Tumgik
catatanbumi · 6 months
Text
Masih kepikiran sampai sekarang:
Kok bisa ya, ada manusia goblok yang dengan mudahnya digoreng oleh informasi yang bahkan belum pasti kebenarannya. Udah dikasi info yang benar pun masih mengamini info yang salah itu. Ckckc
Antara beneran goblok atau busok ati sih....
0 notes
catatanbumi · 6 months
Text
Sintang, 3 November 2023
.
Sintang, sedari agak sore hingga lepas maghrib ini diguyur dengan hujan yang tidak deras namun awet. Alhamdulillah, suasana hujan membuat lingkungan menjadi adem, dan air dalam toren terisi dengan air yg segar. Maklum, terasa sangat perbedaan antara air PDAM dan air hujan. Air hujan itu memiliki rasa segar yang jauh lebih jika dibandingkan dengan air PDAM. Jadi sangat pas untuk aku yang harus bekerja pagi untuk mendapat kesegaran yang ekstra.
.
Sebagai seseorang yang pernah aktif dalam kegiatan lomba debat, membuat cara pikir dan cara sikapku dalam menghadapi sesuatu itu tidak langsung pada kesimpulan, tidak pada A dan B, dan bahkan benar dan salah.
Dalam berdebat, kami selalu ditekankan untuk selalu research dalam mengembangkan hasil research tersebut dengan berpedoman pada beberapa keadaan atau skenario. Hal ini membuat kami untuk tidak gampang percaya, skeptis, dan judge atas suatu fenomena. Bagi saya pribadi, dapat disimpulkan bahwa kita dapat berdebat tentang apapun, namun tidak boleh menutup mata dengan fakta. Boleh jadi yang kamu dukung itu salah dan bisa jadi apa yang kamu anggap hina itu malah jauh lebih baik darimu. Who knows. Makanya disinilah perlu mengetahui fakta.
Mengedepankan logika dengan melihat fakta juga akan menunjukkan nilaimu dalan berdebat. Apakah kamu seorang amatir atau seorang yang profesional. Tentu dalam berdebat kita tidak selalu berada pada posisi yang sejalan dengan fakta, karena di bagi atas 2 posisi, yakni Pemerintah (Pro), dan Oposisi (Kontra). Namun karena hal inilah perdebatan menjadi sangat menarik. Walaupun dalam 2 posisi yang berseberangan, masing-masing posisi tetap menuju arah yang sama, yakni solusi terbaik atas suatu masalah. Oleh karena itu, masing-masing posisi harus menggali fakta dari permasalahan, seperti mencari bukti, validasi, dan baru kita bangun argumentasinya. Bukan malah mendapat sekeping informasi yang bahkan sumbernya tidak jelas lalu dengan gegabah beropini dengan liar seolah informasi tersebut memang benar adanya. Nah, disinilah juri akan melihat bahwa saudara adalah debater amatir.
Membangun argumentasi atas fakta itu seolah kita ingin membuat tulisan ilmiah / penelitian. Dosen pembimbing selalu mengingatkan mahasiswanya untuk setiap ingin mengambil judul penelitian, harus ada masalah yang menyertainya. Masalah itu juga harus didukung dengan bukti. Hal ini karena, saat masalah tidak didukung fakta maka itu hanya perasaan. Sedangkan jika masalah itu dukung dengan bukti maka penelitian itu layak untuk dilanjutkan.
Apakah sudah selesai? Oh, tentu tidak. Saat kita melihat suatu masalah dan kita ada buktinya, maka kita harus melalukan teknik analisis data yang mana salah satu langkahnya kita melakukan validasi dan verifikasi (keabsahan data). Anak sosial tentu tidak asing dengan teknik triangulasi, dimana ada ada triangulasi teknik, sumber, dan waktu. Kenapa 3 triangulasi itu penting? Karena untuk melihat sejauh apa bukti yang kita punya itu valid dengan dugaan sementara kita. Bisa jadi bukti kita itu keliru, anggapan kita salah, dan lain sebagainya. Makanya itu kita harus memvalidasi dan verifikasi. Sehingga hasil dari penelitian kita itu benar-benar fakta lapangan, bukan hanya sebatas dugaan yang dicari pembenarannya.
So, kita boleh berdebat tentang apapun, namun kita tidak boleh menutup mata dengan fakta + memvalidasinya.
.
.
.
