Tumgik
#anak paling ganteng sedunia
seikhlaslangit · 1 year
Text
Tuhan, malaikat yang Engkau utus untuk menjagaku, ternyata selalu memastikan jika namaku selalu ada di dalam Doanya.
jagalah pintaku untuk senantiasa menyebut namanya.
" ma nyampe mana ? " pesanku pada jam 14.30 wib.
" ini udah perjalanan pulang, kenapa ? " balas beliau di menit yang sama.
" ngga papa. Cuma tanya aja ". Ku balas dengan ketikan agak lama dari biasanya. Ku matikan dataku lalu ku ambil charger untuk mengisi daya. Entah, kenapa semenjak sakit aku jadi lebih manja ke ibuku. Rasa ingin di dekat beliau semakin menjadi-jadi. Setiap jam setengah tiga sore aku selalu mengirimkan pesan hanya untuk menanyakan "kapan pulang".
Tak berselang lama dari pesan yang tadi aku kirimkan, tiba-tiba terdengar suara derap langkah yang semakin dekat.
"Assalam'mualaikum" suara khas yang sedikit heboh dengan senyuman yang lebar seperti biasanya mampu membuatku menoleh kearahnya.
" mau mandi a ? " tanya beliau kepadaku.
Ku lihat jam di layar handphone ku yang menunjukkan angka 15.30 wib.
" mau " ucapku dengan suara yang sok lemes .
" yaudah ayo " . Dengan cekatan mama menyiapkan segala hal yang aku butuhkan ketika mandi. Mulai dari sabun-baju ganti.
Ku matikan infusku, dan membawanya pada tangan sebelah kanan. Bisa ku pastikan jika darah ini akan segera naik ke selang infus jika aku terlalu lama mematikannya.
Setelah masuk ke kamar mandi, mama dengan sabarnya merawatku. Menyiapkan pasta gigi yang akan ku gunakan, sabun cuci muka, dan sabun mandi.
Aku tertegun " aku udah besar, tapi kalo di fase kayak gini rasanya seperti kembali menjadi seorang anak kecil ". Suara batinku mencoba menghadirkan serpihan memori di 22 tahun yang lalu. Aku yakin, ibuku pasti beranggapan hal yang sama denganku.
Dari sini, aku mulai membenarkan ucapan salah seorang yang aku lupa namanya . Beliau mengatakan bahwa "mau sampai kapanpun, orang tua kita akan menganggap diri kita sebagai anak kecil mereka".
Setelah mandi dan berganti pakaian bersih, mama memgoleskan minyak kayu putih, memberikan parfum, menyisiri rambutku, menguncitnya, lalu mengoleskan bedak taburnya di wajahku.
" selesai, kalo ginikan jadinya ngga seperti orang sakit " ujarnya kepadaku.
Tak selang lama dari itu, seorang wanita mengantarkan makanan seperti biasanya .
" terimakasih mba " ucapku berbarengan dengan mama.
Kedua tangan mama mengambil kotak nasinya lalu membukanya secara perlahan
" makan yaa menunya enak ini ada rolade, daging, nasi sama buahnya " kata mama menjelaskan menu yang akan aku makan sore ini.
" iya mam " .
Mama mulai menyuapiku secara perlahan dan tentunya dengan kesabaran tingkat tingginya.
" mugo-mugo ae awakmu diparingi jodo sg suabar yu " kalimat yang sering beliau lontarkan . Aku sadar, jika aku adalah anak gadis yang manja. Lalu, diberikannya seorang ibu dengan tingkat kesabaran yang luar biasa.
Salah satu alasan kenapa mama selalu memanjatkan doa tersebut disetiap waktu, tidak lain karna faham betul anaknya ini macam apa . Anaknya ini semanja apa, anaknya ini setidak bisa apa-apa, bahkan seringan memasang gas, beli gas, mengangkat galon, memasak makanan terenak sedunia atau membuat sambal bintang lima itu tidak akan bisa.
Bisa jadi, suatu saat nanti aku memang bakal semerepotkan itu kepada suami. Ngga tau lagi deh gimana nanti jadinya jika suamiku tidak sesabar ibuku.
Mama selalu bilang " yu, kalo cari pasangan itu yang saling mencintai, saling menghormati, dan saling merasa butuh antara satu dg yang lainnya. Biar nantinya kamu selalu dihargai, dimuliakan, dan dicintai. Karna perjalanan rumah tangga ini panjang sekali dengan segudang masalahnya, jadi cari suami yang bener. Ngga papa ngga kaya yang penting tanggung jawab. Ngga papa ngga ganteng yang penting meneduhkan ketika kamu melihatnya ".
Mama dengan segala pesannya, dan aku yang bagian mengaamiinkan segala panjatan doanya.
"Aamiin paling serius ya Allah " balasku disetiap kalimatnya dengan senyuman lebar.
Dari sini aku menyadari bahwa yang ada disetiap keadaan ku dan selalu memperjuangkan kebahagianku adalah beliau. Sosok malaikat yang Allah hadirkan untuk menemaniku.
"Tuhan, terimakasih sudah menghadirkan malaikat tercantik untuk ku. Dan semoga engkau ringankan jiwa dan ragaku untuk selalu menggapai ridhonya"
Lagi difase dibuat jatuh cinta sama mama hehe :). Makasih mam untuk semuanya .. Semogaa aku bisa selalu membaktikan diri kepada mama yaa sampai dipenghujung usia.
Suatu hari nanti, aku maunya aku yang merawat mama ketika di usia senja. Biar aku sendiri yang memantau kondisi kesehatannya mama. Dan rasa itupun juga berlaku untuk calon mertua. Rasa-rasanya aku ingin selalu ada di usia-usia senjanya sebagai bentuk rasa terimakasih karna telah melahirkan dan mendidik suamiku dengan segala sifat dan tindakannya yang membuatku semakin hari semakin mengaguminya.
Semoga Allah mudahkan ..
29-Januari-2023
4 notes · View notes
dioramahidup · 2 years
Text
curahan hati seorang rita
September 18, 2022
Oke, ini pertama kalinya aku nulis di platform ginian. dalam rules kehidupan rita, kalau dia nulis berarti hatinya sedang tidak baik baik aja. tapi gausah khawatir (siapa juga yang khawatir wkwk) ini udah biasa. jangan bereaksi berlebihan karena rita sekarang udah dewasa. masalah kayak gini udah seribu kali dihadapinya wkwk
seperti yang sudah diduga, ya ini soal percintaan lagi. emang masalah idupnya gajauh jauh dari itu. selain gabisa milih jurusan yang bener, rita juga gabisa milih cowo. semua pendapat temen temennya udah kayak angin lalu kalo dia udah milih cowo. at the end? ya kecewa lagi. saatnya teman temannya bilang "kan udah gue bilangin". pura pura bego adalah jalan ninjaku.
kali ini rita lagi deket sama temen smpnya dulu. si anak rantau yang super tidak effort. cowo paling aneh yang pernah aku temuin. sumpah gak bohong. merasa paling ganteng dan udah berusaha. sejak kapan nunggu jadi usaha? i mean kayak nungguin makanan dateng or something. udah ketauan dong se gak effort apa dia? dan narsistik yang gamampu dihadapi siapapun. aku adalah bunda teresa di gengku. tapi aku bener bener nyerah kalo harus dengerin narsisnya dia. merasa jadi manusia paling cakep sedunia. meanwhile mukanya b aja. sumpah b ajaa gak bohong.
dia yang secara gamblang cerita soal gimana usahanya buat mantan yang paling dicintainya dulu. selama dia cerita, isi otakku cuma "pantes dia milih orang lain" :). dia sangat gasadar yang lagi dia ceritain adalah semua kekurangannya. dia juga cerita gimana dulu gurunya jodohin dia sama anaknya dan dia bilang "geli banget aku dengernya, kayak anak lu tuh gendut woyy gendut". yap mandang fisik banget padahal lu bukan nicholas saputra say :)
tapi dibalik semua kekurangannyam i apreciate dia yang berani ke rumah. dia yang mau bayarin makan tiap kita ketemu tapi itu kayaknya basic mannernya laki laki gak sih? apa aku salah?
kemarin aku udahin semua. aku rayain kecil kecilan ulang taunnya. make him ngerasa like i love him so much. padahal jujur aku ngerasa kayaknya aku cuma kesepian deh. karena aku gapernah sekalipun deg degan pas ketemu dia. aku kangen butterfly feelin' kalo lagi ketemu cowo gitu. gugupnya nyiapin baju dll. aku bawain coklat juga. tapi gaada satupun foto atau video yang dia upload. yap, emang gatau terima kasih anaknya.
and aku upload foto kaki bertuliskan -rehat-. iya aku pengen rehat dari perasaan gapasti ini. jujur aku kira aku gabakal ngerasa apa apa. ternyata kesel karena dia gak upload apapun. dan sedih juga sih ngerasain ada di fase ini lagi. semoga setelah ini aku bisa ketemu manusia yang emang bener bener buat aku.
buat ibuku yang ngebet banget anaknya nikah. sampe sampe abai sama kebahagiaan anaknya.
mi, aku ini worth it buat dapetin yang jauh lebih baik dari dia. aku pantes kok dapet perlakuan layaknya perempuan lain. dijemput, disayang, ditreat like a princess. i am worth it. coba cek lagi niat umi pengen aku nikah itu buat aku apa buat umi? karena im finee selama ini. kalo ditanya pengen nikah gak? jujur pengen banget. ketakutan itu ada juga di aku. tapi aku sayang diriku sendiri. aku yakin kebahagiaanku lebih penting daripada sekedar status "menikah".
konon katanya, menikah dan sendiri itu sama sama punya bebannya masing-masing. jadi gamasalah menikah atau engganya. sekarang atau nanti. setiap orang punya golden timenya masing-masing.
1 note · View note
rdbwls · 2 years
Text
Happy Birthday Pipo Gerry!
Tumblr media
Guess who's celebrating his birthday today? YOAAA that's right! It's pipipo Gerry! Happy birthday pipo Gerry, pipo nya gigi yang paling kereeen pol satu dunia! Yang pertama, gigi mau bilang makasih sama Allah karena udah bikin gigi ketemu pipo bahkan sampai jadi anaknya pipo, ini tuh hal yang paling paling paling gigi syukuri dalam hidup gigi. Pipo tuh orang terkeren yang pernah gigi temuin (INI GIGI SERIUS, ENGGAK BOONG). Pipo baikkk banget, keren banget, perduli banget sama orang-orang di sekitar pipo. Menurut gigi, orang-orang bakalan rugi sih kalo gak kenal pipo atau bahkan gak tau keberadaan pipo sama sekali. Kasian bgt gigi sama mereka, gak seberuntung gigi yang bisa jadi anak nya pipo!!!
Semoga, nanti kalau pipo punya pacar terus pacar pipo punya anak, dia gak manggil pipo pakai sebutan apapun yang mirip sama "papa, papi, ayah, dll". Suruh panggil om aja! Gigi bakalan sedih banget kayanya kalo sampai ada yang panggil pipo kaya gitu selain gigi):
Makasih banyak ya pipo, udah selalu ada buat gigi, dengerin setiap keluhan gigi, kalo gigi lagi sedih pipo hibur gigi. Walaupun kita emang jarang banget ngobrol secara pribadi gitu, tapi gigi selalu inget pipo sebagai piponya gigi. Gigi suka perhatiin pipo dari jauh kalau kita lagi gak ngobrol. Kadang gigi iri kalau liat pipo lebih deket sama orang lain daripada gigi. Tapi sekarang gigi udah gapapa, soalnya gigi percaya kalau pipo sayang gigi dan selalu inget juga kalau gigi anaknya pipo.
Inget ya, pipo enggak pernah sendirian. Pipo punya gigi, punya semua orang yang sayang pipo. Semoga pipo selalu dikelilingi orang-orang baik, selalu bahagia dan sehat selalu! Gigi beneran seneng dan bersyukur banget bisa kenal pipo. Gigi sayang pipo ♾️♾️♾️♾️♾️♾️!!!
Tumblr media
Nah sekarang umur pipo kan udah 23! (Yhaaa, pipo udah gede) :p Sekarang gigi mau kasih 23 Reasons whyyy gigi love pipipo. Ayo disimak baik-baik ya pipipo?!
1. Pipo sayang gigi.
Ya kalau pipo gak sayang gigi, gigi gak love pipo!
2. Pipo ganteng.
Serius??? Pipo mau jadi siapapun selalu cakep, tapi paling cakep jadi Mark Lee.
3. Pipo selalu ada buat gigi.
4. Pipo peduli sama gigi.
5. Pipo pinter bangeeet!
Keliatan dari suka jokiin temen-temen nge-IC & dari cara ngobrol pipo.
6. Pipo treat gigi suppperrr baik banget!!!
(orang-orang pasti iri).
7. Pipo selalu tolong gigi kalau gigi lagi susah.
8. Pipo bantu gigi buat jadi orang yang lebih percaya diri.
9. Pipo suka ngomongin Yujin.
Gigi seneng banget banget banget kalau ada temen buat ngobrol soal Yujin & IVE, kaya ngerasa dihargain aja sebagai rp-nya Yujin.
