Tumgik
#RTM
andromedanisa · 5 months
Text
Melewatkan orang baik..
Tidak ada yang akan kusesali nantinya melewatkanmu ataupun menunggumu. Diantara keduanya ada konsekuensi yang akan memintaku saat aku memilih. Namun satu hal yang aku syukuri, setidaknya aku pernah diperjuangkan dengan sebagaimana mestinya. Meski pada akhirnya masing-masing dari kita memilih diam dan pergi untuk saling menjauh.
Tidak semua perjumpaan akan berujung pada kesepakatan. Tidak semua yang bertemu akan selalu bersama. Demikian, bukan?
Melewatkan orang baik itu nyata adanya. Edisi nemenin ibu jalan-jalan pagi. Pagi ini bertemu dengan salah satu teman pengajian ibu.
Ibu Y: ".... mba dandelion (nama disamarkan) qadarullaah nggak bisa lanjut proses kemarin, Bu."
Keluarga kami cukup dekat sehingga ibu Y seringkali bercerita banyak hal dengan ibuku.
Ibu Y: "Saya sedikit kepikiran, Bu. mba Dandelion setelah proses ta'aruf dengan Ikhwan tersebut, akhir-akhir ini lebih sering menangis, lebih menutup diri dari biasanya. Tapi setiap kali ditanya, jawabannya selalu diam dan memilih menghindar. Barangkali mba Nisa bisa ajak mba Dandelion ngobrol-ngobrol ya. Dari kemarin pengen ngobrol sama Nisa katanya. Tapi takut ganggu mba Nisa."
aku: "nggeh, Bu. Nanti saya coba chat mba Dandelion lebih dulu. Bertanya kabar, semoga bisa sedikit terbuka dengan saya."
Ibu Y: "ikhwan ini datang kerumah menegaskan bahwa tidak bisa melanjutkan proses ta'aruf. Mas F (inisial Ikhwan yg sedang proses) datang dengan kakaknya untuk menegaskan.
Awalnya mba Dandelion mengabarkan kalau akan ada seorang laki-laki yang Alhamdulillaah sudah ngaji dan Insya Allaah baik pemahaman agamanya. Suami saya menyambut dengan senang perihal kabar baik itu. Dan atas izin Allaah keduanya bertemu dan memutuskan untuk proses ta'aruf. keduanya ini saling tertarik dan merasa cocok satu sama lain. Delapan kali datang kerumah dan saling terlibat pembicaraan bersama.
Mas F bilang kalau belum bisa datang bersama bapak ibunya untuk meminta mba Dandelion dikarenakan ibunya sedang dalam kondisi sakit.
Kamipun paham kondisi mas F, dan kami mencoba memberikan garis ketegasan untuk anak perempuan kami satu-satunya ini. Bapaknya (suami saya) tidak ingin putri kesayangannya ini tidak ada kejelasan status. Bapaknya meminta agar ada kejelasan bagaimana kelanjutan dari proses ta'aruf ini. Akhirnya mas F mengatakan akan segera mengkhitbah mba Dandelion dengan cincin pemberian dari Ibunya.
Ketika waktu yang sudah dijanjikan akan datang untuk mengkhitbah, qadarullaah Ibu mas F Allaah panggil lebih dulu (meninggal dunia). Sehingga ini butuh waktu tiga minggu untuk melanjutkan kembali. Dalam waktu tiga minggu, mas F mengabarkan bahwa setelah ibunya meninggal dunia. Ayahnya jatuh sakit. Satu minggu setelah mendapat kabar sakitnya, kami mendapat kabar bahwa ayah mas F tersebut meninggal dunia.
Setelah dua minggu sepeninggal ayahnya, mas F tersebut datang kembali kerumah dengan saudaranya untuk menegaskan kembali bahwa ia akan tetap maju untuk meminang mba Dandelion. Namun butuh waktu untuk membicarakan hal tersebut dengan keluarga besar seperti saudara dari Ayah dan Ibunya sebagai perwakilan yang dituakan. Kamipun menyepakati, karena kami mencoba memahami tentang ujian demi ujian yang mas F lalui.
