Tumgik
wetiartika · 9 months
Text
Perasaan ditolak, tidak diterima utuh, merasa terasing/terpinggirkan, itu rasanya sesak. Sesaknya bukan karena penuh, justru karena sepi harus menjalani semuanya sendiri.
491 notes · View notes
wetiartika · 1 year
Text
Saya hanya tidak siap menerima fakta bahwa saat melewati fase ini mereka tidak menganggapnya terlalu penting. Saya mencoba bercerita, tetapi respon mereka seperti tidak sanggup mendengar banyak, dan saya cukup paham hingga berterima kasih banyak untuk waktu dan telinga yang diberikan untuk saya. Saya tidak bisa berharap mendapat respon lebih, memikirkannya pun tidak berani lagi saat ini. :)
Saya seperti sedang berjalan pada jalan yang luas sekali, semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga saya cukup segan untuk memintq tolong.
Saya seperti dilepaskan, begitu saja, dengan kekhawatiran yang alamatnya tidak ditujukan ke diri saya, melainkan kekhawatiran untuk diri orang lain yang disebabkan oleh keputusan yang saya ambil.
La haula wala quwwata illa billah.
Sesak sekali, Rabb..
6 notes · View notes
wetiartika · 2 years
Text
Cak, I love You too..
Cak, sekarang semuanya tidak lagi sama. Caraku menatap rumah kali pertama pulang tanpamu yang menunggu di depan pagar rumah. Tidak ada yang memelukku erat sekali seperti biasanya, tidak ada pertanyaan ingin makan apa sesampainya aku di rumah, tidak ada pembicaraan hingga dini hari yang melawan kantuk dari Antimo yang kuminum, tidak ada suguhan air hangat yang tidak hanya menghangatkan tubuhku tapi jauh di lubuk hatiku. Cak, sekarang tidak ada lagi yang akan kubelikan pakaian dengan size yang besar, tidak ada yang kubatin namanya ketika aku membuat atau memakan makanan yang enak dan tentu Cak akan suka.Tidak ada yang membuatku begitu ingin mengunjungi suatu tempat karena suatu hari tidak akan pernah Cak menyusul kesana. Cak, aku tidak genap lagi, aku tidak utuh, aku benar-benar kehilangan. Saat ramai atau saat sendirian, aku mengingat Cak.
Cak, tapi jangan khawatir. Aku pada Cak memang belum sesempurna Cak kepadaku. Masih begitu banyak kosong yang belum kulengkapi, tetapi Cak sudah melengkapi begitu banyak yang kosong pada diriku. Cak menambalnya dengan rapi pun diawalnya aku lebih pandai menjahit dibanding Cak.
Cak, terima kasih sudah melengkapi aku, mengajariku banyak hal, tidak menuntutku atas segala hal. Menerimaku atas kalah atau menangku pada dunia, Memelukku atas sepi atau ramaiku.
Cak, telah tercapai cita-citamu untuk menjadi guru yang teladan. Aku tidak bisa menghitung seberapa banyak murid yang Cak ajarkan tentang ikhlas, tentang menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah, tentang mempercayakan semuanya kepada Allah. Cak harus tahu bahwa aku menjadi murid Cak yang pertama, yang ingin meneladani hal baik yang Cak ajarkan kepadaku.
Cak, apakah Cak ingat, suatu hari Cak berkata bahwa Cak menjadikan aku kaki untuk memijak setiap bagian Bumi, Cak menjadikan aku mata untuk melihat segala tempat yang indah, memandang lepas ke pantai yang luas. Dulu aku berkeras menolaknya, tetapi kini, mau tidak mau aku akan menerimanya. Aku akan menuju tempat indah dan menjadikan langkahku menjadi milik kita berdua. Aku akan menjangkau banyak hal yang akan membuatku memuji Allah, atas segala indah semesta yang membuat dunia  menjadi indah dimata kita berdua.
Cak, pada pesan suaramu yang mengatakan “Sehat-sehat, Dek. I Love You” maaf aku tertidur dan tidak sempat membalasnya. Cak, aku akan baik-baik saja. Sungguh.
Cak, i love you too..