Catatan Bumi
0 notes
catatanbumi · 6 months
Text
Nilai sejati manusia baru akan benar terlihat saat dihadapkan pada masalah. Layaknya kuningan dan emas akan terlihat jika diberi larutan asam.
.
.
.
Bumi, 2 November 2023
0 notes
catatanbumi · 8 months
Text
Sintang, 25 September 2023
Malam ini sangat panas seperti siangnya. Kipas angin tak henti berputar meredakan panas yang senantiasa memeluk dengan setia. Baik dimeja kerjaku maupun di kamarku. Ah, gerahnya...
Alhamdulillah, tahun ini telah dibuka lagi penerimaan CASN, pintu gerbang menuju profesi impianku sedari dulu, abdi negara. Namun sayangnya formasi pemerintah daerah hanya dibuka untuk PPPK, sedangkan PNS tidak ada. Ah, tidak apa. Alhamdulillah, formasi lain untuk jurusanku masih ada. Yah, walau sedikit setidaknya masih ada. Alhamdulillah.
Ditengah syukur yang tak henti meninggi, ada saja keluh yang menjadi riak di bawahnya. Tidak sedikit yang mengeluhkan bahwa jurusannya tidak tersedia untuk formasi manapun. Pun jika ada maka hanya dibuka untuk PPPK yang notabene ialah pegawai honorer yabg memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun. Sakit memang. Harapan kandas bahkan sebelum bertanding. Dipaksa mundur sebelum berjuang. Rasanya tidak adil. Begitu, bukan?
Aku pernah pernah di posisi itu. Bahkan sampai karena seringnya, aku pernah merasa bahwa aku mengambil jurusan yang salah. Sampah, dan tidak memberi dampak apa-apa. Apa gunanya nama jurusan keren, lulus dengan IPK yang sangat baik, cumlaude pula tapi tidak bisa melamar kerja? Saat ada dibuka lowongan pekerjaan sebagai staf administrasi pada perusahaan yang cukup besar maka kualifikasi yang mereka minta bukanlah sarjana jurusan ilmu administrasi, namun jurusan akuntasi atau manajemen. Pun jika ada yang membuka lowongan untuk jurusan administrasi, selalu syaratnya ialah khusus perempuan. Hanya usaha UMKM yang membuka lowongan pekerjaan administrasi dengan kualifikasi "Minimal SMA/sederajat". Bukan meremehkan lulusan SMA, tapi rasanya sayang sekali gelar S1 ku itu dianggurin. Alhasil aku kerap kali menelan pil pahit kenyataan bahwa jurusanku itu sangat tidak dibutuhkan pada sektor industri. Sedangkan jika ingin masuk ke lembaga pemerintah, jalurnya sangat susah. Harus ada orang dalam jika bukan melalui jalur resmi CASN. Toh sudah buka jalur CASN pun hanya khusus bagi mereka yang honorer.
Haha, lawak sekali hidup ini. Saking lawaknya, aku tak tau, air yang menetes saat aku menulis ini lahir dari sebuah rasa kesal, sedih, lucu, atau marah. Hehe...
Namun saat aku kembali merenung dan tenang sejenak aku sadar bahwa ini adalah bentuk keadilan dalam kacamata yang berbeda. Bagi yang sedang tidak diuntungkan maka mereka akan merasa dirugikan, dicurangi, dan jauh dari kata adil. Sedang yang melihat ada peluang bagi dirinya menaikkan statusnya maka inilah saat yang paling ditunggu-tunggu. Sangat banyak pegawai honorer pemerintah yang tersebar diberbagai instansi. Bekerja over time namun dibayar under price. Pemerintah yang keuangannya terbataspun tidak sampai hati untuk memecat honorer yang sudah lama mengabdi. Aku tau, banyak dari mereka yang menjadi honorer pun karena orang dalam. Namun disamping itu, dia tetap bekerja untuk mencari penghidupan, bukan? Mari kita sama-sama hargai itu terlepas cara dia masuk seperti apa. Untuk mengatasi jumlah honorer yang membludak, maka dibukalah pintu PPPK seluas-luasnya. Agar mereka punta status yang pasti.
