Tumgik
#eguchi tappei
andaniellight · 7 months
Text
Tumblr media
Started way too early on My Types
28 notes · View notes
astrobloos · 5 years
Photo
Tumblr media
(Not exactly) haw Kamada Roku was born! This is just a joke lol I made Roku's name before I knew Rockman('s name, I only knew MegaMan). And yes, I'm also a fan of Detective Conan/Case Closed. Sorry if Tappei looked awful, I haven't drawn Ono Eriko-sensei's artstyle in a reeeaaaally long time. For Conan, I did drew him a bit different, but it's fine, right? Credit: Eguchi Tappei (Kocchimuite! Miiko) by Ono Eriko. Edogawa Conan (Detective Conan/Case Closed) by Aoyama Gosho. MegaMan.EXE/Rockman.EXE by Capcom. Kamada Roku and art by me. https://www.instagram.com/p/Bp9ilzZBpzu/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1avo5z5oyls74
2 notes · View notes
itsbeingbrightstuff · 6 years
Quote
Jangan memikirkan sesuatu yang tidak bisa kau kendalikan.
Eguchi Tappei
2 notes · View notes
fmasardhi · 7 years
Text
An Episode: One Fine Morning
Hai, people.
So I decided to write again. Hehe.
Sorry if it is too cheesy:p
Enjoy!
Crack, cesss.
Hmmm, pria itu membaui aroma telur dadar yang dibuat oleh seorang wanita berkuncir kuda di dapur. Sambil membuka korannya, ia menebak-nebak apa isian bento yang akan dibekalkan oleh istrinya hari ini. Ia tersenyum, apa juga enak, pikirnya. Lantas ia kembali menelusuri huruf demi huruf yang tercetak tebal dalam lembaran abu-abu panjang itu.
“Foto headline hari ini bagus,” tiba-tiba sang wanita bersuara. Pria itu kemudian membuka bagian depan korannya, maklum ia tadi hanya meneruskan baca halaman yang terbuka di meja makan. “Nggak sia-sia kamu pulang larut semalam,” lanjut sang istri.
Dalam halaman depan koran nasional itu, terpampang seorang pemain baseball yang tengah berlutut sambil bersorak, merayakan keberhasilan melakukan homerun sekaligus mengunci kemenangan. Di sampingnya tercetak besar-besar “Tokyo Giants: Raksasa Turnamen Kanto.”
“Kau harus melihatnya sendiri saat Hattori menyelesaikan homerun itu! Benar-benar hebat!”
“Kalau aku jadi kau, aku akan terlalu fokus bersorak sampai lupa menekan shutter kameraku. Kamu kan, tidak. Jadi, selamat atas foto headline hari ini, sayang,” ujar wanita itu sambil menoleh sedikit ke arah suaminya. Tersenyum.
Pria itu terkekeh kecil sambil melirik namanya yang ada di bawah foto itu, “kau melebih-lebihkan.”
Tiba-tiba, seorang bocah kecil memasuki ruang makan. “Mama, sarapan apa pagi ini?” katanya, cempreng. Yang dijawab oleh ibunya sekaligus dengan menyajikan masakan yang masih mengepul, “telur dadar, jagoan.” Ucapan itu disambut sorak kecil dari sang buah hati.
Acara sarapan pagi itu lalu dimulai. Dan diselingi oleh tawa dan celoteh-celoteh riang dari si jagoan kecil. “Papa, hari ini aku akan bermain baseball di TK! Aku akan tunjukkan pukulan yang sudah Papa ajarkan, pada Kuro dan teman-teman!” katanya sambil memeragakan gerakan memukul bat.
“Bagus, kecil! Kau akan menang dengan jurus yang Papa ajarkan! Jangan lupa, Papamu ini dulu pemain baseball handal!” kata pria itu tertawa sambil mengelus kepala puteranya.
