Tumgik
articiafortress · 6 years
Audio
31 Desember - 01 Januari dalam 365 hari yang lalu…
Malam pertama yang kulewati denganmu. Astaga. Naif sekali diriku dulu, ya. Apapun yang telah terjadi… Bagaimanapun keadaan yang ada… Yang pertama selalu punya tempat sendiri..
Namun ku tak mau larut dan akhirnya kembali, tidak. Aku tidak bisa. Entahlah, hanya tak bisa saja. Jangan tanya dan membayangkan alasan lain.. karena aku memang tak punya.
Oh ya, maklumi kealpaanku. Beberapa saat lalu sempat bicara benci padamu. Aku terpaksa, terpaksa membenci kamu. Agar aku tak lagi mengganggumu. Selain itu aku juga tak mau menjadi perusak hubungan orang. Karena aku pun tak suka dirusak
Kamu yang pertama, dalam segalanya. Dalam bahagia dan dalam pesakitanku. Oleh dan karenamu. Mengertilah, melupakanmu tidak mudah sepertimu memilih lebih menurut ibumu yang ingin kau mencintai yang lain.
Hatiku memang tak pernah sama. Hidupku memang sudah berbeda. Haluan jalanku pun sudah lain. Karenamu. Atau lebih tepatnya lewat perlakuanmu.
Seperti lagu ini. Berjalan tanpa kaki. Ya. Itu benar sekali dalam kondisiku. Orang-orang bilang, untuk apa hilang separuh hati demi orang sepertimu? Tapi sekali lagi, mereka tak tahu. Mereka hanya mengira.
Tapi memang benar adanya. Aku cacat. Dalam arti sebenarnya, dan dalam makna tersirat. Kau tahu, pasti.
Namun sebagaimana orang kekurangan diluar sana… berjuang, berjuang, dan berjuang. Tak ada kaki, merangkak bisa. Tak ada tangan, menggigit pun bisa. Asalkan kepala ku baik-baik saja, hidupku masih akan dijamin Tuhan.
Tapi…. Selama kepala baik-baik saja pula, selama itu pula kamu masih ada. Meski sudah tak ada artinya. Meski sudah tak diharapkan. Tapi ada itu adalah, hanya ada, begitu saja bukan? Walau ku tak ingin, walau sepertimu kemarin bicara bahwa kepergianmu bukan karena dia, krn ada atau tidak adanya dia kamu tetap akan pergi? Ingat kan?
Seperti itu konsep ada. Yang penting kan, ada. Persetan dengan alasan dan pendukung dibalik ke-ada-an itu sendiri. Bisa dibuat, bisa di atur.
Yang jelas hari ini, setiap angka dalam judul tulisan ini terulang lagi nanti, akan ada kamu di sini. Di otak. Mungkin di hati juga. Tapi sudah pasti ku siap siaga membekapmu hingga hilang nafas bila kamu terasa kembali di hatiku.
Malam pertamamu itu, bersamaku. Kau jangan lupa. Jangan ditepis dengan pembelaan macam-macam. Bila saatnya tiba nanti kau dengan dia-mu melaluinya, semoga tak ada aku di otakmu.
~sendiri. Dalam keterpaksaan mengingat masa lalu yang kelam bersamamu dan tentangmu yang sudah terkubur (meski belum rapat)
15 notes · View notes
articiafortress · 6 years
Audio
Kau tidak jahat. Hanya saja sedang membodohkan diri~
Aku pun tidak sakit. Hanya saja sedang berlatih menangis~
Maaf soal, benciku untukmu itu.
0 notes
articiafortress · 6 years
Text
Cobaan Tak Kasat Mata
Kadang kita merasa hidup sedang gampang-gampangnya. Mulus. Kaya jalan tol.
Kadang juga, kita merasa seakan semua hajat kita terpenuhi. Ada ujianpun, ya gitu-gitu aja. Alhamdulillah bisa terlewati. Asik juga hidup ini.
Ilmu perasaan mengira-ira kita rupanya tidak sedalam itu. Kemudahan-kemudahan yang Allah berikan kepada kita benarkah diberi cuma-cuma tanpa pesan tersirat?
Jangan-jangan kita terlena. Iman kita turun jauh.
Apakah kita akan tetap khusyuk beribadah sebagaimana saat diuji dengan beratnya? Apakah kita akan senantiasa bersyukur dan memujiNya?