Ya, aku tau. Tidak adil memang untuk lulusan baru yang hendak melamar di instansi itu. Namun bukankah ada formasi lain? Jika tidak ada maka anggap saja kesempatanmu di tahun ini bukan di sana, atau bahkan jalurmu bukan menjadi ASN. Mungkin ada jalur lain yang baik dan pas untukmu di luar sana. Jadi tolong jangan terlalu merasa menjadi korban. Percayalah, sudah banyak korban yang jauh lebih menderita dari kita dan menunggu saat saat ini bagi mereka. Jangan juga sinis ya sama mereka yang berkesempatan untuk masuk atau adu mekanik, "ah, kau sih enak. Aku..." Percayalah, perbuatanmu tidak ada kerennya sama sekali. Tidak ada yang empati. Bahkan kau akan dipandang sebagai manusia yang tidak berempati dan pecundang. Jadi tolong, yah.
Teruntuk teman-teman seperjuangan yang berkesempatan, mari kita langitkan do'a yang senantiasa kita bisikkan pada bumi. Semoga tahub ini Allah, Tuhan yang masa kuasa menjabah do'a dan harap kita. Aamiin...
Tumblr media
1 note · View note
catatanbumi · 8 months
Text
Sintang, 19 September 2023
.
Ah, hari sudah berganti rupanya. Perpindahan hari kini terasa amat singkat. Baru tadi rasanya aku terbangun pada 18 September, eh kini sudah 19 September saja. Hmm, memang waktu menggilas dengan tegas, ya. Semoga kita yang berjalan di jalurnya tidak berakhir tergilas. Setidaknya walau se inci saja kita tetap berjalan di depannya. Sembari mengais makna dari setiap bongkahan kecil kerikil kehidupan. Aamiin...
.
Kali ini aku ingin sedikit bercerita tentang hal yang kini aku gemari, dan jika ada waktu senggang aku tak ragu untuk berselancar dan menyelam lebih dalam. Aku kini tertarik dengan properti, khususnya tanah. Entah mengapa, rasanya aku harus segera "mengikat" uang yg kumiliki dalam bentuk fisik dan tentunya memiliki nilai ekonomi yang terus naik setiap tahunnya. Aku sudah punya tabungan emas di pegadaian. Namun rasanya aku perlu menabung disektor lain. Pilihan itu jatuh ke properti dalam bentuk lahan tanah siap bangun.
Aku menyadari, bahwa di usiaku yang sekarang aku harus menyiapkan berbagai hal untuk masa depanku, dan masa depan orang yang akan bersamaku. Dalam pikir hematku, dengan memiliki tanah siap bangun setidaknya aku sudah memiliki modal dasar untuk membangun sebuah rumah sederhana di masa depan. Mengapa tidak rumah sekalian? Pengalamanku dan banyak orang, rumah proyek itu tidaklah dibangun dengan kualitas yang benar-benar baik. Banyak kurang di sana-sini. Bahkan rumahku di Pontianak saja beberapa kali harus perbaikan karena rembes yang entah mengapa setiap diperbaiki, maka akan kambuh lagi. Alhasil aku kini memutuskan untuk mencari tanah saja, sedang rumahnya biar nanti dicicil jika sudah benar-benar siap.
Pencarian tanahku ini aku cari di area Sintang. Sudah ada beberapa lokasi aku survei. Mulai dari area Merti Guna, Sengkuang, Transito, hingga tak lupa menjelajah di sosial media dimana mereka menawarkan tanah dengan berbagai macam spesifikasi, harga, dan lokasi. Ternyata, berkeliling untuk survei tanah sehabis pulang kerja itu asyik juga. Seolah merelakskan diri di tengah himpinan tuntutan dan masa depan. Membelah keramaian sore, merasakan semilir angin yang mulai mendingin, serta jika beruntung akan disapa oleh jingga surya yang mulai kembali ke peraduan. Ah, sungguh indah suana sore. Tuhan sangat tahu bagaimana menghibur hati hamba Nya yang kesusahan. Terimakasih...
Jika tidak survei tanah, maka waktu senggangku akan ku coba untuk melihat beberapa desain rumah dan interiornya. Namun untuk sekarang aku lebih suka melihat set up ruang kerja dengan peralatan elektronik yang terpasang rapi dan minimalis di dalamnya. Rasanya tenang saja kala melihat konten yang mempertontonkan set up ruang kerjanya. Aku berkeinginan untuk membuat ruang kerjaku sendiri. Ruang kedap suara yang lengkap dengan peralatan untuk melahirkan karya di dalamnya. Yah, seperti studio mini saja gitu. Namun sekarang masih belum bisa. Rumah tua nenekku ini tidak mendukung untuk itu. Tidak apa-apa. Pelan-pelan, InsyaAllah bisa.