“Papamu bermain bagus hanya bila Mama menonton, Yamato,” kata sang wanita meleletkan lidah pada pria di sebelahnya. Lalu tertawa.
“Hei! Siapa yang selalu minta ikut ketika aku bertanding?! Mamamu begitu ingin menempel pada Papa dulu. Betul-betul, deh! Bikin malu,” sahut sang pria.
Belum sempat dibalas oleh si wanita, sang anak sudah memprotes, “sudah Ma, Pa. Aku sudah tau kemana ujung pembicaraan kalian.” Ucapan ini sontak membuat kedua orang tua muda itu saling berpandangan, lalu tertawa bersama.
Bocah itu sudah turun dari kursi dan bersiap meninggalkan meja saat tiba-tiba wanita tadi mengerinyit. “Eguchi, sudah sisiran? Berantakan sekali,” ujarnya berdecak, lalu pergi ke kamar mengambil sisir. Kedua laki-laki Eguchi tadi, merasa terpanggil, sontak memegang rambut mereka. Lupa, sahut mereka dalam hati masing-masing. Nyengir.
Setelah disisiri oleh Mamanya, si kecil berambut jabrik itu langsung lari ke mobil yang sedang dipanaskan. “Papa aku tunggu di mobiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiil!” ia berteriak sambil berlari. Si Mama hanya menggeleng, lalu berbalik. Hanya untuk menemukan Eguchi senior tersenyum jahil.
“Sisir. Aku juga belum,” katanya.
“No doubt that he is your son,” kata istrinya. Mendekat, lalu mulai menggapai rambut suaminya.
Laki-laki itu tersenyum untuk kesekian kalinya pagi ini. Pagi bersama wanita di depannya ini memang penuh senyum, dan bunga, dan kue, dan matahari, dan lelucon, dan tentu saja, dia. Tangannya lalu menggapai pinggang istrinya. Merengkuhnya dalam jangkauan tangannya. Masih tersenyum.
“Ada apa?” tanya istrinya, bingung.
“Sayang.” kata lelaki di depannya. Tepat pada manik cokelat wanita itu. Manik yang, ia bersyukur, dari semua fitur anaknya, mata Ibunya yang turun pada bocahnya itu. Karena memang manik itu yang jadi favoritnya.
“Halo? Tuan Eguchi Tappei? Apa aku tidak salah dengar?” istrinya tertawa. Kentara menahan merah yang meruak di pipinya.
Tangan pria itu membelai rambut istrinya. Lalu menyibakkan rambut istrinya ke belakang telinga. “Sayang. Ya. Sayang! Aku suka ketika kamu memanggilku begitu,” katanya. Istrinya terkekeh, bingung kenapa suaminya jadi sentimentil begini.
“Apasih, Tappei? Kan memang kupanggil begitu kau sejak dulu dulu. Kamu yang jarang memanggilku sayang!” protes wanitanya ini.
Alis Tappei mengerinyit geli, “bagaimana bisa? Kan, aku sering sekali memanggilmu sayang, Miiko?” kata lelaki itu. “Seperti ini misalnya,” lalu ia mencium pucuk kepala istrinya.
“Sebelum tidur kan, aku selalu begitu. Lalu,” menggantung, ia mencium kedua pipi istrinya. Yang dicium hanya tertawa geli, “apasih Tappei! Cheesy sekali!”
“Yang terakhir, mau tidak?” tanya Tappei.
Miiko tertawa. Menggeleng, “biar aku saja yang bilang begitu kali ini,” katanya, lalu berjinjit dan mengecup cepat bibir suaminya. Tappei tersenyum. Lantas teringat bagaimana ia pertama kali mencium Miiko saat kencan ketujuh mereka: di depan rumah gadisnya itu, saat Miiko baru saja turun dari motornya. Cari mati memang Tappei itu.
“Cepat sekali?” kata Tappei, meneleng.
