Tumgik
#Pintu Masjid Kayu Jati Ornamen Ukiran
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta menjadi objek wisata religi dan sejarah yang menarik untuk Sobat Turisian kunjungi dan pelajari. Sejarah keberadaannya tak bisa lepas dari Kraton Yogyakarta sebagai kerajaan Islam dalam perundingan Giyanti pada 1755. Sejarah keberadaan Masjid Gedhe Kauman tidak bisa dilepaskan dari Kraton Kasultanan Yogyakarta sebagai kerajaan Islam dalam perundingan Giyanti pada tahun 1755. Masjid ini berdiri 18 tahun kemudian setelah perjanjian Giyanti, jadi sekitar tahun 1773. Keistimewaan masjid di Jogja merupakan satu-satunya masjid raya di Indonesia yang berusia lebih dari 200 tahun. Selain itu juga menyimpan begitu banyak potensi sejarah di dalamnya yang menarik untuk Sobat Turisian pelajari. Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Jogja Arsitekturnya yang kental dengan nuansa Kraton menjadi daya tarik tersendiri untuk menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan lokal maupun asing. Lokasi Masjid Gedhe Kauman tidak jauh dari Kraton Yogyakarta, posisinya di sebelah barat tepat di samping Alun-Alun Utara. Secara administrasi masjid ini beralamat di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Jika melihat pada bagian atap, masjid ini menggunakan sistem atap tumpang tiga dengan mustaka yang mengilustrasikan daun kluwih dan gadha. Sistem atap tumpang tiga ini memiliki makna kesempurnaan hidup melalui tiga tahapan kehidupan manusia, yaitu Syariat, Makrifat, dan Hakekat. Perkembangan zaman dengan segala peristiwanya telah membuat bangunan Masjid Gedhe berkembang dan berubah dari masa lalunya. Pada tahun 1867 terjadi gempa besar yang meruntuhkan bangunan asli. Serambi Masjid Gedhe Kauman pun diganti dengan menggunakan material yang khusus diperuntukkan bagi bangunan kraton. Baca juga: Menengok Panggung Krapyak Jogja, Tempat Berburu Sri Sultan HB I Tidak ketinggalan pula lantai dasar masjid yang terbuat dari batu kali, kini telah berganti marmer dari Italia. Pesona dari masjid ini tampak pada beberapa keunikan tempat ini. Salah satunya pemasangan batu kali putih pada dinding masjid tidak menggunakan semen dan unsur perekat lain. Serta penggunaan kayu jati utuh yang telah berusia 200 tahun lebih sebagai penumpang bangunan. Tata Ruang Masjid Gedhe Kauman Sama seperti umumnya sebuah masjid raya, Masjid Gedhe Kauman terdiri dari masjid induk dengan satu ruang utama sebagai tempat untuk salat. Lengkap dengan tempat imam memimpin salat atau mihrab. Samping kiri belakang mihrab terdapat maksura yang terbuat dari kayu jati bujur sangkar dengan lantai marmer yang lebih tinggi, tambah dengan tombak. Maksura berfungsi sebagai tempat pengamanan raja apabila Sri Sultan berkenan salat berjamaah di Masjid Gedhe Kauman. Tak jauh dari mihrab terdapat mimbar yang berbentuk singgasana berundak sebagai tempat bagi khotib saat menyampaikan khotbah Jumat. Mimbar ini terbuat dari kayu jati berhiaskan ukiran indah, berbentuk ornamen stilir tumbuh-tumbuhan dan bunga di prada emas. Tak hanya itu, ruang inti masjid induk juga lengkap dengan berbagai ruangan yang memiliki fungsi berbeda. Seperti Pawestren (tempat khusus bagi jamaah putri), Yakihun (ruang khusus peristirahatan para ulama, khotib, dan merbot), Blumbang (kolam), dan tentu saja serambi masjid. Baca juga: Nongkrong Asik di Bukit Bintang Gunungkidul Jogja, Pas Buat Wisata Malam Bagian lain dari kompleks Masjid Gedhe pada masa sekarang, antara lain KUA, Kantor Takmir, Pagongan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan gamelan Sekaten. Ada pula Pajagan yang dulunya berfungsi sebagai tempat prajurit kraton berjaga dan terletak memanjang di kanan kiri gapura. Serta regol atau gapura yang berbentuk Semar Tinandu dan merupakan pintu gerbang utama kompleks masjid.*       Sumber & Foto: visitingjogja
0 notes
furnituremasjid · 3 years
Text
Pintu Masjid Minimalis Jati Jepara
Tumblr media
Pintu Masjid Minimalis Jati Jepara Pintu Masjid Minimalis Jati Jepara model terbaru desain ornamen Arabic Timur Tengah yang modern kali ini dapat menjadi opsi lain yang pas atau cocok dengan arsitektur masjid. Pintu masjid minimalis sekarang ini banyak diminati karena menyesuaikan konsep arsitektur bangunan masjid yang dibuat dengan desain minimalis sesuai perkembangan desain. Oleh karena itu bentuk, motif maupun desain pintu juga harus menyesuaikan agar cocok dan terkesan serasi. Gerbang kusen pintu masjid minimalis mewah produksi FURNITURE MASJID kami ini merupakan model custom terbaru yang sangat jarang yang menyamai sehingga dapat menjadi ciri khas pada masjid tertentu. Desain pintu masjid jati yang lain : Model Pintu Masjid Modern Desain Terbaru Model Pintu Masjid Minimalis Modern Kayu Jati Model Pintu Masjid Minimalis Modern Kayu Jati kali ini memiliki bentuk yang cukup unik dengan hiasan ukir ornamen Arabic ala Timur Tengah yang mewah dan modern. Ukir ornamen minimalis tersebut merupakan ukiran timbul yang bukan tempel dan bukan juga kerawang tembus sehingga lebih awet dan tidak akan lepas sebagai hiasan pintu. Terdapat juga hiasan ukir kaligrafi kalimat "TAUHID" di bagian tengah dengan lis lingkaran atau bundar yang diberi warna emas agar lebih indah dan lebih terlihat. Pintu samping dengan ukuran yang lebih kecil diberi kaca sebagai variasi tambahan yang berbentuk melengkung sesuai dengan bentuk ornamen pintu tengah agar tampilan semua pintu tidak sama. Read the full article
0 notes
perempuanbanyu · 7 years
Text
Belajar Akulturasi Budaya di Minaret Masjid Kudus
Tumblr media
Di sini, pada abad 16, Sunan Kudus berkedudukan, bukan haya sebagai peyebar Islam, juga sebagai politikus yang ikut memainkan kekuasaan kerajaan Demak (Pramoedya Ananta Toer, 2005:95).