.
Ya udah. Jika ada yang membaca tulisan ini, terimakasih, ya. Terimakasih sudah menyisihkan sedikit waktu untuk membaca celotehku. Semoga harimu dan kita semua menyenangkan.
...
1 note · View note
catatanbumi · 8 months
Text
Dari yg kulihat dan alami, seorang yg benar pernah jatuh tidak akan banyak bercerita tentang kejatuhannya. Bukan karena tidak menarik atau merupakan suatu aib. Namun karena energinya sudah banyak habis untuk mencoba berdiri kembali, dan kembali percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja, serta percaya bahwa tujuannya sebentar lagi akan tiba...
...
Bumi, 8 September 2023
1 note · View note
catatanbumi · 9 months
Text
Sintang, 17 Agustus 2023
Halo Bg Chand. Gimana kabarnya hari ini? Masih sehatkah? Sepertinya hari cukup berat, ya? Tak apa. Aku tau perjuanganmu. Aku tau seberapa besar asa yang kau tanam pada semesta yang bahkan tak menganggapmu siapa-siapa.
Bg Chand. Kapan terakhir kali kita bisa benar-benar menjadi "aku" dan memiliki momen atau waktu yang hanya ada "aku", ya? Ah, sudahlah. Tidak tepat memikirkannya sekarang.
Tubuhmu lelah, pikiranmu payah, sedang nafasmu terengah-engah.
Aku tau, banyak hal yang akan melukaimu, mengecewakanmu, dan pada akhirnya meninggalkanmu. Namun percayalah aku akan setia berdiri di sampingmu dan menjadi pendukungmu yang paling setia.
Sudah, mari tidur. Ah, iya. Selamat HUT Ke-78 Tahun Kemerdekaan RI, ya. Semoga negara ini, bangsa ini dapat lebih baik dari tahun sebelumnya. Aamiin...
...
0 notes
catatanbumi · 9 months
Text
14 Agustus 2023
Sebelum hari berganti dan meniadakan hari sebelumnya, aku ingin mengucapkan selamat Hari Pramuka yg ke 62 Tahun. Banyak cerita yg tertoreh bersama sang seragam coklat serta tak lupa dengan baret yg banyak menyimpan kebanggan.
.
Jika diingat lagi, aku sudah sangat mencintai pramuka sejak masa SMP. Pada masa itu, melalui pramuka aku dapat mengekspresikan diriku secara bebas. Skill ku dapat dihargai dengan adil tanpa ada diskriminasi fisik yang mana sering aku alami pada masa itu. Maklum, perawakanku yang gendut dan tidak good looking membuat aku senantiasa menjadi bahan bully an. Oleh karena itu, saat mendapat tempat dimana diriku dapat dihargai secara adil, maka disitu aku merasa bahwa ini adalah ruang bertumbuh yang cocok untukku.
Bersama pramuka, banyak hal yg aku lalui. Mulai dari menjadi regu inti pramuka, menjadi panitia dalam pengukuhan anggota baru, dewan ambalan dan racana, hingga saat ini aku dipercayakan untuk menjadi pembina pramuka di sekolah tempat aku bekerja. Namun seperti halnya prestasi ku yg lain. Sepak terjangku dalam dunia pramuka pun terbilang nanggung. Saat berada pada tingkat penggalang, aku tidak mendapat predikat penggalang terap. Saat pada tingkat penegak, aku tidak menjadi penegak laksana. Saat pada tingkat pandega, aku pun tidak melanjutkannya hingga mendapatkan TKU tersebut. Padahal untuk meraih itu semua terbilang sangat mudah. Hanya butuh paraf dari sang kakak pembina dari berbagai syarat yang diujikan. Seolah banyak rintang dan masalah yang berasal dari luar kendaliku sehingga karirku di pramuka pun tanggung. Yah, tidak apa lah. Syukurnya aku sudah terbiasa dengan hal itu. Menjadi "pemenang tanpa piala" sudah menjadi ciri khasku sepertinya.
Ah, cukup sekian ceritanya.
...