Cobaan yang Allah berikan sedang tak kasat mata. DiambilNya pelan-pelan nikmat dalam beribadah, nikmat memujiNya, nikmat mengingat-ingat dan bersyukur atasNya. Karena kita lupa meminta. Karena kita terlalu bahagia. Di atas angin rasanya.
Hidup menjadi sekedar dunia. Tanpa akhirat yang berdegup dan kita jaga detaknya.
Jangan-jangan benar, kita sedang betul-betul dicoba dengan berat oleh Allah. Cobaan tak kasat mata.
839 notes · View notes
articiafortress · 6 years
Text
Selamanya, tidak hanya salah satu.
RTM : Bina Keluarga
Keluarga, sebagai sebuah ikatan jangka panjang -dan panjangnya melintas dunia dan akhirat- tentu tidaklah mudah menjalaninya. Sudah pasti akan ada godaan, gangguan, cobaan, dan segala bentuk ujian yang akan berusaha menggoyahkan keluarga. Jadi, untuk siapapun yang ingin membangun sebuah keluarga, pertama-tama harus membuang jauh ekspektasi tentang keluarga yang senantiasa harmonis, romantis, serba berkecukupan, dan selalu bahagia. Bisa jadi, anggapan-anggapan semacam itu, yang tertanam pada benak-benak anak-anak muda yang ingin menikahlah yang membuat tingkat perceraian di negeri ini semakin meningkat. Saat menemukan bahwa ekspektasi berbeda dengan realita.
Zaman ini tentu berbeda tantangannya dengan zaman saat orang tua membesarkan kita. Untuk itu, pelajarilah segala hal yang diperlukan di zaman ini. Mendidik anak, membina pasangan, merawat keluarga, semuanya membutuhkan ilmu dan seninya tersendiri. Untuk itu yang kedua, untuk siapapun yang ingin membina rumah tangga. Pernikahan bukanlah jawaban atas semua masalahmu saat ini, jangan menjadikan pernikahan sebagai pelarian karena kamu bingung mau ngapain, jadi mending nikah aja. Membina rumah tangga memerlukan pondasi yang kokoh, awal yang baik, sesuatu yang mendasarinya harus benar-benar kuat. Sebab, ilmu dan seni untuk menjalaninya menuntutmu harus belajar terus menerus sepanjang hidup, tidak peduli bagaimanapun keadaanmu. Kalau kamu enggan mempelajarinya, bisa jadi kamu lari dan mencari pelarian lainnya.
Setiap keluarga memiliki nilai-nilai yang dianut dan ditanamkan dalam diri masing-masing. Keluarga menjadi kontrol nilai terkuat sebelum kita terjun di masyarakat. Untuk itu, sejak saat ini. Mulailah untuk memiliki prinsip, nilai, hal-hal baik yang kamu pegang dengan kuat. Sebab, tanpa pegangan yang kuat terhadap nilai-nilai tersebut. Keluargamu akan mudah sekali goyah. Untuk itu juga, penting dan perlu untuk siapapun yang ingin membina rumah tangga. Untuk bisa mengenali nilai-nilai dan prinsip yang dipegang oleh calon pasangannya. Sebab, banyak sekali yang berjalan tanpa prinsip, tanpa nilai, hanya ikut-ikutan. Memiliki pasangan yang punya prinsip adalah sebuah anugerah lainnya yang mungkin jarang diketahui. Apalagi jika nilai/prinsip itu selaras denganmu dan menjadi nilai dalam keluarga. Mempertahankan keluarga, perlu upaya yang kuat dari kedua belah pihak, tidak hanya salah satu.
