Tumgik
fanfic48indo · 11 years
Photo
Tumblr media
Kode DVD: OKT-048
Starring: Rika Leona dan Sendi Seniya
Harga:  ¥3980
Durasi: 120 minutes 
Publisher: SOD (Sok On Demand)
Dapatkan di toko-toko dvd terdekat
12 notes · View notes
fanfic48indo · 11 years
Text
Kado Ulang Tahun Untuk Kinal
Tumblr media
“HAPPY NEW YEAR 2013 <3<3<3”, ya hari ini adalah tanggal 1 januari 2013. Aku harus pergi ke teater untuk tampil di event tahun baru. Alasanku semangat pergi ke teater hari ini adalah bukan karena aku ingin menyapa dan bertemu fans, tapi karena seseorang yang telah menghiasi hari-hariku selama ini. Tentu saja dia adalah kinal. Tak sabar aku ingin bertemu dengannya dan melihat paras cantiknya.
Tak lupa kalau besok adalah hari yang sangat istimewa dan sangat dinanti-nantikan oleh dia. Aku pun sudah mempersiapkan kado istimewa untuk dia. Ini adalah kado teristimewa untuk dia, tidak ada yang mampu menandingi keistimewaan kado dariku ini.
Sesampai di teater ternyata kinal sudah ada di sana duluan. Sebenarnya aku ingin memeluk dan mencumbu dia, tapi karena banyak member dan staf di sini maka kuurungkan niat itu. Semoga aku bisa menahan hasrat ini sampai hanya kami berdua di sini, aku dan kinal.
“Ve.. ran.. da”, panggil dia.
Ntah kenapa jantungku berdetak kencang sekali mendengar panggilan itu. 
***
Hari ini kami pun diberi pengarahan oleh staf untuk acara even kali ini, di sesi terakhir ada even game. Masing-masing dari kami akan dibagi menjadi dua kubu yaitu kubu merah dan kubu putih. 
Di dalam hati pun aku meracau “Aku harus se-team bersama kinal, harus... pokoknya harus...”.
Ternyata penentuan team itu melewati suatu undian. Aku pun mengambil duluan kertas dalam kocokan undian itu dan ternyata aku mendapatkan warna merah. 
Aku lalu berbisik ke kinal, “Kinal kamu yang merah ya, aku takut nih sendirian...”. 
“Tentu Ve, kita harus selalu bersama...”
Kinal pun mulai mengambil undian itu, entah kenapa jantungku kembali berdegup kencang seperti tadi. Ketika kinal membuka ternyata warna merah juga. Kinal pun langsung berlari ke arahku dan langsung memelukku.
“Ve... gw dapet merah juga....”, sambil memelukku.
Oh indahnya pelukan kinal, aku pun merasa berada di surga. Aku pun membalasnya dengan pelukan yang sangat erat. Tak ingin ku lepaskan pelukan ini, namun terpaksa harus ku lepaskan karena staff udah mulai berbicara untuk pengarahan selanjutnya.
***
Show event itu pun segera dimulai. Aku, kinal, rena, stella, dan shania harus memakai pakaian kimono untuk menyapa fans di awal acara. Balutan kimono yang indah sudah menutupi tubuhku. Aku lihat kinal yang memakai kimono itu sungguh cantik, lebih cantik dariku. Ntah kenapa dari beberapa member yang memakai kimono waktu itu hanya kinal yang sangat memancarkan aura kecantikannya bagiku.
Tumblr media
***
Tiba suatu MC setelah kami menampilkan lagu “Rugi dicium”. Meskipun kinal telah berulang kali mencumbu diriku aku tidak pernah merasa rugi. Abaikan saja ini, mari lanjut bercerita. Posisi kinal waktu MC itu ada di sebelah kiriku, namun terhalang oleh tubuh tinggi Shania. Ah Shania, kamu mengganggu saja. 
MC itu kami harus menjelaskan mengenai harapan kami di tahun 2013 ini. Di dalam hati harapanku adalah “setelah kinal lulus SMA, kinal harus kuliah di tempat yang sama denganku, supaya aku bisa selalu dekat dengan kinal, pokoknya di tahun 2013 ini kinal harus selalu jadi milikku setiap saat”. Tapi tak mungkin kata-kata ini terucap ke penonton. Sebenarnya aku ingin semua orang tau bagaimana hubunganku dengan kinal, tapi tidak untuk saat ini. Mungkin suatu saat orang-orang akan mengetahuinya.
Dan ketika giliran kinal yang memberi tahu harapan-harapannya, ingin tanganku menggenggam kinal. Akhirnya tangan kiriku, ku belakangkan dan mencoba untuk meraih tangan kanan kinal. Akhirnya aku bisa meraihnya. Di balik punggung Shania, tangan aku dan kinal saling menggenggam dan meremas. Pada saat itu aku merasa bersatu dengan kinal dan tak terpisahkan. Mudah-mudahan tidak ada penonton yang berprasangka aneh-aneh, apa yang tangan kami lakukan di balik tubuh Shania.
***
Dan tibalah sesi terakhir di even ini yaitu even game. Aku dan kinal pun sudah memakai kaos merah dan celana hotpans. Pada saat itu aku memilih duduk di sebelah kinal. 
Ketika game memakan kue, aku ditunjuk sebagai pemain utama yang memakan kue. Sedangkan rekan permainanku adalah sang leader tim merah yaitu Cindy yang akan menyuapiku dalam memakan kue. Semoga saja kinal tidak cemburu pada cindy. Toh ini kan cuma permainan juga.
Permainan pun dimulai, akhirnya tim kamilah yang menang. Puji tuhan. Aku pun pergi ke belakang panggung untuk membersihkan sisa-sisa kue di sekitar mulutku. Tiba-tiba kinal ikut ke belakang panggung dan mendatangiku.
“Ada apa say..”
“hmm itu di bawah mulut kamu masih ada sisa-sisa kue tuh...”, seru kinal.
“Masa sih, kayaknya barusan udah kubersihin semua”, kataku.
“Di sini?”, aku bertanya ke dia sambil menunjukkan jari tangan ke bagian bawah bibir merahku.
Dan apa yang terjadi selanjutnya membuatku kaget, tiba-tiba kinal menjilati sisa-sisa kue di sekitaran mulutku dengan lidahnya.
“Hmmm.... kuenya enak ya...”, kata kinal.
Ya tuhan, apa yang terjadi dengan diriku ini. Aku merasa melayang. Kinal pun menatapku dengan senyuman. Ingin aku membalas jilatannya di bagian privat dia. Tapi.... Yasudahlah...
Jari tangan ku kembali memegang bagian wajahku yang telah terbasahi oleh lidah kinal. Masih terasa hangatnya air ludah kinal di kulitku. Ku usapkan jari tangan ku kebagian basah itu agar jariku ikut basah. Kemudian kumasukkan jari tanganku ke mulutku dan ku kulum untuk menikmati rasa ludah kinal. Kuanggap ini percumbuan yang tidak langsung sambil membayangkan sedang bercumbu dengan kinal.
Aku dan kinal pun kembali ke panggung untuk sesi selanjutnya. Di sesi game ini, sering kali secara tidak sadar tiba-tiba aku merangkul dan memeluk kinal dari belakang. Mudah-mudahan saja mereka yang melihat kami menganggap hubungan aku dan kinal masih wajar-wajar saja.
***
Setelah even ini berakhir, ternyata kinal harus buru-buru pulang ke bandung, karena sudah terlanjur memesan tiket travel. Padahal aku ingin ngobrol-ngobrol banyak dengannya. Mungkin lain kali saja.
