Tumgik
#ibuprofesional
jurnalweli · 1 month
Text
Pesan dariku bagi para perempuan singlelillah,
Menikahlah dengannya karena surga terasa lebih dekat.
Menikah adalah ibadah terpanjang di sisa usia sebab setelah akad berlangsung setelahnya akan dihitung sebagai ibadah. Maka sudah selayaknya bahwa dengan menikah dengannya, surga akan terasa lebih dekat. Suami dan istri akan nyaman dan tenang karena bisa beribadah bersama-sama untuk meraih ridhoNya. Suami dan istri akan memotivasi satu sama lain agar lebih dekat hubungan padaNya. Suami dan istri akan bertambah taat padaNya. Jika dalam hal sederhana yang tidak bisa didapat oleh mereka yang belum menikah saja bisa bernilai ibadah apalagi dalam hal yang betul-betul ibadah. Maka carilah ia seorang lelaki yang mampu menuntun, mengajak, dan bergandengan tangan meraih ridho Allah.
Memang tidak ada laki-laki yang sempurna, maka carilah ia yang kekurangan atau keburukannya bisa kamu toleransi.
Tidak ada laki-laki yang sempurna, hanyalah ekspektasi kita yang ingin kesempurnaan. Maka susunlah kriteria laki-laki yang kamu inginkan sehingga memudahkan. Carilah ia yang kekurangan dan keburukannya bisa kamu terima dan toleransi. Sebab kehidupan rumah tangga ke depannya sangat berharga dan sangat disayangkan apabila hanya dihabiskan oleh perkara-perkara yang mudah membuat marah. Misalnya, kamu tidak ingin menikah dengan laki-laki perokok maka teguhlah terhadap keyakinanmu. Jika dirasa kamu akan bisa mengubahnya maka bersiaplah untuk proses yang mungkin tidak sesuai dengan yang kamu bayangkan. Tidak ada laki-laki yang sempurna, maka tentukan poin prinsipil yang tak bisa diganggu gugat. Teguhlah terhadapnya dan hindari bermain cinta di awal. Terlebih jika dirasa kita bukanlah sosok Asiah istri Firaun, salah satu perempuan yang dijamin surga olehNya.
Menikahlah karena iman dan akhlak lebih utama daripada teperdaya oleh cinta.
Perkara cinta, ia akan tumbuh seiring berjalannya waktu jika terus dipupuk dan disirami. Bukanlah cinta yang dibutuhkan untuk melangsungkan pernikahan. Maka pandai-pandailah mengelola perasaan sebelum akad dilaksanakan dan kata 'sah' didengarkan. Ialah perasaan 'klik' satu sama lain bisa menjadi salah satu modal tambahan keyakinanmu padanya.
Menikahlah karena bagaimana visi misinya dan bukan hanya terbuai oleh siapa orangnya.
Tentu ingin usia pernikahan yang panjang, demikian sama halnya dengan visi misi. Ia akan terus diupayakan di sisa usia kita. Namun jika hanya melihat siapa orangnya, mungkin ia akan cepat berubah dan purna. Maka jika kamu menolak dan tertolak, bukan karena siapa kamu tapi karena visi misi yang tidak sejalan. Janganlah berkecil hati. Akan ada hati yang siap mengisi. Percayalah pada Sang Ilahi.
12 notes · View notes
crypticpine · 1 month
Text
Tumblr media
Don’t mind me, just munching’ on some snacks. :)
0 notes
manusiaquat · 1 month
Text
Urip, Urup, Arip
Alhamdulillah kita semua disampaikan hidupnya di bulan ramadhan 1445 H. Suatu hal yang patut kita syukuri karena belum tentu kita akan berjumpa di ramadhan selanjutnya. Urip itu urup, begitulah sebagian judulku. Artinya hidup itu menyala, menyala semangatnya dan jiwanya untuk terus berbuat baik dan menjadi baik sesuai fitrah yang sudah Allah beri. Mungkin di beberapa waktu tidak selalu menyala terang, bisa jadi redup dan di saat itulah mungkin kita sedang jauh dari Allah. Maka cukupkan hati dengan mengingat Allah lagi (dzikrullah) agar hati kembali tenang. Hal ini sesuai dengan QS Ar-ra’du ayat 28.
Lalu mengapa yang selanjutnya bukan ‘urap’ dan melainkan malah Arip?. Ya, tulisan ini memang secara privasi khusus untuk aku, seorang istri dari lelaki yang bernama Arif (red Arip). Di tahun pernikahan ke 4 ini aku merasa lebih menyala menjalankan ibadah bersama suamiku. Kami mulai saling mengerti kebiasaan, hal yang disuka, watak dll. Meskipun belum semua kita saling paham, tapi setidaknya di usia jagung ini, kami bisa terus saling memahami dan melengkapi. Kami mulai bisa menyadari bahwa isi dari rumah tangga sebenarnya adalah kerjasama dan komunikasi. Kami mulai bisa menyelaraskan tujuan pernikahan, saling mendukung keputusan masing-masing dan yang terpenting harus sesuai syariat Allah artinya selalu melibatkan Allah dalam perjalanan pernihakan kami.
Aku mulai merasa bergantung dengan suami padahal sebelumnya apa apa aku lebih senang melakukan sendiri. Tapi sekarang kalau tidak minta bantuan suami rasanya kurang afdhol HAHA. Semoga ini baik ya Allah, semoga ini adalah caraMu agar kami lebih dekat dan bisa panen pahala. Semua memang tentang proses ya, dan setiap proses pasti ada hikmah setelahnya. Aku bersyukur Allah menjodohkan kami. Dua insan yang sangat jauh beda watak & karakternya namun hal tersebut bisa disatukan. Ini benar-benar karena kuasa Allah.
Terimakasih ya pak suami, sudah bersedia untuk belajar dan mempraktekkan ilmu-ilmu pernikahan. Semoga kita selalu kompak untuk terus berbenah diri menjadi diri, pasangan dan orangtua yang lebih baik.
