Tumgik
#syirahsnote
in-syirah · 3 months
Text
Semakin jauh dari-Nya, semakin lupa kita jalan kembali. Semakin jauh dari-Nya, semakin banyak yang membuat kita bingung, kecewa, sedih. Semakin jauh dari-Nya, semakin banyak kita dipertemukan dengan keadaan dan orang-orang yang membuat kita harus banyak-banyak bersabar. Kalau sudah merasa demikian..
Mendekatlah kembali. Sebab, dekat dengan-Nya, semakin kita tau jalan kembali. Dekat dengan-Nya, semakin banyak yang membuat kita tenang, haru dan bahagia. Dekat dengan-Nya, semakin banyak kita dipertemukan dengan keadaan dan orang-orang yang membuat kita kagum dan bersyukur atas ciptaan-Nya.
Teruntuk diri, dekat-dekatlah dengan-Nya (selalu), agar engkau semakin paham, bahwa ketenangan dan kebahagiaan didapatkan hanya dengan satu hal, "Dekat dengan-Nya".
57 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Fafirru ilaallaah
Semua agar engkau kembali kepada Allaah
Jika saat ini engkau merasa stres, depresi, cemas, takut, tidak aman, tidak nyaman, sepi, hampa, diabaikan, dilupakan, disalahkan, tersingkirkan, tidak disayangi, tidak dipedulikan, tidak berdaya, tidak didengarkan, tidak dimengerti, dll.
Maka, ketahuilah, apa yang engkau rasakan ini adaalh sinyal dari tubuh, jiwa dan hatimu, agar dirimu kembali (inabah) kepada Allaah.
—Ustadz Abu Salma Muhammad hafidzhahullah
Berkaitan nasehat di atas, juga ada tulisan serupa yang amat indah :
Your life is nothing more than a love story. Between you and Allah. Nothing more. Every person, every experience, every gift, every loss, every pain is sent to your path for one reason and one reason only: to bring you back to Him. —@thehijabiquote
Bahwasanya benarlah kisah hidup kita itu tak lain adalah tentang kita yang kembali kepada Allaah, segala keadaan yang terjadi semestinya mengantar kita untuk kembali kepada Allaah (dalam artian kembali mengingat Allaah dalam keadaan apapun, bukan hanya saat sedang merana pun juga saat sedang berbahagia).
Ya, seharusnya keadaan apapun yang kita rasakan, tetap kepada Allaah kita kembali. Bahagia, maka bersyukur dan berterima kasih kepadaNya (kembali mengingatNya). Sedih, maka sabar dan tetaplah beribadah kepada-Nya (tetap kembali mengingatNya). Tak ada yang perlu disesali, baik itu kenikmatan yang membuat kita bahagia ataupun ujian yang membuat kita sedih, semuanya cuma cara atau jalan yang Allaah karuniakan karena Dia ingin kita tetap bersamaNya, atau ingin kembali padaNya, banyak-banyak mengingat-Nya.
Karena, bagaimanapun juga, Allaah-lah tempat kita kembali, bagaimanapun itu. Fa firru ilallaah..
259 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata :
"Apabila sesuatu yang kamu senangi tidak terjadi, maka senangilah apa yang terjadi."
Masyaa Allaah ibaratnya kita diajarkan untuk belajar menerima dengan baik dan bersyukur atas apa yang Allaah Ta'ala limpahkan kepada kita. Nasehat sederhana yang senantiasa bisa menjadi pegangan hidup untuk kita menjalani hari-hari kita di dunia ini.
189 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Keutamaan membaca dua ayat terakhir surah Al Baqarah
Bagaimanapun lelahnya harimu, jangan lupakan membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah sebelum terlelap di malam hari.
Allah Ta'ala berfirman:
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَا لُوْا سَمِعْنَا وَاَ طَعْنَا غُفْرَا نَكَ رَبَّنَا وَاِ لَيْكَ الْمَصِيْرُ
"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali." (QS. Al-Baqarah : 285)
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَاۤ اِنْ نَّسِيْنَاۤ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَاۤ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَا قَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَا عْفُ عَنَّا ۗ وَا غْفِرْ لَنَا ۗ وَا رْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰٮنَا فَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah : 286)
Membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah, mengingatkanmu untuk kesekian kalinya, bahwa bagaimanapun lelahnya hari yang kamu jalani, dan keadaan apapun yang Allah tetapkan untukmu, adalah sesuatu yang terbaik dan Allaah telah pertimbangkan bahwa yang demikian telah sesuai dengan kesanggupanmu menurutNya. Percayalah.