Dan ketika kinal sudah meninggalkan aku untuk pulang ke bandung, aku baru ingat kalau kado ulang tahun dariku belum kuberikan untuk kinal. Oh Tidak... kenapa aku bisa lupa seperti ini. Aku jarang sekali kelupaan, ntah kenapa aku bisa lupa hal sepenting ini. Mungkin aku kelupaan karena hari ini aku terlalu terbuai dengan kinal.
Sementara kado itu masih berada di kursi belakang mobilku. Di dalam hatiku pun bimbang, apa aku harus menyusul dia ke bandung untuk memberikan kado ini atau nanti saja kalau dia kembali ke jakarta. Aku tidak ingin kado ini terlambat kuberikan di hari ulang tahun dia. Akhirnya dengan pikiran yang random, aku putuskan untuk menyusul kinal ke bandung hanya demi kado ini.
Lalu kupacu mobilku ini melewati jalan tol untuk mencapai kota bandung. Tentu saja untuk mencapai rumah kinal. Aku pun tidak memberi tahu apa-apa sebelumnya ke kinal kalau aku mau ke bandung. Biarkan saja ini menjadi kejutan untuk dia.
Setelah dua jam lebih perjalanan akhirnya aku sampai di depan rumah kinal. Kulihat rumahnya sudah gelap. Ya ampun.. aku baru sadar kalo sekarang sudah jam 10 malam. Ga enak juga mau ngebell rumah kinal jam segini. Akhirnya aku terinspirasi oleh lagu “Pajama Drive” yang pernah kami tampilkan di setlist sebelumnya, meskipun aku tidak pernah mendapatkan posisi di lagu ini. 
Aku pun melempar sesuatu yang bisa ku lempar ke kaca jendela kamar kinal. Tak lupa ku memberikan pesan “LINE” ke dia: “say... aku di depan rumah kamu...”.  Lalu terlihat kinal yang membuka gorden jendela kamarnya, dia terlihat kaget melihat aku di depan rumahnya.
Kinal pun membuka pintu dan menemuiku.
“Ve... ngapain kamu malam-malam ke sini... Pasti kangen ya...”
“aduh maaf ya ve tadi buru-buru pulangnya... ”, kata kinal.
“mmmm ngg gak.... aku cuma mau ngasihin kado ulang tahun buat kamu...”, kataku.
“Sini masuk aja, ngobrolnya di kamar aja, di luar dingin...”, ujar kinal.
“Makasih ya say...”, kataku.
Aku pun masuk ke rumahnya dan diarahkan ke kamarnya sambil tak lupa membawa kadoku untuk dia. Nampaknya keluarganya sudah mulai tertidur lelap semua karena tidak ada tanda-tanda keramaian.
“Ve aku boleh buka kado kamu sekarang...”
“Tentu saja say... mudah-mudahan sayang suka...”
Kinal pun mulai membuka kado dariku. Kembali detak jantungku berdetak cepat. 
Dan ketika bungkus kado tersebut sudah mulai terbuka, isinya adalah gaun pengantin yang indah dariku.
“Wah cantik sekali gaun ini....”, kata kinal.
“Makasih banget ya veeee...”, sambil dia memelukku dan mencium pipiku.
“Boleh ku coba pakai sekarang ga...”
“Aku udah ga sabar pengen liat kamu makai gaun itu...”
Kinal pun dengan terburu-buru melepaskan pakaiannya dan mulai mencoba memakai gaun itu. Akhirnya gaun indah itupun menutupi tubuhnya. Dia sangat terlihat seperti bidadari. Aku pun terkagum dengan dia.
“KINAAAAALLL kamu cantik sekali....”
“Serius ve??”
“Iya... tentu saja... aku suka sekali kamu memakai gaun itu...”
“Makasih ya veee.. ini kado paling berkesan buatku...muaaah”
“Sebenernya ada kejutan lain sih dariku, kamu tutup mata dulu tapi ya...”
“Okeeyy”, kata kinal
Akupun menutupi mata dia dengan penutup mata.
“Tunggu sebentar ya...”
Aku mulai melepas pakaianku dan memakai gaun pengantin lain yang ada di tasku. Gaun pengantin yang ku pakai merupakan pasangan dari gaun yang sedang dipakai kinal.
“Kamu boleh buka tutup mata sekarang...”
Dan ketika matanya terbuka, mata dia terlihat terkagum dengan gaun pengantin yang ku pakai. 
“VEEEEE CANTIKKK SEKALIIIII,,,,”
“makasih say ... semoga kita nanti bisa jadi pasangan pengantin yang paling bahagia...”
“Tentu saja veee”
“Tahu ga say, gaun yang kita pakai ini, aku desain sendiri loh.. hanya untuk kita berdua... bagus gak??”
“Apa sih yang ga bagus dari bikinan JESSICA VERANDA itu... semuanya pasti sempurna...”
“Aaah kamu bisa aja say...”, kataku.
“Kita foto2 yuk..”, kinal mengajakku foto-foto.
Kami itu berfoto-foto ria dengan memakai gaun pengantin indah ini layaknya foto prewedding. Tidak, ini bukan prewedding, aku dan kinal ini seperti pasangan yang menikah di gereja yang megah dan dihadiri oleh banyak tamu.
Tumblr media
“Say... tidak ini aja kok kejutanku malam ini buat kamu...”
“Wah ada kejutan lagi... gw penasaran nih...”
“Kamu tutup mata lagi ya...”
“Baiiik ve...”
Tidak, ini sebenarnya bukan kejutan, tapi ini adalah rutinitas kami sebagai pasangan yang romantis. Aku pun mulai melepaskan gaun ini. Kali ini aku tidak memakai baju apapun. Kinal pun ku suruh membuka penutup matanya.
“Malam ini kamu boleh memakai seluruh jiwa ragaku say...”, aku bilang dihadapannya sambil telanjang setelah matanya terbuka.
Tanpa kata-kata, dia tiba-tiba merebahkanku ke kasur dan mulai mencumbu bibirku. Aku pun menikmati cumbuan bibir kinal. Dia kemudian menjilati tubuhku yang tak terbalut apapun ini. Aku seperti kue lezat yang sedang dijilati oleh kinal dengan penuh nafsu. Oh aku pun mengerang dan kurasakan kenikmatan yang tiada tara. Tidak ada sedikit area kulitku yang tak tersentuh oleh lidah kinal. Apalagi ketika dia sampai di daerah intimku, aku seperti melayang ke surga. 
“AAAAAHHHH AHHHHHH”, terdengar desahan kenikmatan ku.
Setelah lama bermain di daerah itu, kini kinal pun mulai melepaskan gaun cantik yang dia pakai. Saat ini kami tidak terbalut apapun. Kini giliranku yang memuaskan hasrat kinal. Aku pun berbalik menjilati kulit putihnya. Ketika jilatanku sudah sampai putingnya, aku coba gigit, dia tiba-tiba mengerang keras “ARRRRGGGHHHH”. Untung saja tidak ada anggota keluarganya yang terbangun. Aku pun bergantian menjilati bagian kanan dan kirinya dengan penuh nafsu.
Kinal pun sempat berteriak “VEEE AKU HANYA MILIKMU...”.
Aku senang mendengar kata-kata itu dan semakin membuatku semangat untuk menikmati tubuh dia.
