Tumgik
#ajakan
kbanews · 11 months
Text
Sambut Baik Musyawarah Reboan, Anies: Jadikan Tukar Ide, Gagasan, dan Terobosan Kekuatan
JAKARTA | KBA – Bakal calon presiden (Bacapres) yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Rasyid Baswedan menyambut baik program musyawarah Reboan yang digelar oleh para simpul Anies Baswedan. “Jadikan musyawarah Reboan jadi tradisi tukar ide, tukar gagasan, tukar terobosan sekaligus konsolidasi kekuatan-kekuatan pendukung perubahan,” kata Anies dalam sambutannya di Jalan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
jumatberkah23 · 1 year
Text
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6287891222956, Jumat Berkah Berbagi Itu Indah, Jumat Berkah Berbagi Open Donasi, Jumat Berkah Berbagi Rezeki, Jumat Berkah Bersedekah Ikhlas, Jumat Berkah Bersedekah Makanan
Wakaf Al-Quran & Sedekah beras akan diberikan untuk 70 Santri Penghapal Al-Qur'an di PONPES AL MUBTADIIN beralamat di: Kampung cinyurup Rt 002 Rw 011 , desa Cidokom Kec. Rumpin Kab. Bogor Jawa Barat sekaligus akan dilakukan survei untuk pengadaan air bersih ke-19 ( Wakaf Sumur Bor)
Insha Allah Meraih Pahala yang Tidak Pernah Putus pada setiap Lantunan Ayatnya
YAYASAN PEDULI KESEJAHTERAAN BERSAMA Kantor Seketariat : Rumah Bangun Visi Generasi Sejahtera Jl. Raya Pemuda, Sasak Panjang, Kec. Tajur Halang, Bogor Jawa Barat 16516
FAST RESPON : 0812-9943-9420
Lebih lengkap kunjungi https://yayasanpeduli.org/ https://instagram.com/ypkb.indonesia?igshid=OGQ2MjdiOTE= https://g.co/kgs/ohD5w4
jumatberkah, #jumatberkah😇, #jumatberkah🙏, #jumatberkahalamillenial, #jumatberkaha, #jumatberkahagar, #jumatberkahamin, #ajumatberkah, #jumatberkahberbagi, #jumatberkahbarokah
0 notes
kurniawangunadi · 21 days
Text
Ramadan #18
Memahami bahwa di umur-umur sekarang, hal yang lebih dicari adalah ketenangan.
Lebih mudah untuk mengurangi daftar orang yang gemar ghibah, gemar mengeluh, selalu berpikir negatif, dan hal-hal lain yang membuat ketenangan semakin jauh.
Lebih mudah untuk menolak ajakan yang menguras energi dan fokus, yang tak sesuai tujuan.
Lebih mudah untuk melakukan sesuatu meski sendirian, lebih terbiasa sendiri.
Lebih mudah untuk menilai mana yang fit dengan diri atau tidak.
Lebih mudah untuk merelakan sesuatu yang tak sesuai dengan harapan.
Lebih mudah mengenali orang yang baik dan yang cukup tahu saja.
Dan banyak hal lain yang terasa lebih dibuat lapang, lebih tepatnya di lapang-lapangkan. Agar hidup yang semakin banyak tuntutan ini tak menjadi beban, cukup dijalani perlahan dengan penuh keyakinan dan keimanan.
Itu sudah lebih dari cukup.
101 notes · View notes
langitawaan · 6 months
Text
180.
Kalau kamu merasa dirimu tidak berharga dan tidak layak untuk dicintai maka kamu tidak sendiri, aku pun (pernah) merasakan itu. Perasaan yang sempat membuatku kehilangan kepercayaan diri, merendahkan diri dan rasanya ingin menghilang saja dari muka bumi.
Bertemu teman, karib dan mereka yang mengenal secara tidak langsung rasanya memalukan sebab tidak ada yang bisa dibanggakan dari pencapaian, merasa tertinggal jauh sekali di belakang dibandingkan dengan gemerlap prestasi yang mereka raih.
Puncaknya aku mengisolasi diri, memblokir semua akses komunikasi, memutuskan untuk tidak bersinggungan sama sekali, menghindari pertemuan dan menolak semua ajakan yang berisi reuni dan sebagainya. Melarikan diri adalah jurus andalan yang sering ku gunakan waktu itu.
Dan ternyata semua yang ku lakukan itu tidaklah benar. Mengurung diri dengan sedemikian rupa membuat diri sama sekali tidak berkembang dan kehilangan banyak kesempatan baik; bertemu orang baik, membangun hubungan baik, dan menjadi orang baik.
Coba lihat cermin. Kamu berharga. Kamu baik. Kamu hebat dengan segala pencapaianmu. Kamu tidak gagal walau kamu merasa tertinggal jauh di belakang. Kamu berhak untuk dicintai. Kamu layak untuk disayangi. Kamu sudah berjuang untuk sampai di puncak tertinggi.
Kamu dilahirkan dengan penuh cinta. Dibesarkan dan dirawat dengan doa tulus dari kedua orangtua. Kamu teman yang baik, pendengar yang baik terutama untuk dirimu sendiri. Kamu memiliki hati yang baik dan hangat. Kamu baik dengan semua kurang dan lebihmu.
