Tumgik
#refleksi
kkiakia · 1 month
Text
Mengurai makna cukup.
Tumblr media
Kalau dalam hidup ini, kita terlalu fokus melihat keluar, untuk menatap pencapaian orang lain, melesatnya karier seseorang dan betapa besarnya pendapatan seseorang...maka kita akan selalu merasa hidup penuh kekurangan dan tidak pernah mencicipi " betapa nikmatnya" rasa cukup.
Padahal, mampu menikmati rasa cukup dengan segala apa yang ada dalam hidup adalah salah satu anugerah luar biasa.
Rasa cukup berkaitan dengan "tahu apa tujuan hidup" "kepekaan hati untuk pandai bersyukur", dan "menyadari kemana hidup sedang membawa kita".
Kalau tujuan hidup kita masih terlalu fokus untuk mengejar dunia dan segala kemilaunya, maka terpaculah diri untuk selalu berlari mengejar kata "hidup nyaman seperti orang lain" hingga lupa untuk mensyukuri nikmat yang banyak sekali ada di dalam diri dan di sekitar.
Kalau hati kita "lupa" bahwa sehat itu nikmat, dikelilingi keluarga dan orang baik itu nikmat, tidak kelaparan itu nikmat, memiliki tempat teduh untuk tidur itu nikmat, mudah untuk lelap itu nikmat, memiliki waktu yang tenang untuk ibadah itu nikmat, dan masih banyak nikmat lainnya, maka kita akan terus merasa kekurangan dalam hidup ini. Sebab kita buta untuk melihat banyaknya nikmat yang meliputi diri.
Kalau kita merasa hidup ini hanya sebatas urusan dunia, maka kita akan dibuat super sibuk untuk memikirkan kapan kita akan menjadi sukses seperti si A atau mapan seperti si B, hingga kita lupa bahwa terus bergulirnya waktu sedang membawa kita menuju pulang.
Kalau kita sadar, bahwa takdir manusia memiliki garis dan jatah rejekinya masing-masing dan segala apa yang kita damba serta jalani adalah "ketidaksempurnaan." Hidup orang lain yang tampak sempurna, hanya karena kita melihat dan menilainya dari permukaan. Padahal, tidak ada kesempurnaan di dunia ini.
Kalau kita sadar, mengejar dunia seperti meminum air lautan yang membuat kita terus merasa kehausan dan segala hal yang kita perjuangkan dan jalani akan di pertanggung jawabkan disisi Tuhan. Maka kita pasti akan amat hati-hati dalam meletakkan niat dan segala bentuk orientasi tentang harapan.
Alih-alih menatap kehidupan orang lain sampai lupa diri, mari lebih fokus untuk melihat ke dalam diri sendiri, sebab hati kita mudah sekali ternoda, satu dua percikan dosa yang terus menerus diperbuat lama kelamaan mampu menutup kacamata hati untuk melihat kebenaran. Sehingga kita tersesat di tengah kefanaan yang amat jelas kita saksikan. Mari, kembali pulang duhai diri.
Refleksi, 18 Maret 2024 10.34 wita
216 notes · View notes
penaimaji · 8 months
Text
Disakiti?
Barangkali ia sedang terkena Mental Illness
Kalau kita selama ini sudah berbuat baik pada orang lain, tapi ternyata dia malah jahatin kita, percayalah tidak apa-apa. Sebab, orientasi kita berbuat baik itu Allah, bukan manusia, mungkin kita sedang diingatkan saat itu. Jangan sampai membalasnya, even though kita tau aib-aibnya.
Kalau kita memahami value diri, kita tidak perlu repot-repot mencari validasi, menjelaskan diri kita pada orang lain yang termakan hasutannya, apalagi membalas perbuatannya. Tidak perlu. Cukup diam dan fokus pada hal-hal penting yang kita kerjakan saat ini. Orang yang mengenal dirinya sendiri, dia tidak akan goyah ketika orang lain berkata buruk padanya.
Satu, dua, tiga kali, dst okelah. Tapi kalau sudah keterlaluan dan berkali-kali mengganggu kita, that's enough. Manusia punya batas; manusia punya hak untuk memberi batasan pada orang lain. Sampai akhirnya Allah ciptakan batas itu sendiri, subhaanallah walhamdulillaah
Ya. Salah satu nikmat yang patut disyukuri ialah ketika Allah menjauhkan kita dari orang yang jahat, bermuka dua dan manipulatif. Tidak perlu takut memutus tali pertemanan, terlebih lagi bila ia berbuat zalim dan menusuk dari belakang.
Sok baik di depan, busuk di belakang. Inilah kenapa akhlak selalu menjadi yang pertama sebelum ilmu. Betapa banyak orang berilmu, tapi lupa cara berakhlak pada sesama manusia. Dia menutupi kekurangannya, dengan cara menjatuhkan orang lain. Na'udzubillahi min dzaalik..