Yogyakarta, 8 Desember 2017 | ©kurniawangunadi
561 notes · View notes
articiafortress · 6 years
Text
Persimpangan
Bagaimana perasaanmu ketika menemui persimpangan dan kau tidak tahu mana arah yang harus kau pilih? Menetapkah kau dalam persimpangan itu hingga jawaban muncul, atau memaksa hatimu bergegas memilih salah satu yang lebih banyak kemungkinan? Sekarang aku ada dalam persimpangan itu. Seorang diri, benar-benar sendiri. Dilema antara tetap menghadirkanmu dalam doa, atau meninggalkanmu begitu saja disini, seperti yang kamu lakukan. Aku mendoakanmu selalu. Supaya kau mampu menjadi laki-laki sejati, bukan laki-laki banci yang senantiasa bersembunyi dibalik tanggungjawab. Aku ingin melihatmu penuh prinsipmu sendiri. Tidak didorong keinginan orang lain (meski itu keluargamu) untuk menghidupkan hidupmu. Kamu mestilah punya jalan sendiri. Sesuatu yang ada tanpa harus ada campur tangan orang. Yang murni dari jiwamu. Aku rindu melihatmu kelak menjadi seperti itu. Menjadi ayah bagi anak-anakmu yang tegas, berwibawa dan cerdas. Meski bukan bersamaku kau lahirkan anak-anakmu. Kau sudah seperti masterpiece bagiku. Merasuk dalam lini batinku melebihi harapanku pada diriku sendiri. Maka dari itu aku ingin, dan sangat ingin melihatmu berpotensi. Namun dengan kondisi seperti ini, aku yang kau buang sebelum semuanya terasa benar-benar hilang, harus dipaksa menelan apa yang keterlaluan busuknya. Mendoakanmu disaat seperti ini terasa bencana bagiku. Mendoakanmu memang cintaku. Yang tak kau temukan di jiwa yang lain, aku jamin itu. Hanya aku yang berani mengangankan kebaikan untukmu seperti yang dilakukan ibundamu. Bila tak percaya coba saja tunggu waktu menjelaskan padamu. Aku tak pernah omong kosong tentangmu. Meski yang selama ini kuperjuangkan adalah harapan kosong darimu. Sampai sini kau sudah tahu? Bagus. Aku tak butuh pengakuanmu. Doa dan cintaku padamu itu urusanku. Dan aku memiliki tempat terbaik untuk mengadukannya, lebih baik daripada mengadukan pada dirimu sendiri. Aku sendiri tak mengerti. Mengapa masih bisa aku mengatakan cinta saat kau sudah jauh sekali dari memikirkan aku. Bahkan, peluang bersama pun seakan tak ada. Disinilah kau harus mengerti. Bahwa cinta yang kuat, itu ada. Cinta yang tak harapkan balas, itu bukan berarti tak sempurna. Karena sejatinya cinta adalah rasa pada individu. Rasa yang tercipta di hatinya sendiri. Menyenangkan hatinya sendiri. Berbalas tidak berbalas itu bukan jalan cinta. Cinta bisa tetap ada, walau dihadang perihal jodoh tak jodoh. Mencintai itu bebas, luas. Tidak terpaku harus bersama. Karena kebersamaan itu berat. Dan cinta adalah hal yang ringan, suka-suka datang, suka-suka hilang. Maka cinta adalah sebatas itu. Hanya rasa. Dan jodoh adalah pilihan yang berisi takdir. Orang-orang terlalu hiperbola mempertautkan keduanya. Termasuk aku, dulu. "Mungkin yang hilang kemarin cinta... dan yang datang nanti jodoh.." Sebuah tulisan pernah di udarakan dalam sosial media. Aku setuju. Aku jatuh cinta padamu, dan kamu menghilang. Mungkin dia nanti yang datang sama sekali belum kucintai, namun dia adalah jodoh. Cinta akan membuat segala hal terasa diselaraskan. Cinta akan memaksa kita tampil serasi. Tapi jodoh? Tidak. Tanpa memaksa keselarasan akan timbul. Tanpa sibuk mencari bagaimana caranya, serasi akan muncul. Sesederhana itu. Cinta butuh banyak sekali pengorbanan. Sedang jodoh tidak. Jodoh datang dalam jalannya, dalam porsinya. Tidak kurang. Tidak dilebih-lebihkan, sesuai dengan harapan kita. Kembali kepadamu. Bila kau sudah tahu bagaimana rasanya aku mendoakanmu, maka bagaimana bila ku sudahi saja semua ini disini? Aku harus memilih untuk tidak peduli lagi padamu, tidak lagi berharap kau baik, tidak lagi mengangankan kebaikanmu. Karena tidak sepantasnya kau kusebut dominan dalam doaku, dan melupakan diriku sendiri untuk memperoleh kebaikan di masa depan. Kau sudah heboh sendiri dengan cinta barumu yang.... ah sudahlah aku tak tega menulisnya. Membuat tertawa tak kunjung henti. Yang kau lakukan adalah maju dalam kemunduran. Menghilangkan kesakralan hubungan. Maaf saja ya, kusampaikan padamu beruntungnya aku tidak terlibat seperti itu saat bersamamu dulu. Dari hubungan denganmu yang kupetik adalah kedewasaan. Betapa perlunya kita mematangkan diri dahulu sebelum akhirnya terjun pada kegiatan mencintai orang lain. Jauh berbeda bukan dengan apa yang kau lakukan dalam hubungan barumu ini? Ha-ha-ha Sampai kapanpun, ketika mengingatmu akan selalu menjadi saranaku untuk mendoakanmu. Hanya saja, sepertinya mulai saat ini aku harus berhenti. Berhenti menganggapmu pertama dan utama. Dan menjadikan kamu hal yang sekenanya saja.