- Bumi
Sintang, 14 Agustus 2033
Tumblr media
1 note · View note
catatanbumi · 1 year
Text
Sintang 26 Mei 2023
Sudah sangat larut, namun aku tak bisa kembali melanjutkan tidur setelah dering handphone terdengar dengan jelasnya. Di samping itu, ada sedikit api yang hendak ku padamkan. Ku tak mau dia membakar lagi rumah yg bangun dengan susah payah, kondisi tenang yang ku coba ciptakan.
.
Kemarin pada tanggal 25 Mei 2023, aku resmi menginjak usia yang ke-24 Tahun. Walau sepertinya masih muda, bagiku angka itu sudah cukup tua. Angka yang tidak bisa dikatakan muda lagi. Angka yang tidak bisa diajak bermain lagi. Angka yang seharunya dapat membawaku merenung tentang sejauh mana aku berjalan. Huhm, sudah cukup tua, ya ternyata?
Tahun ini adalah tahun yang paling hening dan sunyi. Berbeda dengan tahun lalu yang masih terasa ingar bingarnya. Namun walaupun demikian, masih ada beberapa orang baik yang tulus mengucapkan. Untuk itu aku aku ucapkan terimakasih banyak.
Teruntuk diriku, terimakasih ya sudah berjuang hebat sejauh ini. Terimakasih sudah berhasil bangkit ribuan kali dari terpaan perjalanan yang tak jarang membuat sakit, patah, dan terpuruk. Terimakasih sudah membersamai asa ku yang nyaris sirna, dan idealisme ku yang hampir punah. Terimakasih...
Aku tak memiliki energi lebih lagi untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk dirimu di sosmed kenamaan ku sendiri. Rasanya capek sekali dan "untuk apa" juga. Tapi jangan merajuk ya diriku. Di ruang sepi dan jujur ini aku ucapkan selamat, selamat telah mampu berdiri tegak hingga detik ini. Tahun beberapa tahun terakhir hingga kini kau menginjak usia 24 tahun, aku adalah saksi bagaimana kau berjuang. Bagaimana kau menjaga harga dirimu, sampai rela kau menurunkan egomu dan standarmu agar tetap dapat berjalan walau tertatih. Terimakasih ya. Sungguh, kau sangat hebat.
Ah, sudahlah. Mari kita rehat dan mari kita sambut kejutan dunia di hari esok. Bismillah...
...
5 notes · View notes
catatanbumi · 1 year
Text
Apa yang kau tabur, itu yang akan kau tuai. Tunggu saja.
Senaning, 30 April 2023
2 notes · View notes
catatanbumi · 1 year
Text
Senaning, 22 April 2023
Malam ini tampak hening dan sepi. Walau demikian, rahmat hujan dari Tuhan memberi setitik pengharapan di hari yang indah, hari yang fitri ini.
.
Semalam tepatnya pada tanggal 21 April 2023, sekitar pukul 20.00 hingga pukul 23.00 wib lantunan takbir, tahmid, dan tahlil menggema di setiap sudut desa. Bersahut-sahutan indah. Mengagungkan nama Allah, Tuhan yang maha segalanya.
Berduyun-duyun kami bersilaturahmi dalam budaya takbiran keliling memberi kesan hangat dan rindu akan kampung halaman. Sungguh, momen inilah yang membuat rindu pulang kampung menjadi keniscayaan bagi anak rantau yang sedang memperjuangkan nasib di tanah orang.
Percakapan demi percakapan pun mengalir menemani obrolan klasik khas orang tua. Walau terkesan klise, obrolan inilah yang kemudian membentuk pribadi yang dapat mendengar dengan baik, pemerhati yang hangat, dan sikap hormat yang penuh kasih.
Tiba saat rombongan takbiran bertamu ke rumahku. Saat itu aku sendiri yang menyambut para bapak-bapak itu. Orang tua ku sedang sibuk menolong pasien yang hendak melahirkan. Untungnya hidangan kami tidaklah berat dan sukar disajikan. Hanya buah-buahan dan air mineral gelas. Alhamdulillah, cukup menjadi penyeimbang kala rumah lain siap dengan hidangan berat yang berjejer rapi di atas meja makannya.
Saat hendak pulang, tercetus pernyataan dari satu bapak-bapak yang mengundang antusias dari bapak lainnya.
"Yang kemarin gimana kabarnya? Sudah selesai dia? Orang mana dia? Oo Sungai Ana ya? Ngapa tidak bawa lagi ke sini? Jadi kapan nikahnya ni?"