Kadang nggak habis pikir sih, dan tidak pernah menyangka, punya teman yang setega ini. Seumur-umur tidak pernah punya teman yang suka menjelekkan temannya sendiri, supaya dia terlihat paling baik. Seumur-umur tidak pernah punya teman yang merasa kita ialah saingannya. Seumur-umur tidak pernah punya teman yang suka berpikir negatif dan menyakiti. Subhaanallah. Semoga menjadi pengalaman yang pertama dan terakhir.
"Orang kayak gitu sakit nggak sih?" Iya. Sakit. Psikisnya terserang, namun ia mungkin tidak menyadarinya. Sebenarnya rasa sakit yang dulunya pernah ia terima, di kemudian hari berpotensi menyakiti orang lain kalau tidak serius diobati.
Namun kita sebagai manusia, berbaiksangkalah, bahwa apapun yang terjadi tentu atas izin Allah. Barangkali memang karena dosa-dosa kita sendiri, Allah hadirkan orang yang demikian. Allah tegur kita karena ingin kita lebih dekat, dan lebih mengingat-Nya.
Semoga ini menjadi pelajaran hidup untuk diri kita sendiri, berkaca dari apa yang orang lain perbuat terhadap kita. Bahwasannya, saat kita disakiti oleh orang lain, berdamailah dengan diri. Jikalau tidak, suatu saat kita akan berpotensi menyakiti orang lain, dengan cara yang sama, seperti yang orang itu lakukan terhadap kita.
Pandai-pandailah menata hati, dan memperbaikinya; demi kebaikan diri kita sendiri. Jangan remehkan penyakit mental, ia butuh dua sisi untuk disembuhkan; jasmani dan rohani.
Pena Imaji
146 notes · View notes
irawanyusuf · 11 months
Text
Tumblr media
Sesibuk apapun kamu berkirim pesan dan bertukar kabar dengan sahabat, sedekat bagaimanapun kamu dengan pasangan atau calon kekasih.
Pada akhirnya seseorang yang paling mengenal dan mengetahui sisi terdalam kamu adalah diri kamu sendiri. Ketika mereka pergi, diri kamu yang tetap ada dan tidak beranjak.
Sayangi dirimu melebihi apapun, jangan pernah benci diri sendiri. Terbayang tidak bagaimana sedihnya hidup jika kamu menjadi musuh buat diri sendiri?
Berdamai dengan diri sendiri adalah kenikmatan yang patut disyukuri.
Jakarta, 23 Mei 2023. Permulaan sore.
209 notes · View notes
herilakbar · 6 months
Text
Ketika kamu bertemu orang-orang yang tidak bisa melepaskan telepon genggamnya ketika sedang berbicara —lebih baik hentikan percakapanmu sesegara mungkin dan pergi.
Orang-orang semacam itu tidak pernah "hadir" dalam percakapan, telinganya mendengarkan, pikirannya jauh teralihkan.
Angkat kakimu dan menjauh, pergi berbicara dengan orang yang benar-benar hadir dan tertarik untuk bicara denganmu.
81 notes · View notes
anisahmahar · 10 months
Text
Lentera
Di dunia ini masih banyak orang-orang baik. Ya, aku percaya itu. Seringkali aku melihatnya tanpa sengaja. Pada orang-orang tak di kenal di jalan raya. Juga ketika ku melihat tayangan di sosial media. Dalam nyata dan sembunyi-sembunyi, kebaikan itu akan diketahui. Karena ketulusan hati selalu memancar untuk sekitar. 
Sesederhana ketika aku melihat seseorang yang mendorong motor orang lain yang mogok. Atau ketika ada penumpang memberikan tips untuk tukang ojek. Atau ketika pemotret jalanan membagikan foto hasil jepretannya. Juga pada anak kecil yang membagikan makanan pada satpam yang sedang bertugas.  Dan masih banyak lagi. 
Aku terenyuh pada kebaikan-kebaikan kecil itu. Yang mungkin menjadi sangat besar di mata orang lain. Bagi orang yang menerimanya, dia akan sangat bahagia karena diberikan perhatian lebih. Bagi orang yang melakukannya, ia akan merasakan damai tak terkira. Bagi orang yang melihatnya, akan terharu dan terispirasi untuk melakukan hal yang sama di lain waktu. Doaku, semoga hal itu menjadi pemberat timbangan amal kebaikannya.
Hari ini, setelah bangun tidur, aku berusaha mengingat-ingat pesan dari sebuah buku. “Kebaikan apa yang hendak kamu lakukan hari ini ? Siapa saja yang hendak kau ajak sambung silaturrahim lagi? Hal apa yang akan dipelajari hari ini?” Semoga dengan melakukannya, aku tak lupa lagi. 
Welcome Juli. Ternyata beberapa bulan lagi sudah 2024. Apa kabar, wahai diri? 
Ternyata Juni berakhir cepat sekali. Juli pertama, semoga menjadi awal muhasabah agar menjadi lebih baik lagi.
“Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan.” (Buya HAMKA)
78 notes · View notes
iradatira · 3 months
Text
BimbinganMu
Semakin ke sini semakin sadar, bahwa begitu banyak hal yang dipikirkan dan diinginkan. Tapi diri ini cuma punya kedua tangan untuk mengusahakan, cuma punya dua kaki yang mudah lelah untuk melangkah. Punya banyak niat baik, tapi motivasi menerapkannya naik turun. Seringnya khilaf dan berujung menyakiti diri sendiri atas pilihan yang sudah dibuat.
Banyak kealpaan, kenaifan, juga trauma yang didapat selama hidup. Juga begitu banyak hal yang belum dialami, dirasakan, diketahui. Sehingga diri ini menjadi tidak peka, bodoh, dan menyakiti orang lain.
Maka, dalam setiap langkah, izinkan diri ini untuk selalu dibimbing olehMu. Sebab seringnya diri ini sombong dan merasa semua hal bisa berjalan dengan baik asal mengendalikan apa yang bisa dikendalikan. Padahal seringnya, pikir ini luput untuk mengendalikan asumsi dalam diri, juga ketakutan yang timbul atas bekas luka masa lalu. Mohon jernihkan pikiran dan hati ini, agar memahami dengan baik pembelajaran hidup yang telah dilalui, juga tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang membuat diri ini jauh dariMu, lupa akan nikmatMu.
Mohon untuk sering diingatkan bila aku mulai jauh dariMu, ya Rabb. Mohon beri petunjuk atas apa-apa yang akan kupilih. Semoga membawa pada pilihan yang memberi masalahat kedepan. Baik untukku sendiri maupun untuk hal-hal baik lainnya.
Mohon berikan ketenangan hati, untuk menjalani setiap takdir yang tidak sesuai keinginanku, melepaskan apa-apa yang tak seharusnya kugenggam. Hingga aku mengerti bahwa apa yang telah Engkau takdirkan ini memang yang aku butuhkan dan memang terbaik untuk kujalani. Mohon mudahkan hatiku untuk menyadari segala karuniaMu. Hingga lisan dan tangan ini mudah mengucap syukur atas rejekiMu, juga merawatnya dengan baik atas limpahan rahmatMu.
Mohon berikan ridhoMu atas hidupku, agar aku lebih ringan dalam menjalani hidup. Langkah demi langkah, nafas demi nafas. Sebab apalah aku tanpa bimbingan dan ridhoMu, hanya manusia yang mudah tersesat dan lupa diri.
Surabaya, 1 Februari 2024
23 notes · View notes
mardiahdiioo · 3 months
Text
DUNIA
Untuk hal yang pada akhirnya akan hancur dan kita tinggalkan Untuk apa dikejar habis-habisan, untuk apa dijadikan patokan pencapaian terbesar sampai membuat kita lupa pada apa yang sejatinya akan dituju?
15 notes · View notes
standbymeee · 1 month
Text
Sebuah catatan dan Doa untuk pasangan ku nanti
Aku menulis ini pada momen dimana aku mungkin belum mengenalmu, lebih tepatnya aku tidak pernah mengira mungkin bahwa kamu orangnya. Tapi semoga tulisan ini kelak akan dibaca olehmu pada saat kita sudah sama-sama selesai dengan urusan diri kita sendiri, pada saat kita sudah sama-sama bukan lagi orang yang menuntut untuk dibahagiakan, tapi justru menjadi orang yang saling berusaha membahagiakan.
Sebelum akad selesai diucapkan, aku akan berusaha sekeras tenaga untuk tidak memberikan hatiku padamu. Bukan karena kamu tidak pantas untuk kucintai, tapi justru itu adalah sebaik-baiknya penjagaan diriku pada dirimu agar kelak ketika kita bersama Ridho Allah sudah kita genggam bersama. Semoga kelak cinta yang kita tumbuhkan bersama adalah cinta untuk mencari Ridho dan berkah-Nya, bukan cinta yang membawa kita pada hal-hal yang dibenci oleh-Nya (Semoga).
Aku tidak tahu apa yang lebih dulu menimpaku, apakah kematian atau pernikahan, tapi semoga apapun itu aku selalu berusaha menjadi orang yang mengutamakan mencari Ridho dan Cinta-Nya diatas segalanya.
Melalui tulisan ini, izinkan lah aku menyampaikan pesan untukmu yang mungkin akan membersamai ku nanti dalam proses beribadah dan mencari Cinta-Nya, serta sebuah catatan pengingat bagi diriku sendiri di masa depan nanti.
1. Pertama, aku berterima kasih, dari sekian juta bahkan milyar-milyar manusia di dunia ini, kamu telah memilihku seseorang yang banyak kurang, takut, dan ragunya ini.
