Tumgik
#bahagia
kafabillahisyahida · 3 months
Text
Ada orang ekonominya nampak biasa saja, tapi kehidupannya penuh makna. Rumah tangganya sederhana tapi bahagia, keluarganya faham agama, berkah hartanya, soleh anak anaknya, setiap waktunya berpahala tak pernah terbuang percuma. Diibaratkan pohon kecil yang berbuah lebat dan manis
Sebaliknya ada orang yang nampak mapan, punya jabatan dan kekuasaan, dunia dalam genggaman. Tapi rumah tangganya berantakan, hartanya sumber kegelisahan, Anak-anaknya urakan. Kerja keras tanpa tujuan berkekalan, waktunya dia sia-siakaan, akhirat dia lalaikkan. Ibarat pohon besar yang buahnya sedikit lagi masam
"Hidup manusia itu memang seperti buku ada yang menipu kita dengan covernya ada yang mengejutkam kita dengan isiinya" (bangga menjadi muslim)
140 notes · View notes
ruang-bising · 3 months
Text
"Kau Membawa Lebih Dari Sepotongnya, puan..."
Tumblr media
Bu, maaf jika bujangmu ini lebih jarang pulang kerumah dibanding dulu yang seminggu sekali menengokmu ke rumah, maaf juga tatkala kembali ke rumah tidak bisa terlalu banyak mendengar keluh-kesahmu. Diam yang kutunjukkan, berekspresi pun seadanya.
Bu, cerita tentang mimpi-mimpi besarku juga tak bisa kau dengar sementara dulu, terpaksa harus terjeda...
Aku sudah bilang kan bu, aku akan kembali berkelana setelah memutuskan resign dari pekerjaanku? Minggu lalu aku di baduy dalam, hari ini aku berada di pedalaman gunung kidul, di pinggir pantai selatan yang tak bernama, sendiri. kugunakan separuh tabunganku untuk menghilang tanpa khawatir ada yang mencariku, berjalan tanpa tujuan demi menemukan tujuan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa rencana. Apa itu rencana?
Kau tau bu? Seseorang yang menjadi penyebabku berkelana sejauh ini pernah berkata, "Aku hidup untuk hari ini dan besok saja." Terdengar klise namun sepertinya bagus untuk kujalani seperti itu. Setelah kecewa dengan rencanaku, kubiarkan diri ini berjalan mengikuti rencana Tuhan yang entah bagaimana.
Bu, memang benar katamu, ada beberapa orang di hidup kita; yang ketika ia pergi, ia juga membawa sepotong hati kita.
Seseorang datang bu, kau kenal, dia adalah yang paling banyak kutulis di catatan harianku, yang paling bangga pula kuceritakan padamu. Dia adalah pertimbangan dalam setiap keputusan dan rencanaku. Ah, khayalanku sudah sejauh itu, bu. Tapi sayang bu, dia tidak bisa hidup dalam rencanaku, hidupnya sudah terpatri pada rencana keluarganya. Bagi mereka, orang sepertiku tak ada dalam rancangan untuk putri/saudari tercintanya itu.
Bu, terkadang hidup memang sialan, aku dipaksa harus menjadi orang baik, tak boleh marah dan harus selalu sabar. Hal itu pula yang membuat dunia semena-mena terhadap kita, bu.
diriku, 'bak pasar malam, dunia datang dan pergi mencari hiburan, wahana usai aku kembali sendirian, dengan sepi dan sisa kubangan tanah becek serta lumpur di badan.
Bu, badai kali ini kencang sekali, hanya gigil ringkih yang kau dengar jika sekarang aku kembali kepadamu, remuk jiwaku, tulangku sedang tidak membara.
Lagi-lagi memang benar katamu, ada beberapa orang di hidup kita; yang ketika ia pergi, ia juga membawa sepotong hati kita....
135 notes · View notes
andromedanisa · 7 months
Text
Mana yang lebih baik? Bersyukur atau bersabar?