0 notes
my14sr · 3 months
Text
𝐏𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮𝐚𝐧
Salah satu nasihat lama yang saya sukai,
لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ التِى مَضَتْ
𝙏𝙖𝙠 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞 𝙝𝙖𝙧𝙞-𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙗𝙚𝙧𝙡𝙖𝙡𝙪.
Dari sebelum kuakhiri hariku, saya selalu memastikan bahwa pekerjaan rumahku sebisa mungkin harus tuntas. Karena hari esok belum tentu bisa kulakukan dengan seoptimal mungkin. Setidaknya hari ini saya meminimalisir kesulitan yang tak terduga di masa yang akan datang.
Dari hulu ke hilir aktifitasku seperti itu yang saya lakukan. Merawat diri tentunya, menyayangi diri, melakukan hobi yang saya sukai,melayani suami dari segala aspek, mendukung,menyemangati, dan ikut terlibat dalam hal yang disukainya. Mendukung hobinya, menjadi teman diskusi, menerima setiap masukan baik dari suami. Merawat anak, mendidik anak, menyayangi, mencintai, membersamai anak dalam proses tumbuh kembangnya, hampir tak lupa selalu mengabadikan momen kebersamaan dalam membersamai mereka yang saya sayangi & cintai karena Alloh melalui foto, video dan tulisan.
365 hari adalah bukan waktu sebentar waktu yang sangat lama karena 365 hari sangatlah penuh makna kehidupan. Sia-sia apabila tidak mempunyai visi misi hidup, visi misi keluarga sakinah mawaddah wa rohmah. Sangat penting mempunyai planing jangka pendek, menengah dan panjang. Termasuk wish list hal yang dianggap tabu sebagian orang padahal berarti dan sama seperti sebuah do'a yang kita harapkan kepada Rabb Semesta Alam. Semua akan terasa indah bila kita sudah menentukan arah, memberikan sentuhan seni pada kehidupan yang fana ini agar terkenang indah, berarti bagi diri kita, dan bermanfaat bagi orang sekitar.
بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
𝙏𝙚𝙡𝙪𝙧 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙖𝙮𝙖𝙢 𝙚𝙨𝙤𝙠 𝙝𝙖𝙧𝙞.
Bila kita masih sanggup, mampu untuk melakukannya sekarang, maka lakukanlah!
Karena kesempatan baik tidak selalu datang dalam waktu yang berdekatan, tidak selalu datang diwaktu yang kita inginkan, atau mungkin tidak akan datang lagi kesempatan hal yang sama untuk kedua kalinya.
Maka pilah-pilihlah lalu mulailah karena sesuatu hal tidak akan terwujud bila tidak kita mau memulainya. Berdo'alah, berusaha sebaik mungkin, bertawakal-lah. 𝙏𝙖𝙡𝙠 𝙡𝙚𝙨𝙨 𝙙𝙤 𝙢𝙤𝙧𝙚!
0 notes
desykurniapujiasari · 6 months
Text
Hari ke-6 (Remedial Zona 1)
Jurnal Emosi
Kejadian hari ini:
ibu sholat dzuhur, Mansa tunggu ayah bikin omelette sambil main rok²an pakai kain dari nenek, selesai ibu sholat Mansa sentuh ujung kakinya, Mansa marah ditanya kakinya kenapa, rengek ingin betulkan kain terus marah main berantem²an dengan ayah, nangis teriak.
Emosi yang muncul: kesal, ikut marah Skala: 9 Pikiran yang muncul di kepala:
kenapa Mansa kalau udah marah sulit sekali dikendalikan, tadi pagi juga gitu masih pagi nangis nyusulin ibu ke warung, masih marah rengek pas udah sampai rumah, ibu pikirin eek kucing dan air isi ulang.
Perilaku & reaksi fisik:
Akhirnya terpancing ga sabar, bentak dan gendong Mansa dengan ga lembut
Hal yang diharapkan:
Mansa bisa reda setelah ditanya kenapa dan bisa dibicarakan baik-baik
Kata-kata penyemangat untuk diri:
2 hari kemarin sudah sangat baik, hari ini gapapa gagal istigfar ya bu besok coba lagi, Mansa ngantuk, lapar, kesal, cuma itu TETAP TENANG SABAR ya bu
Tumblr media
0 notes
halidew · 2 years
Text
Bijak Berstrategi di Era Teknologi
Siapa yang bisa menahan rasa penasaran terhadap sesi Konferensi Ibu Pembaharu bersama salah seorang leader di perusahaan sekelas Google? Kok bisa Perempuan Indonesia menorehkan namanya sebagai Head of Google Play Retail and Payments Activation for Southeast Asia and Australia? Apa kualifikasi yang diperlukan dan bagaimana kesannya menapaki karier yang konon hanya ditawarkan kepada talenta-talenta terbaik dunia?
Sesi siang itu dimoderatori oleh Ara Kusuma, perempuan muda yang tak hanya mencintai sapi dan organisasi, tetapi juga sangat melek teknologi. Tampaknya putri kedua dari founder Ibu Profesional ini memang paling tepat didaulat sebagai teman bicara sang tamu istimewa. Menghadirkan Anna Maria Maurieta, atau dikenal juga dengan nama Anna Soemarmo, panggung Konferensi Ibu Pembaharu lagi-lagi dibanjiri inspirasi.
Tumblr media
Berawal dari mindset
Anna baru saja resmi meraih gelar MBA dari University of Illinois Urbana-Champaign 18 Desember silam. Namun, sejak bertahun-tahun sebelumnya ia sudah dipercaya memimpin tim yang terdiri dari lulusan kampus-kampus ternama. Sekalipun kemampuannya sudah diakui, ia tetap ingin mendapatkan pengesahan di belakang namanya. Rupanya, pengalaman menempuh studi sambil tetap bekerja penuh waktu membuat ia kian tertantang untuk mengejar pendidikan lebih tinggi.