Jangan merasa rendah diri~~~
Ditulis setelah mendengar cerita teman.
Hujan, 20.28 | 25 Oktober 2023.
141 notes · View notes
melelehweh2 · 14 hours
Text
Tumblr media
Faiqah #03
Perasaan Iqa bercampur antara merelakan dengan tidak. Walaupun beliau memerlukan belaian kasih sayang tetapi beliau belum lagi bersedia untuk mengadakan hubungan seksual terhadap lelaki lain selain dari suaminya sendiri.
Az semakin galak menyonyot bibir Iqa sementara tanganya mula menjalar dibahagian leher Iqa. T Shirt Iqa memang mempunyai bukaan koler yang agak luas dan ini makin memudahkan Az menyusupkan tangan beliau terus keanak baju Iqa. Perlahan tetapi dengan tekanan yang beransur kuat Az meramas tetek Iqa. Memang bra Iqa masih menajadi penghalang antara jari Az degan puting tetek Iqa yang semakin mengeras itu, tapi Az tidak mahu bersikap gelojoh dan mengambil cara step by step bagi menaikan syahwat Iqa.
Agak lama juga bibir mereka bertaut rapat sehinggakan Iqa termengah mengah mengambil nafas.
'Az,,, Iqa.....' Iqa mula bersuara didalam cahaya samar samar panggung itu.
'Ohhhhh maaf Iqa , Az memang tak dapat menahan diri errrr did I accidently bite you Iqa' Az cuba menukar topic.
'Az bukan ,,,, Iqa malulah dekat public nihhh'
'Laaaa bukannya ada orang yang nampak pun kan kat sini gelap'
Disudut hati Iqa memang merasakan keenakan yang sukar digambarkan sebentar tadi beliau beliau dikucup dengan begitu hangat oleh seorang lelaki. Iqa memang mempunyai fantasi untuk melakukan seks dengan seseorang yang kacak dan lebih muda.Tidak seperti berasmara dengan suaminya yang sudahpun menjangkau usia dan hanya mementingkan kepuasan dirinya sendiri sahaja. Kerapkali sejak kebelakangan ini Iqa hanya dijadikan bahan seks object suaminya dan apabila puas beliau akan terus menarik selimut dan tidur dengan lenyaklah membiarkan Iqa masih lagi dalam keadaan berahi.
'Iqa you are so attractive, I nak sangat see more of you',Its ok I faham kalau you tak berapa suka kat public jom kita check in kat hotel cititel nih.'Azril mengusap usap rambut Iqa sambil berbisik pada Iqa.
Hati kecil Iqa bersorak mendengarkan kata kata Az tadi tapi fikiranya mula membayangkan rasa takut untuk menunaikan permintaan Az yang baru saja beberapa jam yang lalu mereka mengenali antara satu sama lain.
Az terus bangun walaupun cerita wayang masih lagi belum selesai penayanganya. Az menarik tangan Iqa membuatkan Iqa tidak mempunyai pilihan lansung untuk mengatakan tidak. Pintu pawagam dikuak dengan girang oleh Az.
'Iqa tunggu sekejap kat sini ya Az nak pergi ketandas'
Hati kecil Iqa mula menduga kehendak Azril yang mengajaknya keluar dari panggung tersebut. Walaupun naluri wanita Iqa telahpun menduga perkara yang akan berlaku seterusnya tetapi beliau sendiri tidak pula cuba mengelak dari ajakan beliau.
Setiba ditandas Az cepat cepat menelefon Singh.
'Hoi Singh aku nak bawak dia pegi hotel Cititel seperti yang telah kita rancangkan.Nanti aku sms kau nombor bilik hotel alright.Singh you owe me this time aku nak awek Cina kau tu lepas nih ok.'
Iqa masih lagi megepit beg tanganya bila Azril keluar dari tandas untuk berjumpanya. Azril terus memimpin tangan Iqa menuju kepintu keluar.
'Az you nak pergi mana ni' Iqa bertanya.
'Iqa jom kita pergi hotel kat sebelah ni Hotel Cititel' Azril bersuara dengan bersahaja tanpa memandang wajah Iqa.
'Ishkk Az napa pulak nak pergi hotel tu' Iqa mula menarik tanganya.
'Come on Iqa I lebih suka berterus terang ok, sejak dari malam tadi memang I have the intention to have you!'
'Iqa I guarranty you that you are going to be satisfied to the fullest if you let me sleep with you.' Azril memandang tepat kearah mata Iqa.Renungan tajam Azril membuatkan Iqa tersipu dan pada masa yang sama Iqa merasakan kehangatan yang bergelora dan beliau merasa bagaikan anak dara sunti yang baru pertama kali dikucupi mesra oleh seorang teruna.
Perasaan Iqa sendiri bertekad untuk mengikuti saja kehendak naluri nafsunya sendiri. Beliau sudah jemu hanya menjadi objek pemuas nafsu suaminya sendiri sejak sudah beberapa lama berkahwin. Usahkan cumbu rayu bahkan suaminya hanyalah mementingkan kepuasan kepala kotenya sahaja, asalkan saja beliau berjaya memancutkan air maninya memang sudah kebiasaan suami Iqa akan terus saja berdengkur
28 notes · View notes
mamadkhalik · 1 year
Text
Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah : Kita Sendiri
Kawan, bagaimana kabarmu hari ini? bagaimana kabar dakwah? bagaimana kabar saudaramu?
