Tumgik
#alec lightgod
Note
ok but what did malec wear to the grammys
ANNIE BOO ASKINF THE RIGHT QUESTIONS SKSKS LETS HO.
MAGNUS
He’s wearing something like this (in black)
Tumblr media
but his top his more low-cut. Like here.
Tumblr media
His nails (slightly shorter)
Tumblr media
Eye makeup
Tumblr media
His hair is half done in a bun and the lower half has grey streaks in them
Tumblr media
ALEC LIGHTGOD.
He’s wearing something like this (without the rings and the necklaces bevause babygirls chest Is distracting enough. Also this is Alec’s first award show and he’s sorta nervous skskshh
Tumblr media
But like in dark green and the vest/top inside is black with golden patterns (to match Magnus’s glittery vibes)
Tumblr media
As for what he has for his hands—Magnus’s hand is the only accessory he needs.
but know that these fuckers did top the best Grammy outfits of all time list.
23 notes · View notes
malecloveforever · 2 years
Text
Alexander Pretty Boy Lightwood 😍
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
374 notes · View notes
a-very-gay-spider · 5 years
Text
Alec gets irritated by Simon and Kit constantly shouting 'YEET' at the most random moments so much because eventually, he picks up on it too. So it starts out as a joke but it becomes a habit so now we have a Consul who can't, for the love of their life, shoot an arrow without at least angrily muttering a "y e e t" under their breath. There will be a fight against some demons and every once in a while a very irritated "yeet" can be heard. Simon thinks it's all very funny.
300 notes · View notes
Note
Top 5 fictional characters 😏
fuckkkkk.
MAGNUS BANE,
TESSA MY TESSA,
inej ghafa/jude duarte🥵,
alec lightgod,
JEM CARSTAIRS AKA MY HUSBAND, MY LOVE, MY HEART, THE LOVE OF MY LIFE, MY WORLD, MY EVERYTHING, MY LOVER, MY IDOL, KING OF MY HEART BODY AND SOUL.
yeah this was hard
4 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Magnus Bane & Alec Lightgod
9 notes · View notes
dearryocn-blog1 · 7 years
Text
*Another fan fiction that I made. Kinda new to this fandom, tbh I just start to read The Mortal Instrument like a month ago but I saw/love the Shadowhunters show since October last year, still not finish the first book yet, tapi aku baca The Bane Chronicles dan surprisingly Amazing. Magnus Bane is my favorite -beside Alec LightGOD wkwk.
Masih melanjutkan fanfic yang sebelumnya aku post disini, dengan menambahkan 1 (satu) karakter original yang aku buat (*uh! the fandom will definitely hate me for this).*
Original Character Profile
Processed with VSCOcam with p5 preset
Biographical Information
Name : Sandara Real name : Alexandra Leeg AKA : Sunny (by Magnus) Born : 1965 Age : 52 (Turned at 16) Status : Undead Kind : Shadowhunter (former) Occupation : Engeineering Title : Living Adamas Stone Residence : Tokyo, Japan
Idris (former)
Allegiance : The Clave (former)
Relationship
Family : Tobias Leeg † (father)
Wemona Leeg † (mother)
Alexander Leeg (brother)
Jiji † (adoptive grandfather)
Baba † (adoptive grandmother)
Phisical Description
Gender : Female Hair color : Platinum white Eye color : White (while having the sight)
Black (normal)
Height : 160 cm
***
Bulan purnama menyinari kota padat Tokyo,  banyak muda-mudi bahkan orang-orang dengan seragam kerjanya berada di tengah kota, sementara di sisi lain Kota Tokyo, di gang sempit di antara bangunan tampak sangat gelap dan sunyi, tidak tampak adanya kehidupan yang hura-hura, hanya terdapat gelandangan yang tidur di atas kardus di dekat sampah. Sandara baru saja keluar dari supermarket, membawa kantong berisi bahan makanan segar, sayur, buah, telur dan daging, bahan-bahan yang diminta Baba untuk sarapan besok.
Baba adalah panggilan kepada wanita lansia yang memberikan Sandara tempat tinggal selama 20 tahun terakhir ini. Baba tinggal bersama Jiji –sebutan untuk kakek. Awal pertemuan mereka tahun 90an, Sandara dengan bajunya yang lusuh dan kotor berjalan di lingkungan tempat tinggal Baba dan Jiji. Baba melihat Sandara dengan keadaan seperti itu langsung mengajaknya ke rumah, memberinya makan dan tempat tinggal. Semenjak saat itu, Sandara tinggal bersama mereka, bagaikan cucu mereka yang selalu mereka impikan untuk berkunjung.
