Tumgik
#surah al anbiya
Video
youtube
021 সূরা আম্বিয়া || quran tilawat with bangla translation full | Surah A...
0 notes
wrappedinamysteryy · 7 months
Text
The Dua of Musa (AS):
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir
‘My Lord, indeed I am, for whatever good You would send down to me, in need.’ (Surah Al-Qasas, 24)
The Dua of Yunus (AS):
لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِين
La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minaz-zalimin
‘There is no god worthy of worship except You. Glory be to You! I have certainly done wrong.’ (Surah Al-Anbiya, 87)
The Dua of Nuh (AS):
رَبِّ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ
Rabbi inni maghlubun fan-tass-ssir
‘I am helpless, so help me!’ (Surah Al-Qamar, 10)
The Dua of Ayub (AS):
أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Innee massaniyad durru wa Anta arhamur raahimeen
‘Indeed, I have been touched with adversity, and You are the Most Merciful of the merciful.’ (Surah Al-Anbiya, 83)
The Dua of Muhammad (SAW):
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ والْحُـزْنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
Allaahumma ‘innee ‘a’oothu bika minal-hammi walhazani, wal’ajzi walkasali, walbukhli waljubni, wa dhala’id-dayni wa ghalabatir-rijaal.
‘O Allah, I take refuge in You from anxiety and sorrow, weakness and laziness, miserliness and cowardice, the burden of debts and from being overpowered by men.’ (Sunan an-Nasa’I 5449)
3K notes · View notes
andromedanisa · 25 days
Text
tidak tergesa-gesa
لو تأملت في حالك لوجدت أن الله أعطاك الكثير دون أن تطلبه
فثق أن الله لم يمنع عنك حاجة رغبتها إلا و لك في المنع خيرا تجهله
"Sekiranya kau renungi perihal keadaanmu, pastilah kau dapati bahwa Allaah menganugerahkanmu banyak hal tanpa kau pinta. Karena itu, percayalah bahwa ketika Dia menghalangi tak memberi hal yang begitu engkau harapkan dan sukai tak lain karena pada hal demikian itu ada kebaikan yang engkau tak ketahui."
Kesabaran dalam berdoa adalah bahwa doa itu punya batas sesuai dengan kadar bobotnya.
Allaah pasti akan mengabulkan setiap doa yang telah dipanjatkan kepadaNya. Allaah pasti akan memberi jawaban doa seseorang selama ia bersabar dan tak tergesa-gesa.
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', (Nabi bersabda), "Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, (yaitu) orang tersebut berkata, "Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tetapi Dia tidak mengabulkannya untukku." Dalam riwayat Muslim (disebutkan), "Doa seorang hamba senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan hubungan keluarga, asalkan ia tidak tergesa-gesa." Ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?" Beliau bersabda, "Seseorang berkata: Sungguh aku telah berdoa dan sungguh aku telah berdoa, namun aku belum melihat dikabulkannya doaku," maka ia pun merasa rugi (putus asa) ketika itu sehingga meninggalkan doa."  Hadis sahih - Muttafaq 'alaih
apa kunci dikabulkannya doa Nabi Zakariyyah alaihi salam? tentu kesabarannya. 70 tahun lamanya baru Allaah kabulkan doa Nabi Zakariyyah. selama 70 tahun Nabi Zakariyyah alaihissalam mengulang-ulang doanya setiap hari kepada Allaah tanpa tergesa-gesa.
berapa lama Nabi Yaqub alaihissalam berdoa agar Allaah pertemukan dengan Nabi Yusuf alaihissalam? Berpuluh-puluh tahun lamanya sampai ada yang mengatakan 40 tahun barulah Allaah mengabulkannya.
berapa lama Nabi Ayyub alaihissalam berdoa kepada Allaah agar mengembalikan semuanya? Tepat 20 tahun lamanya Nabi Ayyub alaihissalam berdoa yang mana Allaah abadikan dalam surah Al-Anbiya ayat 83
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
Tidak sulit bagi Allaah untuk mengabulkan doa-doa para Nabi. Allaah lebih tahu segalanya. yang tersirat dari keteladan mereka adalah kesabaran tanpa batas. iya, sabar. nikmati setiap prosesnya.
akan ada batas waktunya dimana doa itu akan terkabul. yang perlu kamu yakini adalah bahwa setiap jawaban doa adalah iya pasti dikabulkan.
ada seorang perempuan bercerita kepada temanku, beliau menikah diusia 25 tahun. Allaah kabulkan doanya dengan kehadiran buah hati diusia beliau yang tidak muda lagi 45 tahun. 20 tahun lamanya beliau berdoa, dan selama itu Allaah baru mengabulkan doanya. padahal banyak manusia disekitarnya meragukan bahwa beliau ini akan hamil dan memiliki buah hati.
tentang doa teringat dengan perkataan Ibnu Qoyyim rahimahullaah, "Doa itu ibarat panah yang dilesatkan ke langit. tapi untuk mencapai langit ia butuh waktu."
