Tumgik
#berubah
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Adeus minha Rainha: Em 16 de outubro de 1793, há exatos 230 anos, a rainha Maria Antonieta foi guilhotinada aos 38 anos.
35 notes · View notes
umarhabib13 · 8 months
Text
MENULIS
Jika kau ingin memahami dunia maka membacalah, namun jika kau ingin memahami dirimu maka menulislah. karena jika mulut tak pandai mengutarakan, maka dengan menulis kamu bisa memahami semua yang sedang di alami, apa yang mau kamu kerjakan, dan menulis kembali ingatan di masa lalu, bahkan kamu bisa menulis kan semua imajinasi-imajinasi liar yang terkadang tak ingin orang lain dengan mudah memahaminya, lalu lahirlah sebait demi bait syair yang lahir dari seganap rasa yang pernah di alami, baik sedih, senang, kagum, ataupun segala bentuk hasrat lainnya. Sebagai contoh mungkin tak pernah mungkin bisa mengungkapkan perasaan ke pujaan hati, tetapi dengan menulis aku bisa menjadi gagah berani menuliskan segenap rasa yang aku ungkapkan pada setiap bait tulisan.
21 notes · View notes
jusuffarhan · 6 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Mungkin kita semua pernah di titik ini apapun maksiatnya.
Langkah pertama untuk jadi lebih baik, yaitu dengan menerima kita lekat dengan salah, tanpa salah mungkin kita akan lupa untuk kembali kepada Allah ta'ala.
Jangan sampai lupa, salah itu yang buat kita jadi manusia, maka pakai salah hari ini untuk mengevaluasi diri dan terhubung kepadaNya kembali.
Karena apa lagi yang lebih baik di lakukan selain kembali mengejar ridhoNya?
Yuk, kencangkan lagi tali sepatumu, dan mulai belari lagi meskipun dari awal.
Temanmu @jusuffarhan
16 notes · View notes
abidahsy · 7 months
Text
Perasaan yang Cepat Sekali Berubah
Sebenarnya kami sudah saling tahu apa bahasa cinta masing-masing. Aku menghindari berkata-kata yang berlebihan dengan maksud menjaga agar perasaan -yang belum pada waktunya- tidak tumbuh lebih cepat. Tapi, saat kejadian berlaku sebaliknya, aku lebih merasa tersinggung alih-alih tidak merasakan apa-apa.
Jadi ceritanya, 'pengorbanan' yang selalu kulakukan setiap mengobrol melalui telepon dengan Si Beruntung adalah aku memberikan telingaku untuk mendengarnya bercerita berjam-jam. Tanpa sering menyela atau bertanya sesuka hati, khasku saat berdiskusi dengan orang lain. Entah mengapa aku kesulitan untuk melakukan dua hal tersebut pada orang ini. Dugaanku, karena aku tidak terlalu penasaran dengan hal-hal yang dia ceritakan, biasa-biasa saja.
Bagiku, waktu adalah bahasa cinta. Memberikan waktu pada seseorang artinya aku menghormati dan menghargainya. Tidak melulu karena aku jatuh hati.
Tapi ternyata, perasaan yang tenang bagai air yang dalam itu seketika beriak.
Hari ini, di saat aku minta waktunya 'hanya' untuk membalas pesan, ternyata dia tidak memberikannya sedermawan aku memberikan waktuku. Transaksional memang, tapi begitulah aku memperlakukannya sejauh ini. Alih-alih merasa tenang karena (kupikir dengan begitu) aku bisa menjaga perasaan, aku malah lebih merasa terganggu, tersinggung, dan anehnya, penasaran.
Si Beruntung ini memang berbeda dan tidak mudah ditebak.
Sejak awal, di saat yang lain lebih banyak minder dan mundur teratur karena merasa aku sulit untuk diraih dan berat untuk diimbangi. Orang ini malah bilang bahwa aku masih punya banyak potensi. Kapasitas yang kugunakan selama ini baru 15-20% saja, masih banyak kesempatan untuk dibentuk.