10. Pipo Know Me So Weeeellllllll.
11. Pipo lucu.
12. Pipo keliatan keren kalau lagi interaksi sama orang-orang.
13. Pipo kalau lagi ngambek gemes.
Ntar kita tuker-tukeran ya kalau lagi mood gigi yang jadi mama, pipo yang jadi anak.
14. Pipo bikin gigi senyum terus for no reason.
15. Pipo selalu protect gigi!!!
16. Pipo IC nya keren.
17. Pipo pendengar yang baik.
18. Pipo, pipo ter OK sedunia.
19. Pipo 10/10!!!
20. Pipo kalau temenan enggak mandang chara (BAIK BGT).
21. Pipo
22. Piponya
23. GIGI SELAMANYAAA!!!
Tumblr media
Daaan, selesai! Semoga pipo suka sama hadiah yang gigi kasih walaupun ini enggak seberapa T____T
With Love, Safagisatuy!
Tumblr media
1 note · View note
jangantakut · 3 years
Text
Karena untuk Selamanya, Ternyata Terlalu Lama dan Semakin Menyakitkan
Gue pernah baca di twitter, curhat seorang anak yang orang tuanya bercerai. Mereka cerai sewaktu si anak masih SMA. Waktu itu, si anak berpikir, kenapa orang tuanya bisa bercerai? Tinggal di kawasan elit Jakarta, dengan penghasilan sang ayah yang fantastis. Tidak ada skip dalam sebulan, bahwa sang ibu selalu menerima barang-barang mewah dari sang ayah. Belum lagi kalau ada perayaan ulang tahun, anniversary, atau mungkin ketika si anak mendapat nilai tinggi di sekolah.
Di rumah, ibunya selalu menyiapkan apa saja. Di pagi hari ketika sang anak bangun, sarapan sudah ada di meja, sementara ayahnya sudah rapi sambil menikmati kopi, hendak berangkat ke kantor. Saat pulang ke rumah, makanan di atas meja selalu terasa hangat, dan rumah selalu bersih. Saat ayahnya pulang, makanan hangat tetap tersaji, dan keadaan rumah tidak pernah berantakan. Atau bahkan ketika weekend, saat ayah libur bekerja, si anak selalu menyukai pemandangan toleransi, di mana sang ayah bersantai sambil bermain game, dan ibu mengurus rumah, memastikan rumah dalam keadaan bersih. Ibunya tidak pernah mengganggu me time milik ayahnya, yang waktunya sangat terbatas. Di mata sang anak, kehidupannya yang dilihat dan dirasakannya begitu sempurna.
Lalu datanglah pemberitahuan kalau ayah dan ibu si anak memutuskan bercerai. Si anak merasa bingung, marah, dan kesal. Kenapa di kehidupan yang begitu bahagia ini, mereka memutuskan bercerai? Kala itu, ibu dan ayahnya hanya mengatakan kalau mereka sudah tidak cocok. Sudah tidak sejalan. Si anak bertanya-tanya dalam hati, kenapa pada dua orang yang saling pengertian satu sama lain, mereka bisa bilang kalau sudah tidak sejalan?
Akhirnya perceraian orang tua si anak pun terjadi. Si anak memutuskan untuk ikut tinggal dengan ibunya, karena ayahnya memberikan rumah tersebut untuk ibunya. Si anak belum mau kehilangan kenyamanan yang selama ini dia dapatkan. Ibunya memutuskan untuk bekerja lagi, karena ayahnya hanya akan mengirim uang bulanan untuk si anak saja. Padahal dengan uang bulanan itu pun, menurut si anak, ibunya tidak perlu bekerja lagi. Tapi ibunya tidak ingin bergantung dengan uang itu. Ia memilih bekerja, dengan penghasilan biasa saja, tentunya tidak sebesar penghasilan mantan suaminya.
Dua tahun setelah perceraian, sang ayah menikah lagi. Kadang-kadang si anak menginap di rumah ayah dan istri barunya. Di mata si anak, kehidupan ayah dan istri barunya pun sama seperti kehidupan ayahnya sewaktu bersama ibunya. Ia masih bertanya-tanya, jika ayahnya bisa menciptakan kehidupan yang begitu sempurnanya untuk istri barunya, sama sempurnanya saat bersama ibunya, kenapa mereka bercerai? Dalam hati, si anak mengutuk ibunya, karena telah melepaskan kehidupan yang begitu sempurna tanpa alasan jelas. Sejak saat itu, si anak bersumpah tidak akan bertumbuh menjadi perempuan seperti ibunya.
Suatu ketika, ibunya menemukan laki-laki lain yang mencintainya. Waktu itu, si anak sudah lulus kuliah, dan sudah bekerja. Ibunya meminta izin untuk menikah lagi, dan berencana menjual rumah karena ingin sebuah awal yang baru. Dalam hati, kutukan si anak untuk ibunya makin kuat, karena ingin menjual tempat tinggal yang selama ini membuatnya hidup nyaman. Karena kesal, si anak memutuskan untuk keluar dari rumah, dan menyewa apartemen, dekat dengan kantornya.
Si anak tidak pernah lagi menghubungi ibunya. Hari pernikahan ibunya pun ia tidak datang. Ia hanya tahu, ibunya pindah ke daerah kelas B di jakarta. Bertahun kemudian, si anak memutuskan resign dari kantornya karena tidak sepaham dengan bosnya. Ia pikir bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan baru. Ternyata hampir 6 bulan lamanya, pekerjaan baru tidak kunjung datang. Sewa apartemen tidak mampu dibayarkan, dan tabungan habis tanpa sisa. Ia mencoba menghubungi ayahnya, tapi ayahnya sedang pergi liburan dengan keluarga barunya. Dengan hati yang penuh malu, ia akhirnya menghubungi ibunya, dan meminta alamat ibunya.
Si anak muncul di pintu depan rumah ibunya dengan koper besar. Saat itu, bukan menghakimi, si ibu malah memeluk anaknya tanpa bertanya apa-apa. Sang ibu mempersilakan anaknya untuk menginap dan tinggal, selama yang ia inginkan. Ayah tirinya pun menyambut dengan hangat.
Satu minggu tinggal di rumah ibu dan ayah tirinya, ia melihat pemandangan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Ketika pagi hari ibunya menyiapkan sarapan, ayahnya sudah ikut bangun dan membantu membereskan rumah. Sore hari, ketika kondisi ibunya sedang tidak fit, ayah tirinya menelepon dan mengatakan kalau nanti ia akan pulang sambil membawa makan malam. Bahkan ketika weekend, saat ibunya sedang menyiram tanaman, ayah tirinya membantu menurunkan pot-pot gantung untuk disiram sang ibu, dan kembali menggantungnya.
Untuk pertama kalinya, si anak melihat ibunya tersenyum dan tertawa bahagia. Ketika ibu dan ayah tirinya saling pandang, si anak bisa melihat bahwa ayah tirinya adalah sosok laki-laki paling ganteng sedunia di mata ibunya. Si ayah tiri, adalah laki-laki yang bisa membuat ibunya bahagia. Padahal kenyataannya, kalau dibandingkan dengan ayahnya yang dulu, ketampanan si ayah tiri jauh sekali dari ayahnya. Bahkan secara materi pun, rumah yang mampu dibelikan ayah tirinya hanya sebatas rumah satu lantai, dengan taman kecil dan tiga ruang kamar. Kamar mandi hanya ada satu, dan itu letaknya di luar, dipakai untuk bersama-sama. Tapi kenapa dengan laki-laki seperti ini, ibunya bisa bahagia?
Lalu si anak pun memutuskan untuk bertanya pada ibunya. Kenapa dulu ibunya melepaskan laki-laki hebat seperti ayahnya, dan memutuskan untuk memilih laki-laki jelek dan miskin seperti ayah tirinya? Mendengar pertanyaan anaknya, si ibu akhirnya menjawab :
"Hidup dengan jaminan uang itu melelahkan, Nak. Ayah dan ibu sudah bersama selama belasan tahun. Selama belasan tahun itu, sudah beratus-ratus bahkan beribu-ribu kata maaf yang harusnya diucapkan ayahmu, tapi hanya diganti dengan tas-tas mahal. Sudah beratus bahkan beribu kata tolong yang ibu sampaikan ke ayahmu untuk membantu pekerjaan rumah, tapi hanya ditanggapi dengan adanya pembantu baru yang berganti berkali-kali. Di belasan tahun itu, ibu selalu kelelahan karena merasa hanya sebagai pengurus rumah, bukan seorang istri. Ibu ingin pernikahan itu berlangsung selamanya, sekali seumur hidup. Tapi kalau itu dijalankan dengan ayahmu, selamanya itu ternyata terasa terlalu lama, Nak."
Hanya itu saja jawaban si ibu yang membuat si anak menangis tanpa henti. Bukan menangis karena rasa sedih, tapi karena malu, karena menurutnya selama ini ibunya sudah menyianyiakan kebahagiaan dari ayahnya, yang ternyata hanya menjadi beban untuk ibunya. Dalam hati, akhirnya si anak mengoreksi sumpahnya yang dulu, bahwa ia tidak ingin seperti ibunya, bertahan terlalu lama ketika mendapat orang yang salah.
3 notes · View notes
verraanindyaa · 4 years
Text
Someone that I ❤
Jujur, sampai sekarang ak masih ga percaya, bisa tiba-tiba kontak lagi dengan seorang temen lama, yang H-1 ramadhan bilang pengen serius. Awalnya waktu itu saat tanggal 10/11 februari, tiba-tiba doi nge chat di FB.
Karna ngerasa dia temen deket pas SD, ya aku balas dan suruh doi chat via WA aja karena ak ga aktif di FB, dan belum ku kasih nomer WA, dia udh nge chat duluan krn dapat nomer dari temen. Waktu itu, sama sekali ga ad pikiran aneh-aneh, hanya sebatas temen yg mau ngobrol ngobrol balik silaturahmi. Terakhir kali ak jumpa pas SMA kelas 1 mungkin (?), udh lupa soalnya udh lama banget. Dan karena memang ingin konsultasi, ya ak jawab aja, pertanyaan ga jelas nya, tentang apa ya waktu itu, rambut di wajah kalo dicukur bakalan jd lebat ga ? Hahahahahaha absurd kan? Uwe geleng geleng dong.
Dan ga terasa, pas akhir maret, ak ga sengaja scrolling chat ke atas, ternyata hampir tiap hari kami chat, dan aku kaget.
"Ini serius? , kok bisa ak ga sadar ak di chat tiap hari sama nih anak" , pikirku.
Ak pun berfikir yang enggak-enggak, sedikit berharap, tapi ak enggak berspekulasi lebih. Baru kali ini, ada orang yang bisa tembus dinding ku lagi tanpa buat ak sadar kalo udh ditembus (?).
"Apa ada niat terselubung ya ? Masa iya dia lagi pdkt ? Masa iya ? Ga mungkin lah ya. Tapi cowok, nge chat tiap hari masak iya ga ad apa-apa? Apa karena temen aja ya ? Masak iya, ah pusing yaudahlah terserah aja", pikirku
Jujur, gue tipe orang ga peka, dan tipe yang harus diberi kepastian. Selama ini, bukannya ak ga pernah deket sama siapa-siapa, tapi karena terakhir kali aku trauma, ak jadi enggan sembarang deket sama orang, hingga akhirnya ak berdoa
" ya Allah, berikanlah hamba jodoh terbaik dunia dan akhirat, yg sholeh, yg mapan, yg kerjaannya bisa nyesuain kerjaan aku, yg cocol, yg nyaman, yg bisa nerima segala kekurangan, yg bisa menyayangi aku dan keluarga ku, yg bisa menyukai karena Allah, bukan krn ak dokter, yang deket dengan rumah alias di batam aja, yg bla bla bla bla bla, dan satu lagi, kalo bisa, biar lah jodoh hamba yg deketin hamba duluan, krn hamba bingung mw ngedeketin cowok duluan itu gimana, ga pande soalnya"
Dan ak baru ngeh, pas habis doa itu , baru lah dia tiba tiba nge chat di FB ☺.
