Tumgik
themediartsj · 1 year
Text
The Human Library: Everyone Have Their Own Story
“How are we understand each other, if we do not have the opportunity to talk to each other?” - Ronni Abergel
14 Januari 2023, Perpustakaan Jakarta Cikini - Aula HB Jassin Lt.4
Saya mengetahui kegiatan ini dari media sosial Instagram @humanlibrary_id . Awalnya saya mengetahui adanya komunitas Human Library di luar negeri sekitar dua tahun yang lalu karena sempat diberitakan di televisi. Sekilas tentang Human Library, pertama kali diadakan di Copenhagen, Denmark digagas oleh Ronny Abergel yang adalah seorang jurnalis dan aktivis hak asasi manusia.
Acara yang diselenggarakan di Jakarta kala itu merupakan event ke dua. Sebelumnya pada tahun 2019 pernah di adakan di Universitas Indonesia, Depok. Tetapi karena pandemi yang melanda di tahun 2020, event Human Library Indonesia tidak dapat diselenggarakan sampai adanya pelonggaran aktivitas.
Menurut saya, event yang diselenggarakan di awal tahun 2023 ini menjadi suatu kegiatan positif dimana tadinya orang-orang terisolasi di dalam rumah akhirnya bisa saling terkoneksi satu sama lain secara tatap muka. Dampak pandemi dalam kehidupan sosial menurut beberapa peserta yang saya temui di kegiatan Human Library Indonesia, membuat mereka canggung ketika harus berbicara atau bersosialisasi secara tatap muka karena terbiasa melakukan kegiatan secara daring. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa jadi tidak kuat bertemu dengan banyak orang dengan durasi yang lama. Ada juga yang bersyukur akhirnya bisa bertemu secara tatap muka dan jadi lebih menghargai setiap pertemuan tatap muka entah dengan keluarga, sahabat, kekasih, dan orang-orang yang ditemui. Kalau dari kalian sendiri, apa yang kalian rasakan dalam kehidupan sosial kalian baik selama pandemi ataupun pasca pandemi ini? Silahkan sharing, di kolom komentar :) Monggo. Mungkin ada kondisi lain yang dialami.
Human Library Indonesia saya berkesempatan untuk berdiskusi dengan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (Autism dan Down Syndrome), sahabat bipolar, komunitas Niqabi (wanita bercadar), jurnalis, orang dengan HIV positif, dan victim of abuse (Ada narasumber dari divorcee tetapi karena keterbatasan waktu saya tidak sempat menghampiri ruang diskusi dengan divorcee). Selain berdiskusi dengan narasumber saya juga berkesempatan berdiskusi dengan peserta lain yang mengikuti kegiatan tersebut di mana kondisinya kami sama-sama tidak mengenal satu sama lain. Hadirnya Human Library jadi sama-sama saling mengenal satu sama lain tanpa menghakimi. 
Saya sangat mengapresiasi narasumber yang mau meluangkan waktunya dan memberi diri membagikan pengalaman pribadi mereka dalam menghadapi struggle nya masing-masing yang di dapat dari stigma buruk masyarakat. 
Saya salut dengan perjuangan orang tua yang mau sama-sama berjuang mengasuh anaknya dengan kondisi tersebut, dari fase menerima kondisi anak, kesabaran menghadapi perlakuan keluarga ataupun masyarakat yang menganggap anak berkebutuhan khusus adalah sebuah kutukan, pergumulan ekonomi ditengah keluarga, juga kasih dalam mengasuh anak- memperjuangkan hak anak untuk mendapat pendidikan yang sama hingga pada akhirnya sang anak bisa dibesarkan dengan penuh prestasi. Sang orang tua mensharingkan bahwa ketika menjadi orang tua baik suami ataupun istri harus sama-sama berjuang dan hanya Sang Mahakuasalah yang memampukan mereka melalui pergumulan tersebut. Juga sebuah nasehat dari mereka lagi-lagi diingatkan tentang kasih yang rela berkorban dan sama-sama berjuang dalam suatu hubungan. Melalui kisah mereka jadi teringat lagunya RAN ft Yura Yunita - Melawan Dunia (dan kisah dibalik pembuatan lagu tersebut):
‘Mungkin berat tapi ku tahu Apa yang kita jalani Sulit mereka pahami Namun ku yakin Ada jalan untuk kita Bersama Asalkan kita berani Mencinta sepenuh hati Meski seakan aku dan kamu Melawan dunia’
Sharing mereka menjadi berkat bagi saya dan kembali diingatkan akan kasih sejati dan dalam menggumulkan pasangan hidup (hahaha). Refleksi pribadi saya “Ya dikala menjalani masa single ditengah banyaknya teman segenerasi saya ada yang sudah memiliki pasangan, bertunangan, melangkah ke jenjang pernikahan, dan punya anak terkadang suka ada pikiran insecure ‘kapan ya Tuhan? Siapa ya Tuhan?’. Disyukuri dan nikmati aja masa single ini lewat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, jadi masa-masa lebih mengenal diri, lebih dekat dengan keluarga, dan banyak hal lainnya. Lagian tidak perlu terburu-buru karena insecure kondisi sekeliling. Bukankah sesuatu yang terburu-buru tanpa pertimbagan matang itu tidak baik? Nikmati aja prosesnya :) “
Saya juga menikmati diskusi dengan orang dengan HIV positif, sahabat bipolar, dan victim of abuse. 
Tidak mudah menerima kenyataan ketika di diagnosa HIV positif padahal selalu menjaga kesehatan, tidak menggunakan narkoba, dan tidak menjalin relasi. Pertama kali mengetahui diagnosa HIV positif lalu mencari di google tentang pengobatannya, yang muncul adalah artikel-artikel yang membuat si penderita HIV positif semakin ngedown (artikel HIV positif tidak bisa diobati, pengobatan herbal atau alternatif yang ternyata penipuan). Sangat minim sekali tentang pengetahuan ‘Hal apa yang harus dilakukan jika saya HIV positif’. Belum lagi mendapat penolakan dari keluarga maupun teman sekantor. Hal yang disyukuri adalah ketika ia bergabung dengan komunitas penderita HIV/AIDS. Ia menemukan harapan bahwa HIV bisa disembuhkan dan bisa diobati. Era pengobatan yang semakin maju membuat penderita HIV tidak perlu mengonsumsi obat dengan jumlah yang banyak lagi. Juga bila penderita HIV nilai virusnya sudah masuk ke dalam angka yang tidak terdeteksi lagi artinya sistem kekebalan tubuh memulih dan berhasil memperkuat diri. Selain itu, hal tersebut mengurangi risiko penularan beberapa penyakit menular seksual lainnya, seperti klamidia, sipilis, dan HPV.Juga menandakan pengobatan yang dijalani berhasil melawan virus HIV di dalam tubuh. Dengan demikian, sangat minim risiko (atau bahkan tidak mungkin) untuk menularkan infeksi HIV kepada orang lain. Menurut narasumber, selain kampanye pencegahan HIV dibutuhkan juga kampanye yang mengedukasi bahwa HIV bisa diobati. 
Ketika sharing dengan sahabat Bipolar, saya salut atas keberaniannya untuk sharing kondisi kesehatan mental yang dialaminya dan pengalamannya bergumul dengan kondisi kesehatan mentalnya yang berawal dari trauma masa lalu. Juga bagaimana ia merangkul anggota keluarga yang lain untuk sama-sama menjalani terapi di psikiater dan psikolog untuk sama-sama berjuang sembuh dalam melalui kondisi kesehatan mental yang dialami. Pengalaman jatuh bangun berdamai dengan diri sendiri dan hal yang ia syukuri lagi-lagi tentang ada komunitas yang merangkulnya. Pernah juga ia trauma pergi ke psikolog dan psikiater karena bukannya ditolong tapi ia menerima penghakiman dari psikolog dan psikiater yang pertama kali ditemui. Sampai akhirnya ia berada di tangan psikolog dan psikiater yang tepat menolongnya.
Sharing dengan victim of abuse, membuat saya menahan tangis saya karena pengalaman yang narasumber bagikan. Berawal dari pengasuhan keluarga yang abai yang ia dapat dari orang tua maupun saudaranya sehingga membuat ia mencari pelarian lain yang memberikan kasih dan sayang baginya. Nyatanya ketika mencari kasih yang memenuhi kesepian hatinya lewat manusia, hanya membuatnya makin terluka. Dimanfaatkan orang hingga dilecehkan. Sehingga menimbulkan trauma baginya. Tidak ada yang mau menerimanya dan dihantui perasaan tidak layak. Butuh waktu bertahun-tahun hingga akhirnya ia dipertemukan dengan komunitas yang menerima dan memberikan perlindungan baginya karena mendapat perlakuan kekerasan. Hal yang ia syukuri adalah lepas dari rantai-rantai masa lalu yang membelenggui dirinya. Hingga diberikan pelatihan untuk mengasah kemampuan dirinya. Ia pun akhirnya turut berjuang memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak yang mendapat kekerasan ataupun pelecehan seksual.
Dari ketiga kisah narasumber tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa setiap manusia pernah ada dalam masa tergelap dalam kehidupannya hingga pada akhirnya di bawa kepada terang cahaya yang memberikan mereka pengharapan untuk melanjutkan hidup serta membagikan kembali terang pengharapan itu ruang-ruang gelap sesamanya agar sesamanya turut bangkit berdiri berjalan pada terang pengharapan itu. Juga hadirnya komunitas yang merangkul untuk bertumbuh menyadarkan saya bahwa manusia tidak dapat bertahan hidup seorang diri. 
Saya juga senang mendengar cerita dari komunitas Niqabi dan jurnalis.
Komunitas Niqabi seringkali dianggap aneh atau dianggap teroris karena berita di TV yang beredar mengenai kasus teroris dari perempuan dengan cadar. Padahal komunitas Niqabi sendiri merupakan komunitas wanita muslimah dengan cadar yang tidak pernah membagikan ajaran yang menyesatkan untuk melakukan tindakan terorisme itu. Malah komunitas mereka seperti saudara-saudara muslim yang kita temui, mengajarkan kebaikan dan kasih, dan menanamkan nilai-nilai toleransi. Memang benar kata pepatah, ‘Tak kenal maka tak sayang’. Jika kita hanya berasumsi saja tanpa berusaha mengenal siapa mereka ya hanya ketakutan saja yang muncul atau perasaan negatif yang muncul dipikiran kita. Saya yakin dan percaya bahwa semua agama selalu mengajarkan kasih, kebaikan, dan toleransi di dalamnya :) 
Kalau dari jurnalis, saya jadi lebih tau secara detail apasih profesi jurnalis itu, apa yang mereka lakukan, tantangan apa yang dihadapi, isu apa yang sedang dihadapi oleh profesi jurnalis, suka-duka menjadi profesi jurnalis.
Saya sangat bersyukur dapat mengikuti rangkaian kegiatan Human Library Indonesia ini. Bisa mengenal sesama dengan berbagai sudut pandang kisah yang dialami. Bagi saya, seseorang yang terkadang suka overthinking ketika berelasi dengan keluarga, sahabat, rekan kerja, maupun orang-orang yang saya temui kembali mengajarkan saya untuk tidak mudah berasumsi terlebih dahulu. Contohnya adalah ‘Kayanya si A marah deh sama saya’ ‘Kayanya si B orangnya galak, jadi takut dekat dengan si B’ ‘Saya salah ngomong gak ya sama C’ ‘Kalau saya mencoba membuka percakapan dengan D, aneh gak ya atau bakal nyambung gak ya’ dan asumsi-asumsi lainnya yang jadinya membuat saya tidak jadi berbincang atau deeptalk dengan orang yang sebenarnya saya ingin ajak diskusi secara mendalam. Asumsi mematikan relasi. Ya, itu benar adanya. Walaupun saya orangnya terkesan kaku, perlahan mencoba beradaptasi dengan orang lain dan membuka percakapan walaupun percakapan singkat tapi setidaknya mencoba, melatih untuk sering-sering ngobrol dengan orang lain (hahaha). Selain itu, saya jadi lebih menghargai pertemuan dan percakapan bersama orang yang saya temui. Melalui pertemuan dan percakapan itu dapat menjadi wadah untuk saling menguatkan satu sama lain. Jika ada yang mengajak mu bertemu dan bertukar pikiran, Yuk ucapkan terima kasih :D sesederhana itu mengapresiasi sesama.
Tumblr media
0 notes
themediartsj · 1 year
Text
Reflection about Parenting
I want to share about my journey when I prepared an article about parenting for LinkedIn post. The article will post on foundation where I being volunteer right now.
When I get this topic, I think it’s not an easy topic for me because I’m still single right now (hahaha) and I don’t have a knowledge about parenting because my major is focus on health laboratory. I think psychology student or people that graduate from psychology or people that already get married and have children are more understand about parenting topic than me. But, I feel chalenged to write this article. I feel curious about parenting.
The journey when I start to write the article. I buy and read a book Sacred Parenting by Gary Thomas, watch from Youtube or Listen to Spotify about parenting topic, search some article about parenting, and observation some people that already married and have children about their parenting style (and also I observe my parent too hahah). That bring me to get inspiration to writing that article. Furthermore, I reflection about parenting when I do observation. Reflection that make me think about this: “Being parent is not easy. It’s about lifelong process. Need love, commitment, and dedication to parenting the children. Besides that, It’s about God’s Grace that enable parent to parenting the children. Their children will grow and the parent will grow too.”
From the book Sacred Parenting by Gary Thomas, I think it’s really a good book. Not only for married couple, but also help a single men and women to prepare for being a future parent. And also help us to have a point of view about our parent in parenting us. We grow in our family. We face the problem together. We face the happiness togetger too. When we learn from point of view as parent, we will know that our parent is an imperfect parent, also us. But, we struggling together in our brokennes and imperfect thing. We failed. We succeed. But God still with us and take care of our family, our parents, and us as the children. Like Joseph in the Bible that live with broken family, but the broken bring God’s plan for him and his family. Maybe it’s like our journey with our family. If we live in broken family (not only about divorce, but also about broken thing like no communication in family or struggle with the family that always fighting or anything else). maybe God have plan for you and your family. I remember the serenity prayer that say: 
God, grant me the serenity to accept the things I cannot change the courage to change the things I can and the wisdom to know the difference.