Di era digital, pintar dan kerja keras saja tidak cukup. Kesuksesan itu ibarat gunung es, banyak aspek tak tampak yang perlu dilalui sebelum mencapai keberhasilan. Perempuan penjelajah empat negara ini kemudian berbagi soal pentingnya growth mindset dan juga ketekunan (perseverance). Kalau belum bisa ya belajar. "Learning is your superpower," ujarnya.
Dengan growth mindset, kita tidak membatasi kemampuan diri. Kita berani mencoba hal baru, berani belajar dari kesalahan, pantang menyerah, dan terus berkembang menjadi lebih baik seiring latihan.
Anna sendiri mulanya hanya menempuh jurusan komunikasi. Akan tetapi, pekerjaannya membutuhkan ia untuk menguasai bahasa pemrograman. Belajarlah alumna UGM ini secara otodidak di Khan Academy. Profesinya juga menuntut softskill kepemimpinan. Dengan senang hati ia meningkatkan bekal diri dengan "transferable skills" yang penting seperti strategic thinking serta project & stakeholder management melalui kursus dan studi lanjutan.
Pivot framework
Jika kita sudah mengetahui apa yang ingin kita peroleh, ada 4 tahapan yang Anna sarankan yang kemudian ia sebut sebagai pivot framework. Kerangka tersebut digunakan di Google untuk membantu para perempuan menentukan langkah berikutnya supaya bisa terus berkembang. Antara lain:
Plant
Scan
Pilot
Launch
Di tahap plant kita lakukan penilaian dulu, apa saja kekuatan kita? Apa saja yang selama ini berhasil menjadi bahan bakar kita meraih kesuksesan? Hal ini bisa kita refleksikan dari pencapaian sebelumnya atau dari bagaimana orang lain memandang kita. Untuk bidang apa kita diandalkan dan dipercaya oleh orang-orang terdekat kita? “Itu sign bahwa you’re good at that,” ungkap Anna. Refleksikan juga apa yang membuat kita tertarik, ingin kita pelajari, atau dampak apa yang ingin kita hasilkan. Paksakan diri untuk membuat target misalnya yang ingin dikerjakan dalam satu tahun ke depan.
Setelah melakukan refleksi dan penilaian, kita akan tahu di mana posisi kita saat itu. Apakah kita termasuk orang-orang yang inaktif? Proaktif? Reaktif? Atau inovatif? Jika kita inaktif (tidak mencari perubahan, sering ragu-ragu, punya kebiasaan yang tidak sehat) bagaimana caranya supaya menjadi proaktif? Lalu scan, apa yang dilakukan orang lain sehingga mampu mencapai target yang kita inginkan? Tetapi jangan sampai membandingkan diri, cukup ketahui dan jadikan inspirasi. Jika memungkinkan, bertanyalah dan minta diajari oleh orang tersebut. Atau, cari kelas-kelas dan kursus yang bisa membuat kita menambah skill. Kita juga bisa memulai mereka-reka suatu proyek jika kiranya bisa membuat kita belajar dan melangkah lebih dekat menuju target yang ingin diraih. 
Ketiga, pilot. Gunakan kemampuan, kekuatan, jejaring yang kita miliki, untuk melaksanakan proyek-proyek kecil sebagai uji coba. Di tahap ini, bayangkan saja kita tidak akan gagal.“Kalau kita tahu kita nggak bakal gagal, kira-kira kita mau ngapain? Itu caranya punya growth mindset,” pesan Anna.
Tumblr media
Terakhir, launch. Tetapkan satu hal yang akan kita tekuni dari hasil plant-scan-pilot. Proyek kecil sebagai pendahuluan yang baik akan membantu kita memahami 3E: enjoy, expert, dan expand. Namun, tak perlu menunggu segalanya sempurna. Empat tahapan ini bisa kita jalankan sebagai siklus yang artinya setelah launch pun kita bisa kembali ke tahap sebelumnya. Tentukan batas waktu dan bagaimana kita mengukur sukses dari hal tersebut? Sumber daya apa lagi yang dibutuhkan? Putuskan dan mulai bergerak!
Langkah pertama selalu paling berat
Anna mengakui bahwa memulai perubahan adalah sesuatu yang kerap menimbulkan kegamangan. Banyak sekali yang mungkin timbul di pikiran. Akan tetapi, kita tetap harus melakukannya. Dengan memulailah kita bisa membuka wawasan. Kita bisa mengetahui kesempatan-kesempatan apa saja yang bisa kita peroleh.
Beranilah belajar hal baru, membuat koneksi baru, sebab once you become fearless, life becomes limitless. Kamu akan mendapatkan pengetahuan baru, teman baru, bisnis baru, segala kemungkinan terbuka ketika kita meniadakan rasa takut.
Tidak dimungkiri, setiap orang termasuk Anna juga terkadang mengalami rasa minder atau insecure. Apalagi dengan lingkungan kerja yang memang kompetitif. Banyak orang pintar dan pekerja keras di sekitarnya yang bahkan harus diperintahkan untuk liburan agar tidak terus-menerus bekerja. Jika perasaan tersebut menghampiri, tipsnya adalah fokus pada hal yang bisa kita kontrol. Perilaku kita, cara komunikasi, juga hasil kerja kita terlepas bagaimana pandangan atau persepsi orang lain.
Memiliki mental yang tepat, ketekunan, dan keberanian adalah bekal penting untuk terus tumbuh dan berkarya. Adanya teknologi dan perkembangan era digital tidak seharusnya membuat kita gentar atau merasa tersaingi. Yakinlah bahwa kita bisa bersahabat dengan teknologi dan menaklukkan tantangannya untuk bertransformasi menjadi pribadi yang lebih bermanfaat.