Udh banyak cowok yang pernah mampir di hidup uwe, dan selama ini nth kenapa, ak selalu gagal (?) wkwkwkw. Banyak juga yg ngejodohin aku, minta pingin ak jadi menantu, pengen serius, tapi nth kenapa, ak ga berani. Ak juga takut kalo terlalu dideketin tiba-tiba, takut kalo dijodohin, takut ini takut itu. Ak enggan deket kalo diiming-imingi ,
"Sama X aja ya, anak tante udh ada X, X, X, gaji X"
" Sama Y aja, dia anaknya X X X, gaji lebih besar, X X X"
" Mau ga sama Z aja, ortu nya kaya, udh punya X X X, ntr klo mw sekolah, bakalan disekolahin spesialis"
" Sama A aja, dia kerja nya X"
"Sama B aja, dia ganteng, kepala cabang ini, udh ada rumah"
"Kenapa ga sama C aja, dia suka kali sama neneng, dr segi fisik cocok, dokter lagi"
" Kenapa ga sama D aja, dia dokter, Dia x X X"
" Kenapa ga sama E aja, dia kan punya rumah sakit"
Dan masih banyak lagi.. Jujur, kenapa kalian semua tega, menyogok aku dengan kayak gitu, aku ga sematre itu, ak suka duit karena sebatas kebutuhan, tapi aku ga mau diliat sebagai org matrealistis. Banyak yang ga tau, kalo ak ga pernah suka sama orang dari harta atau tampang, ak selalu menganggap itu bonus, dapat cowok ganteng alhamdulillah, dapat cowok kaya alhamdulillah. Ak juga bukan yang banyak tipe harus A B C D E, kalo sreg ya sreg, tapi saat sreg, barulah sesuatu itu dimulai, apakah dia orang yg sholeh ? Itu point utama ☺, dan barulah mulai muncul berbagai pertanda.
Dan aku juga sering cinta bertepuk sebelah tangan kok 😂, ini paling sedih banget. yg aku suka malah suka sama temen uwe, ditikung ama temen sendiri, nikah ama temen sendiri.
Yg udah ketemu ditengah juga ternyata ... 😭😭😭😭😭😭, dimanfaatin dan di XXXXX kan 😭😭😭😭😭😭, bahkan sampe sekarang masih ad efeknya.
Sampai ak mikir,
"Apa aku selama ini bukan orang baik ya ya Allah, apa harus jadi orang jahat ? Selama ini perasaan ak suka sama orang ga liat aneh aneh, tapi kenapa ga ada yg liat aku kayak aku liat orang lain?, atau karena aku ga cantik ? Ga asik kalo sama cowok? Soalnya suka grogi 😭",
Tapi Habis itu ak berfikir lagi
" Hamba yakin, engkau akan memberikan seseorang yang terbaik untuk hamba, mungkin selama ini Engkau ingin menghindari dari orang orang yg kurang baik, dan memang pacaran tuh dosa ya, terakhir pas mw nyoba pacaran 10 hari, langsung trauma banget, mungkin itu teguran mu, ga papa ya Allah, hamba yakin engkau yg maha mengetahui masa depan hamba"
Sampe ak sering berdoa buat dideketin jodoh, banyak banget doa yg aku praktekin, hingga akhirnya aku stop berdoa jodoh dan diganti doa biasa wkwkwkwkwkwk wkwkwkkw.
Dan setelah aku lulus , ak lagi fokus nyari kerja, ga kepikiran buat nyari cowok, dan aku coba untuk fokus ke karir.. Tapi ya sambil berdoa juga sih masalah jodoh, dan alhamdulillah. Allah mengirimkan seseorang yang menurut kacamata depan ku *wallahualam hanya Allah yg tau hati seseorang aslinya gimana*, insyaallah dia anaknya baik dan sholeh 😊.
Rasanya, sedih banget, selalu pengen nangis, setiap kali Allah mengabulkan doa doaku, selalu menunda doa ku dan diganti ke lebih baik, selalu ada di setiap langkah dan setiap aku kesulitan, hamba merasa ga pantas disayangi ya Allah, banyak hal yg masih buat Allah sedih dan marah, hamba masih sering lakai, tapi kenapa Engkau lagi lagi membuat hamba merasa menjadi hamba terjahat sedunia dan tak tau diri karena Engkau terlalu baik 😭, hamba selalu pengen nangis setiap ngeliat apa yg Engkau lakuin ke diri hamba, dari mengabulkan hal remeh, hal besar, hal yg menurut hamba ga mungkin, dari berusaha ngejagain hamba dari org org dzalim, dari hal hal buruk, dikasih pertanda ini itu, sebenarnya hamba ga sebaik itu kok ya Allah, hamba jadi sayang banget sama Allah kan kalo kayak gini 😭😭😭😭😭😭😭😭😭, You are my priority, bantu hamba untuk selalu mencintai-Mu dan selalu berusaha menjadi orang yg lebih baik ya Allah, menjadi org yg selalu bersyukur, dan maafkan kalo masih banyak kekurangan, hamba akans selalu butuh Dirimu dimana pun kapan Pun itu.
Semoga cowok yg akan Engkau sandingkan untuk hamba, sama sama bisa mencintai Mu lebih dr mencinta hamba ya 😭😭😭😭😭😭💕💕💕💕💕💕❤❤❤❤😭😭😭💕💕💕😭💕😭💕😭💕😭😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭💕😭😭💕😭💕😭❤😭😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭😭❤😭💕😭😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤😭❤
2 notes · View notes
lambangseptiawn · 4 years
Text
Tentang Buku
Tumblr media
Foto di atas sengaja diambil untuk menggambarkan arah dari tulisan yang akan kalian baca. 
Buku itu bisa dibilang sebagai one of the most memorable books I have ever had. Tapi, sebenarnya antara gambar buku itu dengan tulisan ini tidaklah ada hubungan yang jelas. Tujuannya adalah agar menambah kesan dramatis, biar happening kalau anak muda zaman sekarang bilang. Juga biar tumblr-able.
Hari ini, dunia tengah memperingati hari buku sedunia. Buku-buku bersuka cita. Mungkin karena banyak orang yang sedang merayakan ulang tahunnya. Atau, mungkin juga karena mereka tau bahwa orang-orang itu akan segera membawa mereka keluar dari toko buku atau gudang penyimpanan akibat tawaran diskon yang barbar dan sangat menggoda. Entahlah.
Saya meyakini bahwa banyak orang memaknai hari ini dengan begitu istimewa, terutama bagi mereka para pecinta buku. Bagaimana tidak, bagi sebagian orang, buku adalah teman terbaik. Misalnya, siapa lagi kalau bukan buku yang cocok menemani kita ketika sedang sendirian menunggu pesawat di bandara? Atau, tidak ada rasanya yang lebih enak dipeluk ketika terlelap di kereta selain buku tebal yang kita bawa sebagai teman pengusir bosan di kala terjaga. Dan juga, ini yang paling penting, tidak ada hal lain nampaknya yang bisa mengalahkan nikmatnya aroma seduhan Pop Mie selain wangi buku baru maupun lama yang keluar dari halaman-halamannya ketika sengaja kita kibaskan sebelum mulai membacanya. Hmmm, ada lagi?
Saya tidak pernah mengeklaim bahwa saya adalah pecinta buku. Saya sadar diri dong, masih banyak orang-orang di luar sana yang benar-benar layak disebut sebagai book lovers. Hanya saja, saya sering merasakan hal aneh ketika dihadapkan dengan buku. Entah kalian merasakan yang sama atau tidak, saya terkadang lebih rela jika harus merogoh kocek hingga ratusan ribu rupiah demi beberapa buku daripada hedon beli ini itu. Rasanya mengalir saja begitu kalau untuk membeli buku. It is worth! Sama sekali tak ada rasa bersalah, meskipun beberapa bacaan itu bisa saja ludes kurang dari satu bulan pascapembelian. Apakah itu normal?
Terlepas dari normal atau tidak, melalui tulisan ini, saya ingin bercerita tentang perjalanan saya dalam mengenal buku. Setelah saya pikir-pikir, mungkin hal itu juga yang membuat saya stay cool dan rela mengeluarkan extra budget yang sebenarnya bisa saya gunakan untuk nongki-nongki ganteng (sebenarnya saya nggak bakat juga sih hahaha) daripada membeli buku. Selain itu, saya juga akan bercerita tentang genre buku favorit saya, dan mengapa saya rasa buku adalah hadiah yang sangat istimewa untuk diberikan kepada orang lain.
Bagaimana Saya Mengenal Buku
Saya tentu masih ingat zaman jahiliah ketika saya belum mengenal buku. Ini true story. Semenjak kecil hingga menginjak sekolah formal tingkat atas, saya jarang dan bahkan tidak tertarik membaca buku. Di rumah saya pun tidak ada buku-buku spesifik macam pengembangan diri maupun novel-novel remaja. Paling pol adalah buku-buku pelajaran yang wajib saya baca dan buku motivasi milik ibu saya. Tapi sayangnya, saya kurang tertarik untuk membaca buku motivasi itu karena memang tidak ada dorongan secara sukarela atau bahkan untuk sekadar mengenalnya.
Duabelas tahun mengenyam pendidikan formal, tentunya saya sudah khatam dengan jargon buku adalah jendela ilmu. Tapi, jika saat itu ada orang yang bertanya tentang buku favorit, saya pastikan tidak akan bisa menjawabnya. Pernah hal itu terbukti, ketika awal mula memasuki bangku kuliah. Dalam sebuah wawancara organisasi, salah satu senior bertanya apa buku favorit saya. Gelagapanlah saya. Tidak mungkin saya menjawab buku matematika, kimia, atau bahkan fisika semasa SMA dulu. Spontanlah saya menyebut satu buku milik ibu di rumah, “Dahsyatnya Sholat Dhuha”. Sang senior terpana. Di satu sisi saya menduga ia kagum dengan jawaban saya. Di sisi lainnya, sepertinya dia bisa menebak bahwa saya adalah mahasiswa baru yang kurang baca. Shame on me!
Percaya tidak percaya, perjalanan saya mengenal buku sebenarnya bermula setelah peristiwa itu. Ada beberapa faktor yang mendorong saya untuk mulai berkenalan dengan benda kotak yang digandrungi banyak orang itu.
Pertama, karena tuntutan studi. Ini mutlak. Tidak dapat disangkal bahwa saya harus membaca buku. Saya tentu tidak mau ketinggalan dengan kawan-kawan program studi yang begitu cakap dalam hal akademik. Tujuan saya saat itu sederhana; untuk bertahan. Hanya untuk bertahan, tidak lebih. Pasalnya, saya menyadari bahwa nikmat kuliah adalah karunia yang luar bisa dan tentu tidak boleh saya sia-siakan.
Sejurus kemudian, saya mulai rajin ke perpustakaan untuk meminjam buku-buku kuliah (waduh kalimatnya berat). Meskipun saya akui, banyak dari buku-buku yang dipinjam itu tidak selesai dibaca seluruhnya. Meskipun demikian, saya masih ingat sebuah buku yang begitu berkesan, judulnya adalah Perencanaan Kota Komprehensif. Saya masih terbayang betul membaca buku itu di sebuah kursi payung di depan gedung rektorat. Sembari mengisi break time kuliah, saya dulu memang suka ke tempat itu karena belum memiliki tempat bernanung. Maklum, masih mahasiswa baru yang cupu.
Buku itu menjadi berkesan karena ia membantu saya untuk memenangkan tugas berhadiah yang dibuat oleh salah satu dosen di kelas. Beliau meminta kami membuat tulisan pendek berupa opini tentang sebuah tema yang telah beliau sampaikan. Opini itu harus di-upload dalam kolom komentar facebook di sebuah post yang telah beliau sediakan. Tak disangka, saya terpilih menjadi satu dari dua orang dengan komentar terbaik dan berhak mendapatkan hadiah sebuah buku karangan beliau. Buku itu, percaya tidak percaya, adalah buku akademik pertama yang saya miliki semasa menempuh studi sarjana.
Faktor kedua yang mendorong saya untuk mendekati buku adalah lingkungan, dalam hal ini adalah orang-orang di sekitar saya. Misalnya, sebut saja Si Penenteng Koran. Sengaja saya pilih istilah itu untuk menggambarkan kebiasaannya menenteng koran di kampus. Saya kerap mendapati ia mampir ke koperasi fakultas untuk membeli koran harian ketika short break dan membacanya sambil menikmati jajanan pasar. Mungkin, itu adalah sebuah pertanda. Karena nyatanya, sekarang ia sedang berkarya di kantor surat kabar yang dulunya selalu ia tenteng kemana-mana. Tapi, selain menyukai surat kabar, kalian juga perlu tahu bahwa dia adalah pembaca buku kelas berat. Indeed, no worries!
Ada lagi, mereka yang saya sebut sebagai Duo Pou. Lag-lagi, istilah itu saya gunakan agar mudah mendeskripskian kegemaran mereka memainkan game yang pada saat itu sedang digandrungi banyak orang. Mereka berdua sangat dekat dan hampir selalu terlihat menenteng buku, bahkan ketika dalam agenda rapat event yang setidaknya selalu digelar setiap seminggu sekali. Saya kerap mendapati mereka membolak-balik halaman bukunya ketika orang lain sibuk dengan ponsel atau asyik mengobrol. Saya hanya menduga, mungkin itu adalah salah satu cara yang mereka pilih untuk mengusir rasa bosan dalam rapat. Gerak-gerik mereka kerap membuat saya penasaran. Saya kerap mencuri pandang untuk melihat apa yang sedang mereka baca. Anehnya, biarpun saya dapat membaca judul buku itu, tetap saja saya tak bisa menerka cerita yang terkandung di dalamnya karena judul-judul itu terdengar begitu asing. Shame on me, again!