Akhirnya segala hasratku yang terpendam dari pas di teater tadi bisa terpuaskan malam ini hanya dengan sayangku kinal. Malam ini begitu indah bagiku, seperti malam-malam sebelumnya saat kegiatan romantisku bersama kinal. Tidak, ini lebih indah karena malam ini adalah malam ulang tahun kekasihku, orang yang paling ku sayang, ya dia adalah DEVI KINAL PUTRI.
~FIN~
Oleh: mbohlah
3 notes · View notes
fanfic48indo · 11 years
Quote
Kami Senang, kalian pun terpuaskan."
0 notes
fanfic48indo · 11 years
Text
Kenikmatan Dunia yang Tertahan
Hitori kiri wa sabishii you ne himitsu kurai tsukuritakatta Keitai no MEERU okureba sugu ni kaeru ai ga subete
Lagu AKB48 - renai kinshi jourei ini masih terus terputar dengan suara yang tidak terlalu keras di ipod merahku yang kecil ini. Lagu yang baru kudengar ini menemani perjalananku ke suatu tempat di sabtu pagi yang cukup cerah kali ini. Mungkin pada belum tahu , tempat kali ini adalah sebuah tempat dimana diadakan pertunjukan teater dari sebuah idol grup yang lagi naik daun di negeri ini. Teater JKT48 lebih tempatnya.  Haaii...Dengan senyuman, aku akan menaklukkan dunia! namaku Stella~  . Yups, namaku stella, umur masih sekitaran 18  . Sudah 1 tahun lebih tepatnya aku menjadi bagian dari JKT48 ini. Hari ini adalah hari ketiga teater JKT48 dengan setlist terbaru "Renai Kinshi Jourei" setelah 7 bulan lamanya aku dan teman-temanku perform dengan setlist "Pajama Drive".
6 jam kemudian sekitar pukul 9 malam, berakhirlah teater hari ini dengan penuh kemeriahan dari para fans. Mungkin masih dalam situasi natal serta tahun baru dan juga setlist terbaru yang membuat teater hari ini rama. Teater hari ini membuat keringatku terus bercucuran. Apa mungkin efek lagu-lagu baru yang membuatku begini. Sambil , mengusap keringat, aku mempersiapkan diri untuk balik ke rumah. Lalu, seketika ada yang mencolekku dari belakang . Dia adalah Shania , sering dipanggil shanju oleh kami semua. Member yang termasuk dalam hitungan member termuda, dengan bertalenta dan mempunyai pesona yang tinggi. Bagaimana tidak banyak fans nya kali ini. Dengan ciri khas "manyunnya" membuat banyak orang terlena dengan keindahan wajahnya.
Tumblr media
" Cistel, Cistel, aku boleh minta sesuatu gak sama cici" pintanya. " Minta apaan nju, kalau bisa dibantu, aku bantu dah  " Jawabku. " Semalam ini, aku boleh nginap di rumahnya cici gak, pengen banget nginap di rumahnya cici, lagi gak ada kegiatan nih di rumah, " tanya si Shanju " Yah, jangan sekarang dong nju, aku lagi pengen banget istirahat" jawabku. " Tapi Ci, Besok kan juga hari minggu, Aku benar-benar pengen bermain dirumah cici. Pleaseee , sekalian besok pagi bisa berangkat bareng wawa juga ke Seketika aku pun berpikir, ku masih melihat matanya yang berkaca-kaca yang nampaknya terus berharap agar dia bisa main ke rumahku, mukanya yang begitu menggoda membuatku tak bisa untuk berkata tidak. Akupun menjawabnya "iya, boleh dah kali ini nju, kebetulan kedua orang tuaku juga lagi pergi dan cuma ada sonia di rumah  tapi jangan nakal ya .. heheh" genit aku. " Makasih cici, tenang ajaaaaaa, aku gak akan nakal kok" jawabnya sambil memelukku dan mencium pipiku. Aroma parfum dari Jepang yang baru dibelinya 2 minggu lalu itu membuatku terus ingin menahan dia dalam dekapanku seketika itu. Terasa banget aku seperti berada di surga dunia ketika itu.
Tumblr media
Diapun melepaskan pelukannya.. "Yuk ah ci, cici meluk mulu nih, kangen banget ya sama aku" tanyanya Akupun tertawa ringkih menanggapi pertanyaannya. Keluarlah aku dan shanju lalu menuruni altar suci bagi para fans tersebut. Seketika kami pun sudah sampai di lantai 1 yang nampak sudah semakin sepi dengan hiruk pikuk para shopaholic yang rela menghabiskan duitnya jutaan rupiah demi kesenangan belaka di tempat ini. Namun, kami pun terkadang masih melihat ada 2-3 orang lelaki yang tak lain adalah para fans itu sendiri. Kamipun melambaikan tangan kami ketika mereka menyapa kami. Tak lupa dengan senyuman yang membuat mereka merasa seperti malu. Aku mengambil mobil yang masih terparkir di lantai dasar mall tersebut. lalu menjemput shanju yang masih berada di depan lantai 1. Setibanya, Shanju langsung naik ke mobil dan berada di sampingku. Kupacu mobilku yang hanya dapat menampung keempat orang tersebut keluar dari mall yang megah tersebut dan mulai untuk melewati macetnya keadaan ibukota di malam hari. Di tengah perjalanan yang baru saja 15 menit ini, macet ibukota ini benar-benar tidak dapat teratasi, aku pun menggerutu, aku harus cepat sampai di rumahku. Sambil  menyetir, ku melihat shanju sedang asyik mengotak-atik hape androidnya yang masih terlihat cukup mengkilat dibandingkan dengan hapeku yang terlihat sudah cukup kusam. "Serius amat sih sama hapenya, lagi ngapain ?" tanyaku. " Ini si cindy ngetweet tentang tsundere ....hahahhahah " " Loh. emang kenapa tsundere ? " Ya, dia ngucapin terima kasih aja udah bantuin peragain apa itu tsundere " " Nanya apa lagi si cindy nju ?" " Gak ada sih, kita cuma lagi twit iseng-isengin kak dhike nih,, kan bentar lagi dia mau kuliah, kali aja dia bisa menjadi pengusaha makaroni ntar.. hahahahah" " Ohh,, hehehhe... btw, nju, suaramu di lagu bunga natal musim panas itu bagus juga" " ah, cici bisa aja, masih bagusan cici deh, yang bisa diberi kesempatan nyanyi solo di lagu pertama. itu suaranya cici benar-benar keren abis dah" pujinya sambil menepuk pundakku. " Yang penting kita dah berikan penampilan yang bagus ya kepada penonton. hehhe " " Pastinya,, kan kita tumbuh bersama fans.. hihihiw, btw ci, ntar sampai rumah cici, kita cerita-cerita ya.." " Cerita apaan nju " " Rahasia " Jawabnya sambil mencoba untuk membuatku berfikir apakah yang akan diceritakannya nanti . 