Tumgik
dhikasaurus-blog1 · 7 years
Text
Tentang Hoax
Beberapa hari yang lalu, saya buka-buka timeline facebook, sekedar lihat-lihat aja, temen-temen sekarang sudah se jauh mana. Nah suprisingly, diantara semua postingan yang ada, saya menemukan fanpage menarik yang link nya saya cantumin di bawah ini:
 https://www.facebook.com/TurnBackHoax/
Singkat cerita link tadi diperuntukan bagi manusia di muka bumi, para pengguna sosial media, supaya tidak mudah percaya  gitu aja sama berita yang nyebarnya udah segampang kita nemuin penjual gorengan. Overall, isi fanpage tadi adalah perbandingan berita (bisa berupa gambar atau cuma sekedar broadcasting pesan di sosmed) antara berita yang nyebar dan berita aselinya seperti apa. Sebenernya, berita hoax ini sudah jadi penyakit lama sih, maksudnya, bukanlah hal baru yang emang lagi hot banget. Hot nya itu udah dari lama, parahnya, sampek sekarang masih hot juga. Tapi gara – gara baca postingan fanpage tadi, saya jadi lebih ngeh dan mikir, apa ya separah ini penyebaran informasi abal abal di Indonesia? Se rendah itukah kita sebagai khilafah di muka bumi?.
Kalau kalian sudah buka fanpage nya pasti miris. Kok bisa bisanya orang punya pemikiran sepicik itu buat bikin berita palsu demi nyari duit. Mereka mungkin lupa kali ya kalo rejeki sudah di atur sama Tuhan YME.
Despite that, balik lagi ke masalah berita hoax. Kadang saya juga berfikir, kok bisa dengan segampang itu mereka nyebarin berita tanpa dasar, bukan tanpa dasar juga sih, ada dasarnya tapi di hilangkan, di belokkan ke berita lain. Hati mereka apa gak ngrasa gimana gitu ya udah bikin dan nyebar berita bohong setiap saat dan berkali – kali. Apa gak merasa sedih dan dosa kalau ada kekacauan gara-gara berita yang mereka buat. Karena sodara sodara sekalian, apa yang kita sebar di sosial media itu, sangat bisa menyebar secepat kilat. Efeknya bisa jangka panjang dan berlapis. Dari yang masalah “oke, akan kubuat berita macam begini biar yang buka page nya banyak, biar banyak likes sama komen juga, kan mayan bisa dapet duit banyak” sampai ke masalah perang antar suku dan golongan, saling benci satu sama lain, hingga nyaris tidak bisa dikendalikan.
Saran saja sih ya, untuk semua teman-teman yang budiman, sebagai pengguna sosial media entah apapun itu, kalau nerima berita mohon di cek dulu kebenarannya. Di saring dulu sebelum sharing (saya lupa ini kata-kata siapa, mohon ijin menggunakan ya). Di cek dulu melalui beberapa step biar validnya beneran. Kalau tidak ada dasarnya, atau tidak yakin kebenarannya, mending gak usah disebar. Udah biarin aja ya. Mohon jangan gampang merasa sok heroik untuk menyebarkan berita dengan dalih memberikan informasi kepada orang lain, padahal tidak tau itu benar atau tidak. Karena jika tidak benar, akibatnya bisa fatal. So, be smart citizen yo gaes!
(Mohon maaf kalau kebanyakan kata-kata “kok bisa”, karena saya memang benar-benar sangat tidak habis pikir sama apa yang terjadi di sosial media sekarang)
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 7 years
Text
THE JOURNEY: #TIGA BERKEMAS
Ada yang sangat saya sukai dari sebuah filosofi berkemas dan saya meng-iyakan apa yang mbak Windy Aristanty sampaikan di novelnya “Life Traveler”. Hal ini adalah tentang meninggalkan yang tidak perlu dan membawa barang yang benar-benar dibutuhkan saja. Apalagi untuk perjalanan yang sangat panjang. Menurut saya, kita hanya perlu berani untuk mengambil keputusan dan yakin bahwa apa yang sudah ditinggalkan sebenernya memang tidak seharusnya dibawa karena hanya akan memberatkan tas dan punggung. Ini sama seperti hidup, kita harus rela meninggalkan barang lama yang sudah tidak dibutuhkan karena tempat itu akan segera diisi oleh banyak barang baru yang membuat kita senang. Bahwa sederhananya, tidak akan ada tempat bagi barang baru jika tempat itu masih dipenuhi oleh barang-barang lama. 
Beberapa hari sebelum berangkat, saya disibukkan dengan banyak hal, salah satunya adalah mencari barang bawaan wajib yang ternyata belum ada. Dari mulai snack sampai barang krusial  macam handuk dan saos kecap. Untung saya punya sahabat-sahabat yang luar biasa. Beberapa barang yang saya butuhkan tiba-tiba sudah dikamar saja, tanpa saya harus meminta atau bahkan kesusahan mencari. Beberapa menyisipkan catatan dan ucapan di kertas yang masih saya simpan sampai sekarang.
By the way, saya ingin coba membagi tips dan informasi tentang barang apa saja yang saya bawa. Meskipun sebenernya saya masih harus banyak belajar untuk bisa berkemas dengan hemat tempat dan membawa sekedarnya. Tapi setidaknya beberapa barang krusial yang akan saya mention di bawah ini akan kalian butuhkan jika bepergian jauh ke negara empat musim, apalagi saat musim dingin.