Sebenarnya banyak lagi orang-orang yang saya temui dan mendorong saya untuk berkenalan lebih jauh dengan buku. Namun, tiga orang di atas nampaknya adalah para pionir. Meskipun mereka tidak sadar, tapi keberadaan mereka telah memberikan dampak kepada saya untuk mulai membuka diri pada buku. Semoga mereka bertiga selalu sehat.
Saat-saat kuliah adalah masa yang cukup sulit karena saya tidak mampu membeli buku. Pun jika saya punya uang, saya akan bingung ingin membeli buku apa. Akhirnya, saya mencoba untuk meminjam buku-buku yang dimiliki oleh ketiga orang itu sebagai upaya perkenalan. Ada dua buku milik mereka yang nyatanya selalu saya ingat.
Buku pertama, saya tidak terlalu ingat judulnya. Tapi, kurang lebih isinya terkait pembahasan bagian–bagian otak manusia yang mempengaruhi cara berpikir. Buku itu sangat tebal dan bersampul biru. Tak kuat saya menyelesaikannya, atau bahkan untuk sekadar memahaminya. Tak kurang dari dua minggu, saya kembalikan buku itu ke pemiliknya. Misi gagal!
Buku kedua memiliki ketebalan yang tidak kalah dengan buku pertama. Bedanya, buku ini lebih mudah untuk dipahami karena berisikan tentang catatan perjalanan. Judulnya adalah Meraba Indonesia. Buku itu selesai saya baca, dan saya sangat menikmatinya. Bisa dibilang, buku itu adalah cikal bakal yang mendorong saya untuk mulai menyukai cerita.
Semenjak membaca buku itu, saya mulai berani bereksperimen dengan meminjam buku-buku sejenis. Lambat laun, buku yang saya baca mulai bervariasi dan tak melulu buku akademik saja, mulai dari novel, memoar, sejarah, biografi atau bahkan esai-esai politik dan sosial-budaya yang kadang membutuhkan effort lebih untuk memahami maksudnya. Bisa dibilang, karena buku-buku itu, saat ini saya sudah sedikit memulai langkah menuju peradaban dan beranjak dari zaman jahiliah yang dulu dengan nyamannya saya tinggali.
Novel dan Cerita yang Bertumbuh
Buku Meraba Indonesia adalah milestone penting dalam upaya saya mengenal buku. Dan sebagaimana saya katakan sebelumnya, buku itu akhirnya membawa saya untuk lebih menyukai cerita. Maka, ketika saat ini saya memiliki kesempatan membeli tiga hingga empat buku, maka saya pastikan dua atau tiga diantaranya adalah buku cerita. Tentu, saya tidak mematok tema khusus saat memilih buku-buku itu. Bisa saja pada saat memilih, saya jatuh hati pada biografi. Atau, mungkin pula pandangan saya malah teralihkan untuk mengambil sebuah memoar.
Meski begitu, saya memiliki ketertarikan tersendiri pada novel sebagai sumber cerita terbaik. Alasannya kurang lebih seperti ini.
Pertama, menurut saya, novel itu bak peta yang akan mengarahkan saya kepada sebuah petualangan yang unik. Saya bisa saja tersenyum-senyum sendiri atau bahkan merasa takjup ketika mencoba mengimajinasikan apa yang disajikan oleh para novelis. Petualangan-petualangan yang mereka suguhkan memang terkadang liar, namun tetap bersahabat dengan kehidupan sehari-hari sehingga tak nampak asing untuk dapat dibayangkan. Bagi saya, membaca novel dapat memberikan sensasi refreshment yang menyegarkan. Cocok dibaca terutama ketika penat terhadap rutinitas (padahal rutinitas saya cuma rebahan).
Tapi, terkadang saya pun memiliki kendala untuk menikmati novel-novel terjemahan dibandingkan dengan karya novelis Tanah Air. Saya menduga ini semua karena kurang piknik. Shame on me, again and again! Saya beri contoh sebagai gambaran lebih jelasnya. Misalnya, saya merasa kesulitan jika harus membayangkan bagaimana suasana festival adu banteng di Spanyol yang begitu populer sebagaimana diceritakan oleh Hemingway. Berbanding terbalik, saya lebih mudah mengimajikan suasana pedesaan dengan gemericik aliran sungai ditemani cuitan burung di sekelilingnya sebagaimana dilukiskan oleh Ahmad Tohari, misalnya. Suasana yang terkesan sangat nyata, mudah dicerna. Mungkin itu semua karena saya memiliki pengalaman terkait sehingga dengan mudah dapat membayangkan secara detil. Sepertinya benar, saya memang harus mulai memperbanyak piknik!
Alasan kedua. Bagi saya, novel adalah cermin kehidupan yang dikemas dengan sederhana sehingga semua orang dapat dengan mudah memahami maknanya. Ambil saja contoh Andrea Hirata. Semua orang mengetahui bahwa beliau adalah novelis ulung yang selalu konsisten dengan tema khas tentang ketimpangan dan pendidikan. Di buku Guru Aini misalnya, permasalahan yang diangkat sangat klasik; gadis miskin cerdas yang ingin menjadi dokter namun terhalang oleh kondisi ekonomi. Boleh jadi, tokoh yang digunakan beliau untuk mengangkat permasalahan itu adalah imaji. Namun, potret yang ia ingin sampaikan kepada pembaca sangatlah relevan dan nyata adanya. Kasat mata, meskipun kebanyakan orang sering lupa.
Berbekal dua alasan itu, tidak berlebihan rasanya jika saya menggemari novel dan menyebutnya sebagai cerita yang bertumbuh. Bertumbuh yang saya maksud di sini adalah bukan hanya sejak dari dalam pikiran untuk mengarahkan pembaca menikmati berbagai pengalaman unik. Namun, juga pada hal esensial sejak dalam jiwa yang dapat menggugah kesadaran pembaca akan permasalahan-permasalahan sederhana yang mungkin saja sering diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, jika ada orang yang keras hatinya, cobalah suguhi dia dengan karya sastra berupa novel agar hatinya menjadi lebih lunak. Dosen pemberi buku yang saya ceritakan tadi pernah berkelakar ketika mengetahui saya menenteng buku karangan Romo Mangun, “Biasanya kalo orang suka baca sastra, hatinya lembut. Tapi biasanya lho ya hahaha”.
Karena Buku Istimewa
Mau tidak mau, sooner or later, saya mulai menempatkan buku sebagai benda yang gorgeous. Tak aneh jika saya akan begitu gembira ketika ada kawan memberikan buku sebagai hadiah (terimakasih banyak, kalian tahu apa yang saya butuhkan). Saya pun berlaku demikian. Jika saya hendak memberikan sesuatu kepada seseorang, maka biasanya saya berikan buku kepadanya. Hal itu semacam sudah menjadi default dalam otak saya.
Tapi, mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa harus buku? Hmmm, sebenarnya alasannya sederhana; karena buku itu istimewa. Melalui buku, saya ingin berbagi cerita agar mereka bisa menikmati kebahagiaan-kebahagiaan kecil terutama di kala penat. Saya pikir kebahagiaan kecil karena buku itu sederhana, namun bermakna. Sama seperti halnya ketika kita makan coklat yang tak lama kemudian akan menumbuhkan perasaan gembira dalam dada dengan sendirinya.
Saya juga merasa bahwa buku-buku itu akan selalu hidup. Jika dalam beberapa tahun ke depan buku itu akan pudar dan mulai usang, setidaknya isinya akan mengendap dalam pikiran karena mereka telah membacanya. Bahkan, jika nanti mereka sudah tidak membutuhkannya, saya yakin buku itu akan tetap bermanfaat untuk orang lain yang mereka minta untuk merawatnya. Siapa tahu, orang itu akan tergugah karena merasa menemukan bacaan yang tepat sehingga semakin mantap untuk memulai perjalanannya mengenal buku lebih dalam sebagaimana yang saya alami dulu.
Bagimana, sudah terjawab kan?
Terakhir, untuk menutup tulisan ini, ada satu hal menarik yang sampai saat ini saya pegang dan saya yakini dengan sungguh-sungguh. Dulu, salah seseroang pecinta buku pernah berkata pada saya bahwa sebenarnya bukan kita yang memilih untuk membaca buku apa, tapi sejatinya bukulah yang memilih kita untuk membacanya. “Biarkan buku yang memilih” katanya.
Hal itu mungkin yang mendorong saya untuk selalu membeli buku langsung ke tokonya. Dan benar, saya boeh saja punya rencana akan membeli buku ini. Tapi pada akhirnya, saya pulang dengan membawa buku itu karena tak tahan dengan aura dan godaan yang ia berikan. Tapi saya tidak pernah menyesal, karena saya percaya bahwa buku-buku itu telah memilih saya untuk membawanya pulang ke rumah. Buku memang tidak pernah salah dalam memilih pembacanya.
Saat ini, saya memanglah seorang pembaca buku. Tapi someday, saya pun juga berkeinginan untuk menulis buku saya sendiri. Apapun itu.
  Ditulis dalam rangka hari buku.
Yogyakarta, 23 April 2020.
3 notes · View notes
nesycessarylife · 4 years
Text
Knapa orang2 selalu nganggepnya aku orangnya pemilih untuk urusan jodoh
Emang iya sih. Aku milihnya cuma 1 orang doang. Gak mau yang lain. Yang paling ganteng sedunia! Paling cute! Walaupun itu cuma menurutku. Gaya rambutnya aja ganti2 mulu. Gak ngebosenin. Kayak artis2 Korea! Dan dia wangiiiiiiii banget! Buat anak sensing kayak aku indera akutu bener2 dimanjain banget. Gak penglihatan, penciuman. He's so perfect to me!
Dia lucu gak jaim. Pinter nyanyi. Bisa ngedance juga secara hobinya maen DDR. Ih gemes pengen liat dia maen DDR kayak apasiiiii...
Kerjanya di dishub. Dia ganteng banget kalau udah pakek seragam. Tapi gantengan kalau pakai jaket flanel si. Kayak waktu piknik bareng yang sama temen2 kantornya juga itu. Oh iya temen2nya bilang aku ex nya yang sebentar lagi akan dicabut status ex nya kan yaaa? Aamiin Ya Allah.
Pengen banget sih jadi pacar kamu vivo. Tapi jangan diputusin lagi akunya. Aku gak mau kehilangan kamu lagi. Aku gak bisa kehilangan kamu lagi. Cukup 2 tahun yang menyiksa diblok di semua socmed, dicuekin, gak ada kabar berita. Aku gak kuat dengan semua itu lagi. Aku bener2 gak bisa hidup tanpa kamu vivo. Kamu bener2 mood boosterku. Ngeliat ada wa dari kamu aja meskipun itu ngebales singkat wa ku yang kapan taun itu rasanyaaaa... ya Allah heaven banget sampe aku screenshoot!
Akankah suatu saat kamu ngerasain yang sama towards aku Vivo? Aku sayang kamu. Sayang banget. Tapi kalau rasa sayang ini malah ngebuat kamu gak nyaman dengan aku ya udah gpp biar aku berjuang memendam rasa ini sendirian. Asal aku gak kehilangan kamu lagi. Kita stay contact terus ya vo... Gpp anggep aja aku temenmu.
Aku sayang kamu selamanya. Love you. My pidipidipipo ku sayaaaaaaaangg 💓
1 note · View note
cocotangaje · 5 years
Text
Gue mo random aja nyeritain seseorang.
Disini gue ngaku, sepanjang gue deket dan pacaran sama orang, baru sama 2 cowok gue merasa bener-bener klop dan membekas. Yang gue bener-bener nikmatin jalaninnya, nggak ngerasa ilfeel, segimana dia salah gue selow maafin, tapi mungkin ya namanya juga nggak jodoh, segimana klopnya kalo emang udah takdirnya berakhir ya berakhir.
Gue manggil dia Ammar.
Dia pacar pertama gue. Nembak pas libur UN SMP. Gue masih inget banget jadiannya tanggal 26 bulan Juni 2015. 2 hari sebelum ulangtahun dia.
Kita kenal lewat BBM. Masuk ke grup waktu itu anak-anak yang suka anime. Dia temennya temen SMP gue. Lebih tepatnya, adek kelasnya. Dia 1 tahun lebih muda dari gue tapi nggak ketara. Gue inget banget dia pernah bilang guenya baby face cenah :3 gue ketawa aja pas dia ngomong gitu.
Dia bisa banget bikin gue ketawa. Temen sambat yang enak. Dia pelihara kelinci juga waktu itu. Anak cikal yang nggak jadi, karena setelah 9 taun jadi anak satu-satunya, di umur dia yang ke 10 adeknya lahir. Meski dia lebih muda, dia lebih dewasa dan santuy banget kalo ngadepin masalah. Nggak kayak gue yang emosional.
"Selama masih bisa diketawain, ya ketawain aja khaldaaaa." Itu yang selalu dia bilang berulang-ulang. Kita LDR Sukabumi-Cianjur. Selama 2 tahun pacaran, cuma 4 kali ketemu. Tapi sekalinya ketemu, ya bener-bener quality time banget.