Sesuatu yang kamu tangisi pada hari ini, kelak akan sangat kamu syukuri nantinya. Ini benar adanya, demikianlah takdir Allaah Ta'ala kepada kita.
Ada seorang perempuan, sejak kecil kedua orangtuanya bercerai. Perempuan ini tinggalah bersama kakek dan neneknya sampai ia menginjak kelas enam sekolah dasar. Ibunya merantau ke suatu kota untuk bekerja, ayahnya menikah kembali. Sejak SMP sampai SMA ia dirawat oleh ayahnya dan ibu tirinya.
Selama kehidupan bersama ayah dan ibu tirinya, ia juga hidup dengan 3 saudara tirinya yang lain. Dua laki-laki dan satu perempuan. Cerita ibu tiri yang sering kita dengar dulu, yang tak pernah adil kepada anak tirinya, ini nyata adanya. Singkat cerita selama perempuan itu hidup bersama mereka, perempuan ini menjalani kehidupannya dengan totalitas membantu keluarga ayahnya tersebut.
Setiap harinya tidak pernah benar-benar mendapatkan uang saku dari ibu tirinya, ia selalu dapatkan saat ayahnya memberinya uang saja. Jika tidak diberi maka ia tak memiliki uang saku. Setiap harinya seusai pulang sekolah, wajib baginya membantu ibu tirinya menyiapkan barang dagangan. Ayah dan ibu tirinya memiliki warung makanan dengan berbagai macam jenis lauk yang dijual. Ia tak pernah sekalipun pergi bermain dengan teman-teman seusinya,bahkan untuk libur sehari saja ia tak pernah dapatkan. Sementara ketiga adik tirinya tidak demikian, tak pernah sekalipun ikut membantu menyiapkan dagangan. Padahal usia mereka tidaklah begitu jauh.
Namun ia tidak pernah mengeluh, sekalipun didepan kakek neneknya kala kakek neneknya berkunjung untuk menjenguk keadaannya. Ia selalu mengatakan baik-baik saja, sekailpun kenyataannya tidak demikian. Ia telan sendiri, ia lalui kesakitan dan kepahitan itu sendiri.
Kala tidak ada yang sholat dan mengaji dilingkungan tinggalnya, ia tetap melakukan kewajiban dan ketaatan itu sekalipun ia sendiri. Ia perempuan yang cantik dan pandai dalam hal agama, menjaga diri dan kehormatannya dengan baik. Tak tertarik sekalipun untuk pacaran, sekalipun teman-temannya sudah banyak yang memiliki pacar. Baginya menjaga kehormatan adalah salah satu jalan untuk terus menjaga ketaatan kepadaNya.
Ia yang ikhlas melakukan semuanya, tanpa mengeluh, tanpa menceritakan penderitaannya kepada dunia sekalipun kepada kakek neneknya atau kepada ibunya. Allaah balas keikhlasannya dengan menghadirkan seseorang yang tulus mencintainya.
Tepat setelah lulus dari SMA dia di persunting oleh seorang laki-laki baik yang juga begitu menjaga dirinya. Laki-laki penyabar, dan seorang penghafal Al-Qur'an. Hingga kini,ia bercerita banyak kepadaku, suaminya adalah laki-laki terbaik yang ia kenal. Sangat baik kepadanya bahkan dari ayahnya dulu. Katanya, "Allaah sepertinya sedang membalas kesabaranku atas hal dulu dengan kehadiran suamiku saat ini."
Kini, ia dikarunia tiga orang anak. Bahkan sampai saat anak-anaknya tumbuh dewasa, suaminya masih dengan sabar terhadapnya, membantu pekerjaan rumah tanpa diminta, mencukupkan dan mengajarkan ia agama hal yang tak ia dapatkan dulu. Allah karuniakan anak-anak yang sopan dan santun, serta penghafal Al-Qur'an. Allaah kabulkan doanya meski harus melalui hal-hala yang membuatnya harus menangisi banyak hal.
