Tumgik
#sedih
sastrasa · 2 months
Text
Dulu, kukira tingkatan tertinggi dari mencintai seseorang adalah membersamai, tanpa memiliki. Tapi ternyata, masih ada yang lebih tinggi dari itu. Yaitu membebaskan, memerdekakan. Aku mencintaimu sepaket dengan membebaskan dan memerdekakanmu. Kamu bebas hidup seperti apapun yang kamu mau. Kamu bebas mencintaiku dengan cara apapun itu. Kamu bebas enggak mencintaiku atas pilihanmu. Aku tetap mencintaimu. Kamu bebas. Kamu merdeka.
- Sastrasa
136 notes · View notes
mudabercerita · 3 months
Text
Ingin sekali rasanya menuangkan segala yang ada dalam wadah bernama kepala. Bertukar isi dengan makhluk Tuhan lainnya dari jenis manusia yang sedikit berbeda. Namun apa daya. Wadah dengan corak serupa, sulit sekali menemukannya. Sedang corak berbeda, sulit sekali menerimanya.
-Adzkia N
Banjarmasin, 9 Januari 2024 pukul 20.59 WITA.
58 notes · View notes
pengelanakisah · 2 months
Text
Apakah aku tidak boleh sesekali marah pada keadaan? Apakah aku tidak boleh sesekali benci pada hidup yang berantakan? Apakah semua manusia harus menjadi malaikat ketika dunianya sedang tidak baik-baik saja? Bila demikian, siapa di antara kita yang paling egois? Aku, kamu atau Tuhan?
39 notes · View notes
kata-renjana · 2 months
Text
“Kamu tidak sendiri” itu tidak tepat. Yang paling tepat adalah Kamu selalu sendiri dan harus mengandalkan dirimu sendiri.
Kamu punya dirimu sendiri, berdiri dikakimu sendiri, dan kamu memutuskan kemana kamu akan pergi.
Kamu tidak punya siapapun dan bukan punya siapapun.
Orang lain hanya datang dan pergi, terkadang sedikit peduli tapi selebihnya? Mereka sibuk dengan masalah mereka sendiri.
Jadi, Kamu milikmu sendiri, andalkan dirimu sendiri.
Tidak apa apa; kamu lahir sendiri, mati pun akan sendiri. Sendiri tidak apa apa.
30 notes · View notes
journal-rasa · 2 months
Text
Masalahnya bukan melupakan.
Tapi menerima.
Siapa yang bisa menerima maka dia bisa melupakan.
Ini nasihat Tere Liye di banyak novelnya yang baru kupahami maknanya setelah sekian tahun berikutnya. Benar. Kita harus menerima untuk benar-benar bisa melupakan.
Bukan sekedar melupakan kejadiannya, tapi lebih ke melupakan rasa sakitnya.
Seseorang bisa saja telah melupakan semua kejadiannya, tapi ia tetap tidak sanggup melupakan semua rasa sakitnya hingga terbawa menjadi sebuah trauma berkepanjangan dalam hidupnya.
Terima semuanya. Terima rasa sakit itu. Cukup sekali ini, izinkan hatimu merasa sakit tanpa harus pura-pura bahagia. Setelah selesai, maka kamu bisa memaafkan mereka.
Sadarilah, memaafkan itu untuk dirimu. Bukan untuk mereka.
Ada orang yang bisa memaafkan tanpa pernah menerima permintaan maaf. Ada juga orang yang tak bisa memaafkan, meski sudah dimohonkan ribuan kata maaf.
Meminta maaf dan memberi maaf adalah dua tugas berbeda.
Kamu bisa meminta maaf pada dirimu sendiri, tapi kamu belum tentu bisa memaafkan dirimu sendiri.
Serumit itu.
Tapi ternyata tidak bagi Tuhan. Ketika Tuhan memaafkanmu, maka kau bisa memaafkan dirimu sendiri.
29 notes · View notes
langitdanlaut · 1 month
Text
Pantas saja terasa sulit untuk kita bersama. Aku mencintai lautan yang kau lihat itu menyeramkan. Aku mengajakmu ke lautan, yang kamu inginkan pegunungan. Aku mengajakmu ke Pesisir Yogyakarta, kau rindukan dinginnya Braga.