1 note · View note
wetiartika · 2 years
Text
Dulu, ada seorang teman yang datang bercerita ke saya. Hasil dari tidak pernah bertemu selama hampir 3 tahun, juga beberapa pesan kami ke satu sama lain "tenggelam" atau beberapa "missed call" yang membuat kami berjarak sedemikian rupa. Akumulasi dari semua itu adalah setengah hari saya mendengarkan keluh kesahnya, kekhawatirannya, serta bagaimana ia bertahan hidup. Tahukah kamu apa yang membuat saya cukup kehilangan kata-kata? Kalimat ini:
"Kalau melihat ke sekitar rasanya sudah menyesakkan, bising, melelahkan, merepotkan dan menciptakan sesuatu yang tidak menyamankan, lihat ke langit entah saat itu warnanya biru atau abu, mendung atau cerah, bahwa masalah kita sungguh hanya setitik kecil dari luasnya dunia ini. Maka, bertahanlah dan bersabarlah sedikit lagi. Allah tidak mungkin membiarkan kita kelelahan sendirian."
Saya tertegun, membenarkan mantra yang dirapalkan oleh kawan saya ini.
"Itu nasihat darimu, salah satu kalimat yang membuatku bisa bertahan hingga hari ini.." Katanya sambil menatap saya lekat.
Saya menyesap segelas es jeruk yang terkesan hambar sebenarnya, untuk mengusir haru yang menyelimuti kami.
-wetiartika-
5 notes · View notes
wetiartika · 2 years
Text
Belakangan saya memperhatikan orang-orang terdekat yang tersenyum manis atau tertawa ketika berbicara ke saya, sesederhana saya menceritakan hal remeh yang mungkin sebenarnya tidak lucu atau menghibur sama sekali. Atau ketika melihat betapa menyenangkan melihat tatapan bahagia mereka ke saya saat saya berhasil melakukan sesuatu. Atau saat saya memperhatikan bagaimana tatap mereka saat saya sedang membicarakan sesuatu.
Tentu saja mereka juga lelah. Pasti mereka juga tengah menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan. Bisa jadi mereka juga sebenarnya sedang tidak ingin melakukan apapun selain beristirahat. Tetapi untuk saya, Allah memberikan keluangan waktu agar mereka bisa membersamai saya.
Saat itu, saya berpikir untuk tidak ingin menukarkan kebahagiaan ini dengan apapun. Melihat senyum, tawa dan tatapan sayang mereka, saya sangat bersyukur Allah memberikan nikmat ini untuk saya.
Saya sangat mencintai mereka.
0 notes
wetiartika · 2 years
Text
Semakin ke sini, menuju 27 seperti hanya aksesoris yang dibawa kesana kemari selama 365 hari. Aksesoris yang menjadi penanda bahwa hidup yang dijalani selama ini, bekal yang disiapkan selama ini, masih terlalu tipis untuk menjadi benang merah pada pertanyaan: Sebenarnya apa yang sedang dicari?
Aksesoris ini masih membuatku ragu apakah mampu menjadi cukup untuk orang lain, maaf, karena sebenarnya aku tidak pernah merasa pantas, tidak pernah merasa cukup baik, sekeras apapun usahaku belajar untuk mendekati kata "pantas" itu sendiri.
Aku seringnya merasa kalah. Ya maaf jika aku lemah, cengeng dan terkesan merawat kekalahanku. Maaf ternyata jatuh bangunku selama ini masih tidak cukup untuk membuatku terlihat kuat dan mampu. Barangkali memang seperti itu sudut pandang orang lain ketika menatapku, sekeras apapun usahaku untuk menjadi sekuat-kuatnya manusia.
Pada akhirnya aku akan selalu menganggap diriku kalah ketika aku sudah berusaha yang terbaik versiku. Barangkali, usaha orang lain memang lebih keras dariku. Barangkali, jatah gagal ini memang masih tersisa untukku. Ya maaf, aku sungguh meminta maaf atas semua kalah, lelah dan lemahku..
Aku ragu pada semua ini, sekaligus penasaran pada bagaimana ini semua akan berakhir. Harapku satu; ... ......... .... ......... ... ........ .... ....... ..... .......... .......
0 notes
wetiartika · 2 years
Text
Ketika memutuskan untuk mengatakan "ya" pada sesuatu, mohon jangan lupakan konsekuensi dari sepotong kata tersebut.
"ya" berarti siap menerima keadaan; pahitnya, senangnya, luka karenanya, kecewa yang ditimbulkannya serta permasalahan yang dipercikkan darinya.
"ya" berarti memaklumi hal-hal yang tidak pernah dibayangkan akan terjadi, meredam marah dan menyelami sudut pandangnya, memeluk kekurangannya.
