Tumgik
arrhdn · 3 years
Text
— rindu yang tak bersuara
Minggu
27, Juni, 2021
rindu ini menggeliat dalam tarian nafas. imajinasi otak yang terus berangan-angan akannya. waktu membuat pertemuan dan perpisahan menjadi kenangan belaka. ntah kapan imajinasi pertemuan ini menjadi kisah nyata. nafas-nafas yang tersedak membayangkan betapa indahnya waktu pertemuan terbang di atap-atap logika.
dunia terus berputar pada porosnya. namun nyatanya, kita tak kunjung bertemu pada euforia. malah semakin lama dunia semakin membuat kita lepas akan perkenalan. masing-masing kepribadian disibukkan dengan urusan duniawi. tak apa. mengingat kembali masa-masa itu saja sudah membuat hati dan pikiran terbang menjadi satu kesatuan. dunia tau aku-kamu sedang merindu.
0 notes
arrhdn · 3 years
Text
— 16/01/2021, kala itu ;
lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an tak henti-hentinya di putar. suara-suara bisikan doa tak henti-hentinya di ucapkan dari hati maupun lisan. kami khawatir. dokter mengatakan bahwa kondisi semakin memburuk. kami tak bisa berbuat apa-apa. ku ucapkan banyak permohonan-permohonan kebaikan kepada Yang Maha Kuasa.
hari sudah semakin malam. rumah sakit terasa sunyi, hanya suara langkah kaki para perawat yang terkadang melewati tempat ku duduk untuk mengecek pasien-pasien di setiap kamar. ku memutuskan untuk pulang ke rumah sejenak untuk membersihkan dan merehatkan badan. rencananya, pagi-pagi hari ku akan kembali lagi ke rumah sakit untuk menunggu kabar baik datang.
ku kembali ke rumah "lelah" ujarku dalam hati ketika memasuki pintu. ku segera bergegas untuk mandi, makan malam, dan segera merehatkan badan, karena seperti rencana ku tadi aku akan kembali pergi ke rumah sakit di pagi hari untuk mendengar kabar baik.
"BANGUNNN BANGUNNN". suara adik keponakan yang membangun kan ku dengan menguncang badan ku. yahh ituu kebiasaan dia membangunkan ku seperti membangunkan orang pingsan. "ada apa?" jawabku dengan nyawa yang masih belum kembali utuh. "NENEK MENINGGAL!". terkejut. tak tahu apakah aku harus percaya dengan lelucon jahat ini atau percaya dengan realita kehidupan. ku pastikan kembali dengan harapan dia hanya memberikan lelucon garing nya. "k-kamu beneran?" suara ku sudah bergetar, tanda tak siap dengan jawaban yang tak ku inginkan". "IYAA!".
sontak ku mengusap wajah ku, berharap ini hanya bunga tidur yang buruk. tak kusadari tetesan air menetes di bawah mata ku. "BOHONGG INI SEMUA BOHONG, INI SEMUA CUMA MIMPI" kata ku dalam hati dengan kondisi air yang menetes semakin deras. namun kenyataannya ini benar-benar nyata, ku tak sedang berada di dunia bunga tidur. pasrah... takut... bingung... "aku harus berbuat apa Tuhan".
pagi hari dengan kondisi yang tergesa-gesa, ku pergi ke rumah nenek dengan menggunakan motor. diperjalanan lagi-lagi saya meneteskan air mata. "kenapa Tuhan ga ambil aku terlebih dahulu?" pikirku dalam hati.
sampai. ku berlari memasuki ruangan jenazah. yah, benar. saya menangis. saya meminta maaf kepada almarhumah jika saya adalah salah dengan diucapkan dalam hati. ikhlas, yaa saya harus ikhlas. surga tempat terbaik untuk almarhumah 🥰🙏
2 notes · View notes