Jujur, pertanyaan itu agak sulit aku jawab dengan sederhana. Alhasil, dengan maksud untuk memperpendek obrolan, aku jawab semua pertanyaan mereka dengan seolah kami masih bersama.
"Dia sekarang lagi Koas, Om. InsyaAllah tahun ini dia selesai. Iya Om, dia orang Sungai Ana. Hehe, kan dia ada keluarga juga di sana. Jadi lebaran masing-masing. InsyaAllah semoga niat baiknya Allah mudahkan dan segerakan, Om".
Percakapan ini cukup membuat aku terhenyuh. Bagaimana tidak, kesan yang tercipta olehnya masih kuat melekat. Bahkan, semua orang di desaku tahu bahwa aku akan menikah dengan dia. Hubungan kami, keluarga kami, nasab, dan semuanya sudah saling terhubung dan berjalan baik.
Namun dari sinilah aku sadar dan percaya, bahwa sama-sama baik belum tentu berjodoh. Ada rahasia yang tidak bisa dijelaskan oleh akal manusia, serta ada harap dan do'a yang berbalas beda. Alih-alih kecewa, selayaknya malah bersyukur, karena ini adalah jalan yang di pilihkan Tuhan.
Bismillah, semoga segala niat baik Allah mudahkan dan segerakan.
...
0 notes
catatanbumi · 1 year
Text
Sintang, 7 April 2023
Di tengah riuh lebat angin menunjukkan keperkasaannya, di rumah tua ini aku torehkan sedikit keresahan yang ku dapat setelah menonton sebuah film terbitan tahun 2018, yang mengusung tema nasionalisme dan sejarah. Film itu bernama "Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta".
.
Film Sultan Agung merupakan film yang mengangkat sejarah Kerajaan Mataram yang pada saat itu di pimpin oleh RM. Rangsang, sekitar 350 tahun sebelum Indonesia merdeka. Film dibuka dengan prolog yg menceritakan kondisi nusantara dan kerajaan Mataram saat itu. Scene pun dibuka dgn memperlihatkan Rangsang remaja yang sedang "nyantri" di Padepokan Jejeran, di bawah asuhan Kyai Jejer. Sang pangeran muda sengaja menyembunyikan jati dirinya agar tidak mudah dilacak oleh musuh politik kerajaan tersebut. Pengasingan itu malah berbuah pada kisah spiritual dan cinta yang membuatnya berat kembali ke keraton untuk menyandang gelar Raja. Raden Mas Rangsang awalnya tidak ditakdirkan menjadi seorang putra mahkota. Namun karena terdapat intrik dalam kerajaan tersebut, serta Sang Maha Kuasa telah menuliskan takdirnya, maka kini ia tercatat sebagai Raja Mataram dengan gelar kehormatan Susuhunan Hanyokrokusumo.
Poin dari film ini ialah sang produser ingin memperlihatkan semangat juang bangsa kita dalam mempertahankan harga diri dan jati dirinya dari imprealisme bangsa asing, yang dalam hal ini ialah VOC. Namun sayang. Semangat, juang sang raja ternyata harus menelan pil pahit. Dimana ia malah dikhianati oleh rakyatnya sendiri. Ratusan nyawa melayang karena pengkhianatan. Padahal, asa dan rencana sang raja sudah berada pada titik tertingginya.
Sebagaimana dicatat dalam sejarah, Sultan Agung tak kunjung mampu melumpuhkan Batavia. Namun walaupun tak berhasil dalam mengusir VOC, Mataram telah menang dalam menaklukan ketakutannya sendiri. Kisah heroik Mataram ini memotivasi kerajaan lainnya untuk berjuang dalam melawan penindasan.
Ah, film ini sangat membakar emosi dan semangat nasionalisme ku. Layak untuk ditonton kaula muda yang kerap bertanya tentang eksistensi bangsa dan negara dalam hidupnya.
9.8/10
1 note · View note
catatanbumi · 1 year
Text
Sintang, 29 Maret 2023
Benar bahwa hubungan antar manusia hanya sebatas pertukaran nilai belaka. Selama nilai yg diberi sesuai dgn yg didapat, maka hubungan itu akan terus terjaga walau ombak senantiasa mengombang-ambing dan menerjang hubungan itu. Tak apa, wajar. Sudah seyogiyanya demikian. Malah naif jika terus bertahan tanpa ada transaksional nilai yg setara sebagai akadnya.