Apakah engkau merasa lelah dengan rutinitas ini? dari rapat yang berputar, telat menyambut seruan, atau bahkan nasihat yang tak diindahkan?
Dari semua dikerjakan, apakah engkau dibalas dengan kesinisan, atau sindiran halus? Kadangkala mereka bercanda. Tapi hatimu sakit.
Namun sebelum itu, apakah engkau pernah dengar kalimat ini?
"Salah satu musuh terbesar kita adalah diri sendiri."
Benar kawan, salah satu musuh terbesar kita adalah diri sendiri. Dari kemalasan, keikhlasan, pemahaman, juga prasangka!
Aku tak hendak menyalahkanmu. Meskipun sindiran, candaan melampau batas, atau bahkan tak menyambut seruan juga tak bisa dibenarkan.
Tapi, ingatlah sejenak kebelakang saat Rasulullah Shallalhu alaihi wassalam dan para sahabat berdakwah, mereka dicemooh oleh keluargaanya, dirampas hak-haknya, bahkan dihinakan sampai dibunuh.
Ummu Kulsum dan Ruqayyah gagal menikah hanya karena mengikuti dakwah Ayahnya. Serupa dengan Khadijah, diasingkan keluarganya, dirampas kekayaanya.
Tentunya masih banyak lagi cerita heroik lainya.
Ketika akhirnya engkau berikrar di Jalan ini dengan menyebut Tuhan dan Rasul-Nya, sudah sekuat apa untuk memegang amanah ini? dan tentunya, sudah sesiap apa?
Kawan, saat kau berhenti disini, berhenti pula orang dibelakangmu, orang yang menganggapmu layak untuk diikuti, dari caption media sosial, nasihat di warung kopi, atau sekadar ajakan lainya.
Kalau berhenti hanya karena sindirian dari orang luar sana atau bahkan saudara sendiri, itu tak sebanding dengan pengorbanan generasi pendahulu juga balasan yang akan kau dapat buah dari keistiqomahan.
Memang begini dakwah, jalanya panjang, orangnya sedikit, tapi dari itu semua pasti ada balasan yang tak ternilai harganya, tentang kesabaran juga pengorbanan yang dibangun dari niat ikhlas mengharap ridhoNya.
Rasullullah berkata kepada Abu Thalib,
"Wahai Paman! Demi Allah, andaikata, mereka mampu meletakan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku berhenti berdakwah, hingga Allah memenangkan dakwah ini atau aku mati karena itu, aku tidak akan meninggalkan dakwah ini!"
Amar Ar-Risalah, Zaid Bin Haritsah "The Way Home"
74 notes · View notes
idryna · 8 months
Text
Kisah ini sebenarnya berlaku beberapa tahun lalu, ketika tu aku bekerja di sebuah syarikat penerbitan di Damansara, Kuala Lumpur. Syarikat ni taklah besar mana sangat, tapi edarannya meluas, ke seluruh Malaysia. Stafnya pun adalah sekitar 20 orang, kebanyakannya perempuan.
Perangai masing-masing pelbagai. Ada yang okey, ada jugak yang loglaq tak tentu hala, termasuklah seorang daripadanya, Ana. Ana ni tinggi lampai orangnya, berkulit hitam manis dan suka huha-huha. Dia berkelulusan universiti, junior aku ketika di universiti di utara. Biasalah, budak pompuan lulusan universiti nak kawan pun dengan senior universiti jugak. Jadinya dalam hal ini aku bernasib baiklah.
Sehari dua bercampur, agak malu-malu. Tapi lama kelamaan, perangai lucah dia pun timbul. Kita jantan, apa lagi, layanlah apa yang patut. selalu kalau bercakap, tak berlucah tak sah. Pernah beberapa kali telefon di meja aku berdering dan bila aku mengangkatnya, kedengaran suara Ana, yang biliknya hanya disebelah bilik aku.
“Bang, jom kita main dalam bilik air” ajaknya sambil ketawa gatal.
Aku tahu ajakan itu main-main dan aku gelak aje. Tapi kemudiannya dia melintas di depan bilikku menuju bilik air. Sambil melirik manja, Ana kenyit mata dan dia seperti mengajak aku mengikutnya. Aku selalunya buat tak faham aje.
Suatu hari, masa kami breakfast bersama, Ana berkata bahawa hari itu adalah harijadinya yang ke-23. Alamak, terkejut beruk aku. Aku buat marah-marah.
“Kenapa tak beritahu awal-awal, boleh abang bagi hadiah…” kata aku.
“Ana nak hadiah jugak hari ni”, kata Ana buat-buat merajuk.
Aku buntu. Mana nak cari hadiah dalam keadaan begitu.
“Ana nak hadiah special. Ana bagitahu abang nanti. Abang mesti bagi, tak boleh mengelak…Kalau tidak, Ana tak nak kawan abang lagi”
Aku mengangguk, dan kami sama-sama ketawa. Ketika kami berada di pejabat, telefon di mejaku berbunyi. Suara Ana mengilai ketawa.
“Abang, Ana nak hadiah!”
“Apa dia?”
“Ana nak main dengan abang, sekarang!”
Aku terkedu, tak dapat berkata apa-apa. Kepala butuhku terencat kaget.