“Sudah Tappei, nanti kau terlambat! Aku juga masih mau menulis artikel dan kasihan Yamato sudah menunggumu di mobil,” alasan Miiko panjang lebar, menghindari mata jahil Tappei.
Tappei tertawa, “iya-iya aku hanya bercanda.” Lalu ia melepaskan tangannya dari istrinya dan mulai beranjak.
“Tappei.”
“Hm?”
Istrinya menghampirinya lagi. Lalu mengancing kemeja kotak-kotak bagian paling atas suaminya yang memperlihatkan kaos hitam pendek di dalamnya. “Ey, kau tidak boleh jadi terlalu tampan begitu, Pak Eguchi. Jangan lupa mengancing bajumu,” kata Miiko.
“Hahaha, sengaja. Biar kamu repot,” kata Tappei tertawa.
“Kau ini, tidak berubah sama sekali,” kata istrinya gemas.
“Baiklah........., sayang?” kata Tappei menyodorkan pipinya.
“Hati-hati di jalan,” sahut sang istri. Lalu mencium pipi laki-laki di depannya , “...sayang.”
Mereka menukar senyum.
Begitu kira-kira salah satu episode hari di rumah keluarga Eguchi. Bagi Tappei, menemukan manik mata cokelat Miiko setiap pagi adalah perayaan. Eguchi Miiko adalah festival, ia meledak, membuncah, menari, berbunga, jatuh, dan mencinta di dalam relung dadanya. Dan ia akan selalu mencintai tiap-tiap detik festival itu. Bagi Tappei, Miiko adalah kembang api. Dan ia akan selalu bersedia meledak bersamanya. Selamanya.
Jadi abis beli Hai Miiko volume 29 dan banyak banget Miiko-Tappei momentsnya:”) jadi baper! Padahal cuman cecintaan polos anak SD --yang bahkan kupikir belum bisa digolongkan ke ‘cinta-cintaan’. But still, they’re cute!
Dan akibatnya jadi mikir lucu juga kalo mereka nikah dan ya! Mikir mereka jadi dewasa dan jatuh cinta bikin aku ikutan jatuh cinta juga. Pasti lucu!
Dah, ah mau nugas lagi. Adios!
2 notes · View notes
kointimezone · 7 years
Text
Menganalisa diri sendiri
Halo halo, saya nulis lagi. Sekarang tanggal 9 juli, yang mana harusnya kemarin udah balik ke asrama tapi ini malah ngedekem di kamar 😂 bukan, saya bukan bolos. Memang ada satu dan lain hal yang mendadak harus diurusin. Contohnya? Contohnya ayah yang pindah ke Mamuju ahahahaha. Keputusan apa saya pindah (lagi) atau tetep bertahan di sekolah yang sekarang (yang lagi lagi jawabannya tetep masih pengen pindaaaah) jadi aja harus diomongin baik baik dulu. Tapi, jujur ya, saya kehilangan semangat buat balik ke asrama. Ya iyalah, semua orang juga begitu, kan? Yang sekolah pulang pergi aja males, apalagi saya yang asrama, waaah malasnya itu loh 😂😂😅. Selain malas, ada perasaan lain yang bikin saya pengen ikut Ayah pindah aja ke Mamuju. Rasa cemas dan takut. Hmm, tahun ini saya kelas sebelas, dan wajib hukumnya buat masuk semacam OSIS gitu. Karena saya sekolah di Islamic Boarding School, sistem OSISnya agak beda gitu. Ada bagian penggerak bahasa, keamanan, kesehatan, kebersihan, yang bukan cuman ngejasendiri😂 gram, tapi juga terus "bekerja" setiap hari sesuai bidangnya. Yang bahasa tiap malamnya mengajarkan bahasa lah, yang keamanan tiap hari memantau mana mana aja yang melanggar, gitu gitu deh. Jadi saya yang baru 6 bulan disini agak gak minat sebenarnya 😅😅. Bukan apa apa, tapi masalahnya saya tuh takut, cemas, khawatir, kalau nanti pas saya ngejabat