2 notes · View notes
articiafortress · 7 years
Text
Mulai memantik benci
Hari ini, kuputuskan untuk menyudahi segala buramnya jalinan yang tetiba kau tinggalkan ini. Seperti kucing selesai berkawin, kau tinggalkan semua yang tengah bercondong padamu tanpa alasan. Menemui betina baru untuk dipergauli, menemukan alasan yang tidak masuk di akal. Memaksaku cukup dengan tindakan usangmu itu. Memang aku memohon maaf padamu, tapi bukan untuk menyenangkan hatimu. Kau jangan terlalu besar kepala, nanti meledak tau rasa. Aku hanya manusia, berusaha berjalan kembali dalam jalanku yang lama kutinggalkan, karena sibuk membangun jalan padamu yang kau abaikan. Maafkanlah bila yang tumbuh dalam hatiku adalah kebencian akan keberadaanmu. Kebencian dan penyesalan hebat pernah mengenalmu..... sejauh jtu. Untuk beberapa saat aku merasa senasib dengan mereka yang sedang menghapus tatto di tubuhnya. Secara harfiah sama saja denganku. Berusaha menghilangkan apa yang telah merasuk, menempel, dan meresap. Jangan kau tanya sakitnya, sejak kau memulai kepedihan ini, waktu sudah menghitung mundur menyambut kapan kau akan merasakan sakitnya juga. Dan Tuhan sudah menghitung air mataku yang jatuh untuk selanjutnya menjadi beban dalam hidupmu. Sekali lagi, aku minta maaf. Aku tidak menyampah dan menyumpahimu. Hanya saja siklus hidup akan begitu. Kau hanya belum pernah sadar dengan nyata saja. Tak apa, ketika saat itu tiba pemikiranmu akan berbeda. Sakitnya mungkin tak terlalu karena kau kan jahat. Kau pasti bisa menyingkirkan kejahatan dengan kejahatan pula. Dengar, kau adalah kesalahan terbesarku. Penyesalan terhinaku. Lembar hidupku yang penuh sia-sia. Meski memang masih terasa indah dalam kenangku, tetap saja, kau adalah definisi jahat dalam hidupku yang nyata, selain aku mengakuinya dalam wujud syetan yang terkutuk. Sudahlah. Kesal membicarakanmu. Pergilah yang jauh. Temui huru dan hara sesukamu. Berkenallah dengan sedih dan perih. Setelah semua ini, kebahagiaan yang kau ciptakan paksa luntur di sapu masa. Tunggu saja tanggal mainnya.