"Saat kamu diuji, bukan Allaah tak tahu kamu menangis dan kesakitan. Allaah tahu kondisimu yang sedang tidak baik-baik saja itu. Namun Allaah ingin menguji kesabaran dan keyakinanmu kepadaNya. Allaah uji kamu dengan sesuatu yang menguras perasaanmu, agar kelak kamu begitu mensyukurinya dengan banyak syukur yang berlipat." Ucapnya kepadaku.
"Kalau inget-inget masa sulit itu, rasanya masih terasa sakitnya. Namun kalau melihat kondisi pada hari ini rasanya begitu bersyukurnya diriku. Allaah kuatkan hati dan keyakinanku untuk tetap pada prinsipku. Bahwasanya Allaah bersama orang-orang yang bersabar. Sabar itu bukan berarti kamu nggak boleh menangis, boleh, kamu boleh nangis. Sabar itu bukan berarti kamu harus selalu baik-baik saja, seolah tidak ada kepahitan. Nggak, kamu boleh untuk tidak baik-baik saja dan menceritakan semuanya kepada Allaah. Dan sabar itu bukan berarti kamu harus diam dan pasrah menunggu semuanya. Nggak, bukan demikian. Sabar itu artinya kamu pun harus berjuang dijalanmu saat ini dengan terus berupaya meminta pertolongan kepada Allaah. Itulah sabar yang sesungguhnya." Ujar dia kembali..
Kini aku mengerti, mengapa hasil dari sebuah kesabaran adalah rasa syukur. Sebab untuk melalui semuanya dan bertahan dalam kondisi yang tidak menyenangkan, bukanlah hal yang mudah. Sungguh, kalau bukan karena Allaah yang menguatkan, tentulah sedikit sekali orang-orang yang bersabar pada keyakinan mereka.
Jadi, mana yang lebih baik? Bersyukur atau bersabar? “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR. Muslim no.7692).
Terimakasih untuk ceritanya, bersyukur sekali bisa mendengar cerita ini langsung disaat mungkin hati sedang butuh untuk diingatkan dan dikuatkan..
*aku sudah izin kepada pemilik cerita ini untuk menuliskannya kembali di media sosialku. Semoga Allaah menganugerahi pernikahan kalian dengan banyak keberlahan dan kebahagiaan didalamnya..:"
Perjalanan pulang || 17.37
192 notes · View notes
sastrasa · 3 months
Text
Dulu, kukira tingkatan tertinggi dari mencintai seseorang adalah membersamai, tanpa memiliki. Tapi ternyata, masih ada yang lebih tinggi dari itu. Yaitu membebaskan, memerdekakan. Aku mencintaimu sepaket dengan membebaskan dan memerdekakanmu. Kamu bebas hidup seperti apapun yang kamu mau. Kamu bebas mencintaiku dengan cara apapun itu. Kamu bebas enggak mencintaiku atas pilihanmu. Aku tetap mencintaimu. Kamu bebas. Kamu merdeka.
- Sastrasa
141 notes · View notes
padangboelan · 1 year
Text
Kalo dipikir-pikir aneh juga ya, dua orang yang saling jatuh cinta itu mikirnya bukan lagi cari kebahagiaan, tapi ngasih kebahagiaan untuk orang yang dicintainya.
Tumblr media
469 notes · View notes
arnamee · 3 months
Text
Tumblr media
60 notes · View notes
satriautama · 7 months
Text
Bersama itu nggak selalu identik sedang “BAHAGIA’ 😔
54 notes · View notes
lekaspulih · 1 year
Text
Bu, anak mungilmu ini sudah tumbuh menjadi perempuan yang setiap saat meyakinkan dirinya bahwa bisa melewati apapun sendirian. Anak perempuanmu ini sudah banyak belajar sigap untuk setiap yang berat dan berusaha mengurainya, sendirian.