Aku berharap, semoga kita sama-sama menjadi orang yang saling beruntung karena telah saling menemukan dan memiliki. Semoga 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, atau berapapun usia pernikahan kita nanti rasa tentram, kehangatan, dan syukur saling memiliki ini akan terus hadir dalam rumah tangga kita ke depannya. Tidak peduli betapa besar cobaan atau ujian yang Allah berikan dalam proses perjalanan hidup kita, kita akan menjadi orang yang sama-sama percaya bahwa itu adalah kejadian yang Allah berikan untuk kita sebagai bukti tanda Cinta-Nya kepada kita.
Semoga kita menjadi orang yang mampu saling menguatkan dan melembutkan bagaimanapun kondisi atau fase hidup apapun yang kita jalani. Aku percaya, selama Allah menjadi tujuan hidup kita, selama itu juga kita akan mampu menghadapi apapun.
2. Kedua, sebelum aku bertemu denganmu aku adalah individu yang punya banyak mimpi dan keinginan, begitupun juga denganmu. Sehingga aku berharap semoga kita tidak hanya bertindak sebagai pasangan, tetapi juga teman, orang tua, adik ataupun kaka yang akan selalu berusaha sama-sama mendukung proses perkembangan setiap individu yang ada dalam pernikahan ini.
Aku berharap semoga kamu mampu menjadi temanku dalam memperjuangkan impian-impian yang aku miliki, dan semoga aku juga mampu menjadi teman yang akan selalu mendukung mimpi-mimpi baikmu.
Aku percaya bahwa pernikahan seharusnya menjadi tempat yang paling aman untuk mendukung mimpi-mimpi tiap individu yang ada di dalamnya. Pernikahan seharusnya tidak membatasi ruang gerak diri kita untuk berkembang dan bermimpi.
Tapi aku juga percaya, bahwa ketika kita memutuskan menjadi satu dalam sebuah ikatan pernikahan, mimpi-mimpi yang kita punya bukan hanya milik kita sendiri. Sehingga sebesar apapun keinginan atau impian yang kita miliki, semoga kita mampu mengambil keputusan-keputusan yang tidak hanya mementingkan ego pribadi tetapi juga keputusan yang baik dan tidak memberatkan salah satu pihak.
Semoga kelak kamu mampu menjadi temanku dan aku juga menjadi temanmu dalam bertumbuh dan belajar untuk bisa menjadi sebaik-baiknya Hamba yang Allah hadirkan di bumi ini.
3. Ketiga, sebesar apapun masalah yang kita hadapi, semoga kita bisa sama-sama menjadi orang yang saling menutupi aib pasangannya sendiri. (Sebuah nasehat untuk aku sendiri)
Beberapa bulan ke belakang, banyak sekali aib pernikahan orang lain yang tersebar di internet, dibaca oleh banyak orang, dan diaminkan atau bahkan dihujat ramai-ramai oleh netizen, yang mungkin kebenarannya pun masih dipertanyakan.
Sehingga salah satu doa yang aku punya untuk aku pribadi adalah semoga aku mampu menjadi orang yang menahan diri untuk tidak bercerita ke banyak pihak apalagi sosial media ketika sebuah ujian menimpa pernikahan kita. Semoga kita sama-sama mampu berpikir dengan baik dan menyelesaikannya berdua ketika suatu masalah menimpa hidup kita.
Kalaupun pada akhirnya kita membutuhkan pertolongan orang lain, semoga cerita-cerita kita cukup diketahui oleh orang terdekat yang kita percaya ataupun oleh profesional jika hal tersebut memang dibutuhkan.
4. Keempat, aku tahu bahwa di dunia ini tidak ada orang yang sempurna. Aku tumbuh dengan beragam kegagalan, kekurangan, dan luka-luka yang aku miliki. Begitupun juga denganmu.
Sehingga mungkin dalam beberapa waktu atau perjalanan kita terkadang aku marah, menggerutu, ataupun menyesal telah memilihmu hahaha (Mungkin juga kamu begitu wkwkw).Tapi aku berharap, semoga kita berdua adalah dua orang yang sama-sama mau mendengarkan dan memperbaiki.
Aku berharap kamu akan jadi orang yang pertama yang menasehatiku ketika aku sudah salah jalan, ketika aku sudah kehilangan arah dan tidak lagi fokus mencari Ridho-Nya, dan aku juga berharap aku juga orang pertama yang akan selalu mengingatkanmu.
Aku tidak mencari seseorang yang sempurna, karena sungguh manusia itu sejatinya penuh kekurangan. Aku hanya mencari orang yang mau saling mendengar dan belajar, seseorang yang tidak selalu merasa benar sendiri, seseorang yang mau mengakui kesalahan dan kekurangannya. Karena aku percaya, bahwa proses mengakui ketidaksempurnaan adalah jalan menuju kesempurnaan itu sendiri. Sehingga semoga kita menjadi orang yang mau saling mendengar, memperbaiki, dan saling melengkapi satu sama lain.
5. Kelima, aku berharap kita sudah sama-sama menjadi orang yang selesai dengan masa lalu kita masing-masing, dan mensyukuri untuk setiap hal yang kita miliki pada hari ini.