Sandara berjalan melewati gang-gang sempit ini untuk menuju rumah, seperti hari-hari lainnya. Entah kenapa hari suasana lebih sunyi, sangat sunyi bahkan ia bisa mendengar darahnya mengalir. Ia mempercepat langkahnya, memegang erat tali tas selempangnya, serta kantong belanjaan. Ia tidak berani untuk melihat kebelakang, mengubah langkahnya menjadi lari estafet, hoodie yang menutup rambut platinum terbuka, benar-benar menampakkan rambut platinumnya yang memantulkan cahaya rembulan. Ia melanjutkan larinya, berlari ke gang lainnya, berusaha untuk menghindari ketegangan yang ia alami, hingga ia sampai di ujung jalan dan yang ia lihat hanyalah dinding di sekelilingnya, tidak ada jalan lain, ia merasakan keberadaan orang lain, namun ia tidak melihat siapa-siapa di dalam kegelapan. Ia mendengar suara erangan, mungkin suara erangan anjing, pikirnya.
“Go puppy, shuu.” Ucap Sandara dengan gestur mengusir.
“Who do you call puppy, little girl?” Terdengar suara paruh baya yang muncul dari kegelapan, dilanjutkan beberapa cahaya hijau bersinar di belakangnya, terlihat beberapa manusia serigala yang berubah menjadi manusia. Sandara merasa bahwa ia dalam bahaya, ia merogoh tas selempangnya, ia mengeluarkan beberapa shuriken kemudian melemparkan kepada mereka, melukai beberapa di antaranya. Mereka menyerangnya, mencoba melawan balik dengan menggunakan cakarnya dan melukai lengan dan pahanya –cukup dalam. Mencoba menahan rasa sakit yang dirasakan, ia mencoba melihat celah untuk melarikan diri, ia melihat pintu tidak jauh darinya, ia langsung melarikan diri, membuka pintu dan berteleportasi. Para serigala mengejarnya, namun pintu itu tidak berfungsi bagi mereka, Sebastian muncul dari kegelapan, melihat betapa bodohnya anjing-anjing ini yang tidak dapat menangkap anak kecil seperti itu.
“Are you out of your mind, you stupid dog?” Ucapnya geram.
Sebastian menyuruh mereka untuk melacak keberadaan Sandara dengan menggunakan darah yang berceceran di tanah. Para serigala berpencar melanjutkan perburuannya, sementara Sebastian ia menghilang dalam kegelapan. Sandara keluar dari pintu lain, lengan dan kakinya masih terluka, cukup aneh karena seharusnya lukanya sudah sembuh seperti biasanya, entah kenapa luka ini tidak lekas sembuh semenjak ia meminjamkan batu Adamas kepada Magnus. Setidaknya, iratze rune dapat menyembuhkannya, jika saja Clave tidak melarangnya dalam penggunaan rune terhadap tubuhnya. Melanjutkan pelariannya, Sandara sampai di depan rumah pasangan tua, ia lega karena sepertinya tidak terjadi apa-apa di sini –setidaknya belum. Ia membuka pintu berjalan menuju ruang televisi, melihat Baba dan Jiji tengah menonton acara favorit mereka, ia berjalan menuju dapur, mengeluarkan belanjaannya.
“Baba… Jiji… Tadaima!” Ucapnya dalam bahasa jepang, yang ia pelajari selama 20 tahun terakhir ini.
“Jiji! Koko wa biirudesu.” Lanjutnya sambil mengeluarkan bir dari dalam kantong belanjaan.
Tidak mendengar balasan Baba dan Jiji, Sandara langsung menyiapkan cemilan dan minuman untuk Baba dan Jiji, memasuki ruang tv dan menaruh nampan di atas meja, kemudian melihat ke arah pasangan tua ini. Matanya terbelalak tidak percaya dengan apa yang ia lihat, darah di mulut Baba, Sandara langsung memeriksa nadi Baba dan Jiji, mereka sudah tidak bernyawa lagi.
“Well well well, jadi seperti wujud The Living Adamas?” Ucap Sebastian tiba-tiba muncul di lorong pintu.