Sebenarnya aku cukup kaget mendengarnya. Jadi, selama 28 tahun aku hidup -banting tulang, jatuh bangun, ambisius- untuk menjadi diriku yang sekarang, ternyata itu belum ada apa-apanya?
Di sisi lain, aku merasa tertantang. Perasaan yang cukup unik seperti layaknya adonan tanah liat yang masih punya banyak peluang untuk melakukan transformasi, menjadi apapun itu.
Parahnya lagi, dia hari ini bilang padaku bahwa aku orangnya lugu.
Makin (kesal) penasaran aku dibuatnya.
"Kalau dek abidah yang saya lihat masih lugu dalam beberapa hal, jadi mungkin harus ada komunikasi intens" begitu katanya saat aku bertanya apa ada kekurangan diri ini yang mungkin akan sulit dia toleransi.
"Lugu dalam artian fleksibilitas komunikasi dan juga pemahaman-pemahaman yang sifatnya belum dikuasai," begitu tambahnya. Bukannya membuat aku paham, jawabannya malah menambah rasa penasaranku.
Tapi, dengan menyebalkannya, saat aku tanya beberapa pertanyaan yang lebih rinci terkait hal tersebut, dia malah menghilang dan bilang kalau sedang menyambi pekerjaan lain. Tidak seperti dia biasanya yang selalu cepat tanggap membalas setiap pesan.
Tidak hanya itu, aku yang tadi siang mencoba mencari tahu tentang dirinya melalui sebuah akun sosial media dengan mengirimkan permintaan pertemanan, ternyata tidak serta-merta dia terima, sampai detik ini.
Aku pikir karena dia tidak aktif menggunakan sosial media itu, jadi aku tidak begitu ambil pusing. Nyatanya, malam hari saat aku menulis tulisan ini, aku malah menemukan namanya dari ratusan viewer story-ku. Dalam arti kata lain, dia 'memata-matai'-ku tapi menolak untuk aku 'mata-matai'.
Sebenarnya apa yang dia pikirkan? Apa sih yang dia mau? Apa alasannya tidak menerima permintaan pertemananku?
Karena tumpukkan rasa penasaran (kesal) itu, hari ini aku bertransformasi menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Semoga besok aku sudah kembali lagi seperti sediakala.
7 notes · View notes
desyilmi · 1 year
Text
Be A Changemaker!
Ini merupakan lanjutan dari tulisan kemarin. Here we go, catatan dari sharing bersama Ara di Ahlan Ramadhan 2021. 
Berbicara perubahan, ada banyak sekali elemen yang menjadi bagiannya, sebut saja: niat, lingkungan, keteguhan, dan lain sebagainya. Namun sebenarnya, bagaimana sih konsep changemaker itu? Apa yang akan dibawa oleh changemaker dan mau dibawa kemana?
Tumblr media
Ara menggambarkan perubahan akan dibawa dari titik C ke S. Apa itu? “C” merupakan current situation, kondisi terkini yang terjadi di lingkungan terdekat kita (bisa jadi pengalaman pribadi atau keluarga, tetangga, dsb). Sedangkan “S” merupakan something better for the good of all, apa sih titik yang lebih baik untuk kemaslahatan masyarakat?
Untuk membawa C menuju S, hal yang paling penting adalah: collective action. Bukan hanya cukup tahu apa masalahnya, namun mencukupkan aksi nyata juga. Berbicara aksi, kita mungkin bertanya, harus mulai dari mana? Yuk sama-sama simak rumus dari Ara!