"Berdoalah kepada Allaah dalam keadaan yakin bahwa doa tersebut akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allaah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai (yang tidak yakin bahwa doanya akan dikabulkan)." (HR. Tirmidzi 3479)
...
dan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk melepaskan dan memulangkan semua kekhawatiran dengan doa-doa yang sungguh-sungguh mengharap Rahmat dan ampunan Allaah semata..
18 Ramadhan 1445 Hijriah
122 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
Pesan Untuk Aktivis Dakwah #2
Tumblr media
Ada satu pesan dari Syaikh Dr. Yusuf Qaradhawi terkait keimanan. Isinya adalah, "Iman yang benar adalah iman yang melahirkan jiwa revolusioner pada diri seseorang." Potret ini dapat kita jumpai dari kalangan para sahabat, selepas memeluk Islam, jiwa mereka mengalami perubahan baik dari segi intrinsik dalam diri mereka dan juga ekstrinsik, aspek kebermanfaatan untuk banyak orang.
Atau mungkin juga, sisi revolusioner dari Nabi Ibrahim. as yang puncak dari refleksi keimanannya adalah dengan menghancurkan berhala-berhala, atas proses paripurna pencarian siapa Tuhan yang layak ia sembah. Allah abadikan peristiwa itu dalam Al-Qur'an surah Al-Anbiya' ayat 58.
Jiwa-jiwa itu lahir bukan tanpa sebab, melainkan aqidah yang dipelajari dengan dalam, tertancap dan diimplementasikan ke dalam setiap aspek kehidupan. Maka tidak heran jika Hasan Al-Banna berpesan kepada aktivis dakwah untuk menghidupkan dan memperhatikan dakwah mabadi. Dakwah yang sifatnya prinsip, fundamental.
Hal tersebut kini yang mulai kurang diperhatikan di kalangan aktivis dakwah, yang berkecimpung di sektor dan bidang apapun. Banyak dari mereka yang menginginkan akselerasi pemahaman, langsung ingin lompat ke materi-materi politik, ekonomi, dsb padahal baru mendapatkan meteri akidah seadanya, pun dibarengi dengan lemahnya semangat dalam menuntut ilmu ini.
Dari sudut pandang para pendidik, seorang murabbi dalam membina misalnya, baru memberikan materi akidah dalam satu dua pertemuan, langsung lompat ke materi-materi lain, yang hal itu dilakukan tanpa ada crosscheck kepahaman dari para mutarabbi-nya.
Ini bisa jadi bahaya. Sebab dampak jangka panjangnya dikhawatirkan akan mencetak aktivis-aktivis dakwah yang 'karbitan', yang hanya memiliki motivasi ekstrinsik saja. Ingin terus berbuat untuk umat, tapi lupa mengkoreksi bagaimana sisi intrinsik diri. Amal yaumiah kendor, gampang futur dan tidak memiliki kelanggengan semangat beramal.
Akan sangat memilukan jika menjumpai seorang aktivis dakwah yang rela menahan kantuk demi membahas solusi-solusi keumatan, tapi malah abai, meyepelekan terhadap tahajud bahkan sholat subuhnya, belum tilawah hariannya, dzikir-dzikirnya, maupun ibadah sunnah lainnya.
Yang dahulu, padahal itu semua merupakan modal utama dalam melangsungkan amanah dakwah di kalangan para sahabat dan generasi-generasi emas Islam berikutnya. Sekali lagi, ini sungguh memilukan.
Maka dari itu, siapapun yang hari ini masih menegaskan diri ingin berkecimpung dalam dakwah, di sektor dan medan apapun, untuk kiranya memperhatikan dakwah mabadi ini. Dakwah yang sifatnya kembali pada prinsip-prinsip kesilaman kita. Khususnya bagi seorang pengajar/murabbi/da'i atau apapun itu, yang tugas utamanya adalah membina. Bahwa materi aqidah harus disampaikan secara integral, utuh dan menarik.
Kalau motivasi intrinsik itu tumbuh akan menjadi bekal bagi mereka untuk menghadapi segala lika-liku dakwah, dengan tetap optimis dan semangat dalam melewatinya. Sebaliknya, mereka yang abai akan hal ini, yang hanya berfokus pada motivasi ekstrinsik akan lebih mudah buyar dan bubar jalan dalam menghadapinya.