Dia seneng banget ngisengin gue. Waktu pertama kali ketemu aja pas gue lagi antri beli tiket buat pulang lagi di stasiun, dia mainin tangan gue dengan ditoel-toel. Pas gue nengok terus pura-pura ke arah lain. Terus ngibas-ngibasin kerudung gue, tiba-tiba niup di telinga, gokil dah pokoknya gue gemes sendiri ngingetnya wkwk.
Oh iya, Ammar juga yang paling support dan sering muji gue kalo gue gambarin tulisan nama dia. Setiap gue selesai gambar, dia suka antusias banget sama hasilnya. Bisa banget membuat gue merasa istimewa sedunia. Caranyatuh sederhana, tapi 'ada-ada' aja.
Ammar itu penuh kejutan. Karena itu, gue mengusahakannya juga. Bahkan kebawa nyampe sekarang kalo gue pacaran, gue selalu mengusahakan jadi yang paling beda, unik, sederhana, tapi diolah jadi seistimewa mungkin.
Waktu pertama kali ketemu, kita agak canggung. Gue tau dia pengen banget pegang tangan gue, tapi dia ngerasa segan gitu kalo langsung dan tiba-tiba maen pegang gitu. Solusinya, waktu itu, dia ngajak gue maen ayam-ayaman yang adu jempol ituloh🤣 jadinya kan mau gamau mesti pegangan tangannyatuh🤣
Terus dia nyium hp gue tuh waktu itu. Dia elus-elusin ke pipinya dia. Amunisi untuk menahan kangen cenah. Wkwkw ngakak bet bangsat itu bocah😂.
Kita putus pas gue kelas 2 SMA akhir. Mungkin karena makin gue tua, gue makin takut kehilangan dia, jadinya sifat gue makin lama makin menyebalkan ke dia. Waktu itu, di perlombaan dance yang emang udah jadi hobby dia menuntut dia buat gendong cewek dan ya duet dance berdua gitu. Gue waktu itu mana lagi tipes pula, ya nggak rela man. Dia ganteng sih, wajar banget kalo disana banyak cewek yang suka. Nah disini juga kita tuh sering sombong2an gitu tentang oranglain yang suka sama kita. Dia suka bawelin ke gue kalo gue itu cantik. Kalo nggak cantikmah dia nggak mau jadi pacar gue cenah. Makanya darisitu, kita jadi sering merasa saling "we deserve each other" gitu. Wkwkwk.
Iya. Putus gara-gara itu. Dia gak upload apa-apa waktu itu. Temennya yang upload. Dan yah, sesuai dugaan gue, disana mereka mesra banget. Waktu itu Ammar bilang sih toh ceweknya kristen juga. Tapi ya, kristen juga dia cewek, mar. Hhh.
Tapi gue nggak musuhan sama dia. Bener-bener baik-baik we gitu meskipun yah awal-awal putus gue block semua sosmed dia terus nangis berhari-hari. Ya namanya juga sayang. Mau gimana lagi.
Dia fans jeketi juga. Sama-sama bermimpi pengen ke Jepang dan bisa sekolah disana. Kita sama-sama suka seblak juga. Duh gila, kangen juga gue ama itu anak. Udah lama nggak kontekan, apa kabar ya dia?
Yha, gitu. Ammar melengkapi masa remaja gue banget. Kapan lagi coba ada cowok yang seberani dia buat coret-coret di telapak tangan gue make pulpen nulis khalda love ammar ala anak SD. Selfie bareng terus pas gayanya saling liat-liatan tanpa direncanakan abis itu ketawa-tawa ngakak karena malu sendiri. Yang manjain gue banget, tapi kadang dia manja ke gue juga. Biasanya kalo ke cowok lain gue ilfeel banget gini-ginian coy. Gatau dah ke diamah ngerasa biasa aja we. Wkwk.
Gak kerasa dah panjang. Yo ah bobok.
Bonus foto waktu gue sama Ammar pertama kali ketemu. Bulannya lupa, intinya 2016.
Tumblr media
4 notes · View notes
womhao · 2 years
Text
007.
kalo sunghoon disuruh ngurutin hal-hal yang bikin dia jatuh hati sama gea, kayaknya butuh waktu yang sama buat bikin doddy sudrajat menyerah.
alias, gak kelar kelar.
kayaknya satu warga kosan juga udah tau gimana bucinnya sunghoon ke gea. sunghoon tuh, apa ya. kalo lo pertama ketemu dia, ngeliat dari tampangnya aja, pasti lo pikir dia cowok cuek, pendiem, tipikal cowok ganteng tapi cool gitu deh. dan emang kenyataannya bener, sih. kalo sama anak anak kosan, dia bukan tipe orang yang nyerocos kayak eric, yang selalu punya bahan obrolan untuk dibahas. dia juga bukan tipe orang yang kayak jake, yang caring dan hangat, bahkan ke alet yang notabenenya masih jadi penghuni baru kosan. 
cowok itu, lebih ke tipikal "lo ya lo, gue ya gue. masalah lo bukan masalah gue". tapi dia nggak kejam, serius.
pernah sekali, sekitar bulan agustus tahun lalu, mingi hendak minta pinjem helm sunghoon. tolong lah hun, helm gua kebawa diyah.. kata mingi waktu itu. sunghoon yang waktu itu lagi santai di teras depan sambil minum fruit tea freeze dingin kesukaannya, langsung geleng geleng kepala. gabisa, helm gue cuma boleh dipake gea, balasnya.
mingi yang waktu itu belum terlalu akrab sama sunghoon langsung bengong. buset, ini orang sebegini bucinnya? mingi langsung kira sunghoon ini pelit. yaa, walau bukan sebuah keharusan buat sunghoon minjemin helm ke mingi sih. jadi mingi cuma bisa bilang oh, yaudah deh dan hendak masuk ke dalam nyari orang yang bisa minjemin dia helm. tapi belom sempet dia masuk, panggilan sunghoon menghentikan mingi.
"gi, lu kenal sama bang hoshi kosan depan gak?" tanya sunghoon yang udah berdiri, botol fruit tea udah ketutup rapet dan berdiri diatas meja teras.
"hah? kagak hun, siape?"
"kayaknya orangnya di kosan, lu mau gua pinjemin helm punya dia?”
sejak itu, prejudice mingi terhadap sunghoon berubah. dia ngerti kenapa sunghoon pelit urusan helm. ya, kalo udah nyangkut masalah gea-nya, sunghoon bisa jadi orang paling medit sedunia. pokoknya, punya dia itu punya gea. gaboleh ada yang minjem. dan baru kali itu juga, mingi liat orang bucin sampe segitunya, langsung.
kalo ditanya gimana sunghoon bisa kenal sama gea, kayaknya agak lucu. mereka berdua sama sama dari bali. gak, mereka gak satu sma. cuma ya, sunghoon sama gea tetanggaan, makanya bisa kenal.
inget banget waktu itu gea kecil yang emang asli jimbaran, lagi iseng main pasir bangunan rumah seberang yang lagi di renov. jorok sih, tapi seru. mirip mirip lah sama pasir kuta. tiba tiba, ada deru mobil jeep yang berhenti tepat di belakangnya. dari sana, turun sekeluarga, ibu, bapak, sama anak laki dan perempuan.
temen pertama sunghoon di bali? gea.
pacar pertama sunghoon? gea juga.
---
"lu ngapain pake baju sma?" tanya dera yang lagi nunggu gojek di ruang tengah, hendak pergi ke kampus. di seberangnya ada sunghoon yang lagi sibuk make sepatu vans hitam kesayangannya.
"mau ngedate," jawabnya singkat.
"hah? ngedate?"
pas abis dera nanya, turunlah gea dari lantai dua yang juga pake seragam sma putih abu abu. tangannya menenteng tas selempang dan sepasang sepatu vans hitam yang sama kayak punya sunghoon.
"buset! anak sma mana nih?" tanya younghyun yang baru keluar dari kamarnya.
"hehe, mau lucu lucuan aja ini bang, sama sunghoon," jawab gea sambil cengengesan.
"mau ngapel kemana lu ge?” tanya dera.
“ke como park,”
“random banget? mau photobooth ya?” tanya gaon, penghuni kosan yang baru balik dari medan dua hari yang lalu, turun dari tangga.
“lah! udah balik lu on,” kata younghyun sambil nyamperin jooyeon buat tos ala laki! 
“hehe, udah dua hari bang,” jawab gaon sambil nyengir nyengir. 
“lisa kapan balik sob?” tanya younghyun.
“kurang tau bang, masih asik magang di jogja dia,” jawab gaon. sebenernya dia sedih karena ceweknya, lisa, gak balik balik. ya, sebenernya yang namanya magang mah ada kontrak, tapi gaonnya aja yang sering galau. younghyun cuma ngangguk ngangguk sambil nepok nepok bahu gaon.
“yuk, beb,” ajak sunghoon sambil menggandeng tangan gea. mereka berdua pun keluar. jadi iri... ucap gaon dalam hati.
---
kalo cewek cewek penghuni kosan lagi senggang atau gak ada jadwal kuliah dan tetek bengeknya, biasanya mereka bakal ngumpul di salah satu kamar di lantai dua. biasanya ngobrol, ngegibah, ngomongin kpop, atau nonton bareng di laptop nisa, pastinya bukan horror karena dera penakut.
kali ini, kamar nisa jadi tempatnya.
“eh, dera di bawah kan? suruh kesini dah,” ucap tira sambil makan kacang sukro. nisa mengangguk lalu langsung nelpon dera buat ikut ngumpul di kamarnya.
di kamar itu gak serame biasanya. gea pacaran sama sunghoon, aul pacaran sama mingyu, nadya nemenin ino balik ke rumahnya, dira lagi di kampus mau dijemput younghyun. ini cukup menjelaskan kenapa younghyun ada di indekos siang bolong, padahal biasanya lunch sama client.
gak lama setelah itu, dera masuk kamar nisa sambil dengerin lagu lewat earphonenya. “dwenger apwa dwer?” tanya afa yang lagi ngunyah gyoza. gak tau kenapa akhir akhir ini afa tergila-gila sama gyoza. mungkin karena waktu itu beo bawain afa gyoza dari sushi tei gading. gatau sih.
“dewi,” jawab dera “kaulah hidupku....” lanjutnya dengan nada.
“ntong lu, dewi mulu,” ucap nisa ke dera tangannya sibuk ngescroll di website bajakan idlix, nyari film bagus buat ditonton.
“lu gak pacaran fa?” tanya dini ke afa. sedangkan yang ditanya cuma mengangkat bahunya.
“dia mah ditanya hubungan apa sama beo juga kagak bisa jawab,” saut aly yang dibalas fack yu eshol! dari afa. tapi emang bener sih. kalo ditanya apa hubungannya sama beo, afa juga gak bisa jawab.
“eh kita gak mau nonton horror?” tanya icel ke semua yang ada disana. 
“ah lu doang yang berani,” jawab aly.
“gue berani sih, tapi kalo ramean doang...” ucap diyah.
“sama...” timpal dini.
“eh ajak alet dah, siapa tau dia mau,” kata vice.
“boleh tuh, siapa tau dia menjadi si paling berani diantara kita,” timpal tira. 
“ah, paling lagi pacaran..” ucap hilda pelan. dia lagi nyender di tembok sambil ngescroll twitter. kayaknya gak sadar dia mengucapkan itu dan membuat semua kepala disana menengok ke arahnya. 
“hah?! emang ada lakinye?” tanya icel.
“demi apa?” kali ini tira yang nanya.
“spill, jek!! spill!!” ucap afa heboh.
“kok lu tau semuanya sih...” ucap dera. dia sedikit speechless karena kemarin juga sempet kepergok berduaan sama jake di balkon.
“h-hah.. kagak.. maksud gue-” belom sempet dia mau bohong, suasana kamar nisa udah ricuh sama mereka yang mulai mengeluarkan suara suara aneh dan menunjuk-nunjuk hilda. asli, kalo udah kayak gini hila merasa ciut.
“ah! mau boong lu!” tuduh afa. 
“spill dong jek! kita kita ini, mau nyebar kemana juga dah?” sambar icel.
“yee ntar lu pada nyebar ke laki lu, laki lu nyebar ke kosan depan,”kata hilda.
lalu semuanya diam, gak pengen terlalu maksa, tapi kepo setengah mati juga. lalu tiba tiba, diyah yang tadinya diem doang, akhirnya angkat suara. 
“lah! emang kenapa kalo nyebar ke kosan depan? orang pada gak kenal alet juga. jangan jangan lakinya ngekos disana!” ucap diyah penuh dengan semangat 45. 
lalu mereka semua menatap hilda dengan tajam sambil kompak bilang, “nah loh!”