0 notes
articiafortress · 7 years
Audio
Andai aku tak punya hati. Bisa saja lagu ini benar. Namun aku hanya ingin berkata sesuatu sedikit saja. Kamu: masih muse (sumber inspirasi) bagiku
0 notes
articiafortress · 7 years
Audio
Raib Semua orang punya kesedihannya masing-masing. Mungkin ditinggalkan, mungkin keterpaksaan meninggalkan, dan mungkin-mungkin lainnya. Kau dan aku punya kesedihan berbeda. Meski dulu kita utuh yang tidak pernah satu. Pasca kepergianmu, memang semua liniku lumpuh. Bagai rumah yang hilang tiangnya. Untuk apa punya atap yang bisa melindungi tapi tak ada penyangga. Untuk apa punya cinta yang niatnya senantiasa kan kuberikan, tapi kau tak menerima. Kau tak ada untuk menghargainya. Kau seperti direstui Tuhan untuk menghancurkan hidupku. Dibuat tega, memercikkan garam diatas luka basah. Yang ada di otakmu yang cemerlang itu, sepertinya hanya pergi. Menghilang. Lepas landas. Bebas. Untuk menemui sarang betina baru yang kau incar. Kau tahu? Pergi saja tidak cukup untuk menghancurkanku. Kau berharap aku tak hancur disaat kau pergi dan tanpa dosa mengumumkan genggam tanganmu yang baru. Dari situ cukuplah bagiku mengerti. Seberapa hebatnya dirimu dalam mencintai. Dalam menghargai sebuah relasi. Dalam mengartikan nilai kasih sayang. Ternyata, kamu belum sampai pada titik MEMAHAMI. Kamu hanya bisa MENIKMATI. Kau tiba-tiba raib seperti dicuri. Tapi aku tak bisa menuntut si pencuri. Karena kau yang bersedia dicuri. Selanjutnya, kuanggap kau hanya sebagai harta simpanan. Yang harus ku sedekahkan kepada dia yang tidak mampu. Ini mungkin hanya retorika kecewa dariku. Sampai saat ini, kau masih mengukir luka dalam hidupku. Meski kau menghilang. Meski ku pun tak menemukan temu tanda-tanda kehidupanmu dari sisiku. Kau hanya harus tahu, hilang saja tidak cukup. Pergi saja tidak akan pernah pantas. Kau harusnya tak ada dalam sejarah hidupku. Kau harusnya TAK PERNAH ADA. Harusnya aku tidak perlu mengundangmu kembali waktu itu. Kau memang mengajariku bagaimana membenci dirimu. Tapi maaf ya, aku bukanlah orang yang tidak memiliki hati layaknya dirimu. Kau itu, memang jahat. Definisi jahat yang tertanam dalam jiwaku, tak kusangka akan tergambar dalam sosokmu. Dalam timangan nurani, sering aku berpikir bilamana kita harusnya berteman saja seperti seharusnya. Tapi aku sadar sesuatu. Memang pada awalnya, kita bukanlah teman. Kita hanya sebatas kenal saja. Kenal, lalu kagum. Kemudian hidup dalam diam. Tidak ada jalinan pertemanan. Kemudian kagum lagi, menjalin kebodohan yang kusesali dengan begitu lamanya, lalu hidup dalam diam masing-masing. See? Tidak ada sejarah perkawanan diantara kita. Maka dari itu menurut hematku, aku bukanlah temanmu. Aku hanya mantan pengisi hatimu. Dan kau memang sudah tepat, mantan memang harus disingkirkan. Karena tak ada baiknya diingat. Tak ada gunanya di cemaskan. Sesuatu yang telah berstatus mantan, sudah tercederai keutuhannya. Melihatnya sudah tak akan lagi sama sepertimu melihat yang lain. Ada rasa berbeda. Rasa kurang. Kurang saja rasanya di hati. Maka raibmu ini, kan kujadikan moment kehilangan paling dalam. Lebih dalam dari kehilanganku akan berpulangnya ayahanda. Lebih dalam dari kehilanganku akan ibundaku. Kau. Jalur kurang benar yang dulu kuisi sebenar-benarnya sikap hidup. Disaat aku merasa tak ada yang dapat dibanggakan dari hidup seorang zjoske, dulu aku merasa aman hanya dengan mengingat "aku telah membangun jalan hidup bersamamu". Wajar saja kan aku hilang arah saat kau pergi? Sekarang, aku hidup seorang diri. Menggantungkan segalanya pada Tuhan. Misalnya saja, harapan atas kamu dihindarkan dari dosa yang tidak perlu. Cukup aku saja yang merasa jeranya berdosa. Kau, semoga selalu dalam lindunganNya. Karena aku mengenalmu lebih dari dirimu sendiri. Percayalah, kau akan menyadari itu. Nanti. Mungkin saat kau sudah punya cucu barangkali. Sudahlah. Cukup cerita panjangku tentangmu. Kau bukan penghobi membaca. Lebih-lebih tulisanku. Yang hanya berisi keluh dan kasih tak sampai padamu.