Mari jadikan momentum hari ibu sekaligus 1 dekade Ibu Profesional ini sebagai langkah awal kita melepaskan keraguan dan membuka pintu-pintu peluang tanpa batas!
Tambahan referensi: https://www.linkedin.com/pulse/how-pivot-successfully-my-interview-jenny-blake-connie-wang-steele
37 notes · View notes
memories-of-unknown · 2 years
Text
✨you know you're getting older, when you need to take an ibuprofen 600 mg each morning to keep you going✨
17 notes · View notes
nylanfitriyani · 2 years
Text
Selama 6 Minggu gabung di taman bunga Foundation 12 Ibu Profesional. Semakin membuat diri banyak belajar, intropeksi lebih dalam.
Seperti core valuenya
"Belajar, Berkembang, Berkarya, Berbagi dan Berdampak."
Apalagi ketika opening dengan dengan Ibu Septi dan Pak Dodik, awal yang membuat semakin semangat. 🤩
Maa syaaALLAH barakallah fiik
❤️
Dan bersyukurnya bertemu dengan teman Grup 1 kelompok 8 yang kami beri nama kelompok
"Wonderful Eight"
Yang saling support, selalu saling mengingatkan, terimakasih juga wonderful Eight 🥰
Dan yang menyentuh hati ketika, dijelaskan tentang management waktu, dan ini semakin menampar diri. Dengan ibu yang memiliki 2 anak, dan ini pasti yang terpenting.
Terimakasih Ibu Profesional sudah hadir ditengah ibu2 yang membutuhkan support sistem yang begitu kuat, sudah memberi kami ruang dan waktu untuk bertumbuh menjadi lebih baik ❤️
Barakallah Ibu Profesional ❤️
Tumblr media
2 notes · View notes
alfinamusfira · 3 years
Text
JURNAL PENJELAJAHAN SAMUDERA MATRIKULASI #9 - MISI 8 ZONA 4 INSTITUT IBU PROFESIONAL
Jurnal kali ini akan aku awali dengan mempersembahkan sebuah pantun untuk para widyaiswara dan tim program Institut Ibu Profesional! Cek cek sound, 1 2 3....
Jalan-jalan ke Sumatera, melewati sungai Musi.
Bertemu bocah-bocah, tunas muda harapan bangsa.
Kepada para wisdyaiswara, dan semua tim dibalik layar program matrikulasi...
MISINYA PECAAH, kalian LUAR BIASAAAAAAAAAA!!!!!!!
Hah!! lega rasanya bisa menuntaskan misi 8 kali ini.
Sebenarnya sudah menduga, pasti akan ada "misi" yang memaksa kami keluar dari zona nyaman, "misi" yang mengajak kami berani berbagi dan berkarya.
Meskipun saat awal mengetahui ada misi ini, langsung ciut nyalinya haha "Apakah aku bisa??" Batinku.
Ditambah curahan hati teman-teman IP lainnya yang turut heboh, gupuh, panas dingin, bingung, dan hampir menyerah haha semakin membuat nyali ciut.
Tapi alhamdulillah, setelah melihat salah satu karya dari rekan seperjuangan, diri ini mendapatkan suntikan energi untuk bergerak dan menuntaskan tugas.
Oh iya, di misi ke 8 ini kami diminta untuk membuat sebuah "karya" dari hasil kami berbagi kepada orang lain baik secara online atau offline.
Dan kami juga ditantang untuk membuat poster ajakan (flyer) agar orang lain tertarik mengikuti apa yang kami adakan.
Dan here we go.. flyer yang aku buat dadakan menggunakan aplikasi Canva (terimakasih canva atas template-template yang luar biasa).
Tumblr media
Dari kegiatan yang kami adakan, kami harus membuat sebuah jurnal sebagai laporan. Ya Allah sungguh aku merasakan kembali vibes sebagai "anak kuliahan", masyaaAllah...
Berikut adalah jurnal yang akan aku laporkan :
- Saya merasa 4E dalam bidang....
Untuk saat ini, aku sedang 4E dalam bidang parentinghood. Aku nyaman untuk berbagi, belajar dan mendalami ilmu-ilmu parenting. Mulai dari tumbuh kembang anak, literasi anak, pendidikan anak, dan peran-peran sebagai orang tua. Oh iya, dengan misi ini, berhasil membuatku merindukan masa-masa panggung adalah teman. Aku jadi rindu untuk bisa tampil diatas panggung baik sebagai moderator, MC ataupun narasumber.
- Saya akan berbagi ilmu atau pengalaman melalui...
Banyak ruang. Bisa melalu media sosial, blog, kulwap, podcast, vlog atau sharing tatap muka (terbatas saat pandemi).
- Kesan apa yang dirasakan setelah berbagi ilmu atau pengalaman....
Seperti yang aku singgung diatas, dengan berbagi ilmu atau pengalaman ini, membuatku mengenang aku di masa lalu. Semangatnya, optimisnya, percaya dirinya.
Apalagi setelah membaca feedback yang diberikan oleh teman-teman seperti yang kulampirkan dibawah ini.
MasyaaAllah rasanya luas biasaa. Segala kekhawatiran yang ada dalam diri ini, seketika sirna... hehe
Tumblr media
Dan tentu dengan berbagi ini, aku menjadi belajar banyak hal lagi. Mulai dari mempersiapkan diri, materi dan cara berkomunikasi.
Aku... seperti menemukan kembali diriku sebelumnya.
PS : saking asyiknya ngomong, aku melewati batas durasi maksimal 20 menit... dan kelewatan sampai 40 menit baru selesai.. hahahaha.. Semoga dimaklumi dan dimaafkan :""
Nah terakhir aku mau mengutip kata-kata indah yang diberikan kepada kami, para penjelajah...
"Percayalah tidak ada karya yang kecil, kecuali dirimu sendirilah yang mengecilkan karyamu."