Masih di Kudus. Masih empatpuluhsatu kilometer tenggara kota Japara. Duapuluhdua kilometer arah serong timurlaut dari Jalan Raya Pos. Kota dengan sebuah nama yang berasal dari bahasa Arab yang berarti: bersih, suci, dan murni. Kota Tajug, begitulah Kudus dikenal dahulu sebelum Islam masuk. Karena memang banyak ditemukan tajug di kota santri ini. Sedangkan tajug sendiri adalah sebuah bentuk atap tradisional yang dianggap keramat. Dahulu kala, sebelum Islam masuk, orang-orang Hindu bersembahyang di dalam tajug.
Ojek yang saya tumpangi berhenti di depan deretan bangunan yang, fisiknya menyerupai candi Hindu. Bangunan batu bata merah oranye itu tersusun secara vertikal. Ramping. Di sisi paling kiri, bangunan berupa gapura dengan limasan tajug genteng yang warnanya pun senada pada bagian atas. Gapura yang sering disebut sebagai paduraksa oleh masyarakat setempat.
Di samping kanan paduraksa, ada bangunan lain yang juga tersusun dari batu bata merah oranye. Kali ini, bangunan kedua itu lebih tinggi dari yang pertama. Benar-benar seperti candi. Menara candi dengan ukuran luas sepuluh kali sepuluh meter dengan tinggi delapanbelas meter menjulang ke angkasa. Menara candi itu terdiri dari tiga bagian yaitu: kaki, badan, dan kepala, seperti bagian-bagian candi yang umum kita kenal; Bhurloka, Bhuvarloka, dan Svarloka.
Di bagian kepala, ada empat soko yang menopang sebuah tajug. Tajuk yang berbentuk limas segiempat yang betumpang dua. Tajuk dengan ukiran yang lebih meriah. Di bagian badan, ada sebuah tangga dan pintu untuk masuk ke bagian inti menara candi. Di bagian dinding luarnya, ornamen keramik Tionghoa menempel mengelilingi empat sisi bangunan. Jumlahnya ada tigapuluhdua. Pada bagian kaki, ada dinding layaknya benteng pelindung mengelilingi bagian badan menara.
Dia lebih sorak sorai. Dia benar-benar seperti candi Hindu, candi yang ramping. Candi dengan susunan batu bata merah oranye.
Lalu ada lagi paduraksa lain ketiga di sisi paling kanan. Di balik paduraksa ketiga itu, ada bangunan lain, yang jauh lebih modern dengan kubah berupa setengah siung bawang.
Kali ini, saya tidak sendiri, komplek bangunan tersebut banyak sekali dikunjungi.
Saya melawati tengah paduraksa oranye pertama itu, seraya meyentuh lembut batu bata dengan jemari tangan. Merasakan rongga-rongga kasar batu bata, seraya mendongak ke atas, ke arah ujung tertinggi bagunan delapanbelas meter di samping. Matahari sudah tidak lagi condong di timur. Dia sudah tepat di atas kepala. Terik.
Setelah paduraksa pertama, di bagian tengah ada juga gapura lain untuk masuk ke area utama masjid. Kali ini lebih pendek. Dua bentuk yang sama persis bersanding di kanan dan kiri. Tapi nanti dulu, saya mau menuju ke kerumunan orang yang berbaris mengantre masuk ke area di sudut belakang.
Orang berbaris satusatu untuk masuk ke dalam. Saya ikut berbaris. Mengikuti gerak tubuh orang-orang di depan. Ketika mereka menepuk tiga kali dinding gapura, saya ikut menepuk. Ketika mereka menyentuh kusen kayu jati yang penuh dengan ukiran cantik di tengah gapura, saya pun ikut membelai lembut kusen jati itu dengan jemari.
Ternyata saya baru saja melewati pintu masuk ke area makam.  Di dalam area itu ada sebuah pendopo kayu tempat orang banyak duduk. Di hadapan pendopo, ada sebuah pusara entah milik siapa. Saya tidak menilik lebih lanjut karena orang ramai luar biasa. Di sisi samping, terdapat kolam padasan tempat menambil wudhu, dengan delapan arca di atasnya. Delapan arca sebagai simbol Asta Sanghika Marga, delapan jalan kebenaran yang dipercaya oleh para penganut Buddha.
Saya berdiri di balik gapura dengan kusen jati yang berukir cantik. Memperhatikan secara sekilas orang membasuh kepala, tangan, dan kaki dengan air yang keluar dari pancuran arca. Saya juga masih tertegun, memperhatikan setiap inci detail bangunan yang sudah ada sejak abad enambelas ini. Kala itu, sebelum Islam masuk.
Tak lama, ketika dirasa orang semakin banyak berdatangan, saya keluar melewati gapura dengan kusen jati tadi, masuk ke bagian inti masjid.
Bangunan yang tak kalah megah, atau bahkan lebih megah dari yang sebelumnya, berdiri di belakang bangunan candi. Bangunan besar dengan kubah piramida segiempat yang saling tumpuk, seperti atap masjid agung Jawa lainnya. Bangunan itu ditopang oleh empat soko dari kayu besar di tengah-tengah.
Saya duduk di tepian pada bagian perempuan. Duduk bersila dengan hening. Melihat sekeliling ruangan, melihat orang-orang khusyuk berdoa. Tetapi yang paling menarik perhatian saya adalah bangunan candi lain di dekat empat soko. Ada paduraksa lagi yang juga berbatu bata oranye, berjajar kanan dan kiri, menuju tempat serambi khatib membaca khotbah. Paduraksa itu spesial, disebut sebagai Lawang Kembar.