Oke, jadi jika kalian akan bepergian ke negara di atas garis khatulistiwa pada saat musim dingin yaitu bulan Desember-Februari (kadang sampai awal Maret), maka kalian akan membutuhkan long john atau yang biasa disebut second skin. Long John ini akan membuat suhu tubuh kalian tetap hangat. Bentuknya mirip kaos dan celana ketat panjang yang agak lebih tebal jika dibandingkan dengan celana legging atau kaos daleman yang biasanya dipakai cewek-cewek berhijab sebelum pakai outer. Saya dapet pinjeman dari temen, jika kalian ingin beli harganya kisaran 70-150k, biasanya bakal mudah ditemukan di outdoor stuffs. Pertama kali saat lihat benda ini, saya sudah menganggap sebelah mata karena tipis. Pikir saya waktu itu, pasti tidak akan memberikan efek yang berarti. Namun ternyata saya salah besar. Setelah dipakai long john ini akan sangat membantu badan biar tetap hangat, setidaknya tidak akan sedingin jika kalian hanya memakai sweater atau kaos panjang. So, it is worth to bring guys!
Yang kedua adalah kaos kaki dan sepatu. Kenapa hal sesimpel kaos kaki dan sepatu juga harus saya sampaikan? Ya, karena benda ini akan sangat berpengaruh sama traveling kalian (Iyalah plis). Well, untuk kaos kaki, saya beli kaos kaki tentara yang harganya sangat murah yaitu Rp. 13.500 karena saya beli di pasar besar, di tempat grosis kaos kaki. Dan apakah harus kaos kaki tentara? Sebenernya tidak, tapi karena teksturnya hangat dan lebih tebal dari kaos kaki biasanya, makanya saya pilih ini. Sangat boleh jika kalian beli kaos kaki di outdoor stuffs juga, cuma karena kemaren saya ala-ala berhemat, jadi saya cukup beli kaos kaki tentara yang murah. Untuk sepatunya, pastikan sepatu itu fit sama kaki kalian. Saran saya, jangan memaksa untuk bisa terlihat gaya tapi ujung-ujungnya menyiksa. Saya kemaren sempet mengalami lecet di kaki yang cukup parah sampai harus di papah kedua teman saya karena sepatu booth yang agak kekecilan. Sebelum berangkat, saya berfikir kalau bawa sepatu biasa gak akan cukup anget buat ke UK di musim dingin, tapi ternyata saya salah. Akan sangat mending kalau pakai sepatu biasa aja daripada bawa sepatu berat. Apalagi jika di negara barat, kalian akan banyak jalan kaki untuk menuju suatu tempat. So, running shoes atau sepatu semacamnya sudah cukup karena kalian akan merasa enteng dan enak saat berjalan.
Barang selanjutnya yang kiranya harus masuk luggage kalian adalah Madu. Selama perjalanan kemarin, saya selalu mengkonsumsi madu yang ada rasanya itu, 2 sachet per hari. Hasilnya, badan saya tidak terlalu shock sama cuaca ekstrim dan kegiatan outdoor yang lumayan menyita tenaga.
Next, bawalah tempat minum hangat macam termos kecil. Jangan lupa di isi dulu di tempat kalian menginap. Jika sedang musim dingin, coklat hangat akan sangat kalian butuhkan. Jangan lupa untuk membawa air putih di botol dan tissue basah karena toilet di UK (dan beberapa negara lain) tidak menyediakan air untuk bersuci. Jadi kalian hanya akan menemukan tissue kering di toilet tersebut. Itulah mengapa, tissue basah dan air di botol akan menjadi stuffs yang sangat berharga saat traveling.
Untuk menghemat ruang di luggage dan juga lebih fleksibel untuk mengeringkan, saya sarankan membawa kanebo atau handuk khusus traveling yang bisa dengan mudah kering instead of bawa handuk yang akan bau apek saat basah dan lembab. Handuk traveling harganya kisaran 100k dan bisa di dapatkan dengan mudah di toko-toko online.
Oiya jangan lupa menyisipkan notes kecil di tas kalian untuk mencatat beberapa hal menarik yang ditemukan saat perjalanan. Untuk visa dan paspor lebih baik sebelum berangkat kalian menyiapkan back up dokumen, bisa di scan, atau foto aja pakai hape terus di print. Jangan lupa dikasih tulisan COPY. Pada saat perjalanan keliling kota, kalian lebih baik membawa hasil scan tersebut sementara visa dan paspor yang asli akan lebih aman jika disimpan ditempat nginep kalian. Apakah ini harus? Menurut pengalaman saya iya, karena jika nasib buruk terjadi misalkan, barang itu jatuh atau hilang, ngurusnya akan sangat ribet.
Selain barang-barang yang saya sebutkan diatas, kalian bisa membawa barang tersier atau sekunder macam mie instan, snacks, abon, pilus, kamera (yang ini wajib sekali), saos dan kecap juga jangan ketinggalan karena makanan di negara barat akan sangat berbeda rasanya dengan makanan Indonesia yang kaya akan rempah. Makanan disana plain, oleh karena itu adanya saos atau kecap akan membantu kalian survive saat berkunjung ke negara barat.
Syal adalah barang wajib lain yang harus dipenuhi. Ternyata keberadaan syal sangat krusial karena bagaimanapun, telinga dan leher kalian akan terlindungi dari dingin yang menusuk dan membuat kaluan nyaman saat berjalan.
Beberapa keperluan barang lain, saran saya di sesuaikan sama durasi perjalanan saja. Kaos berbahan cotton akan lebih baik dibandingkan hem yang tipis dan celana non-jeans juga akan lebih hangat jika dibandingkan dengan jeans. Sweater dan jaket tebal adalah benda wajib, tapi ingat bawalah secukupnya saja. 
Itulah beberapa tips yang bisa saya bagi saat berkemas Setiap orang pasti pengalamannya beda-beda, jadi mungkin orang-orang lain akan memberikan tips yang beda pula. Balik lagi, ini semua berdasarkan pengalaman saya saja, well semoga bermanfaat ya!
Happy Traveling pals!
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 7 years
Text
Tentang (per)pindah(an).