Tumblr media
IDEA ─ Ide muncul dari hadirnya pertanyaan-pertanyaan. Secara sederhana, kita mengenal 5W+1H sebagai inti dari pertanyaan. Lalu tambahkan 1 lagi kata tanya, ‘bagaimana jika?’, yang akan berguna untuk melihat berbagai macam kemungkinan yang dapat terjadi melalui berbagai macam perspektif. Mulai ngide dari mana nih? 1. What is the problem we are addressing currently? ─ sedang ada masalah apa yang bisa diselesaikan saat ini? 2. Why do we care about it? ─ ‘WHY’ sangatlah penting untuk menguatkan motivasi intrinsik kita. 3. What is our idea? ─ mulailah dengan membuat list keterampilan kita, lalu koneksikan menjadi ide nyata. 4. Some of initial solutions for implementation ─ Jangan takut ngide dan bermimpi besar, akan mudah jika kita breakdown setiap langkahnya. 5. My next step ─ jangan berhenti di ide. Tentukan langkah konkrit selanjutnya!
TEAM ─ Membangun tim adalah PR yang dinamis, berubah sepanjang waktu. Biasanya, tim akan ditemukan ketika kita mulai ngobrol dengan orang lain. Nah, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebelum meramu tim. 1. Visi yang sama; 2. Pahami kekuatan anggota; 3. Bangun chemistry tim.
TAKE ACTION ─ Ide dan tim tidak akan menjadi perubahan tanpa aksi nyata. Setelah berempati dan membuka pandangan, jangan lupa mentransfernya menjadi aksi, ya! Biar kita tidak jadi simpatisan belaka :)
Setiap orang dapat membawa perubahannya masing-masing. Asalkan memiliki kemampuan untuk PEKA dengan apa yang terjadi di lingkungan, dan PAHAM apa yang bisa dilakukan. Mengutip visi hidup Ara...
Mulya sesarengan. Sejahtera itu bersama-sama, bukan sendirian. Dan perubahan adalah jalan menuju itu. 
Pertanyaannya, maukah kita menjadi pembawa perubahan itu? Yuk bawa secercah perubahan positif untuk lingkungan kita. Karena, kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan dari sekarang, mau kapan lagi?
-----------------------
Masih di depan laptop, 11/01/2023 | 6:53 WIB
9 notes · View notes
soldanluna · 1 year
Text
Kata & Tanda petik
Aku berkata "semua pasti akan berubah" Rasa, Jika tidak dijaga Cinta , jika tidak dibalas Hati, jika tak diberi kata pasti
Tapi respon itu nyatanya takkan pernah ada Kamu tetap disana Bersama dia Berdua... Dialog yang sudah akrab dengan kata "sering" Pertemuan sudah bersanding dengan kata "selalui" hingga kata "butuh" melekat dengannya aku.. disini.. melihatmu adakah kamu memikirkan aku? ah iyaa.. aku lupa, karena sekarang kita hanya sebatas kata "teman"
7 notes · View notes
arioagio · 10 months
Text
Dosa 5 tahun lalu, pada nyatanya terulang kembali.
Dosa dimana membuat diri merana, pada akhirnya merana itupun terjadi kembali.
Dosa dimana telah menghancurkan hidup, pada akhirnya menghancurkan hidup saat ini lagi.
Dimana rasa penyesalan itu? Apakah sungguh-sungguh merasakannya? Apakah mau bertobat? Apakah mau jadi lebih baik lagi?
Kembali lagi hanya diri yang tahu, hanya diri sendiri yang mampu mengubah segalanya.
Tentu saja Tuhan pasti akan membantu, asalkan diri mau bersungguh-sungguh bertobat.
Ampunilah ya, Tuhan.
Tumblr media
3 notes · View notes
citraa2231 · 1 year
Text
Tentang Hati
Memang benar, tidak akan ada perubahan baik jika diri stuck di zona nyaman saja. Nyaman dengan berbagai hal yang membuat diri begitu lalai.
Cara terbaik untuk berubah adalah dengan memberi ruang pada diri untuk berbicara dari hati ke hati, sebagai bahan evaluasi diri.
Sebab..
Fitrah hati manusia sifatnya mudah berbolak-balik. Apa yang tampak seluruhnya dari pergerakan kita itu berasal dari hati. Jika dalam urusan hati tak melibatkan Allah, hati akan sulit terkendali.