Wallahua'lam bis shoowab.
199 notes · View notes
lightup0nlight · 4 months
Text
Tumblr media
In part of an aayah, Allah subhanahu wa ta'ala says:
🌺 ❛… and We shall make a trial of you with evil and with good, and to Us you will be returned.❜ 【Surah al-Anbiya 21:35】
Ibn Abbas radi Allahu ‘anhu said in regard to this aayah: ❛[Allah] will test you with difficulties and with times of prosperity, with health and sickness, with richness and poverty, with lawful and unlawful, obedience and sin, with guidance and misguidance.❜ 【Tafseer Ibn Kathir】
From this we learn that we’re constantly being tested by Allah in this dunya, either in a form of difficulty or ease. And we often forget that ease is actually a form of test — to test us whether we are grateful or ungrateful, whether we’re using Allah’s blessings to seek His rida or otherwise. It’s hard to realise and convince ourselves that moments of ease — such as getting a promotion, getting married, etc — are all tests from Allah.
My teacher reminded us that our life in this dunya is just like a coin, where one side is Sabr, and the other is Shukr. Every incident we go through in life, from the moment we wake up until the moment we return to bed, will be between two that either require Patience and/or Gratefulness.
So remember that when Allah sends us ease, it does not necessarily mean He is pleased with us. And when Allah sends us difficulties, it does not necessarily mean He is displeased with us. They are all tests, and it's not the tests that we should focus on, rather it's our attitude that we should work on — whether we are truly exercising sabr and/or shukr.
🌺 Rasulullah salla Allahu ‘alayhi wa sallam said: ❛Indeed greater reward comes with greater trial. And indeed, when Allah loves a people He subjects them to trials; so whoever is content, then for him is pleasure; and whoever is discontent, then for him is wrath.❜ 【At-Tirmidhi 2396 | Graded Fair】
Your sister in Deen, Aida Msr ©
11 notes · View notes
hassanatforusmk · 8 months
Text
لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰــنَكَ اِنِّىْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
Laa Ilaha Illaaa Anta Subh’aanaka Innee Kuntu Minaz” Z’aalimeen
None has the right to be worshipped but You (O Allah), Glorified (and Exalted) are You. Truly, I have been of the wrong-doers.
Surah Al-Anbiya - 21:87
23 notes · View notes
adilemadil · 1 year
Text
Belajar Menyayangi dari Para Ulama Hadits
Dalam tradisi muhadditsin (para ulama hadits) terdapat salah satu hadits yang sering diulang-ulang, utamanya saat sebuah pertemuan antara murid - guru pertama kali berlangsung atau saat sebuah majlis kitab hadits tertentu pertama kali dilaksanakan atau juga momen-momen yang itu menggambarkan awal mula perjumpaan; yang disebut hadits musalsal bil awwaliyyah/ hadits rahmah. Hadits yang kami dapatkan dari guru kami, bersambung hingga Sufyan bin Uyaynah, dari Amru bin Dinar, dari Abi Qabus dari Abdullah bin Amr bin al-Ash dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda:
الراحمون يرحمهم الرحمن تبارك و تعالى ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء
Orang-orang yang saling berkasih-sayang (saling rahmah) mereka akan disayang oleh Sang Maha Rahman; Allah tabaraka wa ta’ala, sayangilah siapapun yang ada di bumi maka penduduk langit akan menyayangi kalian.
[Note: Syaikh Mahfudz at-Turmusy menjelaskan bahwa penduduk langit ialah para malaikat yang akan mendoakan kebaikan bagi mereka yang bersikap rahmah kepada penduduk bumi].
Diantara hikmah hadits musalsal bil awwaliyyah tersebut menjadi opening sebuah majlis, kitab, dan perjumpaan ialah bahwasanya para ulama muhadditsin ingin mengajarkan kepada kita: Sebelum kita memulai segala sesuatu, tanamkan jiwa rahmah dalam diri kita. Jangan pernah karena sebab kita mengetahui sesuatu kita bersikap sesuka hati dan mengabaikan hak orang lain apalagi takabbur. Karena sungguh, salah satu inti dari ajaran Islam adalah rahmah kepada seluruh makhluk, sebagaimana dalam surah Al-Anbiya’ Allah tabaraka wa ta’ala berfirman: wa maa arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin (tidaklah kami mengutusmu {Muhammad} kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta).
