Tumgik
#daripadanganggur
meiyeties · 5 years
Photo
Tumblr media
. Masa kecil kurang bahagia #prakaya #neruskenbocah #daripadanganggur #takkaruan (at Alun Alun Majalengka) https://www.instagram.com/p/BtINqNagtar/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1l6cw78zhuofa
0 notes
pearljam-indonesia · 4 years
Video
ARI LASSO COVER ELDERLY WOMAN... Repost @ari_lasso ••• I JUST WANNA SCREAM HELLO..! • • Pasti yg ngeview akan dikit kyk lagu kmaren. Tapi gakpapa, krn ini adlh lagu2 tercinta yg gak mungkin kubawain di panggung. Sesungguhnya kegilaan sm group inilah yg membuat suaraku jadi 'berubah' di pertengahan 90an. • • Yang tau lagu ini coba mana suaranyaaaa..???? 🗣🤘🏼 #arilasso #pearljam #elderlywomanbehindthecounterinasmalltown #pakeiphoneaja #daripadanganggur #karantina #isolasi #BUATYANGPAHAMAJE #90s #NGGAMBASSTOTAL https://www.instagram.com/p/B-kf2ukpg3N/?igshid=1r451zpopmfmv
0 notes
memelukmimpi · 8 years
Text
Sebutir Cerita di Atas Kereta
Deretan besi persegi panjang membawaku ke ibu kota malam ini. Sudah lama rasanya tak merasakan perjalanan seperti ini. Ya, aku selalu antusias menyambut sebuah perjalanan. Terlebih, aku akan menjalani hari-hari pertamaku bekerja di Jakarta.
Sedari pagi aku bersiap diri di kamar. Menyusun satu-satu pakaian dan perlengkapan lalu memasukkannya ke kopor pinjaman. Tak banyak yang kubawa, hanya 3 jenis kemeja beda warna, satu batik andalan bermotif mega mendung, satu celana bahan hitam yang bisa fleksibel dijodohkan ke pakaian manapun, tiga setel baju ganti, beberapa lembar pakaian dalam, alat sholat dan mandi, serta beberapa buku cerita.
Kusapu ruangan kamar dengan mataku yang lebih banyak berbinar dari 3 hari lalu. Memastikan tak ada yang tertinggal sekaligus merapihkan barang-barang yang akan kutinggalkan. Meski berat meninggalkan markas kebesaranku ini, namun tekadku bulat, menjemput mimpi di Jakarta yang sudah 15 tahun kurancang.
Aku meminta bang Yoga, tetangga depan rumah penjual sayur keliling, mengantarku ke stasiun usai sholat tarawih. Kakakku sedang ada acara dengan koleganya dan tak bisa mengantarku seperti biasa, sedangkan aku tak tega meminta Ayah turut serta mengantarku. Aku khawatir jika bapak harus sendirian bermotor setelah ngedrop aku di stasiun.
Semilir angin kota Pekalongan malam ini mungkin akan kurindukan. Kota kecil kelahiran yang sudah 25 tahun membersamaiku, mengawalku menyusun strategi masa depan. Kota yang dengan setia memberikan pelajaran-pelajaran dan bekal kehidupan untuk kujadikan modal perantauan. Kota yang jauh dari kata modern, namun kini mulai tumbuh area-area niaga rasa metropolitan. Sampai jumpa lagi, the city of batik!
Gerbongku ada di urutan 6, kursi nomor 15A. Sengaja aku memesan yang dekat jendela. Last minute kupesan. Seingatku ini adalah kursi 5 terakhir yang tersisa. Sempat was-was karena ketika ku tap booking tempat duduk, koneksi beberapa kali gangguan. Beruntung akhirnya aku berhasil di menit ke 23 setelah dengan susah payah untuk menghindar typo memencet tuts-tuts hp mungilku.
Ada 7 manusia berbeda di bangku kereta kami. Dua orang ibu di ujung kursi. Yang satu aktivis organisasi, sedari awal pantatnya menyentuh dudukan, tak berhenti bercerita dengan pemuda yang duduk di depanku bagian tengah. Ibu satunya sesekali menyimak, menimpali, mengantuk, ketiduran, mengusap kepala anak 2 tahunnya yang tidur di sebelahnya, memberikan botol susu, dan cemal-cemil.