Meski anak perempuanmu sempat mencela sampai protes, ia tetaplah darah dagingmu. Maafkan aku yaa Bu yang dulu pernah berkata "kau tak pernah peduli". Padahal kau selalu beri naungan, tapi aku berlarian. Kau selalu menyuguhkan rumah, tapi aku enggan, kau tak pernah luput menasihati, tapi aku pura-pura tak peduli.
Akhirnya kau memberikanku kebebasan, mempersilakan memilih beberapa jalan, dan tetap meyakinkan apa yang sudah kupilih. Lantas mengapa aku masih merasa terkekang? Bebas mana yang kukategorikan?
Aku sungguh bersyukur Bu, aku bukan terlahir dari manusia berdarah biru, bangsawan, ningrat, maupun orang terpandang. Sebab aku lebih bisa leluasa dan belajar tentang sosok Ibu yang terus menyemangati saat aku terperosok, jatuh, tersandung, terseret, hingga dikecewakan. Sampai cahaya itu terang, memikat, dan menyadarkan atas buah dari jatuh-bangun itu nyata ada.
Sudah bertahun-tahun lebih aku kuat karena kaukuatkan aku dengan jarak, dengan segala riuhnya nasihatmu, dengan amarah karena kenakalanku, dan tentu dengan doamu yang terus kaurapal dengan tulus.
Bu, kau telah berhasil mendidik anakmu menjadi sebesar ini. Meski aku belum sehebat Ibu, tapi izinkan aku berkelana lebih jauh lagi yaa Bu. Mengambil setiap buih-buih cinta kehidupan yang terus Allah turunkan, melebarkan senyum meski puing-puing harapan tak selalu rapi, dan membagi apa yang aku bisa bagi, seperti Ibu mengajarkanku dulu. Yaa Bu?
Sekali lagi Bu, anak mungilmu ini sudah tumbuh dewasa. Sudah mampu menyembunyikan lukanya sendirian dan sudah bisa menyelesaikan masalahnya sendirian. Esok atau lusa, aku pasti akan cerita banyak ke Ibu, tentang betapa Maha Baiknya Allah menghidupkanku dengan bantuan wanita juang sepertimu.
294 notes · View notes
sajaksesak · 1 year
Text
Aku terlalu bodoh untuk mencoba jadi jahat.
Ingat kala kau banting gusar hatiku hingga luluh lantak menyayat kasat? Kau masih dapat temukan aku sigap sediakan peluk ini untuk tempat terakhir air matamu, aku masih sediakan telinga ini untuk kau tuangkan cerita rupa beban di gelasku yang sengaja ku kosongkan.
Meski kini aku terukir benci padamu sebab apa yang telah kau lakukan padaku, namun aku masih mencintaimu untuk apa-apa yang sudah kau lewatkan dalam hidupmu.
Kagumku tak habis oleh amarah, hangatku tak padam oleh kecewa.
Aku mencintaimu karena kau selalu layak akan hal baik.
Arief Aumar Purwanto
180 notes · View notes
guratpena · 7 months
Text
khawatir
aku sedang khawatir tentang banyak hal. tentang peluang keberhasilan diantara deretan kegagalan.
aku sedang khawatir tentang banyak hal. tentang peluang datangnya cobaan diantara banyaknya karunia.
aku sedang khawatir tentang banyak hal. tentang peluang bersedih diantara sejumlah kebahagiaan.
lalu aku tenggelam dalam kekhawatiran,
38 notes · View notes
ruanguntukkita · 1 year
Text
Dear, My Future Husband
Aku menuliskan ini dalam keadaan tidak memikirkan siapa pun. Teruntuk seseorang yang bahkan belum aku ketahui sosoknya seperti apa. Hai, perkenalkan, aku anak pertama dari dua orang bersaudara. Aku tumbuh dan besar dari keluarga yang utuh dan sepertinya normal layaknya keluarga lainnya. Saat menuliskan ini, usiaku 26 tahun 4 bulan 4 hari. Orang-orang mengenalku sebagai sesosok yang ceria, hangat, dan pendengar yang baik. Tapi mungkin nantinya, semakin kau mengenalku, justru kau menemukan aku berbeda dari apa yang orang-orang sampaikan.