3 notes · View notes
wahdanynayy · 2 years
Text
Merubah orang lain?
Semalam sebuah pertanyaan mampir ke kolom chat whatsapp. Pertanyaan menarik, yang datang dari seorang laki-laki, seorang adik kenalanku.
“Mbak, gimana caranya menghadapi orang egois?”
“Sulit. Pilihan yang bisa dilakukan adalah mengalah dan bertahan, atau tinggalkan.”
“Tapi aku ingin orang ini berubah mbak. Aku gak mau dia mendapatkan komentar buruk dari orang lain.”
Aku langsung bisa menebak siapa yang dimaksud, tentu saja seorang perempuan. Suatu hari ia pernah menceritakannya padaku.
“Kamu mau dia berubah? Atau merubah dia?”
“Kalau bisa, aku ingin membantu dia berubah. Aku mau dia mendengarkanku. Tapi, dia malah maunya dia yang didengarkan”
“Begini dek, pertama kamu harus paham konsep dasarnya. Bahwa kita tidak bisa merubah orang lain. Seseorang bisa berubah, jika memang dia ingin berubah, jika memang perubahan itu berasal dari dalam hatinya sendiri. Sebelum itu, berarti dia perlu menyadari apa yang menjadi kesalahannya. Lalu, bagaimana jika tidak?”
Hal ini mengingatkanku pada banyak hal yang pernah kulalui sebelumnya. Hal-hal yang membuatku menyadari bahwa tidak ada yang bisa merubah seseorang kecuali dirinya sendiri. Bahkan, kesadaran untuk berubah pun seringkali membutuhkan proses yang begitu panjang sampai perubahan yang diinginkan terwujud.
Ambil saja contoh sederhananya adalah membuat atau merubah kebiasaan sehari-hari. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk merutinkan hal baru sehingga berubah menjadi sebuah kebiasaan baik? Berapa keras usaha yang dibutuhkan agar suatu hal dapat berjalan secara konsisten? Lalu bagaimana dengan karakter seseorang?
Bagiku, perubahan adalah proses yang tidak sederhana. Proses yang perlu waktu dan tenaga. Jika merubah diri sendiri saja terbilang sulit, bagaimana mungkin kita bisa dengan percaya diri mampu merubah orang lain?
Hal yang bisa dilakukan adalah memberikan arahan, nasihat, dan doa. Terlepas dari itu, kita tidak akan mampu melakukan apa-apa. Perlu menghadapinya dengan kesabaran dan keikhlasan.
“Jika kamu mau bersabar dan mau terus menasihatinya silahkan. Tapi mengharapkan dia berubah dalam waktu singkat, sedangkan dia sendiri tidak mau melakukannya, maka itu hanyalah harapan semu.”
7 notes · View notes
langitbersuara · 2 years
Text
Banyak hal yang berubah, bahkan ada beberapa hal yang dulu paling ku syukuri keberadaannya, namun kini malah menjadi hal yang paling ku sesali keberadaannya.
-R
4 notes · View notes
memendam-rindu · 2 years
Text
Once upon a time, there was a little girl who wanted to become an adult, she thought being adult were fun because they were free to choose anything in their life. Then, as time goes by, she is now a girl who is growing up. However, what she thought as a child was the opposite of what she went through as an adult. Turns out, being an adult is not as exciting as she thought when she was a child. The freedom of choice that she had always dreamed of turned out to be more complicated than she thought. As she gets older, the more burdens she has to carry, and the more decisions she has to make on her own. Then, she slowly realized that she wasn't really ready to grow up, but she had no choice except accept it.