Dua Minggu berlalu, mas F ini mengabarkan via chat. Yang intinya masih butuh waktu untuk meyakinkan keluarga besarnya untuk melangkahi kakak perempuannya yang belum menikah dan belum memiliki calon. Kata keluarga besarnya, kasihan jika dalam suasana duka seperti ini, kakak perempuannya harus ditinggal apalagi dilangkahi oleh adik laki-lakinya untuk menikah.
Dalam adat jawa, tabu jika ada seorang adik melangkahi kakaknya untuk lebih dulu menikah. Apalagi jika itu adalah adik laki-laki melangkahi kakak perempuannya. Meski mas F ini sudah paham tidak ada demikian dalam agama, namun keluarga besarnya masih kekeh memegang adat demikian.
Sampai satu titik, mba Dandelion meminta kejelasan bagaimana ujung dari proses ini. Akhirnya mas F datang dengan saudaranya lagi untuk menjelaskan situasi yang sedang terjadi. Bahwasanya ia meminta diberi waktu untuk mencarikan calon untuk kakak perempuannya ini sampai akhir tahun ini agar bisa menikah. Harapannya agar ada yang menjaga kakak perempuannya. Setelah kakak perempuannya mendapat jodoh barulah ia bisa dengan lapang menikah.
Mendengar hal itu mba Dandelion memberikan tanggapannya, bahwasanya ia tidak bisa lagi memberikan waktu.
"Lebih baik dicukupkan sampai disini saja. Tidak usah melanjutkan. Saya tidak ingin terus-terusan dalam kondisi status berproses dengan seorang Ikhwan yang belum terlihat kejelasannya untuk sebuah komitmen. kita cukupkan sampai disini saja, jika memang berjodoh maka kita akan bertemu lagi dengan cara baik dan waktu yang terbaik menurut Allaah. Saya tidak ingin menunggu sesuatu yang semu. Saya tidak ingin membatasi diri saya dengan menunggu seseorang yang belum tentu akan menjadi jodoh saya. Saya tidak mau membuka pintu-pintu syaithan dengan mengatasnamakan ta'aruf. Ta'aruf kita sudah berjalan kurang lebih 7 bulan dengan delapan kali pertemuan ini. Saya tidak ingin menutup banyak kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Iya, kalau sampai akhir tahun kakak perempuan mas bertemu dengan jodohnya. Kalau masih belum menemukan, bgaimana dengan saya? apakah masih harus menunggu lagi? Saya tidak ingin demikian, ini akan membuka pintu fitnah untuk kita dan keluarga masing-masing. Saya mohon maaf selama proses kata-kata dan sikap saya menyakiti hati mas dan keluarga mas. Semoga setelah ini Allaah beri kita kelapangan hati dan ganti yang lebih baik lagi." Jawaban mba Dandelion saat itu didepan kami semua.
Jelas Bu, saya menangis saat itu juga. Saya kaget anak perempuan saya langsung memutuskan demikian. Suami saya mencoba memahami kondisi anak perempuannya. Dan memutuskan untuk tidak melanjutkan proses ta'aruf ini dengan berat hati.
"semoga kita masih tetap menjadi saudara muslim yang baik ya mas, entah nanti kalian berjodoh atau tidak. Semoga ini adalah keputusan yang terbaik untuk kalian berdua." Ucap Bapaknya mba Dandelion.
"baik, pak. Ngapunten sanget jika saya membuat mba Dandelion dan keluarga kecewa atas sikap saya. Saya bisa memahami keputusan MB Dandelion. Insya Allaah, jika nantinya kakak perempuan saya sudah menemukan jodohnya tahun ini. Dan mba Dandelion masih belum menikah atau masih belum proses ta'aruf dengan siapa-siapa. Semoga masih diizinkan untuk menyambung silaturahmi nantinya ya. Saya meminta maaf untuk segala ucap, tindakan dan hal-hal lain yang kurang berkenan. Semoga Allaah berikan yang terbaik setelah ini." Jawaban mas F saat itu.
Dia Ikhwan yang baik, saya bisa melihat sikap dan kesungguhannya dalam mengupayakan, bu. Selama proses, saya dan suami menyelidiki latar belakang dan keseharian mas F. Bertanya beberapa hal pada tetangganya, dan suami saya juga pernah bertemu dengan mas F dalam barisan sholat subuh berjamaah. Masya Allaah, sekali memang.
Saat mas F berpamitan dan merangkul suami saya, saya melihat mas F menangis dan mengucapkan salam dengan suara yang gemetar. Sementara mba Dandelion langsung masuk kamarnya dan terdengar suara tangisannya.