“Back off!” Teriaknya sambil melangkah mundur.
“Tidak perlu takut, adik kecil, seharusnya tidak  perlu seperti ini, tapi mereka tidak bisa diajak kompromi, ya… mau gimana lagi…”
“Psikopat!” Ucap Sandara, tiba-tiba dari belakangnya ada yang menyerangnya, semua menjadi gelap.
***
Sandara tersadar, merasakan dingin di sekujur tubuhnya, tangan dan kakinya kaku, ia tidak dapat menggerakkan setiap bagian tubuhnya. Ia melihat sekitar, yang ia lihat hanyalah kegelapan, ia melihat beberapa titik-titik cahaya bagaikan beberapa pasang mata. Sandara mencoba menggerakkan tangannya, ia melihat tangannya di tahan dengan sabuk hitam, ia mencoba melepaskannya, namun tidak bisa.
“Seharusnya tidak perlu seperti ini, little girl.” Sebastian berjalan mendekati Sandara, menyentuh lengannya, menyentuh wajah kecilnya, mendekatkan wajahnya ke wajah Sandara. Melihat ke arah rambut metalik, iris mata yang hitam kelam dan bibir tipisnya yang berwarna merah ceri. Sandara tidak berkata apa-apa, hanya berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah Sebastian. Sebastian menjauhkan wajahnya, menjalarkan tangannya di lengan Sandara yang terluka. Sandara memejamkan matanya, menahan rasa sakit yang disebabkan, Sebastian melihat ke arah telapak tangan Sandara, kemudian ia langsung menggenggam tangannya. Sandara mendapatkan penglihatan, matanya berubah menjadi putih, ia mendapat penglihatan Sebastian, sepercik memori dan kenangan, kemudian pandangan menjadi gelap, api dimana-mana, banyak tubuh tergeletak di tanah yang mengeluarkan api.
“Aaaarg!” Teriak Sandara tidak tahan dengan apa yang ia lihat, begitu mengerikan.
“Interesting…” Ucap Sebastian melepaskan genggamannya.
“Warlock, cepat keluarkan benda itu darinya!” Perintah Sebastian kepada salah seorang Warlock sekutunya.
Warlock itu mencoba mengeluarkan batu Adamas, sangat menyakitkan bagi Sandara yang mengalaminya. Ia mencoba untuk menahan rasa sakitnya, badannya menggelinjang rasa sakit yang ia rasakan ke seleluruh tubuhnya, Sandara mencoba menggunakan seluruh kekuatannya untuk menahan semua itu.
“Aaarg!!!!” Seketika itu waktu berhenti, warlock yang mencoba mengeluarkan Adamas, vampir dan serigala, bahkan Sebastian juga berhenti, membeku di tempat. Sandara mencoba melepaskan ikatan pada pergelangan tangannya, agak susah menyebabkan pergelangan tangannya luka dan berdarah. Ia berhasil meloloskan diri, mengambil tas selempangnya, ia mencoba melarikan diri, namun luka pada sekujur tubuhnya tidak bisa berbohong lagi, ia benar-benar merasakan sakit yang teramat sangat dan seketika itu waktu kembali berjalan. Ia terkejut melihat vampir dan serigala mulai menyerbunya, di antara mereka menusukkan pisau ke arah jantung Sandara, rasa sakit tidak tertandingi, ia kembali berlari menuju pintu dan menghilang. Sebastian kembali kehilangan Sandara, ia terlihat sangat kesal dengan semua ini, karena ia membutuhkan batu Adamas untuk mencapai tujuannya. Ia melampiaskan kekesalannya dengan menyiksa semua sekutunya yang ada di dalam dan semuanya mengerang kesakitan berlutut di tanah.
***
Sandara tergeletak di tanah, dengan jaket hoodie yang berlumuran darah, celana jeans yang sobek, serta bercak darah di rambutnya, belati yang tertancap di tubuhnya membuatnya melemah. Pandangannya memudar, ia tidak dapat berdiri terperosok di lantai hitam.
Magnus mendengar pintu balkon berbunyi, ia langsung menuju ruang tamu dan yang ia lihat tubuh kecil berambut putih yang tergeletak di lantai dan darah ada di mana-mana.
“Sunny! Apa yang terjadi padamu?” Sambil menopang kepala Sandara.
“M… Mags… Tolong aku… aku tidak tahu… harus kemana…” Ucap Sandara terbata-bata.