One night, she sat alone in the silence of the late night. The night was so quiet, she could not sleep because the sound of her heavy breath sounded so loud. Then she decided to open one of her favorite social media. Instagram. On instagram, she saw stories and posts shared by many people, both the people she knew and those she didn't know. They all seemed so happy enjoying their life. There are some girls who has the same age as her are busy sharing moments of happiness with their husbands and children, there are also those who are younger than her, but they are already able to get their dream jobs, they even buy houses and travel the world with the hard work of their dream jobs. Without realizing it, she began to compare herself with those people. Her mind wandered again, this month she will be 25 years old. But, she doesn't have all of that. She is still single and even still dependent on her parents. Then, she put down her phone as tears started to fall. She sobbed in the middle of the silent night, alone. She covered her mouth so that the sound of her crying was not heard by the people in her house. Especially her parents. Her mind replayed the moments she had gone through. Has she not tried hard enough so that her life seems to be running in its place? No job and no husband. There was only her and her own burden. But, at least she has a family who is always there for her. However, it actually made her more disappointed with herself. She still couldn't fulfill her parents' wish. She knew exactly what her parents expected to her. Having children who have stable jobs is something that her parents always want. She knew that it was simply not because her parents wanted to tell the world that they has a great children, it is more than that. Her parents wanted her children to be independent before they were separated by death. They do not want their children to live in poverty after they are gone. Then, it became a burden on the girl's back. She really wanted to fulfill her parents' wish, but God didn't seem to approve of her yet. However, she will not give up until God believes in her.
While on the other hand, the people around her seem interested in her love life. In fact, they sometimes make comments that the girl thinks are crossing the line. The people around her seemed to really enjoy when they urged her to get married soon. They say 25 years old is old enough to get married. They even judged that the girl was too picky because she missed too many men who intended to marry her. And the girl could only accept their comments silently. She didn't try to explain, she just kept it to herself. And luckily again, her parents never urged her to get married, only by the people around her who didn't even know her that well. But even so, their talk remains a burden on the girl's mind. Especially when someone once gave her such an insulting comment, it sounded something like, "You should get married. You know, girls are different from boys. Girls go through menopause, if you don't get married soon you'll have a hard time getting pregnant later unless you decide to become a spinster." Painful and cruel, that's how the girl felt when she heard that comment. But she still tries not to respond, she wants to keep the person's feeling even when that person has hurt her feeling. She was so sad but didn't want to show it to anyone. She still smiled even though she was really hurt inside. How could those people judge her so easily when they didn't even know what the girl was going through? Actually, she also wanted to get married. Really want to. However, she doesn't have enough confidence to love someone again after she has been hurt by a man she once fell in love with. The man left her without saying goodbye. In fact, she and the man had planned a future together, but in the end it was not the girl he chose to be part of his future. Three years. She had spent three years loving this man. But in the end, he just hurt this girl. If only they had known what had happened, would they still have made hurtful comments to the girl? We'll never know.
The next thing that became a reason for the girl besides her past with the man was the future of her children when she finally decided to get married. She didn't want her children to feel what she was feeling right now. She wants to provide a better life for her children in the future. For that, she intends before marriage she must be able to be financially independent because many couples divorce because of money problems. She didn't want to experience anything like that. For that, she wanted to work harder. Moreover, if she has a good job, she can also help her husband later when bad things happen, for example, her husband loses his job. But, if a man comes with very good intentions and promises, maybe she won't miss it even though she still can't be financially independent, as long as the man keeps trying well and allows the girl to keep fighting on her path. The girl will consider it.
Actually, it was as simple as the girl's thought, but it's made difficult by her worries and the comment of the people around her.
Oh yes, the girl is me. 😊
Dulu, ada seorang gadis kecil yang ingin sekali menjadi dewasa, ia mengira menjadi orang dewasa itu menyenangkan karena mereka bebas memilih apapun dalam kehidupannya. Lalu, seiring berjalannya waktu, ia pun kini menjadi seorang gadis yang sedang tumbuh dewasa. Namun, apa yang dipikirakannya sewaktu kecil berbanding terbalik dengan apa yang ia lalui saat menjadi dewasa. Ternyata, menjadi dewasa tak semenarik yang ia pikirkan sewaktu kecil. Kebebasan memilih yang selalu ia impikan sewaktu kecil ternyata lebih rumit dari yang ia sangka. Seiring bertambah usianya, semakin banyak beban yang harus ia pikul, dan semakin banyak keputusan yang harus ia ambil sendiri. Lalu ia menyadari perlahan bahwa sebenarnya ia tidak siap menjadi dewasa, tapi ia tidak punya pilihan selain menerimanya.