---
ya, sebenernya sih, hilda gak maksud buat nguping.
cuma waktu itu timingnya pas aja. siang itu, penghuni kosan lagi pada absen. ada yang lagi nugas di indomaret point kayak nami dan dobi, ada yang di tempat magang kayak dowoon, ada juga yang lagi tidur di perpus kampus kayak eric dan mingi sambil nunggu kelas selanjutnya. hilda sendiri pun baru pulang dianter wonwoo yang lanjut ke kantor tempat dia magang.
sesaat hilda hendak ngegeser pagar kayu tinggi kosan mama tira, dia mendengar suara alet dan cowok berjaket kulit hitam yang tak dirasanya familiar. cowok itu duduk diatas motornya. rambutnya hitam dan potongannya rapi. hilda juga bisa melihat piercing di daun telinga kiri cowok itu.
“kamu nyaman disini?” tanya cowok itu. hilda gak bisa melihat dengan jelas siapa dia karena cowok itu duduk di motor membelakanginya.
“nyaman...” jawab alet pelan, walau hilda tau dari nadanya, alet kurang yakin. dari sela sela pagar, dia melihat alet membuka helmnya dan memberikannya pada cowok itu. cowok itu hanya mengangguk, lalu memeluk helm yang tadi dipakai alet.
“kalo enggak, bilang aku, ya?” ucap cowok itu sambil mengusap rambut alet. melihat itu, hilda langsung deg-degan dan bikin hilda mulai berspekulasi. 
cewek itu mengangguk, “udah sana pulang!” 
cowok itu tertawa kecil dan menjalankan kembali motornya ke arah kosan putra milik bang soonyoung di seberang jalan. hah?
sesaat hilda sadar bahwa cowok itu merupakan penghuni kosan depan, dia melihat cowok tinggi itu memutar badannya. ganteng, pikirnya setengah sadar saat itu. 
“call me?!” tanya cowok itu sedikit kencang.
“will! cepet masuk, josh!”
1 note · View note
setelahbadai · 5 years
Text
Jatahnya masing-masing
pukul 9 pagi. rumah budhe sepi. mbak Mun pergi ke pasar. pakdhe dan budhe takziah ke rumah teman kerja pakdhe. mbak Linka pergi kerja. mas Ayub pergi kerja, juga. cuma aku di rumah sendirian. sudah sarapan, sudah minum obat. obat terakhir. 
bosan sekali. nikmat sehat dan bisa jalan-jalan kemanapun memang sangat berharga. sudah 3 minggu aku harus bedrest karena kena DB. ini yang kedua. yang pertama waktu kelas XII SMA. tiga hari setelah panas turun, aku melakukan rolling di lapangan rumput. sampai rumah dimarahin ibu. karena obatku saja belum habis. sudah berani melakukan aktifitas fisik yang berat. ibu mengncam akan memasukkanku ke rumah sakit jika malamnya suhu tubuhku naik lagi. alhamdulillah tidak. aku lebih takut rumah sakit daripada ibu.
DB ke dua lebih parah. aku harus dipulangkan dari hutan taman nasional bukit 12. tiga hari rawat inap di RSUD terdekat. dan sekarang, 1 bulan kemudian. seharusnya aku berangkat ke Kalimantan sore ini. petualangan baru, bersama teman-teman lama. tapi budhe melarang, katanya aku terlalu liar. mungkin karena mbak Linka itu anak rumahan, kemana-mana diantar budhe, jadi budhe kaget lihat aku yang masuk-keluar hutan, main jauh berbulan-bulan.
tapi ini tak bisa dibiarkan. aku belum pernah ke Kalimantan. aku harus berangkat. kabur bukan pilihan utama. ijin pakdhe atau mbak Linka itu percuma, karena kabar akan langsung menuju budhe. satu-satunya jalan ada pada mas Ayub. 
setengah jam menunggu mbak Mun pulang dari pasar aku bersiap.
***
mas Ayub itu fotografer. dia sedang bekerja memotret sekelompok artis komedi yang sedang naik daun. mas Ayub adalah jalan paling mudah untuk dapat ijin berangkat ke Kalimantan sore ini. 
aku harus sampai basecamp pukul 3 sore, kami perlu melakukan persiapan akhir dan pengecekan logistik untuk dibawa menjelajah TN Tanjung Puting. tentu harus bertemu mas Ayub dulu untuk mendapat ijin. dia yang akan mengurus semua urusan dengan budhe kemudian. 
aku mengendap menuju lokasi pemoretan di salah satu hotel yang ada di Jakarta Timur. tak boleh katahuan sebelum aku mengutarakan argumenku padanya. waktu meletakkan cariel dan sepatu gunungku, salah satu teman fotografer mas Ayub melihatku. aku tempelkan jari telunjuk kebibir sebagai isyarat jangan bersuara. setelah menyembunyikan kariel, sepatu gunung, dan tas bagpack, aku berjalan menghampiri mas Ayub dengan baju dan tas yang seperti akan main ke mall.
“loh, ngapain kesini?”
“bosan di rumah sendirian.”
“katanya gak mau ikut?”
“iya tadi pagi. makin siang makin bosan.”
“mau apa?”
“mau apa gimana ? ya mau lihat mas Ayub kerja lah.”
“heleh mbel kamu itu. pasti ada apa-apanya ini.”
“gak ada, mau main aja. bosan di rumah. pengen jalan-jalan, tapi isinya mall semua. bukan seleraku. macet pula. banyak polusi!”
“trus maunya apa?”
“beneran ini mas?”
“halah kamu itu. gak cocok pura-pura merayu gitu.”
“ya kan usaha.”
“kamu itu habis sakit...”
“obatnya sudah habis tadi pagi.”
“itu aktifitas fisik berat, mau sakit lagi?”
“yaampun mas, aku udah biasa lho jalan lama di hutan. aku tahu kemampuanku. percaya deh. trus ini kesempatanku ke Kalimantan. aku belum pernah kesana. ya... plisss.. plisss.”
“hhmmmm...”
“ayooo, aku nanti beliin oleh-oleh deh kamu mau apa. aku bener-bener pengen kesana. dan kali ini gak berat kok. kami akan lebih banyak di basecamp taman nasional. lagian hati yang bahagia adalah obat. kalau aku disuruh di rumah terus. aku gak bahagia. aku tambah sakit. ini yang aku suka mas.”
“oke..”
“serius?”
“lha gak jadi nih?”
“jadiiii.... makasih mas, kamu kakak sepupu terhebat dan paling ganteng sedunia”
“heleh.. bilang gitu kalau ada maunya. berangkat kapan ?”
“male ini, penerbangan terakhir. ini aku sudah bawa barang-barang dan langsung mau ke basecamp.”
“heh..”
“ya..?”
“inget, semua orang itu punya jatahnya masing-masing. semua tergantung kamu mau ngabisin jatah mainmu sama temen-temenmu sekarang atau nanti sama suami dan anak-anak, cucu-cucumu kelak.”
“....”
“....”
“ih mas Ayub !!! ngerusak suasana deh kalau kayak gitu !!!”
0 notes
majesticat23 · 5 years
Text
Jakarta - Part 1
Tumblr media
Jum'at pagi, aku mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta.
Ini adalah penerbanganku yang kedua sepanjang hidup. Tapi penerbangan kali ini jauh lebih istimewa, karena…
Aku pergi naik Pesawat Sendirian, yeay. DIEM LU SEMUA YANG UDAH PENGALAMAN NAEK PESAWAT BOLAK BALIK. Bagi aku ini istimewa.
 Rasanya, aku telah menjadi manusia dewasa seutuhnya. Eh enggak sih, soalnya biaya tiket dan ini itu masih pakai duit orangtua, andai pakai duit hasil kerja sendiri, wah pasti joss banget rasanya haha.
 Oke, aku bakal cerita gimana sepanjang perjalanan dari kos-kosan di Surabaya hingga akhirnya berada di Restorant Fast Food A&W di Bandara Soekarno Hatta.
 Jam 23.00 aku baru selesai mengepak barang-barangku, aku pastikan semua hal yang ingin aku bawa semuanya terkemas rapi dan masuk ke koper. Awalnya aku berniat tidak bawa koper. Eh ternyata barang bawaanku lumayan banyak, jadilah aku pakai koper. Terus aku mandi… iya mandi, tengah malam. Ternyata nggak sedingin yang aku kira wkwk. Surabaya nggak semenyeramkan malang kalau urusan mandi wkwk. Setelah itu aku berusaha tidur, walau bentar. Aku sengaja tidak pasang alarm, dalam hati aku berdo'a "Ya Allah, jika memang engkau restui aku untuk pergi ke Jakarta, maka bangungkanlah aku, namun jika sekiranya perjalanan ini adalah mudarat dan membawaku celaka, maka mohon lindungi aku, cegahlah aku untuk bangun, supaya tidak jadi pergi" begitulah kiranya do'aku, karena sejujurnya aku sangat bimbang, apakah aku harus pergi atau tidak.
 Dan aku pun berusaha tidur, tidur yang paling nggak nyenyak sedunia wkwk, kebangun bangun, dan capek. Hingga akhirnya aku terbangun dan lihat jam di HP, ternyata sudah jam 3 pagi lewat 15 menit. Kondisiku benar-benar ngantuk, aku sudah malas dan berniat "Udahlah yan, nggak usah pergi, tinggal aja pesawat dan hotelnya, hilang 700ribu nggak papa" dan balik tidur. Tapi entah, setelah terlelap beberapa menit, aku memutuskan untuk bangun, wudu, dan solat Isya', sehabis itu langsung ganti baju, beres-beres kamar, dan pesen grab. Grab yang aku pesan ternyata ada di daerah Jalan Arief Rahman Hakiem, yang mana buat masuk ke kostku, harus muter dulu ke kertajaya, dan itu pasti butuh waktu lama, aku lihat jam sudah setengah empat pagi. Akhirnya aku memutuskan untuk jalan sedikit ke Jalan Arief Rahman Hakiem supaya grab nya nggak perlu muter hanya buat jemput aku.
 Di pagi yang buta, aku berjalan sendirian di trotoar Perumahan Dosen hanya diterangi lampu jalan, geret koper, kayak orang mau kemana… agak takut sih, nggak ada orang sama sekali, kalau tiba tiba muncul something, kayaknya aku langsung pingsan deh.
Tapi untungnya nggak terjadi apa-apa, aku berhasil ketemu dengan Grab nya di depan Toko Sakinah dan diantar ke Bandara Juanda sesuai dengan tujuan : Terminal 1B Keberangkatan Domestik.
 Awalnya aku agak takut, kalau salah masuk pesawat gimana, terus tiba-tiba aku turun di Bali gitu, kan gak lucu. Tapi semua fikiran negatif itu berusaha aku tepis, sambil ingat-ingat lagi waktu pertama kali naik pesawat bareng Ainani dan Rasyida bulan september lalu. Dalam hati aku ulang ulang terus "Check In-Masuk Gate-Boarding, KTP tarok kantong, kertas boarding juga, jangan salah masuk gate, jangan salah masuk gate, nomer penerbangan SJ275 Tujuan Jakarta" aku ulang-ulang itu dalam hati, sambil pasang muka sok serius, biar keliatan nggak udik gitu/muka muka udah sering naik pesawat wkwk padahal sebenernya lagi panik gak jelas tapi ditahan.
 Akhirnya aku masuk ke pintu keberangkatan, E-Tiketku dicek oleh petugas, dan langsung masuk. Saat masuk, aku disuguhkan deretan meja untuk check in, check in ini intinya buat nuker E-tiket dengan boarding pass dan juga tempat kita naroh barang buat dimasukin ke bagasi, jadi disinilah tempatnya aku narok koper, di bagian ini juga sebenernya kamu bisa milih mau duduk mana, tinggal bilang ke penjaganya,
Karena waktu naik pesawat sebelumnya aku kecewa nggak bisa duduk deket jendela, jadi sekarang aku minta ke petugasnya supaya bisa duduk deket jendela. Akhirnya aku duduk di seat nomer 32F, yeay itu deket jendela, Cuma tempatnya di bagian belakang banget huhu.