Living one day at a time, enjoying one moment at a time. Accepting hardships as the parthway to peace. Taking, as he did, the sinful world as it is, not as I would have it. Trusting that he will make all things right if I surrender to His will; that I may be reasonably happy in this life, and supremely happy with Him forever.
Maybe there is a time when we cannot accept the things that happen in our family. Maybe we hate the parenting style from our parent. But, our parent is also like us too, an imperfect human. By God’s grace and through faith from a lot of process in our life, there is a time that we can accept this things. Ask God to enable us to accept, forgive, and love our broken family. God can mend and fix the brokenness and the fragility in our family. 
Dear married couple and single men/women that will be prepared for be future parent please take note of this. In our imperfection as parents, believe that the process of caring for, raising, educating and loving children not only changes our children but also changes us as parents. So, don’t give up!
0 notes
themediartsj · 1 year
Text
Manusia Rapuh dan Sang Pemulih Sejati
Tidak ada manusia yang sempurna Tidak ada manusia yang kuat Tidak ada manusia yang kudus Tidak ada manusia yang ……
Manusia.. Semua manusia yang ada di muka bumi ini Tidak memandang apa statusnya Seberapa banyak pengalaman hidupnya Manusia yang rapuh Tak berdaya Butuh ditolong Dipulihkan Kepada siapakah yang sanggup memulihkan itu semua?
Ya, hanya Yesus Kristus jawabannya Kasih Kristus yang tiada batasnya Yang selalu memenuhi hati kita Memuaskan kita Hanya Dia yang sanggup Memulihkan hati manusia yang begitu rapuh
Hai aku Maukah aku memberi diri untuk dipulihkan?
Jawabku “Ya, aku mau Tuhan. Sudah saatnya. “ Jangan tutupi. Bawa kehadapanNya Memberi diri seutuhnya untuk dipulihkan kepada Dia Sang Pemulih
0 notes
themediartsj · 2 years
Text
Petualangan di Sudut Barat Kota Jakarta
Apa yang terlintas di benak kalian terkait kota Jakarta? Suatu kota dengan kecanggihan teknologinya, pusat bisnis, pusat kuliner, pusat perkotaan modern, dan lain sebagainya. Itu yang dikenal dan terlihat dari luar mengenai kota Jakarta. 
Di tengah kecanggihan dan kemewahannya kota Jakarta, kita melihat realita bahwa kemiskinan berpusat juga di area perkotaan. Definisi dari kemiskinan ini pun juga meluas dan kompleks. Kemiskinan dari segi materi, segi kesehatan fisik dan mental,segi pengetahuan, dan mungkin masih ada dari segi lainnya.
Beberapa waktu lalu saya pergi ke daerah Krendang di Jakarta Barat untuk mengikuti kegiatan di tempat saya menjadi relawan di Yayasan Bina Berdaya Bangsa (YBBB). Bagi saya, ini perjalanan pertama saya menuju daerah Krendang, Jakarta Barat. Saya menggunakan transportasi online (ojek online) untuk menuju stasiun terdekat dari rumah saya, yaitu stasiun Duren Kalibata. Dari Stasiun Duren Kalibata saya akan transit di stasiun Jakarta-Kota untuk menaiki kereta ke arah Kampung Bandan dan melanjutkan perjalanan menuju stasiun Angke sebagai pemberhentian terakhir saya untuk menuju daerah Krendang. Selama perjalanan menggunakan kereta hal yang biasa saya lakukan adalah memperhatikan orang di sekeliling saya dan pemandangan di sekeliling saya. Saya melihat berbagai raut mata para pengguna kereta yang mungkin dari mereka ada yang baru berangkat untuk bekerja ataupun sekolah, pulang dari tempat pekerjaan, dan berbagai tujuan lainnya. Raut mata senang, lelah, kesal, sedih, dan lainnya terlukis pada setiap mata para penumpang yang saya perhatikan. Ketika melihat orang sekeliling saya di dalam kereta yang saya masuki, saya merenungkan bahwa banyak kisah yang dialami oleh setiap orang dimana mereka berjuang untuk kehidupan yang dijalani. 
Kereta akhirnya tiba di stasiun Jakarta Kota di mana saya harus berjalan untuk pindah ke kereta yang menuju stasiun Bandan. Itu merupakan perjalanan pertama saya ke stasiun tersebut. Selama perjalanan menuju stasiun Bandan saya melihat pemandangan luar dari jendela. Dari sisi jendela saya melihat permukiman kumuh. Rumah-rumah yang terbuat dari seng rongsokan bekas, papan triplek bekas, terpal, spanduk, dan bahan bangunan bekas lainnya. Kereta akhirnya tiba di stasiun Kampung Bandan dan saya menaiki kereta ke arah stasiun Angke. Selama perjalanan ke stasiun Angke saya melihat pemandangan yang sama dan kondisi yang sama seperti yang saya lihat ketika perjalanan menuju stasiun Kampung Bandan. Ada suatu gejolak perasaan yang saya rasakan ketika melihat kondisi-kondisi tersebut. Bagaimana kondisi warga yang tinggal di daerah permukiman kumuh tersebut? Bagaimana mereka makan dan minum? Bagaimana mereka memperoleh air bersih? Bagaimana mereka beristirahat di tengah malam yang gelap? Apakah anak-anak mereka dapat menikmati pendidikan? Bagaimana kondisi pergaulan mereka? Bukankah tinggal ditempat tersebut sangat rentan terjadinya kejahatan? Bagaimana mereka hidup berdampingan dengan kondisi tersebut?
Sesampainya di stasiun Angke, saya berjalan bersama salah satu staff di YBBB untuk menuju ke lokasi kegiatan yang sedang berlangsung di daerah Krendang. Ini pengalaman pertama saya turun dari stasiun tersebut. Perjalanan ke Krendang dari stasiun Angke kami tempuh dengan berjalan kaki. Lagi-lagi ketika saya berjalan dan melihat kondisi sekeliling membuat hati saya bergejolak, gejolak kesedihan melihat kondisi tersebut. Dari jalanan yang ukurannya luas menuju ke gang yang semakin lama semakin sempit dengan bangunan yang padat dipenuhi untuk warga tinggal, ruko, dan lain-lain sebagainya. Saat itu saya belum menuju ke lokasi yang paling dalam dari daerah tersebut.
Ketika kegiatan berlangsung di salah satu PAUD. Saya melihat sekelompok anak usia dini sedang belajar di PAUD tersebut. Ada yang sedang senam, ada yang sedang belajar, dan bermain dikelas. Selama anak-anak belajar, para orang tua murid yang kebanyakan adalah ibu-ibu menunggu anak-anaknya sambil mengikuti pengenalan awal kursus nutrisi yang diberikan oleh tim YBBB. Saya terlibat untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung dan juga sekaligus adaptasi awal saya untuk mengobservasi kegiatan dari YBBB. Saya senang sekaligus bersyukur melihat kepala sekolah dari PAUD tersebut sangat terbuka menerima YBBB untuk memberikan pembinaan di PAUD tersebut. Pembinaan dan pendampingan yang bertujuan agar masyarakat prasejahtera dapat memperoleh pengetahuan yang memadai sehingga dapat diaplikasikan ke kehidupan yang mereka jalani dan mendorong mereka untuk berkembang dan berubah ke arah yang lebih baik lagi.
Pengenalan awal kursus nutrisi diawali dengan materi pentingnya memberikan nutrisi yang seimbang dan dilanjutkan dengan diskusi dengan kelompok ibu yang hadir di kursus tersebut. Diskusi diawali dengan menanyakan kendala yang dihadapi dalam memberikan nutrisi seimbang kepada anak-anak mereka. Rata-rata anak tidak menyukai sayur, ada anak yang tidak mau makan nasi dan maunya makan gorengan kering/renyah (seperti kerupuk atau cemilan ringan), ada yang tidak mau makan nasi, orang tua yang kesulitan menghadapi anak yang tidak ingin diberikan makanan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh anak, dan masalah lainnya. Kondisi tersebut membuat orang tua pada akhirnya memberikan makanan sesuai yang diinginkan oleh anak. Namun, makanan tersebut tidak memiliki kandungan gizi atau nutrisi yang sehat atau seimbang. Ada juga kendala karena mereka sibuk bekerja sehingga membuat bekal yang mudah dimasak untuk anak mereka. Ada yang menyerah atau membiarkan kondisi tersebut, tetapi ada juga yang masih berusaha agar anak mau diberikan makanan dengan nutrisi yang seimbang. Ketika mendengar kondisi tersebut, saya merenungkan bahwa tidak mudah untuk menjadi orang tua. Butuh kasih dan kesabaran dalam merangkul anak. Juga peran orang tua yang menjadi teladan atau rolemodel bagi anak. 
Setelah kegiatan tersebut selesai, kami pun berdiskusi dengan guru di PAUD tersebut yang secara langsung mereka menghadapi siswa-siswanya maupun menghadapi orang tua murid. Guru-guru menceritakan hasil pengamatan mereka ketika makan bersama siswa-siswanya di jam istirahat. Rata-rata dari mereka membawa gorengan, cemilan, dan coklat. Gorengannyapun rata-rata dari frozen food atau makanan yang mudah dimasak. Guru-guru sudah memberikan edukasi kepada siswanya maupun mengarahkan orang tua muridnya tetapi memang sulit karena rata-rata orang tua ingin memenuhi keinginan anak. Kalau keinginan anak tidak dipenuhi, anak tidak mau makan. Disini saya melihat butuh peran secara menyeluruh dan berkesinambungan dari guru maupun orang tua melalui berbagai pendekatan agar anak pada akhirnya mau makan makanan dengan nutrisi seimbang. Harapannya melalui kursus nutrisi yang diberikan secara paralel baik kepada orang tua siswa maupun siswanya dikelas dapat memotivasi mereka untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang seimbang. Saya menyadari bahwa pembinaan dan pendampingan bukanlah suatu proses yang instan, tetapi saya yakin akan ada buah yang dihasilkan dari pembinaan dan pendampingan ini.
Ketika kegiatan sudah selesai, beberapa dari kami ada yang pulang ke rumah dan ada juga yang kembali ke kantor YBBB. Saya ikut kembali ke kantor YBBB karena ingin makan terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Perjalanan dari Krendang menuju kantor YBBB ditempuh dengan berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum. Saat berjalan menyusuri daerah Krendang, saya melalui gang-gang yang sempit dengan bangunan yang sangat padat. Ternyata video yang saya lihat di Youtube mengenai kondisi Krendang memang benar adanya. Dapur yang berada di luar, rumah kecil dengan banyak penghuni di dalam, toilet umum, dan bangunan yang saling berhimpitan satu sama lain. Saya belum menelusuri secara luas daerah tersebut, mungkin saja ada kondisi lainnya yang dihadapi oleh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Jika saya berjalan sendirian di daerah tersebut, mungkin saya akan tersesat. Hal tersebut terjadi karena banyaknya gang kecil dan bangunan yang saling berhimpitan. Dari artikel berita, jurnal, maupun video di Youtube menyatakan bahwa kelurahan Krendang, kecamatan Tambora, kota administrasi Jakarta Barat merupakan salah satu permukiman padat di Jakarta. Kecamatan Tambora sendiri merupakan kecamatan terpadat se-Asia Tenggara. 
Peran holistik sangat dibutuhkan untuk membuat masyarakat prasejahtera menjadi masyarakat berdaya yang sejahtera. Pemerintah, pekerja sektor pendidikan, pekerja sektor kesehatan, pekerja sektor lingkungan, pekerja sektor ekonomi, lembaga swadaya masyarakat, dan adanya masyarakat yang mau dibina merupakan kunci membangun masyarakat prasejahtera menjadi masyarakat berdaya yang sejahtera. Saya juga melihat adanya program-program dari pemerintah dan sektor-sektor lainnya yang juga turut membangun masyarakat prasejahtera. Sebagai contoh, peran dari puskesmas yang terjun ke masyarakat untuk ‘menjemput bola’ dari rumah ke rumah warga untuk memberikan edukasi, pemeriksaan kesehatan gratis, imunisasi, dan program-program lainnya. Ketika menghadapi masyarakat kita melihat bahwa ada masyarakat yang mau dibina, tetapi ada juga yang tidak. Masyarakat yang tidak mau dibina atau sulit dibina menjadi tantangan dalam pembangunan masyarakat berkesinambungan. Butuh hati yang berbelas kasih dan kesabaran dari pemerintah, pekerja lintas sektor, dan lembaga swadaya masyarakat/yayasan dalam menjangkau masyarakat yang tidak mau dibina atau sulit dibina. Hal ini merupakan cita-cita atau harapan dari setiap lapisan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan. 
Mungkin ada kisah lainnya dari daerah padat penduduk dengan kondisi permukiman kumuh yang ada di sekeliling kita. Doa dan harapan saya adalah kiranya program-program yang sudah dibuat oleh pemerintah, pekerja lintas sektor, dan lembaga swadaya masyarakat semakin dipikirkan dengan baik dan matang sehingga dapat diaplikasikan untuk pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Juga kiranya masyarakat yang ditolong juga terbuka untuk dibina dan menjangkau masyarakat lainnya.
Perjalanan di hari tersebut membuat saya belajar banyak hal dan merenungkan banyak hal. Dari mereka saya belajar tentang makna hidup bersyukur dalam segala kondisi, makna hidup yang berkecukupan, hati yang berbelas kasih, ketekunan, dan kesabaran dalam segala hal yang dikerjakan. Tangan yang terlalu kecil dan keterbatasan bukanlah penghalang untuk menyatakan kasih dan menjangkau mereka yang berkekurangan karena Sang Pencipta yang kasihNya selalu mengalir menganugerahkan kita kemampuan untuk mengasihi dan menjangkau mereka. Dunia yang sangat luas dan permasalahan yang sangat luas terjadi, tetapi kasih dari sang Pencipta lebih luas dari segala permasalahan yang terjadi di dunia ini. Juga kita tidak sendirian dalam perjalanan kehidupan ini. 
Akhir kata dari saya, semoga kita selalu dipenuhi hati yang berbelas kasih dalam mengerjakan segala hal yang kita kerjakan saat ini dan dimampukan melaluinya.