Saya menangis, suami saya terlihat begitu sedih. Beberapa kali gagal ta'aruf baru kali ini mba Dandelion saya mendengar suara tangisannya. Kami mencoba lapang untuk terus menguatkan satu sama lain. Untuk tetap berbaik sangka kepada Allaah. Tahun ini mba Dandelion berumur 36 tahun, Bu. Hati saya ikut remuk setiap kali harus melihat kegagalan demi kegagalan proses ta'aruf mba Dandelion." Ungkap ibu Y dengan suaranya yang lirih dan menangis.
aku dan ibu hanya bisa saling menatap dan membisu. Ibu menangis seraya memeluk ibu Y untuk menguatkan.
~*
Barangkali kita pernah..
Merasa begitu beruntung ketika diingini oleh seseorang yang begitu baik, didoakan dalam banyak kebaikan, diberi hadiah tanpa melewati batas syariat, saling tak bersua namun saling mengupayakan.
Barangkali kita pernah..
Menjadi begitu istimewa ketika diperjuangkan, begitu bahagia saat kita mengetahui kita adalah seseorang yang diperjuangkan diantara orang-orang baik yang mengupayakannya.
Barangkali kita pernah..
Menjadi satu diantara pilihannya, menjadi tujuan perjalanannya. Meski pada akhirnya ketetapan Allah yang menjadi pemenangnya..
Barangkali kita pernah..
Melepas seseorang yang baik itu, menabahkan diri atas keputusan yang kita pilih. Sebab memaksa berjalan pada tujuan yang sama tidak menemukan titik temunya.
Barangkali kita pernah..
Dibuat takjub atas perjalanan yang Allaah kehendaki. Sesuatu yang kita tangisi dengan begitu, justru memberi lebih banyak arti atas serangkaian hidup yang kita jalani.
Barangkali benar, tidak semua kebaikan-kebaikan itu bertemu dan cocok. Cinta tahu kemana harus pulang, jodoh tahu kemana harus memupuk keshalihan. Menjadi baik adalah tugas kita, mencari jodoh yang baik adalah upaya kita. Pada akhirnya kita akan paham bahwa kita adalah ujian bagi satu sama lain.
*saya sudah izin kepada ibu Y dan mba Dandelion untuk menuliskan kisah ini dimedia sosial saya. Semoga Allaah tolong dan memberikan kelapangan serta ganti yang lebih baik.
337 notes · View notes
valerianinc · 1 month
Text
While the production unfolds we have an important question for all of you narrative podcast weirdos.
We really need the statistics on this, thank you🙏💓
77 notes · View notes
terusberanjak · 1 year
Text
Menikah ialah tentang bertahan di antara berbagai perbedaan. Menikah ialah tentang saling memaafkan di kala amarah meruak. Menikah ialah perihal saling memaklumi. Menikah ialah saling menahan ego dan merasa paling tinggi. Menikah ialah saling mendukung untuk menjadi sebaik-baiknya hamba untuk Allah.
Menikah itu bukan perihal mencari persamaan, sayang. Bukan. Sebab sampai kapanpun takkan pernah kau temui yang secara utuh sama persis dengan dirimu. Menikah itu tentang bagaimana engkau bahagia melihat kebaikan pasanganmu dan memahami kekurangannya.
Jadi, bisakah kita fokus saja kepada Allah dan terus berjuang saling menguatkan untuk menjadi salah satu di antara hamba Allah yang Allah serukan kepada malaikat Jibril bahwa Allah mencintainya?
@terusberanjak
576 notes · View notes
busaikuknee · 9 months
Text
Tumblr media
50 notes · View notes
desisaraswatii · 1 month
Text
- morning talks.
dini hari aku merenungi, sembari memasak masakan sahur pertama ini. Alhamdulillah masih diberi usia untuk menikmati ramadhan tahun ini.
saat masak sahur tadi, aku terus mengingat-ingat kembali, apa yang selalu dilakukan mama tiap hari di waktu sahur sedari dulu. mama yang selalu bangun lebih dulu dari kami, menyiapkan sahur riweuh ngurus ini dan itu. tanpa absen sekalipun, mama tetap tenang dengan sabarnya mama menikmati dan menjalani perannya, meski jika diingat-ingat kadang ada saja dari kami yang kadang mengesalkan karena susah untuk dibangunkan kalo mau sahur.