 Setelah Check in dan dapet boarding pass, aku sempetin beli minum dulu di vending machine, ceilah, gaya ku udah kayak orang kota beneran ini mah wkwk 10ribu dapat satu botol fresstea, ya agak mahal dikit gpp lah :(
Kemudian aku naik satu lantai (ngikuti orang-orang ini ceritanya), terus boarding passku di scan oleh petugas dan aku masuk ke pengecekan barang bawaan kabin, jadi tasku di masukin ke X-RAY gitu, dan buset TASKU NGGAK LOLOS X_RAY ternyata ada gunting sama paku di tasku, yah saking hebringnya mikir takut kesasar di bandara, malah lupa ngecek bawaan tas. Jadilah Tasku digeledah wkwk, kalau gunting aku memang bawa tapi aku merasa tidak bawa paku, jadilah barang di tas aku obrak-abrik buat nyari paku. Mas petugasnya untung sabar wkwk "Coba dicari lagi, dibawah mungkin" "iya mas, sebentar ya" aku kok bawa paku sih, itu paku darimana coba. Dan akhirnya aku ingat kalau di tepak kotak pensilku aku memang pernah masukin paku. Mas petugasnya jadi ikut lega "Haduh mbak, kok bisa bawa paku sih" kata masnya, aku jadi malu gak tau mau jawab apa "Iya mas, kelupaan hehe"
Jadilah itu paku dan gunting disita petugas. Waw ini bandara pasti punya banyak banget gunting sitaan ya wkwk
 Habis itu, aku langsung ke Gate 6 tempat pesawatku bakal meluncur, ternyata di gate 6 orang-orang udah pada baris, aku lihat SJ275 bakal berangkat, astaga itu pesawatkuuh wkwk. Aku langsung ikutan baris.  Kalau dulu pas naik pesawat pertama kali, aku masih harus nunggu buat masuk gate, ditambah lagi pesawatnya delay, jadi nunggu agak lama gitu deh (Biasa dong, Lion Air wkwk gak afdol kalau nggak delay) Jadi Alhamdulillah Sriwijaya ga pake nunggu, padahal niatku nunggu sebentar sambil minum fresstea yang tadi beli. Ah tapi bagus juga deh nggak pake nunggu wkwk.   Aku masuk kabin pesawat, disambut sama pramugari-pramugara yang cakep poll, pas mau masukin tasku ke kabin yang diatas, aku rada kesulitan, karena tasku berat ya Allah, isi apaan dah, isi dosa-dosa kayaknya wkwk untung ada mas pramugara guanteng pisan yang membantukuh, dan dia wangi.. Oke nggak penting //skip.
 Singkat cerita aku udah duduk di pesawat, sambil menikmati matahari mau terbit. Dalam hati, aku berdoa semoga kalau aku jatuh, aku bisa ditemukan dengan mudah oleh TIM SAR //do'a macam apa ini.
 Nggak lama, akhirnya pesawat take off. Rada pusing sih, mungkin karena perbedaan gaya gravitasi yang terjadi di badan, dan akunya belum terbiasa. Pusingnya itu kayak apa ya, hm, ohya mirip pusing pas kalau naik lift ke atas, rada gimana gitu kan. Dan Yuhuuw, selang beberapa menit, aku benar-benar berada di Udara, Rumah-rumah di bawah sana jadi keliatan makin kecil kecil, mirip maket nya anak Arsitektur, dan aku juga lihat Jembatan Suramadu, aku kira itu apaan ya panjang bener, ternyata Jembatan Suramadu wkwk, dan juga keliatan tuh Pulau madura huhu. Ya Allah, sungguh cerdas ya manusia yang menemukan pesawat ini, pasti engineer yang menemukan teknologi pesawat adalah orang yang dulunya rajin belajar dan sangat passionate dengan dunia engineering, yah nggak kayak aku :")
 Selama di pesawat, aku merasa ngantuk, kayaknya gara-gara kurang tidur, tapi ngantuk itu sedikit tertolong dengan pemandangan pramugara dan pramugari yang cakep abis. Mereka profesional banget, pas aku kesulitan narok tas ke kabin, ada pramugara ganteng yang bantuin haha (lah diceritain lagi ) Mereka mondar-mandir entah ngapain, dan di pesawat ini, aku juga dapet breakfast, udah ada keterangannya sih di tiket, aku sih berharap dapet nasi kuning macem vlog orang-orang yang naik garuda gitu deh, jadi aku sengaja nggak makan malam biar waktu makan di pesawat nggak terlalu kenyang wkwk.. Eh ternyata ekspektasi aku ketinggian, dapetnya roti sebiji dan air doang. Mampus lu laper nggak makan malem. Yah What do u expect from a flight dat cost 50dollar only? Tapi nggak papa deh, daripada gak ada sama sekali ya wkwk
dan mereka juga sempat nawarin marchandise maskapai sriwijaya buat dibeli penumpang, macem macem sih ada gantungan kunci, mainan, dsb. Waktu naik Lion Air nggak ada tuh beginian wkwk. Ini mirip kita naik bus gitu loh, ada kakang-kakang lewat nawarin jualan wkwk. Tapi kalau ini yang nawarin pramugara/pramugari cakep wkwk. Tapi maaf saja, kecakepan kalian belum mampu membuatku ngeluarin duit dari dompet buat beli merchandise, Maaf banget ya, tapi kalian cakep kok wkwk //apaan
 Well, ternyata satu jam 20 menit itu cepat kok. Tiba-tiba udah pengumuman aja kalau pesawat mau sampai di bandara Soekarno Hatta. Aku lihat ke luar jendela, ada pemandangan tambak-tambak gitu, kayaknya itu daerah mangrove di tangerang sih (sok tau). Dan pengumuman untuk pakai seat-belt pun berkumandang. And jiwa keisenganku muncul, kalau aku nggak pakai seatbelt kira kira bakal mati nggak ya? Atau bakal terciduk nggak ya hehe. Dan bener aja, aku nggak pakai seatbelt walau lampu seatbelt di atas itu nyala, dan saat landing…pesawatnya berguncang sangat keras bung wkwk,, gw kayak sedikit keplanting ke kiri, untung nggak kena mas yang disebelah deh wkwk. Jadi kayaknya emang harus pakai seatbelt deh waktu landing wkwk karena pesawat bisa jadi berguncang cukup keras karena roda pesawat kan harus napak ke aspal dalam kecepatan tinggi (dalam beberapa landing, rodanya sampe ngeluarin asep), dan  Mulus nggaknya landing itu tergantung si pilotnya, mungkin aja kamu lagi sial dapet pilot yang badmood, jadi pesawatnya rada dibanting dikit lah ya biar penumpang nakal kek saya ini jera wkwk
 Okay, saatnya turun dari pesawat, karena aku duduk paling belakang, jadi harus nunggu agak lama biar penumpang lain yang lebih depan turun duluan, becos pintu yang dibuka Cuma pintu bagian depan. Dan aku akhirnya menapakkan kaki di terminal 2F bandara Soekarno Hatta. Yeay.  Aku harus jalan rada jauh buat ke tempat pengambilan bagasi.  Sebenarnya kalau nggak mau capek jalan, ada roller belt sih di sana, semacam ekskalator gitu tapi datar. Tapi gw gengsi dong, masa badan sehat wal afiat gini males jalan. Dan finally aku sampai di tempat pengambilan bagasi. Aku nggak paham sih ngambil dibagian mana, aku Cuma ngikuti orang-orang. Jadi aku bersama keramaian nunggu di ban berjalan yang isinya koper koper. Satu persatu orang udah pada ngambilin tasnya, Dan ba dum tes, udah 30 menitan lewat, KOPERKU KOK GAK LEWAT??! Mamak! mati nih kalau itu koper nyasar ke bali!
Aku masih sabar menunggu, lantaran masih ada 2-3 orang yg juga nungguin kopernya tapi belum lewat-lewat. Disampingku ada dua ibu-ibu gitu, mereka keliatan gelisah dengan koper yg tak kunjung datang…tenang bu, saya juga GAK KALAH GELISAH SEBENARNYA, dan yang bikin gw tambah gelisah, ada dua orang (keknya suami istri) ngeborong koper bawaan mereka (ada 2 troli isi koper semua), aku khawatir koperku kebawa mereka, kan nggak lucu :(
 Tapi aku yakin petugas bandara udah profesional dengan urusan begini :(
Kemudian mamak-mamak disebelahku itu nanya pake bahasa jawa dan gw nggak mudeng, sebagai orang yang tinggal di surabaya selama 3,5 tahun, aku merasa gagal :"(
Tapi dari body language nya sih bilang "ini penerbangan sriwijaya dari surabaya kan? Kok koper saya nggak dateng dateng ya?" ya kira kira gitu deh, aku berusaha menjelaskan "Iya, ditunggu aja buk, mungkin lagi loading dari pesawatnya" (sok tau lagi). Dan nggak lama, ada sirine kenceng bunyi, dan roller belt nya berhenti gerak, artinya sudah nggak ada koper/barang lagi yang tersisa, mampus, terus koper gw kemanaaa??, dan seorang petugas bandara menghampiri kami. Aku pun inisiatif nanya "Pak, penerbangan yang ini, bagasinya ngambil dimana ya?" terus masnya nunjuk ke roller belt yang ada disebelahnya. Mampus, dari tadi gw salah tempat wkwk. Akhirnya kumenunggu disana, ada beberapa orang juga yang lagi nunggu.
 Selang beberapa menit, koper aku keluar. OMG, aku senang sekali, aku ketemu koperku kek ketemu sodara yang terpisah bertahun tahun lamanya wkwk.
Habis itu, tiket aku disobek sama petugas bandara menandakan barang bagasi udah aku ambil. Dengan gaya ala-ala orang yang sering flight gitu ya, aku menggeret koperku keluar bandara. Mampus, ini terus gw naek apa ya? Naek grab gak mungkin, karena seperti yang anda sering dengar, angkutan offline dan online itu sering gak akur di tempat-tempat macam terminal, stasiun dan bandara. Dan terlebih lagi, Check In penginapan aing itu masih Jam 2 SIANG NANTI, sedangkan saat itu masih jam 7 pagi. Bingunglah gw, mau kemana… apakah aku ngemper di bandara aja ya? Tapi bandara nya terlalu bagus buat aku emperin, secara terminal 2 ini yang paling baru euy, di atas itu ada semacam stasiun kereta yang direct langsung ke bandara, jadi gw bisa lihat kereta yang lalu lalang di atas, udah kayak tokyo tokyo-an gitu deh (padahal gw belum pernah ke tokyo wkwk). Lalu berhubung gw laper banget Cuma dikasi roti tadi. Akhirnya kumelipir ke A&W, sebuah resto yang aku rasa bakal terjangkau lah ya dan sepi wkwk soalnya aku mau ngaso, berasa lelah banget gitu, padahal mah naek pesawat Cuma sejaman ya, tapi mindsetku kayak abis naik kereta wkwk. Alay ya gw. Biar. Sebelum ke A&W gw sempat melihat KFC, tapi rame buset. Ini orang-orang jam 6 pagi pada ngapain ya di KFC bandara? Sarapan mah di rumah aja ya gausah ke bandara wkwk (Woi mereka juga sama kek lu, mau ngaso abis flight). Dan tibalah aku di resto A&W. Dan mak jeng, harga makanan termurah adalah coca-cola, lima belas ribu. Selain itu aku tak melihat makanan yang harganya dibawah 50ribu.  Paket ayam aja yang paling murah itu 60ribu. Omaigat, tetapi aku terlalu malu untuk keluar lagi karena gw udah mejeng di depan kasir. Akhirnya pake insting dan kecepatan berfikir, aku mesen Burger cheese sama fanta, dan itu semua 90ribu total. Seumur hidup ku belum pernah menghasbiskan 90ribu untuk sebuah burger doang, iye gw qismin, puas lu?
 Tetapi barang sudah dibeli, jadilah gw ngaso di A&W, jam segitu, para staff masih bebersih resto, Dengan bismillah gw makan, dan ternyata Enak banget, entah karena faktor gw yang lapar apa karena gw kepikiran harganya yg 90ribu, burger waktu itu adalah burger terenak yang pernah gw makan, Gak boong gw, bukan diendorse A&W kok.  Gw kira gw bakal masih laper Cuma makan burger, ternyata porsi segitu gw udah blenger, akhirnya gw cicil itu burger supaya muat di lambung. Sambil nyicil burger, gw iseng buka laptop, gegaya ku udah macem seorang karir woman dengan jam terbang tinggi ya…
Padahal mah buka laptop buat nulis beginian doang, gak penting banget cuk. Akhirnya gw berhasil menghabiskan waktu hingga jam 10 pagi. 3 jam duduk duduk doang di A&W membuat gw bosan, ditambah gak ada internet, ya ada sih kuota, tapi gw berusaha hemat, karena gw akan sangat butuh internet buat ngegrab atau ngegojek kemana-mana nantinya. Akhirnya aku memutuskan untuk cabut, dan pergi ke penginapan aja, padahal masih jam 10 sih, tapi gw udah kebelet rebahan, Capek oy, dari tadi malem gw belum tidur dengan layak.