22 notes · View notes
iniakunisna · 1 month
Text
Hari ini, Aku kembali memaafkan diriku lagi. Aku akan terus memaafkan diriku untuk kehidupan selanjutnya. Ya, lagi dan lagi, walau lelah sebenarnya
Aku memaafkan diriku atas bahagia dan kedamaian yang terlalu dipaksakan untuk hadir dalam kehidupan
Yah, standarnya mereka² yang ada di sekitar ini
Nyatanya aku dan diriku punya skenario sendiri dalam kehidupan
Sambil menanti pulang, mari terus memaafkan
17:02:24
16 notes · View notes
guratpena · 6 months
Text
khawatir
aku sedang khawatir tentang banyak hal. tentang peluang keberhasilan diantara deretan kegagalan.
aku sedang khawatir tentang banyak hal. tentang peluang datangnya cobaan diantara banyaknya karunia.
aku sedang khawatir tentang banyak hal. tentang peluang bersedih diantara sejumlah kebahagiaan.
lalu aku tenggelam dalam kekhawatiran,
38 notes · View notes
ruanguntukkita · 1 year
Text
Dear, My Future Husband
Aku menuliskan ini dalam keadaan tidak memikirkan siapa pun. Teruntuk seseorang yang bahkan belum aku ketahui sosoknya seperti apa. Hai, perkenalkan, aku anak pertama dari dua orang bersaudara. Aku tumbuh dan besar dari keluarga yang utuh dan sepertinya normal layaknya keluarga lainnya. Saat menuliskan ini, usiaku 26 tahun 4 bulan 4 hari. Orang-orang mengenalku sebagai sesosok yang ceria, hangat, dan pendengar yang baik. Tapi mungkin nantinya, semakin kau mengenalku, justru kau menemukan aku berbeda dari apa yang orang-orang sampaikan.
Impian terbesarku dalam pernikahan hanya satu. Kita bisa “saling”. Aku selalu memimpikan pernikahan yang di dalamnya terdapat kerja sama. Kita adalah dua orang yang sedang berjuang untuk mendapatkan tujuan yang sama, bukan dua orang yang sedang bersaing untuk mendapatkan pemenang.
Aku adalah orang yang memiliki banyak trauma. Salah satu trauma yang aku punya adalah soal rasa percaya. Mungkin toxic yang aku punya adalah; aku tau bagaimana caranya mencintai, tapi aku gak tau gimana bisa percaya kalau orang lain mencintaiku. Aku tau, trauma ini adalah tanggung jawabku untuk mnyembuhkannya. Tapi kalau boleh aku minta bantuan, tolong yakinkan aku setiap harinya bahwa kau mencintaiku. Aku butuh kalimat yang tersampaikan.
Aku bukan wanita yang senang mengekang. Kau boleh bertemu dengan teman-temanmu. Bahkan mungkin aku juga bukan wanita yang pencemburu. Kau boleh memiliki rekan kerja perempuan. Aku menghargai apa pun yang kau lakukan, selama kau tidak menutupi apa pun yang memang seharusnya aku ketahui dan kau tau batasan.
Aku senang mempelajari hal baru, aku senang bertanya tentang banyak hal. Aku harap kau adalah orang yang bisa aku ajak berdiskusi tentang banyak hal di dunia ini. Tidak perlu berdebat, cukup sampaikan apa yang ingin kau sampaikan atau hal yang kau ketahui, dan aku akan melakukan hal yang sama. Di akhir diskusi, mari kita tutup dengan pelukan yang hangat dan tertawa bersama.
Aku menyukai hal-hal sederhana, sesederhana menikmati teh hangat di kala hujan, menertawakan hal-hal konyol, atau bahkan bernyanyi di atas motor. Kau boleh untuk ikut serta, akan aku kenalkan kau pada hal-hal indah nan sederhana yang ada di dunia ini.
Terakhir, aku ingin mengucapkan banyak terima kasih. Dari banyaknya wanita di dunia ini, terima kasih sudah memilih aku dan membuat aku yakin untuk memilihmu. Mari sama-sama kita wujudkan hubungan sehat dan terus bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik lagi kedepannya. Mari kita saling berbahagia hingga ke syugra, suamiku..