“Kita main dalam bilik air. Ana gian ni…” Dan kemudian Ana meletakkan telefon.
Tak pasal-pasal aku pucat, tapi kepala butuh mula berdenyut. Dan tak sampai dua minit, bunyi tapak kasut Ana lalu di depan bilikku ke bilik air. Dia tersenyum manja dan mengenyit mata. Aku biarkan dia menghilang seketika sebelum aku ikut belakang.
Sah, Ana masuk bilik air dan setibanya aku di situ, aku hanya mengetuk perlahan pintu bilik air. Ana membukanya dan dengan perasaan berdebar, aku melangkah masuk ke dalam bilik air perempuan.
Ana membuat isyarat supaya aku jangan bersuara. Aku mengangguk. Ana cekup kepala butuhku yang masih di dalam seluar dan menggosoknya agak rakus. Aku tahu Ana sudah tak sabar. Kemudian Ana buka tali pinggang dan zip seluar. Kepala butuhku terpacak dan Ana tanpa sabar langsung terus bercangkung lalu mengulumnya. Aku kelam-kabut, maklum saja dalam bilik air perempuan dan sambil berdiri pulak tu.
Masa tu sebarang bau yang tak enak sudah tak timbul. Semuanya wangi aje.
Sekejap saja kepala butuhku sudah bersedia untuk adegan seterusnya. Kepalanya bersinar. Tanpa bercakap sepatahpun, Ana bingkas bangun dan menyelak kain baju kurung yang dipakainya. Panties warna kelabunya aku lihat sudah basah di tengah. Ana segera tanggalkan pantiesnya dan terserlahlah pantatnya yang licin tanpa sehelai pun bulu. Perlahan-lahan tangan aku menuju ke siti dan memang sah, pantat Ana banjir dan sungguh licin.
Ana angkat sebelah kakinya ke atas mangkuk duduk sambil berdiri. Aku segera mencangkung dan kuhulurkan saja lidahku ke pantatnya. Air pantat Ana memenuhi hidung, tapi aku terus jilat juga. Ana mengerang perlahan, meramas rambut aku agak kasar. Aku tahu Ana benar-benar ghairah. Tak lama aku jilat pantat Ana sebab bimbang ada orang datang ketuk pintu bilik air.
Kemudian Ana menungging dan aku menghunus kepala butuhku tepat ke lubang pantatnya melalui belakang. Tak susah sebab air pantat Ana memang banyak keluar. Dan Ana menggeliat keghairahan. Semakin lama, semakin laju aku menghenjut. Tanganku pula meramas tetek Ana yang masih dibaluti baju kurungnya. Ana semakin ghairah dan tidak pun sampai dua minit, Ana menggeliat seperti cacing kepanasan. Jarinya tergenggam rapat dan suaranya agak kuat. Sah, Ana klimaks.
Melihat keadaan begitu, kepala butuh aku pun jadi bengong. Hilang akal dia seketika. Serentak itu jugak terasa seperti sesuatu mengalir deras melalui celah kangkang aku dan tiba-tiba dia meletup, meluncur ke dalam pantat Ana. Ana tersentak menerima kehadiran air mani yang agak banyak dan kami lembik seketika.
Selepas mengemaskan rambut dan pakaian yang agak kusut masai, kami keluar dari bilik air bersahaja. Dan dua tiga minit kemudian, berdering lagi telefon di atas meja.
“Terima kasih daun keladi bang. Ana nak lagi…”
Tengah hari tu, ketika kami makan bersama, aku tengok muka Ana meriah semacam. Ketawanya tak henti-henti. Maklumlah dapat hadiah harijadi.
51 notes · View notes
hanamaulida · 1 year
Text
1. Fokus ke bertanggungjawab pada tugas dan kewajiban yang kamu punya.
2. Hindari ngomongin orang, apalagi sampe penasaran dan ngulik kemana2. Inget, bangkai itu baunya nggak enak banget. Apalagi disuruh makan?
3. Ada waktu luang? Pakai untuk ibadah atau mengembangkan diri. Ngaji, dzikir, belajar IELTS, searching tentang sekolah2 atau kelas2 bagus.
4. Jangan pernah nyari ridho makhluk. Fokus ke Allah aja.
5. Hindari drama2 perkonflikan yang nggak berujung. Dengan cara? Berhati2 dalam bicara dan mendengarkan. Selektif pilih kawan karib, bahkan teman makan siang.
6. Nggak usah nggak enak menolak ajakan yang kamu rasa nggak bermanfaat untukmu.
7. Senyumlah sama siapapun yang ditemui. Tujuannya bukan buat cari muka atau "nggak enak kalau nggak senyum". Tapi biar dapat pahala sedekah. Tapi kalau lagi nggak mau juga nggak apa2. Pakai masker aja :)
8. Berikan kerja terbaik yang bisa kamu berikan; ihsan. Itulah prinsip bekerja seorang muslim. Jangan setengah2. Apalagi setengah kerja setengah ngeluh.
The essentials for my monday.
181 notes · View notes
cakrawalangit · 1 month
Note
Hi, kak. You said "ask me anything" on your profile page. So I wanna ask you a question.
Menjadi manusia yang baik itu, bagimana sih? Apa menjadi manusia yang baik berarti tidak melakukan kesalahan dan tidak menyakiti siapapun?
