Tumgik
titaoktafiani · 3 years
Text
Akhir-akhir ini aku sering kefikiran
Bagaimana jadinya jika aku dengan orang lain dan meninggalkanmu?
Seonggok perasaan tidak bertuan itu
Yang aku yakin masih besar rupanya jika dilihat dengan mata super
Mata super yang mampu melihat hal-hal yang tidak terbaca dengan mata telanjang.
Bagaimana ya?
Saat aku sampaikan undangan
Dan kau bilang :
“Duh, padahal aku mencintaimu”
Apa aku harus jawab :
“Duh, padahal aku juga”
Tapi saat itu semua sudah terlambat
Karena aku sudah bayar uang catering dan sewa gedung pernikahan.
Huh…
Dan saat itu aku menggerutu sendiri
“Tuh kan benar firasatku, kamu itu suka padaku”
Tapi sayang
Lagi-lagi semuanya sudah terlambat
Karena aku sudah bayar uang catering dan sewa gedung pernikahan.
1 note · View note
titaoktafiani · 3 years
Text
tonight, I really need to escape.
0 notes
titaoktafiani · 3 years
Text
Barangkali saat ini kita sama-sama sedang saling merindukan, atau mungkin saat ini kau juga sedang memikirkan tentang hal-hal yang paling mungkin terjadi jika kita masih bersama.
1 note · View note
titaoktafiani · 3 years
Text
the only thing that comes to my mind tonight : what if I never met you.
0 notes
titaoktafiani · 4 years
Text
Bagaimana jika ternyata yang kau sebut dalam doamu juga aku?
Apa jadinya jika pada akhirnya aku harus dengan yang lain padahal hatiku inginnya kamu?
Bagaimana jika aku tidak pernah tahu jika diam-diam hatimu juga meminta aku?
Bagaimana jika kita tidak punya kesempatan hanya karena saling menunggu?
0 notes
titaoktafiani · 4 years
Text
Malam ini, aku akan mampir pada sela-sela malammu yang pilu
Memberi segelas air atau susu
Sesukamu
Malam ini, akan aku upayakan apa saja agar bisa menemuimu
Melampaui segala batas, sekat dan apalah itu yang disebut jarak
Akan kulewati semua hujan bahkan badai juga angin topan
Untuk sampai tepat waktu dalam rangka mengucapkanmu kata-kata selamat malam
Malam ini, akan aku tembus pekatnya masalalu juga segala hal yang mengganggu tidur malammu
Akan aku hadapi semuanya untukmu
Biar aku saja yang risau malam ini
Biar aku saja yang gelisah malam ini
Untukmu, ingin aku habiskan semua duka lara, pahit juga sedih-sedih yang tak berkesudahan itu
Ingin aku telan semuanya sampai berubah menjadi ketiadaan
Ingin aku lenyapkan sudah walau ia harus bersembunyi dari balik sisi sisi diriku
Asalkan tak terlihat lagi olehmu
Untukmu, aku ingin melakukan apa-apa saja yang rasanya diluar nalar manusia
Untukmu, aku ingin sebenar-benarnya larut dalam kata : mencintai
Untukmu, aku ingin memahami, sesuatu yang kata orang : tak pernah bisa dihitung dengan matematika.
(Untukmu, 19 juli 2020)
1 note · View note
titaoktafiani · 4 years
Text
Ada satu malam yang tiba-tiba terasa asing dengan udara yang aneh
Rasanya
Rindu... sekali dengan seseorang
Tapi tidak tahu siapa orangnya
Rasanya ingin bicara dengan dia
Seseorang yang sepertinya sangat aku kenal
Yang akan paling bisa mengerti
Tapi tidak tahu dia siapa
Sakit sekali
kesakitan yang entah karena apa
Ada kekosongan yang minta diisi
Tapi entah dengan apa
Banyak orang yang bisa diajak bicara
Bahkan ada seseorang yang sangat bisa diajak bicara
Tapi malam ini
Bukan mereka
Juga bukan dia orangnya.
1 note · View note
titaoktafiani · 4 years
Text
Kapan selesainya?
2 notes · View notes
titaoktafiani · 4 years
Text
“I still remember the day I started loving you.”
237 notes · View notes
titaoktafiani · 4 years
Text
Saat ini kau lihat dia sebagai sesuatu yang jauh dari nyata. Butuh jutaan hal magis untuk setidaknya membuat dia tidak sengaja melihat kearahmu juga.
Tapi, bukankah tidak ada yang salah untuk jatuh pada siapa?
Katakan saja.
Setidaknya.
2 notes · View notes
titaoktafiani · 4 years
Text
“Kamu adalah bait demi bait, Dari setiap apa yang ingin aku abadikan. Di ruang-ruang penuh imajinasi. Kamu menjelma sebuah bentuk yang tak berwujud. Tapi ada.”
(via titaoktafiani)
Kamu adalah rima, dari setiap apa yang aku coba rasionalkan. Dalam kalimat-kalimat sarat makna, kamu adalah akhir yang sudah ditetapkan.