35 menit kemudian , macet ini sudah berhasil kulewati, aku menyetir dengan kecepatan 100 km/jam . aku melihat shanju masih setia dengan gadgetnya tersebut. Tak mau terganggu, aku konsentrasi dengan kendaraanku ini. Hingga akhirnya nyampe setelah 1 jam perjalanan Sesampainya di rumah, aku melihat shanju sudah dalam keadaan tertidur pulas. Mukanya yang begitu polos itu membuatku tak sanggup untuk membangunkannya. Lalu, apa yang harus kulakukan ? Seketika aku melihat kancing bajunya yang sedikit terbuka, akupun penasaran, dibalik baju itu terlihat tubuhnya yang begitu indah yang  dibaluti dengan bra berwarna putih , terlihat begitu anggun, namun aku pun langsung menutupinya, karena menyadari aku hanyalah wanita biasa, bukan wanita yang haus akan birahi, sama halnya dengannya dia. Akupun masuk ke dalam dan memanggil sonia, yang kebetulan dia masih setia menonton didepan televisi 12 inchi kesayanganannya. Si sonia adalah adikku yang termasuk member JKT48 juga , hari ini dia tidak tampil karena tidak ada di listnya " Ci, si shanju, puas banget tidurnya" tanyanya " Iya nih, padahal tadi katanya, pengen main di rumah dan mau cerita-cerita banyak sama kita, eh taunya, dia duluan yang tertidur" Jawabku " Ya ampunnn, nih anak gayanya aja mau cerita-cerita malam hari.. hahahha.. Tampang Tua tapi ya tetap aja masih anak-anak ya ci" Tertawa Sonia " Hahahahahahah, ya udah sini bantuin aku dong " Akupun mengangkat shanju barengan dengan sonia. Badan Shanju yang begitu kurus itu pun sangat cukup ringan diangkat oleh kami berdua. Kamipun merebahkan dia di kamar tidurku yang berada di lantai 2 rumah ini. " Sonia, Keluar dulu ya, Aku mau ganti baju dulu " Pintaku kepada Sonia. " Yokeeeey Ci " Sonia pun keluar dengan wajahnya yang begitu cukup bahaagia. Mungkin karena aku mengganggu dia tadi dengan asyik menonton film kesukaannya. AKu menutup pintu kamar itu dan mengganti pakaianku dengan pakaian tidur. Suara jarum jam itu terasa seperti keras sekali ditengah sepinya malam ini. Poster Boyband yang tertempel di kamar dinding seluas 3 X 4 meter itu pun rasanya seperti mengamatiku dengan tatapan penuh nafsu. Bagaimana tidak, tubuhku terlalu indah untuk diamati oleh mereka. Dibalik, tatapan lelaki yang hanya di dalam kertas poster itu, ada sebenarnya aku menginginkan untuk mempunyai seorang lelaki yang benar-benar kucintai, yang dapat mengerti aku, dan membelai aku dikala kesepianku. Aturan di tubuh idol grup yang satu ini membuatku resah untuk memiliki seorang lelaki. Miris. Tanpa Sadar ketika aku memikirkan lelaki tangisku pecah di malam minggu ini. " Aku mau dia, aku mau dia, aku mau orang yang aku selalu temui di tempat itu. Dia yang kukenal, dia yang senyumnya manis, dia yang membuatku melupakan masa-masa ku yang lalu" Rintihanku. Aku terpaku sambil memandang ke bulan yang sedang tertutup oleh kabut tebal itu. Suasana hati ini mirip sama yang terjadi diluar. Suasana penuh dengan kegalauan hati. Kegalauan Hati dan tangisan yang begitu menguras air mata ini membuat ku hanyut dan hanyut Tanpa sadar kegalauanku membuatku begitu capek dan rebah di kasur. Aku pun sudah tertidur dan berada si samping shanju Hingga pada pagi harinya, mungkin bisa dikatakan pagi buta juga. "Ci, bangun dong ci..Cistelllaa.. helllooooo" Teriak Shanju... Ku mencoba membuka perlahan demi perlahan mataku ini. Mata ini masih berat untuk terbuka. Rasanya masih 3 jam aku tidur di tempat ini. Perlahan-lahan aku dapat melihat jam dinding tersebut. Jarum jam yang panjang menunjukkan angka 4 sementara yang pendek masih menunjukkan antara angka 4. Oh, my god. Shania membangunkan ku jam segini. Ada apa gerangan si shania membangunkanku jam segini, gerutuku dalam hati. "Ci, bangun dong ci, mau cerita-cerita nih" Paksa dia. "Bentar lagi ya nju,, masih jam segini, masih kepagian" Pintaku "Ciciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii" Teriak dia di kupingku Aku pun terkaget seketika. pikiranku sudah seperti orang tuaku yang memanggilku untuk bangun. Huh, ini anak. Dengan malasnya ku mencoba untuk bangun dan menuju kamar mandi. Langkahku yang seperti siput ini membuat ku benar-benar tidak mau untuk beranjak dari kasur kesayanganku. Sesampainya di kamar mandi, aku hanya mencuci muka, membilas bagian-bagian tubuhku yang perlu dibilas , tidak ada niatan untuk mandi, karena benar-benar terlalu pagi. Tak lama , aku keluar dengan masih menggunakan pakaian tidur. Pakaian tidur yang cukup transparan, sehingga pakaian dalamnya pun terlihat. Tapiii, kejadian dimulai ini sehabis ini "Ih, Cici, mandi gak mandi , tetap cantik dah..hihihih" "Ah, Yang bener nju.. bercanda aja ih" "Bener, kok ci, masa aku bohong sih apalagi dengan potongan rambut nya yang sekarang makin cantik aja nih cici"
Tumblr media
Akupun tersipu malu, emang sih anak ini tampangnya dah dewasa ya tapi tetap dan tetap saja dia masih kecil, mungkin baru menjalani masa menstruasi kali, jadi mengerti arti dari keindahan seseorang.
Tumblr media
"Oh ya nju, emang mau cerita-cerita apa sih, kok tumben bangunin aku pagi-pagi" tanyaku. "Yah, sebenarnya pengen cerita-cerita yang di teater aja sih ci, cerita tentang perasaan hati sih mungkin lebih tepatnya" "Duh, kok perasaan hati sih nju, ciee , udah mulai kena perasaan jatuh cinta ya" candaku "Ah , gak kok ci, cici kan tau kita dilarang gitu pacaran, tapi sebenarnya aku tahu kalau cici itu lagi kesepian banget walaupun sebenarnya ada wawa juga yang kadang-kadang menemani cici" Lalu, aku pun terbingung, darimana anak ini tahu, apakah dia bisa membaca pikiranku, atau apakah dia seorang malaikat yang tau saja apa yang selalu kulakukan.Aku Mencoba untuk berbohong kepada dia tentang apa yang kurasakan. " Mana ada , aku kesepian nju, nju ada-ada aja nih ceritanya" jawabku " Perasaan hati gak bisa dibohongi loh ci, aku mengerti kok, gini-gini aku kan niat jadi psikolog, jadi perasaan-perasaan orang yang sedang galau ya tentu aku tau." "Orang yang mana nju, kagak ada , aku gak bohong, aku gak mencintai seseorang kok" Ceplosku. "Tuh, ketebak, aku kan gak pernah bilang cici gak mencintai seseorang, nah lohhh, Cici jujur dah, Cici suka sama kakak yang itu kan. Kakak itu ganteng kok............ Dan entah mengapa di aku sama sekali tidak mendengarkan bawelannya shanju sewaktu itu, aku melihat bibirnya yang begitu apik bercerita layaknya membaca mantra itu, mukanya yang seperti muka dewasa itu, rambutnya yang tergerai lurus itu membuat aku tak tahan dan dengan segera langsung mendekapnya kedalam pelukanku " Cici, cici kenapa ini,, kok tiba-tiba begini" " Nju, boleh aku mengatakan sesuatu padamu?" " Apaan sih  ?" " Aku sayang dia, lelaki itu, tapi nju jangan cerita ke dia ya" pintaku " Tuh kan benar, apa yang aku bilang " tawanya Namun entah kenapa aku tidak bisa melepaskan shanju dari dekapanku. Ingin rasanya kalau shanju itu adalah sebenarnya lelaki yang kucintai selama ini. Tapi, shanju pun wanita sama seperti aku. Namun, tanpa sengaja terlepas lah kata-kata itu dari ucapanku " Nju, aku lebih menyayangi kamu, Semenjak aku mengenal kamu, aku seperti ada rasa dengan kamu nju, Bolehkah aku menyayangimu" Dan seketika darahku mengalir dengan cepat. Hormon ku sudah