Halo @biru-mudaa!
Halo juga teman-teman Tumblr, sudah sangat lama rasanya sejak terakhir kali menulis di jejaring biru ini. Hari ini kita mulai dengan pertanyaan yang sangat bagus dari seseorang disana.
Menurut saya, menjadi manusia yang baik adalah mereka yang selalu belajar dari kesalahan di masa lalu. Terdengar sangat umum, namun begitulah adanya. Mungkin kalian pernah mendengar,
"Seorang pendosa yang bertaubat lebih baik daripada orang saleh yang tidak pernah merasa salah."
Semakin tidak pernah terlihat melakukan kesalahan, umumnya mereka akan cenderung menutup diri dari kesalahan yang telah mereka perbuat. Ketaqwaan yang sedikit demi sedikit terbalut oleh noda kesombongan menciptakan ego untuk terus merasa benar, membenarkan apa yang mereka perbuat meskipun mereka tahu itu salah. Tidak jarang juga sampai mencari dalil-dalil untuk membenarkan apa yang sebenarnya salah.
Menjadi baik juga bukan berarti kita tidak pernah melakukan kesalahan, karena kita hanyalah manusia biasa. Manusia tempatnya salah dan lupa, maka dari itu kita selalu membutuhkan Allah yang Maha Pengampun. Secara sederhana, mungkin menjadi baik adalah ketika kita berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi apa yang dilarang dan diperintahkan oleh Agama. Aturan yang sudah sangat jelas dan tak lekang oleh waktu.
Karena pada hakikatnya, kita semua adalah pendosa yang sedang Allah tutup aibnya di mata manusia.
Tapi apakah mungkin ketika kita sudah menjadi seorang yang taat beragama, kita malah dimusuhi atau dianggap buruk oleh manusia? Ya, sangat mungkin. Saya tidak perlu menjelaskan karena mungkin di kehidupan nyata kamu sudah banyak menemukan orang-orang seperti ini.
Menyakiti disini mungkin bisa beragam, menyakiti secara fisik tentu sangat tidak diperbolehkan kecuali dalam keadaan yang memang mengharuskan untuk membela diri. Menyakiti perasaan? Sebisa mungkin untuk dihindari, tapi masalah mengenai perasan ini rumit sekali.
Kita bisa saja menyakiti hati orang lain demi kebaikan, seperti menolak ajakan untuk bermaksiat. Di satu sisi kita berada di sisi yang benar, namun mungkin saja penolakan itu menjadi hal yang menyakitkan untuk orang lain. Perkataan yang terkadang tidak terasa keluar dari mulut, menyakiti perasaan orang lain.
Mengambil dari sudut pandang manusia memang melelahkan. Maka dari itu, lakukan semampunya untuk berbuat baik pada orang lain dan jangan terlalu memaksakan diri. Selalu jaga hubungan dengan Allah dan seluruh makhluk ciptaanNya.
Semoga menjawab, dan terima kasih sudah bertanya @biru-mudaa! semoga sehat selalu.
-Cakrawala
11 notes · View notes
bersuara · 7 days
Text
Memilih tidak merespon ajakan buka bersama dan halal bihalal bersama teman yang ku anggap teman sedari 11 tahun lalu.
Kesulitan menyikapi perasaan duka adalah tanggung jawabku, namun aku baru menyadari bahwa ngga semua orang bisa memvalidasi perasaanku dan aku ngga memaksa agar bisa menerima validasi itu.
Aku bersyukur karena sedikitnya aku memiliki teman yang menghawatirkan keadaanku. Terlepas apa yang aku perlihatkan lewat sosial media yang lebih banyak mengenang semua momen bersama emak dan Abah, dari perasaan terdalam, aku benar-benar sedih dan kehilangan.
Orang yang sebelumnya memperhatikanku pasti tahu betapa strugglenya aku mengurusi orang tua sampai akhirnya keduanya meninggal pada waktu yang berdekatan.
Jadi, ketimbang mengajakku keluar dan ku pastikan momenku untuk menceritakan banyak hal tidaklah banyak, maka aku putuskan untuk tidak menggubris semua ajakan itu.
Aku begitu egois untuk membentengi perasaanku yang tidak karuan, sampai-sampai tidak menerima kekhawatiran ku akan menjadi nyata. Aku masih bisa memendam perasaan duka ku sendirian.
- 12 April 2024
11 notes · View notes
manifestasi-rasa · 8 months
Text
Jalan dan jajan mungkin adalah dua hal yang erat dengan kita, ya? Entah sudah berapa kali ajakan jalan dan jajan muncul di percakapan kita.
"mie sentosa mau nyoba?"
"Gass"
"Ayo ke patjarmerah, ada Agus magelangan"
"Agendakan"
"udah sarapan? Mau nyoto, ndak?"
"Boleh."
Aku yang selalu berinisiatif, dan kamu yang sesekali menahan namun seringnya mengiyakan. Kata kita, kita hanya teman. Tapi teman-teman tidak menganggap demikian. Selalu ada hal lebih diantara kalian, katanya. Pelengkap satu sama lain, kata mereka. Tapi kita hanya mengendikkan bahu. Katamu: asumsi memang seringkali jahat, padahal mereka tidak tahu bagaimana yang sebenarnya. Tapi, apakah kita sendiri tau apa yang sebenarnya? Kamu tahu? Aku tidak.