0 notes
themediartsj · 2 years
Text
God will Meet Your Needs, Not Your Greeds
"My God will meet all your needs according to the riches of His glory in Christ Jesus.” (Philipians 4:19 NIV)
Have you ever been worried about your life? What will happen with your career ahead? Why you’re still single untill now? How about marriage life ahead? Are God provide you when you’re lost everything? You’re lost your job. You’re partner want to break up with you. You’re lost your family member that you loved. You have conflict with your best friends and lost contact with them. You facing financial crisis. All of this condition make you doubt when your choose the pathway ahead. The unpredictable path that make you doubt to take a step that will change your life. Your mind said “What if I choose the path that will make my life more worse?”. You ask God “Are the good or the worse things will happen in my life ahead? What if i choose to take the wrong path? Will God provide me? Will God take care of me?”. The unpredictable path that make you doubt and anxious about everything.
All of these things must have been experienced by everyone, including me.  This month i faced many thing make me doubt about God provide. But when I get my time to alone with God to pause and pondering about everything that happen in my life, I get this point :
Why am I doubt about God’s provide? The answer are impatience about the process of life that happen in my life, insecure with the condition that happen to your life, get anxious for the things that I lost or I don’t have,  I am searching everything that make me satisfied. The main factor is I have the “hidden greed” deep in my heart. The “hidden greed” that make me search another things in this world that make me satisfied. The Bible says that God is our absolute satisfaction. (John 6: 35 Jesus said to them “I am the Bread of Life; whoever comes to me shall not hunger, and whoever believes in Me shall never thirst”) 
When we have faith in Him that Jesus Christ is Our Salvation that give us eternal life, we have confidence to ask anything to Him acoording to His will because He hears us. Ask anything about what we need not what we want, because God know everything that we need in our life. There is difference about ‘what we need’ and ‘what we want’.  What we need is a lack of  something requisite, desirable, useful. What we want is something that we desire greatly or something that wish for. I think difference between need and want are about the priority things that enough our life. What we need are enough for our life. While what we want are something that we feel never enough to us, something that temporary satisfaction. God will supply our needs, but He never promised to meet all our wants. Even we getting what we want will not necessarily make us happy is the truth. 
Trust and have faith in Him about what we need according to His will. Because God know and will give the best for us. We must have Faith in every gift from God, because is the best and the good things for us. God will give us peace upon us and wisdom to choose the path that we face. 
From Our Daily Bread Devotional :  Sometimes it may seem like God doesn’t hear us when our situation doesn’t change. But we build our confidence in God by consistently turning to Him for help in every circumstance (Psalm 116:2). This allows us to grow in faith, trusting that although we may not get everything we desire, He’s promised to provide what we need in His perfect timing. I get reflection in this devotional. If we want things to go our way, we are selfish. This indicates that we are rejecting the best gift from God that He has provided for us. God is ready and willing to provide us. Will you belive in Him?
The biggest problem have been solved by God when He came to Earth and died for us in the Cross. He is willing to do that. He really cares about all issues that we’re dealing with. Absolutely, He cares about our finances, health, career, relationship, future, and everything. He really cares about us.
Remember this, “God never promised that we will understand why things happen. He does promise that He will never leave us or forsake usBecause we cannot see as God sees ,So know He’s working. But don’t try to figure out what He’s doing”
There is a one song that strengthen me. Hope this song will strengthen you too when you doubt God about your future ahead
Shepherd of My Soul
Shepherd of my soul, I give You full control Wherever You may lead, I will follow I have made the choice to listen for Your voice Wherever You may lead, I will go
Be it in the quiet pasture, or by a gentle stream The Shepherd of my soul is by my side Should I face a mighty mountain or a valley dark and deep The Shepherd of my soul will be my guide
Shepherd of my soul, Oh You have made me whole Wherever I Hear You call how my tears flow How I feel Your love, how I want to serve I gladly give my hear to You O Lord
Be it in the flowing river or in the quiet night The Shepherd of my soul is by my side Should I face the stormy weather or the dangers of this world The Shepherd of my soul will be my guide
0 notes
themediartsj · 2 years
Text
Mengenal dan Mengasihi Dunia
“Semangat terus mengasihi Sar..” - Anonymous, 2 September 2017
Pesan dari seseorang 4 tahun yang lalu yang tidak saya ketahui sampai sekarang siapa penulis pesan itu. Tetapi pesan itu membawa dampak bagi saya sampai pada hari ini. Pesan yang menyatu menjadi visi kehidupan saya sampai saat ini. Definisi mengasihi yang saya maksud dari pesan tersebut adalah berbelas kasih atau Compassion. 
Belas kasih merupakan perasaan yang menggerakkan hati sanubari seseorang, suatu perasaan yang membuat seseorang merasa sedih melihat penderitaan dan kemalangan sesamanya disertai dorongan yang kuat untuk menolong.
Melalui refleksi panjang perjalanan hidup saya, di dalam setiap pertemuan yang tak terduga dengan banyak orang yang saya temui. Saya selalu tergerak menjadi pendengar yang baik bagi mereka dalam arti menjadi teman curhat bagi mereka yang sedang membutuhkan untuk didengar. Berawal dari diskusi singkat, tanpa memaksa sesama untuk mencurahkan masalahnya. Tanpa disadari beberapa orang secara tidak sengaja mencurahkan masalah dan pergumulannya kepada saya. Bahkan terkadang orang yang curhat kepada saya bisa meneteskan air mata. Saya mulai merenungkan, “Sepertinya Tuhan menganugerahkan saya telinga untuk mendengar, hati untuk turut merasakan kesedihan atau sukacita orang lain, dan perkataan-perkataan sederhana yang dapat menghangatkan sesama.”. Saya baru menyadarinya akhir-akhir ini, karena di masa lalu saya hanya fokus pada keburukkan-keburukkan yang saya miliki dan kegagalan-kegagalan yang saya alami. 
Panggilan Hidup
Sewaktu SMP saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR). Mengikuti kegiatan tersebut dengan motivasi, “ingin belajar mengobati dan merawat serta menolong yang terluka”. Titik awal saya menaruh hati pada kegiatan palang merah ini adalah ketika pembina PMR saya memberi materi tentang sejarah palang merah dunia. Jean Henry Dunant (8 Mei 1828 - 30 Oktober 1910) yang dikenal sebagai Bapak Palang Merah Internasional. Beliau lahir di Geneva, Switzerland 8 Mei 1928 dan berasal dari keluarga yang kaya dan taat beragama. Beliau dahulu bekerja sebagai pengusaha berkebangsaan Swiss.Pada 24 Juni 1859, saat perjalanan bisnis menemui Kaisar Napoleon III saat itu beliau berada di Solferino dan menyaksikan pertempuran Austrria dengan perikatan Tentara Perancis - Sardinia. Pertempuran tersebut baru saja selesai dan bergeletakkan sekitar 38 ribu prajurit di medan tempur dalam keadaan terluka, sekarat, dan tewas. Tidak ada satupun upaya berarti yang dilakukan untuk memberikan perawatan kepada mereka. Keadaan tersebut sangat mengguncangkan Dunant sehingga ia berinisiatif mengerahkan penduduk sipil setempat, terutama kaum perempuan untuk memberikan pertolongan kepada prajurit yang terluka dan sakit. Saat itu persediaan alat dan obat yang dibutuhkan tidak memadai sehingga Dunant sendiri mengatur pembelian material yang dibutuhkan serta membantu mendirikan rumah sakit darurat. Dunant juga berhasil meyakinkan penduduk setempat untuk melayani para korban luka tanpa melihat di pihak mana mereka bertempur. 
Dari situasi bersejarah tersebut, ada kata-kata bijak dari Dunant yang menjadi slogan sampai saat ini yaitu, 
“Noi siamo tutti fratelli”. 
Artinya adalah KITA SEMUA BERSAUDARA.
Refleksi dari Jean Henry Dunant yang saya nikmati adalah kondisi sekeliling yang mengguncangkan hati Jean henry Dunant untuk berbelas kasih menolong para prajurit yang terluka, sekarat, dan tewas tersebut. Juga hatinya yang menggerakkan orang-orang sekitar untuk turut menolong para tentara tersebut. Ia mengajak warga sekitar untuk melayani dan menolong para korban tanpa melihat di pihak mana mereka bertempur. Hati yang remuk melihat korban yang bergeletakkan, lalu bergerak menolong dan mengajak warga sekitar untuk turut menolong, betapa besar hati yang berbelas kasih yang Dunant miliki. Campur tangan Tuhan yang menggerakkan ia untuk memiliki hati yang berbelas kasih tersebut.
Setelah mengenal dan mengetahui sejarah tersebut, saya memiliki cita-cita untuk bergerak dalam bidang medis. Saat itu saya bercita-cita menjadi perawat.
Ketika memasuki masa SMA dan duduk dibangku kelas 12, saya semakin mencari tahu informasi tentang kuliah keperawatan. Juga saya tergerak membaca buku biografi Florence Nightingale. Beliau juga semakin menginspirasi saya.
Florence Nightingale (12 Mei 1820-13 Agustus 1910), dikenal sebagai ‘Perempuan dengan Lentera dalam Perang’. Perjalanannya menjadi perawat tidaklah mudah, sempat ditentang oleh keluarganya karena ia berasal dari keluarga yang terpandang. Kegigihannya terhadap panggilan hidupnya yaitu untuk melayani dan menolong sesama tidak membuat ia menyerah pada panggilan hidupnya. Pada tahun 1853 akhirnya berkat kegigihannya ia menjadi perawat. Perjalanannya saat sudah menjadi perawat juga melalui perjalanan yang berliku dan tantangannya yang begitu banyak. Perang Krimea yang mengantarkan dia sehingga dikenal sebagai ‘Perempuan dengan Lentera’. Kekacauan terjadi di Scutari, saat itu peralatan medis dan kebutuhan lainnya untuk merawat pasien yang terluka tidak tersedia dengan lengkap. Kondisi tempat yang terlalu sesak dan kotor, penuh kutu, belatung, tikus yang berkeliaran, dan penyakit. Terlebih lagi staf medis di sana menyambut dingin tenaga-tenaga perawat. Saat itu kondisinya pegawai medis yang bertanggung jawab dan komandan militer hanya berjabat tangan profesional. Para pria itu bersikap sinis karena menganggap perang dan tentara yang terluka adalah urusan pria. Para dokter melarang para perawat masuk bangsal tempat para tentara terluka itu berbaring, kecuali diminta. Nightingale mematuhi aturan tersebut dan memerintahkan anak buahnya membersihkan serta mengatur sebanyak mungkin ruangan semampu mereka. Perlahan, Nightingale berhasil melembutkan hati para dokter dengan sikapnya yang tenang dan tegar. Ketika terjadi perang di Balaclava, korban yang terluka sangat banyak dan di bawa kerumah sakit Scutari. Dokter-dokter tersebut tidak punya pilihan karena kekurangan tenaga, sehingga mereka butuh banyak bantuan dan mengizinkan para perawat turut membantu. Akhirnya, Nightingale dan teman-teman perawatnya membantu mereka. Mereka bekerja siang-malam di antara orang-orang yang sakit dan terluka. Ketika banyak korban dan makin banyak yang butuh bantuan, Nightingale selalu ada. Malam demi malam, dia berjalan membawa lentera menuruni koridor sepanjang empat mil menuju bangsal untuk mengunjungi orang sakit. Nightingale juga sering duduk di sisi tempat tidur untuk menulis surat bagi seorang tentara yang tak bisa lagi menulis sendiri atau menggenggam tangan seorang laki-laki yang sedang sekarat. Nightingale menghibur mereka dengan segala kemampuannya dan nyaris tidak pernah meninggalkan pasien-pasien yang sekarat dan juga mendampingi mereka sampai ajal menjemput mereka. Kehadiran dan perhatiannya membawa kesembuhan dan harapan. Nightingale dikenang sebagai seorang perempuan pemberani dengan talenta dan kekuatan yang luar biasa pernah hadir di dunia dan memperjuangkan tempat yang lebih baik bagi kita semua. 
Berkat tekad yang berani dan kesetiaan cinta kasihnya sehingga ribuan orang kembali sehat dan ilmu keperawatan telah diperbarui serta diubah selamanya menjadi pekerjaan atau profesi yang mulia.
Kisah hidupnya sangat menginspirasi saya dan membuat saya bertekad kuat untuk menjadi perawat. Tetapi seiring berjalannya waktu, Tuhan membawa saya ke jurusan Teknologi Laboratorium Medis.
Ada sempat rasa kecewa ketika tidak masuk ke jurusan yang sesuai dengan apa yang saya mau. Tetapi akhirnya saya menerima dan menekuni berada di dalam jurusan ini. Dari mata kuliah yang diajarkan dosen, dosen yang membagikan pengalaman hidupnya di kelas saat kuliah, dosen yang membagikan kondisi tentang dunia laboratorium medis, pengalaman pada saat praktik kerja lapangan, dan saat penyusunan skripsi, dipertemukan dengan banyak orang yang menginspirasi hidup saya, membawa saya membulatkan tekad untuk menekuni bidang ini. Mungkin saya tidak dapat menolong orang secara langsung seperti perawat atau relawan palang merah. Tetapi yang bisa saya lakukan adalah mengaplikasikan teori dan praktik yang telah saya pelajari dalam bidang pekerjaan saya untuk membantu menunjang pemeriksaan medis melalui pemeriksaan laboratorium. Profesi saya juga turut berkontribusi untuk membantu menyelamatkan banyak nyawa. Saya bersyukur ketika Tuhan membawa saya dalam perjalanan panggilan hidup yang penuh dengan lika likunya. Juga saya bersyukur untuk orang-orang yang Tuhan pertemukan dengan saya untuk memberikan inspirasi bagi hidup saya untuk mau terus berkembang maju dan berkarya.