seperti naik dan berhasarat tinggi untuk melakukan sesuatu yang diluar dugaan itu. Tiba-tiba aku mencium pipi empuk dari shanju dan merebahkan shanju di dadaku ini. Mungkin Shanju dapat mendengarkan debar jantungku yang kencang ini. Debar jantung perasaan yang sedang dirundung cinta. Akupun membelai rambut shanju yang panjang itu dan menyentuh paha nya. Dan dengan kerasnya dia lalu mencoba melepaskan pelukanku. Namun ,tetap tidak bisa. pelukanku yang sudah seperti ikat simpul mati menghalanginya untuk melepaskannya. Akupun berbisik kepada dia " Nju, tenanglah, gak apa-apa kok " " Maaf ci, kalau ini yang cici mau,....huaaaaaa " sontak dia menangis Badan yang tadi mencoba melepaskan itu tiba-tiba kalem dan merubah situasi menjadi sendu.Suasana pagi yang masih seperti tidak ada kehidupan ini seperti mendukung perasaan sendu kali ini, hanya ada kokok ayam yang makin lama makin mengecil suaranya. Lalu, akupun melepaskannya dari dekapanku dan melihat ke air matanya yang mengucur keluar hingga membasahi seluruh muka, tak terkecuali bibirnya. Dengan sigap , akupun langsung membersihkan air mata yang mengalir di bibirnya itu dengan bibirku sendiri.  Aku mencoba untuk memainkan lidahku didalam mulutnya. Dan entah mengapa, Shanju pun mengikuti irama permainan itu, Dia pun berusaha untuk mengait-ngaitkan lidah nya untuk terus dapat dikulum dari bibirku. Ya tuhaaannn,  begitu nikmat sekali perasaanku ketika lidah nya mampu berada dalam kuluman lidah ku, aku merasa seperti mendapat kenikmatan dunia sewaktu itu. Dikala kulumannya itu, aku masih berpikir kembali , ya tuhan salahkah aku memperlakukan dia sekarang ini. Akupun seperti sudah kehabisan nafas untuk mengulum bibir dari shanju itu. Kami melakukannya dengan penuh nafsu. Lalu, akupun melihatnya kancing bajunya yang lepas itu. Sontak akupun membukanya, ketika ku melihatnya, ternyata shanju memiliki payudara yang cukup nikmat untuk dilihat. Dengan gesit aku pun memainkan tangaku di dalam bra putih nya yang begitu menggoda itu.  "Ci, masa kita mau beginian sih ci,aku kan masih kecil" "Gak apa-apa kok nju. Tenang saja," Sambil mencoba untuk menenangkannya karena perasaan takutnya itu Tanpa basa-basi , akupun dengan sergap memegang dan memainkan payudara shanju yang indah itu. Aku meremas-remas perlahan yang membuat dia semakin terlena dalam kenikmatan . Mukanya yang sudah seperti orang dewasa benar-benar tepat untuk mengekspresikan kenikmatannya saat itu, nafsu birahi ku pun semakin menggila untuk dapat terus memberikan kepuasaan kepada shanju, walaupun akupun sebenarnya pengen untuk dirangsang sama dia. "Cici, perasaan ini, entah kenapa aku dapat menikmatinya sekarang .. ahhh.. ahhh " Desahan suara shanju membuatku makin terus untuk merangsang dan akupun seperti terangsang sehingga membuat cairan ovarium dari bagian bawah vaginaku pun sedikit demi sedikit mulai keluar. Mungkin karena baru melakukan pertama kali , yah, jadi seperti ini. Akupun mencoba mengajak tangaannya shanju untuk memegang payudaraku.  Dia seperti dapat mengikuti instrusksi ku, Dia memegang perlahan-lahan yang membuat aku pun benar-benar terangsang dengan hebatnya.  "Aaaaggghhhhh shanju.. !!  ahhhh ! eranganku ketika dia dengan lincahnya memainkan payudaraku. Dengan sigap dia lalu melepaskan bra ku dan seluruh pakaian ku ketika itu.. Aku pun juga mencoba membuka pakaiannya sedikit demi sedikit dan akhirnya, berhasil kulakukan. Dan, Sekarang kami berdua sudah dalam keadaan tanpa benang sehelai pun . Badan kami sudah cukup dengan keringat yang bercucuran walaupun kami baru bermain selama 15 menit lamanya. Tanpa Basa-basa lagi aku pun langsung tertuju ke puting payudaranya shanju dan dengan sigap menghisapnya... " AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH .. AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH " Desahan Shanju si anak berusia 14 tahun itu. Mendengar rintihan dari shanju tersebut . membuat nafsuku makin besar untuk terus memberikan kepuasaan terhadap wanita yang baru kucintai ini. " Cici, Sakit sakit " teriaknya Aku lagi menggigit putingnya . yang membuat dia seperti menggelinjang tak kuasa menahan sakit. Sementara bibirku masih menggigit puting payudaranya, tangan kananku mencoba untuk terus memberikan rangsangan ke payudara nya yang sebelah kiri yang membuat sensasi sex kami ini semakin tak tertahankan. " Cici,, aaaah .. ahhh " Makin menjadi saja desahannya kali ini Tangan kiri ku pun masih lowong kali ni. Kumencoba untuk melihat ke vagina nya shanju dan melepaskan gigitanku dari payudaranya, dan benar ternyata. Vagina Shanju sudah basah kuyup dengan lendir kewanitaannya. Orgasme pertamanya sudah lewat begitu saja. Di tengah itu, aku berfikir, bagaimana kalau biarkan saja lendir itu keluar hingga nanti akan terus menumpuk dan aku dapat menikmatinya lebih dari apa yang kupikirkan. Seketika pikiran setan itu terlintas didepan pikiranku. Kembali kugerayangi puting payudaranya shanju yang sudah semakin keras itu.Shanju pun semakin tak tertahankan dan mencoba melingkarkan kedua kakinya ke tubuhku, yang membuat cairan lendir kewanitaan semakin terasa di permukaan tubuhku yang lebih kecil dari dia ini. Pengen benar rasanya untuk cepat-cepat mencicicpi lendir kewanitaan shanju. Tapi aku pun tahu dia sedang berusaha untuk mencapai orgasmenya kembali dan aku tidak tega untuk menghentikannnya.  Sambil mengigitinya puting payudaranya secara bergantian , ujung jari telunjuk ku mencoba untuk mengambil cairan lendir kewanitaannya tersebut dan menaruhnya di klitorisnya , jari ku pun ku mainkan dengan membuat gerakan - gerakan yang membuat dia semakin terangsang. Beberapa saat kemudian shanju seperti menggeliat karena helaan nafasku di telinganya. vaginanya mulai terasa agak sensitif dan sudah seperti memanggil-manggil diriku untuk segera menikmatinya. Cairan surga dunia itu. Ku lepaskan kaki shanju yang telah melingkar di permukaaan tubuhku dan aku pun mulai menuruni bibirku perlahan demi perlahan dari payudaranya untuk menuju lubang yang sekarang sudah mulai banyak mengeluarkan itu. Tak terasa,  mulutku pun sudah berada di bagian vagina shanju ,dan ingin mencoba sedikit demi sedikit rasa lendir wanita anak yang berumur 14 tahun ini. Lendir kewanitaan shanju makin lama makin deras yang membuat aku semakin tak tertahankan menikmati bendungan dari hawa nafsu tersebut. Mukaku sudah penuh dengan lendirnya. Perasaan ini , perasaan ini sungguh nikmat sekali. Belum pernah