Kita seperti berjalan beriringan di jalan yang tiada pencahayaan. Barangkali suatu waktu kita akan berada pada persimpangan. Dan kita menuju arah yang berbeda. Barangkali. Barangkali aku tiba-tiba berbelok atau berbalik arah tanpa kamu tahu. Barangkali. Barangkali kamu berhenti dan aku terus melaju tanpa saling tahu. Barangkali. Sebab kita beriringan saja, tidak bergandengan. Kehilangan salah satu adalah mungkin. Atau barangkali kita memutuskan untuk memasang lampu-lampu untuk penerang jalan, memastikan bahwa jalan yang kita tempuh akan sampai pada tujuan bersama, menyatukan pegangan sebab meyakini bahwa berjalan bersama akan membawa kita lebih jauh dan dalam pada makna. Barangkali. Who knows?
23 notes · View notes
sekadarnya · 1 month
Text
Kehilangan Diri Sendiri
Bismillah..
jika sebelumnya aku membahas tentang kita yg berubah dan berbeda itu tidak apa-apa, maka kali ini aku membahas tentang batasan kita berubah.
diambil dari kisahku sendiri yang baru saja tersadarkan bahwa kita berubah tetap ada batasan sebagaimana kita tetap tak kehilangan diri kita sendiri yang dulu.
seperti selalu berupaya mendekat diri kepada-Nya, berbuat kebaikan tanpa pikir panjang, dan selalu menerima segala keadaan yang sudah menjadi ketetapan-Nya.
sekarang aku merasa kehilangan itu semua hanya karena aku tak bisa menolak orang lain. sekarang aku jadi berpikir, "oh ternyata, seni menolak ajakan orang lain itu harus ada juga ya..."
kita boleh jadi lebih pede, tapi tetep jangan sampai pede kita menjerumuskan diri kita sendiri ke kubangan buruk itu sendiri. kita boleh jadi aktif di kelas saat matkul, tapi tetap kasih kesempatan untuk teman yg lain agar bisa aktif juga.
selain itu, kehilangan teman pengingat juga semenyakitkan itu. aku bahkan sangat membutuhkan teman yang seperti itu. karena aku sadar jika aku kehilangan diri sendiri ketika aku diingatkan oleh temanku meskipun ia secara tersirat dan beda permasalahannya. Alhamdulillah, aku tiba-tiba kepikiran banget soal pernyataannya "kamu sekarang beda banget" dan aku mulai berpikir dan Alhamdulillah menemukan jawabannya.
tentu semakin dewasa, semakin merasa kita hidup sendiri-sendiri. tidak akan dicampuri urusan orang lain. senenarnya, pernyataan ini ada benarnya sih, tapi kalau kita cuek dan bomat sampai teman dekat kita terjerumus kepada keburukan, bukankah kita yang akan ditanya juga?
"Kenapa kamu tidak mengingatkannya padahal kamu tahu itu salah?"
aku juga belum bisa menjadi baik dan membaikkan orang lain, tapi masih berusaha sebisa aku menjangkau🙏
semoga bermanfaat🫶
anyway, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1445 H✨️
9 notes · View notes
jumatberkah23 · 1 year
Text
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6287891222956, Jumat Berkah Berbagi Itu Indah, Jumat Berkah Berbagi Open Donasi, Jumat Berkah Berbagi Rezeki, Jumat Berkah Bersedekah Ikhlas, Jumat Berkah Bersedekah Makanan
Wakaf Al-Quran & Sedekah beras akan diberikan untuk 70 Santri Penghapal Al-Qur'an di PONPES AL MUBTADIIN beralamat di: Kampung cinyurup Rt 002 Rw 011 , desa Cidokom Kec. Rumpin Kab. Bogor Jawa Barat sekaligus akan dilakukan survei untuk pengadaan air bersih ke-19 ( Wakaf Sumur Bor)
Insha Allah Meraih Pahala yang Tidak Pernah Putus pada setiap Lantunan Ayatnya
YAYASAN PEDULI KESEJAHTERAAN BERSAMA Kantor Seketariat : Rumah Bangun Visi Generasi Sejahtera Jl. Raya Pemuda, Sasak Panjang, Kec. Tajur Halang, Bogor Jawa Barat 16516
FAST RESPON : 0812-9943-9420
Lebih lengkap kunjungi https://yayasanpeduli.org/ https://instagram.com/ypkb.indonesia?igshid=OGQ2MjdiOTE= https://g.co/kgs/ohD5w4
jumatberkah, #jumatberkah😇, #jumatberkah🙏, #jumatberkahalamillenial, #jumatberkaha, #jumatberkahagar, #jumatberkahamin, #ajumatberkah, #jumatberkahberbagi, #jumatberkahbarokah
0 notes
ruanguntukkita · 3 months
Text
Hal terberat di tahun ini; melepaskan sahabat ke kehidupannya masing-masing. Bahagia dan sedih di satu waktu. Gak ada lagi keriwehan ngatur jadwal buat nongkrong tiap weekend, gak ada lagi chat “kau sibuk gak? Aku galau, mau cerita, lama”, gak ada lagi telpon tengah malam cuma buat nemenin buang air kecil, gak ada lagi chat random cuma buat ngetawain hal receh yg kadang sampe bikin mikir “kok bisa sampe kepikiran gitu, ya?”, gak ada lagi ajakan shopping yg sampe harus maksa buat ikutan belanja juga sampe dipilihin barang-barang yg girly sekali, gak ada lagi kiriman meme receh yg bisa mengalihkan sejenak dari riuhnya pikiran, gak ada lagi yg ngejemput dan dengan santainya ngomong “nanti kau yg bawak motornya ya, aku capek habis jadi musafir”, gak ada lagi yg tiba-tiba nongol depan rumah karena hapenya ketinggalan di mobil pacarnya, gak ada lagi ajakan buat nyobain menu baru di sana-sini, ah masih banyak lagi.