1 note · View note
lintangdelia · 4 years
Text
Ngobrol Produktif
Alhamdulillah selesai juga tantangan zona 1 komunikasi produktif perkuliahan Bunda Sayang. Tentu saja, komunikasi produktif kali ini aku praktikkan bersama mas suami. Selama 15 hari. Jujur, mencari waktu yang pas untuk ngobrol sama mas suami setelah beliau pulang kerja itu susah susah gampang wkwkwk. Kadang ngerasa kalau beliau pasti udah capek seharian kerja, tapi kalau nggak ngobrol, gimana aku ngerjain tantangan ini haha! Lagipula, aku pribadi pengen banget implementasi mantra Ibu Profesional: “ngobrol bareng, main bareng, aktivitas bareng” hehe. Hari pertama dan hari kedua tantangan, aku masih diem aja. Langsung ngobrol spontan sama pak suami tanpa kasih sounding dulu ke beliau kalau aku ada tantangan komunikasi produktif. Dan ternyata hasilnya nggak oke. Nggak sesuai harapan wkwk. Setelah itu, aku coba ganti strategi. Hari ketiga, saat beliau pulang dan agak santai, aku coba komunikasikan tentang tantangan 15 hari komunikasi produktif ini. Aku coba jelaskan poin komunikasi produktif ke beliau. Seperti, harus bertatapan mata, pilih waktu yang tepat, perhatikan gesture, kalimat jelas, dan selesaikan masalah sampai tuntas. Justru setelah penjelasanku itu, kami ngobrol banyak. Curhat tentang kondisi kami masing-masing. Ya walaupun terkadang ada beda pendapat, tapi kami berusaha menyelesaikannya sampai tuntas. Hari-hari berikutnya tentu saja tidak selalu mulus. Kadang output tercapai, kadang berakhir dengan cuman ngobrol bentar dan nggak ada output-nya wkwk.
Tantangan terberat komunikasi produktif sama mas suami adalah menahan emosi dan memberikan instruksi dengan jelas. Kedua hal ini akan jadi PR besar banget buat aku. Kadang, kalau ada beda pendapat, aku masih terkesan egois. Masih ke-aku-an. Kadang juga sewaktu minta tolong, aku kasih instruksinya kurang jelas. Jadi malah nggak tuntas dan berakhir emosi. wkwkwk. Namun, Alhamdulillah udah hampir nggak pernah kasih kode, kalau butuh, langsung bilang minta tolong. Malah lebih enak jadinya, nggak bikin geregetan sendiri karena suami nggak paham kode hahaa. Alhamdulillah, karena ada momen ngobrol bareng gini, banyak banget yang bisa kami peroleh.
Kami bisa review kembali visi dan misi keluarga kami yang udah dibuat 1,5 tahun lalu wkwk. Walaupun isinya nggak berubah, tapi kami jadi ngobrol lagi tentang visi dan misi keluarga. Jadi tergerak buat mencapai visi dan misi itu.
Kami berhasil bikin family brand. Alhamdulillah. Nama dan filosofinya justru datang dari suami. Aku hanya usul-usul dikit kalau dirasa kurang pas wkwk. 
Alhamdulillah. Kami juga bikin cita-cita keluarga per lima tahunan. Dulu, nggak ada kayak gini, adanya cuman financial planning ajaa. Dan kami menyadari, sepertinya keliru. Jadi semacam nggak ada panduan keluarga ini mau dibawa kemana sih. Padahal untuk keluarga, keduanya penting menurut kami.
Sempet juga kami coba implementasi ilmu dari hasil sharing teman di perkuliahan lain tentang merancang hunian pribadi. Di sharing tersebut, disebutkan bahwa salah satu langkah menerjemahkan rumah impian kita adalah bikin mood board. Aku yang sering banget simpan foto-foto rumah, selalu excited pas cerita ke mas suami tentang hunian impianku. Karena itu pula lah, ini jadi bahan obrolan kami. Kami sama-sama menuangkan ide dan keinginan kami tentang hunian impian.
Kami juga banyak ngobrol tentang usaha yang sedang kami rintis. Alhamdulillah, banyak banget evaluasi dan solusi yang akhirnya bisa kami temukan melalui ngobrol.
Tumblr media
 Logo family brand kami
MasyaAllah. Alhamdulillah. Syukur tak terhingga kami bisa melalui tantangan 15 hari ini. Walaupun aku sendiri masih banyak PR-nya wkwk.
Terakhir, kemarin malam, kami ngobrol lagi. Kali ini tentang program kerja keluarga kami. Justru mas suami yang menginisiasi obrolan kemarin malam hehehe. Beliau malah yang bilang, “ayo lihat aku kalau lagi ngobrol”. wkwk. Rupanya materi komunikasi produktif pun juga udah mulai beliau coba terapkan. Alhamdulillah. :))
Semoga kami benar-benar bisa konsisten dan komit untuk terus ngobrol dan menerapkan komunikasi produktif. Dan semoga semua hasil obrolan kami bermanfaat dan membawa keberkahan untuk keluarga. Aamiin. Padang, 22 September 2020
2 notes · View notes
anggita · 4 years
Photo
Tumblr media
Bismillah. Alhamdulillah. Berdekatan dengan kelahiran anak keduaku, lahir pula anak karya bersama para sahabat rantau @ibuprofesional @ibu.profesional.official @ibuprofesionalasia . Berkat tim yang luar biasa hebat, juga doa dari semua. Terima kasih banyak untuk para tim.. Semoga apa yang kita tulis dapat berbuah keberkahan yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. #KaryaSemesta #IbuBerkarya #IbuProfesional #IbuProfesionalASIA #MenulisAsa #MenulisKisah #NegeriSakura (at Tokyo, Japan) https://www.instagram.com/p/CEhB9EEnYH8v_b9Q00z7c_Dit_WS4h0xYoW9ZU0/?igshid=1jd6uc7mof68j
2 notes · View notes
jurnalweli · 2 months
Text
Sudahkah kamu mendoakan suamimu?