Pada akhirnya, sosok yg paling peduli dgn diri kita sendiri selain Tuhan dan orang tua ialah diri kita sendiri. Teman, sahabat, mitra, dan lawan hanya sebatas musafir yang numpang singgah di dalam terminal kehidupan kita. Tak mengapa, wajar, sudah seyogiyanya demikian.
Setidaknya, nilai yg kita punya tidak berkurang atau berubah. Bahkan meningkat sering tempo perjalanan. Toh kita tidak bisa memuaskan berbagai pihak. Pun fokus terhadap apa yang bisa dikontrol lebih utama dari hal yang tak bisa dikontrol.
Tak apa, wajar, sudah seyogiyanya demikian.
...
1 note · View note
catatanbumi · 1 year
Text
Pontianak, 13 Maret 2023
Menepi sejenakku di Masjid Al Mubarok, pertigaan jl. Padat Karya dan Jl. Sepakat dua untuk sejenak mengambil jeda. Seperti biasa, ku labuhkan angkuhnya kepala pada sajadah lembut beraroma khas, yg seolah ia berkata "Selamat datang kembali. Sudah lama tak bersua. Semoga Allah lindungi dan berkahi setiap inci jalan antum".
.
Perjalananku ke Pontianak kali ini sangat singkat. Sabtu kemarin aku berangkat, Senin ini aku harus berpulang. Tiada misi yang begitu penting sebenarnya. Hanya masalah pribadi yg menurutku perlu untuk segera dientaskan.
Namun saat aku mengitari jalan yg biasa ku jejaki, selalu terputar kenang lama yang setiap sudutnya menyimpan kenang dan cerita. Rasanya, tiada ruang yang belum pernah dilalui yang itu tak ada cerita di dalamnya.
Saat cerita itu terputar, maka timbul pertanyaan kembali dalam diri. Apakah sudah benar jalan dan pilihan yg ku ambil? Seketika keras ku berpikir dan merenung.
Ah, ini hanya tentang waktu. Aku yakin, perlahan waktu kan memainkan perannya.
...
0 notes
catatanbumi · 1 year
Text
Sintang, 7 Maret 2023
Sintang belakangan ini selalu menitikkan air yang tak terkira jumlahnya. Tak jarang air itu bertahan hingga pagi menyapa. Untungnya berkah Tuhan itu tak sampai menganggu aktivitas kerja manusia yg dimulai saat pagi buta hingga mentari sudah mulai jengah dan ingin segera pamit.
.
Tulisan dilatar belakangi oleh rasa kasih dan cinta yg seketika menyeruak kala aku mendengarkan lagu "Perahu Kertas" yg di cover oleh TRUST. Alunan orkestra yg kaya membuat musik indah ini terasa amat merdu dan kaya. Aku kini sangat menyukai lagu ini.
Belum lama aku selesai dgn kisah lamaku, aku di dekatkan oleh sesosok wanita yg juga menjadi temanku. Kami bertemu pada suatu kegiatan di tahun 2019 lalu. Semua berjalan dengan sangat normal tanpa ada perasaan yg lebih dan spesial. Terlebih, saat itu aku sudah memiliki pasangan dan dia juga sama. Pada intinya, kami berjalan di jalan masing-masing dan bersama pasangan masing-masing.
Silih tahun berganti dgn cukup banyak interaksi, jujur aku mulai memandang dia tak lagi sekedar rekan organisasi atau bahkan sosok adik. Kini aku memandangnya sebagai sesosok wanita. Perangainya yg terbuka namun berprinsip menjadi nilai dan keunikan sendiri dari pribadinya. Namun aku sadar. Aku tak boleh lebih dari itu. Aku sudah memiliki pasangan. Aku aku profesional dan bertanggung jawab atas pilihanku sendiri.
Namun bersama dia yg ku yakini masa depan kala itu malah membunuhku dan mematahkan sayap-sayapku. Jengah dgn semua sifat over thinking dan posesifnya membuat aku harus mengambil langkah berani dan serius. Akhirnya kami resmi berpisah pada akhir Januari 2023.
Tak lama setelah itu, dia (pasanganku kini) terjebak dalam suatu masalah yg cukup pelik. Masalah itu menarikku untuk masuk lebih ke dalamnya. Gara-gara masalah itu kami menjadi semakin dekat. Kali ini tak ada lagi hati yg perlu di jaga. Aku bebas dalam berekspresi dan bersikap. Kami menjadi lebih banyak bercerita dan bertukar perspektif. Awalnya aku pikir ini adalah hal yg biasa dan aku juga tidak menaruh ekspetasi yg tinggi. Secukupnya saja.