Luar biasa bangunan ini, saya berdecak dalam hati. Sebuah karya arsitektur yang penuh dengan akulturasi budaya. Bangunan yang berfungsi sebagai masjid, tempat umat Muslim berdoa, dengan ciri khas arsitektur candi Hindu dengan batu bata oranye yang tersusun vertikal secara ramping. Delapan pancuran arca dan ornamen keramik Tionghoa sebagai perwakilan simbol agama Buddha. Saya mengagumi setiap inci bangunan.
Selesai dengan itu, saya beranjak keluar, mengenakan kembali sepatu dan berjalan melawati bangunan candi dengan tinggi delapanbelas meter. Saya berjalan keluar mengelilingi bangunan utama menara candi. Saya bertanya kepada seseorang tentang isi di dalam menara. Orang itu bilang, bahwa di dalam candi itu ternyata tersimpan bedug masjid. Bedug yang dibunyikan lima kali sehari sesuai dengan waktu shalat lima waktu.
Saya terus berjalan keluar melewati paduraksa di samping benteng menara, paduraksa dengan dinding melengkung di bagian atas. Berjalan keluar, melewati depan Menara Masjid Kudus, lalu masuk melewati paduraksa lain di sisi kanan, dan kembali pada bangunan masjid utama. Dari masjid utama, saya keluar melalui paduraksa kedua, dan menyusuri area sisi kiri, dan kembali keluar menuju tempat saya berdiri pertama kali. Begitu saya memutari komplek bangunan ini.
***
Sementara Sunan Kudus sebagai arsitek, berhasil melakukan pendekatan akulturasi antara budaya Hindu, Buddha, China, dan Islam pada Minaret Masjid Kudus ini. Ia merasa bahwa walaupun berfungsi sebagai masjid, bangunannya harus merepresentasikan banyak budaya lokal yang berkembang pada saat itu. Tajug, yang masih termasuk berada di area pesisir utara Jawa, yang konon masih terpisah dengan Pulau Muria di utara, tempat berkumpulnya banyak bangsa seperti Tiongkok, Arab, India, bahkan Jawa sendiri, harus bisa memberikan citra baik sebagai tempat yang multikultural. Minaret Masjid Kudus, adalah sebagai petanda seorang Sunan Kudus sebagai wali yang toleran sekaligus seniman yang handal.
***
Saya mengencangkan tali ransel di punggung. Berjalan menghampiri sebuah becak yang sedang parkir di seberang jalan. Saya bertanya kepada Pak Becak, apakah bisa antar saya ke terminal bus terdekat? Karena saya harus bergegas untuk kembali menyusuri Jalan Raya Pos dan menuju Semarang.
Matahari masih tepat di atas kepala. Terik. Pak Becak tetap bergegas mengayuh, mengantarkan saya ke tepian Jalan Daendels.
1 note · View note
thebishopss · 4 years
Text
Daun Pintu Minimalis Terbaru 2020 di Indonesia
daun pintu minimalis kayu aluminium terbaru kupu jati hpl acp kaca kamar mandi motif spandrel angzdoor berbentuk baja ringan besi bekas besar kecil bulat buka dua 2 canter colt t120 cantik cat putih jendela cowboy pintu.com coklat harga diesel depan l300 dan dari double triplek dobel di engineering door elegan eropa engsel in english solid folding gate fiber fabrikasi floor hinge fengshui fiberglass futura teakwood finish garasi geser galvalum gandeng ganda galvanis gambar honeycomb harmonika hdf hotel holo hitam ukuran henderson itu apa tinggi ideal dalam bahasa inggris istilah jepara jogja belanda mahoni kamper lengkung lemari lipat lis timbul lawang sewu lebar sebelah pakaian murah 2019 masjid tarung model baru non nangka nyatoh oshin oven online samarinda meranti olx ornamen jual surabaya panel kotak plastik polos plywood pt. tangerang banten rumah mewah ragasa ruang tamu renggang modern rolling sliding stainless satu sederhana semarang tunggal toilet terbaik sidoarjo upvc utama ukir ukiran unik untuk kusen variasi cara membuat video volume wc warna wpc (wood plastic composite) hijau wina wallpaper yang bagus terbuat termasuk yg ykk simple indah 1 mitra 10 kuno 120 cm set dengan 2020 2d togel 2018 2017 2016 contoh 3 3d autocad 4 80 90
0 notes
Text
Podium Masjid Minimalis Model Baru
Tumblr media
Podium Masjid Minimalis Model Baru Podium Masjid Minimalis Model Baru Podium Masjid Minimalis Model Baru dari bahan kayu jati produksi furniture Jepara kali ini merupakan salah satu contoh pesanan pembeli kami sebelumnya. Mimbar podium masjid dipilih karena mempertimbangkan ukuran mihrab pengimaman yang tidak terlalu luas dan tinggi sehingga space untuk sholat dan khutbah tetap nyaman. Podium Masjid Minimalis Sederhana sekarang ini menjadi pilihan favorit dan banyak diminati karena menyesuaikan dengan konsep bangunan masjid yang juga banyak dibangun dengan tema minimalis modern Arabic ala Timur Tengah. Dengan demikian antara bangunan masjid dan furniture interiornya memiliki konsep tema yang serasi dan cocok. Bahan baku pembuatan podium masjid minimalis furniture Jepara kami ini yaitu dari jenis kayu jati emas Sulawesi kualitas bsgus yang dapat bertahan lama untuk jangka panjang. Model Podium Masjid Minimalis Arabic Terbaru Model Podium Masjid Minimalis Arabic Terbaru ini memiliki bentuk yang sangat sederhana dan simple yaitu berbentuk persegi atau kotak jika dilihat dari sisi depan. Dihiasi juga dengan ukiran ornamen Arabic dengan warna emas beserta logo dan nama masjid "BAITUL FUQOHA". Ukiran ornamen tersebut dapat anda pesan dengan menyesuaikan ornamen yang sudah ada pada bangunan masjid seperti halnya di bagian loster (angin-angin), ornamen di mihrab pengimaman maupun di bagian pintu dan gympusm masjid. Read the full article