Suatu malam, ia duduk sendiri di tengah keheningan malam yang semakin larut. Malam itu begitu tenang, ia tidak bisa tidur karena suara nafasnya yang berat terdengar begitu berisik. Lalu ia memutuskan untuk membuka salah satu media sosial favoritnya. Instagram. Di sana ia melihat cerita dan postingan yang dibagikan orang-orang, baik orang yang ia kenal maupun yang tidak. Mereka semua tampak begitu bahagia menikmati kehidupannya. Ada yang seusia dirinya sedang sibuk membagikan momen kebahagiaan bersama suami dan anaknya, ada juga yang lebih muda darinya namun sudah mampu mendapatkan pekerjaan impian, ia bahkan membeli rumah dan berkeliling dunia dengan hasil jerih payah dari pekerjaan impiannya. Tanpa ia sadari, ia mulai membandingkan dirinya dengan orang-orang itu. Pikirannya kembali berkelana, bulan ini ia akan berusia 25 tahun. Namun, ia tidak memiliki semua itu. Ia masih sendiri dan bahkan masih bergantung pada orang tuanya. Ia kemudian meletakkan ponselnya tatkala air matanya mulai berjatuhan. Ia terisak ditengah malam yang hening itu, sendiri. Ia membungkam mulutnya agar suara tangisannya tidak terdengar oleh orang-orang dirumahnya. Terutama orang tuanya. Pikirannya kembali memutar momen-momen yang ia lalui. Apa ia kurang berusaha selama ini sehingga kehidupannya tampak tetap berjalan ditempat? Tidak punya pekerjaan dan tidak punya suami. Hanya ada dirinya dan bebannya sendiri. Tapi, setidaknya ia punya keluarga yang selalu ada untuknya. Namun, itu justru membuatnya kecewa dengan dirinya. Ia masih tidak bisa mewujudkan keinginan orang tuanya. Ia tahu persis apa yang orang tuanya harapkan dari dirinya. Memiliki anak yang memiliki pekerjaan tetap adalah hal yang selalu diinginkan orang tuanya. Ia tahu bahwa hal itu semata-mata bukan karena orang tuanya ingin membanggakan anaknya, lebih dari itu. Orang tuanya ingin agar anaknya bisa mandiri sebelum mereka dipisahkan oleh kematian. Mereka tidak ingin anaknya hidup dalam kemiskinan setelah mereka tiada. Lalu, hal itu menjadi beban dipunggung gadis itu. Ia ingin sekali mewujudkan keinginan orang tuanya, namun Tuhan tampaknya belum merestuinya. Namun, ia tidak akan menyerah sampai Tuhan percaya padanya.