Di dalam dunia pekerjaan pun pastinya akan menghadapi berbagai tantangan. Tetapi tidak selamanya kita menghadapi situasi yang menakutkan, selalu ada pelangi yang memberikan pengharapan sehabis hujan badai yang deras. Didalam lika-liku pekerjaan, saya pribadi pernah terjebak dengan pemikiran memandang dunia dengan sudut pandang yang idealis tanpa melihat kondisi realistis yang terjadi atau lebih tepatnya ada penolakkan dalam diri menolak melihat atau mengalami kondisi realistis yang tidak saya sukai karena bertentangan dengan nilai-nilai yang dipegang. Melihat kondisi dunia yang berantakkan dan penuh kebobrokannya, pernah membuat saya terjebak pada perasaan membenci dunia sekeliling saya. Karena terjebak dalam perasaan benci, hal tersebut membuat saya terhambat untuk berkembang dan berkarya.
Sampai pada akhirnya, dari buku yang saya baca berjudul “Panggilan untuk Mengenal dan Mengasihi Dunia (Vision of Vocation) Anugerah Umum bagi Kebaikan Bersama” karya Steven Garber membuat saya merenung dan merefleksikan banyak hal. Saya terhenti pada beberapa kutipan-kutipan kalimat dibuku ini:
“ Vokasi adalah kata yang kaya, karena harus meliputi hidup seutuhnya, berbagai relasi dan tanggung jawab. Tentang kerja, ya, tetapi juga tentang keluarga-keluarga, dan tetangga-tetangga, dan kewarganegaraan, secara lokal dan global-- semuanya ini dan lebih dari itu dipandang sebagai vokasi, yang kepadanya saya dipanggil sebagai manusia, menjalani hidup saya di hadapan Allah. Kata ini tidak pernah sama dengan pekerjaan (occupation), seperti halnya panggilan (calling) tidak pernah merupakan kata yang sama dengan karier (career). Kadang kala, oleh anugerah, kata-kata dan realitas-realitas yang mereka wakili beririsan, bahkan secara signifikan; kadang kala, dalam ketidaklengkapan hidup dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa, tidak banyak beririsan.”
“Setiap kali saya menjumpai masalah berat jenis apa pun dalam peradaban di mana pun di dunia-- entah itu penebangan hutan hujan, intoleransi etnis atau agama, atau perusakan brutal akan suatu bentang budaya yang membutuhkan waktu berabad-abad untuk menciptakannya-- di suatu tempat di ujung rantai peristiwa-peristiwa yang membangkitkan suatu masalah saya selalu menemukan penyebab yang sama: kurangnya pertanggung jawaban kepada dan tanggung jawab atas dunia”
“ ‘ Usahakanlah kesejahteraan kota’ adalah perkataan kenabian Yeremia kepada orang-orang yang terbuang ke Babel, karena ‘kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu’ (Yer 29:7). Belajar memandang-- memandang diri kita terlibat dalam sejarah, melihat bahwa kita memiliki vokasi yang umum untuk peduli bukan hanya atas kesejahteraan kita sendiri, tetapi juga kesejahteraan dunia.”
“Bisakah engkau mengenal dunia dan tetap mengasihinya?”
“Tetapi kisah dukacita bukanlah keseluruhan kisah kehidupan kita juga. Di sana ada kejaiban dan kemuliaan, sukacita dan makna, dalam vokasi-vokasi yang adalah milik kita. Ada pekerjaan baik yang harus dilakukan oleh setiap putra Adam dan setiap putri Hawa di seluruh muka bumi. Ada bunga-bunga yang harus ditanam, lagu-lagu yang harus dinyanyikan, roti yang harus dipanggang, keadilan yang harus dilakukan, kemurahan yang harus ditunjukkan, keindahan yang harus diciptakan, cerita bagus yang harus disampaikan, rumah-rumah yang harus dibangun, teknologi yang harus dikembangkan, ladang-ladang yang harus diolah, dan anak-anak yang harus dididik. Sepanjang hari, setiap hari, ada luka-luka dan keajaiban-keajaiban di setiap inti kehidupan, jika kita memiliki mata untuk melihat. Dan melihat apa yang disebut Weil belajar mengenal, memberi perhatian--adalah awal dari vokasi.”
Kalimat-kalimat dibuku tersebut membuat saya merenungkan, seharusnya saya tidak terjebak dengan perasaan membenci yang mengakar kuat pada kondisi dunia dengan segala kebobrokannya. Seharusnya saya mengubah pola pikir saya “Dari kebobrokan yang dunia alami, hal apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki kebobrokan itu.”. Banyak orang yang mungkin terluka karena kebobrokan tersebut, maukah kita hadir untuk mengasihi mereka yang terluka tersebut? 
Memperbaiki yang bobrok dapat dilakukan dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Contohnya adalah, Mendoakan kondisi bangsa Menyapa dan memberikan senyuman hangat kepada orang-orang sekeliling kita tanpa memandang bulu status pekerjaan dan pendidikannya. Hadir menjadi sahabat bagi mereka yang butuh didengar curahan hati atau jeritan hatinya dengan menjadi pendengar yang baik yang tidak menghakimi apa yang mereka alami. Bijak mengelola sampah dan membuang sampah pada tempatnya. Hadir tepat waktu di tempat kita bekerja. Tidak perlu malu menjadi orang yang taat dan tunduk pada aturan yang ada (aturan kantor ataupun aturan pemerintah) walaupun ada yang meledek kita atau tidak suka dengan kita. Mau berbagi ilmu yang kita punya kepada orang-orang  sekeliling dan bersedia diajak diskusi bila ada yang bertanya. Mau meluangkan waktu dan sabar dalam mengajar mereka yang belum tahu. Tidak menganggap orang lain rendah dan mau menerima masukkan serta teguran dari orang lain. Berani berkontribusi memberikan ide-ide yang dapat membawa perubahan ke arah positif dan memberikan manfaat bagi banyak orang dan banyak hal-hal lainnya yang bisa dilakukan.
Saya mengakui sepanjang perjalanan hidup saya, beberapa kali saya mengalami kejatuhan dan kegagalan. Gagal mengasihi, gagal memimpin, lari dari tanggung jawab, gagal mengelola emosi, dan lain-lainnya. Tapi yang saya sadari adalah, Tuhan Sang Pencipta tidak pernah berhenti berkarya dalam hidup saya dan ingin terus memakai saya sebagai manusia ciptaan-Nya untuk memuliakan-Nya. Berkarya untuk memberikan manfaat dan kehangatan bagi sesama manusia. Jika hari ini kamu gagal, minta ampunlah kepada-Nya dan mohon belas kasih-Nya serta terus meminta-Nya menolong dan memampukan kita melalui kehidupan ini serta dimampukan untuk mengasihi.
“Semangat terus untuk mengasihi!” Karena Tuhan terlebih dahulu telah mengasihi saya dan kamu.
Ada lirik lagu yang saya nikmati, kiranya lagu ini boleh menguatkan saya dan kamu. Cerminan HatiMu
Ketika kupandang dunia ini Ku tak ingin jadi bagiannya Tapi Tuhan letakkan ku disini Jadi terang-Nya yang memecahkan gelapnya dunia
Hidup hanya untuk sementara Tapi jadi berharga dibuat-Nya Sungguh keselamatan yang kukerjakan Hapus derita menolong mereka yang hilang asa
Briku hatiMu Tuhan Setia dalam ketulusan Tuk mengasihi duniaMu Seperti yang Kau lakukan lebih dulu Ajarku berdiri Tuhan Bukan dengan kekuatanku Hanya oleh kasih karunia Menjadi cerminan hati-Mu
0 notes
themediartsj · 3 years
Text
HOME
According to Cambridge Dictionary, home is the place where a person (or family) lives. A place that we feel safe, where you are respected and loved.
What does "home" really mean to you?
What if that someday "home" is not your safeplace anymore?
What if someday you get lost all things that you have in your "home" ?
Maybe you will feel sad and get lonely where all thing you have are lost and you think you cannot find a 'safe place' anymore.
And what if you go out from your "home" because of the bad things that you've done?
What do you feel?
Maybe you feel shame and got depressed.
You're scared to get back home or maybe you get lost and don't know the way get back to your "home".
Just thinking "i am not worthy anymore. I am a sinful person. I deserve this because of the bad things that i've done. "
Is there a hope for a sinful person to be forgiven?
Is there a hope for a sinful person to get free from the bondage of sin?
Maybe you feel tired of this...
The road may seem far and so hard.
Feel tired when you feel that you fight alone.
I find a hymnal song "Softly and Tenderly" that make me reflection about His Love. The Greatest Love when i feel hopeless.
Softly and tenderly Jesus is calling—
  Calling for you and for me;
Patiently Jesus is waiting and watching—
  Watching for you and for me!
 Come home! come home!
  Ye who are weary, come home!
Earnestly, tenderly, Jesus is calling,
    Calling, O sinner, come home!
Why should we tarry when Jesus is pleading—
  Pleading for you and for me?
Why should we linger and heed not His mercies—
  Mercies for you and for me?
Time is now fleeting, the moments are passing—
  Passing from you and from me;
Shadows are gathering, death-beds are coming—
  Coming for you and for me!
Oh, for the wonderful love He has promised—
  Promised for you and for me!
Though we have sinned, He has mercy and pardon—
  Pardon for you and for me!
That the "shadow" maybe always make you down, scared, and depressed.
But nothing can separate us from God Greatest Love.
Romans 8 : 38-39
38 And I am convinced that nothing can ever separate us from God’s love. Neither death nor life, neither angels nor demons,[b] neither our fears for today nor our worries about tomorrow—not even the powers of hell can separate us from God’s love. 39 No power in the sky above or in the earth below—indeed, nothing in all creation will ever be able to separate us from the love of God that is revealed in Christ Jesus our Lord.
Just come to Him. To heal your deepest pain. To heal your wounded heart.
Just enjoy the process.
I know it's hard, but don't give up.
Notes from the writer:
Untill now i still deal with my 'darkest shadow' and my deepest pain. Sometimes i wanna give up from 'this'. But, by God's grace when i feel want to give up from my whole life, He still reminds me about the hope. He still show His Greatest Love for me.
Tumblr media
0 notes
themediartsj · 3 years
Text
Setiap Profesi sama Berharganya
Sebuah refleksi perjalanan selama beberapa bulan ini.
“Apa profesimu?” “Apa jurusanmu?” ”Apa jabatanmu?” “Kamu lulusan apa?” “Kamu dari kampus mana?” “Sudah berapa lama kamu bekerja disini?” “Kamu sudah berpengalaman dibidang apa dan mengerjakan apa saja?”
Ketika terjun di dalam dunia pekerjaan, pertanyaan yang seringkali ditanyakan adalah pertanyaan pertanyaan tersebut. Ketika ada yang mengetahui status pendidikan seseorang kemungkinan orang-orang akan meresponnya dengan 2 hal : 1. “Ah dia cuma tamatan SMA. Paling dia gabisa apa-apa. Perlakukan saja orang itu seenaknya toh cuma lulusan SMA.”
2. “Walaupun lulusan SMA mungkin saja bila diajari skill skill baru dia akan berkembang”
Banyak orang mungkin akan meresponnya dengan respon nomor 1. Hal tersebut yang menjadi kegelisahan saya. Mengapa memandang rendah status pendidikan seseorang? Toh jika orang tersebut punya keinginan serius untuk bekerja dan mempelajari skill skill baru tidak ada salahnya bukan? Ajari mereka, jangan menganggap rendah mereka. Seringkali yang punya status pendidikan lebih tinggi suka merendahkan mereka yang punya status lebih rendah. Padahal sama-sama bekerja dan sama-sama digaji. Mengapa harus merendahkan? 
Tidak hanya tentang status pendidikan. Seringkali yang punya jabatan tinggi, ada beberapa orang yang mungkin merendahkan mereka yang memiliki jabatan yang rendah atau memperlakukan mereka seenaknya.
Berdasarkan pengamatan-pengamatan saya, seringkali saya kesal terhadap orang yang merespon dengan respon nomor 1. Memang saya tidak memiliki kemampuan mengubah respon seseorang (Saya bukan seseorang yang punya kekuatan super dan saya bukan Tuhan). Poin saya disini adalah saya ingin mengajak teman-teman yang mungkin membaca artikel ini untuk menghargai orang lain. Entah mau dia lulusan apa, dari jurusan mana, seberapa banyak pengalaman kerjanya, dan lain-lain.
Bagaimana cara menghargainya? Banyak cara :)
Sesederhana menyapa “Selamat pagi” Sesederhana kalimat semangat Sesederhana menanyakan kabar? Sesederhana memulai percakapan dan nongkrong bersama membahas keluh kesah Sesederhana mengucapkan “Terima kasih” untuk setiap pekerjaan yang dilakukan Sesederhana mengatakan “Tolong” ketika kita butuh bantuan Mengungkapkan permintaan “Maaf” ketika kita salah Sesederhana menawarkan atau memberikan makanan/minuman Menjadi pendengar bagi mereka.
Ditengah saya bekerja sebagai petugas medis saya mempelajari : Dokter membutuhkan analis laboratorium untuk menganalisa hasil pasien Analis laboratorium membutuhkan persetujuan dan validasi dokter agar hasil bisa diserahkan kepada pasien Analis laboratorium membutuhkan tenaga perawat untuk pengambilan sampel Perawat membutuhkan bantuan tenaga administrasi untuk mengurus registrasi dan pembayaran Kita semua membutuhkan tenaga satpam agar alur pelayanan kesehatan aman dan terkendali Kita membutuhkan petugas kebersihan agar ruangan tertata dengan rapi dan bersih Kita membutuhkan pimpinan untuk koordinasi dan mengarahkan anggota dan seterusnya dan seterusnya. Pada dasarnya setiap profesi saling membutuhkan satu dengan lainnya Terima kasih kepada setiap orang yang mau menghargai profesi orang lain apapun jabatannya apapun status pendidikannya :) Selamat menghargai!
0 notes
themediartsj · 3 years
Text
Mercusuar
Tumblr media
Seperti kapal yang terombang ambing di tengah badai yang menakutkan.
Suara petir yang terdengar begitu kencang. Membuat telinga terasa bising.
Ombak yang mengamuk begitu dahsyatnya.
Dapat membuat kapal terombang ambing
Awak kapal yang panik
Nyawa seperti diujung tanduk
Seolah tak ada harapan
Tersesat dalam ombak dan badai yang dahsyat
Dapatkah kembali ke tempat tujuan?
Tanya para awak kapal dalam hatinya
.
.
.