0 notes
propertimebeljepara · 4 years
Text
Rak Lemari Mukena & Alquran Jati Jepara
Tumblr media
Rak Lemari Mukena & Alquran Jati Jepara Rak Lemari Mukena & Alquran Jati Jepara dapat menjadi pilihan anda untuk melengkapi furniture masjid, mushola maupun ruang sholat di rumah anda. Lemari mukena dari bahan kayu jati produksi mebel Jepara merupakan pilihan terbaik karena bahan kayu jati lebih kokoh dan lebih awet. Terutama untuk masjid atau mushola yang akan sangat berguna bagi banyak orang atau jama'ah nantinya dalam jangka panjang. Dengan adanya lemari pintu kaca ini akan membuat perlengkapan ibadah sholat maupun peralatan lain menjadi lebih aman dan juga bersih dari debu dan kotoran. Anda dapat memesan produk furniture Jepara kami ini dengan perubahan bentuk model, ukuran dan warna finishing sesuai keinginan. Lihat juga model rak Al-Qur'an yang lain : Rak Alquran Masjid Kayu Jati Ornamen Arabic Model Rak Lemari Mukena & Alquran Jati Jepara Model Rak Lemari Mukena & Alquran Jati Jepara kali ini cukup simple dan sederhana tanpa adanya ukiran hiasan yang akan sangat cocok dengan bangunan masjid berkonsep minimalis. Bentuk model lemari mukena kayu jati ini seperti halnya dengan bentuk bufet pendek atau kabinet pendek dengan 4 pintu kaca bukaan kupu tarung. Di bagian dalam lemari dibuat dengan 3 tingkatan rak tundan atau hambalan dengan warna putih terang agar berkesan bersih dan mudah terlihat dari luar. Read the full article
0 notes
Text
Kusen Pintu Masjid Kayu Jati Modern
Tumblr media
Kusen Pintu Masjid Kayu Jati Modern Kusen Pintu Masjid Kayu Jati Modern model terbaru kami hadirkan untuk masjid dengan arsitektur minimalis modern agar nampak lebih serasi dan indah. Kusen dan daun pintu masjid serta jendela tersebut kami produksi menggunakan kayu jati solid grade A kualitas terbaik agar tetap kokoh dan tahan lama. Karena ukuran produk mebel masjid tersebut bisa dikatakan tinggi sehingga cukup resiko terjadinya kayu melengkung apabila diproduksi dari kayu jati kualitas biasa. Untuk itu kami Arif Mebel Jepara selalu menggunakan bahan kayu jati kualitas terbaik untuk hasil yang maksimal serta agar awet untuk jangka panjang. Model Kusen Pintu Masjid Kayu Jati Modern Model Kusen Pintu Masjid Kayu Jati Modern kali ini dibuat dengan adanya hiasan ukir ornamen minimalis modern yang divariasikan dengan ukir kaligrafi di bagian tengah. Ukiran kaligrafi tersebut berupa lafadz Allah, Muhammad serta kalimat Tauhid dengan warna emas agar lebih nampak terlihat dan terkesan indah. Sedangkan warna finishing dasar pada kusen, jendela dan daun pintu kami kerjakan dengan warna natural melamine gloss. Untuk lebih jelasnya kami sajikan contoh foto dan video kusen jendela pintu masjid minimalis modern di bawah ini : https://www.youtube.com/watch?v=1Ag9yX2XIrI kusen pintu masjid kayu jati modern pintu masjid kayu jati ukir kaligrafi pintu masjid kayu jati tpk perhutani pintu masjid kayu jati minimalis pintu masjid kayu jati model terbaru 1. Read the full article
0 notes
Text
Pintu Masjid Kayu Jati Ornamen Arabic
Tumblr media
Pintu Masjid Kayu Jati Ornamen Arabic Pintu Masjid Kayu Jati Ornamen Arabic model terbaru sangat cocok untuk arsitektur bangunan masjid modern masa kini. Kusen pintu masjid dari bahan baku kayu jati memang menjadi andalan dan pilihan tepat untuk furniture masjid yang lebih awet dan kokoh dalam jangka panjang. Terlebih lagi pintu masjid kayu jati produksi kami dibuat dengan model terbaru yang masih jarang ada pada mebel masjid lain. Berbeda dengan pintu masjid Nabawi yang sekarang ini sudah banyak yang menyamai, maka dari itu Arif Jati Furniture kami menghadirkan model pintu masjid minimalis terbaru yang berbeda dari lainnya. Model Pintu Masjid Kayu Jati Ornamen Arabic Model Pintu Masjid Kayu Jati Ornamen Arabic dihiasi dengan ukiran "lemahan" dan bukan ukir tempel agar tidak akan lepas dan tetap menjadi bagian dari hiasan daun pintu. Model ukir tersebut merupakan ornamen Arabic Timur Tengah minimalis modern dengan variasi ukir kaligrafi di bagian tengah. Ukir kaligrafi tersebut ada yang berlafadz Allah dan Muhammad maupun kalimat Tauhid. Untuk lebih jelasnya dapat anda lihat contoh gambar foto kusen pintu masjid kayu jati minimalis modern beserta video di bawah ini : https://www.youtube.com/watch?v=1Ag9yX2XIrI Proses Pemasangan Mihrab Pengimaman dan Daun Pintu Masjid pintu masjid kayu jati ornamen arabic pintu masjid kayu jati modern kusen pintu masjid kayu jati tpk pintu masjid kayu jati minimalis pintu masjid kayu jati ukir kaligrafi 1. Read the full article
0 notes
Text
Pintu Masjid Minimalis Kayu Jati Terbaru
Tumblr media