Halo, readers! (sok-sokan banget ya, berasa punya followers banyak. Padahal yang baca paling juga temen-temen deket, atau kalian yang tersesat, mengabiskan 5 menitan waktunya untuk baca blog ini haha)
Ceritanya saya lagi galau nungguin balesan chat ke dosen penguji buat minta tanda tangan beliau. Tanggal 13 nanti, atau hari Jum’at ntar adalah DL terakhir daftar yudisium, kalau gak bisa daftar berarti harus bayar spp lagi. Yakalee. Sedangkan, dosen pembimbing pertama saya, hari Kamis ntar mau keluar kota lagi. Jadi waktu saya semacam terbatas gitu.
Sambil nungguin balesan chat dan mengurangi galau, akhirnya saya kepikiran buat nulis.
Akhir-akhir ini beberapa hal yang sering lewat di hidup saya adalah tentang perubahan dan perpindahan. Semuanya berubah, bergerak dan berpindah. Ya organisasi lah, temen-temen yang pada udah nikah, dan hidup saya pribadi yang emang harus segera berpindah. Semacam membuktikan kata bang Raditya Dika di novelnya Manusia Setengah Salmon bahwa “Hidup penuh ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti”. Hidup kalian juga kan?
Setiap saat saya lihat jalanan, pasti penuh orang yang berpindah. Angkutan umumpun bisa dipastikan penuh setiap harinya. Orang-orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka sibuk dengan hidup mereka masing-masing.
Ngomongin tentang perpindahan, galau gak sih ketika kalian harus berpindah ke tempat yang kalian gak tau nanti bakalan gimana kedepannya? Semacam, harus ninggalin tempat nyaman untuk tempat yang belum pasti bisa senyaman sekarang.  Sedih pasti, apalagi ninggalin temen-temen yang udah kenal lahir batin.
But, we can do nothing. Emang udah ditakdirkan begini, kamu, eh maksudnya kita wajib berpindah dan juga menyikapinya dengan sangat biasa (seharusnya). Tidak ada yang perlu di dramatisir karena bergerak dan berpindah adalah hal yang sangat wajar, dan dialami oleh semua orang. Sebenernya, post ini adalah self reminder juga, karena akhir-akhir ini saya galau+mencemaskan masa depan, ketika saya harus balik ke kampung halaman dan men-set hidup ke arah yang harus lebih tertata. Entah kenapa, saya tiba-tiba takut dan (kadang) ngrasa belum siap sama semua perubahan ini, sama proses ini. Semacam tidak mau mengakui kalau umur udah bertambah, yang harus dilakukan sekarang ya menjalani. Kayak kata brand NIKE “JUST DO IT!”. Lakukan saja, sudah saatnya semua berubah, bergerak maju dan berpindah.
Selamat merayakan fase perpindahan teman. We never know what will happen in the future, again, just do it!.
Mari berpindah, mencari hal-hal yang belum ditemukan di tempat sebelumnya.
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 7 years
Text
Catatan satu Januari 2017
Pada post kali ini, saya ingin mencatat dan kembali flashback apa saja yang sudah saya alami di tahun 2016. Which is awesome! Semoga beberapa pencapain saya ini gak cuma berhenti di catatan atau post foto di Instagram. Semoga, ada yang bisa berguna untuk orang-orang sekitar. 
Curhatan dimulai..
Alhamdulillah, pertamanya sama sekali gak nyangka kalo 2016 bakal bisa se nano-nano ini. Kalo ditulis semuanya, mungkin yang baca bakal overdosis. Jadi ditulis seadanya aja, yang pokok-pokok saja. Oh iya, alhamdulillah saya sudah lulus S1 dan menyelesaikan skripsi! 
Kalo mau flashback, awal tahun 2016 kemaren, saya di sibukkan dengan pencarian VISA dan kelengkapan untuk program JOU. Sekalian deh, dalam post ini saya ingin mencatat hal-hal yg baru pertama dilakuin di 2016. Jadi ditahun kemaren ini, saya...
1. Pertama kali bikin VISA.
2. Pertama kali naik Pesawat.
3. Pertama kali perjalanan 16 jam naek kereta Malang-Jakarta totally sendirian.
4. Pertama kali keluar negeri. 
5. Pertama kali pegang salju
6. Pertama kali tinggal sama orang beda agama dan bangsa dalam 10 hari.
7. Pertama kali masuk bawah tanah dan explore dalamnya. (Di Wales)
8. Pertama kali jadi fasilitator kegiatan nasional selama 8 hari.
9. Pertama kali jalan keliling pusat kota Malang.
10 Pertama kali naek kereta eksekutif.
Apalagi ya? seinget saya cuma ini. Mungkin ada juga yang pertama pertama lain tapi gak inget. Alhamdulillah seneng. Semoga 2017 bisa merasakan pengalaman pertama pertama yang lainnya. Daan, bissmillah resolusi saya untuk tahun ini adalah:
1. Pergi keluar negeri lagi.
2. Dapet kerjaan tetap dan penghasilan cukup buat bisa ditabung juga.
3. Khatam dan paham semua isi di Betty Azzar!
4. Test Toefl ITP skor minimal 550.
5. Dipertemukan dengan jodoh dan dimantapkan ke proses selanjutnya. 
Sebenernya ngomong-ngomong tentang 2017, di dalam hati ada rasa takut gitu. Takut karena setelah kuliah ini ada sebuah lacuna yang bikin galau. Ya fase perpindahan ini. Takut sama nantinya bakal jadi gimana, bakal nyaman apa nggak di tempat baru, terus tempat baru bisa support usaha saya yang punya kepinginan nglanjutin study ke luar negeri atau nggak. Dan takut takut lainnya yang gak bisa saya jelasin disini. Setelah mikir-mikir, kata kuncinya cuma satu “JALANI AJA!. Stop overthinking
Semoga terkabul 5 resolusi pokok di atas tadi (mohon do’anya ya readers!)
semoga teman teman semua juga dilancarkan segala urusan. 