Sementara dilain sisi, orang-orang disekitarnya tampak tertarik dengan kehidupan asmaranya. Bahkan, mereka kadang-kadang memberikan komentar yang menurut gadis itu melewati batas. Orang-orang disekitarnya tampak begitu menikmati saat mereka mendesaknya untuk segera menikah. Kata mereka, usia 25 tahun sudah cukup tua untuk menikah. Mereka bahkan menilai bahwa gadis itu terlalu pemilih karena terlalu sering melewatkan pria yang berniat menikahinya. Dan gadis itu hanya bisa diam menerima komentar-komentar mereka. Ia tidak berusaha menjelaskan, ia hanya menyimpannya sendiri. Dan beruntungnya lagi, orang tuanya tidak pernah mendesaknya untuk segera menikah. Hanya orang-orang disekitarnya yang bahkan tidak mengenal dirinya dengan baik. Namun meski begitu, omongan mereka tetap menjadi beban pikiran bagi gadis itu. Apalagi ketika pernah sekali ada yang memberinya komentar yang begitu menyudutkan, kira-kira terdengar seperti ini "kau seharunya sudah menikah. Apa kau tahu, gadis itu berbeda dengan laki-laki. Gadis memiliki masa menopause, kalau kau tidak segera menikah kau akan sulit hamil nantinya kecuali kalau kau memutuskan untuk menjadi perawan tua". Perih dan kejam, itulah yang dirasakan gadis itu saat mendengar komentar itu. Namun ia tetap berusaha untuk tidak menanggapinya, ia ingin menjaga perasaan orang itu bahkan ketika orang itu telah melukai perasaannya. Ia begitu sedih namun tidak ingin menunjukkan pada siapapun. Ia tetap tersenyum walau sebenarnya ia sangat terluka. Bagaimana bisa orang-orang itu mudah sekali menghakimi dirinya saat mereka bahkan tidak tahu hal-hal yang dilalui gadis itu? Sungguh, ia juga ingin menikah. Bahkan ingin sekali. Namun, ia tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk kembali mencintai seseorang setelah ia pernah mendapatkan luka dari seorang pria yang pernah membuatnya jatuh hati. Pria itu meninggalkannya tanpa mengucapkan kata perpisahan. Padahal, ia dan pria itu pernah merencanakan masa depan bersama, namun pada akhirnya bukan gadis itu yang ia pilih menjadi bagian dari masa depannya. Tiga tahun. Tiga tahun lamanya ia menghabiskan waktunya mencintai pria itu. Namun pada akhirnya, hanya luka batin yang ia dapatkan. Jika saja mereka tahu kejadian itu, apa mereka akan tetap memberi komentar menyakitkan pada gadis itu? Entahlah, kita tidak akan pernah tahu.
Hal berikutnya yang menjadi alasan dari gadis itu selain masa lalunya dengan pria itu adalah masa depan anaknya kelak ketika ia akhirnya memutuskan untuk menikah. Ia tidak ingin anaknya merasakan hal yang ia rasakan saat ini. Ia ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk anak-anaknya kelak. Untuk itu, ia berniat sebelum menikah ia harus mampu mandiri secara finansial sebab banyak pasangan yang bercerai karena permasalahan uang. Ia tidak ingin mengalami hal seperti itu. Untuk itu, ia ingin lebih bekerja keras. Apalagi, jika ia memiliki pekerjaan bagus, kelak ia bisa juga membantu suaminya ketika hal buruk terjadi, misalnya suaminya kehilangan pekerjaan. Namun, jika seorang pria datang dengan niat yang sangat baik dan menjanjikan, mungkin ia tidak akan melewatkannya meski ia masih belum bisa mandiri secara finansial, yah selama pria itu tetap berusaha dan mengizinkan gadis itu untuk tetap berjuang dijalannya. Gadis itu akan mempertimbangkannya.
Sebenarnya, sesederhana itu pikiran gadis itu, namun terlalu dibuat rumit oleh kekhawatirannya dan omongan orang-orang disekitarnya.
Oh iya, gadis itu aku. 😊
5 notes · View notes
Text
Tumblr media
Phantom of the Black Rose Revue: Lançado um Visual Novel, inspirado em Rosa de Versalhes e Takarazuka Revue, e pode ser baixado gratuitamente para Windows, Linux e Mac:
15 notes · View notes
vivisufi · 2 days
Text
Tidak ingin sedih, maka ku memilih pulih
Tidak langsung sembuh, bahkan sesekali sakit itu kambuh
Maaf ini bukan tentang penyakit
Tidak kuasa merubah yang lalu, maka ku besarkan usaha untuk berserah
0 notes
jusuffarhan · 15 days
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Hari ini
mari merasakan sesaknya dalam diri dan menerima kenyataan bahwasanya ternyata diri masih terbelenggu oleh ...