Pintu Masjid Minimalis Kayu Jati Terbaru Pintu Masjid Minimalis Kayu Jati Terbaru untuk pintu depan masjid agung kali ini merupakan model terbaik untuk arsitektur bangunan masjid model minimalis modern. Karena ukiran ornamen dan motif maupun bentuk model dibuat dengan menyesuaikan bangunan masjid yang minimalis agar pas dan cocok. Memang sekarang ini motif minimalis menjadi pilihan favorit karena memberikan kesan simple dan sederhana namun tetap mewah dan megah untuk masjid modern saat ini. Kelebihan dari produk Arif Mebel Jepara kami tidak hanya menghasilkan model terbaru namun juga memberikan kualitas yang terbaik dari penggunaan bahan baku kayu jati solid yang kokoh dan awet untuk jangka panjang. Model Pintu Masjid Minimalis Kayu Jati Terbaru Model Pintu Masjid Minimalis Kayu Jati Terbaru dihiasi dengan ukiran ornamen minimalis Arabic ala Timur Tengah pada bagian daun pintu serta adanya ukir kaligrafi lafadz Allah dan Muhammad. Sedangkan di bagian sisi samping kanan dan kiri serta atas daun pintu dibuat dengan ukir kerawang tembus yang juga berfungsi sebagai angin-angin atau loster. Ukir kalimat Syahadat juga menghiasi pintu utama masjid tersebut dengan motif minimalis modern yang diberi warna hitam variasi emas yang terlihat bagus dan indah. Read the full article
0 notes
furnituremasjid · 4 years
Text
Mihrab Masjid Mewah Kaligrafi Kayu Jati
Tumblr media
Mihrab Masjid Mewah Kaligrafi Kayu Jati Mihrab Masjid Mewah Kaligrafi Kayu Jati full di dinding pengimaman baik bagian luar maupun dalam untuk interior masjid agar lebih indah. Produk mebel Jepara sudah dikenal sebagai produk yang terbaik dari segi bahan baku dan motif ukiran yang bagus. Mihrab pengimaman dari bahan kayu jati dapat anda percayakan kepada Furniture Masjid kami karena sesuai dengan bidang ahli dalam mebel masjid. Tidak hanya produk mihrab kayu jati yang dapat kami produksi, namun juga mimbar masjid, lemari jam hias, tabir pembatas shaf, bedug masjid hingga kusen dan pintu masjid kayu jati. Semuanya dapat anda percayakan kepada kami untuk motif yang serasi dan warna finishing yang sama. Model Mihrab Masjid Mewah Kaligrafi Kayu Jati Model Mihrab Masjid Mewah Kaligrafi Kayu Jati kali ini lebih didominasi dengan ukiran kaligrafi dan beberapa hiasan motif ukir Arabic minimalis modern sebagai pemanis desain. Pada desain kali ini dibuat dengan dekorasi ornamen kayu jati yang tidak hanya terdapat di bagian tengah pengimaman saja namun hingga tembok atau dinding samping kanan kiri serta dinding pengimaman bagian dalam. Anda juga dapat memesan dengan perubahan desain maupun motif ukiran yang tentu saja dapat dikerjakan oleh ahlinya dalam biadang desain dan tukang ukir kami. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak contoh gambar foto hingga video mihrab masjid full kaligrafi kayu jati yang sudah kami sediakan berikut ini : 1. Read the full article
0 notes
furnituremasjid · 4 years
Text
Pintu Masjid Minimalis Modern Kayu Jati
Tumblr media
Pintu Masjid Minimalis Modern Kayu Jati Pintu Masjid Minimalis Modern Kayu Jati kali ini adalah salah satu model terbaru kami yang menjadi pilihan favorit karena memberikan kesan simple namun tetap indah dengan ukirannya. Pintu masjid minimalis juga menjadi pilihan tepat untuk arsitektur bangunan masjid dengan konsep minimalis modern saat ini. Bahan baku pembuatan kusen, jendela dan pintu masjid tersebut kami buat dari jenis kayu jati TPK perhutani solid yang merupakan tignkatan kayu jati paling atas. Sehingga mebel masjid tersebut dapat bertahan lama dan tetap kokoh untuk jangka panjang dengan keunggulan yang tidak hanya pada desainnya yang bagus. Desain Pintu Masjid Minimalis Modern Kayu Jati Desain Pintu Masjid Minimalis Modern Kayu Jati dihiasi dengan ukiran ornamen Arabic minimalis ala Timur Tengah serta variasi ukir kaligrafi di bagian tengahnya. Ukir kaligrafi tersebut berlafadz Allah dan Muhammad serta ada juga penutup dinding dari kayu dengan lafadz kalimat Tauhid. Warna finishing yang kami kerjakan yaitu dengan warna dasar natural coklat melamine gloss variasi hitam dan emas pada hiasan tengah agar nampak kontras terlihat dan indah dipandang. Berikut kami sertakan contoh gambar foto beserta video pemasangan pintu masjid minimalis pada lokasi masjid klien kami sebelumnya : 1. Jenis barang : Pintu Masjid Minimalis Modern Kayu Jati 2. Kode pintu : PTU-12 3. Menggunakan bahan dasar kayu jati TPK perhutani grade A kualitas terbaik 4. Read the full article
0 notes
furnituremasjid · 4 years
Text
Pintu Depan Masjid Kayu Jati Ukir Jepara
Tumblr media