Iya, time flies. Senangnya punya banyak memori indah, berpisah karena hal yg membahagiakan.
Melihat satu persatu berpasangan berdiri di pelaminan, membagikan moment bersama di akun sosial media masing-masing, mengganti foto profil akun whatsapp menjadi foto berdua. Senangnya menjadi bagian dari perjalanan hidup mereka.
Rasa sepi ini tidak sebanding dengan bahagianya melihat mereka bahagia.
Semoga apupun yg terjadi, mereka tetap mencintai dan dicintai pasangan mereka dengan tulus, selama hidup, sampai syurga 🤲
- Pekanbaru, 26 Desember 2023
9 notes · View notes
zhriftikar · 1 year
Text
Bahagia dalam Taat
“Bunda, aku nggak suka memuliakan tamulah. Aku nggak mau belbagi”
Mendapati Rafika berkata seperti itu, jujur saya hanya diam. Bingung harus menanggapi bagaimana. Dan bingung pula kenapa tiba-tiba saja ia berkata demikian. Setelah direnungi berhari-hari, akhirnya saya paham. Barangkali Rafika saat itu teringat memori ketika kami sedang bersiap-siap hendak kedatangan tamu. Seperti biasa, kalau hendak ada tamu, suasana jadi agak hectic karena harus membereskan banyak sisi rumah dan menyiapkan suguhan dalam waktu singkat. Kesibukan kami mungkin membuat anak-anak merasa terabaikan. Sehingga ketika mereka mengajak bermain atau meminta bantuan, respon yang keluar adalah,
"Sebentar ya, kak. Kita kan mau memuliakan tamu. Diperintah sama Allaah. Bunda pekerjaannya masih banyak nih"
Sometimes kata-kata itu berhasil saya katakan dengan lembut. Tapi ada pula saat di mana hati tidak tenang dan grusa-grusu yang membuat saya agak ngegas. Sehingga, bagi Rafika, momen kedatangan tamu bukanlah momen yang menyenangkan. Karena membuat Bunda sibuk dan marah-marah. Belum lagi kalau yang datang adalah anak-anak dan dia dipaksa untuk berbagi. Lipat-lipatlah imaji negatifnya tentang 'memuliakan tamu' ini. ***** Dalam buku The Whole Brain Chils, Daniel Siegel dan Tina Bryson mejelaskan, kalau anak-anak seringkali menyatakan perasaan mereka tapi dengan kata-kata yang tidak 'relate' dan terasa menyakitkan bagi orangtuanya. Bukan berarti mereka berniat menyakiti, hanya saja kata-kata mereka masih amat terbatas dan kemampuan berkomunikasinya masih perlu diasah. Memori yang mereka ingat seringkali lebih ke 'tidak enak'-nya, sehingga gambaran besar tentang keseluruhan memori tersebut seringkali tertutupi. Yang kemudian, ketika merefleksikan teori ini, saya jadi paham kenapa dalam beberapa hal saya sulit sekali melakukan ketaatan. Barangkali karena dulu ketika masih kecil, 'ajakan' untuk melakukan ibadah tersebut dilakukan dengan cara tidak enak sehingga yang saya ingat adalah ibadah tersebut menyebalkan. Maka, yang kemudian menjadi PR untuk kami adalah menghadirkan imaji positif terkait segala hal tentang ketaatan pada Allaah. Sehingga kemudian, ibadah yang sebenarnya 'berat' jadi menyenangkan di mata mereka. ***** Dalam hal memuliakan tamu ini, akhirnya saya mulai berbenah. Setiap ada tamu, saya  men-sounding anak-anak jauh-jauh hari atau sejak pagi kalau kami akan kedatangan tamu. Dengan wajah bahagia, saya ceritakan keutamaan memuliakan tamu. Saya rundingkan dengan mereka hendak menyiapkan suguhan apa sekaligus menonton tutorial bersama-sama. Saat beres-beres pun saya lakukan dengan ceria dan ajak mereka ikut beres-beres dengan gaya yang playful. Saya ajak mereka berbelanja sekaligus jalan-jalan ke tempat yang mereka suka. Ketika memasak, saya ajak mereka dan bebaskan mereka bereksplorasi sesuka hati mereka. Ya, meski kemudian saya jadi punya PR untuk membereskan 'kerusuhan' mereka, cara ini Alhamdulillaah membuat anak-anak suka memuliakan tamu. Hingga ketika hendak ada tamu, atas pertolongan Allaah, anak-anak selalu excited sejak hari sebelumnya dan menunggu-nunggu sang tamu datang dengan gembira. Alhamdulillaah 😭 ***** Somehow, hal ini berlaku atas bentuk ibadah yang lain. Shalat, tilawah, puasa, sedekah, beres-beres rumah, dll, apabila kita menampilkan 'wajah' yang buruk rupanya amat berpengaruh pada jiwa anak-anak. Sehingga sebisa