Meski shaum pertama ini aku sedang berhalangan berpuasa, aku tetap harus bangun dan menyiapkan sahur. berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya jika sedang halangan menyiapkan masakan buat sendiri dikosan biasanya bisa lebih nyantai. kali ini berbeda, halangan ataupun tidak, aku tetap harus bangun lebih awal menyiapkan masakan untuk sahur. tidak untuk diriku tapi juga untuk pa suami, yaa tahun ini peranku bertambah menjadi seorang istri.
iya, kali ini aku merenungi. aku mulai merasakan dititik dimana aku tak boleh absen untuk menyiapkan sahur tiap hari. lalu pikiranku menjelma 'oh ini yang selalu mama rasakan tiap hari, hebatnya melawan nafsu yang kalo dipikir yaudahlah mungkin kalo cuma mikirin perut sendiri gausah repot-repot nyiapin ini itu sealakadarnya aja yg bikin kenyang sendiri, tapi yaa kan ternyata tidak hanya untuk diri sendiri.' benar sekali, mungkin tiada yang bisa mengganti letihnya mama tiap hari dari dulu tapi pahalanya mengalir tanpa henti sampai nanti. dan, sekarang giliran ku menjalani nya.
Mah, semoga Allah kuatkan dan sehatkan mama selalu. meski tidak bersamaku. Dan mah, kini aku mulai belajar menjadi kuat seperti dirimu. Mah, doakan aku bisa menjalani peran ini dengan sebaik-baiknya ya. Aku banyak belajar dari mama, ya aku tidak diarahkan tapi aku melihat bagaimana mama melakukannya.
Peranku kian bertambah, semoga Allah bersamai Allah kuatkan ku untuk terus menjalani peran sebagai istri yang diridhoi suami dan Allah ridhoi. 🤍
one pages. prompt.
13 notes · View notes
realmofautumn · 4 months
Text
i was only going to remove a piece of wood and ended up destroying the entire fucking throne of Durin the first
i am now banned from using a pickaxe ever again in this game
10 notes · View notes
purplecritter · 8 months
Text
Me: "Return to Moria" sounds interesting but it's been so hush-hush that I don't have my expectations up too high
Return to Moria after Gamescom 2023:
Tumblr media
Me: GNC DWARF OC REAL??? 🥺
15 notes · View notes
dl6incident · 22 days
Note
Wat would freaking happen if elloel and exdee got booped. WHAT ABOUT KELLEN
lots of hitting would occur.
elloel doesn't like being touched & will swat your hand away as hard as possible. will be in a bad mood for the rest of the day.
exdee has no gauge of how much is too much and will try to do it back to you and will end up punching or slapping you at some point.
kellen will let it happen and then loudly huff and puff about it all day because "how dare someone just touch me like that?". he's usually just looking for a reason to get mad at something.
you didn't ask about these two, but tal would be fine with it! do it back to you a couple times, and then return to whatever he was doing before.
you can boop wenjin but watch out! ouch! maybe don't do that. 🔥
4 notes · View notes
Anyone playing Lord of the Rings: Return to Moria? For the Playstation specifically. And would be willing to jump in and help me with a boss fight? I am having a hell of a time with the one in Ork town. (Also looking for more people to play with in general.)
4 notes · View notes
dewisetiyanip · 14 days
Text
Tumblr media
Alhamdulillah. Tahun keempat berempat penuh suka duka tangis canda dan tawa.
Begitu banyak doa, tapi satu dari sekian banyak doa, semoga Allah masih memberi kita kesempatan bertemu Ramadhan di tahun-tahun berikutnya sampai kita bisa merasakan umroh di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan yang sungguh impian yang semoga Allah perkenankan.
_
Sedih sekali rasanya belum bisa maksimal Ramadhan taun ini :')
Banyak lalainya Astaghfirullah. Bismillah yuk bisa yuk perbaiki satu satu walau lelah tertatih rasanya.
__
Palangka Raya, 1 Syawal 1445 H
4 notes · View notes
greta--gill · 1 year
Text
saying all of this would ruin the moment (you touch me like nobody else does)
Rating: E
Words: 4.1k
Status: 12/12 (COMPLETE!)