Pintu Depan Masjid Kayu Jati Ukir Jepara Pintu Depan Masjid Kayu Jati Ukir Jepara kini hadir dengan variasi model lain sebagai opsi tambahan untuk inspirasi pintu masjid agung. Bahan baku yang kami gunakan tentu saja dari jenis kayu jati TPK kualitas bagus untuk hasil yang lebih maksimal dan menghindari segala resiko yang tidak diinginkan. Model pintu masjid kayu jati ukir Jepara akan memberikan keindahan maupun seni ukir yang natural untuk arsitektur bangunan masjid. Selain model yang sudah kami sediakan, anda juga dapat memberikan pandangan model lain yang sesuai dan pas dengan desain bangunan masjid agar nampak serasi dan lebih bagus. Model Pintu Depan Masjid Kayu Jati Ukir Jepara Model Pintu Depan Masjid Kayu Jati Ukir Jepara kali ini bukanlah model gebyok maupun ukir ornamen minimalis modern. Tambahan variasi pada model pintu masjid ini yaitu dengan adanya pilar atau tiang di sisi samping pintu serta ukiran di atas pintu yang langsung di freezer ke tembok agar tetap menempel. Sedangkan model daun pintu dan jendela dibuat dengan model simple sederhana tanpa adanya ukiran agar model produk tidak terlalu ramai akan ukiran. Berikut kami sertakan contoh gambar foto pilar, pintu dan jendela masjid kayu jati beserta spesifikasi singkat produk : 1. Jenis barang : Pintu Depan Masjid Kayu Jati Ukir Jepara 2. Kode barang : PTU-13 3. Bahan dasar : Kayu jati solid 4. Warna finishing menyesuaikan permintaan 5. Read the full article
0 notes
propertimebeljepara · 4 years
Text
Partisi Masjid Kayu Jati Minimalis Modern
Tumblr media
Partisi Masjid Kayu Jati Minimalis Modern Partisi Masjid Kayu Jati Minimalis Modern dapat dipilih untuk menggantikan tabir masjid dari kain yang mudah tertiup angin yang dapat anda gunakan untuk masjid maupun mushola. Tabir masjid dari bahan kayu jati sangat kami rekomendasikan untuk tempat ibadah yang berada di daerah berpotensi tinggi akan munculnya angin kencang. Karena dengan partisi dari kayu jati tersebut tidak akan mudah bergerak dan tertiup angin meskipun pintu maupun jendela dalam kondisi terbuka. Partisi masjid atau bisa disebut juga dengan tabir, sketsel, penyekat maupun satir dari kayu jati biasanya diperlukan jika di dalam masjid tidak terdapat ruangan khusus untuk jama'ah wanita karena keterbatasan lahan. Lihat juga model pembatas shaf lain : Tabir Pembatas Shaf Mushola Kayu Jati Murah Model Partisi Masjid Kayu Jati Minimalis Modern Model Partisi Masjid Kayu Jati Minimalis Modern kali ini dibuat dengan desain sesuai permintaan pesanan pembeli kami sebelumnya baik dari ukuran, motif ukir ornamen dan juga warna finishing. Ukiran motif ornamen pada tabir tersebut kami buat sesuai dengan ornamen yang ada pada bangunan masjid agar nampak serasi dan cocok. Sedangkan warna finishing pada tabir kayu jati tersebut kami kerjakan dengan warna natural coklat tua karena menyesuaikan juga dengan perabotan atau furniture yang sudah ada di masjid. Anda juga bisa memesan dengan request tambahan nama masjid yang akan kami buat di bagian tengah dengan warna emas. Read the full article
0 notes
furnituremasjid · 4 years
Text
Model Pintu Masjid Modern Desain Terbaru
Tumblr media
Model Pintu Masjid Modern Desain Terbaru Model Pintu Masjid Modern Desain Terbaru dapat anda percayakan di mebel masjid kami dengan berbagai pilihan dari yang ukir mewah sampai minimalis modern. Bahan baku pembuatan produk furniture masjid kami utamakan dari jenis kayu jati TPK kualitas terbaik. Pembuatan awal produk kami dari ahli desain kusen, daun pintu dan variasi lain yang kemudian dikerjakan oleh tukang ukir yang berpengalaman dan seterusnya diproses pewarnaan finishing sesuai keinginan anda. Desain atau model pintu masjid kayu jati produksi kami disesuaikan dengan ukuran lokasi sehingga pas dan cocok dengan arsitektur bangunan masjid yang ada. Anda juga dapat memesan produk furniture masjid lain dengan motif ukir yang serupa agar serasi antara produk mebel satu dengan lainnya. Pintu Masjid Modern Desain Terbaru Pintu Masjid Modern Desain Terbaru kali ini adalah paduan dari ornamen minimalis Arabic Timur Tengah yang terkesan modern dengan ukir kaligrafi lafadz Allah dan Muhammad. Pada bagian daun pintu dihiasi dengan ukir "lemahan" dan bukan ukir tempel sehingga tidak akan lepas dan tetap paten menjadi bagian dari daun pintu. Di sisi samping kanan dan kiri serta atas daun pintu dihiasi ukir tembus yang juga sebagai ventilasi atau angin-angin loster. Terdapat juga ukiran kalimat Syahadat motif minimalis modern dengan warna emas yang indah dan kombinasi warna hitam agar nampak lebih bagus. Read the full article
0 notes
perempuanbanyu · 7 years
Text
Kotagede, Lorong Waktu Menuju Rahim Yogyakarta
Tumblr media
Kotagede adalah persenyawaan masa silam dan kini. Yang silam dikenang sebagai pusat Kerajaan Hindu yang disulap menjadi Kesultanan Mataram Islam, tempat singgasana Panembahan Senopati bertahta. Tidak ada batas jelas antara yang lalu dan kini. Tapi yang pasti, kota pusaka ini seolah menandakan peradaban modern terbit kemarin Legi.
Pagi ini Matahari memulas biru langit dengan bias-bias cahaya secara diam. Sinarnya membentuk bayang-bayang pada jalan, dinding bangunan, dan pepohonan yang sejak semalam tua. Saya menyusuri jalanan menuju Kotagede, menyaksikan dan merasakan, bagaimana sinar itu mengubah gelap menjadi hidup secara gaib.
Akiik… akiik… akiiiikkk…
Seruan pedagang datang lebih gempita. Ini mungkin menjadi hari besar bagi warga Kotagede. Minggu yang datang pada pasaran Legi. Pikuknya merambat ke atas, membentuk bias-bias dalam terpa sinar mentari pagi di udara. Likat manusia dan suara lantangnya yang tidak terjadi tiap hari, hanya pada pasaran kedua penanggalan Jawa. Sargedhé, begitu pasar tua itu disebut.