Selamat Tahun baru 2017 *cheers
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 7 years
Text
acknowledgement
Akhirnyaaa
Iya, akhirnya bisa post dengan konten kayak beginian. Dua hari terakhir saya  datang ke tempat-tempat yang sebelumnya gak pernah saya kunjungi. Niat banget kemaren jalan kaki ngelilingi pusat Kota Malang, hasilnya seharian ini gempor dan malas gerak. Baru akhirnya salah satu temen deket ngajakin ke cafe ala-ala dan saya bisa keluar kos dengan bawa bahan revisian dari dosen penguji. Tapi malah nge-blog, nggak ngerjain revisi.
Well, jadi saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua hal dan semua jenis kehidupan (mungkin beberapa ada yang gak hidup). Alhamdulillah, akhirnya bisa nyelesain skripsi di waktu yang tepat (meski molor, tapi emang sama Allah dipilihin tanggal 22 Desember, sekalian buat kado Ibuk yang merayakan harinya).
Oke!
1. Terimakasih sebanyak banyaknya buat Allah SWT yang beneran MAHA segala-galanya. Buat temen-temen yang sedang mengusahakan sesuatu, saya saranin perkuat hubungan verticalnya. Kuasa Tuhan itu bener-bener di luar nalar lah. Allahamdulillahirobbil’alamin. <3
2. Bapak sama Ibuk dirumah yang setiap hari telfon dan tanya “hari ini ngapain aja? gak ke kampus? gimana udah ketemu pak har?” Dan pertanyaan serupa lainnya. Rasanya pengen banget bisa pulang dan ketemu mereka secepatnya. Dan Yusuf sama Asa, adek-adek yang ngangenin setengah mati, tapi kalau ketemu bisa jadi musuh. Terimakasih atas cintanya!
3. Buat CEMARA yang udah kayak keluarga sendiri, temen-temen seperjuangan dari awal kuliah hingga akhirnya sampai di detik-detik penutupan. Punya kalian itu beruntung banget, terimakasih atas ide skripsinya, atas semua makanan yang tiba-tiba datang di kamar! kalian terlalu kesayangan!
4. Kamar kosan ukuran 3x3 yang udah menemani dan jadi tempat pulang paling sabar. Maaf akhir-akhir ini saya jarang bikin bersih :(
5. Laptop ACER Aspire E-11 yang tahan banting meski kemaren sempet ganti hardisk. Thank you sudah memasok kebahagian tersendiri dari isimu! peluk sini!
6. Sepeda motor Honda Beat yang sama beri nama “BEBEATA”. Terimakasih sudah mengantarkan saya kemana-mana. LET’S CONTINUE THE JOURNEY BROH!
7. Rumahnya Putri yang di waktu-waktu terakhir skripsian sudah memasok wifi dan kenyamanan level up. 
8. Buat temen-temen SMA yang sudah mau saya paksa keluar dengan tujuan menghilangkan badmood. Thank you sudah mengerti saya dear kakak Rere, Bro Emir, widha dan lainnya.
9. HP lenovo A6000 kesayangan yang sudah menghubungkan saya dengan dunia luar! bertahanlah lebih kuat ya!
10. UM, perpus pusat, ESAC, Cafe Pustaka, dan segala sudut kampus yang akhir-akhir ini berubah jadi ngangenin, padahal dulu males banget lah mau ke kampus. I know, I gonna miss you!
11. Amanda, temen seperjuangan menaklukan Harry Potter nya English Department UM. Yang bisa magicly, dengan magic spell nya sering ngancurin mood kita seharian. But, we did it! Kita udah ngluarin patronus andalan buat akhirnya bisa sampek di Ruang Sidang! Yeayyy
12. MALANG. Sebuah kata benda berbentuk kota dengan segala sistemnya, tamannya, orang-orangnya, cafenya, sunset dan suhunya yang kadang masih bisa sampek 16 derajat. Terimakasih atas 4,5 tahunnya yaaa~!
Ending will be the ending, udah jalanin aja. Saatnya setting hidup ke mode yang lebih serius.
Thank you readers!
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 7 years
Photo
Tumblr media
Throwback (Almost) In the end of 2016. I realize how was a journey has change me. Far away from home was the moment when I began to recognize that I have a bouquet of people who love me, some of them did it unconditionally. I met strangers who surprisingly become a family. Laughing, gossiping, playing and arguing like a pro In the place far away from home, I missed mine. With the joy of my peers and the sweat of elders Far away from home, I met me. Who was sad, happy, love, and miserable at the same time Today, I (again) remember what I had done. And planning what I have to Welcome December! Let's make a memorable closing.🎈
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Text
Sedang Ingin Curhat Tentang Mbak Gita dan Tentang Saya #part2 #finale
(For your information, kosan saya tadi banjir bandang karena ternyata, pipa yang menjadi jalan pembuangan air di loteng sudah tidak bisa menampung debit air yang berlebih. Ditambah usut punya usut (sepertinya), bagian bawah pipa tersumbat oleh sampah dan semacamnya. Alhasil, saya dan temen-temen kos melakukam penyelamatan darurat dan mengakibatkan kami basah. Sekarang saya meringkuk di kasur dan ingin kembali meneruskan post curhatan saya seminggu yang lalu)
 Seperti yang sudah saya tulis di #part1 kemaren. Saya sangat terinspirasi dengan Mbak Gita. Dari jalan hidupnya, cara dia bisa berbagi, dan apalagi, cara dia merespon hal-hal di sekitar. Setelah saya stalking video-video mbak Gita sampek di episode awal, sedikit banyak saya bisa tau bagaimana seorang mbak Gita bisa jadi seperti sekarang, yang supel, baik, cantik, pinter, bisa pakek jilbab saat kuliah di Jerman (which is not easy at all).
 Saya tahu, jika teman-teman sudah mencoba lihat VLOG atau BLOG mbak Gita, gak bakal gak ada yang jatuh hati. Apalagi, dia tinggal di Berlin, Jerman. Siapa yang tidak pengin tinggal di negara 4 musim? Bisa foto-foto cantik di atas salju, atau ngegalau di guguran daun pas Autumn. Yap! Semua pasti pengen. Tapi yang saya mau ceritakan (inti dari curhatan panjang ini) bukan itu.