7 notes · View notes
titaoktafiani · 4 years
Text
Kamu adalah apa yang aku coba terjemahkan, dalam diam. Kamu adalah apa yang selalu aku semogakan, dalam pejam. Kamu wujud dari keseluruhan mantra yang kupanjatkan ke semesta. Terasa?
“Kamu adalah bait demi bait, Dari setiap apa yang ingin aku abadikan. Di ruang-ruang penuh imajinasi. Kamu menjelma sebuah bentuk yang tak berwujud. Tapi ada.”
(via titaoktafiani)
Kamu adalah rima, dari setiap apa yang aku coba rasionalkan. Dalam kalimat-kalimat sarat makna, kamu adalah akhir yang sudah ditetapkan.
7 notes · View notes
titaoktafiani · 4 years
Quote
Kamu adalah bait demi bait, Dari setiap apa yang ingin aku abadikan. Di ruang-ruang penuh imajinasi. Kamu menjelma sebuah bentuk yang tak berwujud. Tapi ada.
7 notes · View notes
titaoktafiani · 4 years
Text
Beranjak
Aku harus menata hati dari cinta yang tidak pernah terjadi.
Kamu memang tidak pernah tahu bahwa aku ini sudah berjalan cukup lama, cukup jauh, hanya untuk mengiringi satu nama. Seringkali fikiran bertanya, “mau sampai kapan?” tapi hati selalu menjawab “iya, sebentar lagi”.
Seseorang menghampiri, sambil menatap penuh kasihan. Dalam sorot matanya ada pertanyaan, “masih mau terluka?” dan aku hanya menjawab “tidak apa-apa, sebentar lagi”.
Apa yang paling menyebalkan dari perasaan yang harus beranjak bahkan sebelum sempat menetap?
Aku tahu hidup ini dipenuhi dengan ketidakpastian. Segala yang melayang-layang. Begitupun dengan kamu. Bukan tidak mungkin ada satu hari baik dimana mata kita saling bertemu, pada saat itu kau mungkin akan melihat aku sebagai seseorang yang bisa kamu cintai. 
Tapi perlahan aku tahu sendiri bahwa ada cerita yang harus aku sudahi. Cerita cinta yang hanya ada satu pemeran utama. Hanya berisi angan dan doa. Tidak pernah terjadi, tidak pernah ada.
Akhirnya, aku menyadari tak ada penantian yang bertahan selamanya, begitu juga aku dan segala cinta yang lama aku tanam untukmu.
Kini akarnya mati.
Yang abadi hanyalah rasa bagian selanjutnya hanya akan kita sebut, memori.
Seperti pindah agama, rasa beratnya sama.
Rasanya seperti melawan akal sehat, mencintaimu yang sudah mejadi bagian dariku harus kulawan tanpa pembalasan.
Kamu seperti sudah mengalir dalam aliran darah, tercampur ke paru-paru, juga jantungku.
Parah.
Mulai malam ini, tak akan ada lagi doa-doa kupanjatkan atas namamu. Mantra-mantra persembahan, atau tangisan permohonan agar kita bisa saling mencinta disatu waktu.
Sudah.
Sekarang, kuberikan seutuhnya duniamu yang pernah lama kugenggam dalam diam. Akan kusampaikan pada semesta dan biarkan dia melayang begitu saja di angkasa. Biar dia disana melayang-layang bersama bintang-bintang, Sampai satu hari dia terlihat olehmu. Di waktu yang tepat, dan kuharap belum terlambat.
-Salam, aku yang pernah mencintaimu dengan keterlaluan.
2 notes · View notes
titaoktafiani · 4 years
Text
Rencana
Aku pernah jadi yang begitu kau inginkan, sebelum akhirnya kau berubah fikiran. Terseok aku mencari perlindungan selepas sandar yang kau singkirkan.
Aku penasaran pada isi hati dan kepala manusia. Tentang bagaimana mereka dengan cepat merubah mimpinya.
Mengganti rencana-rencana.
Benar kata mereka, pada akhirnya kau hanya akan pulang pada dirimu sendiri saja.
Aku pernah jadi bagian dari apa yang kau rencanakan, dan yang kau bayangkan setiap kau bicara perihal masa depan.
Sebelum akhirnya kau ubah semua rencana, haluan dan tujuan.
Kau merubahnya tanpa aba-aba, hingga aku kewalahan dan tersesat pada labirin yang kita ciptakan berdua.
Kau rubah jalan cerita, hingga aku bukan lagi jadi pemeran utama.
3 notes · View notes
titaoktafiani · 4 years
Text
Satu hari di bulan Desember setelah hujan. Jalanan yang basah, ubin-ubin basah, dan sekarang sudah hampir jam 6 sore. Lampu-lampu kemudian mulai dinyalakan, Perpaduan yang hangat dan menyenangkan. Aku penasaran bagaimana sore bisa begitu memikat padahal dia pengantar pada sebuah gelap?