ku merasakan sensasi kenikmatan seperti ini. Di tengah keheningan malam yang bercampur aduk dengan hangatnya hubungan kami yang begitu menggelora jiwa .Tiba-tiba, ada yang mengetok pintu dari luar. Kamipun terkaget. Siapakah Gerangan. Ku melihat jam sudah menunjukkan pukul 5.Kami belum selesai untuk melakukan perbuatan yang seharusnya menjadi puncak dari malam itu. Tubuh kami pun masih tanpa benang sehelai pun. Tak ingin perbuatan kami ketahuan , Akupun mencoba melihat dari lubang kunci pintu tersebut. Terlihat sekilas baju doraemon yang sering dipakai sama sonia. Heran, dia sudah bangun jam segini. Biasanya, juga telat bangun. "Siapa Ci", Bisik Shanju tiba-tiba dari belakang dengan lemasnya tu banyaknya "Wawa" mencoba membalas dengan hanya bermodalkan kode dari mulut. Shanju pun langsung kaget dan dengan sigap langsung memakain pakaiannya yang berserakan di kamar ku ini. Tak kalah aku juga memakai pakaianku. Shanju kemudian pura-pura tidur dan aku membuka pintu tersebut. " Ada apa sonia adekku tersayang " tanyaku " Gak ada ci, udah pagi , bangun.. persiapan teater hari ini "jawabnya " Oh iya, hari ini ada teater jam 12 ya, , sip-sip deh, mau latihan dulu pagi-pagi di sana" balasku lagi sambil mengangguk-angguk setuju " Cici kenapa, keringat nya banyak sekali, sakit ya ?" " Gak kenapa-kenapa kok, cuma agak panas aja didalam " Bohongku padahal didalam kamar tersebut aku memasang kipas angin dan masih dalam keadaan hidup. Dan dengan polosnya sonia hanya mengangguk-angguk kepalanya. Dia pun kembali ke bawah mungkin untuk makan pagi . Akupun menutup pintuku dengan cukup pelan. Didalam aku lalu merebahkan diri di kasur dan sontak air mataku menangis .Apa yang sudah kulakukan malam ini. Aku merasa seperti bersalah melakukan perbuatan begini terhadap anak kecil yang tak berdosa ini. Tiba-tiba shanju pun terbangun dan segera menghapus air mataku dengan tangannya yang begitu halus itu. " Sudah ci, jangan menangis, biarkan apa yang terjadi sebelumnya. " Pintanya " Tapi, tak apakah " Dia hanya tersenyum manis melihatku . Matanya yang begitu indah , membuat aku seperti tenang dalam melihatnya " " Ci, mandi dulu ya. Persiapan ke teater yuk hari ini, kan harus berangkat pagi-pagi kita. " Ajaknya " Boleh ikut ? " tertawa genit " Cici emang mau lagi kaya tadi " pintanya sambil dengan wajah masamnya.. namun nampaknya itu hanya wajahnya saya yang seperti itu, dia pun sepertinya mau melakukan hal itu kembali. " Gak deh, gak usah,,hehehhe " Mengelak tanpa alasan yang pasti kepada shanju. " Oh ya nju, ntar dijaga ya rahasia apa yang telah kita lakukan malam ini" permohonanku. Seketika Tangaannya langsung membekap mulutnya pertanda dia mau menjaganya.
Tumblr media
Kami pun berangkat pagi sekitaran pukul 8. Hari Minggu yang lumayan cerah dipagi ini membuatku lebih bersemangat. Belum ada tanda-tanda hujan, karena sebenarnya aku agak kurang suka dengan hujan. Terkesan hujan itu adalah seperti perasaan hati yang galau, yang terus menangis tanpa henti. Au pun menyetir mobil kepunyaan orang tuaku ini. Tentunya, aku berangkat dengan sonia dan shanju. Shanju duduk dibelakang sementara soni duduk di sampingku.
Di tengah perjalanan, tak ada rasa takut yang kumiliki karena perasaan tadi malam. Riang gembira , ini semua karena ku melihat wajah sonia yang imut untuk dipandang dan wajah shanju yang begitu sumringah hari ini. Tak lupa, kami pun terkadang saling bercanda dan bercerita-cerita kecil yang membuat suasana tidak hampa. " Pada kangen gak dengan setlist pajama drive nih " shanju tiba-tiba bertanya " Ehh,, kok tiba- tiba nanya itu sih nju " tanya sonia sambil terlihat bingung di raut wajahnya " " Kangen ya nju, aku gak tuh " celetukku " Sama ci, aku juga gak kangen tuh " sonia mengikuti apa yang kupikirkan. " Yeeeee,,, bilang aja kalian juga pada kangen, itu kan setlist paling keren yang kita nyanyikan, setlist sekarang masih agak-agak belum dimengeri nih lagu-lagunya, aku kebagian lagu yang tempo nya masih belum aku ngerti lagi " sambil termanyun yang merupakan ciri khas dari shanju. Manyunan Shanju yang begitu mempesona itu pun membuat aku kembali ke masa-masa lalu dimana kami masih menyanyikan setlist lagu "Pajama Drive". Di setlist itu si shanju menyanyikan 2 lagu yang begitu membuat dia banyak di kenal orang. Lagu Pajama Drive sama Lagu Kagami no naka jean D'arc. Sampai ada istilah. "ciee udah naik pangkat dari supir ke jenderal, tapi jenderalnya jenderal manyun". Ah, setlist yang begitu mengenal kenangan. Lamunanku seketika buyar ketika sonia memanggil-manggil namaku " Ci, ci ,gak kenapa-kenapa kan. kok tiba-tiba terdiam lama banget" tanya sonia. Sonia nampak begitu khawatir dengan sikapku akhir-akhir ini nampaknya. " Ya, aku juga sebenaranya kangeeeen banget sama setlist itu kok " jawabku secara mendadak dikala lamunanku ini. " Yeeeee, tu bener kan , ababil kalian ini abg labil " canda shania Sontak kamipun tertawa lepas dimobil ini, dikala jalanan masih sepi kami tertawa sepuasnya. Melepaskan segala nya. Melepaskan kepenatan atas apa yang kami jalani selama ini, dan tentunya melepas rasa bersalah aku terhadap shanju. Tanpa terasa, di tengan candaan dan obrolan ini, kami bertiga pun telah tiba di fx mall . Mall yang berlokasi di daerah sudirman tersebut. Suasana kota pagi ini tidak terlalu macet, sehingga kami begitu cepat sampai dimall tersebut. Aku pun memarkir mobil di tempat yang biasanya. Bergegas kami pun menaiki lift yang berada di pelataran parkir tersebut. kami sudah mendapatkan sms dari pelatih untuk segera datang ke tempat latihan. Ada hal yang harus diintrospeksi lagi katanya. Tiba-tiba " Ci, ntar aku ke beli minum dulu bentar ya, haus banget nih " tanya sonia " aduh, cepetan ya , aku sama shanju duluan keatas ya " " yaudah ,gak apa-apa kok ci, santai aja, " Sonia pun keluar dari lift tersebut hingga menyisakan aku dan shanju yang berada didalam lift . Tak habis pikir karena hanya kami berdua yang didalam lift , akupun memegang bibir shanju. bibirnya yang masih merah ranum itu aku pandang dan seketika menciumnya dengan penuh mesra semesra perasaan hatiku kepada nya. Lift itu pun menjadi saksi bisu atas perbuatan kami , mungkin dia geram atas perbuatan yang kulakukan bersama shanju. Tanpa sadar waktu yang hanya sebentar itu, tombol lift itu sudah menunjukkan angka 4 dan lift terbuka. Kami pun terkejut dan ketika terbuka ada seseorang yang benar - benar sudah dikenal. Dia adalah.... dia adalah....