"ya" berarti merawatnya dan mendukungnya bertumbuh, mengoreksi beberapa yang salah ketika ia luput menyadarinya dan mendiskusikan alih-alih mendiktenya.
"ya" adalah sesekali yang penuh kebahagiaan, sesekali diwarnai perselisihan, sesekali dihujani penyesalan.
Ketika memutuskan untuk mengatakan "ya" pada sesuatu, mohon hormati dan jaga keputusan itu. Sebaik kamu menjaga dirimu sendiri. Sebab, menerima tidak semudah dan sesederhana itu.
-wetiartika-
3 notes · View notes
wetiartika · 2 years
Text
Hei,
Sesekali sih tidak apa-apa untuk bilang "nggak apa-apa" sambil senyum pura-pura kuat dan berlagak bisa menaklukkan kejamnya dunia.
Pun sebenarnya ketenangan itu cuma di permukaan, jauh di dalamnya, kepalamu riuh oleh bising yang minta ditenangkan, perih yang menunggu diobati dan ada pula tumpukan kepergian yang menanti untuk diikhlaskan.
Sayangnya, selalu mengatakan bahwa dirimu baik-baik saja (padahal kamu patah, rapuh dan hancur) justru membuatmu terluka semakin dalam. Kamu akan merasa tidak ada yang mampu menenangkan badaimu. Kamu merasa sendirian, dan begitu banyak prasangka yang membuatmu semakin lemah.
Kamu sedang lelah, bingung, merasa sepi dan tidak tahu harus memulai dari mana.
Sayang,
Mata seseorang itu tidak bisa berbohong. Mau sekeras apapun kamu berusaha tegar, selebar apapun senyummu, tatapmu tidak pandai menipu orang lain. Pun sama, jika kamu mendengar orang terdekatmu mengatakan "aku tidak apa-apa" padahal sebaliknya. Tolong katakan padanya,
"Aku tidak tahu apa yang sedang membuatmu bersedih, tetapi aku bisa menunggu kamu bercerita.."
Sayang,
Ada kok orang-orang yang sebenarnya akan dengan sangat senang mendengar ceritamu, bersedia memelukmu hangat, menepuk pundakmu yang letih atau sekedar mengelus kepalamu berharap risaumu berguguran satu persatu. Ada, pasti ada.
Sayang,
Tidak setiap cerita yang dibagi itu menjadi beban bagi orang lain. Maaf jika hingga hari ini kamu merasa belum menemukan telinga yang tepat untuk mendengar kesahmu. Jika saat ini belum ada, ambil wudhu dan mengadulah kepada Allah. Jika saat ini sedang tidak bisa, ambil kertas dan buku, tulislah. :)
Sakit, sedih dan terluka juga adalah bagian dari perasaan dan semua perasaan itu valid.
Kuat ya, kuat..
Kamu pasti bisa.
Terima kasih banyak sudah bertahan hingga kamu ada di hari ini.
Kamu tidak sendiri. Kamu disayangi banyak orang. Tidak ada yang menuntut kamu untuk selalu menjadi kuat, sempurna atau harus selalu bahagia.
-wetiartika-
Juni, 2022
0 notes
wetiartika · 2 years
Photo
Tumblr media
Beberapa hari lalu dalam perjalanan pulang ke rumah, saya berkata lirih dalam hati “Ya Allah, mohon bantu pertemukan hamba dengan orang yang membutuhkan makanan..”
Di atas motor saya memperhatikan orang-orang di pinggir jalan, hingga kemudian saya melihat seorang bapak yang sedang duduk lesu dengan memegang wadah besar khas memungut sampah..
Saya putar balik menuju beliau, saya amati beliau dari belakang. Tidak memakai alas kaki dan kulit yang terlihat terbakar sinar matahari. Mata saya berkaca-kaca, tidak sanggup memandang raut wajah beliau yang keletihan.
Saya kemudian melanjutkan perjalanan dan detik itu ingin sekali rasanya bisa membantu banyak orang.. Saya merenung; “Bukankah Allah Maha Penyayang, bukankah Allah Maha Kaya, bukankah sangat mudah bagi Allah untuk membantu hamba-hambaNya yang kesulitan seperti bapak itu..”
Kalau saya “manusia-biasa” (saja) ingin membantu, apalagi Allah Yang Maha Pengasih..