Tidak ada manusia yang sempurna termasuk pasangan kita. Sebelum memutuskan untuk menikah, ada tahapan yang perlu dilakukan yaitu perkenalan untuk mengetahui satu sama lain. Perkenalan ini tidak hanya dilakukan oleh 2 manusia yang akan menikah saja tapi juga melibatkan 2 keluarga karena pernikahan tidak hanya menyatukan 2 manusia melainkan menyatukan 2 keluarga. Perkenalan ini perlu disepakati untuk saling jujur dan terbuka sebagai bekal dalam berumah tangga. Alangkah baiknya jika dalam perkenalan mengikuti syariat Allah sebab ibadah panjang ini perlu diawali dengan kebaikan agar berlimpah berkah, insyaaAllah.
Tidak dapat dipungkiri kita tentu menginginkan pasangan dalam artian suami (karena saya perempuan, hehe) yang paham agama, rajin ibadah sunnah, sholat wajib di awal waktu, cepat dalam mengambil keputusan, sosok pemimpin yang bijaksana, tanggung jawab, tegas, murah hatinya, lembut tutur katanya, perhatian terhadap pasangan, kaya raya, pekerjaan yang mapan dan kriteria sempurna lainnya namun mustahil untuk menemukan suami demikian. Percayalah bahwa suami kita juga bertumbuh seiring berjalannya waktu dan tantangan kehidupan. Adaptasi dalam pernikahan memang perlu dilakukan seumur hidup, tidak cukup hanya di perkenalan awal sebelum menikah. Kesalahan, kekurangan, ketidaksempurnaan, kebaikan, kebenaran akan benar-benar muncul ketika hidup bersama. Jika kebaikan yang muncul akan sangat membahagiakan. Namun jika kesalahan atau kekurangan yang terlihat seolah sirna semua kebaikannya. Sungguh, banyak sekali wanita seperti ini.
Maka jika dalam berumah tangga kita temukan hal yang tidak sesuai dengan perkenalan dahulu, maka itu adalah bagian dari tidak sempurnanya manusia. Coba perhatikan kesalahan atau kekurangan suami kita, apakah dalam hal maksiat dan dosa ataukah dalam hal keseharian yang umum dan tidak merupakan dosa? Lalu jika kita sebagai istri menemukan suami kita tidak sesuai dengan harapan kita bagaimana menasehatinya? Perlukah istri marah?
Ada 2 hal yang menjadi perhatianku setelah mendengar kajian dari Ustadz Oemar Mita tentang cara menasehati suami.
Pertama, ini adalah hal dasar yang harus selalu diyakini bahwa Allah-lah yang mengendalikan hati manusia.
Meyakini bahwa Allah-lah yang berhak memberi hidayah pada manusia yang Dia kehendaki.
Hal ini sangat penting karena seringkali manusia lupa akan hal ini seolah segala yang kita upayakan terhadap suami harus berhasil dan ujungnya suami akan menjadi baik.
Ingatkah kisah Nabi Nuh terhadap istrinya? Istrinya bukanlah istri yang baik. Nabi Nuh berdakwah kepada istrinya sendiri. Sebelum terkena banjir, Nabi Nuh juga mengajak istri dan anaknya menaiki kapal namun tidak mau.
Seperti yang tercantum dalam QS Qasas ayat 56.
إِنَّكَ لَا تَهۡدِی مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِینَ
Artinya : Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
Ayat tersebut turun ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam merasa gagal dalam mendakwahi Abu Thalib.
Kedua,
doakan suami.
Bisa jadi kurang atau salahnya suami karena kurang tulus dan sungguh-sungguhnya doa kita terhadap suami. Jika ada pertanyaan mana yang lebih dulu untuk didoakan antara suami kita ataukah anak kita? Jawabannya adalah suami. Seperti pola doa dalam QS Furqan ayat 74 yang berbunyi,
وَٱلَّذِینَ یَقُولُونَ رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَ ٰ⁠جِنَا وَذُرِّیَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡیُنࣲ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِینَ إِمَامًا
Artinya : Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
Dalam ayat tersebut yang disebutkan lebih dulu adalah pasangan lalu anak-anak. Bukan tanpa maksud polanya demikian. Dalam doa kita tidak bisa menyebutnya sekaligus, melainkan ada urutannya dan ada yang didahulukan.
Demikian 2 poin penting sebagai dasar yang masih sering kuabaikan. Padahal dampaknya bisa lebih tenang apabila berhadapan dengan suami. Semoga kita bisa menjadi sebaik-baik istri untuk suami kita.
Terakhir,
Mintalah pada Allah agar sabarmu lebih besar daripada kesalahan dan kekurangan suami.