mungkin ketika kita melakukan ketaatan, wajah yang kita tampilkan haruslah wajah bahagia karena kita melakukannya untuk Allaah. Semisal ketika akan shalat, katakan, "Bunda shalat sebentar ya. Waaah, Bunda ingin segera bertemu Allaah dalam shalat Bunda." Selesai shalat, "Alhamdulillaah, Bunda seneng banget habis shalat jadi tenaaang hatinya. Terimakasih ya tadi kakak sama adek tenang waktu Bunda shalat" Atau ketika berinteraksi dengan Quran, kita katakan, "Bunda ngaji dulu ya. Soalnya Bunda pingin dengerin firman Allaah. Bunda pingiiiiin banget jadi Ahlul Quran biar kita besok disampaikan ke surga tertinggi sama Rasulullaah " Dan ketika beres-beres rumah yang seringkali membuat kita merasa lelah, kita usahakan untuk melakukannya dengan gembira dan meminta mereka membantu dengan gaya yang playful, "Kakak, sepertinya legonya ingin pulang ke rumahnya. Yuk kita anter mereka pulang." Dan ketika sudah rapi, kita apresiasi, "Wah, maasyaAllaah, rumah kita jadi bersih dan nyaman ya. InsyaaAllaah setan jadi nggak betah di rumah kita, diganti sama malaikat yang baik-baik yang dateng ke sini" Waaah, maasyaAllaah ya kalau kita senantiasa bisa istiqomah menampilkan wajah baik agama kita. Yang kemudian menjadi PR adalah diri kita sendiri. Untuk betul-betul melakukan ketaatan tersebut dalam kebahagiaan. Sudahkah? Sebuah pertanyaan tajam untuk diri saya sendiri :( Semoga kita semua senantiasa Allaah mudahkan untuk ridho dalam ketaatan pada-Nya
68 notes · View notes
abubuaa · 11 months
Text
Kita tidak boleh berhenti
Tumblr media
Sayyid Quthb Rahimahullah mengatakan, "Mereka para penegak da'wah tidak boleh berputus asa dan memperbaiki jiwa dan menanamkan respon baik dari hati orang yang dida'wahi. Meski apapun pengingkaran dan pendustaan yang dihadapi. Meski penolakan dan pembangkangan seperti apapun yang muncul. Jika seratus kali, da'wah belum sampai kepada hati. Mungkin akan sampai pada seratus satu kali. Jika seribu kali, da'wah belum masuk di dalam jiwa. Mungkin akan masuk pada seribu satu kali. Dan seterusnya.. Jalan da'wah ini bukanlah perjalanan yang lembut dan mudah. Di sana ada puing-puing kebatilan dan kesesatan. Taqlid dan kebiasaan yang bersemayam dalam hati, yang harus disingkirkan secara perlahan-lahan dengan berbagai cara. Semua lokasi yang sensitif harus disentuh.... " (Fi Zilal Al - Quran, 4/2394)
Kelesuan dan rasa putus asa terkadang menghampiri para juru da'wah saat belum adanya hasil dari apa yang di da'wahi.
Padahal kita tidak akan pernah tau dari sekian banyak ungkapan dan kata-kata maupun ajakan yang kita sampaikan yang mana akan sampai dan menyuntuh hati mereka.
Tetapi perlu kita yakini bahwa kata-kata itu sudah terekam, ia akan melekat dalam benak seseorang dan itu akan muncul kembali di waktu yang berbeda bahkan bisa jadi jauh setelah ungkapan itu di sampaikan.
Ibarat menebar benih, kebaikan itu akan tumbuh dengan seiring berjalannya waktu dan dimana tempat ia jatuh.
Apa yang kita sampaikan sebagai juru da'wah bisa jadi belum menuai hasilnya sekarang, dan kita belum memiliki kemampuan untuk memastikan, tetapi yakinkanlah di dalam hati bahwa di suatu waktu yang mungkin kita sendiri tidak tau kapan, disaat apa dan melalui lisan siapa, da'wah kita mampu tersampaikan dan menyentuh hati mereka.
Kita tidak boleh berhenti dari jalan ini hanya karena kalah dari rasa sabar atas penyampaian kita kepada yang kita da'wahi belum memberikan hasil.
Tersebab semua perjalanan ini membutuhkan waktu, jangan hentikan lisan dalam menyampaikan ungkapan dan kata-kata yang baik kepada mereka yang kita da'wahi.
Kita coba menata kembali hati, keikhlasan, ketulusan, cinta dan sabar didalam diri kita. Terus do'akan mereka dan diri kita.
Benih itu akan tumbuh menjadi pohon yang berbuah dan membawa manfaat yang banyak bagi orang lain, dan kita akan dibuat menangis bahwa pohon berbuah yang bermanfaat itu benih yang pernah kita eluhkan dahulu.
Optimislah..
Bukankah kita hanya diajarkan untuk terus berjuang?
46 notes · View notes