Kemudian saya teringat QS. Al Baqarah ayat 155-157,
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
  —————————————-
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”
Siapa yang tidak pernah merasa takut atau kekurangan? Bahkan mudah sekali bagi Allah memberikan rasa takut kepada manusia. Tapi ternyata.. Allah Memberi rasa ketakutan, agar manusia belajar sabar, agar memperoleh ampunan dan rahmat.
Dan barangkali dengan kesabaran tersebut dapat menjadi jalan surga kita.. Kita tidak pernah tau, tapi Allah Maha Tahu..
 —————————————-
“Sesungguhnya kami milik Allah”
Dan barangkali yang kadang tidak kita sadari, bahwa kita ini milik-Nya Allah.. kita ini Milik Dzat Yang Maha Baik, Maha Penyayang.. 
Maka tidak mungkin sang Pemilik mendzalimi hambaNya, setiap yang ada pada diri kita adalah bentuk kasih sayang-Nya.
Allah sedang mendidik untuk sabar, agar kita semua memperoleh kabar gembira di hari akhir nanti.. agar kita memperoleh ampunan dan rahmat-Nya.
Bukankah kita pernah melihat sederetan toko yang menjual barang yang sama bahkan hingga bertahan belasan tahun? Saya sering melewati sederetan kios-kios penjahit di dekat UGM. Bahkan sejak saya sekolah, kuliah, hingga saat ini bekerja, kios-kios itu masih tetap ada.
Setiap lewat, saya membayangkan betapa Maha Baiknya Allah karena mengatur rezeki setiap penjahit di kios dengan sangat rapih. Masing-masing penjahit setiap hari didatangi customer yang telah Allah gerakkan hatinya untuk menjahit di kios A, atau kios B, atau kios C. Semuanya Allah Yang Mengatur sehingga ada rezeki masing-masing..
Barangkali seperti itu juga rezeki kita.. rezeki yang berupa keluarga, sekolah, kampus, pasangan, pekerjaan, tempat tinggal, dsb. Allah pasti telah mengaturnya dengan sangaaat rapih, tidak ada kebetulan. Allah gerakkan hati kita menuju takdir kita masing-masing..
Maka tugas kita hanya memastikan agar setiap ikhtiar yang sedang dijalani saat ini terus diniatkan untuk meraih ridha Allah.
Maka semoga hati dan jiwa kita akan senantiasa tenang dan ridha, karena memahami bahwa segala yang hadir dalam hidup ini adalah bentuk kasih sayang Allah..
Duhai Allah Yang Maha Baik, terima kasih ya..
terima kasih banyak.. :”
1 Sya’ban 1442 H,
Bismillah, 30 hari menuju Ramadhan. 
13 notes · View notes
wetiartika · 2 years
Text
Am i being annoying?
0 notes
wetiartika · 2 years
Text
Mencintai adalah kata kerja yang memiliki beragam makna, namun jika dikerucutkan, ketika memutuskan untuk mencintai berarti membagi diri, waktu, pemahaman, maaf, dan kasih yang tak perlu ditakar kuantitasnya kepada orang lain.
Sebab ketika kata kerja berpadu dengan perasaan, perhitungan dinihilkan. Maka, ketika mencintai. Cintailah dengan seutuh dan sepenuhnya, wajar jika sesekali takut ditinggalkan, tetapi begitulah, hidup juga adalah tentang mencintai dan dicintai, meninggalkan atau ditinggalkan, tetapi tidak lama, sementara, untuk nanti berkumpul kembali dalam keadaan yang lebih baik..
Begitulah, aku mencintai orang-orang yang kucintai karena Allah, seluas dan sedalam yang sulit digambarkan.
19 Mei 2022 | wetiartika
1 note · View note
wetiartika · 2 years
Text
Setiap orang memiliki jalan juangnya masing-masing, dan ada orang baik yang merutinkan nasihat kepadaku; untuk tidak mudah melabeli orang lain berdasarkan sifat atau tampilan yang dimunculkannya. Aku sepakat, menyetujuinya dan memahaminya sebanyak aku meminta diri sendiri untuk merunduk, meminta maaf pun menginsafi, karena pasti terlalu sering begitu mudah menilai orang lain, melukai bahkan tidak jarang membuat orang lain jera bersamaku.
Kedalaman hati seseorang, siapa yang tahu? Kan? Aku tidak tahu bagaimana seseorang bisa bertahan melewati pelik, kekurangan peluk, atau seberapa tabah mengobati luka yang entah kapan menutup kembali.