Saya berhenti di depan gelaran lapak pedagang cincin batu akik. “Monggo, Mbak,” sapa ibu pedagang. “Ini batu apa, Bu?” tanya saya seraya menunjuk salah satu batu berwarna kecokelatan. “Mata kucing Mbak,” jawabnya kemudian melanjutkan, “Bagus itu. Warnanya bisa berubah kalau kena sinar sepeti mata seekor kucing.”
Di sisi barat pasar, gelaran lapak pedagang dari mulai hewan unggas, tanaman hias, sampai cincin akik. “Kalau yang ini harganya berapa?” tanya saya akhirnya merujuk kepada sebuah batu berwarna kebiruan. “Tiga puluh ribu sudah sama cincinnya, Mbak.”
Tak perlu lama, si ibu pedagang dengan cekatan memasang batu biru pada sebuah cincin yang telah saya beli. Saya membeli sebuah cincin akik!
Terus berjalan dari sisi barat memutar menuju timur. Keramaian pasar semakin meluber. Pada sisi ini, mustahil kendaraan bisa melintas.
Pasar memang selalu menjadi pusat keramaian. Aktivitas ekonomi yang terbalut dalam interaksi sosial dan budaya dari pelaku-pelakunya. Tidak ada legalitas sosial antara kaya dan miskin. Semua berbaur dalam salah satu pilar Catur Gatra Tunggal.
Tumblr media
Di Kuthagedhé —dalam bahasa Jawa kota itu disebut—, ihwal dan peradaban silih berganti.
Di Alas Mentaok, pada abad XVI Kerajaan Mataram Kuno telah runtuh. Yang tersisa dari peradaban Hindu itu hanyalah dongeng yang tak lekang oleh jaman. Hutan itu adalah hadiah Kesultanan Pajang kepada Ki Ageng Pemanahan karena berhasil membunuh Ario Panangsang, musuh kerajaan. Di tangannya, bekas singgasana Hindu itu menjadi sebuah desa kecil yang kemudian mulai berganti dengan kekuasaan Islam, berabad silam.
Saya memutari pasar dari sisi timur kembali menuju barat, lalu terus berjalan ke selatan. Menyusuri kios-kios pengrajin perak dan toko kelontong, sorak-sorai pedagang masih mengalun lembut di udara dan kemudian hilang ketika saya berbelok ke barat, memasuki Kawasan Ndodongan.
Di dalam Kawasan Ndodongan, ada tiga komplek bangunan: Masjid Gede Mataram, Pasareyan Raja, dan Sendang Seliran.
Pasar tidak berdiri sendirian. Panembahan Senopati, anak Ki Ageng, dalam kekuasaannya mendirikan langgar yang berjarak seratus meter di barat daya pasar. Pembangunan masjid kemudian dilanjutkan oleh Sultan Agung, cucu Panembahan Senopati. Oleh Sultan Agung, bangunan inti masjid dilengkapi dengan serambi, kuncungan, jagang, dan pagar batu bata. Pagar dengan gapura paduraksa yang berlekuk-lekuk ramping seperti tubuh seorang dewi, menjulang ke atas. Peradaban baru itu kemudian menjadi besar, mempersatukan sebagian besar tanah Jawa dan Madura.
Melewati paduraksa, saya masuk ke dalam lorong ruang dan waktu abad XVII, ketika Sultan Agung membangun pagar batu bata berciri khas arsitektur Hindu itu. Warga Alas Mentaok yang masih beragama Hindu dan Buddha bergotong-royong menyusun satu demi satu batu bata merah yang direkat dengan air aren, disusun seperti rupa candi.
Setelah melewati paduraksa, berbelok ke kanan pada dinding kelir, saya sampai di komplek masjid. Menebar pandang secara perlahan pada halaman, pada paduraksa dan pagar batu bata, pada tugu jam yang dibangun oleh Paku Buwono X, pada pohon-pohon sawo kecik nan rindang dengan suara desik dahan tertiup angin, pada bangunan masjid. Seorang bapak tua sedang menyapu halaman.
Dari hadapan paduraksa di sisi timur komplek, saya berjalan sedikit ke sisi utara. Meraba lembut batu bata merah yang menjulang ke atas setinggi dua setengah meter, mengelilingi sejenak lalu berjalan menuju pagar putih masjid.
Masuk ke dalam area masjid, melalui area kuncungan hijau tua seperti warna khas Yogyakarta, dengan ornamen keemasan kaligrafi, melewati jagang yang berada di bawahnya, kolam sebagai batas suci. Jagang itu dulunya adalah parit yang mengelilingi bangunan masjid sebagai tempat aliran air wudhu. Kali ini, ada tiga ekor ikan tampak berenang di dalam jagang.
Jagang bersilih dengan bagian serambi. Saya duduk di dalam serambi, mengamati eloknya bangunan ini. Delapan saka guru berdiri gagah, memegang kendali pada balok-balok di atasnya. Saka guru itu tertopang pada umpak batu padas berwarna hitam. Ada pula ornamen kuningan pada kaki masing-masing tiang, seperti mengenakan binggel.
Delapan saka guru itu diikat oleh dua balok dengan besar yang sama. Mereka saling tumpu. Usuk dan reng tak mau kalah berpautan di atasnya, membentuk rangka-rangka atap limasan. Ada pula kayu yang diukir kaligrafi. Lima pintu kayu yang tak kalah menawan berjajar pada dinding putih bangunan induk masjid. Bagian tengah ukurannya lebih besar dari pada lainnya.
Angin berhembus silir-semilir. Mengibarkan malai rambut pada wajah. Teduh sekali tempat ini, gumam dalam hati. Si bapak masih asyik menyapu halaman. Saya beranjak menuju bagian dalam masjid. Berdiri pada bagian belakang pawestren, mengamati dengan diam. Bagian dalam bangunan utama masjid tak kalah anggunnya dengan serambi. Malah lebih menawan. Empat saka guru yang lebih besar dari yang pertama berdiri gagah perkasa menggurui lainnya, seolah ingin menghidupi makhluk lain yang berada di bawahnya. Pada bagian tengah sisi barat, terdapat mihrab kayu dengan semarak ukiran, hadiah dari Adipati Palembang kepada Sultan Agung. Saya mengamati satu per satu bagian dengan seksama, bangunan cantik ini adalah mutiara Yogyakarta.