Ada satu momen yg cukup membuatku berpikir bahwa dia cukup serius, dia pergi ke Sintang. Selain karena dia sendiri ada hal yg ingin dilakukan, salah satu misinya adalah untuk memenuhi undanganku. Melihat kesungguhannya maka aku juga tak ragu untuk segera mengabarkan isi hatiku padanya, ya aku mengutarakan isi hati terdalamku padanya. Pada intinya aku ingin mengajaknya untuk melangkah dan berjuang bersama. Hari ini, besok, dan juga nanti, serta selamanya.
Dia menyambut niat baikku. Alangkah senangnya perasaanku malam itu. Di depan Sungai Kapuas, di area taman Keraton Sintang, di tengah keramaian manusia, cinta telah mekar bersama dgn gemerlap bintang yg sedikit.
Kini, ia adalah sosok yg amat aku sayangi. Dia adalah wanita ke 4 yg aku cintai. Mamakku, adikku, alm. Nenek, dan baru dia. Bersamanya kini hatiku sangat mantap. Bahkan banyak hal-hal yg dulu ku anggap remeh, sekarang mulai aku cicil. Seperti halnya tentang seni berkehidupan berumah tangga, finansial keluarga, dan lain sebagainya.
Bismillah. Semoga segala niat baik Allah mudahkan. Aamiin
0 notes
catatanbumi · 1 year
Text
Tebelian, 4 Maret 2023
Di sela jam istirahat ini, sembari menunggu sepiring nasi kuning sampai aku ingin menggoreskan sedikit keresahan atau setidaknya buah pikir yang terlintas begitu saja.
Sudah menginjak bulan ke 3 aku bekerja dan berprofesi sebagai seorang guru TIK di salah satu Sekolah Swasta di Kota Sintang. Menjadi seorang guru tentunya tidak seindah lagu hymne guri yg dgn merdu dinyanyikan. Kehidupan menjadi seorang guru penuh dgn tantangan dan lika-liku di dalamnya. Adapun masalah krusial yg dihadapi oleh segenap guru ialah perihal kesejahteraan.
Aku merasa bahwa menjadi guru tidak akan mampu membuat seseorang tersebut kaya atau setidaknya benar-benar cukup hal kesejahteraan. Gaji yang sangat terbatas, tuntutan administrasi yg kian menumpuk, serta seni mentransfer ilmu yg sangat cukup tricky membuat tidak sedikit guru yg menarik diri dari profesinya. Atau pekerjaannya hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban dan menunggu uang bulanan. Tidak ada api semangat dan nyala jiwa dalam belajar. Semua distandarkan dgn cukup. Esensi belajar mengajar hanya sebatas menggugurkan kewajiban dan tuntutan administrasi.
Jujur, ini sangat mengiris hati. Terlebih saat melihat wajah anak-anak polos yang bahkan masih bingung kenapa dirinya ada di sekolah itu. Mereka tak ubah seperti domba yg sedang digembala. Sedang guru adalah pengembalanya. Para siswa memiliki akhlak dan adab yg baik. Namun sayang, mereka tak sadar bahwa mereka sedang merencanakan kegagalan.
Bersamaan dgn tulisan ini, aku berharap agar realita dunia yg ku hadapi tidak berimbas pada diri pribadi mereka. Karena sebagai guru, sikap ku tentu akan menjadi sumber referensi bagi mereka dan salah satu faktor bagi mereka untuk melangkah ke depannya.
Wahai anak-anakku, adek-adekku. Tumbuhlah dgn hebat. Belajarlah dari berbagai tempat dan tingkatan. Jadilah sosok yg berpendidikan agar kau tau bahwa sekolah itu tidak penting. Terakhir, semangat dan jgn lupa bahagia, serta tak lupa untuk selalu bersyukur. Semoga Allah mudahkan dan lancarkan segala niat baik hamba-hamba Nya.
0 notes
catatanbumi · 1 year
Text
Sintang, 31 Januari 2023
.
Hari ini begitu dingin. Sampai hampir tak mampu untuk beranjak. Pada akhirnya, tubuh ini meminta jatahnya. Namun realita memaksanya untuk terus melangkah. Yah, begitulah. Seni kehidupan.
1 note · View note