Rahmah ialah bagian dari akhlak, dan akhlak adalah inti dari ajaran Islam. Kita tidak pernah tahu perpecahan apa yang akan didengungkan oleh orang-orang yang hatinya penuh dengki, namun yang kita tahu dan kita semua setuju, bahwa dengan pemahaman Islam yang benar hati kita akan tersibukkan dengan mencintai hingga lupa apa itu membenci.
23 notes · View notes
taapsee · 26 days
Text
Tumblr media
#इस्लाम_की_अनसुलझी_पहेली
Muslim religious leaders believe that there is no rebirth. While Baakhabar Sant Rampal Ji Maharaj has proved from Quran Surah Al-Anbiya 21:104 that there is rebirth. Only Sant Rampal Ji has the correct information about Allah. Baakhabar Sant Rampal Ji
4 notes · View notes
anotheraldin · 9 months
Text
And ˹remember˺ when the Man of the Whale stormed off ˹from his city˺ in a rage, thinking We would not restrain him. Then in the ˹veils of˺ darkness he cried out, “There is no god ˹worthy of worship˺ except You. Glory be to You! I have certainly done wrong.”
So We answered his prayer and rescued him from anguish. And so do We save the ˹true˺ believers.
-Surah Al-Anbiya 21:87-88.
8 notes · View notes
realsalvationpath · 15 days
Text
#GodMorningMonday
बाख़बर संत रामपाल जी महाराज
يوم نطوي السماء كمي السجل الكتب كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَمِينَ )
Quran Sharif - Surah Al Anbiya 21:104
मुस्लिम धर्मगुरुओं का मानना है कि पुनर्जन्म नहीं होता है।
#Allah_Is_Kabir
Tumblr media
2 notes · View notes
hej-raa · 9 months
Text
8 notes · View notes
garisah · 3 months
Text
The Dua of Musa (AS):
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir
‘My Lord, indeed I am, for whatever good You would send down to me, in need.’ (Surah Al-Qasas, 24)
The Dua of Yunus (AS):
لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِين
La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minaz-zalimin
‘There is no god worthy of worship except You. Glory be to You! I have certainly done wrong.’ (Surah Al-Anbiya, 87)
The Dua of Nuh (AS):
رَبِّ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ
Rabbi inni maghlubun fan-tass-ssir
‘I am helpless, so help me!’ (Surah Al-Qamar, 10)
The Dua of Ayub (AS):
أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Innee massaniyad durru wa Anta arhamur raahimeen
‘Indeed, I have been touched with adversity, and You are the Most Merciful of the merciful.’ (Surah Al-Anbiya, 83)
The Dua of Muhammad (SAW):
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ والْحُـزْنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
Allaahumma ‘innee ‘a’oothu bika minal-hammi walhazani, wal’ajzi walkasali, walbukhli waljubni, wa dhala’id-dayni wa ghalabatir-rijaal.
‘O Allah, I take refuge in You from anxiety and sorrow, weakness and laziness, miserliness and cowardice, the burden of debts and from being overpowered by men.’ (Sunan an-Nasa’I 5449)
5 notes · View notes
sister-fathima · 1 year
Text
Tumblr media
The story of Ayyub (A.S) is usually told from the perspective of patience, but in fact, it is also about the devoted love between him and his wife. 
For 50 years he lived a life of comfort and luxury, raising 7 sons and 7  daughters. h=H eenjoyed many forms of wealth such as real estate, livestock, gold and jewelery. Everyone in his community acknowledged him as their prophet; they had accepted the message because they associated his wealth, status, children, succes, health and good looks with the truth- until Allah decided to test him and his people. 
Allah sent the first test in the foorm of an earthquake.His house collapsed instantly killing all his children. But Ayyub (A.S) was patient. Then theives entered his ranch and his home, stealing his livestock, torching his orchards and murdering his servants. In just one night, Ayyub (A.S) went from rich to bankrupt. Subsequently, his health began to deteriorate that he couldnt even stand. He could only pray lying down. His wife had to bath him, feed him and comb his hair for him.
In those times, everyone he knew departed except his wife - she alone remained. All of a sudden, everyone who believed in him started to disbelieve that he was a prophet of Allah. If this is happening to a prophet of Allah,that must mean he is cursed, they declared. He must have committed a sin we are not aware of that has caused Allah to inflict him with this. Leave him and do not belive anything from him. They associated a life of luxury with the completion of faith.
His wife was the only one who remained with him through wealth and poverty, sickness and health, happiness and sorrow. She now had to work as a servant to help her husband. She asked Ayyub (A.S) once to ask Allah to help him but he told her that he couldnt do so because he was so shy before Allah, that Allah gave them 50 years of luxury and he couldnt bear a few years of distress. She went quiet, suffering in silence with him. At the moment, Ayyub (A.S) had not thought about her conditon. Eventually, the situation became worse.Nobody would hire his wife. they would say, “We do not want you to come, you mmight carry the curse into our house.” 