(continue to part 2) / (coming soon)
Oleh: sahabatdahsyat
1 note · View note
fanfic48indo · 11 years
Text
Kado yang Paling Berharga
Untuk mempersiapkan setlist baru, member-member JKT48 pada latihan keras. Mereka pun dikarantina sehingga tidak pulang ke rumah masing-masing. Mereka diberikan tempat penginapan sementara di sebuah hotel di bilangan sudirman. Dhike dan sendy ditempatkan untuk menginap di dalam satu kamar.
Tumblr media
“Aduh panas banget ya...”, kata dhike.
“Mandi sana gih key... bau tau...”, sendy melontar.
“Aku mandi duluan ya kak sen, awas loh kalo ngintip...”
Suara percikan air pun terdengar dari ruang shower di kamar hotel. Sendy sedang memainkan hpnya membaca mention-mention yang datang dari fans sembari menunggu dhike untuk giliran mandi dia.
“Kak sen, ambilin handuk dong... kelupaan nih”, terdengar teriakan dhike.
“Iiih ikey ini kebiasaan amat sih”, sendy pun mengambil handuk yang tergantung, kemudian berjalan menuju kamar mandi.
‘SSSSRRRTTT DDDDSSSS”, tiba-tiba sendy terpeleset di kamar mandi.
“Ada apa kak sen?”, teriakan dhike dari ruang shower. Karena badan sendy yang agak gemuk, dia susah untuk berdiri lagi.
“Gw kepeleset nih, bantuin gw berdiri dong... aduuuh ini pinggang sakit banget”
“Iiih masak aku harus keluar telanjang gini siiih...”
Sendy pun masih berusaha untuk berdiri lagi.
Tiba-tiba dhike keluar dan ruang shower dan menghampiri sendy tanpa sehelai benang pun. Di saat itu ternyata sendy sudah berhasil untuk berdiri kembali.
Sendy pun berbalik arah dan kaget ketika di depannya ada tubuh mungil, indah, dan basah dari dhike tanpa tertutup sehelai benang pun.
“Iiih kak sendy ngetroll amat, udah bisa berdiri gituuuu... aku malu tau...”, ujar Dhike sambil berusaha menutup bagian intimnya.
“Aaa duu hh maa aaf”, ujar sendy sambil terbata-bata.
“Mana handuk...”
Sendy pun memberikan handuk itu ke dhike, terpaksa dhike harus membuka salah satu bagian intimnya dari tutupan tangan karena harus mengambil handuk itu.
Semakin terdengar keras detakan jantung sendy di ruangan itu.
Dhike pun segera kembali ke ruang shower sementara sendy masih diam di tempat tidak bisa bergerak kemana-kemana karena masih shock apa yang telah dilihatnya barusan.
Di dalam ruangan shower, dhike dapat melihat dari kaca yang buram kalau sendy masih terdiam di tempatnya.
Tumblr media
“Ih ka sendy kenapa... cepet balik ke kamar atuh...”
Sepertinya syaraf pendengaran dan syaraf motorik sendy tidak bekerja lagi pada saat itu. Suara dhike itu pun terabaikan. Yang ada dalam otak sendy adalah kekaguman pada tubuh dhike dan ingin segera memeluknya.
Akhirnya nafsu membara lah mengendalikan otak sendy sehingga sendy pun tiba-tiba bergerak menghampiri ruang shower dan membuka pintunya.
“eeeh kak sendy kenapaaaaa”, terdengar suara dhike yang terkaget.
Tiba-tiba jatuhlah handuk yang dipegang dhike ke lantai. Sendy sedang memeluk tubuh dhike dengan erat. Erat sekali.
Dhike pun terdiam dan tak tau harus berkata apa sambil merasakan kehangatan pelukan sendy.
Suasana lengang menghampiri kamar mandi itu yang di dalamnya terdapat sepasang insan sejenis yang saling menyatu dalam pelukan. Sudah berapa kali putaran detik jam, akan tetapi mereka masih dalam keadaan seperti itu.
Molekul-molekul air pada kulit dhike semakin membasahi kaos pink yang dipakai sendy.
Tiba-tiba suasana lengang itu pecah.
“Hey kalian lagi ngapain!!!”, teriak Shania yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar mandi.
Tumblr media
Dhike dan Sendy pun terkaget dan lepaslah pelukan mesra itu.
Dengan cepat dhike pun melilitkan handuk yang jatuh tadi untuk menutupi tubuhnya.
“Eng eng gak, tadi dhike bilang showernya ga nyala, jadi aku coba bantu”, kata sendy sambil tergagap-gagap.
“Ada apa shan tiba-tiba kemari?”, tanya dhike.
“Oh maaf ya, tadi pintunya ga ke kunci jadi gw langsung masuk saja, gw mau minjem charger hp nih, charger gw ketinggalan di rumah”, kata Shania.
Sendy pun dengan baju yang basah keluar dari kamar mandi dan mengambil chargernya untuk dikasihkan ke Shania.
“Thanks sen, ntar gw balikin”
“Lain kali pintunya dikunci... ntar kalo yang masuk maling gimana... met senang-senang yaaaa hihihi... dadaaah”, kata Shania.
“Yakali di hotel ada maling...”, balas sendy.
Sendy pun lalu mengunci pintu kamar hotel.
***
Tak lama kemudian dhike keluar dari kamar mandi dengan memakai kaos merah dan bawahan hotpans . Tidak ada kata-kata yang terucap dari mulut mereka ini. Mungkin kejadian yang barusan terjadi membuat mereka malu-malu untuk saling berkata-kata.
Sendy pun bergegas menuju kamar mandi untuk membasahi diri, tak lupa dia membawa handuk agar kejadian yang barusan terjadi tidak berbalik kepadanya.
Setelah mandi, sendy menuju kamar dan melihat dhike sedang membuka kado-kado dari fans. Tetap saja tidak ada sepatah katapun yang mereka katakan.
Tumblr media
Ada yang aneh dari kado yang diberikan fans kepada dhike, yaitu sebuah benda berbentuk tabung sepanjang sekitar 20 cm, berwarna biru agak transparan, dengan salah satu ujung yang agak runcing. Dhike pun terlihat bingung melihat kado itu karena tidak mengerti benda apa itu. Atau mungkin saja dia pura-pura tidak tahu tentang benda itu.
Sendy yang melihat benda itu dipegang dhike merasa kaget. Suasana lengang itu pun kemudian hilang.
“Key ngapain bawa benda jorok kayak gitu”, sendy kaget melihat benda yang dirasa itu dikenalnya. Yap itu adalah benda milik sendy, ntah kenapa bisa berada dalam tumpukan kado dhike. Beberapa hari lalu sendy memang sempat kehilangan benda itu yang dibawanya ke teater.
“Oh ini, kado dari fans, kak sendy tau ga ini apaan??”, tanya dhike.
“iiih jorok banget fans lu, sini deh gw ambil, ga baik tau cewek pegang benda itu...”