Lalu seketika ada cahaya ke arah kapal tersebut
Ya, cahaya harapan dari mercusuar
Bagi mereka yang kehilangan arah.
Haluan kapal mengikuti tempat cahaya itu berasal dari menara mercusuar yang berdiri kokoh.
Sehingga tidak tersesat.
Walau ada badai dan ombak yang menyeramkan.
Mercusuar (Wikipedia) : Mercusuar, menara api, menara suar, atau menara angin adalah sebuah bangunan menara dengan sumber cahaya di puncaknya untuk membantu navigasi kapal laut. 
0 notes
themediartsj · 3 years
Text
Message That Affirming Someone
Tumblr media
Terkadang perkataan bisa menjadi sebuah doa. Doa dari rekan atau orang yang kita percaya untuk berbagi suka dan duka yang menguatkan kita. Siapapun dapat Tuhan pakai untuk menolong kita.
Pesan ini di tulis sekitar 3.5 tahun yang lalu. Entah siapa penulis pesan itu yang sampai saat ini saya tidak tahu siapa penulisnya. Tapi saya bersyukur setiap kali saya membaca berulang-ulang kalimat yang ada dalam pesan itu :
"Semangat terus mengasihi..."
".. ada beberapa hal yang tidak bisa diubah, terkadang yang perlu kita lakukan adalah menerima diri kita seperti Allah mengasihi kita."
Saya sering menyalahkan diri saya atas keputusan-keputusan yang saya buat. Apalagi saya seringkali menyalahkan diri saya sendiri untuk setiap tindakan tindakan buruk yang telah saya lakukan di masa yang lalu. Bagi saya, menerima diri sendiri adalah hal yang sangat sulit.
Tetapi setahun kebelakang dan sampai saat ini. Saya belajar bahwa "lelah ya untuk menolak diri sendiri terus menerus. Lelah ya untuk tidak mengasihi dan memperhatikan kondisi diri". Perlahan saya belajar untuk berdamai dengan diri sendiri.
Berdamai dengan diri sendiri tidak dapat saya lakukan seorang diri. Hanya dalam pertolongan dan anugerahNya lah yang memampukan saya setiap kali saya jatuh.
Teruntuk kamu yang sedang "memusuhi diri sendiri". Mari segera berdamai dengan diri sendiri.
Dan mari juga memperhatikan orang sekeliling kita. Perhatian sekecil apapun dapat menguatkan seseorang.
0 notes
themediartsj · 3 years
Link
The Lord’s my shepherd, I’ll not want; He makes me lie in pastures green. He leads me by the still, still waters, His goodness restores my soul.
And I will trust in You alone, And I will trust in You alone, For Your endless mercy follows me, Your goodness will lead me home.
He guides my ways in righteousness, And He anoints my head with oil, And my cup, it overflows with joy, I feast on His pure delights.
And though I walk the darkest path, I will not fear the evil one, For You are with me, and Your rod and staff Are the comfort I need to know.
0 notes
themediartsj · 3 years
Text
Harapan di tengah Badai Kehidupan
2020 Memang angkanya indah. Namun, siapa sangka seluruh dunia kalang kabut menghadapi badai yang bernama ‘Pandemi COVID-19′ ini ? Semua rencana yang sudah disusun di 2019 mungkin ada yang sirna. Siapa yang siap menghadapi badai ini? Mungkin saat pertama kali badai ini muncul, tidak ada yang siap menghadapi pandemi ini. Siapa yang menginginkan badai ini terjadi?  Tidak ada satupun yang menginginkan badai ini terjadi
2020 sebentar lagi akan berakhir. Bagi sebagian besar orang mungkin terasa waktu berjalan begitu cepat.  Segala aktivitas di 2020 terbatas. Ada banyak orang yang mungkin terkena dampak dari pandemi ini. Ada yang berduka. Kebingungan. Dan banyak hal lainnya yang dirasakan di 2020 ini. Ketakutan menghadapi hari esok. Kelelahan secara fisik dan psikis. Semua orang bertanya-tanya “kapan pandemi ini segera berakhir?”. Mungkin ada juga yang bertanya “Mengapa Tuhan mengizinkan pandemi ini terjadi?”. --------------------------------------------------------------------------------------------- Sama seperti semua orang. Saya pun memiliki ketakutan menghadapi 2020 ini. Perang melawan virus yang ukurannya sangat amat kecil. Melihat berita bagaimana banyak orang yang berduka karena kehilangan akibat virus kecil ini. Melihat berita bagaimana ada pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan dan melakukan korupsi. Melihat kasus covid yang semakin lama bertambah banyak. Orang-orang yang ‘bandel’ menyepelekan virus ini. Belum lagi ada berita baru mengenai varian dari si virus ini.
Sebagai salah satu yang terlibat menghadapi “perang” dengan virus ini. Saya pribadi memiliki ketakutan. Takut terpapar oleh virus ini. Takut membawa penyakit ke rumah, keluarga yang dikasihi. Mungkin tidak hanya saya yang ketakutan menghadapi perang ini.
Melihat kondisi ini terkadang saya berpikir “kira-kira saya dapat bertahan tidak ya menghadapi 2021 nanti? Bagaimana kalau virus tersebut jadi semakin mematikan dan penyebarannya makin cepat? Apakah masih ada harapan?”
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Jawabannya adalah : “Ya, masih ada harapan”
Melalui ibadah malam natal kemarin, saya kembali dikuatkan.  Ketika kondisi terlihat menekan, seolah-olah tidak ada harapan Kita hanya dapat berharap dan bergantung pada Tuhan, Sang Sumber Pengharapan.
Saya teringat khotbah pendeta pada 2017 lalu dan firman yang disampaikan selalu menguatkan saya sampai saat ini :
“God never promised that we will understand why things happen. He does promise that He will never leave us or forsake us.
Because we canot see as God sees. So know He’s working. But don’t try to figure out what He’s doing”
Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa kita akan diberikan penjelasan yang tuntas untuk semua permasalahan yang kita alami. Yang Tuhan janjikan adalah Ia tidak akan meninggalkan kita, ia senantiasa menyertai kehidupan kita.
Jika saya refleksikan selama setahun ke belakang. Banyak hal yang saya syukuri.
Ketika Tuhan memimpin dan menyertai saya dalam perjalanan tingkat akhir saya untuk lulus meraih gelar S.Tr.Kes. Jatuh bangun yang saya alami. 
Ketika saya tidak taat, tidak setia, dan pergi menjauh dari-Nya. Ia tetap setia dan menyertai saya sampai saat ini.
Ketika Tuhan memampukan saya melalui Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan hingga pada akhirnya boleh lulus Ujian tersebut.
Tuhan yang mencukupkan kebutuhan sehari-hari saya beserta keluarga
Tuhan yang memberikan kesehatan dan kekuatan kepada saya beserta keluarga
Tuhan yang menganugerahkan pekerjaan dan dimana melalui pekerjaan itu saya dapat belajar banyak hal. Walaupun lelah tapi Ia tetap memberikan sukacita kepada saya
Dan masih banyak hal lainnya.
Ketika pandemi terjadi pun saya jadi disadarkan oleh-Nya terkait kesalahan kesalahan saya. Ternyata saya sudah berjalan begitu jauh. Sangat jauh dari-Nya. Dan juga saya menyadari saya tidak akan kuat berjalan sendirian menghadapi perjalanan hidup ini. Kembali dari titik nol. Ternyata harus “dihancurkan” dulu baru paham.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Harapan masih ada Ada harapan untuk berubah Kiranya kita semua terus memiliki pengharapan pada Tuhan Sang Sumber Pengharapan dan bergantung penuh pada-Nya. Selamat merayakan hari natal!
0 notes
themediartsj · 4 years
Text
Bab 2 Grace is Greater jauh lebih indah daripada kerusakan anda (Kyle Idleman, 2017)
Saat ini saya sudah memasuki bab 2 dari buku “Grace is Greater” karyanya Kyle Idleman. Saya tergerak membaca ulang buku ini kembali, setelah sekian lama saya vakum untuk tidak membaca buku-buku rohani. “Kekeringan” dan “rasa haus” yang menggambarkan kondisi saya 2 tahun ke belakang ini dan sampai sekarang. Dia mengizinkan segala sesuatu terjadi sesuai dengan skenario-Nya. Sudah lama tersesat, tetapi kembali lagi. Sudah lama menjauh, tetapi dirangkulnya saya oleh dekapan kasih-Nya. Untuk setiap kerusakan dalam diri saya baik oleh faktor internal atau eksternal, kasih karunia-Nya tetap menjangkau saya.
Pada bab 2 buku ini di awali oleh kisah penulis yang memperoleh pesan dari seorang pria bernama Wes. Wes menceritakan kisahnya kepada sang penulis bahwa dia merupakan anak yang diadopsi. Ia tinggal dalam keluarga Kristen oleh dua orang yang luar biasa yang tidak punya anak sendiri. Kondisinya saat ini sudah menikah dan bahagia dan memiliki anak yang sangat ia kasihi. Awalnya wes tidak penasaran siapa orangtua kandungnya. Sampailah ia saat mengikuti acara retreat. Ia mendengar kisah pembicaranya yang pernah membuat pacarnya hamil dan diam-diam memberikan anak itu untuk diadopsi. Pembicara itu menceritakan bahwa ia terus hidup dalam rasa bersalah sehingga dia memiliki hati yang keras dan pahit terhadap Allah. Suatu hari anaknya menghubungi dia dan mengatakan bahwa anaknya sudah mengampuninya dan demikian juga dengan Allah. Hal tersebut mengubah kehidupan pria itu dan bersaksi tentang kebebasan dan pemulihan yang dia terima. Hal tersebut membuat Wes berpikir tentang situasinya. Ia memiliki kerinduan agar dapat mengetahui siapa ayah kandungnya, apakah dalam kondisi baik-baik saja. Ya bisa dibilang kerinduan agar relasinya dapat pulih. Namun, ia merasa takut bila ia mencari tahu siapa orangtua kandungnya hal tersebut akan membuat orangtua kandungnya terganggu atau membuat segala sesuatu menjadi lebih rumit. Tetapi, suatu malam Wes dan istrinya sedang menonton acara televisi pada malam hari. Istrinya berteriak dan mengatakan bahwa yang masuk di acara TV tersebut adalah saudaranya Wes. Karena orang tersebut sedang membicarakan Wes. Saudaranya lebih mengetahui lebih banyak tentang keluarga kandungnya daripada Wes karena ia melakukan penelitian. Wes dalam pesan tersebut berkata kepada sang penulis bahwa ayahnya Wes adalah David Idleman yang ternyata adalah paman dari si penulis tersebut. Wes berkata dalam pesan tersebut bahwa ia tidak ingin mengganggu hubungan keluarga dan menciptakan masalah atau situasi yang sulit, tetapi ia merasa bahwa Allah sedang mendorong Wes untuk menghubungi si penulis tersebut.
Setelah sang penulis membaca pesan tersebut, penulis menyadari bahwa pamannya Dave dari luar terlihat baik-baik saja. Tetapi ketika si penulis beranjak dewasa, ia menyadari bahwa pamannya terlihat seperti sedan memiliki beban berat kemanapun pamannya pergi. Ia menyadari bahwa menyimpan rahasia seperti itu selama bertahun-tahun dapat membuat manusia lelah. Pamannya telah menjauhkan diri dari kasih karunia ketika membuat pacarnya hamil. Tindakan yang seharusnya tidak pamannya lakukan.Dengan kondisi pamannya dibesarkan di lingkungan gereja dan ayah pacarnya adalah seorang pendeta. Menyimpan rasa bersalah dan rasa malu selama puluhan tahun dapat mempengaruhi hati seorang manusia.
Pada bagian ini saya jadi merenungkan: Apa beban berat dan rahasia terbesar dalam hidup saya sehingga saya sulit merasakan kebebasan? Apa rasa bersalah dan rasa malu saya yang selama ini saya tutupi? Ada suatu waktu ketika saya berada dalam kondisi terburuk, saya jadi teringat semua memori-memori terburuk dalam hidup saya. Untuk setiap kesalahan yang saya perbuat, perlakuan seseorang yang buruk terhadap saya, dan rasa bersalah karena terlalu banyak hal yang saya tutupi dengan berbagai macam “topeng” yang saya miliki.
Dosa yang tersembunyi terkadang membuat kita menjadi merasa malu atau menyangkalinya sehingga membuat kita buta. Seringkali kita berusaha menyembunyikan dosa kita karena kita tidak bisa menghadapi apa yang telah kita perbuat. Maka kita berusaha sebaik mungkin untuk tidak memikirkan kesalahan atau dosa yang telah kita perbuat dan berusaha menjauh dari Allah. Saya terhenti membaca bagian ini “Bagaimana Dia bisa mengampuni kita saat kita sendiri tidak mengampuni diri kita?”. Ya benar, mengampuni diri sendiri bagi saya adalah hal yang sulit.
Ada bagian menarik pada bab 2 buku ini yang saya soroti yaitu
“terkadang ketika dosa yang kita rahasiakan terbuka dan kita tidak bisa lagi menyembunyikannya, kita pergi bersembunyi. Kita berusaha sebaik mungkin untuk menghindari orang-orang yang kita kenal. Rasa malu menjadi teman tetap kita yang terus menerus berbisik, Kamu tidak layak diampuni. Kamu tidak layak mendapat kesempatan kedua.”
Sisi gelap terus menerus mengatakan bahwa saya tidak layak diampuni. Saya tidak layak mendapat kesempatan kedua. Menjauh dari sesama bagi saya adalah jalan yang terbaik saat itu. Juga menjauh dari Allah adalah yang terbaik menurut saya saat itu. Tapi nyatanya tidak. Saya berjalan dan terus berjalan begitu jauh. Perjalanan tanpa tujuan yang tidak tahu ujungnya saya akan dibawa kemana. Saya lelah dan tersesat, tetapi tidak tahu bagaimana caranya untuk kembali.
Pada paragraf selanjutnya, terdapat kabar yang mengejutkan bagi saya.
“Tapi kasih karunia memiliki sifat yang mengejutkan – kasih karunia mencari Anda. Anda bisa melarikan diri dan bersembunyi, tapi kasih karunia tidak menyerah. Kasih karunia akan mengejar Anda. Inilah yang sedang terjadi pada sebagian dari Anda sekarang ini, dan Anda bahkan tidak menyadarinya. Saat Anda membaca buku ini, kasih karunia mendapat kemajuan.”