0 notes
articiafortress · 7 years
Text
Keburukan pertama, tanpa kamu sebagai teman
Halo kau. Lusa aku memimpikanmu Memimpikan kondisi yang pernah terjadi diantara aku dan dirimu Bagai mengusik air tenangku, kau tahu. Belum reda rindu yang mendera (atau bukan rindu, hanya terpikirkan saja) Belum reda otakku berfikir apakah aku harus menceritakan ini padamu atau tidak Karena seorang pendongeng akan selalu semangat bercerita Pada siapa yang ia anggap berarti Meski tak diperhatikan Setidaknya dia didengar. Dan itulah dirimu bagiku Dulu kau itu teman Kau bisa kujadikan apa saja dalam hidupku Tak sabar aku ceritakan semuanya yang terjadi padaku, padamu. Kau harus tahu, apa yang kualami. Dan apa yang telah kulalui sehari-hari. Hanya karena aku ingin berbagi cerita saja, tidak lebih. Sekarang kau sudah menjadi masa yang lalu Terlalu naif aku menarikmu kembali hanya supaya aku miliki teman sepertimu lagi Kau akan jelas tidak lagi peduli Tapi malam ini, ku merasa sangat perlu dirimu. Untuk teman bercerita saja. Tapi tak mungkin ku menggapaimu nyata. Cukup disini, begini. Tadi siang aku mengalami keburukan pertama dalam sepanjang waktuku berusaha menghapusmu sejak tiga purnama lalu Keburukan pertama yang kau tak lagi dengar dan dibuat cemas atau bahkan ikut kesal karenanya Aku baik-baik saja, hanya hati ini sedikit tergoyah Dan aku ingat dulu, saat seperti ini kaulah yang mampu mengutuhkannya kembali Tapi sebenarnya aku tidak yakin, itu karenamu. Mungkin saja karena, aku bersugesti dirimu akan begitu. Padahal sebenarnya, kau sangat biasa-biasa saja terhadapku. Ah. Yaa... memang. Aku yang terlalu ... padamu. Baiklah, selamat tinggal kembali masa laluku. Kau lebih cocok bersama kebahagiaanmu sekarang daripada bersusah payah memikirkan ujian hidupku.
0 notes
articiafortress · 7 years
Photo
Tumblr media
Aku beruntung, kau bukanlah cinta yang benar Berapa lama sejak tulisan terakhirku? Yang jelas kau tak akan menunggu-nunggu akankah ada selanjutnya... Akankah ada lanjutnya.. Aku bertemu banyak orang baru Atau lebih tepatnya, orang lama yang baru ku temui (lagi) Aku sengaja berkelana Sengaja melupakanmu sementara Agar hatiku sehat kembali And... here i am! Sudah tak lagi ada kamu di hati At least, masih ada, namun bukan kau lagi porosnya Rotasi hatiku tidak lagi memutarimu Tidak lagi ingin memberi malam dan siang padamu Tidak lagi ingin menjaga gembur tanahmu dengan menurunkan hujan Tidak lagi ingin membantu mengeringkan pakaianmu dengan sinar Tidak lagi peduli... Aku bersyukur kau hilang atas kemauanmu sendiri Karena bila aku yang terlebih dahulu sampai dalam titikku yang sekarang, Aku akan menyakitimu Mungkin tidak terlalu (karena kau rasanya tak terlalu secinta aku padamu) Namun tetap saja terluka karenaku. Dan aku benci melakukan itu. Kau ingat, Aku pernah berkata "tidak akan ada yg bisa mencintaimu sedalam aku" Ada baiknya kau lupakan saja Karena itu mungkin hanya bualanku Bualan yang diciptakan setan yang mencumbui hatiku, agar kau tak jadi pergi Agar kita bertahan, dalam kehinaan. Dalam hubungan sampah... Aku tersadar baru-baru ini, Ternyata aku tidak mencintaimu. Aku sungguh tidak mencintaimu seperti itu. Kulakukan apapun kemarin hanya karena ambisi tidak ingin kau pergi. Kuberikan segalanya untukmu karena aku hanya mengejar eksistensi dengan mencintaimu. Agar aku menemukanmu sebagai lelakiku, Sosok yang bangga ku bawa namanya kesana-kemari, atas nama eksistensi remaja Yang memaksa mulai menghalalkan bangun jalan cinta Tak tahunya, Cinta itu apa. Hanya rasa. Sama sekali tidak patut diperjuangkan Mungkin iya, tapi tak perlu mati-matian. Sebelum kau