Pun niatku tidak begitu, siapa yang tega dengan sengaja melukai orang lain?
Ah, menulis ini aku ingin menangis dan begitulah, sesakit itu dilukai orang lain karena mereka tidak tahu juangku, usahaku, pelikku, sakitku. Pun sama, sesakit itu orang lain ketika aku dengan atau tanpa sengaja melabeli mereka. Kalau tidak karena Allah mengizinkan aku dikelilingi orang-orang baik, aku tidak tahu akan jadi apa aku di hari ini. Meskipun, hari ini saja aku merasa tidak cukup baik menjadi manusia.
Rabb..
3 notes · View notes
wetiartika · 2 years
Text
Untuk seseorang yang nanti akan mencintaiku sebaik kamu mencintai dirimu sendiri..
Maaf ya, jika perempuan yang kamu percayakan cintamu ini ternyata adalah perempuan biasa-biasa saja.
Perempuanmu ini tidak cantik, tapi semoga dengan berbekal cintamu, parasku cukup untuk membuatmu merasa teduh ketika menghabiskan sisa usia bersamaku.
Perempuanmu ini tidak pintar, sesekali kamu akan sering menghela nafas panjang ketika aku tidak mampu menyamai pembicaraan denganmu sekeras apapun aku berusaha, tetapi semoga kesabaranmu cukup untuk bersetia menjawab setiap tanyaku.
Perempuanmu ini tidak pandai memasak, apalagi secakap masakan buatan ibumu, barangkali kamu akan mengernyit atau menyembunyikan ketidaksukaanmu pada masakanku, tetapi semoga hatimu bisa cukup luas untuk memberi tahu yang perlu kuperbaiki.
Perempuanmu ini tidak memiliki banyak kepunyaan, tidak berasal dari keluarga berkecukupan, semoga denganmu ada ikhtiar yang membuat kita kelak merasa cukup dengan rezeki pemberian Tuhan.
Perempuanmu ini sesekali akan sangat manja dan bertingkah, akan berisik, bersikap melelahkan, pasti membuatmu sebal bahkan tak jarang tidak menyamankanmu. Tetapi, semoga perasaan kita berdua cukup untuk membuat kita menyemangati satu sama lain, menjadi teman hidup yang mau bertumbuh, memperbaiki dan menasihati satu sama lain.
Perempuanmu ini, tidak terlalu pandai ilmu agamanya. Tetapi, semoga Tuhan selalu memberikan kita waktu yang cukup untuk terus merasa butuh untuk belajar.
Untuk seseorang yang kelak kutitipkan hidupku bersamamu.
Maaf ya, jika aku tidak mampu memenuhi ekspektasi yang kamu bangun selama ini, sebelum kita bertemu. Maaf aku tidak sempurna.
Dibalik seluruh kurangku, sifatku, latar belakang, baik dan burukku, aku ingin mencintaimu dengan hal terbaik yang kumiliki, seperti yang kamu lakukan untukku.
Untuk seseorang yang menitipkan perasaannya kepadaku, Terima kasih telah menujuku, memilihku dan mempercayakan hidupmu bersamaku.
Salam hangat,
-wetiartika-
16 notes · View notes
wetiartika · 2 years
Text
Ada seorang teman yang pernah mengatakan bahwa cinta pertama seorang laki-laki adalah ibunya. Kalimat yang sama di-aminkan oleh dosen saya dulu.
"Kalau kelak mencari pasangan, masukkanlah dia yang mencintai dan menghormati ibunya sebagai satu dari beberapa kriteriamu.." Demikian kata beliau. Saya yang mendengar nasihat itu, hanya tersenyum, menyemogakan. Sudah hampir lulus saat itu, beberapa teman seangkatan menggaungkan akan menikah tak lama setelah wisuda, barangkali itu menjadi pemantik dosen pembimbing saya tiba-tiba memberikan nasihat itu.
Singkat cerita, di sini saya hari ini, memasuki fase memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengenal saya lebih dekat dan memberikan kesempatan bagi saya sendiri untuk mengenal "orang lain"
Hingga hari ini, saya berharap jika sudah menemukannya, kami akan menjadi tepat bagi satu sama lain. Saya ingin menghargainya, sebagaimana ia menghargai perempuan nomor 1 di hidupnya.