Sebenarnya, kalau lihat setiap postingan mbak Gita pasti temen-temen akan merasakan yang jauh dari itu. Sedihnya, banyak subscribers dari mbak Gita dan followers Instagramnya (terlihat) tidak mensyukuri hidup mereka sendiri. Banyak yang bilang, “If I were you kak Git”, “Pengin bisa kayak kak Gita”, “Kak Gita enak ya bisa se passion gitu sama pacarnya, sama-sama kuliah di Jerman pula”. Banyak oknum generasi kita yang sekarang sangat terpatok sama apa yang mereka lihat di social media, saya menamainya generasi kaget visual. Mereka sering tidak bersyukur sama apa yang sudah dimiliki  dan akhirnya (memaksa) untuk mengcopy paste hidup orang lain (khususnya yang mereka jadikan idola).
Sebenernya, sambil nulis blog ini, saya juga berfikir “jangan-jangan saya juga seperti itu?”. Tapi kembali saya ingat, bahwa banyak urusan pribadi saya yang harus diselesaikan, dan yang jelas my life is 100% different with others, meskipun temen-temen seperjuangan yang hampir tiap hari ketemu. Anyway, mbak Gita ini membuat saya sadar bahwa, membagi hal meski sedikit itu tidak dosa, yang sebenarnya, kita gak tau bakal seberapa ngefek ke kehidupan orang lain. Mbak Gita pun saya yakin, diawal bikin VLOG dan nulis BLOG gak bakalan nyadar kalo endingnya, di masa sekarang, banyak orang yang terinspirasi sama apa yang dia sampaikan.
Akhinya saya berfikir, sebenernya saya juga bisa berbagi seperti mbak Gita, ya itung-itung meninggalkan jejak. Bikin VLOG atau nulis apapun yang sebaiknya ditulis, asal tidak merugikan orang lain. Post mbak Gita yang judulnya “Ngobrol-Ngobrol sama Ali” membuat saya semakin sadar, kalau sebenarnya saya punya pengalaman persis sama mbak Gita. Youth Exchange yang saya ikuti Februari lalu memberikan saya kesempatan untuk bertemu temen-temen yang berasal dari negara berkonflik, even Israel and Palestine. Ada juga temen saya yang dari Sudan punya cerita yang sangat menyentuh sekali (Insha Allah akan saya tulis di post-post selanjutnya). Bedanya saya sama mbak Gita adalah, saya bahkan lupa take notes atau bikin video sekalian pas ketemu temen-temen tadi. Mbak Gita cerdas dan peka sosial, nah saya? Masih harus disadarkan sama hal-hal kayak gini dulu. Setelah semua ini coba saya fikirkan, saya jadi pengin menshare sedikit banyak informasi/pengalaman yang pernah saya dapatkan.
Well, maaf sekali kalau post nya terlalu panjang. Semoga teman-teman, dalam jalur hidup masing-masing, bisa menemukan hal-hal bagus juga yang bisa berdampak baik pada kehidupan. Dan saya harap, jika temen-temen ingin merasakan tinggal di luar negeri, semoga itu bukan hanya karena ingin dilihat lebih dengan eksis di social media dan terlihat keren, tapi emang karena ada misi yang lebih mulia dari itu.
Terimakasih sudah disempatkan membaca, I’ll see you on the next post!
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Home, away from Home.
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Text
Sedang Ingin Curhat tentang Mbak Gita dan tentang Saya. #part1
Haii! 
Akhirnya setelah sekitar sebulan gak pegang tumblr sama sekali, saya tiba-tiba kesirep buat kembali nulis. Apa yang sudah membuat saya kesirep?
Jadi FYI, saya ini orangnya visual banget. Maksudnya, bukan menjadikan visual sebagi kiblat hidup dan melihat sesuatu dari segi visualnya aja. Tapi lebih ke, saya sangat mudah termotivasi sama hal - hal visual, entah itu video, foto, tulisan di blog seseorang, atau film. Makanya kalau lagi bete atau demotivate saya akan cari pelarian ke youtube atau nyari film ke temen-temen.
Suatu ketika, saya sangat bosan karena harus berkutat dengan skripsi (sampek sekarang sih), akhirnya saya cari video-video di Youtube. Video pertama yang saya lihat adalah VLOG Maudy Ayunda tentang My student’s Live in Oxford. Dan mood saya kembali normal setelah lihat video itu berkali-kali. Nah critanya, saat kita lagi buka video di youtube, kan pasti ada recommended channel. Ada sebuah video yang dari tampilannya aja udah keliatan kalau lagi-lagi tentang kuiliah di luar negeri. Pertama saya ignore aja lah, soalnya gak begitu tertarik sama negaranya. Sempet sih, pas notice ada recommended channel itu, temen saya bilang “Eh itu juga, bagus videonya, mbaknya cantik”. But then, setelah kucoba ignore akhirnya ya saya buka juga beberapa hari setelah itu. 
Dan apa yang saya temukan adalah, mbak Gita Savitri Devi ini luar biasa! Kalau pengin lebih tau tentang mbak Gita bisa lihat di youtube dengan nama channel yang sama persis kayak nama dia.
Well, mbak Gita ini bisa menyalurkan energi positif. Kenapa saya bilang begitu? Mungkin ya karena saya ini orangnya visual, seperti yg saya jelaskan diatas tadi. Jadi apa yang disampein mbak Gita bisa memotivasi saya buat kembali nulis, kembali mengoleksi foto, dan mungkin malah pengen bikin vlog juga. 