 Akhirnya aku keluar dari sana, dan diluar gw udah bisa lihat taksi-taksi berjejer, dari yang premium sampe yang damri. Gw sih pengen banget naik damri, selain murah juga rame (gw cemas takut diculik sopir taksi gitu loh gaes), tapi gw gak tau rutenya kemana, tempat penginapan gw aja gw gak tau arahnya kemana. Gw Cuma bermodalkan maps dari hasil pemesanan di Traveloka, jadi gw tuh mesen flight+hotel, totalnya 700ribu. Hotelnya 2 malam gitu, namanya Airy room (I guess you'll know that), Airy room itu semacam penginapan yang letaknya tersebar di rumah-rumah, dan emang terkenal murah, anggeplah flight gw harganya 500ribu, berarti gw nginep 2 malam itu Cuma 200ribu, worth sih menurutku. Ok, lanjut ke pencarian taksi menuju penginapan. Waktu gw sedang mencari-cari taksi, gw dipanggil panggil dong sama supir supir "Neng ayo neng" "neng, mau kemana?" "neng, taksi ya?" ya gitu deh, gw juga bingung mo naik apa, banyak banget, dan gw gak tau harga normalnya berapa. Gw sering nontonin Youtubenya Captain Vincent, dia bilang kalau taksi yang paling dia andalkan selama di bandara adalah Blue Bird, udah terjamin kualitasnya gitu katanya. Dah jadi gw jalan deh mencari blue bird, mereka ngetemnya agak dibelakang sih, nah pas perjalanan mencari blue bird, ada bapak2 udah tua nawarin Taksi . Gw terdiam. "Ayo neng taksi? Langsung saya anter, bentar lagi saya jum'atan" kata bapaknya, dan iya itu hari jum'at
0 notes
fazalisans · 7 years
Text
Day 2 : Cantik
Jadi tadi aku lagi nyortir foto-foto di HP dan mindahin semua file ke laptop. Baru-baru ini aku diberi tugas angkatan yang (amat-sangat) melelahkan, wkwk. Foto dengan semua orang di angkatan. Tugas unit yang menurutku paling ribet sedunia. Saat lagi nyortir foto, adikku yang kecil datang dan duduk disebelahku. "lagi apa, teh?" "lagi liat-liat foto" jawabku sambil fokus ke layar. Terpikir olehku untuk bertanya apa aku cantik atau nggak. Haha. "de, di foto ini teteh cantik nggak?" Dia melihat fotoku sejenak, seperti berpikir apa jawaban yang diplomatis. Wkwk. "ya cantik lah, teh" Aku tersenyum, kegeeran. "semua perempuan kan cantik. Kalau laki-laki baru ganteng", lanjutnya lagi. Bisa aja kamu, de. *** Kadang aku iri pada anak kecil sepertinya. Yang begitu polos dan jujur mengutarakan semuanya. Semua perempuan di dunia ini memang cantik, de. Kalau laki-laki ya ganteng. Diplomatis sekali jawabanmu. Tapi benar juga. 😅 Kadang orang dewasa sibuk mencari definisi cantik, ganteng, dan lainnya. Sibuk men-kompleks-kan definisi keindahan yang sebenarnya sederhana. Bahkan anak kecil saja tahu. Semua laki-laki ganteng, dan semua perempuan cantik. Sudah jelas kan? Kenapa harus diperumit? :)
2 notes · View notes
adwiyatunnafisah · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
[MINGGU SKRIPSWEET] Hal yang paling JARANG saya lakukan (tapi kayanya gapernah malah, hahaha) Menghabiskan weekend dengan skripsweet tersayang. Spesial hari ini, berhubung dapet tumpangan di kantor teman dengan wifi gratis, nyekripsilah saya di tengah siang bolong sampai (mungkin) tengah malam nanti. Sambil nemenin si cantik revisian (itung2 amal ). Para pejuang zkripzi, Semangatlah! :-D Inget mamakmu nak, doi mau anaknya jadi bahan gosipan tetangga karena anak ganteng nya udah lulus dengan IP cumlaude, dan bikin sirik ibu2 tetangga, hahaha. Disitulah mamakmu menjadi sangat bangga dan merasa jadi ibu paling bahagia sedunia (Hahaha). #abaikan #Thepowerofkepepet #besokdeadline1234
1 note · View note
amplopbiru · 7 years
Photo
Tumblr media
Rukunrukun ya geng wandurku. Sekumpulan manusia engga jelas sebenernya ini, ngumpul gelut terus tapi kalo jauh khangen-kadang deng. Semua kisah ini dimulai dari kebodohan dan kelinglungan sekelompok bi-bidan-an yang didamparkan di puskesmas majalaya. Dengan segala kekonyolan dan kebloonan dimasanya. Sampe akhirnya semua itu terlewati dan penyesalanan datang bertubitubi wkwk. Selalu satu tempat praktek bareng terus sama salah satu atau salah dua dari mereka atau salah tiga, walaupun oma sering banget nyempil entah dimana:“) I want tell them by one by yaksss Dimulai dari yang paling kiri yang baling bongsor padahal dia bungsu~ fatmah anggraini alias ipet cewe paling ganteng seantero poltek ginigini juga paling banyak direbutin cowocowo wkwk😂😂 kembarannya aku, kalo lagi sedinesan atau shiftnya berturutturut pasti bidan atau pasien pusing kenapa neng bidan kuat banget longshift wkwk Bakal kangen pet sama semua hal yang pernah kita lalui bersama yaaa haha, goodluck🙋🙋 Kedua dari kiri, yulianti aka omah. Cewe paling tangguh diantara kita semua, anak jalanjalan mulu sebellllllllllllllll. Paling perhatian sama kita semua tapi suka terabaikan kasian gegara jarang dapet praktek bareng lagi huhu. Paling banyak omong kadang kalo lagi gelut ama sianggun wkwk. Oma ayo keliling Indonesia bareng yha Huhuuu peluk omaa💑 Terus yang paling tengah dan yang paling kontroversi sapa lagi kalo bukan si anggun. Hmmmmm no komen yaaa. Dia mah wanita paling tabah dalam segala aspek kehidupannya, salut banget pokonya. Hmmm apalagi yaaa, pokonya #prayforAnggun😝 Haha gadenggggg dia kadang bisa jadi orang paling care sedunia. Terakhir si iki, iki lagi iki lagi kalo kata kadita mah wkwk Dia sunbae kita, orang yang tua tapi tidak dituakan kasian huhuuuu Dia partner aku kalo aku lagi gabut doang sih ya, sowry wkwk Gadeng, makasih ya ikiii udah sering aku riweuhin kalo apaapa teh terutama masalah perpilm an haha, sicewe kokoreaan dan jejepangan yang labil. Buru sana cari jodoh jangan mikirin cangmin mulu, peluk cium untuk ikikuu. Thank for everything ya mba kuu😳
Btw selain posenya yang aga mirip, didua foto itu cuma aku ama iki doang yang ga nyengir. Why? Hidup kita terlalu berat yha mungkin wkwk
6 notes · View notes
mojokco · 7 years
Text
Peristiwa-Peristiwa di Tahun 2016 yang Senantiasa Memberi Alasan untuk Tertawa
Rasanya semua akan setuju, bahwa 2016 adalah tahun yang berat. Ini tahun yang melelahkan. Sidang Jessica yang memuakkan, kecelakaan pesawat, WNI disandera, gempa Aceh, sampai matinya Boy Wirawan si Anak Jalanan.
Bagi segenap insan musik, tahun 2016 juga dianggap sebagai tahun-tahun yang berat. Banyak deretan musisi top yang meninggal di tahun 2016, sebut saja Eddy Silitonga, Maurice White, David Bowie, Leonard Cohen, Prince, sampai George Michael. Puji Tuhan, kita masih punya Beniqno dan Nassar KDI.
Singkat kata, banyak peristiwa yang cukup menguji ketangguhan mental dan hati yang terjadi sepanjang tahun 2016.
Namun, seperti kodratnya sebuah tahun, Tuhan tentu saja selalu berbaik hati memberikan kita peristiwa-peristiwa yang bikin kita menampakkan gigi-gigi kita. Tuhan tetaplah memberi alasan-alasan kepada kita untuk tertawa di tahun 2016.
Sisi lain teror bom Sarinah
Tentu jahat rasanya jika kita menyebut teror bom Sarinah sebagai salah satu peristiwa yang membikin kita tersenyum. Sebab, bagaimanapun, teror ini memakan cukup banyak korban: 25 korban luka dan 8 orang yang tewas.
Nah, yang sebenarnya mampu membikin peristiwa ini menjadi pemancing senyum dan tawa sebenarnya adalah respons masyarakat atas peristiwa ini. Betapa tidak, ketika kasus-kasus teror di luar negeri selalu disertai analisis-analisis, teror bom di negeri kita justru penuh dengan guyonan receh yang membuatnya seolah menjadi tidak menakutkan. Mulai dari merek dan sablonan kaos yang dipakai oleh pelaku teror, polisi ganteng, fesyen petugas kepolisian yang necis dan fangkeh ala-ala turn back crime, sampai para pedagang yang tetap berani berjualan di radius hanya beberapa puluh meter dari pusat serangan teror.
Yah, inilah peristiwa yang menjadi bukti bahwa orang Indonesia memang gemar berkelakar dengan apa pun, tak terkecuali dengan ancaman teror.
Kasus pencabulan Saipul Jamil
Kasus pencabulan selalu saja mendatangkan keprihatinan tersendiri. Tapi, tidak demikian halnya jika Saipul Jamil yang menjadi pelakunya. Saya serius, sebab dengan seorang Saipul Jamil sebagai pelaku, kasus pencabulan memang menjadi terasa begitu jenaka.
Terlebih saat kita melihat video rekaman pemeriksaan Saipul Jamil yang beredar di sosial media.
“Saya bangunin, ‘bangun-bangun’, eh, enggak bangun. Saya buka celananya langsung ‘hap’, eh dia bangun,”
Hayo, mengaku saja. Kalian tertawa kan saat mas Saipul mengucapkan kata “Hap”?
Fahri Hamzah dipecat dari PKS
Saya tak ingin membahas berlarut-larut untuk peristiwa yang satu ini. Karena nyatanya, memang banyak yang tertawa geli dengan dipecatnya Fahri Hamzah dari PKS.
Dan tawa saya kembali meledak, kali ini lebih keras, tatkala tahu bahwa Fahri Hamzah menggugat PKS atas pemecatannya, dan ternyata menang.
Apakah Anda juga tertawa dengan peristiwa ini?
Lahirnya komunitas Agus sedunia
Saya tak pernah membayangkan bahwa komunitas ini akan ada. Komunitas berbasis nama yang kemudian tumbuh menjadi komunitas nasional dan punya korwil di masing-masing wilayah.
Terlebih bagi saya, ini adalah kelahiran komunitas yang paling membikin saya repot sekaligus tertawa. Kenapa? Sebab nama saya Agus Mulyadi. Dan usut punya usut, ternyata ketua komunitas ini ternyata juga bernama Agus Mulyadi. Dan lebih ngehek lagi, nama panggilannya juga sama dengan nama panggilan beken saya: Gus Mul. Maka jangan tanya berapa pesan yang masuk ke ponsel saya segera setelah komunitas ini lahir dan diliput banyak media nasional.
Saya kira, lahirnya komunitas ini punya pengaruh dan kepentingan yang besar. Ia penting karena ia menjadi salah satu keunikan tersendiri, betapa nama ternyata bisa menjadi napas emosi yang bisa menyatukan banyak orang dalam satu payung komunitas. Selain itu, komunitas ini punya potensi untuk menjadi tonggak lahirnya komunitas-komunitas nasional lain berbasis nama.
Tentu akan “wah” jika kelak setiap nama bakal punya komunitasnya sendiri, mulai dari Michael, Budi, Ronggolawe, Yanto, Sangkubem, Magadir, Marcopolo, dan nama-nama lainnya.
Dan jika itu kelak benar-benar terjadi, maka akan ada satu orang yang harus kita kasihani, yaitu Uvuvwevwevwe Onyetenyevwe Ugwemubwem Osas.
Duh, Gusti, paringono ekstasi.
Kasus Dimas Kanjeng
Kalau mau menghimpun satu per satu, tentu sudah tak terbilang banyaknya jumlah orang yang mengaku bisa menggandakan uang. Mulai dari yang berjuluk orang pintar, paranormal, kyai, dan masih banyak lagi yang lainnya. Toh, tidak ada yang bisa menyamai popularitas Dimas Kanjeng alias Taat Pribadi dalam urusan ganda-menggandakan.
Kesaktian Dimas Kanjeng dipercaya oleh banyak orang yang kemudian rela menjadi pengikutnya. Tak sedikit di antara mereka adalah orang-orang dengan kapabilitas ilmu yang mumpuni, Marwah Daud Ibrahim, misalnya, yang mana adalah seorang politikus Partai Gerindra dan anggota dewan pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.
Hal inilah yang lantas membuat kasus penipuan penggandaan uang ala Dimas Kanjeng (dan disertai dengan beberapa kasus kejahatan lainnya) banyak diekspos berbagai media.
Maka, sah rasanya jika ikon penggandaan yang selama berabad-abad lamanya dipegang oleh Amoeba, di tahun 2016 jatuh ke tangan Dimas Kanjeng.
Polemik Uang Baru
Tak berselang lama sejak uang rupiah versi baru diluncurkan, ia langsung memicu polemik yang berkepanjangan di sosial media. Mulai dari tokoh-tokoh pahlawan kafir sampai desain uangnya yang dinilai sangat mirip dengan uang Tiongkok: yuan.
Aduuuh, Junaedi, namanya juga duit, pasti ada aja yang dibilang mirip sama uang lain.
Kalau nggak pengin dibilang mirip, besok-besok kalau belanja, jangan bayar pakai duit, bayar aja pakai kangkung atau pakai palawija ….
Habib Rizieq dipolisikan karena dinilai menistakan agama
Adakah yang lebih lucu dari seorang ulama yang dikenal keras mendorong seseorang agar dituntut dengan pasal penistaan agama, ternyata justru dipolisikan karena pasal yang sama?
0 notes