Disebutkan dalam hadis dari Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis di atas menunjukkan tentang keutamaan membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah.
Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa makna hadis bisa jadi dengan membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah akan mencukupkan dari shalat malam. Atau orang yang membacanya dinilai menggantungkan hatinya pada Al-Qur’an. Atau bisa pula maknanya terlindungi dari gangguan setan dengan membaca ayat tersebut. Atau bisa jadi dengan membaca dua ayat tersebut akan mendapatkan pahala yang besar karena di dalamnya ada pelajaran tentang keimanan, kepasrahan diri, penghambaan pada Allah dan berisi pula doa kebaikan dunia dan akhirat. (Ikmal Al-Mu’allim, 3: 176, dinukil dari Kunuz Riyadhis Sholihin, 13: 83).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan tentang keutamaan dua ayat tersebut ketika dibaca di malam hari, “Ketahuilah, kedua ayat ini jika dibaca di malam hari, maka akan diberi kecukupan. Yang dimaksud diberi kecukupan di sini adalah dijaga dan diperintahkan oleh Allah, juga diperhatikan dalam doa karena dalam ayat tersebut terdapat doa untuk maslahat dunia dan akhirat.” (Ahkam Al-Qur’an Al-Karim, 2: 540-541).
Note : sebagian tulisan bersumber dari web rumaisho.com
193 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
"Seseorang akan tenang hidup dimanapun, asal dia menjaga hubungannya dengan Allaah Ta'ala." —Ustadz Khalid Basalamah hafidzahullah
"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasainya). Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus (adil)." (QS. Hud : 56)
94 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Di setiap tanya yang belum juga engkau temui jawabannya, semoga dalam setiap sujud yang engkau terdiam pelan-pelan berbisik mengharap kepadaNya, atau dalam malam yang pekat dan penuh dengan doa-doamu, atau dalam ketulusan hatimu atau kerendahan hatimu yang bermunajat penuh tunduk kepadaNya, semoga Allaah akan menunjukkan jawaban atas segala tanya dan doa-doamu.
Bukankah engkau tau? Bahwa apapun yang ditengadahkan menjadi doa-doa baik, sungguh, tidak akan pernah kembali dalam keadaan hampa, Allaah mengembalikan apa yang telha terucap menjadi doamu, dalam sebaik-baik bentuk kenikmatan dariNya.
Maka percayalah, segala yang terucap berulang itu tak akan pernah membuatmu lelah untuk selama-lamanya. Sebab, ucapan yang berulang-ulang itu, yang engkau sebut sebagai doa yang paling sering engkau pinta, akan membuatmu bahagia kelak.
"Ketika Allah Ta'ala menggerakkan lidahmu melalui sebuah doa, ketahuilah bahwa Dia ingin memberikan karunia-Nya kepadamu."—Syeikh Ibnu Athaillah
Memang tak akan ada yang menjamin, segala yang engkau doakan akan kenyataan persis dengan apa yang engkau harapkan, tapi, kalau Allaah mengizinkan maka siapa yang bisa menentang?
Kalaupun tidak sesuai persis dengan pintamu, maka ketahuilah, doa itu kembali dalam bentuk yang baik-baik. Percayalah, dan bersabarlah ( "...Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." —QS. Ali 'Imran : 146).
144 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Allah will give you more than you’ve expected
Biarlah Allaah membuatmu bahagia dengan cara-Nya. Jangan menempatkan harapanmu kepada manusia, melebihi harapanmu kepadaNya. Manusia tempatmu berharap-pun juga takut berharap kepada manusia lain. Belajarlah bersandar/berharap kepada Allaah bukan bersandar/berharap kepada manusia. Mengapa? Karena...
Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata,
ومن اشتغل بالله عن الناس كفاه الله مؤونة الناس ومن اشتغل بنفسه عن الله وكله الله الي نفسه ومن اشتغل بالناس عن الله وكله الله اليهم
"Barangsiapa yang menyibukkan dirinya dengan bersandar pada Allah (bukan bersandar pada makhluk), maka Allah akan mencukupi kebutuhannya. Sebaliknya, barangsiapa yang menyibukkan dirinya dengan bersandar pada dirinya sendiri (tidak tawakkal pada Allah), maka Allah akan membuatnya bersandar pada dirinya sendiri. Begitu pula jika seseorang bersandar pada manusia dan meninggalkan Allah, Allah pun akan membuat ia menggantungkan urusannya pada manusia (tanpa ada pertolongan dari Allah).” —Disebutkan dalam kitab Al Fawaid
Kalau kamu berharapnya sama Allaah, bisakah Allaah mengecewakanmu? Selama engkau yakin padaNya, berharap padaNya, bersandar kepada-Nya, Allaah tak akan membuatmu kecewa. Justru, Allaah akan memberikanmu lebih dari yang engkau harapkan, insyaa Allaah.
Allaah akan membuatmu bahagia dengan cara-Nya yang indah, yakinlah, tapi, tetaplah bersabar dan menempatkan harapanmu hanya kepada-Nya. Allaah will give you more than you've expected. Trust Him.
—Note to self
132 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Jangan ragu dan menunda-nunda dalam berbuat kebaikan
Khalid bin Ma'dan mengatakan :
"Jika terbesit dalam dirimu keinginan dan semangat untuk melakukan kebaikan, hendaknya segera dilakukan karena dirimu tidak mengetahui kapan terhalang untuk melakukan kebaikan." (Hilyatul- Auliya' 5/211)
Jangan menunda dan jangan ragu untuk berbuat kebaikan. Janganlah membuat dirimu ragu dalam kebaikan, jika ingin berbuat baik. Ketahuilah, sejatinya keragu-raguan atau menunda-nunda untuk melakukan kebaikan itu datangnya dari godaan syaitan.
Percayalah dengan dirimu, percayalah engkau juga mampu untuk berbuat kebaikan apapun itu, dan terlebih, mintalah selalu kepada Allaah agar menghilangkan rasa ragu-ragu dan keinginan untuk menunda-nunda dalam dirimu (jika hendak melangkah untuk berbuat kebaikan). Pasti Allaah akan mudahkan langkahmu, insyaa Allaah.
Bersegeralah dan bersemangatlah dalam melakukan kebaikan. Sebab juga, engkau tak pernah tahu kesempatan untukmu berbuat baik apakah masih ada di waktu berikutnya.
—note to self
69 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Segala sesuatu yang telah ditakdirkan untukmu, tidak akan menjadi milik orang lain, juga, segala sesuatu yang tidak dikehendakiNya untukmu, maka tidak akan sampai menjumpaimu. Sesederhana itu.
Semua yang telah Allaah gariskan menjadi kebahagiaanmu, maka akan pasti menghampirimu, dimanapun engkau berada. Maka, janganlah engkau khawatir, dan tetaplah bertawakal kepadaNya atas segala sesuatu.
Allaah Ta'ala berfirman :
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بَا لِغُ اَمْرِهٖ ۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS. At-Talaq : 3)
102 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Apapun yang dibawa kepada hal-hal yang baik, pasti kelak akan mendatangkan kebaikan. Hal jazaa'ul ihsaani illaal ihsaan (surah Ar-Rahman ayat 60).
Ketika engkau meninggalkan hal-hal yang bagi-Nya tidak baik, maka pasti Dia akan memberimu kebaikan sebagai balasan kepadamu yang meninggalkan apa yang Dia tidak suka, yang bagi-Nya tidak baik. Masyaa Allaah.
Leave something for Allah but never leave Allah for something.
107 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Nasehat di kala futur menyapa :
"Bila air mata hijrah telah mengering dan hilang, cobalah kembali mengingat bagaimana awal kali hidayah menyapamu."—Ustadz Shumar bin Darwis Hafidzhahullah
Hidayah yang engkau dapatkan itu amat sulit untuk orang lain dapatkan, jangan pernah menyia-nyiakannya. Pernah dengar kalimat ini, "hari terbaik seorang muslim adalah hari dimana ia bertaubat dan memohon ampun kepada Rabbnya". Hampir sama dengan nasehat di atas bukan? yang intinya: "Kalau kamusedang futur, ingatlah selalu hari-hari terbaik yang mengantarkanmu untuk semakin dekat kepada-Nya, yang membawamu semakin taat kepada-Nya." Wallaahu a'lam.