Summary:
“You’re back,” Carson answers, lifting herself onto her hands now. She seems equally unprepared to see her, blinking at her slowly like a cat who’s basking in the last bits of afternoon.
“I never left,” Greta manages to admit, shifting from foot to foot, dirt crunching under her shoes. This is all much more unceremonious than she imagined, all too unplanned for her liking.
Carson keeps blinking at her, a little shocked and clearly a little sad, too, as she says, “Oh.”
It seems Carson doesn’t know what else to say, and honestly, Greta doesn’t either.
(Or, the final chapter.)
[read it on ao3]
23 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Jalan yang begitu panjang dan melelahkan..
Seorang anak laki-laki yang kini berusia 10 tahun. Ibunya memberikanku sebuah nasihat yang mungkin menjadi penguat setelah keguguran kandunganku yang kedua.
"aku dan suami menjalani kehidupan rumah tangga 11 tahun lamanya. Dalam masa yang panjang itu telah banyak ikhtiar yang kami lakukan untuk memiliki anak. Berbagai macam program bahkan inseminasi sudah kami jalani kala itu. Dan solusi terkakhirnya adalah *bayi tabung*. Waktu itu suami bilang, "kalau bayi tabung bisa-bisa terjual 10/11 rumah dek." Sambil bercanda. Suamiku memang orang yang sangat humoris, segala upaya ia lakukan agar aku tetap bahagia bersamanya.
Lalu kami berdua bersepakat untuk pasrah atas ketetapan takdir Allaah. Kalau dikasih Alhamdulillaah, kalau enggak Insya Allaah jadi ladang pahala untuk kami berdua.
Dan setelah dititik pasrah tahun ke 11 itu, aku hamil. Tanpa menjalani promil apapun. Bener-bener menjalaninya dengan alami saja. Aku masih ingat raut kebahagiaan suamiku, ketika tahu aku hamil. Dia jaga aku untuk tidak melakukan aktivitas apapun yang memberatkanku termasuk bersih-bersih rumah dan memasak. Dia sibuk bertanya kesana kemari tentang bagaimana agar ibu dan bayi tetap sehat selama kehamilan hingga persalinan nanti.
Sampailah hari persalinan itu tiba, seperti yang kau tahu. Aku meminta tolong ibumu untuk menemaniku diruang bersalin. Sebab suamiku memiliki trauma tentang proses persalinan. Saudara kandungnya pernah meninggal ketika melahirkan. Itu yang membuat suamiku takut untuk menemaniku.
Saat tahu anak pertama kali lahir seorang laki-laki bahagia sekali dia. Anak pertamaku tumbuh dengan paras yang tampan dan kulit yang bersih. Tidak seperti bapaknya. Banyak orang mengatakan kalau anaknya ini lebih cocok sebagai majikannya dibandingkan dengan anaknya. Sebab kontras sekali dengan bapaknya.
Umur tiga bulan, saat sedang difase senang-senangnya menjadi orangtua, merawat bayi pada umumnya. Allaah uji suamiku dengan sakit. Tidak sampai sebulan penyakit itu menggerogotinya. Dua hari sebelum meninggal, aku mengatakan bahwa ia harus bertahan dan bertekad untuk sembuh. Karena anaknya sedang lucu-lucunya saat itu seperti yang ia inginkan dulu. Namun dia sudah tidak meresponku, bahkan tak berselera untuk sekadar melihat anaknya. Dua hari setelah itu Allaah memanggilnya. Suamiku meninggal.
11 tahun lamanya ia menunggu waktu untuk memiliki anak. Setelah waktu itu tiba, ia pergi meninggalkanku dan anak yang sudah lama ia tunggu. Anakku tak pernah tahu seperti apa bapaknya. Yang membuatku miris, dia selalu dikatakan yatim, yatim, dan yatim. Yang membuatnya seringkali dijauhi oleh teman-temannya. Kalau sudah begitu, dia selalu pulang dengan menangis. Minta agar mempunyai bapak untuknya.
Sampai saat ini usianya sudah 10 tahun, ketika sedih dan sakit dia selalu melihat foto bapaknya. Meminta kepada Allaah agar kelak ia dipertemukan dengan bapaknya.