Aku tumbuh dan berkembang dengan ragam pengalaman dan pertemuan dengan banyak orang yang membentuk aku saat ini, begitupun juga denganmu. Sehingga, semoga ketika kita sudah memutuskan untuk saling bersama, kita sudah selesai dengan urusan masa lalu kita masing-masing.
Semoga aku selalu bersyukur karena telah memilihmu yang menjadi titik akhir dari perjalanan ini, dan semoga kamu juga bersyukur karena telah memilihku yang menjadi akhir dari titik perjalananmu. Semoga rasa syukur itu terus kita hadirkan dan upayakan sebesar apapun kekurangan dan kesalahan yang kita miliki.
Selama kamu tidak membawa ku pada hal-hal yang menjauhi ku dari proses mencari Ridho-Nya, selama itu juga aku akan terus membersamaimu dan mensyukuri kehadiranmu.
6. Keenam, dan terakhir, semoga aku dipertemukan dengan seseorang yang Allah lah menjadi tujuan akhirnya. Semoga tujuan pernikahan yang kita upayakan adalah tujuan untuk mencari Ridho-Nya. Semoga kamu adalah orang yang mampu mendekatkanku pada-Nya, semoga Ridho Allah selalu menjadi tujuanmu dan tujuanku.
Kita pasti punya banyak mimpi duniawi, kita punya banyak hal yang ingin kita capai sebagai individu ataupun keluarga. Tapi semoga apapun mimpi dan tujuan hidup yang kita miliki, tidak sebesar mimpi dan tujuan kita untuk menjadi sebaik-baiknya Hamba di dunia.
Semoga keluarga yang kita bangun, mampu menjadi wasilah kebaikan bagi banyak orang, semoga kita tidak hanya memikirkan perut atau ego pribadi, tetapi juga mampu bersama-sama membangun keluarga yang mampu bermanfaat bagi umat. Semoga kamu mampu menjadi temanku dalam mewujudkan kebaikan-kebaikan di dunia baik bagi diri sendiri, keluarga kita, maupun alam semesta hahaha. Wkwkwk berat bgt amanahnya bund 🤣
Tentunya masih banyak catatan dan doa-doa yang akan aku panjatkan nanti, tapi kayanya udah kepanjangan hahaha. Mari kita cukupkan sampai disini, semoga doa-doa dan catatan ini mampu menjadi pengingat untuk aku pribadi ketika sudah kehilangan arah. Semoga ini adalah doa yang di dengar oleh Allah sehingga aku mampu dibersamai dengan orang yang tepat, yang denganya segala keresahan dan ketakutan dunia akan mampu ku hadapi. Sekarang juga mampu si wkwkwk tapi semoga lebih mampu lagi wkwk.
Dimanapun kamu saat ini, bagaimana pun kamu sekarang, ataupun siapapun kamu. Semoga Allah selalu membersamaimu. Semoga kebaikan selalu menyertai hidupmu dan tentu juga hidupku, hingga pada saatnya Allah mempertemukan kita pada waktu terbaik menurut-Nya.
18 notes · View notes
ann7am · 4 months
Text
Membiarkan Prasangka yang Salah
Untuk beberapa orang yang hidupnya penuh dengan prasangka,
Kita biarkan mereka dengan prasangka salahnya masing-masing.
Kita biarkan mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Kita biarkan mereka berlarut-larut dalam prasangka yang menyesatkan pikir mereka.
Karena tak semua orang perlu mendapat penjelasan tentang kehidupan yang kita jalani
Karena tak semua manusia berlapang dada untuk menerima penjelasan.
Karena tak semua jasad bisa rendah hati menerima kebenaran.
14 notes · View notes
fnurulistiqamah · 9 months
Text
Hari ini ditutup dengan konseling seorang remaja perempuan 15 tahun yang tengah mengandung bayi usia 20 pekan. Ia mengenakan jaket abu-abu yang dipadankan dengan jilbab berwarna peach. Aku takjub dengan riasannya, flawless natural merona disempurnakan dengan softlens coklat dan cat kuku warna merah. Cantik, pujiku, ia pun tersenyum sangat manis.
Kemudian ia menceritakan masalahnya, bulir-bulir air mata tak sanggup dibendungnya, membuat riak anak sungai di pipi dan jilbabnya. Ia yang masih anak-anak tak lama lagi juga akan punya anak. Belum lagi permasalahan dengan pasangan, keluarga, saudara, fasenya yang remaja dengan beragam krisis, finansial, hormonal, keputusan harus putus sekolah menjelang akhir SMP untuk mengandung anak. Tak mudah. Ia bahkan membekaskan sayatan benda tajam di lengannya, hingga pikiran-pikiran untuk menyudahi segalanya. Ah, sungguh tak mudah jadi dirinya.
