dearpia

[dearpia]

Sore dengan Ayah

Sore ketika aku menikmati secangkir kopi. Wajah Ayah tiba-tiba muncul di dalamnya. Ia sepertinya tertawa tapi aku tidak yakin. Mungkin Ayah sedih tapi aku tidak yakin juga. Yg jelas ia rindu padaku karena surat-surat yg isinya puisi tidak pernah berhenti.

Ingatanku pada Ayah tidak pernah usang. Aku dulu takut kalau dengar suara langkah Ayah pulang dari kantor Bupati. Ibu selalu bilang “Awas ada Ayah!” kalau aku mencoreti tembok kamarku; atau tidak mau sekolah; atau tidak mau berangkat ke masjid.

Dulu Ayah jarang bicara. Sekali bicara adalah untuk memarahiku. Perpaduan gagang sapu dan tangannya waktu itu sudah membuatku takut walau keduanya tak pernah bersarang di tubuhku.

Tapi, semenjak aku remaja penyakit diamnya hilang; berubah menyoal kehidupan; soal bagaimana orang-orang seharusnya atau kasih sayang seharusnya. Sambil merokok dan meminum kopi yg gulanya hanya sedikit ia tak berhenti bicara. Dan udara tidak pernah bosan pada suaranya. Juga cangkir-cangkir kesayangannya. Juga aku yg khusyuk mendengarkannya.

Sore terus tenggelam. Tapi wajah Ayahku belum juga padam. Kata-katanya terus terngiang; berbekas seperti abu tapi angin tidak ada yg mampu menerbangkannya. Sekarang Ayah sudah tua; ambisinya padam. Dan satu-satunya lampu yg masih menyala adalah hidup keluarganya.

Ketika adzan maghrib berkumandang, Ayah beranjak menuju surau dengan sebatang rokok yg masih menyala-nyala. Aku buru-buru mengambil air wudhu; bergegas mengikutinya.

[dearpia]

Aku bukan pengingat yang baik, tetapi aku juga bukan pelupa yang ulung. Ada sepenggal demi sepenggal kisah yang masih memantik di dalam kepalaku, tentang hari kemarin yang melatari fragmen-fragmen kehidupanku. Tentang tawa, luka, atau bahkan perpaduan keduanya.

[dearpia]

Kamu suka hujan. Aku suka senja. Aku suka teh. Kamu suka kopi. Perpaduan yang indah bukan? Tapi sayangnya baik aku atau pun kamu sama-sama tidak saling tertarik. Malah memilih orang lain dengan unsur yang berbeda. Cinta memang kadang begitu. Tapi bukan masalah selagi sama-sama bahagia.

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]

[dearpia]