Aku tidak pernah bertanya mengapa ujian yang datang silih berganti kepadaku begitu menyakitkan. Aku menikah sebulan setelah kehilangan bapakku. Aku memiliki anak dua bulan kemudian aku kehilangan suamiku. Aku hanya minta kepada Allaah untuk selalu Ridha dan diberi kekuatan atas apapun ujian nantinya.
Allaah tahu kapan waktu terbaik untuk kita. Mungkin menyakitkan kala menjalaninya, tapi akan ada banyak hikmah yang bisa kita petik sekalipun pahit. Ketika sudah dititik pasrah, Allaah akan hadirkan sesuatu yang mungkin sudah lama kita butuhkan dan minta dengan sungguh-sungguh. Maka jaga selagi ada, nikmati setiap prosesnya dan tetap baik sangka kepada Allaah atas apapun itu."
Untukmu, wahai diriku utamanya..
Jangan merasa paling menderita dan sengsara, ia yang tampak selalu kuat dan tanpa beban sebenarnya sama denganmu. Bukan ia tak pernah di beri ujian oleh Allah, bisa saja ujian yang ia sembunyikan lebih berat dari punyamu, hanya saja ia ridho dan tetap berusaha untuk bersabar dengan apa yang menimpanya. ia pandai dalam mengimani takdirNya secara penuh, dan mungkin kita hanya pandai mengeluh saja, kita sama menghadapi ujian yg masing-masing Allah beri. Jadi, jangan merasa bahwa kamu yang paling susah, paling menderita yaa, tetap berdoa dan semangaat menjalani kehidupan ini. Ketika semua orang meninggalkanmu bahkan orang yang paling kau cintai sekalipun. Allaah selalu ada untukmu. Allaah ada lebih dari apapun.
109 notes · View notes
valerianinc · 22 days
Text
Happy trans visibility day!!!
Tumblr media
Art by @vranart
For a long time we wanted to draw one of our lead characters Chanel (he/him) together with CHNT's Sydney because, like we've mentioned in one of our posts, we take a lot of inspiration from this podcast. Also because both of them are:
Fat, trans & fabulous!
[Image description]
A digital sketch of Chanel Boijko and Sydney Sargent, showing them from the hips up. The piece uses minimal colors: shades of blue for the background and the lineart, and pink for the lighting. Both Chanel and Sydney are looking at the viewer, Chanel making peace signs with both his hands and smiling cheerfully, and Sydney leaning on his crutches with a more relaxed smile. Chanel is a short, fat boy with freckles and shoulder-length wavy hair with bangs. He's wearing a dress with puffy sleeves and a flared skirt, heart earrings, and a simple ribbon choker. Sydney is a short, fat man with long wavy hair, with some plants and mushrooms sticking out of it. He's wearing a baggy sweater and a skirt, and several layered necklaces.
16 notes · View notes
thecupsmith · 1 year
Text
You know, I think we have been sleeping on a great ship meme template that Branson Reese has given us
Tumblr media
Just think of all the great things you could do if the faces were blurred out
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
20 notes · View notes
busaikuknee · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media
36 notes · View notes
no1ryomafan · 2 months
Text
**Fic related, scroll past if you don’t care or don’t want spoilers!**
In another not so shocking ramble about me thinking about my own au where a cosmic horror is just chilling in ryomas body, Eagle was unintentional in many ways but I think what I still think about is how it can be interpreted as Ryoma being a system.
I’m not one myself and the concept is still new to me-I only ever knew about DID thanks to Pat from starforce but even with how accurate he is, he only scratched the surface-so until I have someone who is a system read my fic I can’t have a full perspective, but I think even despite the fact Eagle being fused into Ryoma, there is still some metaphorical system parallels to be made.
How Ryoma has clear amnesia barriers, how Eagle was in a sense formed out of his trauma, how what happened to Ryoma to begin with would reasonably cause someone to split into two people to cope, how Eagle arguably has the role of a “protector” and took over Ryomas body when he felt unsafe, how they meet in his “inner world” when Ryoma finally realizes Eagle is in him. Even Kyodai who I leave up to interpretation of being the real deal or not, if going off he’s just apart of Ryomas mind, then he would be another headmate who is mostly is “dormant”, meaning he’s inactive.
I’m really proud with myself that despite my system friends not reading this fic or really being invested in Getter, I could still point to something as a frame of reference I wrote for people to understand the concept a bit better.
6 notes · View notes