Nah, bagusnya. Vlog mbak Gita ini gak melulu tentang jalan-jalan atau daily activities gak jelas kayak kebanyakan vlog yang sekarang sedang gentayangan di Youtube. Channel mbak Gita ini penuh sama hal-hal yg emang worth it dibagi. Contohnya, gimana jadi mahasiswa di Jerman, tentang pengalaman dia student’s exchange di Belanda, puasa di Jerman, dan lainnya. 
Well yeah! She is so damn inspiring!
(bersambung)
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Tolerance is when you have a journey and overcome fears with those who have different faith, ethnic, and social background. It will make you understand that tolerance would make the world better. #Toleranceis @ukinindonesia #internationaltoleranceday ----------------------------------- Photo taken in the Journey of Understanding by Encompass Trust. Wales-UK 2016. (at Snowdonia, Wales)
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Text
THE JOURNEY: #DUA Suatu Ketika Dalam Pencarian Visa
Throwback: 16 Januari 2016. Beberapa hari setelah sampai Jakarta.
Tulisan ini akhirnya saya buat pukul 22.24 WIB, diantara mata yang sudah mulai berat dan badan yang berantakan. Hari ini adalah jadwal untuk menjalankan agenda utama saya ke Ibukota Jakarta dan jika (mungkin) beberapa team sebelum saya dapat menjalankan misi pengumpulan dokumen VISA dengan aman, nyaman, dan terkendali, team saya kali ini memang harus menjalani serangkaian dramatic moment layaknya di film-film hollywood.
Dramatic moment ini di mulai ketika saya mempertanyakan Bank Statement dari penyelenggara program di UK yang hanya ter update sampai tanggal 15 Desember dengan total saldo lebih kurang 15.000 Poundsterling. Berkali-kali saya yang dibantu oleh mentor Jakarta membuka tutup kalkulator di handphone. Saldo yang tertera hanya bernilai 340.000.000 jika di kurs kan ke rupiah. Sangat tidak cukup bila digunakan untuk menjalankan event internasional dengan jumlah peserta 24 orang dari 5 negara. Tapi akhirnya hal ini kami timbun dalam tawa-tawa lain dan ke-rempongan mengurus berkas yang lain.
BOM SARINAH: Diantara itu semua, hari kamis tanggal 14 Januari 2016 yang seharusnya menjadi hari untuk melengkapi semua dokumen pengajuan visa, pada akhirnya bisa dengan mudah gagal karena ada serangan BOM di Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat. Ini adalah kali pertama saya merasakan bagaimana nyawa terancam. Saya dan ketiga teman yang lain sedang dalam perjalanan menuju Jakarta Pusat untuk mengajukan sejumlah proposal kegiatan ke beberapa kementerian. Ketika sudah sampai Ring 1, kami di kagetkan oleh percakapan telfon mas Bayu dengan teman wartawan bahwa sedang terjadi serangan bom di wilayah Sarinah Thamrin. Pada awalnya saya mencoba tenang, tapi kondisi berubah ketika HP saya juga mulai ramai oleh pesan di grup WA. Secara cepat saya sadar meski di dalam mobil, tapi nasib serba tidak pasti. Berita yang beredar waktu itu pun sangat membingungkan. Selang 5 menit, beberapa panggilan masuk ke handphone saya, mas Bayu dan mas Adam. Mereka semua ingin memastikan bahwa kami  dalam kondisi yang baik-baik saja karena memang lokasi terakhir kami hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dari Serangan Bom.
Ya, kami memang baik-baik saja. Tapi tidak memungkiri jika ketakutan mulai datang. Meski saya sudah diajari berkali kali untuk tidak panik dan tidak mudah menerima informasi dengan begitu saja, untuk kasus ini otak saya secara otomatis memprogram untuk takut dan tanganpun menjadi dingin. Saya tahu ketiga teman cowok ini juga merasakan ketakutan, tapi cowok adalah makhluk ajaib yang bisa tetap calm down dan cool disaat-saat genting seperti ini.
Dalam kondisi serba tidak pasti, kami memutuskan pulang ke Bumi Harapan Permai di wilayah Jakarta Timur untuk menenangkan diri dan menenangkan perut yang sudah mulai tidak tenang sejak pagi. Akhirnya, kami baru bisa keluar rumah pukul 7 malam untuk melanjutkan misi melengkapi dokumen yang kurang.
  Malam itu Jakarta masih mencengkam, masih berduka,  masih serba was-was. Siaran TV berkali kali menampilkan konferensi pers dari POLRI yang menerangkan bahwa kondisi stabil. Nyatanya, hal tersebut masih belum bisa membuat otak saya kehilangan rasa takutnya. Sekitar jam 7 malam kami memutuskan keluar untuk melengkapi dokumen tersebut namun ternyata di Jakarta tidak mudah menemukan percetakan. Kami menuju daerah Tebet, beberapa kali memutari jalanan tapi tidak bisa menjumpai tempat print. Sekali kami menemukan tempat print dengan kualitas sangat apa adanya dan mahal, kami terheran-heran karena selembar kertas hasil print dihargai 1000 rupiah. Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba cari tempat lain, namun saya malah terjebak di tempat print yang lebih mengenaskan. Harganya 2000/lembar, 100 kali lipat daripada harga print di dekat kos.
Dokumen kelengkapan termasuk bank statement UK yang akhirnya tercetak ini saya teliti lagi karena takut jika kurang. Dan saya menemukan keganjilan, ada sebuah tulisan di Bank stateent tersebut “page 01 of 02”. Jadiii, memang masih ada halaman kedua yang seharusnya kami dapatkan. Mentor kami akhirnya menghubungi officer di UK untuk mendapatkan keterangan. Perbedaan zona waktu 7 jam antara UK-Indonesia yang akhirnya membuat semua orang menjadi khawatir dan menambah level ketakutan meningkat tajam.