“….saat kasih karunia akhirnya menyelesaikan kekacauan seseorang. Frasa yang biasa saya gunakan untuk menggambarkan saat tersebut adalah ‘benturan yang indah’. Istilah itu sepertinya bertentangan. Benturan menimbulkan bayangan seperti rusak, hancur dan pecah – bukan kata yang cocok disandingkan dengan kata indah. Tapi Injil penuh dengan tabrakan yang indah. Ketika hidup yang hancur, pecah, dan rusak berbenturan dengan Yesus, itu hal yang indah.”
Saya jadi merefleksikan bagaimana Allah memakai orang-orang sekeliling saya untuk menyelamatkan saya. Bagaimana tangan Allah yang tidak pernah terlambat menjangkau saya. Bagaimana Allah yang selalu berjalan bersama saya walaupun seringkali saya berasumsi “Allah membenci saya dan saya tidak layak dihadapanNya, sudah sepatutnya saya mengalami ini semua.”. Untuk setiap kejadian-kejadian yang Ia izinkan terjadi, saya menyadari ternyata semua ada pelajarannya. Untuk segala sesuatu perbuatan tanganNya yang Ia perbuat sampai detik ini, saya tak mampu melukiskan dan mengekspresikannya karena terlalu banyak sekali Allah menolong saya.
Pada halaman selanjutnya pada bab 2 buku ini saya menyadari bahwa sebelum kita bertemu dengan kasih karunia Allah, kita harus bertemu dengan kenyataan dosa kita sendiri. Jika saya terus menerus menyangkali dosa saya, menyembunyikan dosa saya dan kegagalan saya. Mungkin saya akan terus menerus menjadi pribadi yang keras dan tidak merasakan kasih karunia Allah. Atau menganggap kasih karunia Allah hanya sekadar teori saja.
Pada bab 2 buku ini juga menjalaslam asumsi-asumsi yang salah yang membuat kita menjauhkan diri dari kasih karunia dalam kehidupan kita sendiri
1.        Yesus tidak ingin berurusan dengan saya
2.        Yesus lebih tertarik pada agama daripada pada saya
3.        Dia memberi tawaran yang terlalu bagus untuk jadi kenyataan
Pada saat membaca 3 hal tentang asumsi tersebut, saya menyadari bahwa asumsi buruk seringkali mematikan relasi. Baik relasi kepada Tuhan maupun pada sesama.
Saya menikmati bagian akhir pada bab 2 buku ini.
Kehidupan yang saya jalani mungkin ada kalanya akan menghadapi masa-masa sulit, ada kalanya saya membuat kekacauan dan saya tidak tahu bagaimana memperbaikinya, ada kalanya saya tidak dapat mengampuni dan berdamai dengan diri saya sendiri, bangkitnya memori-memori masa lalu tentang rasa bersalah dan rasa malu yang menghantui saya sehingga saya sulit membayangkan kalau kasih karunia tersedia bagi saya. Adanya rasa takut ketika orang-orang mengetahui sisi tergelap dalam hidup saya. Tentu semua manusia pasti ingin menunjukkan sisi terbaik dan menutupi sisi terburuk yang dimiliki. Sehingga takut menghadapi kebenarannya ketika suatu waktu sisi tergelap kita diketahui banyak orang. Si penulis mengatakan bahwa itu semua bukan yang terburuk. Hal terburuk yang bisa terjadi adalah kita menjalani hidup dan tidak ada yang mengetahuinya. Tidak ada orang yang pernah tahu. Kita terus membawa beban bersalah dan malu itu sepanjang hidup. Hal terburuk yang bisa terjadi pada kita adalah menghabiskan hidup berusaha lari dari Allah karena kita piker Dia mengejar kita untuk menagih hutang kita – padahal Dia mengejar kita untuk memberi yang tidak pernah mampu kita dapatkan.
HANYA KASIH KARUNIA
Semua hanya kasih karunia dari Allah. Pada bagian bab 2 buku ini sang penulis merenung dari kisah Yohanes 4 tentang perjumpaan wanita Samaria dengan Yesus di sumur. Sebelum wanita ini bertemu Yesus, dia tidak ingin ada orang melihatnya. Dia tidak ingin ada orang yang mengenalnya, dan jika mengenalnya, dia tidak ingin tahu kalau mereka mengenalnya. Dia tidak bisa mengampuni dirinya atas apa yang telah dilakukannya atau mengapa sampai dia menjadi seperti sekarang. Tapi ketika hidupnya berjumpa dengan kasih karunia, dia tiba-tiba melihat segala sesuatu secara berbeda.
Akhir kata pada bab 2 buku ini
“Ketika kasih karunia dan belas kasih Allah berjumpa dengan rasa malu dan rasa bersalah kita, situasinya tidak menyenangkan tapi indah. Yesus mengetahui segala sesuatu yang Anda perbuat, tapi Dia ingin memastikan Anda tahu bahwa kasih karunia-Nya jauh lebih besar.”
Setahun ini saya menjauh darinya, tetapi kasih karuniaNya terus menerus mengejar saya. Memulai kembali dari titik nol memang tidak mudah. Mengizinkan Allah untuk memperbaiki yang rusak dalam diri saya memang tidak mudah. Tetapi melalui bab 2 buku ini saya terus menerus merefleksikan akan kasih karunia Allah pada hidup saya. Saya jadi merefleksikan lirik lagu ini:
I am here because of Your Grace I am here because of Your Love Lord Jesus I am so thankful for Your Grace abounds to me
Thank You Jesus, Jesus Jesus, Thank You Jesus It’s only by Your Grace That I could live today Forever I will praise Your Name
0 notes
themediartsj · 4 years
Text
Reflection From 9-1-1 TV Series
Serial TV 9-1-1 ini udah gua ikutin dari lama dan sampe sekarang kwkw. Gua penggemar  serial TV 9-1-1, Grey’s Anatomy, The Resident, dll. Serial TV ini banyak mengajarkan gua terkait nilai-nilai kehidupan (ya intinya dapet banyak pesan moral lah wkwk).
Dalam serial TV 9-1-1 ini, ada episode yang membuat gua sampai saat ini terus merenungkannya. Yaitu pas episode ke 4 dan 5
Dikisahkan saat itu ada kecelakaan pesawat , dimana pesawat tersebut terjatuh ke laut (agak deket pantai gitu sih wkwkw tapi ga terlalu deket sama pantainya). Dikerahkanlah tim SAR atau kru 9-1-1 ini (lebih menyoroti ke tokoh pemadam kebakarannya). Kondisinya cukup menegangkan , dimana tim pemadam tersebut berjuang menyelamatkan orang-orang untuk di evakuasi ke tempat yang lebih aman dan juga tim tersebut diperhadapkan dalam situasi  dimana bisa aja nyawa mereka melayang. Yang menarik adalah mereka tetap fokus pada tujuan utamanya yaitu menyelamatkan korban agar bisa di evakuasi ke tempat yang lebih aman meskipun nyawa mereka juga terancam
Aku menyoroti tokoh kapten tim pemadam kebakaran ini, yang bernama Bobby. Saat itu dia sedang berusaha menyelamatkan seorang ibu yang kakinya terjepit pada bangku pesawat. Anak dari sang ibu tersebut telah berhasil diselamatkan oleh Buck (anggota tim pemadam tersebut). Tadinya anaknya gamau dipisahkan sama ibunya, tapi setelah dibujuk akhirnya sang anak mau di evakuasi duluan. Pesawat tersebut sudah hampir mau tenggelam, sehingga air laut nya sudah hampir setinggi pinggang Bobby tersebut dan lama kelamaan semakin meninggi. Sang ibu mulai pasrah dan menceritakan terkait pengalamannya ia hampir kehilangan nyawa anaknya ini. Juga sudah putus asa, apakah nyawanya dapat terselamatkan atau tidak. Sehingga meminta Bobby untuk meninggalkannya saja dan meminta tolong untuk menjaga anaknya. Seketika Bobby terdiam sejenak karena mendengar pengalaman terkait kondisi keluarga ibu ini ( dalam episode 5 di ceritakan latar belakang Bobby dan keluarga kecilnya). Bobby meyakinkan bahwa baik ia dan ibu tersebut pasti dapat terselamatkan. Dalam waktu waktu genting dimana air sudah hampir menutupi bagian leher mereka, bala bantuan datang. Yang mengangkut mereka menggunakan helikopter.
Saat berhasil mengevakuasi ibu tersebut , akhirnya sang anak dan ibu kembali bersatu lagi. Sang ibu mengucapkan terima kasih kepada Bobby. Tetapi ekspresi Bobby seperti menunjukkan ia sedang teringat terkait masa lalunya dengan keluarga kecilnya. Dalam serial TV ini diceritakan kalau Bobby tidak pernah menceritakan latar belakang atau masalah nya kepada rekan sekerjanya. Ia selalu memendam semuanya sendirian. Diceritakan kalau Bobby selalu membawa buku catatan kecil, dimana di buku itu dia selalu menulis berapa banyak orang yang telah ia selamatkan dan berapa banyak orang yang gagal ia selamatkan . Ketika sahabat sahabatnya bertanya terkait masalahnya, Bobby tidak pernah menceritakannya. Pernah suatu waktu Bobby menjadi sangat marah ketika temannya Buck, membaca buku catatan kecil itu diam-diam. Bobby memperingatkan Buck untuk tidak ikut campur kepada masalahnya . Padahal Buck menawarkan bantuan kepada Bobby.
Setelah kejadian kecelakaan pesawat itu, Bobby tidak masuk kerja berhari-hari dan mengurung diri di apartemennya. Sehingga temannya Buck dan Hen, menghampiri Bobby ke apartemennya karena khawatir terjadi sesuatu kepada Bobby. Mereka melihat Bobby tertidur pulas dikasurnya dan ada Alkohol di ruangan kamarnya (mabuk). Akhirnya mereka membangunkan Bobby ini dengan membawa Bobby ke kamar mandi dan menyiraminya sehingga Bobby terbangun. Akhirnya setelah Bobby terbangun, ia menceritakan bahwa ia dulunya pecandu alkohol kepada teman-temannya ini.
Di ruangan tersebut terdapat 4 piring di atas meja makan, Hen lalu bertanya “Kau menyediakan 4 piring itu untuk siapa”. Bobby lalu menjawab “Aku tidak tahu, saat itu aku sedang mabuk. Aku baik-baik saja. Ini hanya satu kali saja OK ? (maksudnya terkait alkohol tersebut, dia tidak akan mengulanginya lagi)”. Dan ia berkata kembali kalau kondisinya sedang baik-baik saja dan meminta maaf bila membuat teman-temannya jadi khawatir akan kondisinya. Lalu Hen berkata kepadanya “Kau tahu mengapa pohon redwood bisa tumbuh begitu tinggi? Mereka bergerak dan membungkuk mengikut arah angin. Jika kau tetap kaku akhirnya kau akan patah”. Bobby mengira bahwa Hen menganggapnya adalah orang yang kaku. Lalu Buck menjelaskan maksud perkataan Hen kepada Bobby “Mungkin meminta bantuan sesekali”. Akhirnya mereka bertiga langsung terdiam. Dan Bobby berkata dengan lirih (tangisnya meledak) ” Tolong aku”. Lalu Buck dan Hen segera merangkul dan menenangkan Bobby.
Di episode ke 5 ada scene dimana Bobby sedang berbicara dengan seorang pendeta. Menceritakan masa lalunya, dimana ia secara tidak sengaja telah membunuh keluarganya karena kebodohannya. Di episode tersebut di ceritakan masa lalu Bobby . Ia berkata kepada sang istri , kalau ia ingin pergi ke luar sebentar. Dan apa yang ia lakukan? Ia pergi ke suatu ruangan kosong, mengunci diri , dan meminum alkohol serta obat-obatan terlarang sambil menghangatkan badan menggunakan perapian. Saa itu Bobby tertidur lelap. Lalu ia terbangun karena ia sadar bahwa sudah terlalu lama ia berada dalam tempat tersebut dan ia memutuskan untuk kembali ke kamar apartemennya. Dalam kondisi dimana perapian tetap menyala, didekat perapian tersebut terdapat sleeping back dan disebelahnya terdapat alkohol (alkohol mudah terbakar ya gais).. Saat Bobby pulang, istrinya mengetahui apa yang dilakukan Bobby selama ini dan  sang istri kecewa kepada Bobby karena ia telah membohongi istrinya (ia berjanji untuk tidak minum alkohol lagi dan tidak kecanduan obat-obatan terlarang lagi). Mengapa Bobby melakukannya? Karena ia ingin mengurangi rasa sakitnya. Ia menganggap dirinya kuat menanggung bebannya seorang diri, sehingga ia tidak menceritakan masalahnya kepada istrinya. Tetapi masalahnya adalah, ketika beban tersebut terasa menyakitkan , bukannya meminta pertolongan (sharing) tetapi ia memilih pelarian lain yang sifatnya hanya sementara. Istrinya sangat kecewa pada Bobby. Bobby lalu pergi meninggalkan kamar apartemennya , tadinya ia ingin kembali ke ruang kosong tersebut. Namun, tidak jadi karena kuncinya tertinggal. Ia pergi ke atap apartemen tersebut.
Apa yang terjadi selanjutnya? Percikkan api menyambar mengenai sleeping back dan lalu menyambar kepada minuman alkohol milik Bobby tersebut. Terjadilah kebakaran besar yang membakar apartemen tersebut. Bobby berusaha menyelamatkan keluarganya. Namun, tidak berhasil…
Kejadian tersebut membuat ia merasa terjebak dalam perasaan menyesal, terpuruk, dihantui perasaan bersalah , perasaan takut kehilangan ,dan ingin melakukan berbagai cara supaya bisa melunasi kesalahan masa lalunya. (kebakaran tersebut mengakibatkan korban tewas sejumlah 148 orang dan termasuk keluarga yang dikasihinya). Beban tersebut ia pikul seorang diri. Pendeta tersebut mengarahkan ia untuk terbuka akan kondisinya kepada sahabat-sahabat yang ia percayai. Di bagian tersebut aku jadi teringat dalam buku Healing is a choice : “keterbukaan adalah awal dari pemulihan”
Pada akhir dari episode ke 5 tersebut,  akhirnya Bobby memilih untuk menceritakan kisah hidupnya kepada Hen sahabatnya.