Di akhir sesi aku berterima kasih dan memeluknya erat, karena tetap mempertahankan bayi dalam rahimnya. Kesadaran akan kekhilafan yang telah dilakukan menghalangi ia melanjutkan mata rantai kesalahan-kesalahan lain yang lebih tragis. Ia belajar menerima konsekuensi atas khilaf yang lalu. Semoga edukasi selama konseling membekas dalam ingatannya sebagai upaya mengantisipasi dampak psikologis yang lebih berat, apapun perannya kelak.
Ah, memang tak mudah menjadi anak, apalagi orang tua. Setiap orang, setiap peran, setiap kita, punya medan tempurnya masing-masing. Be kind 🌼
Bpn, 040823
25 notes · View notes
lilanathania · 4 months
Text
Tiga Dasawarsa
Lewat masa remaja, saya sudah tak pernah menunggu-nunggu momen ulang tahun. Logis saja, pertambahan usia sebetulnya terjadi setiap hari, mengapa harus dirayakan pada satu tanggal tertentu? Namun, khusus hari ini, saya ingin mengajak kalian semua merayakan ulang tahun saya yang ketiga puluh. Perayaan ala Lila, alias merayakan dengan tulisan.
Tumblr media
Sejak awal tahun 2023, entah mengapa saya sudah merasa sangat tidak sabar menunggu datangnya tanggal 7 November. Draft tulisan ini bahkan mulai pertama kali saya buat di bulan Maret! Saya sampai geli sendiri. Mungkin karena ini akan menjadi sebuah babak baru hidup saya sebagai manusia berkepala tiga.
Sebelum Anda semua mengucapkan selamat, sepanjang tahun ini saya sudah banyak mengapresiasi diri sendiri. Saya lihat, Lila sudah tumbuh menjadi orang yang lebih kuat. Dengan segala tantangan hidup yang menerpa, saya selalu memilih untuk menjadi diri sendiri. Walau berkali-kali gagal dan jatuh, saya selalu bangkit dan melangkah lagi. Tentu tak lepas dari uluran tangan keluarga dan teman-teman yang ikut meminjamkan bahu serta mengusap air mata.
Mungkin seiring dengan bertambahnya usia, manusia akan makin banyak merenung. Sepanjang tahun ini, saya kerap memikirkan target-target yang meleset, impian yang belum tercapai, dan kejutan-kejutan lain dalam hidup. Hari ini, saat ini, saya berada di satu kondisi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Jauh lebih baik dari apa yang pernah saya doakan, tapi juga jauh dari kata selesai.
Perjalanan hidup mempertemukan saya pada berbagai jenis orang. Boleh dibilang, saya sudah berjumpa dengan orang yang sangat tulus dan sangat jahanam :)) Di dunia profesional maupun pertemanan, saya sudah memperoleh banyak kebaikan, ketulusan, kejahatan, pelajaran, dan kenangan tak terlupakan. Semua itu memperkaya dan membentuk diri seorang Lila.
Tidak ada satupun yang saya sesali, semua pilihan dan keputusan membentuk saya menjadi pribadi yang seperti ini. Saya bersyukur bahwa dengan semua ujian yang ada, selalu ada orang-orang yang berdiri di samping saya. Sesulit apapun cobaan yang datang, pasti ada keluarga dan sahabat yang merangkul dan berkata, “Lila, kamu bisa.” Itulah yang saya pegang. Ketika dunia terasa begitu kejam, ada orang-orang yang percaya dan tahu semua niat serta isi hati terdalam.
Di usia 30 ini, saya justru merasa hidup masih begitu panjang. Ada sangat banyak hal yang masih ingin saya pelajari. Begitu banyak buku yang ingin saya baca. Berbagai macam budaya yang ingin saya resapi. Saya siap menjalani sebuah babak baru dalam hidup.
Di tahun ini saya juga mulai melihat hidup dengan cara yang sedikit berbeda. Dulu, saya banyak menunda bila merasa satu hal bisa dijalankan di masa depan. Sekarang, saya lebih suka melakukan sesuatu sesegera mungkin selama masih bisa (baik itu tentang pekerjaan, impian, hobi, hingga pertimbangan pilihan-pilihan sulit). Hidup sering mengingatkan bahwa sebuah momen tidak akan datang dua kali. Jika bisa sekarang, mengapa harus nanti? Carpe diem.
Refleksi ini sebetulnya teruntuk saya sendiri, tapi semoga menggema juga di hati. Semoga menjadi afirmasi untuk semua usahamu.
Kamu hebat.
Semua upayamu tak akan sia-sia.
Selamat!
17 notes · View notes
kkiakia · 3 months
Text
Tumblr media
Semoga Allah senantiasa memberi hati kita kelembutan untuk memahami dan meyakini bahwa;
Takdir Allah adalah titian rahasia yang dihamparkan oleh waktu, maka takdir apapun yang Allah hamparkan di depan, pasti mampu kita lalui dengan kekuatan dari-Nya.
Allah Maha melihat setiap detail perbuatan dan perkataan kita, semoga Allah letakkan di hati kita rasa malu dan takut untuk berbuat dosa.