9 notes · View notes
mumtaya · 4 years
Text
Tumblr media
Rasanya malu dengan keterlambatan ini, tapi mungkin akan menyesal jika tak ikut arus positif ini. Hadiah totebag ini akan saya gunakan sebaik mungkin untuk bekal saya melakukan petualangan di Pasar Ilmu Ibu Profesional.. Bismillah.. berangkatttt
1 note · View note
manusiaquat · 2 months
Text
Dilema Toilet Training
Beberapa waktu terakhir aku bingung mau memulai toilet training anakku kapan dan darimana. Kalau dilihat dari kesiapan, aku katakan dengan sangat yakin bahwa anakku jauh lebih siap daripada aku. 🥲 Aku merasa masih mager, selain itu aku bingung anakku akan kuajari pertama kali di wc duduk atau jongkok. Sebenarnya aku ingin memulai dengan wc jongkok karena idealismeku sih haha sudah tertanam dipikiran bahwa wc jongkok lebih sehat daripada duduk. Sayangnya wc jongkok di sini sedang bermasalah. Apa aku gas aja ya di wc duduk. Hm, itu dilema pertamaku yang belum bisa kuputuskan. Alhamdulillah anakku sudah tahu apa itu pipis apa itu pup. Hanya belum bisa merasakan ketika pipis di popoknya. Kecuali saat mandi ketika dia pipis dia akan mengatakan bahwa dirinya pipis dan meminta dibersihkan ulang. Sebagai ibu aku sudah mulai mencari referensi potty training dan bagaimana cara yang tepat dalam mempersiapkan toilet training. Hal yang aku temukan salah satunya adalah membuat jadwal pipis anak. Hmm sudah macam mpasi ya 😂 eh tapi bener loh temanku juga berhasil dengan cara ini. Jadi maksud dari membuat jadwal pipis anak adalah kita kira-kira dulu pipisnya kapan saja misal bangun tidur, mandi, setelah sarapan, sebelum tidur siang, bangun tidur siang, mandi sore, setelah makan malam dan sebelum tidur malam. Nah dijam-jam itu ajak anak terus ke kamar mandi meskipun tidak pipis. Hal ini bertujuan untuk kita mengetahui ritme pipis dia kapan saja. Bisa juga dengan mengajak anak pipis 1 atau 2 jam sekali. Jadi diingatkan terus gitu untuk pipis. Kalau untuk pup, anakku ketika mules pasti langsung bilang ee atau langsung mencari singgasananya yaitu di dekat koper dan di bawah meja kerja ayahnya, kalo dulu malah dipelukan bundanya😂. Tapi sekarang dia lebih nyaman sendiri ketika pup. Oh ya aku sempat berpikir apa saat ramadhan nanti aku mulai toilet training saja ya? Hehe sekalian challenge kesabaran saat ramadhan. Kita lihat nanti deh ya, kalo persiapan ilmu dan mental sudah mantap. Oh ya, aku baru tahu ada pants untuk toilet training juga yang berlayer-layer. Kurang lebih mungkin seperti clodi ya. Sepertinya ide bagus untuk digunakan terutama ketika anak tidur malam apalagi kadang anakku ketika bangun tengah malam mintanya minum. Bismillah ya Allah mudahkan perjalanan anak kami toilet training. Aamiin. Harus semangat ya karena bisa cutting budget pospak hehe.
0 notes
mamakkians-blog · 4 years
Text
Bismillah..
Pertama kali belajar menulis blog.
Pertama kali pula mengerjakan tugas materi 1 tentang empati, dari kelas Habituasi Taman Sejuta Cinta.
Semoga tulisan saya yang masih belepotan dan sering *to the point* ini bisa dimaklumi, hehee.
Tugas hari ini, mengerjakan 3 kebaikan untuk 3 orang yang berbeda.
1) Menjahit sendiri baju untuk anak.
Tumblr media
Anak saya, Kian, sedang semangat sekali mengikuti kajian khusus anak-anak. Berbekal tutorial di youtube saya jahit sendiri baju tunik dan celana untuk dipakai Kian berangkat kajian.
Meski jahitan masih berkelok-kelok belum rapi, karena saya baru belajar menjahit secara otodidak saja. Dia senang sekali, minta foto ala foto model berkali-kali. Hahaaa
2) Minuman kesukaan suami.
Suami sedang mengerjakan lembur di hari libur.
Saya carikan kopi susu kesukaan suami untuk mengusir ngantuknya.
Tumblr media
Super mood booster katanya 🥰
3) Tempat penitipan anak.
Tetangga saya di hari libur ini pun masih lembur mengantar dagangan keluar kota. Sedangkan anaknya sendirian dirumah.
Saya ajak kerumah dan bermain bersama Kian. Saya buatkan permainan-permainan sederhana untuk mereka.
Tumblr media
Gembira sekali acara bermain di hari ini.
Menyenangkan ya rasanya berbagi, timbal baliknya rasa kepuasan bahagia kepada diri sendiri.
❤️❤️
2 notes · View notes
tehsisri · 4 years
Text
Tentang Sebuah Empati
Apa itu empati? Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, "berempati" atau mempunyai empati artinya apabila seseorang mampu memahami perasaan dan pikiran orang lain. Always put yourself in others' shoes. If you feel that it hurts you, it probably hurts the other person, too. Tempatkan dirimu pada posisi orang yang kamu fitnah, kamu aniaya, kamu cela. Setelah sebelumnya aku mendapatkan pelajaran teori, kali ini aku mendapatkan tugas pertama dari kelas Habituasi SCIP mengenai rasa empati yang mempunyai tema Pengikat Makna. Dimana sekarang waktunya mengaplikasikan empati tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan juga harus menceritakan kembali apa yang aku "dapat" dari praktek empati tersebut, supaya menjadi "pengingat" dan "pengikat" agar lebih terkenang dan siapa tahu teman-teman yang membaca jadi ikut tergerak hatinya untuk selalu berbuat kebaikan. Aamiiin ya Allah Baik, mari sekarang kita mulai menuliskan kisahku; 1). Terlahir sebagai orang yang mempunyai sifat tidak enakan dan rasa empati juga simpati yang tinggi (bukan mau nyombong ya), rasanya menjadi beban tersendiri apalagi aku yang belum bisa mengontrol emosi dan peduli terhadap diri sendiri, sehingga akhirnya berakibat "negatif" pada tubuh, baik fisik