Selesai pada bangunan masjid, saya beranjak keluar menuju halaman. Sepintas saya melihat bapak tua sedang duduk di depan pagar putih masjid. Mengamati  gesturnya dalam diam, tubuhnya mungkin renta, tetapi tekadnya perkasa. Di matanya tampak kecintaan pada tanah kelahirannya, pada halaman yang ia sapu tiap hari.
“Mlebu nang kana, nang sendang,”¹ ucapnya lantang dengan bahasa Jawa seraya menunjuk pada paduraksa lain di sisi selatan. Saya berjalan menghampiri dan membalas ucapannya dengan bahasa Jawa yang terbatas, “Saget mlebu, njih, Pak?”²
Bapak tua itu kembali menjawab, “Saget. Nek makame mboten saget, nang halamane wae.”³
“Njih, Pak. Suwun.”⁴ jawab saya kemudian.
Mengikuti anjuran bapak tua untuk masuk menuju sendang. Melewati paduraksa kedua di sisi selatan ada taman yang cantik dengan dua bangunan rumah tradisional Jawa di sisi timur laut dan selatan. Cicitcuit burung terdengar riuh. Tentram rasanya.
Tumblr media
***
Tempat ini bagaikan labirin. Labirin batu padas dan bata. Labirin dengan taman indah dan cicitcuit burung. Labirin dengan eloknya paduraksa dengan daun pintu kayu yang tak kalah memesona.
Paduraksa ketiga ini tampak lebih megah dari lainnya. Bukan tanpa alasan, karena kali ini saya sudah masuk ke dalam halaman depan Pasareyan Raja. Ya, halaman saja.
Pada halaman ini, ada dua bangunan rumah tradisional Jawa dan dua bangsal. Dua bangunan pertama sebagai rumah tinggal dan tempat mengurus administrasi dan dua bangsal terakhir sebagai tempat istirahat para peziarah yang datang. Di sisi paling barat setelah dua bangsal, ada paduraksa putih tinggi dengan daun pintu kayu besar. Pintu tertutup. Itulah pintu masuk ke Pasareyan Raja. Sesajen ada di setiap sudut. Pohon-pohon besar berdiri menghalau panas. Halaman kali ini dijaga oleh tiga abdi dalem. Saya melepas pandang pada halaman ini, lagi-lagi seperti masuk ke dalam lorong waktu berabad silam; seperti set sebuah film kolosal!
“Monggo, Mbak. Silakan isi buku tamunya.” sapa ramah salah satu abdi dalem. Saya berjalan menghampiri bangunan di sisi selatan. Mengisi buku tamu dan memasukkan sejumlah uang untuk dana pemeliharaan.
Matahari semakin menyengat sinarnya. Saya memutar pandangan pada halaman yang sangat kental akan akuturasi budaya.
Berada di dalam Sendang Seliran, lagi-lagi saya kembali masuk ke dalam abad XVI, ketika putri dan dayang-dayang mandi di Sendang Putri dan para pangeran di Sendang Kakung. Mereka berkecipak bermain air yang keluar dari dalam sumbernya. Cipak air yang disertai derai tawa dan senda gurau. Suara-suara yang kemudian berbaur di udara. Tetapi kini, sendang itu adalah rumah bagi ikan-ikan yang sengaja dipelihara. Ikannya besar-besar. Ada ikan lele yang besarnya melebihi paha saya.
***
Tumblr media
Duduk di dalam bangsal, dinaungi pohon-pohon besar dengan semilir angin yang memburai helai rambut, berpijak pada tanah Yogyakarta dengan seribu satu catatan sejarah. Menemukan surga yang tersembunyi di sudut timur Kota Yogyakarta.
Surga di sini bukanlah putihnya pasir pantai Wonosari dengan ombak yang mengulun indah, bukan hamparan bukit hijau Pegunugan Menoreh, tetapi surga di sini adalah pasar tertua Yogyakarta yang dibangun pada abad enam belas, adalah masjid dengan struktur kayu jati yang dibawa langsung dari Blora, adalah dinding-dinding batu bata merah tua nan perkasa. Lingga peradaban yang menjadi legalitas Yogyakarta sebagai kota pusaka. Surga dalam satu fragmen sejarah Indonesia.
Jangan ragu untuk berkenalan dan becakap dengan surga sejarah itu. Singgahlah sejenak ke Kotagede pada pasaran Legi. Kalian bisa berwisata mengunjungi #SurgaTersembunyi yang berada di bekas ibukota Negara Indonesia ini. Datanglah pada pagi hari, selain sinar matahari masih hangat, lupis dan cenil dengan guyuran kuah legit gula jawa, yang dijual oleh seorang nenek di depan pintu masuk pasar masih tersedia. Boleh juga kalau ingin membeli batu akik seperti saya.
Kalian bisa memantau harga tiket pada laman Tiket.com. Tidak hanya transportasi, di Tiket.com juga bisa memesan akomodasi.
Karena bagi saya, berjalan pada gang-gang kecil dengan suasana perkampungan jaman dulu dan berujar, “Nderek langkung,”⁵, tersenyum sembari menganggukkan kepala sedikit kepada warga sekitar yang bercengekarama di depan rumah, bisa menghadirkan kebahagiaan tersendiri. Barangkali juga bisa berfoto bersama.
Sementara, Kuthagedhé adalah rahim. Tempat benih bernama Yogyakarta lahir dan berkembang, alas pertama.
Tumblr media
                                               ¹ “Masuk ke sana, ke sendang.”
² “Bisa masuk, ya, Pak?”
³ “Bisa. Kalau makamnya tidak bisa, hanya di halaman saja.”
⁴ “Baik, Pak. Terima kasih.”
⁵ “Numpang lewat,”
1 note · View note