berjuang mati-matian untuk sebuah rasa cinta, ia pasti sudah mati sendiri terlebih dahulu. Ku tahu akhirnya... Cintaku hanya bertahan di hatiku sedikit lebih lama daripada di hatimu. Selanjutnya hanya harapan. Yang kubutakan arahnya satu padamu. Berharap kau sekuasa tuhan, mampu mengatur dirimu sendiri. Untuk memilihku, mempertimbangkan aku. Ha-ha-ha Dan akhirnya Tuhanku marah. "hina sekali kau mempersekutukanKu dengan bocah yang memutuskan pilihannya sendiri saja tak becus?" Kata Tuhanku malam itu. "Bocah yang lebih membutuhkan ibunya daripada Aku. Bocah yang sengaja Kulalaikan, dia pun sebenarnya bisa meminta padaKu agar ibunya mampu mengerti kegelisahan keinginannya, mudah saja bagiKu merubah hati ibunya. Namun Ku lalaikan dia dari pilihan itu, agar dia pergi darimu, yang salah mengambil langkah cinta pada dia." Oh! Sungguh tak ada yang lebih romantis dari Tuhanku. Allah Jalla jallallahu. Setelah itu tak pernah kuhentikan doaku padaNya. Agar aku tak lagi dipertemukan denganmu. Dengan kenangan dosa yang tak patut lagi di ingat. Melihatmu, aku hanya melihat kesalahan sekarang. Kesalahanku di masa lalu. Kesalahan yang sekuat hati ku bentengi sekarang. Darimu, dari siapapun. Aku tak benci, hanya menjaga diri saja. Bila nanti di masa depan ada kebaikan-kebaikan yang tiba-tiba berbeda dari sekarang, Satu hal yang ku yakini. Aku, tidak akan mencintai dengan cara lama. Meski yang datang nanti adalah orang lama. Namun ku berharap, aku bisa merajut hidup baru. Cara hidup yang baru. Bersama orang baru. Orang baru yang tidak kudapatkan dengan cara mengkhianati orang lama. 😇
0 notes
articiafortress · 7 years
Audio
Ini lagu kita banget. Dulu, tapi. Sekarang kita adalah intuisi dalam andai. Dalam, terasa, tapi tidak dekat juga tidak bersua. Menunggu waktu membuktikan. Apakah hanya perkara seberapa lama kedalaman ini tercipta lalu hilang Atau perkara bagaimana kedalaman ini tergantikan oleh yang lain. — kamu yang sudah hilang dari hati, tapi masih bertengger di otak. Pergilah, jangan setengah-setengah. Nanti kau tidak seimbang, jatuh, lalu luka. Sakit kan?
0 notes
articiafortress · 7 years
Text
Aku telah ... Aku pernah ...
Disini. Hari ini dan saat ini Aku tidak pulang pada diriku Pun pula tidak berusaha melanjutkan kembara diriku Aku berhenti Pada satu titik Memahami semesta mengkuliahi Diriku tentang diriku
Aku telah… Melewati semua detik Yang perlahan membuatku mengembarakan jati diri Mengimbangi seseorang Karena kecintaan dari hati manusia biasa
Membuat lupa mana kanan mana kiri Sengaja tabrak semua atur Mencintai seseorang dengan gila dan berat rasa Yang membuat tahan dibakar cemburu Yang membuat rela di ludahi dusta Yang membuat ridho ditendangi janji Aku telah… menjadi sebaik-baiknya pecinta Bagi seseorang yang justru tidak terlalu perlu hal itu
Aku pernah… Berbangga diri terhadap penemuanku Episode kehidupan yang picisan Memaknai cintaku yang sempit hanya tertuju satu Membuat bangun dan tidurku diawali dengan pikir tentangnya Aku pernah…. menancapkan seseorang dengan hebat dalam peta buta hatiku Menjadikan dia satu-satunya daerah yang punya nama, dan dengan mudah ku temukan meski kertasku dibakar Meski bukuku pindah di pasar loak Aku dengan mudah menemukan daerah yang punya nama itu Hanya dengan… Baunya yang tak pernah lalu
Percayalah.
Cinta itu racun. Mampu mengubah apapun Sayangnya, keahlian cinta tidak diimbangi dengan tanggungjawab
Bila sudah ada yang sakit karena mencinta, cinta hanya manis saja sebagai pihak yang tak pernah salah.
Dan kejamnya dia, sekejap tumbuh lalu kuat membuat satu. Sekejap hilang dan semudah itu saja membuat pincang.