“Rest, my dear.” Ucapnya dengan tatapan kasihan, Magnus merebahkan tubuh Sandara di kursi hitam, ia mencoba menyembuhkan luka-luka pada tubuh Sandara. Sandara masih merasakan sakit pada tubuhnya, ia memegang lengan Magnus. “Adamas… I need it.” Ucap Sandara lagi.
Seketika itu Magnus mengulurkan tangannya dan batu Adamas melesat ke tangannya, ia memberikan batu itu ke tangan Sandara, menghilang bagaikan tenggelam ke telapak tangannya. Luka-luka pada kakinya tampak menutup dan sepertinya luka pada badan bagian atasnya juga mulai sembuh –karena tertutup jaketnya. Sandara mulai sadar, ia masih merasakan sakit di dadanya, ia melihat pisau yang masih menancap, ia pun melepaskan tancapan pusau itu dari tubuhnya, sangat sakit namun luka itu langsung sembuh –terima kasih kepada batu Adamas.
“What happend my dear?”
“Mereka menyerangku… dia… dia menyerangku.”
“Siapa? Apa kau tau siapa namanya?”
“Christ… uh.. uh… Sebastian… uh.. Infernal…” Ucap Sandara, ia tidak tahu siapa nama pria itu, ia hanya mengucapkan apa yang ia lihat dari penglihatan saat Sebastian menyentuh tangannya.
 “Okay, stay calm.”
“Mags? Apa kau punya pakaian yang bisa aku pakai? Sesuatu yang tidak berlumuran darah?” Tanya Sandara kepada Magnus.
“Anything my dear.”
“Dan tasku, aku membutuhkannya.” Ucap Sandara panik.
Ia mengganti pakaiannya yang penuh darah dengan pakaian yang dipinjamkan Magnus. Sandara masih memegang pakaian kotornya, berlutut di depan tasnya, mencari sesuatu. Ia mengeluarkan botol semprotan tampak seperti botol hair-spray biasa, ia membuka tutup botolnya dan menyemprotkan ke seluruh tubuhnya. Magnus hanya melihat dengan mata penuh kebingungan.
“Ini spray untuk menghilangkan aroma, menggunakan bahan-bahan herbal, aku tidak ingin mereka melacakku lagi, Mags.” Ucap Sandara menjelaskan kebingungan Magnus.
“Oke, kamu sebaiknya istirahat, aku akan memberitahukannya kepada Alec… dan kau tidak boleh meninggalkan tempat ini, oke?” Perintah Magnus kepada Sandara setelah mengelus kepala Sandara.
*The End of this FF*
[Fan Fiction] Shadowhunters: Pre-Attack *Another fan fiction that I made. Kinda new to this fandom, tbh I just start to read The Mortal Instrument like a month ago but I saw/love the Shadowhunters show since October last year, still not finish the first book yet…
0 notes
i mean who wouldnt wait 6 years for a chance to be with alexander lightgod again.
them when they heard alec got married
and them seeing the accidental instagram thirst trap of alec-now-just-lightwood's ahem glorious backside
Everyone is screaming and crying in this fic except all these exes who have been waiting for this golden opportunity for yearssss. I respect their dedication
7 notes · View notes
malecloveforever · 2 years
Text
Shadowhunters
S03E02
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
115 notes · View notes
malecloveforever · 2 years
Text
Alec Lightwood
Such a beautiful Angel
Tumblr media
57 notes · View notes
a-very-gay-spider · 5 years
Text
Magnus: I refuse to go in there until that cockroach is gone.
Alec: that is my BROTHER Magnus!
717 notes · View notes
a-very-gay-spider · 5 years
Text
Tumblr media
Alec Lightwood Bane—A Summary™
499 notes · View notes
a-very-gay-spider · 5 years
Text
Tumblr media
314 notes · View notes
a-very-gay-spider · 5 years
Text
Tumblr media
C'mon Magnus don't be mean :(
254 notes · View notes
a-very-gay-spider · 5 years
Text
Tumblr media
(@qlexqnderlightwood I felt inspired)
216 notes · View notes
a-very-gay-spider · 5 years
Text
Magnus: hm, let's go look what Alec's up to. He's been at his phone for hours—
Alec:
Tumblr media
133 notes · View notes
a-very-gay-spider · 5 years
Text
Tumblr media
Whoop whoop
128 notes · View notes