan, sapulah jalanan seperti Michaelangelo melukis gambar, seperti Shakespeare menulis puisi, seperti Beethoven menciptakan musik; sapulah jalanan dengan sangat baik sehingga semua penghuni Surga dan bumi akan berhenti dan berkata, "Di sini tinggal seorang penyapu jalanan yang hebat, yang melakukan tugasnya dengan baik." - Martin Luther King Jr.
0 notes
lenterablog · 3 months
Text
Panduan Mencari Loker Jakarta Online untuk Membangun Karir di Jakarta
Jakarta, ibu kota Indonesia, bukan hanya pusat pemerintahan, tetapi juga magnet bagi para pencari kerja yang mencari peluang berkarir. Dalam era digital saat ini, mencari lowongan pekerjaan di Jakarta dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif melalui platform online. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai loker Jakarta online, memberikan tips, saran, ulasan, dan…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
cemwu · 5 months
Text
0 notes