Allah Maha besar, tiada daya upaya diri kita tanpa pertolongan-Nya, semoga Allah jadikan kita berkesadaran bahwa kita adalah hamba yang selalu bergantung pada-Nya dan sedetikpun sungguh tak berdaya tanpa pertolongan-Nya.
Perihal hidup dan kematian, adalah suratan takdir yang tak bisa ditentang. Jika takdir untuk menghirup nafas kehidupan masih ada, maka akan ada banyak cara dan kesempatan untuk tetap bertahan namun jika waktu telah habis dan rejeki di dunia tiada lagi tertulis, maka yang mesti berpulang tiada sama sekali mampu di pertahankan untuk tetap bernafas.
(Refleksi, setelah menemui kasus tenggelam anak usia 3,5th siang kemarin di daerah ST di faskes primer seadanya, Alhamdulillah, pasien berhasil di rujuk ke RSUD terdekat dg perjalanan menggunakan transportasi air disertai cuaca hujan dan riak sungai yang bergejolak dengan waktu hampir 2 jam di sungai)
Pelajaran berharga, 21 Januari 2024 09.45 wita
156 notes · View notes
penaimaji · 11 months
Text
Berprasangka Baik Jangan pernah hidup dalam asumsi burukmu. Kamu akan lelah karena pikiranmu sendiri. Cobalah untuk memvalidasi perasaanmu, kenapa sering berpikir negatif? Diurai satu persatu dan mulailah belajar untuk berprasangka baik pada apa maupun siapa, karena itu jauh lebih melapangkan hatimu Mulailah belajar untuk menerima sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai introspeksi diri Lalu hiduplah secukupnya. Menyukai sesuatu sekadarnya, pun tidak menyukai sesuatu cukup biasa saja. Sebab, apapun yang kita hadapi, tentu semuanya atas izin Yang Kuasa
Jakarta, 19 Mei 2023 | Pena Imaji
217 notes · View notes
palupiyuliyani · 23 days
Text
Sering kudengar kalimat ini, entah siapa yang pertama menuliskannya..
"Kamu akan diuji pada apa yang paling kamu cintai"
Dan benar..
Saat ini, dia (suamiku) dan rumah tangga ini adalah tempat dimana cinta milikku berada.
Maka sudah bisa dipastikan Allah akan meletakkan ujian itu disana.
Hampir tidak ada masalah jika kami sedang bersama. Bersamanya makan sepiring berdua dan membeli satu gelas minuman untuk berdua pula, menjadi hal indah.
Lalu, Allah hadirkan jarak-keterpisahan sementara. Kamu disana, aku disini.
Kurasa beginilah cara Allah, kembali meluruskan pandanganku tentang pernikahan.
Kupikir menikah artinya kami akan bersama-sama sepanjang waktu, mengurai sepi dan sendiri. Aku lupa, bahwa ada kemungkinan lain yang mungkin bisa terjadi, apalagi kalau bukan LDR. Aku kembali merasakan sepi, maka benar mengurai sepi bukanlah tujuan asli dari pernikahan.
Menikah adalah ibadah, menikah adalah komitmen, menikah adalah mitsaqan ghaliza (perjanjian yang kuat).
Selebar apapun jarak, setia adalah wajib.
Seberat apapun jalan, sabar adalah konsekuensi.
Seling memahami, menyayangi, menemani, melindungi dan segala pekerjaan mencintai adalah bagian dari ibadah pada-Nya.
Dan lagi-lagi memaksaku untuk kembali sadar, untuk tidak bergantung pada manusia, sekalipun dia suamiku.
Untuk melewati beratnya fase ini, aku tidak punya pilihan lain, selain mengadu dan menangis pada Tuhanku, Allah. Tak ada pilihan lain, selain meminta kekuatan dan kesabaran pada-Nya.
Kurasa pada akhirnya, Allah ingin : aku menyadarkan cinta hanya pada-Nya, bukan pada keluarga, bahkan bukan pada suamiku. Rasa kasih sayang antara kami, Allah yang menumbuhkan.
Maka sudah seharusnya letak cinta tertinggi itu pada Allah Yang Memberi dan Menumbuhkan Cinta.
Mari kembali meluruskan pandangan.
6 notes · View notes
herilakbar · 2 months
Text
Kau bangun, dengan sakit dada begitu hebat. Kepalamu bukan milik sendiri, dia juga menghitung orang lain di dalamnya.
Setiap perjalananmu di kuatkan dan di beratkan oleh orang-orang yang memegang tanganmu.
Terbang sendiri memang cepat, namun ia menyedihkan dan sikap egois. Terbang bersama begitu berat, tetapi orang lain juga perlahan-lahan ikut ke atas, kau tidak sendiri.
Bangun pagi hari ini, dengan sakit dada begitu hebat. Pergi belajar, bekerja, membaca buku, mencatat —demi orang yang kau sayang tak merasakan sakit yang sama.