Itulah cinta. Racun terindah dalam episode rasaku.
—selalu kuucapkan terima kasih padamu, H.A.S, sosok yang selalu menjadi muse (inspirasi) dalam tulisan dan baitku. Meski kau, mati.
0 notes
articiafortress · 7 years
Photo
Tumblr media
We have the same gesture of face Halo, kamu.. Apa kabar? Hari ini aku sengaja merangkai kolese foto ini. Memang sudah sejak lama, ku menyadari Kita memiliki garis senyum yang sama Apakah ini pertanda jodoh? Hahahahaha Tentulah bukan. Bukan hanya dengan seperti ini ku ikrarkan diri sebagai jodohmu Lebih-lebih memang kau sudah menolak takdir yang sudah di kodekan Tuhan Hanya tinggal menunggu kau berpindah sedikit saja dari posisimu saat itu. Dan berkata "ya, mari kita fokuskan hal itu." Tapi kau tentu masih sangat ingat yang terjadi justru apa.... Aku tidak ingin membicarakan itu. Disaat ku sudah mengerti semua alasan dibalik itu. Saat ku sudah pahami dirimu seperti apa Karena aku sudah tak miliki rasa Namun mengapa aku masih membicarakan keterpautan kita? Entahlah... Mungkin ini hanya rasa yang tinggal sedikit saja.. Hanya rasa yang akan menghilang Ini hanya rasa yang akan pamit pada hatiku. Mempersiapkan farewell party dan terima kasih karena sudah menjadi inang baginya mengakar dalam dekade waktu. Tidak ada lagi dirimu dalam ini. Hanya rasa tentangmu~
0 notes
articiafortress · 7 years
Photo
Tumblr media
My baymax has floating up. It gone with hurting card activated on it. It comes to another, but im not sure it can be hug-able baymax like I usually did. Good bye, baymax. I never wanted you in 2.0 version later.
0 notes
articiafortress · 7 years
Text
Memang ada. Hanya satu, dalam setiap orang. Atau tak ada satupun dalam satu orang. Biasanya ada, tapi diabaikan. Yah begitulah, cinta kadang hanya menjadi mata kuliah kehidupan.
A d a
Di dunia ini ada. Ada orang-orang yang sengaja diciptakan Tuhan dengan hati yang lapang. Mereka mencintai dengan sebaik-baiknya. Melepaskan dengan ikhlas. Kemudian mendoakan dengan tulus.
Di dunia ini ada. Ada orang yang bisa mencintaimu dalam diam. Mencintai dengan sebenar-benarnya cinta. Tanpa harus memiliki. Tanpa harus menyentuhmu. Di dunia ini ada. Ada orang yang seperti itu.
Di dunia ini ada. Ada orang yang bisa menjaga hatinya. Menjaga janji yang pernah kalian ikrarkan. Orang yang mengulum kesetiaan adalah sebuah keharusan. Di dunia ini ada. Ada orang yang seperti itu.
Di dunia ini ada. Ada orang yang menunggumu dari kecemasan satu ke kecemasan lainnya. Orang yang telah disakiti kemudian mudah baginya untuk memaafkanmu. Di dunia ini ada. Ada orang yang seperti itu.
Di dunia ini ada. Ada orang yang mungkin merindukanmu tetapi sudah tidak kau rindukan. Orang yang mencintaimu tapi kamu berpaling darinya.
Di dunia ini ada. Ada orang yang seperti itu.
- Beta.Lr (@amaliayulian)
790 notes · View notes
articiafortress · 7 years
Audio
Bisakah kau hanya di masa lalu saja? Karena aku sudah tak sanggup memikirkan bagaimana nantinya bertemu denganmu lagi Namun begitu, bisakah kau tenangkan hatiku? Yang sedang perang karena perangaimu Merindu tapi takut denganmu Mencinta tapi trauma Bisakah harapan ini hanya sebagai harapan yang duduk manis saja? Menunggu akan terbalas Atau tergilas. Untukmu : selalu. Yang tak pernah kau baca, tp cukuplah aku percaya kau tahu.
0 notes
articiafortress · 7 years
Quote
Kala cerita telah terselesaikan dengan baik. Setelahnya hanya ingin mengupayakan untuk tidak ada lagi tulisan tentangmu. Terlebih cerita baru tentangmu
Selepas hujan. (via menyapamentari)
😁
71 notes · View notes