Saya paham betul bahwa membuka hati dan menerima orang lain dalam hidup adalah komitmen untuk menerima segala resiko; tidak akan mudah. Sesekali akan patah, tapi tak jarang menyenangkan dan menenangkan.
Dalam hubungan itu, tentu sesekali akan menemui kesulitan, hubungan apa yang selalu manis? Bisa jadi perasaan suka dan benci itu benar adanya, jaraknya tipis sekali, dan menjalaninya harus berhati-hati dan menggunakan hati :)
Tapi saya berharap, bahwa kelak nantinya, kami akan menyelesaikan kesulitan itu bersama.
Mudah bagi saya untuk menerima orang lain sebelum ini, tetapi saya tidak ingin melakukannya. Sebab saya menunggu orang yang tepat. (Barangkali) kami sudah bertemu. Pertanyaannya adalah, apakah saya adalah orang yang tepat baginya? Apakah saya rumah yang hangat untuknya? Apakah saya adalah perempuan yang meneduhkannya?
Pertanyaan itu, kembali berdasar pada bagaimana ia mencintai ibunya, begitu juga ia mencintai perempuannya nanti. Bagi seorang laki-laki, ibu adalah rumah yang dirindukan, makanan yang tetap lezat sekalipun menunya sederhana, meneduhkan sekalipun di luar dinding ada badai yang menggetarkan jiwa. Pun, jika laki-laki itu sudah datang nantinya, saya tetap tidak akan pernah bisa menyerupai ibunya, setidaknya saya ingin menjadi perempuan yang layak untuk menjadi pasangannya; agar dapat membuat ibunya tenang menerima saya sebagai menantu sekaligus keluarga baru dalam hidup mereka berdua. :)
6 notes · View notes
wetiartika · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Now this is something I’d watch on tv!
(via)
83K notes · View notes
wetiartika · 2 years
Text
Kalau harimu terasa hancur tersebab dosa yang kamu lakukan selama ini, coba deh baca tulisan ini....
Seburuk dan sehina Fir'aun saja, Allah kirimkan dua Nabi untuk dia (Fir'aun) bertaubat, yaitu nabi Musa dan Harun. Bahkan menjelang ajalnya, Allah masih berikan kesempatan untuknya bertaubat, padahal sepanjang hidupnya dihabiskan untuk menyekutukan Allah.
Lantas tidakkah itu sudah cukup menjadi ibrah yang luar biasa untuk kita ambil,
Sebelum ajal akan dan pasti akan menghampiri setiap diri kita,
Mari kerjakan yang kemarin-kemarin belum sempat kita kerjakan,
Mari kita baca yang kemarin-kemarin seringkali kita abaikan,
Lagi-lagi tidak ada kata terlambat,
..............................................................................................................
Masih belum tergerak?
Memangnya apa yang membuatmu masih berat untuk melangkah?
Merasa sudah terlampau banyak dosa? atau apa?
Kalaupun demikian, coba deh lihat betapa baiknya Allah kepada bamba-Nya bahkan yang sudah kelewat batas 'maksiatnya', kata Allah :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54).
Liat betapa baik dan pemaafnya Allah kepada kita, meskipun sering kali terjebak pada kesalahan-kesalahan sama, diulangi lagi, yang bahkan parahnya malah bertambah dari hari ke hari 😭
Tidakkah kita malu, sudah sebegitu 'tersesat'nya kita di jurang kenestapaan, tetapi rahmat-Nya Allah tidak henti-hentinya kita ambil, tanpa rasa malu dan bersalah sedikitpun?
"Allahummaghfirlana Dzunubana... Ya Allah, ampuni kami ya Allah, betapa sering lalainya hamba-Mu ini....."
Sebagai penutup, saya dulu pernah mendengar nasihat ini, tapi saya lupa darimana sumbernya, kurang lebih seperti ini :
"Allah lebih menyukai pemaksiat yang bertaubat, daripada orang shaleh yang tidak pernah merasa salah."
Demikian semoga menjadi pengingat dan penyemangat buat saya khususnya dan kawan tumblr pada umumnya, yang saya doakan semoga kita semua dimudahkan dalam bertaubat dan diistiqomahkan berada di jalan kebaikan-Nya.
Aamiin yaa Rabbal 'alamin..
216 notes · View notes
wetiartika · 2 years
Text
I said, “I love you.”
She said, “May Allah love you.” I smiled. For was there anyone whose love I was in more need of than His?
1K notes · View notes