mungkin terdengar biasa, tapi memang berat sekali menerima kenyataan bukan?
teruslag berpogres untuk menjadi hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT, karena Allah tau dan melihat usaha kita.
semoga kita di beri kesempatan kembali untuk bertemu di bulan ramadhan kelak.
taqabalallahu minna wa minkum 🙏
Temanmu @jusuffarhan
6 notes · View notes
abidahsy · 7 months
Text
Doa yang Mengubah Takdir
Menurutku, tempat ternyaman di rumah adalah kamarku sendiri. Tapi kalau dibandingkan dengan tidur bersama ibuk, tempat ternyaman itu bisa beralih dengan mudah. Entah mengapa tidur bersama ibuk selalu menenangkan, padahal ibuk tidak melakukan apa-apa, hanya tidur di sebelahku. Meski terkadang aku request untuk ditepuk-tepuk sih hehe.
Sebelum tidur, aku biasa pillow talk sama ibuk, bisa bahas apa saja, paling banyak bahas soal jodoh. Respon umum yang aku lakukan adalah memeluk ibuk seerat mungkin sampai ibuk sulit bergerak sambil bilang, "Aku sayang banget sama ibuk, terima kasih sudah membersamai aku sampai hari ini. Aku dengan takdirku yang ribet ini,"
Ibuk pun menjawab, "Ya, (takdir) harus diterima, harus ikhlas. Takdir adalah bagian dari rukun iman jadi harus diimani juga agar utuh keimanannya. Kalau sama takdir gak beriman, perlu dipertanyakan tuh keimananya (seseorang),"
Ibuk pun melanjutkan tentang ceramah Ustadz Hanan Attaki yang pernah ia dengar. Kisahnya tentang Nabi Musa yang diminta seorang nenek untuk berdoa pada Allah agar diberikan satu anak karena nenek itu sangat mendambakan seorang keturunan. Nabi Musa pun melakukannya dan jawaban Allah selalu sama, "Nenek itu tidak punya anak karena itulah takdirnya," kurang lebih begitu jawaban Allah pada Nabi Musa.
Namun, nenek itu tidak menyerah, beberapa kali setelahnya nenek itu kembali memohon pada Nabi Musa agar meminta pada Allah agar Allah memberikannya seorang anak. Dan jawaban Nabi Musa tetap sama.
Yang berbeda, nenek ini setiap kali mendapatkan jawaban yang sama dari Nabi Musa, dia selalu berdoa, "Yaa Rahiim, Yaa Rahiim, takdir saya memang tidak akan memiliki anak, tapi Engkau Maha Penyayang Ya Allah,"
Doa yang lembut itu ternyata pada akhirnya mampu mengubah takdir nenek dalam kisah ini. Bahkan, Nabi Musa pun melakukan konfirmasi langsung pada Allah atas kejadian ini. Lantas, jawaban Allah sangat menggetarkan hati.
"Wahai Musa, sesungguhnya rahmat-Ku itu mendahului takdir. Aku mengubah takdir atas nenek ini yang semula tidak punya anak menjadi bisa punya anak,"
youtube
Begitulah, bagaimana pun kita merasa takdir tidak berpihak pada kita, percayalah selalu ada rahmat Allah yang mampu melampaui takdir tersebut.
Semangat, biidzniLlaah!
3 notes · View notes
wrixlsrhlxaa · 19 days
Text
From now,
Belajar untuk fokus ke diri sendiri perbaiki hidupmu, upgrade diri menjadi lebih baik. Tidak perlu memikirkan apa kata manusia, ingatlah bahwa otak kita terbatas .
Membangun prinsip, "Aku harus berubah menjadi lebih baik. Bukan untuk membuat orang lain menyesal, tapi untuk diriku sendiri."
Mari kita lihat, hal - hal baik akan datang dalam hidupmu
Hamasah ya? Jalani dan nikmati prosesnya
0 notes