Impian terbesarku dalam pernikahan hanya satu. Kita bisa “saling”. Aku selalu memimpikan pernikahan yang di dalamnya terdapat kerja sama. Kita adalah dua orang yang sedang berjuang untuk mendapatkan tujuan yang sama, bukan dua orang yang sedang bersaing untuk mendapatkan pemenang.
Aku adalah orang yang memiliki banyak trauma. Salah satu trauma yang aku punya adalah soal rasa percaya. Mungkin toxic yang aku punya adalah; aku tau bagaimana caranya mencintai, tapi aku gak tau gimana bisa percaya kalau orang lain mencintaiku. Aku tau, trauma ini adalah tanggung jawabku untuk mnyembuhkannya. Tapi kalau boleh aku minta bantuan, tolong yakinkan aku setiap harinya bahwa kau mencintaiku. Aku butuh kalimat yang tersampaikan.
Aku bukan wanita yang senang mengekang. Kau boleh bertemu dengan teman-temanmu. Bahkan mungkin aku juga bukan wanita yang pencemburu. Kau boleh memiliki rekan kerja perempuan. Aku menghargai apa pun yang kau lakukan, selama kau tidak menutupi apa pun yang memang seharusnya aku ketahui dan kau tau batasan.
Aku senang mempelajari hal baru, aku senang bertanya tentang banyak hal. Aku harap kau adalah orang yang bisa aku ajak berdiskusi tentang banyak hal di dunia ini. Tidak perlu berdebat, cukup sampaikan apa yang ingin kau sampaikan atau hal yang kau ketahui, dan aku akan melakukan hal yang sama. Di akhir diskusi, mari kita tutup dengan pelukan yang hangat dan tertawa bersama.
Aku menyukai hal-hal sederhana, sesederhana menikmati teh hangat di kala hujan, menertawakan hal-hal konyol, atau bahkan bernyanyi di atas motor. Kau boleh untuk ikut serta, akan aku kenalkan kau pada hal-hal indah nan sederhana yang ada di dunia ini.
Terakhir, aku ingin mengucapkan banyak terima kasih. Dari banyaknya wanita di dunia ini, terima kasih sudah memilih aku dan membuat aku yakin untuk memilihmu. Mari sama-sama kita wujudkan hubungan sehat dan terus bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik lagi kedepannya. Mari kita saling berbahagia hingga ke syugra, suamiku..
 - Pekanbaru, 17 Desember 2022
161 notes · View notes
kafabillahisyahida · 3 months
Text
Ga ada peluang merasa sombong dan lebih baik dari siapapun. Dari anak kecil yang biasanya belum punya dosa . Dari orang lebih tua yang mungkin lebih banyak amalnya. Dari orang bodoh yang belum tahu sehingga punya peluang dimaafkan Allah, Bahkan dari pendosa dan orang kafir sekalipun karena bisa jadi hari ini dia dalam kesesatan dan esok Allah berinya hidayah. Sedangkan diri ini tidak tahu apa nnti sore masih beriman?  'Ya muqollibal quluub tsabbit qolbii 'ala diinik
71 notes · View notes
ruang-bising · 3 months
Text
"Tidak Semua Buku Yang Kamu Baca Harus Kamu Selesaikan."