Keesokan harinya, masih ada drama salah seorang teman yang lama di kamar mandi dan membuAt ketir-ketir kami akan telat masuk VFS.GLOBAL. Di dalam mobil, mentor kami terus memberikan informasi terkait pengumpulan dokumen, tapi arahan tersebut hanya masuk sampai di otak bagian depan. Bagian lain sudah terpenuhi rasa takut akan telat. Di lain kondisi, Mbak Kania yang sudah datang di TKP terlebih dahulu tidak hentinya menelfonku.
Singkat cerita kami telah berhasil mengumpulkan dokumen yang sudah kami persiapkan dan tidak lupa menunggu selembar bank statement keramat dari UK. Atmosfer di VFS ini membuat otakku merasakan UK semakin dekat. Dimana-mana terdapat bendera UK, poster sherlock holmes dan quote-quote lain yang menjelaskan UK, seperti “Great culture, Great sport, Great food, Great Britain”. Dalam hati saya berkata, “Ah! Welcome to Great Britain Dhika! One step closer dan kamu akan segera merasakan Winter di UK”.
Dalam penantian super lama ini, kami sudah menghabiskan waktu untuk keliling Mal Ambassador. Ada yang unik, ketika saya yang sudah terbiasa dengan Mal di Jawa Timur (Malang,Madiun dll) harus merasakan Mal Jakarta dengan budaya yang berbeda. Penjual yang biasa saya temui selalu menggunakan kata “silakan mbak”, “nyari apa mbak, dilihat dulu” namun ketika masuk Mal Jakarta yang saya temui adalah kata-kata “boleh” “boleh”  dan setiap penjual melontarkan kata-kata itu.
Deadline yang kami dapatkan dari pihak VFS adalah pukul 15.00. Kami masih menunggu e-mail dari UK sementara permasalahan masih tetap sama, London dan Jakarta selisih 7 jam. Karena lama tidak mendapatkan kabar, akhirnya mentor kami mencoba untuk menghubungi pihak UK sekali lagi hingga membuat kami lama menunggu dengan was-was. Sudah hampir jam 15.00 namun masih tetap belum ada respon. Jantung sudah mulai berdetak dalam ritme yang tidak wajar, kaki sudah kaku, mata mau terbuka rasanya susah. Hingga akhirnya jam 15.00 sudah lewat. Iya, lewat, dan masih tidak ada tanda-tanda email masuk. Rasanya UK tiba-tiba menjauh. Dada menjadi sesak, nafasku serasa berhenti, suara musik hiphop di speaker Mal Kuningan sama sekali tidak menarik, mas Bayu dan mas Adam yang sebelumnya terlihat cool akhirnya keleleran dan raut muka takut muncul dari wajah mereka.
Hingga akhirnya kiriman foto masuk, hati rasanya campur aduk. Kami lari naik turun escalator untuk mendapatkan internet access dan print data tersebut. Ini rasanya seperti kami diburu bom waktu. Kami masuk Vfs lagi dengan wajah sok manis, berpura-pura kami tidak punya masalah. Akhirnya kami bisa masuk dan mengumpulkan data tersebut, pukul 15.27. Kami masuk dan keluar dengan lega. Rasanya luar biasa, seperti ada misi yang sangat penting dan akhirnya terselesaikan.
Terimakasih Tuhan, semoga Great Britain will be the greatest place to find love and faith.
(Bersambung...)
 Note please:
Internet acces di vfs.global: Rp. 11.000,00/15menit
Print: Rp.2000.00 per lembar hitam putih.
Foto copy perlembar Rp.500,00 atau ada juga yang Rp.1.500,00
  Dokumen untuk Visa:
Akte lahir, Ijazah terakhir, KK, PASPORT, SURAT KETERANGAN MAHASISWA, Bank Statement (dari pihak sponsor dan bank pribadi dengan minimal transaksi 3 bulan), Letter of Sponsorship dari penyelenggara program, Jadwal selama di UK, foto copy KTP dan KTM.  Foto untuk VISA (bisa di dapakan di depan vfs.global dengan harga 45.000,00  (dapat 4 foto))
Pembuatan visa 15 hari kerja.
  8����{
1 note · View note
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Photo
Tumblr media
My home is near the misty mountain. Winter in Wales. February 2016 (at Nant Gwynant, Wales)
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Kita butuh jeda Diantara tujuh jam yang berbeda, Diantara Asia dan Eropa Kita butuh ruang Untuk bisa berfikir dan (mungkin) merindu Diantara sore ku. Dan tengah malam mu GMT +0 aku GMT +7 ......... (at Astor Museum Hostel)
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Text
THE JOURNEY: #SATU Menuju Ibukota
Hari ini jadwal untuk ketemu dosen pembimbing harus di reschedule lagi. Dan aku bingung harus ngapain karena revisian juga belum balik. Pagi-pagi udah galau aja pas buka WA dan dosen kirim pesan ketemunya di ganti besok. Belakangan, satu hari itu kerasa banget gunanya. Pengin skripsinya cepet kelar dan bisa main-main ke manapun. Ditengah ketidakpastian jadwal, akhirnya aku putuskan buat kembali mengisi tumblr. Lama banget nggak nulis karena waktunya udah di booking sama skripsi. Oke, jadi hal pertama yang akan aku bagi ke temen-temen semua adalah cerita tentang proses perjalanan kemaren menuju UK dan selama ada di sana. Ini hutang yang kemarin juga sih, udah nulis prolog tapi gak diterusin (Maafkan kalo PHP). So, guys! Selamat membaca.
  -Untuk mereka yang selalu sabar dengan lakonnya-
 Setelah pengumunan, kami peserta yang terpilih akhirnya harus mengadakan meeting beberapa kali untuk persiapan. Banyak yang dibahas mulai dari sponsorship, barang yang harus dibawa, attitude yang harus di jaga sebagai orang Indonesia, dan yang tidak kalah penting kelengkapan administrasi termasuk pasport dan visa. Beruntungnya, kami memiliki waktu persiapan yang cukup panjang, kurang lebih 3 bulan jadi tidak terlalu “ngoyo”. Secara bersamaan, masing-masing dari kami mulai mencari sponsor individu baik dari kampus, instansi pemerintah dan juga keluarga (om, tante, bulik, pakdhe, mbah dan sanak keluarga lain (tidak termasuk mantan yang sempat akan jadi keluarga tp tidak jadi) ).