 - Pekanbaru, 17 Desember 2022
153 notes · View notes
penaalmujahidah · 11 months
Text
Kita akan memahami makna suatu hal setelah melewati berbagai kerumitan pikiran sendiri. Ketika di hadapkan pada kenyataan yang tak sejalan dengan keinginan rasanya memang menyesakkan, tapi lambat laun ada kalanya semua itu reda. Hingga satu persatu pintu-pintu pemahaman terbuka, menampakan makna yang bisa kita ambil darinya.
Kadang perasaan sedih, galau, dan kecewa, itu emang buat kita capek. Tapi sebagai manusia yang masih hidup, ternyata kita perlu keadaan seperti itu untuk menyelami lebih dalam diri sendiri. Merenungi banyak hal yang mungkin saat kita bahagia enggak terpikirkan. Yaa, begitulah. Aku kadang mengutuk segala bentuk perasaan galau. Namun, di sisi lain aku juga mensyukuri itu. Salah satunya adalah karena galau bisa membuatku bisa menulis banyak hal.
@penaalmujahidah
45 notes · View notes
duniapetualangkata · 7 months
Text
Mari istirahat sebentar, mengiba apa saja yang ditawarkan waktu.
Lelah penat menyatu, Khusyuk memandangi langit yang tenangnya sampai ke mata.
Sesak sekali rasanya, mengejar
kebahagiaan seperti apa yang terus diburu?
Sedangkan hidup ada jalurnya tersendiri.
Ada yang masih terus berjalan
sedang beberapa orang memilih berhenti.
Bukankah hidup memang tidak pernah berjalan imbang?
Segalanya kita pertaruhan, segalanya kita gadaikan demi kebahagiaan seperti apa itu?
24 notes · View notes
sastrasa · 15 days
Text
Karena itu aku, kamu gak mau.
Kamu bukan takut menjalin hubungan baru dengan seseorang, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Kamu bukan belum siap menjalin hubungan asmara dengan seseorang, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Kamu bukan gak mau melawan segala takut dan cemasmu soal masa depan, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Kamu bukan gak bisa mengusahakan seseorang untuk dapat bersamamu, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Intinya, bukan aku yang kamu mau, kan?
- Sastrasa
56 notes · View notes
yurikoprastiyo · 2 years
Text
Menangislah, langit yang birupun pernah menangis. Gunung yang tinggi juga menangis. Agar dunia tau, cara menjadi kuat bukan dengan berpura-pura kuat.
263 notes · View notes
pengelanakisah · 2 months
Text
Melangkah meninggalkan jejak yang tampak samar oleh kabut penuh lara. Sudah teramat lama jiwamu berselimut sunyi berteman sepi, mengaburkan pandangan tentang perasaan bahwa hidup akan terus berjalan. Kamu berhak memiliki pelangi setelah hujan panjang yang tak kunjung reda. Kembalilah tersenyum wahai nona.
13 notes · View notes
kata-renjana · 2 months
Text
Ini terlalu sakit ketika, seseorang yang paling kamu butuhkan dalam keadaan sulit, namun dia tidak ingin mendengarkanmu.
Ini terlalu menyedihkan ketika, seseorang yang kamu harapkan bisa menggenggam harapan dan rasa percaya dirimu memilih untuk diam dan membiarkanmu sendiri.
Sungguh payah rasanya; seseorang yang kamu pikir adalah orang yang paling membuatmu kuat tapi dia tidak tahu bahwa kamu hampir mati.
Lalu apa lagi yang kamu harapkan?
18 notes · View notes
seperduaarutala · 11 months
Text
Menjadi Sepasang Asing
Tumblr media
Sc: Pinterest
Buram sang malam melambai pasrah di hadapan pertanda kisah harus berakhir antara celah harap dan sadar Lewat senyap kepergian dua manusia memaknai asing tanpa sempat berbagi kata tentang awal mata bertemu Keduanya terus bungkam sekalipun sesak menikam karna kita bukanlah bayang 'tuk lengkapi kurang masing-masing
Leonny Eudia La Jemi, 2023
39 notes · View notes