Aku berjalan menuju sebuah bangunan tua di pertigaan jalan, bangunan yang terkenal di kota ini. Dulu mungkin tempat orang Belanda kumpul-kumpul, entah ngapain. Sekarang jadi kedai kopi.
Kopinya mahal. Setiap aku kesini kuanggap tak hanya membeli kopi tapi juga perasaan senang dan kesempatan bertemu kamu. Maksudku menghadirkanmu dengan jelas dikepalaku. Didunia ini memang sudah terlalu banyak sedih, banyak senang yang harus dibayar, banyak bahagia yang tidak lagi sederhana.
Ada satu kursi favoritku, disebelah kaca besar menghadap jalanan. Pemandangannya hanya jalanan yang diseberangnya ada sebuah hotel tua dan pernah kau ceritakan banyak hantunya. Tapi sayang, ceritanya belum selesai.
Setiap aku kesini, seperti yang sudah aku ceritakan bahwa aku akan selalu kepikiran kamu. Seperti biasanya sejak setahun yang lalu aku akan kesini sendiri, tapi selama satu tahun itu juga aku seperti selalu datang bersamamu. Kenapa ya? Dulu, Kau akan duduk didepanku, memandangiku, bercerita banyak hal yang tidak masuk dalam radar humorku, tapi aku dengarkan saja. Juga cerita tentang hantu-hantumu, termasuk hantu di hotel seberang jalan itu. Katamu kau pernah bertemu dia, sempat kutanya, apa warna matanya? Tapi kau tak jawab. Cerita belum selesai yang sangat membuat penasaran.
Tidak terasa sudah satu tahun setelah kepergianmu. Aku rindu kamu setiap hari, aku benar-benar merindukanmu. Kamu lagi apa?Apaya yang lebih menyebalkan dari perasaan rindu yang tak tahu harus dibawa kemana? Aku begitu rindu akan sosok kamu yang begitu aku cintai yang kini sudah-tidak-ada. Hilang. Tak terbaca. Orang-orang bilang waktu membuat rindu menguap, tapi buatku tidak. Aku selalu ingat matamu yang sayu itu, yang selalu terlihat ingin tidur saja~ Hahaha.
Aku menengok tasku sebentar, ponsel dan headset. Sepertinya ini akan jadi momen paling menyenangkan untuk mendengarkan lagu kesukaanku dan kamu. Aku abaikan lagu yang berputar di setiap sudut kedai ini dan mulai mencari, lagu-kita. Tentang suara dan nada serta penggalan lirik yang aku dan kamu suka. Pasti akan jadi perasaan yang begitu istimewa bisa mendengarkan nya disini, bersamamu. Maksudku bayangnganmu, dikepalaku. Lagu alone again (naturally) dari Gilbert O’Sullivan mulai berputar, mengisi seluruh fikiranku, membawa aku ke masa dimana kau begitu aku kenal sebagai yang mencintaiku dengan keterlaluan.
“It seems to me that there are more hearts broken in the world that can't be mended left unattended what do we do?~”🎵
Lalu aku kepikiran, mengapa lagu ini begitu aku dan kamu sekarang? Mengapa kita menyukai lagu kesedihan dari pada lagu romansa yang mungkin akan menjadi doa untuk kita? Menyebalkan.
Pada hidup mu yang pernah membuat aku senang dan matimu yang menyisakan kerinduan. Kutitipkan salam pada kamu, aku begitu kecanduan pada banyak dari dirimu. Wajah ingin tidur saja~ mu, selera humormu yang tak ku terima dalam pusaran radarku juga hantu-hantu aneh yang sepertinya tidak terdengar menyeramkan.
Till we meet again, clearly.
Tentang kerinduanku dan kematianmu, Desember 2019.
1 note · View note
titaoktafiani · 4 years
Text
Bunyi lonceng dipelatar halaman juga rumput yang basah setelah hujan.
Aku sedang diam di beranda menatap dua burung merpati yang sedang saling bicara.
Rasanya sudah lama sore tidak semenenangkan hari ini.
Ponselku berbunyi ‘beep’ layarnya menyala dan namamu tertulis disana.
Ada senyum simpul yang alasannya karenamu. Sesederhana pesan singkat yang bahkan belum sempat aku baca.
Ada harapan yang aku terbangkan lagi, kali ini aku setuju untuk menerbangkannya cukup tinggi.
Matamu membuatku percaya, bahwa harapan itu kali ini mungkin tidak akan putus dan terombang ambing sia-sia.
Semoga.
Hanya lelah berharap pada manusia, bukan maksudku tidak percaya.
Kuharap kamu yang terakhir. Pada setiap kosong yang kau isi, dan ganjil yang kau genapkan.
Ku harap kamu sebaik-baiknya penantian, dan penyembuh paling muzarab setelah lelahnya perjalanan.
Kuharap kamu adalah seseorang yang denganku merasa cukup, yang tak membuatmu memerlukan yang lain selain aku.
Aku saja.
Akhirnya, hati telah setuju. 
Semoga tidak lagi luka, ketakutan sirna dan kamu penyebabnya.
2 notes · View notes