Lanjut ke pencarian pasport dan visa yang penuh drama. Aku sendiri sudah pegang paspor sejak 2014, waktu itu harus buat karena jadi salah satu syarat jika ingin ikut program di Kamboja (meski akhirnya tidak lolos). Waktu yang harusnya dipakai buat mencari paspor akhirnya bisa aku gunakan buat mengerjakan hal-hal lain. Namun, di lain sisi aku was-was karena pasport yang aku pegang cuma berisi 24 halaman, ditambah beberapa orang menganggap itu pasport TKI dan tidak berlaku buat VISIT apalagi lintas benua. Akhirnya, aku berusaha cuek karena di halaman depan pasport sudah di tuliskan “The Goverment of Republic of Indonesia requests to all whom it may concern to allow the bearer to pass freely without let or hindrance and afford him/her such assistance and protection. This Pasport is valid for all parts of the world”. Beda kasus dengan salah satu anggota tim kami yang belum punya E-KTP dan ditolak pihak imigrasi Malang. Dia akhirnya harus pulang ke daerah asal dan mencari disana dengan segala kondisi yang ada. Meski punya tantangan masing-masing, kami harus tetap memutuskan bertemu di Jakarta tanggal 6 Januari untuk mengurus VISA. Aku berangkat sendiri dari Malang. Mas Adam yang janji menjemput di Stasiun Pasar Senen Jakarta pusat dan melanjutkan perjalanan ke BHP. Tapi tidak semulus itu, keretaku mengalami kerusakan lokomotif dan harus berhenti di salah satu stasiun selama 3 jam (aku tidak begitu sadar karena sudah malam dan dalam kondisi tertidur).
Lama – lama di dalam kereta sendirian nyesek juga. Tidak ada teman ngobrol. Bapak-bapak paruh baya yang duduk di depanku juga sudah terlihat bosan dan lapar. Begitupun aku, ingin makan tapi makanan berat di dalam kereta harganya sama sekali tidak bersahabat, sial. Akhirnya sekitar pukul 12.30 kereta sampai di Stasiun Pasar Senen. Kaki rasanya sudah mau patah, bahu sudah capek membawa daypack dan rasa lapar belum juga berakhir. Sudah gitu mas Adam tidak kunjung datang, berkumpulah perasaan bete, lapar dan pengin marah jadi satu. Hingga selang 30 menit lebih, dia akhirnya muncul dengan muka yang ternyata sama – sama kucel karena panasnya Jakarta dan debu jalanan. Tanpa pikir panjang, kami beli tiket Commuter Line menuju stasiun pasar  minggu sebelum nanti dilanjutkan naik Grabcar ke BHP. Entah kenapa sepertinya memang hari itu nasibku buruk, Commuter Line yang harusnya lancar, nyaman dan menyenangkan berubah jadi tempat gladi bersih neraka. Sial berlanjut karena mas Adam memilih commuter yang salah jalur. Di Stasiun pasar Angke, commuter tiba-tiba berhenti total. Kami terkurung di dalam gerbong yang menampung orang dengan jumlah tidak wajar. Keringat orang-orang ini berkumpul jadi satu seperti uap dalam oven. Aku sudah lemas tak berdaya di antara kerumunan orang. Drama semakin berlanjut karena tas jinjing berisi air minum dibawa mas Adam dan kami terpisah gerbong. Rasanya aku pasrah dan sudah lemas, ditambah ibu-ibu yang selalu mengomel membuat aku semakin ingin pingsan.
Selang berapa lama, pihak yang bertanggung jawab dalam kondisi ini akhirnya memindahkan kami ke commuter lain karena perbaikan juga nihil. Hingga akhirnya perjalanan normal sampai di Stasiun Pasar Minggu.  Balada memesan Grabcar pun tidak semudah yang aku kira. Harus terjadi missed com beberapa kali dengan driver dan membuat kami berjalan lagi padahal kaki sudah capek apalagi perut fix kosong. Sebenarnya dalam waktu tempuh normal, hanya membutuhkan 10-15 menit dari Stasiun Pasar Minggu ke BHP, tapi kondisi sial yang terus berlanjut membuat perjalanan menjadi lebih dari 2 jam.
Pelan-pelan di perjalanan aku memahami kondisi sekitar, bahwa hidup di ibukota tidak mudah. Terlalu banyak yang harus dikorbankan meski hasilnya kadang tidak seimbang. Aku secara tidak langsung merasa beruntung tinggal di Malang, atau setidaknya merasakan bagaimana damainya Pacitan saat pulang kampung. Grabcar yang kami pesan berjalan merangkak dan Jakarta kian menyore, pedagang sudah mulai berhamburan ke pinggir jalan. Sadar atau tidak, macet telah membuatku melihat mereka dalam setiap detail. Yang masih kumal, yang pantang menyerah, yang mengadu takdir dan yang akan tetap sabar.
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Quote
Mungkin ada kalanya kau harus sadar. Hanya karena perjalananmu lebih lama ketimbang yang lainnya, tidak berarti kau akan gagal.    Hanya karena jalanmu tak semulus mereka-mereka yang sudah sampai duluan, tidak berarti kau tidak akan sampai ke sana.   Hanya karena kau masih mencari-cari, tidak berarti kau tidak akan berhasil.   Semua orang punya caranya sendiri-sendiri. Setiap manusia punya waktunya sendiri-sendiri.
Remember that (via mbeeer)
2K notes · View notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Link
For those who miss someone so damn much.
Hello there, aku kangen!
0 notes
dhikasaurus-blog1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Madiun vs Yogyakarta Tentang tempat berbeda dan rasa yang sama. #pairproject #langit #kusumaD
0 notes