Tumblr media
Isma'ul Ahmad pernah menuliskan di dalam bukunya,
"Tidak semua buku yang kamu baca harus kamu selesaikan"
Jika kamu tak lagi mampu menikmati alurnya, tak lagi bergairah melanjutkan jalan ceritanya, dan justru membuatmu semakin bingung memahaminya, tak apa berhenti saja. tidak semua buku yang kamu baca harus kamu selesaikan.
seperti Ia yang sedihnya tertulis 'bahagia' yang tangisnya tertulis 'tawa' dan yang diamnya selalu saja menghadirkan tanda tanya Adalah kata rahasia yang membingungkan, yang selalu kamu paksa untuk kamu pahami.
sesekali kamu harus menerima, bahwa di dunia ini, memang ada hal-hal yang tidak bisa dan tidak harus dimengerti seperti 'Alif Lam Mim'. Sekeras apapun kamu memahami maknanya, barangkali kamu hanya akan menemukan tafsir terbaik yang kebenarannya masih bisa dipertanyakan.
boleh jadi, pilihan terbaik adalah menutup buku itu dan memasrahkan segala jawaban pada-Nya, lalu mengatakan kalimat ini di dalam hati:
"Ia adalah buku yang tak pernah selesai kubaca, tapi akan senantiasa kusimpan. buku yang setiap halamannya mengandung misteri dan setiap katanya menyimpan tanda-tanya. Aku tak akan membukanya kembali sampai aku mulai memahami bahwa tidak harus kata-kata yang menjelaskan tetapi cukup oleh satu anggukan kecil dan sebuah senyuman."
142 notes · View notes
asqinajah · 11 months
Text
Ngelihat status temen² yang asik jalan², yang asik berfoto ria dengan temen²nya yang lain, yang sibuk studi atau mengajar; rasanya pengen ketawa. Bukan menertawakan mereka, tapi menertawakan diri sendiri. "Oh gini ya pentingnya menjaga kewarasan diri, pentingnya mengasingkan diri, bukan hanya dari segi fisiknya -yang emang udah terasing-, tapi juga dari apa yang dilihat."
Ya, sebagai wanita yang sekarang sedang full time berada di dalam rumah, melakukan aktivitas yang bisa dibilang monoton, tapi dalam rangka ikhtiar menyiapkan diri menyambut kehadiran insan baru; melihat 'kebebasan' orang lain agaknya bisa mengusik diri. Meski, aku pun tahu, barangkali ada orang lain yang sedang menginginkan berada di posisiku hari ini. :)
Jadi, gimana?
Syukuri saja aktivitas yang sedang dilakukan hari ini, sebab dengan bersyukur itu barangkali Allah berikan lipatan nikmat-Nya, nikmat untuk bisa lebih menikmati; barangkali salah satunya. Sebab, ya, inilah hidup. Berbeda-beda memang jalan yang ditempuh atau aktivitas yg dilakoni satu sama lain, tapi insyaallah ridha Allah jadi tujuan tertinggi dan akhir semua muslim~ *nyambung nggak, haha.
Nikmati dan syukuri aja hari-hari yang kau lalui. Dan, kalau memang nggak membawa faedah, nggak perlu lah kamu lihat status kawanmu sedang di mana atau sedang apa. Toh, kamu yg tertinggal info tentang mereka, nggak akan mempengaruhi hidupmu, juga hidup mereka. Ya, kaan? :')
Selamat sore, jangan lupa bahagia :))
(08/06/23)
57 notes · View notes
sastrasa · 1 month
Text
Karena itu aku, kamu gak mau.
Kamu bukan takut menjalin hubungan baru dengan seseorang, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Kamu bukan belum siap menjalin hubungan asmara dengan seseorang, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Kamu bukan gak mau melawan segala takut dan cemasmu soal masa depan, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Kamu bukan gak bisa mengusahakan seseorang untuk dapat bersamamu, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Intinya, bukan aku yang kamu mau, kan?
- Sastrasa
58 notes · View notes
penasemesta · 1 month
Text
Terkadang untuk memahami seseorang kita perlu menengok bathinnya, bukan dzahirnya.
🥀
2024
10 notes · View notes