Apa yang menjadi perenungan ku (atau hal yang kunikmati dari film ini) :
Manusia tidak dapat bertahan hidup seseorang diri. Tuhan menganugerahkan sahabat untuk menolong dan menopang kita bertumbuh (Bersyukur untuk kehadiran orang-orang sekitar yang menolongku disaat aku terjatuh).
Jangan pernah menganggap dirimu kuat, menanggung segala sesuatu seorang diri. Kau tak akan kuat. Dalam melakukan segala sesuatu (ataupun dalam menghadapi masalah), jangan mengandalkan dengan kekuatan sendiri. Percaya dan penyerahan diri penuh kepada Tuhan yang memegang kendali hidupmu. Menyadari diri sebagai manusia yang lemah dan penuh dengan kerapuhan. (Yap nobody perfect)
Jangan menganggap diri ‘hanya kau seorang yang mampu menyelamatkan mereka’. Menyadari diri sebagai manusia yang rapuh dan berdosa. Karena hanya Dia yang menganugerahkan keselamatan tersebut. Peran kita adalah mendoakan dan membimbing mereka mengenal dan mengalami perjumpaan pribadi bahwa hanya Kristuslah satu-satunya juruselamat . Tuhanlah yang menganugerahkan pertumbuhan terhadap orang-orang yang Tuhan percayakan untuk kita layani. Di tengah kekhawatiranku terhadap pertumbuhan orang-orang yang Tuhan percayakan untuk kulayani, Tuhan memberikan jawaban bagiku melalui perenungan dari TV serial ini. Aku jadi teringat suatu kalimat dari bahan renunganku :
“Kita menanam dan menyiram , tetapi Allah yang memberikan pertumbuhan”
CMIIW (Correct Me If I Wrong  ) Karena penulis pun bisa aja salah wkwkkw. Sekian sharing dariku Semoga terberkati ~
0 notes
themediartsj · 4 years
Text
Tuhan, Inilah hidupku
Tulisan ini adalah tulisan lama di blog saya. Saya pindah ke blog ini karena lupa password blog lama saya dan lupa memakai email yang mana.
Ketika melihat kembali tulisan blog ini, ternyata menjadi batu pengingat untuk saya terkhususnya kejadian setahun kebelakang.
‐---------------
Tulisan ini sekitar 1 tahun yang lalu, ketika momen kamp Pengutusan siswa 2017.
Momen kamp ini membawaku kembali untuk merenungkan pengalamanku ketika lulus dari SMA.
Kiranya hal ini boleh memberkati dan menguatkan kalian
Tuhan Yesus memberkati!
Masih teringat dengan jelas bagaimana Ia mengizinkanku mengalami hal yang tidak kuinginkan terjadi di dalam hidupku. Tepatnya setahun yang lalu dimana setelah lulus SMA aku tidak berkuliah. Ya aku menunda kuliah selama setahun. Belajar kembali untuk mempersiapkan diri kuliah sambil bertanya-tanya kepadaNya. Apa yang Ia kehendaki dalam hidupku.
Masih teringat dengan jelas , aku bertanya-tanya kepadaNya
“Mengapa aku harus mengalami ini? Mengapa Ia rasanya seperti diam? Mengapa rasanya seperti sedang berjalan seorang diri? Sebenarnya aku harus kemana? “
Aku tertekan, tidak hanya itu seringkali mengalami depresi. Kesedihan di malam hari ditengah siang-siang aku selalu menutupnya dengan “topeng sukacita”. Aku membiarkan diriku semakin terluka. Aku lebih banyak mengeluh. Aku merasa khawatir akan keuangan. “Akankah aku dapat berkuliah? “.
Rasanya seperti ingin berteriak dengan keras, sekeras-kerasnya.
“MENGAPA AKU HARUS MENDERITA?
Katanya Ia memelihara hidupku, katanya rencana-Nya indah. Tapi mengapa Ia mengizinkan aku untuk mengalami penderitaan ini?”
Setahun berlalu, syukur kepada Allah saat ini aku dapat berkuliah. Memang tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan dahulu waktu SMA. Aku ingin menjadi perawat, tapi aku masuk analis kesehatan.
Melalui berbagai kejadian-kejadian di hidupku. Serta momen KPu kemarin. Allah menyadarkanku, membawaku untuk merenungkan perjalanan hidupku hingga saat ini.
Teman-teman bisa Bible reading dari Kejadian 37-50 .Mengenai perjalanan hidup Yusuf.
Yusuf merupakan anak kesayangan dari ayahnya Yakub. Karena Yusuf lahir dari isterinya yang ia cintai yaitu Rachel. Jika direnungkan lebih dalam lagi, Yusuf bukan merupakan keluarga yang ideal (harmonis). Karena walaupun ia sangat dikasihi oleh ayahnya. Ia dibenci oleh saudara-saudaranya. Melihat bahwa ayahnya terasa pilih kasih kepada saudaranya. Dimana Yusuf yang saat itu usianya masih sangat muda yaitu 17 tahun. Jika kita menelaah Kejadian 37 . Melihat bahwa Yusuf adalah sosok yang elokrupanya, ganteng, memiliki tubuh yang sehat, si penerjemah mimpi, taat dan rajin, paling dikasihi ayahnya. Tapi hal itu membuat saudara-saudaranya membencinya apalagi perkataannya mengenai bahwa berkas gandum saudara-saudaranya menyembah berkas gandum miliknya dan mimpinya yang lain . Kondisi dibenci oleh saudaranya dan ayahnya yang pilih kasih hanya mengasihi yusuf yang membuat yusuf berada dalam keluarga yang tidak ideal. (Bayangkan bila kamu berada ditengah keluargamu tapi saudaramu atau anggota keluargamu yang lainnya membencimu. Apakah perasaanmu?)
Walaupun berada dalam kondisi keluarga yang tidak ideal ini , tetap ada visi Tuhan. Ya, visi Tuhan tidak dipengaruhi oleh setiap kondisi ketidakidealan dalam hidup kita (misalkan kondisi keluarga yang menuntut harus berkuliah apa, keluarga yang tidak harmonis, kondisi keuangan, kondisi diledekkin teman-teman kareana teman-teman menganggap kita mustahil ada di jurusan itu. Maupun kondisi kita masih sulit menerima diri sendiri). Tetap ada visi Tuhan yang memimpin hidup kita..
Di dalam mengerjakan visi Allah perlu pembentukkan (pembentukkan karakter).. Ya saat itu Yusuf yang masih berumur 17 tahun ketika menceritakan mimpinya ia berbicara terlalu blak-blkan sehingga menimbulkan kebencian melalui perkataannya.. Aku merenungkan :
“Mengapa Yusuf harus dibenci saudaranya, hampir mau dibunuh saudaranya, dijual saudaranya, ada di Mesir menjadi budak, di fitnah oleh istri potifar, berada di dalam penjara, dilupakan oleh juru minum? Allah ingin membentuk dan mempersiapkan Yusuf dalam menggenapi visi Allah . Setiap karakternya dibentuk melalui penderitaan-penderitaan yang di alami.”
Menyadari bahwa panggilan Allah hanya dari Allah, Allahlah yang menyatakan secara pribadi kepada kita. Melalui Firman Tuhan. Kalau belum menemukan, mintalah kepada Tuhan ,terus bawa dalam doa. Minta Tuhan nyatakan kepadamu dan minta Tuhan agar kamu dipekakan melalui perkataan firmanNya. Mungkin saat ini belum dijawab. Tapi bersabarlah. Di dalam masa penantian itu, Allah pun membentuk setiap karakter kita  .
“Seseorang mendapat panggilan mulia harus mengalami pembentukkan (Penderitaan) “
Kita perlu dibentuk untuk suatu visi yang besar. Dibalik penderitaan yang di alami atau di dala rasanya di gantung dalam masa penantian, seringkali kita berpikir “Kok Allah diam ya?”. Padahal Ia tidak diam, Allah senantiasa menyertai kita. Ia izinkan itu untuk terjadi agar kita dibentuk untuk dipersiapkan dalam rencana Allah yang besar.
Melihat dan merenungkan kembali bagaimana pimpinan Tuhan dalam kehidupan kita, kehidupan mu, dan kehidupanku.
Dalam khotbah bang Alex, hal yang terngiang-ngiang didalamku adalah :
“Temptation to despair when I’m doing everything right, but God allows things happen to me.
God Silence it doesn’t mean that He’s absence.
God never promised that we will understand why things happen. He does promise that He will never leave us or forsake us
Because we cannot see as God sees ,So know He’s working. But don’t try to figure out what He’s doing”
Mungkin rasanya kita sudah melakukan hal yang benar,tapi Tuhan mengizinkan hal-hal yang tidak mengenakkan terjadi dalam hidup kita. Terpikir mungkin rasanya seperti Tuhan sedang diam, tapi sebenarnya Ia tidak diam, Ia tidak pernah absen dalam hidup kita.
Tuhan tidak pernah menjanjkan bahwa kita akan diberikan penjelasan yang tuntas untuk semua permasalahan kehidupan yang kita alami (keuangan,studi, keluarga, dll). Yang Tuhan janjikan adalah Ia tidak akan meninggalkan kita, ia senantiasa menyerrtai kehidupan kita, kehidupanmu
Belajar taat step by step. Meskipun kita ragu ,takut tetap percaya dan beriman kepadaNya.
“From Self Center to God center”
Dosa kalau dalam bahsa inggrisnya adalah
S I N 
I in the center .
Akar dari dosa adalah ke-AKU-an. Dosa terjadi karena kita tidak puas. Kita terus mencari kepuasan yang sejati , tapi kita malah mencari kepuasan yang semu. Mari sama-sama menyadari bahwa kepuasan sejati hanya bersal dari Tuhan Yesus
Mungkin orang tua menuntut kita untuk memilih jurusan X untuk meneruskan jejak orang tua. Atau jurusan Y karena akan memperoleh gaji yang besar dan di akui banyak orang. Mungkin kita terpikir untuk langsung bekerja agar dapat uang yang banyak agar idak membebani orang tua atau bisa membeli sesuka hati. Mungkin jika kita memilih jurusan Z, orang-orang menganggap remeh kita. Atau jika kita memilih jursan A, orang tua akan memarahi kita. Kita merasa tertekan karena akan banyaknya tuntutan dunia. Juga tergoda akan menerima pujian dan uang yang banyak.
Kembali refleksikan :
Apakah jurusan yang kamu pilih hanya untuk menyenangkan hati orang tua? Ingin diakui banyak orang karena masuk jurusan dan kampus ternama? Untuk mendapat uang yang banyak agar tidak khawatir lagi? Atau apakah motivasimu yang lainnya ?
Apakah kamu memilih untuk bekerja hanya untuk mendapat uang saja?
Dalam khotbahnya bang Alex aku menikmati bahwa :
Harta dunia tidak bersifat kekal. Di akui di hadapan manusia tidak bersifat kekal.
Jangan melihat hidup dihadapan manusia. Tapi lihal hidupmu dihadapan Allah.
Sudahkah Allah menjadi pusat hidupkita dalam kita mengerjakan rencanaNya ?
Mari minta Tuhan agar dimurnikan setiap hati kita . memandang tidak self center lagi , tetapi menjadi God center.
Dalam jurusan yang kita ambil, renungkanlah apa yang ingin kamu kerjakan ketika kamu mengejrjakan studi itu. Lihat kembali dan renungkan kembali, dalam jurusan yang kamu ambil nantinya, kamu ingin memberi dampak apa bagi Indonesia, bagi sesamamu.
Mari semakin mengenal Allah yang benar, percaya sungguh-sungguh kepada-Nya, tidak putus asa melewati prosespembentukkan yang Allah izinkan terjadi dalam hidupmu.
Ketika lulus SMA, dan masuk dunia perkuliahan atau dunia kerja. Tetaplah cari komunitas yang menolongmu untuk bertumbuh semakin mengenal Allah. Tanpa komunitas Kristen , kita akan hidup tanpa arah dan kerohanian semakin kering.. Kiranya semakin haus untuk mengenal Allah di dalam komunitas-komunitas yang menolongmu untuk bertumbuh didalam Dia .
Yohanes 15 : 5
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,
sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa
Percayalah pada pimpinan-Nya. Tanganmu dipegang kuat oleh-Nya sekaliupun kamu berusaha melepaskan genggamanmu dariNya. Dialah yang pegang kendali atas hidupmu . Sekalipun kamu tidak mengerti dibalik setiap derai air mata maupun penderitaan yang kamu alami. Di tengah penderitaan yang di alami , taatlah akan pimpinanNya. Penderitaan adalah cara Allah mengasihimu dengan membentuk karaktermu ditengah penderitaan yang di alami.
Memang tak mudah, teruslah bawa dalam doa.
 
“Baik kau dan aku, kita semua sama-sama ada dalam gambar besar Allah. Cerita besar Allah. Tuhan memakaimu untuk rencana-Nya yang indah bagi keluargamu, sesamamu, bangsa Indonesia ini, bahkan seluruh dunia” 
 
Tuhan Inilah Hidupku
Tuhan , inilah hidupku
Ku serahkan pada-Mu
Segala cita-citaku
masa depanku
menjadi milik-Mu
 Jadikan Kami terang-Mu
Di tengah keg’lapan dunia
Membawa bangsa-bangsa kepada-Mu
Tuhan, ini kerinduanku
Bagi-Mu , Tuhan, seluruh hidupku
Pakailah Tuhan bagi kemuliaan-Mu
Genapi seluruh rencana-Mu
Sampai bumi penuh kemuliaan-Mu
1 note · View note
themediartsj · 4 years
Photo
Tumblr media
Medical Laboratory
1 note · View note
themediartsj · 4 years
Text
Upaya Pencegahan Korupsi
          Korupsi merupakan suatu perbuatan yang menlawan hukum atau menyalahgunakan kewenangan publik yang merugikan negara ataupun masyarakat. Menurut saya, akar masalah seseorang berbuat korupsi adalah karena berpusat pada diri sendiri. Mementingkan ego-nya, tidak puas dengan segala yang dia punyai (ingin sesuatu yang lebih atau mengingini sesuatu yang bukan miliknya tetapi dilakukan dengan tindakan yang buruk agar keinginannya terkabul). Korupsi bisa juga terjadi karena seseorang di ancam oleh pihak tertentu sehingga akhirnya ia berbuat korupsi atau bisa juga pihak tertentu itu mengajak kita untuk melakukan tindakan korupsi dan kita tergoda sehingga terjatuh melakukan korupsi tersebut. Hal ini menjadi sorotan saya, maukah kita tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran atau integritas di tengah tantangan atau ancaman yang menghimpit kita.