Sisanya 4 jejaka yang kompak tanpa janjian semuanya memakai jumper. Satu pemuda tepat di depanku sibuk dengan head phone nya yang besar. Khas muda metropolitan yang asyik dengan dunianya. Sesekali aku mengintip apa yang sedang menjadi fokusnya, ternyata kartun-kartun Jepang yang diunggah di social media paling terkenal, Youtube. Setelah capek, mulutnya mengaga, matanya menyipit hingga merapat di balik kaca berbingkai frame hitam tipis.
Di sebelahnya, duduk cowok kurus yang memilih membuka jumpernya setelah 5 menit duduk. Menyimak, menimpali, mengamini, sesekali bercerita pasti tentang pengalamannya kepada ibu aktivis tadi. Logat medok khas Pekalongannya, membuatku beberapa kali tersenyum. Apalagi ketika meluncur beberapa diksi yang khas yang jarang kupakai, bahkan hampir punah diingatanku, membuat senyumku melebar seketika.
Satu lagi, cowok berjumper merah di sebelahku. Setelah selesai dengan urusan gadgetnya, dia memilih tidur. Beberapa kali tingklak-tingkluk menahan kepalanya agar tak doyong kanan doyong kiri. Aku harus rela disandari ketika kepalanya tepat menempel di pundak sebelah kananku. Ketika sudah terasa berat atau kesemutan, terpaksa aku pura-pura menggeliat agar dia tersadar lalu membenarkan posisinya.
Aku sendiri. Aku lebih banyak diam. Mengamati. Sebenarnya memikirkan apa yang akan terjadi esok hari. Wawancara ini harus sekali jadi, begitu pikirku. Aku sudah pamit ke semua warga kampung bahwa aku akan bekerja di kota yang jadi banyak incaran masyarakat desa. Dengan bangga aku katakan, aku akan menjadi pekerja kantoran dan mungkin akan jarang pulang. Makanya aku juga titipkan rumah dan segala isinya pada tetangga-tetangga. Meskipun mereka sering mencibirku dengan sebutan tukang mimpi, tapi kebaikannya tak diragukan lagi. Kini aku bisa tertawa puas meskipun hanya di hati, aku telah berhasil menyumbat mulut mereka, dengan kepergianku sekarang. Haha, tunggu kesuksesanku wahai ibu-ibu penyuka gosip-gosip murahan!
16 Ramadhan 1437 H Dalam perjalanan ke Jakarta dengan KA Brantas.
0 notes
Text
Bintang
Dekat. Sungguh, kau terlihat sangat dekat saat ini. Menggapaimu pun ku mampu. Tak perlu roket ataupun pintu ajaib seperti doraemon. Cukup ku rentangkan kedua tangan ini ke atas dan dengan sekali melompat, ah tidak, tak perlu ku membuang tenaga dengan lompatanku yang tak indah seindah atlit senam, aku hanya perlu menggenggam salah satu darimu yang ku suka dan ku bawa pulang.
Tapi kenapa hanya salah satu? Kenapa tak ku genggam semua wujudmu menjadi satu kekekalan abadi yang bersinar hanya untuk ku? Sehingga tak perlu ku risaukan lagi sang gelap saat matahari kembali ke peraduannya.
Bahwa kehendak Tuhanlah dirimu hadir di dunia menghiasi malam akan sinarmu. Tak ada hak bagiku tuk memonopoli ciptaanNYA yang indah. Hak ku? Menjaga dan melestarikan dirimu tuk tetap ada. Memberikan kesempatan bagi generasi penerus untuk menyaksikan betapa menakjubkan lukisan malam yang Tuhan berikan.
0 notes
esoklebihbaik-blog · 11 years
Photo
Tumblr media
#cihampelas #belakangciwalk #tengahkota #slum #daripadanganggur #mending #mancing #Rrrr
0 notes