terus dikritik sama ... Sama pihak sekolah, kakak kelas, adik kelas. Khususnya kakak kelas, karena agak gimana, ya? Jujur saya lebih takut sama kakak kelas dibanding guru semenjak masuk SMA. Kenapa? Gak taulah. Mungkin karena dulu saya pelantikan dimarahin mereka. MOS di ben tak mereka. Kesalahan-kesalahan kelas saya diomongin mereka. Saya dulu pas SMP juga digituin, kok, jangan salah. Tapi saya oke oke aja, tuh. Gak sampe males sekolah, nangis kalau mau sekolah, punya rasa cemas dan takut yang agak lebay kalau ke sekolah. 😅😅😅 Kalau hipotesa saya sih ... dulu kan saya fisik dan mental yang baru sembuh dari sakit panjang/? 3 bulan lamanya dan masih dalam masa pemulihan sama kontrol terus dan minum obat sampai 6 bulan kedepan, tapi udah maksain ikut MOS. Mental saya pasti lagi lembek lembeknya, eh dibentak bentak😂😂 jadilah memori di otak saya ke setting nya gitu 😂😂 Bisa juga, karena saya nya aja yang mentalnya lemah. Dan hipotesa saya yang terakhir adalah, karena saya masuk sekolah SMA yang bukan saya inginkan. Bahkan SMA yang kedua ini, walaupun saya yang milih, sejujurnya bukan keinginan saya. Saya yang sekarang, selalu saja mengeluh ini itu tentang sekolah. Tentang pendidikan. Tentang gurunya, temannya, lingkungannya. Tentang ketidaknyamanan saya hanya karena hal hal sepele. Saya sering ditanya Ibu dan Ayah saya, "Emang kamu mau sekolah yang kaya gimana?" bingung juga menjawabnya. Karena ... Saya sudah tidak tahu sekolah seperti apa yang saya inginkan. Cita cita saya sebagai jurnalis meredup. Saya bahkan tidak peduli dengan nilai saya. Maksudnya, saya tetap belajar, mengerjakan tugas, tapi saya tidak peduli lagi apakah saya mendapat ranking atau tidak. Tidak peduli lagi apakah nilai saya sesuai target atau tidak. Yang penting lulus, yang penting tidak usah mengulang. Sekolah seperti apa yan saya inginkan? Sekolah yang bikin saya betah. Yang seperti apa? Ya, saya tidak tau. Ibu dan Ayah selalu bilang "ngomong langsung aja pengen pindah kemana", tapi saya tahu kalau pindah bukan solusinya. Saya sudah pindah dan tetap tidak betah. Saya pikir, ada sesuatu yang salah dalam diri saya; entah pola pikir, sikap, atau bahkan kondisi fisik saya. Membingungkan untuk menganalisa diri sendiri😂 Tapii karena sore ini rencana akan balik ke Asrama, saya harus mengumpulkan motivasi biar gak berat-berat banget meninggalkan liburan 😂. Ada satu quotes dari Eguchi Tappei yang keren banget (menurut saya) : "Daripada memikirkan banyak hal yang tidak bisa kau kendalikan, lebih baik fokus untuk mengerjakan yang ada, dan nikmatilah!" Yang males balik ke asrama, Tia
0 notes
mayarina · 7 years
Photo
Tumblr media
Yamada Miiko& Eguchi Tappei Ketan😍😍♥♥
1 note · View note
yappadoodle · 11 years
Text
Tumblr media
Miiko: Terus aku dan Tappei ngapain, ya?
Tappei: Kamu jadi pelawak nggak laku...  cuma aku yang mau nonton.
24 notes · View notes
ballinbellerin-blog · 11 years
Text
idk if there's any kocchimuite miiko readers here on tumblr but holy shit I just remembered who my ultimate otp is Fucking tappei and miiko holy fucking shit I've only just remembered
23 notes · View notes