Saya menyadari , untuk bertahan dan berdiri teguh pada nilai-nilai kebenaran dan integritas itu tidaklah mudah. Disini saya belajar untuk berani berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan integritas meski orang-orang sekeliling menghimpit dengan ancaman ataupun tantangan-tantangan. Saya tertarik pada salah satu quotes dari seorang penulis buku yaitu C.S. Lewis :
 “Integrity is doing the right thing, even when no one is watching”.
Mahasiswa, pemuda, merupakan agen perubahan bagi bangsa Indonesia ini. Banyak hal yang perlu dibenahi dibangsa ini. Banyak juga ‘tembok-tembok’ yang runtuh yang ada di bangsa ini. Butuh orang-orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Esa, berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, dan berintegritas untuk mengisi dan membangun kekosongan-kekosongan/ kebobrokkan yang ada di bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi.
Saya adalah seorang mahasiswi, saya menyadari bahwa saya akan menyelesaikan pendidikan saya sekitar kurang lebih 2 tahun lagi. Saya menyadari bahwa di dalam dunia perkuliahan ini saya tidak hanya memperoleh ilmu-ilmu yang akan saya geluti dalam dunia pekerjaan nanti, tetapi juga mengenai perubahan dan pembentukkan karakter di dalam perkuliahan yang saya jalani. Ada banyak hal-hal kecil dimana karakter saya di bentuk , salah satunya di dalam budaya anti korupsi. Hal-hal yang dapat membuat bibit-bibit korupsi berkembang antara lain yaitu :
1.    Melakukan plagiat saat membuat tugas makalah, skripsi, atau laporan praktikum. Seperti makalah yang hanya di copy-paste dari Seharusnya di dalam pembuatan makalah kita harus banyak membaca buku dan menuangkannya dengan kalimat kita sendiri. Hal curang lainnya adalah copy-paste tugas teman. Hal itu terjadi karena adanya budaya malas. Seharusnya mengerjakkan sendiri. Seseorang yang malas membuat ia menjadi manja dan terlalu mengandalkan orang lain. Hal itu juga mendidiknya untuk memperoleh sesuatu dengan instan . Padahal segala sesuatu yang diperoleh dengan cara yang instan akan berujung dengan hal yang tidak baik.
2.    Menyontek atau memberi contekkan pada saat ujian berlangsung. Pertama, menyontek adalah tindakan curang atau tidak jujur karena ingin memperoleh nilai yang bagus. Padahal kuliah tidak hanya persoalan nilai saja. Bayangkan saja , untuk apa mendapat nilai yang bagus, memperoleh gelar cumlaude saat lulus nanti , tetapi saat dunia kerja nanti tidak bisa apa-apa atau attitude nya buruk. Kedua, memberi contekkan menurut saya adalah suatu tindakkan seseorang yang memberi kesempatan agar orang lain melakukan tindakan curangnya. Biasanya hal itu terjadi karena sang pemberi contekkan tidak enakkan dengan temannya karena takut dikucilkan. Banyak orang (bagi yang sering menyontek) menganggap bahwa jika seseorang tidak memberikan contekkan orang itu adalah orang yang individualis. Menurut saya, definisi individualis bukanlah dari hal tersebut. Hal ini masih mengakar kuat di tengah lingkungan siswa ataupun mahasiswa. Sangat penting menanamkan nilai-nilai kejujuran di tengah lingkungan kampus atau sekolah. Menurut pengamatan saya juga (dan ada juga yang berdasarkan pengalaman saya), seseorang melaporkan tindakan menyontek karena :
 Takut dikucilkan, di ejek ‘tukang ngadu
Pola pikir apatis : “Dia menyontek dan saya tidak peduli yang penting saya jujur dalam mengerjakan ujian. Itu urusannya dia sendiri bila ia ketahuan menyontek .”
 Menahan diri atau emosi untuk melapor karena merasa kasihan kepada teman.
3.    Gaya hidup konsumtif , pengelolaan keuangan yang tidak baik, dan pemborosan. Menurut saya, hal tersebut menimbulkan perasaan tidak puas dan ingin segala sesuatu yang diharapkan harus terpenuhi.
4.    Tidak mandiri dan gaya hidup serba instan
5.    Kebiasaan sering menunda pekerjaan (tidak disiplin)
6.    Tidak menepati janji dan berbohong
7.    Sering terlambat
8.    Lari dari masalah (tidak bertanggung jawab) dan tidak berani mengakui kesalahan
Masih banyak contoh lainnya terkait bibit-bibit kecil yang dapat menimbulkan tindakan korupsi.
            Ada yang menarik perhatian saya ketika saya membaca sebuah artikel dari suatu majalah yaitu,
“Jika korupsi sudah menjadi budaya , maka korupsi sudah di anggap ‘benar’ dan dibutuhkan ; bukan karena korupsi itu benar , tetapi karena dianggap sebagai ‘jawaban’ atas kebutuhan yang didasari nilai konsumerisme dan hedonisme”
Menurut saya, saya setuju dengan kutipan dari artikel tersebut. Bayangkan bila semua manusia yang ada di seluruh dunia menganggap korupsi itu sesuatu hal yang benar. Masyarakat kelas menengah bawah akan semakin kekurangan, timbulnya kesenjangan sosial, timbulnya bencana kelaparan, peperangan dan kerusuhan terjadi karena ketidakpercayaan satu sama lain, dan banyak kekacauan lainnya yang akan timbul karena ke-egoisan dan keserakahan. Mereka yang membenarkan korupsi adalah mereka yang memiliki gaya hidup konsumerisme dan hedonisme, mereka yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri atau kelompok, mereka yang mengerjakan profesi yang digeluti tanpa memiliki kerinduan hati membangun dan memajukan bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi, mereka yang tidak memiliki hati yang berbelas kasih kepada masyarakat, atau bisa saja mereka yang di depan terlihat peduli dengan masyarakat tetapi di belakangnya mereka penuh dengan kebusukkan. Realita masa kini, bibit-bibit kecil korupsi seperti sudah di anggap hal yang biasa atau banyak yang tidak peduli untuk mencegah bibit-bibit itu tumbuh subur di negeri ini.
            Mahasiswa sebagai agen perubahan perlu peduli dengan hal-hal kecil tersebut, peduli dengan permasalahan yang terjadi di bangsa ini sehingga timbul gerakan untuk mencegah atau ikut serta menangani permasalahan yang ada di bangsa ini. Kita menikmati pendidikan dari usia dini, SD, SMP, SMA , dan di dunia perkuliahan ini, tentulah kita adalah orang-orang terpelajar , kaum-kaum intelektualitas. Kita hidup di tengah dunia yang semakin mengajak kita untuk berbuat hal-hal yang tidak benar, sehingga bila kita tidak memiliki dasar yang kuat membuat kita mudah sekali terbawa arus yang buruk. Menurut saya juga di tengah carut marutnya permasalahan yang ada di bangsa ini, masih banyak orang yang peduli dengan permasalahan bangsa ini dan juga terlibat untuk memberikan suatu dampak perubahan ke arah yang lebih baik.
            Menurut pendapat saya terkait upaya pencegahan korupsi adalah sebagai berikut :
1.    Memberikan pendidikan budaya anti korupsi ke dalam lingkungan sekolah dan kampus, sehingga siswa ataupun mahasiswa memiliki dasar yang kuat terkait nilai-nilai budaya anti korupsi
2.    Di dalam lingkungan keluarga menanamkan dan memberi teladan terkait budaya anti korupsi. Membukakan juga contoh tindakan korupsi dan dampaknya. Serta diberi penjelasan mengenai pentingnya anti-korupsi
3.    Di agama manapun pasti mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Menanamkan nilai-nilai spiritualitas
4.    Membuat gerakan budaya anti korupsi seperti :
5.    Membuat seminar atau talkshow mengenai budaya anti-korupsi
6.    Membuat ruang diskusi yang membahas mengenai korupsi dan pencegahannya
7.    Membuat pembinaan-pembinaan mengenai budaya anti-korupsi
8.    Membuka wawasan nusantara dan kebangsaan sehingga tertanam nilai-nilai kebangsaan kepada generasi-generasi penerus bangsa
9.    Membagikan selebaran flyer atau poster mengenai dampak korupsi dan pencegahannya
10.   Membuat gerakan viral budaya anti korupsi lewat media sosial. Di tengah kemajuan teknologi pasti setiap orang memiliki banyak akun sosial media dan melihat berita-berita maupun gerakkan viral dari media sosial tersebut
11.    Membagikan benda yang mudah di ingat (seperti gelang , pembatas buku, kalender) yang memiliki unsur-unsur budaya anti korupsi
12.     Membuat pengelolaan (pemasukkan dan pengeluaran) keuangan dengan baik agar tidak boros dalam penggunaannya. Membuat daftar prioritas sehingga menghindari gaya hidup konsumtif. Menyisihkan uang untuk ditabung (budaya menabung). Pola hidup sederhana, bersyukur dengan apa yang dimiliki, tidak mengeluh , tidak iri dengan kepunyaan orang lain
13.    Jujur mengerjakan tugas atau laporan atau skripsi sendiri, tidak menyontek atau memplagiat orang lain.
14.     Disiplin dalam mengerjakan tugas dan disiplin dalam mengelola waktu (tidak menunda-nunda pekerjaan)
15.     Jujur terhadap diri sendiri, terkait segala yang dirasakan. Jujur terhadap sesama . Pentingnya saling sharing mengenai kondisi, menegur sesama agar kita saling membangun dan saling menajamkan satu sama lain. Agar baik kita ataupun sesama kita ketika menerima teguran , tidak jatuh ke dalam lubang kejahatan karena lebih baik menegur daripada tidak sama sekali. Konsekuensi dari menegur mungkin ada beberapa orang yang mengabaikan teguran kita atau menjadi marah karena teguran kita, tetapi alangkah baiknya kita menyampaikan teguran tersebut. Kita pun juga jadi belajar untuk menerima teguran dari teman kita bila kita melakukan suatu hal yang tidak benar agar tidak mengulanginya lagi
16.    Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas. Siap menghadapi dan bertanggungjawab dengan permasalahan yang dihadapi karena hal tersebut mendewasakan karakter kita menjadi mandiri dan membuat kita bertumbuh dan kuat ketika menghadapi tantangan yang ada
17.     Di dalam dunia profesi nanti, mengerjakkan pekerjaan kita dengan bertanggungjawab dan dengan segenap hati. Memiliki hati yang bersedia mengabdi untuk pekerjaan kita. Memiliki hati yang mau memberi diri untuk turut memajukan bangsa ini. Menanamkan nilai-nilai akuntabilitas, keterbukaan,kejujuran, bertanggungjawab (dan nilai-nilai kebenaran lainnya) di dalam ruang lingkup pekerjaan nanti. Tidak mementingkan kepentingan diri sendiri ataupun kelompok.
18.      Menjadi warga negara yang patuh dan taat terhadap hukum.
19.     Ketika bergabung dalam suatu organisasi, berani membuat perubahan . Membuat proposal kegiatan, laporan keuangan, laporan pertanggungjawaban secara jujur,terbuka, dan bertanggungjawab.
20.    Memberikan apresiasi kepada orang yang berbuat jujur,berintegritas, menyebarkan budaya anti-korupsi sehingga orang lain dapat melihat teladannya dan mengikuti teladannya.
21.     Tidak iri melihat teman yang memperoleh hasil yang bagus karena berbuat curang.
22.      Tidak memberikan contekkan kepada teman saat ujian. Jika ada teman yang ingin meng-copy paste tugas atau laporan kita, jangan diberikan tetapi ajak mereka untuk belajar bersama dan mendiskusikannya bersama sehingga kita tidak menjadi pribadi yang memanjakan orang lain dan juga orang lain itu dapat terlatih untuk mandiri. (membuka pola pikirnya bahwa segala sesuatu tidak ada yang instan)
            Saya menyadari, untuk mengaplikasikan hal-hal tersebut memanglah tidak mudah. Banyak tantangan yang dihadapi baik dari dalam diri kita maupun luar diri kita. Menurut saya pribadi lebih baik terus berjuang mengaplikasikan hal-hal tersebut di dalam kehidupan kita daripada tidak sama sekali. Manusia adalah mahluk yang lemah dan pasti mengalami masa-masa jatuh-bangunnya. Jangan takut untuk gagal dan jangan takut untuk terus mencoba berjuang ke arah yang lebih baik lagi. Karena kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi ? Apakah mau jika budaya korupsi terus merajalela di bangsa ini? Tidak, jangan biarkan bangsa ini semakin hancur.
            Perubahan dimulai dari hal yang kecil karena dari hal yang kecil dapat memberikan dampak yang besar bagi dunia ini. Pencegahan anti-korupsi ini merupakan upaya kita bersama, kita tidak bisa diam menghadapi kondisi seperti ini. Kiranya kita dapat sehati,sepikir, dan setujuan dalam membangun bangsa ini. 
Siapakah yang tidak hancur hatinya melihat kondisi bangsa Indonesia ini dan bersediakah untuk memberi diri membangun tembok-tembok hancur di bangsa ini ?
            Pencegahan dan pemberantasan korupsi bukan hanya pekerjaan pemerintah beserta jajarannya dan KPK saja. Melainkan juga, tugas semua masyarakat Indonesia yang turut ambil bagian dalam mencegah dan memberantas korupsi.
            Pendidikan anti-korupsi yang didapat ini bukan sekadar hafalan semata demi mendapat nilai yang baik, tetapi pendidikan ini merupakan suatu hal yang perlu dihayati di dalam kehidupan dan di aplikasikan.
3 notes · View notes