Even though she told that she did not even have food, people would just shut her out. For days they did not have anything to eat. Even in this situation Ayyub (A.S) refused to ask Allah’s mercy and remained patient. 
The next day she went out again to find someone who would give them something to eat. She came to a house a woman opened the door. Upon hearing her appeal, she was told that she had to shave her beautiful hair if she wanted food. She wanted to make a wig out of that beautiful hair.Because of her love for her husband, she shaved all of her hair and carried the food back home. When she reached home, she refused to answer Ayyub (A.S)’s questions reagrding the food.When he got angry, she simply pulled her veil down to show him. Ayyub (A.S) was moved by what he saw. He pitied her. He could not bear her suffering despite his. At that moment, Ayyub (A.S) made a dua which Allah has recorded for us in the Quran, “And (mention), Ayyub when he called to his lord, “Indeed adversity has touched me and you are the most merciful of the merciful.”” Surah Al Anbiya
Allah responded immediately, and commanded him to touch the ground with his foot. He was told by Allah that the water which emerged was cleansing water; so to drink and wash with it. When his wife returned back, she could not even recognize her husband who was no more a sickly man. 
Thereafter Allah returned to Ayyub (A.S) everything in double. 14 children became 28 children. Estates as well as people who believed his message increased. 
The Lessons:
1. It is important for a husband and wife to connect and bear burdens as a team. Sometimes, we may think that out spouse is not doing enough, but it is easy to forget what they are actually doing for the family. 
2. Perhaps by seeing us loving our spouses immensely and caring for each other, we might set an example to our children on how marital relations work. 
3. There is always going to be difficulties. If two people go into marriage thinking that married life is an endless honeymoon, the moment they hit a bump in life, they will give up on each other. Do not forget about perseverance and patience.
15 notes · View notes
ynx1 · 2 years
Text
There is no deity except You; exalted are You. Indeed, I have been of the wrongdoers.
Quran surah Al-Anbiya [21:87]
35 notes · View notes
strangerindunya403 · 9 months
Note
I have been struggling to get a job lately. Any good duas to make to get one?
For sure we the ,
Dua for Guidance: "Rabbi inni lima anzalta ilayya min khayrin faqeer" (Surah Al-Qasas, 28:24) - "My Lord, I am in need of any good that You send my way."
Dua for Removing Difficulty: "Hasbiyallahu la ilaha illa Huwa 'alayhi tawakkaltu wahuwa Rabbul 'Arshil 'Adheem" - "Allah is Sufficient for me; there is no deity except Him. I have placed my trust in Him, and He is the Lord of the Mighty Throne." (Surah At-Tawbah, 9:129)
Dua for Success: "Rabbi la tatharnee fardan wa-anta khayrul waaretheen" - "My Lord, do not leave me alone [with no heir], while you are the best of inheritors." (Surah Al-Anbiya, 21:89)
Dua for Contentment: "Allahumma inni as'aluka ridaaka wal jannah" - "O Allah, I ask You for Your pleasure and paradise."
Remember to combine these short duas with sincere efforts in your job search and trust in Allah's plan. Best of luck in your job hunting!
2 notes · View notes
lightup0nlight · 1 year
Photo
Tumblr media
Among the etiquettes of supplicating to Allah ta'ala is that we go to Him with our brokenness and weaknesses.
When Prophet Zakariya 'alayhis-salaam wanted a child, he went to Allah with his weakness, saying:
🌿  ❛My Rabb, surely my bones have become brittle, and grey hair has spread across my head, but I have never been disappointed in my prayer to You, my Rabb. And I am concerned about (the faith of) my relatives after me since my wife is barren. So grant me, by Your grace, an heir.❜ [Surah Maryam 19 : 4-6]
When Prophet Ayyub 'alayhis-salaam wanted to be cured of his illness, he went to Allah with his weakness, saying:
🌿 ❛Verily, distress (adversity / sickness) has seized me, and You are the Most Merciful of all those who show mercy.❜ [Surah al-Anbiya 21 : 83]
And when Prophet Musa 'alayhis-salaam reached Madyan after having escaped from Egypt with nothing whatsoever to sustain him, he went to Allah with his weakness, saying:
🌿 ❛My Rabb, truly I am in need (i.e. faqeer / poor) of whatever good that You bestow on me.❜ [Surah al-Qasas 28 : 24]
So present your brokenness to Allah ta'ala via du’a, and He will mend it whole.
Your sister in Deen, Aida Msr ©
3 notes · View notes