Tumgik
#Risiko
staubimherzen · 8 months
Text
Hoffnung birgt immer auch ein gewisses Risiko, das wir bereit sein müssen einzugehen.
221 notes · View notes
merdum7 · 12 days
Text
Tumblr media
Blixa Bargeld & Nick Cave / 1980BerlinSubculture
-« It was frenetic and anarchic, and really creative » - Nick Cave
15 notes · View notes
Text
"Ich denke wenn man versucht nichts an sein Herz heranzulassen, kann man viel Schmerz vermeiden. Aber das Risiko dabei ist sein Leben nur halb zu leben."
- Hope, Virgin River, Staffel 1 Folge 2
21 notes · View notes
heinstress · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
'risiko', 48 yorckstraße, west berlin
frequently visited by nick cave, christiane f, and also where blixa bargeld worked as a bartender
66 notes · View notes
sammeldeineknochen · 7 months
Text
Ein Gedicht läuft immer Gefahr, sinnlos zu sein; ohne dieses Risiko wäre es nichts.
Jacques Derrida: "Die Schrift und die Differenz", S.114
9 notes · View notes
giballes--nurnichtauf · 5 months
Text
Mit Lügen kommt man weit, aber nicht mehr zurück..
2 notes · View notes
ilmaiklimaini · 1 year
Text
“Orang terdidik harus sudah adil bahkan sejak dalam pikiran, apalagi dalam tindakan.” (Namun, saya belum)
Saya adalah guru yang salah satu tugas utamanya adalah mendidik siswa saya dan bagi saya itu adalah pekerjaan yang tak ada habisnya. Saya kerap resah lantaran saya memahami pada diri saya sendiri memiliki kecenderungan. (Betapa sulitnya bersikap adil, bahkan terkadang pada diri saya sendiri).
Prinsip yang selalu saya gugu salah satunya berasal dari penulis yang amat saya sukai yaitu Pramoedya Ananta Toer yang berbunyi “Orang terdidik harus sudah adil bahkan sejak dalam pikiran, apalagi dalam tindakan.” Walaupun saya menyukai prinsip tersebut dan tentu saja saya harus menerapkannya (karena saya pendidik tentunya), tapi kenyataannya “berpikir adil” tidaklah mudah. Hidup saya selalu ada saja bias-bias tertentu, kecenderungan, atau ego dalam diri saya yang kadang saya tidak tahu atau kecenderungan-kecenderungan lain.
Terkadang saya menganggap bahwa saya bukanlah pengambil keputusan yang baik karena banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang ada di depan mata. Sama seperti ketika saya memutuskan hukuman apa yang harus saya beri kepada anak didik saya, memikirkan “apa yang salah” “kenapa anak didik saya sulit memahami materi ini” muncul pemikiran-pemikiran lain. Saya dipaksa untuk memikirkan “latar belakang”, “golongan” “faktor penghambat” dan lain sebagainya.
Di kala senggang pun saya kerap berpikir atau terkadang “memaksa” diri saya untuk membayangkan seandainya posisi saya belum tentu seperti sekarang, seandainya saya bukan guru, seandainya saya tidak lahir dari rahim ibu saya, saya akan memilih apa? Prinsip apa yang selalu saya bawa?
Saya kerap menanyakan pada diri saya apa saja hal-hal yang sering kita abaikan. Apakah begini sudah benar, apakah keputusan saya tidak benar? Pilihan apa yang harus saya ambil? Apakah risikonya bisa saya bisa saya emban. Dalam berfilsafat kita diajak untuk mencoba beberapa topi dalam pemikiran kita---antara memikirkan landasan “kebebasan” atau dengan landasan “kebaikan bagi semua orang”. Antara keputusan berdasarkan peraturan berdasarkan konsensus. Antara hak dan kewajiban.
Memikirkan posisi saya dan memahaminya membuat saya berharap akan lebih memahami posisi saya, kekurangan dan kelebihan saya. Memikirkan hal-hal begitu sebenarnya saya terlalu malas, bahkan tidak sat-set, dan membuat saya mengambil keputusan yang lama. Namun, saya menyadari bahwa saya perlu refleksi yang dalam dari pilihan-pilihan yang ada, dari berbagai macam sisi dan sudut pandang--saya berisiko untuk memilih pilihan yang jauh dari adil, membuat keputusan yang belum tentu adil bahkan sejak dalam pikiran.
Dan seandainya sedari awal saya, kita, kamu, kalian sudah tidak adil dalam pikiran---apakah saya, kita, kamu, kalian bisa adil dalam tindakan? Saya enggan membayangkannya :’.
15 notes · View notes
Text
Tumblr media
Einsatz einer KI vor Gericht
Viel wissend aber nicht empathisch
Wie netzpolitik.org berichtet,  soll es ein Experiment des DoNotPay-Gründers Joshua Browder werden. DoNotPay, "Zahle nicht", nutzt die KI bisher, um Verbraucher:innen bei geringfügigen Ordnungswidrigkeiten rechtlich zu unterstützen.
Nun wurde ein Gericht ausgewählt, wo für Behinderte die Nutzung von elektronischen Hilfsmitteln erlaubt ist. Sie wird dann in der Verhandlung einem Menschen alle Statements über Kopfhörer mitteilen und dieser muss sie dem Gericht wiederholen. Die KI ist so programmiert, dass sie weder lügen kann noch über reine Fakten hinaus argumentieren würde.
Der DoNotPay Gründer hat versichert, dass er mögliche Bußgelder übernehmen werde, wenn sie in dem von dem "Roboteranwalt" bestrittenen Fall angeordnet werden. Er plant auch weitere "Tests" sogar mit automatischer Sprachausgabe und der automatischen Erzeugung von schriftlichen Dokumenten - alles natürlich illegalerweise.
Mehr dazu bei https://netzpolitik.org/2023/law-roboter-die-ki-als-verteidigerin/
Kategorie[21]: Unsere Themen in der Presse Short-Link dieser Seite: a-fsa.de/d/3rR Link zu dieser Seite: https://www.aktion-freiheitstattangst.org/de/articles/8270-20230111-einsatz-einer-ki-vor-gericht.htm
2 notes · View notes
deadlybreeze · 1 year
Text
Tumblr media
Vielleicht ist das, wovor du am meisten Angst hast, genau das was du riskieren solltest.
5 notes · View notes
sammeldeineknochen · 2 years
Quote
In seinen Gefühlen verletzt zu werden ist das natürliche Risiko, das man eingeht, wenn man seine eigenen vier Wände verlässt.
Fran Lebowitz: “New York und der Rest der Welt”, S.312
3 notes · View notes
tante-litfass · 2 years
Text
Tumblr media
2 notes · View notes