maupun psikis. Badan jadi mudah sakit, dan pikiran sering stres karena terlalu seringnya lebih memikirkan orang lain dibanding diriku sendiri. Aku sering marah kepada diri sendiri karena rasa itu (mirip judul lagu ya rasa itu) tapi itu tidak berpengaruh apa-apa terhadap diri sendiri yang ada malah semakin memperburuk keadaan. Baik. Jadi bagaimana caranya untuk mengimbangi rasa tersebut sebagai solusi untuk kebaikan bersama? Yang wajib kita lakukan adalah luruskan niat. Ingat kembali kita hidup untuk apa sih? Niatkan semuanya untuk ibadah Lillahi Ta'ala agar tidak menjadi beban. Dan yang paling penting adalah mengubah mindset kita. Kita jangan menjadi sebuah lilin. Menerangi lingkungan, tapi membiarkan diri kita hancur. Jadilah sebuah lampu yang mempunyai energi besar dan mampu menerangi lingkungannya dengan terang benderang, tanpa membuat diri sendiri "sakit". Prinsipnya kita harus membahagiakan diri sendiri dulu, sebelum membahagiakan orang lain. Bagaimana mungkin kita bisa membahagiakan orang lain, kalau diri kita sendiri tidak bahagia? For thing to change, I must change first! Karena aku percaya yang mempunyai "rasa" seperti itu tidak hanya aku. Maka dari itu aku mencoba berbagi pelajaran yang kudapatkan dari kelas Habituasi ini. Dan harus teman-teman tahu bahwa "rasa" itu adalah anugerah luar biasa dari Allah SWT. Kata Bu Mumun (Leader SCIP) -tidak semua mempunyai "rasa" seperti itu- berarti tandanya kita itu adalah orang terpilih. Hehe. 2). Bercerita tentang membahagiakan orang lain, naif rasanya jika aku tidak mencoba menuliskan membahagiakan orang tua sendiri. Aku anak rantau yang broken home, bertemu orang tua dalam setahun bisa dihitung jari. Apalagi aku termasuk orang yang tidak dekat dengan orang tua sendiri (karena sesuatu hal). Perasaan rindu setiap waktu hanya bisa kupendam sendiri dan menyimpannya jauh di dalam hatiku. Jahatnya aku, sering mengikuti ego sendiri yang tidak pernah mau memulai untuk menghubungi orang tua. Mungkin yang membaca ini akan berpikir jika aku anak kurang ajar, tidak tahu diri bahkan durhaka. Tetapi walaupun demikian sikapku, setiap bulannya aku rutin mengirimkan sedikit rezeki untuk mereka. Seiring berjalannya waktu, kumulai mengerti karena sampai kapanpun beliau adalah tetap orang tua yang sudah membesarkanku dan mungkin seperti inilah cara beliau mendidik anaknya supaya menjadi manusia kuat. Dan bagaimanapun juga orang tua harus tetap dihormati dan sebagai anak kita harus berbakti. Sekarang aku sudah mencoba untuk memaafkan dan berdamai dengan diriku sendiri dan mencoba selalu memulai menghubungi orang tua terlebih dahulu, gengsi dan egonya perlahan mulai pudar karena yang diharapkan orang tua sejatinya bukan materi melainkan "hanya sebuah kabar" dari anaknya yang jauh dari orang tua. 3). Entah sejak kapan aku mulai menerapkan penghargaan dan hukuman pada diri sendiri. Karena memberi penghargaan diri sendiri terkadang sering terabaikan oleh sebagian orang. Padahal, mengapresiasi diri adalah salah satu bentuk bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan sebagai cara kita mencintai diri sendiri. Memang benar kalau mengapresiasi diri sendiri bukan hal mudah untuk dilakukan. Kita butuh latihan untuk membiasakan diri. Terlebih lagi, jika kita termasuk tipe orang yang cuek dengan keadaan. Ibaratnya hidup jalani saja baik atau buruknya. Nah, sebenarnya pemikiran seperti itu gak selamanya bagus loh. Kalau aku terlanjur melakukan suatu hal buruk, aku harus belajar memberi punishment kepada diriku secukupnya lalu mengevaluasi dan memperbaiki diriku. Sementara, ketika aku sudah berhasil melakukan hal baik, aku harus bersyukur dengan mengapresiasi diriku. Sesederhana itu sebenarnya Salah satu yang sering aku lakukan untuk melakukan kebaikan kepada sendiri adalah dengan cara membahagiakan diri sendiri. Dengan membeli semangkuk bakso atau menyeduh indomie dengan taburan bon cabe di atasnya itu cukup membuatku bahagia. Atau dengan memberikan sedikit jajanan ke marjinal di jalan, saat pulang dari pasar. Karena menurutku bahagia itu bukan tujuan, tapi perbuatan. Jangan menunggu untuk bahagia, jika bisa bahagia saat ini. Terkadang kita begitu terpaku pada bahagia yang sebenarnya bukan hanya sebuah tujuan. Rasa bahagia itu bisa muncul jika kita bisa menempatkan rasa nyaman pada diri sendiri serta menikmati setiap momen yang kita jalani. Kita tentu tidak akan merasa bahagia jika hanya diam dan menunggu. Oleh sebab itu, bahagia juga merupakan sebuah aksi yang kita lakukan. Dan satu lagi jangan pernah menggantungkan kebahagiaan kita pada tangan orang lain. Karena kita sendirilah yang menentukan kebahagiaan kita. Percayalah bahwa kebahagiaan itu datang jika kita mengizinkan kebahagiaan itu datang. Karena kebahagiaan bukan hanya bisa muncul dari kesempurnaan, tapi juga dengan merangkul ketidaksempurnaan yang kita miliki. Jadi jangan menunggu izin orang lain atau bahkan menempatkan kebahagiaan kita atas ekspektasi orang lain. Karena itu akan membuat kita sakit dan kecewa. Alhamdulillah selesai. Ya begitulah sedikit kisahku yang bisa dibagikan semoga bermanfaat dan menjadikan kita pribadi yang lebih bersyukur dengan segala ketetapan-Nya. Terima kasih kepada Ibu Mumun yang sudah menjadi Narasumber dalam kegiatan diskusi empati ini, terima kasih juga atas ilmunya semoga bermanfaat dan berkah untuk kita semua. #materi1 #empati #habituasisejutacinta #ibuprofesional
4 notes · View notes