Kau menyanggupi diri , melupakan rasa, tidak sempat sedih, dan tetap berjalan menuju kedepan.
12 Februari 2024
12 notes · View notes
wedangrondehangat · 5 months
Text
Tumblr media
Terkadang ini soal sudut pandang.
Saya sebenarnya hampir-hampir sama dengan mbak tersebut. Mungkin sebagaimana perempuan pada umumnya, terkadang gemas melihat suami meletakkan barang tidak pada tempatnya lagi. Meski sebenarnya saya bukan perempuan yang rajin-rajin amat untuk membersihkan.
Saya teringat kisah tentang pasangan yang berpisah karena sang suami selalu membuang sisa rokoknya di pot milik si istri. Mungkin bagi orang lain terlihat sepele, tetapi hal itu dilakukan berulangkali bahkan mungkin bertahun-tahun sampai sang istri lelah mengingatkan. "Seumur hidup itu terlalu lama, nak.." ujarnya pada sang anak sewaktu hendak berpisah.
Saya setuju bahwa seumur hidup itu terlalu lama untuk dihabiskan bersama orang yang tidak tepat.
Saya pun kerap kesal ketika suami menumpahkan kopi sehingga menimbulkan bercak di lantai atau dalam kulkas. Ia juga kerap tidak membenahi perlengkapan laptopnya, meletakkan celana dan baju sesukanya, peralatan mandi berserakan tidak kembali pada tempatnya, tetapi ia tidak setiap hari seperti itu, meski memang sering.
Di sisi lain, jika saya marah mungkin bisa saja melukai hatinya dan membuatnya berpikir bahwa saya ini pribadi yang suka marah-marah.
Akhirnya saya mencoba mengubah sudut pandang. Bagaimana jika saya adalah dia? Apa yang selama ini dilakukannya terhadap saya ketika saya membuat kesalahan?
Jika diingat-ingat ada begitu banyak kelakukan saya terhadapnya yang berhak membuatnya marah besar, tetapi ia bahkan tidak marah sama sekali. Saya pernah mematahkan pondasi televisi yang ia beli dengan tabungannya sendiri, menumpahkan kopi ke atas laptopnya sampai laptop tersebut rusak padahal sedang ada proyek yang ia garap, bahkan yang terfatal saya melewatkan tanggal ulang tahunnya karena saya salah mengingat tanggal!
Suami saya banyak mentolerir sikap saya, tidak suka melarang, mengizinkan saya pulang kampung berminggu-minggu, memberikan nyaris seluruh penghasilannya untuk saya kelola, tidak menuntut rumah harus bersih, tidak menuntut harus masak.
Perempuan-perempuan yang belum menikah mungkin bisa membicarakan soal poin-poin kecil pada paragraf di atas kepada calon pasangan terlebih dahulu. Poin-poin itu berdampak sangat besar terhadap kehidupan perempuan nantinya setelah menikah. Banyak perempuan yang tertekan karena kerap dilarang, berbakti di bawah tekanan, tidak diberi ruang untuk dirinya sendiri, tidak punya waktu untuk me time, dan lain-lain.
Sebagaimana makhluk tuhan pada umumnya, suami saya juga tidak lepas dari segala kekurangan di balik segala kebaikannya. Sisi-sisi yang kurang tersebut saya anggap sebagai ujian dalam pernikahan sambil meyakini bahwa Allah memberi cobaan telah satu paket dengan solusi atau penyelesaiannya. Meyakini bahwa ada hikmah yang indah di balik setiap cobaan dari-Nya.
Saat berkunjung ke salah satu sesepuh yang telah berusia 90 tahun di Jawa beberapa waktu lalu, saya bertanya apa rahasia bisa berumur panjang dan sehat seperti beliau. Pesan beliau kepada saya:
Satu, sabar.
Dua, Jangan marah-marah.
Tiga, vitamin L alias "luweh" kalau kata orang Jawa. Luweh maksudnya terserah, bodo amat. Jangan baper, jangan terlalu memikirkan apa kata orang, jika ada masalah jangan dipikir terlalu lama.
Melalui tulisan ini saya ingin mengingatkan—utamanya pada diri sendiri bahwa setiap orang, termasuk diri kita sendiri maupun pasangan kita pasti memiliki kekurangan. Namun, hal itu sepatutnya tidak membuat kita buta atas segala kebaikannya.
Kekurangan yang saya maksud pun adalah hal-hal yang masih bisa ditolerir. Kita tahu batas tolerir kita masing-masing.
Dalam melihat persoalan, cobalah sesekali mengganti kacamata kita. Mungkin bisa mengubah apa yang tadinya begitu merunyamkan menjadi lebih menentramkan. Ingat-ingat juga 3 pesan dari sesepuh yang saya tuliskan. Sabar, jangan marah-marah, dan luweh! Semoga kita bisa sama-sama belajar menerapkannya, aamiin~
Catatan 22 Oktober 2023
12 notes · View notes