—note to self
68 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Terkadang, engkau merasa patah bukan karena Allaah tidak memberimu kebahagiaan yang akan terus membuatmu tegak. Namun, keinginanmu-lah yang mungkin terlalu besar, lalu keadaan yang engkau rasakan tidak sebanding dengan keinginanmu.
Coba sederhanakan inginmu. Karena, sejatinya yang perlu kita perkuat selalu adalah tawakkal dan kepercayaan kita kepadaNya. Taruh baik-baik kepercayaanmu kepada Allaah untuk mengurusmu dengan baik, maka, apapun yang Allaah berikan, engkau yakini itulah yang paling baik yang Allaah kirim untukmu. Perlahan, tenanglah hidupmu. Insyaa Allaah.
Namun, bukan berarti engkau tak boleh berharap.. berharap boleh, tapi hanya kepadaNya, kepada Dia yang tak ada seorangpun akan dikecewakan hatinya.
—ntms
95 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Jangan pernah engkau meremehkan hal-hal (kebaikan-kebaikan) kecil, bisa jadi lewat hal-hal kecil itulah hatimu bisa menjadi lebih lembut dan semakin dekat denganNya. Tentu, dengan izin-Nya.
—note to self
60 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Siapa kita sebenarnya?
Kita yang sebenarnya bukanlah kita yang ada di hadapan mata-mata manusia. Namun, kita yang sebenarnya adalah ketika tidak ada mata apapun yang melihat kita kecuali mata Allaah (perumpamaan bahwasanya hanya Allaah yang Melihat kita dimanapun kita berada), kita yang sebenarnya adalah ketika tidak ada seorangpun yang tahu sedang apa kita dari manusia-manusia yang banyak ini.
Adapun ketika kita bersama banyak manusia, kita tidak akan berbuat dosa. Kenapa ? Ada orang yang melihat kita. Namun, di saat kita sendiri, siapa kita?
Kalau kita ingin tahu siapa kita, lihat siapa kita di saat tidak ada manusia menatap kita (tidak ada keluarga, tidak ada teman, tidak ada sahabat, tidak ada tetangga, hanya kita sendiri di dalam kamar, dan kamar kita kunci, sedang apa kita di kamar itu, itulah kita yang sebenarnya).
Maka sejatinya tak ada yang benar-benar mengetahui diri kita, kecuali diri kita sendiri dan Allaah Ta'ala.
Semoga Allaah Ta'ala limpahkan perasaan muraqabatullah kepada diri kita, agar ada ataupun tidak ada orang di sekitar kita, kita tetap takut kepada Allaah, sehingga ketaatan kepadaNya tetaplah berjalan.
—Ustadz Maududi Abdullah hafidzhahullaah, dengan sedikit tambahan.
63 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Titik damainya hatimu dengan dunia yang fana ini, adalah ketika engkau merasa "cukuplah Allah bagimu". Maksudnya, kebahagiaan dunia tidak jauh lebih baik dibanding kedekatanmu dan ketaatanmu kepadaNya.
Karena, salah satu hal yang paling mendamaikan hati seorang muslim ataupun muslimah adalah ketika dia bisa taat kepada Rabbnya.
"...sami'naa wa atho'naa, ghufroonaka robbanaa wa ilaikal-mashiir."
130 notes · View notes
in-syirah · 2 years
Text
Jika begitu mudah kagum dan jatuh cinta pada nama seseorang yang bisa dibilang indah, maka mengapa begitu enggan kagum dan jatuh cinta kepadaNya yang memiliki 99 nama yang agung, (nama-nama terbaik) yang jauh lebih indah, bukan?
وَلِلّٰهِ الْاَ سْمَآءُ الْحُسْنٰى فَا دْعُوْهُ بِهَا 
"Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu..." (QS. Al-A'raf : 180)
هُوَ اللّٰهُ الْخَـالِـقُ الْبَا رِئُ الْمُصَوِّرُ لَـهُ الْاَ سْمَآءُ الْحُسْنٰى ۗ يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
"Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Al-Hasyr : 24)
Yaa Rabb, mudahkan kami untuk selalu jatuh cinta kepada-Mu.. aamiin yaa Mujiib, allahumma aamiin..
—note to self
81 notes · View notes