Sendy pun dengan segera merebut benda itu dari dhike dan memasukkan ke tas dia karena merasa benda itu adalah miliknya. Apakah yang sudah dilakukan oleh sendy dengan benda itu? Bayangkan sendiri saja.
“loh kak sen kok gitu sih, itu kan hadiah dari fans aku... lagian kak sen juga sama-sama cewek...”, kata dhike dengan muka cemberut.
Tumblr media
 “Gw tidur duluan ya key,,, oyasumi...”, kata sendy untuk mengabaikan pembicaraan dhike.
Sendy di dalam hati masih bertanya-tanya kok bisa benda miliknya itu bisa jadi kado yang dikirimkan untuk dhike. Siapakah yang mengirimkannya??
Sementara dhike belum tidur dan masih sibuk melihat-lihat kado-kado lain dari fansnya.
....
“Aduh aduh aduh”, terdengar erangan sendy.
“Ada apaan lagi sih kak sen”, tanya dhike.
“Kaki gw tiba-tiba keram nih...”, sendy pun masih kesakitan
Dhike pun menghampiri sendy yang di kasur, kemudian memijat-mijat kaki sendy.
“Aduh baik banget dhike... enak deh pijatannya”
Secara perlahan-lahan layaknya tukang pijat profesional si dhike memijat kaki sendy, dari betis ke paha, kemudian turun lagi ke betis dan gerakan itu diulang-ulang.
Tiba-tiba pijatan dhike mengenai bagian ujung atas bagian dalam paha, lalu sendy pun mengerang.
“AAAHHHHH”
“Terusin keeey”
“Ya di sana... di bagian itu...”
Tampak sendy sedang mengerang keenakan.
Akan tetapi yang dilakukan dhike malah berhenti memijatnya. Tampak dari muka sebel dhike kalo dia ingin juga dipijat pada bagian yang sama.
Karena sendy tidak tahan tiba-tiba sendy pun lalu bangun dari kasur dan merebahkan tubuh dhike dan menindihnya.
“Aduh berat banget kak sen...”, kata dhike.
Akan tetapi sendy mengabaikan perkataan dhike tadi, kembali sendy memeluk dhike. Akan tetapi sekarang sendy mulai berani mengecup bibir dhike. Seiring berlalunya detik-detik, semakin ganas juga kecupan itu.
Muka dhike terlihat tersipu-sipu.
Tumblr media
Beberapa waktu kemudian dengan sekuat tenaga akhirnya dhike berhasil membalikkan keadaan dan berada di atas sendy. Mungkin dhike sudah tidak kuat menahan berat sendy yang jauh lebih berat dari dia. Justru sekarang dhike-lah yang mengendalikan permainan.
Ya.. mungkin malam itu menjadi malam yang indah buat dua insan sejenis ini.
***
Tumblr media
Matahari pun sudah terbit, kedua insan ini masih tertidur pulas di atas kasur yang berserakan dengan pakaian mereka. Tangan sendy terlihat merangkul dhike. Wajah mereka terlihat sungguh berseri-seri. Terlihat benda panjang berwarna biru tadi pun berada pada genggaman tangan dhike. Entah sejak kapan benda itu tiba-tiba keluar dari tas sendy. Di malam itu sendy telah mengajarkan pelajaran berharga untuk menggunakan kado itu kepada dhike.
~FIN~
oleh: mbohlah
4 notes · View notes
fanfic48indo · 11 years
Text
Purnama di Ujung Atap
Tumblr media
“Udah selesai nih. Eh, bulan purnamanya indah ya, kamar lu keren deh, pemandangannya bisa bagus gini.”
Suara yang lembut itu terdengar dari belakang pundakku.
Aku terdiam, rasanya masih tak percaya malam ini aku akan menghabiskan malam hanya berdua dengannya. Ayah dan ibu ada kegiatan di luar kota dari kemarin, mereka bilang, baru akan pulang besok pagi.
Mataku masih menerawang ke luar, antara atap perumahan jakarta dan langit yang nyaris tak berbintang.
“Hei, kok diem aja?”
Aku masih tak berani menoleh, bau shampoo tercium cukup kuat darinya. Karena grogi, akupun mengambil secangkir teh yang ada di sudut meja belajarku. Seraya menyeruputnya, mataku masih menerawang ke luar jendela, ke arah bulan yang menurut suara lembut itu, indah.
“Iih, kenapa nyuekin gue gini sih? Ve! Gue kedinginan nih, pinjem baju lu dong!”
Aku tersentak. Kalau dipikir-pikir, wajar saja. Malam ini dia sama sekali tidak ada rencana untuk menginap di Jakarta. Sayang sekali travel terakhir menuju ke Bandung malam ini dibatalkan karena ternyata menjelang tahun baru, pemberangkatan terakhir dimajukan beberapa jam lebih awal.
“Ve!”
Nadanya semakin meninggi, karena panik, akupun terburu-buru menaruh cangkir tehku ke tempatnya semula. Teriakan itu membuyarkan segala lamunku.
“Ah iya, maaf maaf. Itu, ada di lemari coklat sebelah….”
Sekejap, mulutku kehilangan beribu kata.
Salah besar, aku membalik badanku untuk melihatnya. Eh, atau mungkin, untung besar?
“Hm? Yang ini?”
Ujarnya seraya menunjuk lemari di dekat pintu kamar mandi.
“Ah, iya, yang itu…”
Dia membalik badan dan membuka lemari tersebut.
Tubuhnya hanya terbalut sehelai handuk. Dari belakang, rambut pendeknya yang masih basah membuatku bisa melihat dengan jelas tengkuk indahnya.
Ya tuhan, sedang mikir apa aku ini.
Akupun segera membalik badan kembali. Memperbaiki posisi dudukku, menyeruput teh-ku, dan membolak-balik halaman teenlit yang kebetulan ada di dekatku. Mudah-mudahan dia tidak sadar kalau aku sama sekali tidak membaca satu hurufpun di novel itu.
“Aaaah, ini lucu deh, aku pakai yang ini ya!”
Aku langsung menoleh, novel yang kupegang sontak kulempar ke atas kasur.
Dia memilih baju terusan tanpa lengan berwarna merah muda dengan aksen garis-garis putih di bagian pundaknya, salah satu dari sekian banyak baju favoritku ketika dirumah.
Belum sempat aku berkedip, dia sudah memakai baju itu dengan handuk tetap terlilit di badannya.
Sepersekian detik setelahnya, handuk yang dipakainya sudah dilepaskan, kemudian teronggok di lantai kamar.
Dibalik sehelai pakaianku itu, apa dia tidak memakai apa-apa?
“Ini gue taro dimana ya?”
Pertanyaan itu membuyarkan imajinasiku.
“Oh, masukin aja kesitu.”
Jawabku sambil menunjuk keranjang berwarna hijau muda di pojok kamar.
Setelah memasukkan handuk, dia segera melempar badannya ke atas kasur.
“Hoaaaaaaah empuuk.”
Aku masih terdiam. Bingung, pikiranku kelu memilih kata dan lidahku enggan melontarkannya.
“Ah, maaf maaf, aduh, lupa nih rambut gue masih basah. Aduh maaf maaf, jangan marah ya.”
Marah?
Marah sama kamu, Kinal?
Mana mungkin.
“Ummm, kamu, ngga apa-apa ngga pulang ke Bandung?”
Pertanyaan spontan.
“Ngga apa-apa kok, gue udah ngasih tau kak Elga.”
“Umm, oke.”
Jawabku sambil memutar kursi, kembali menghadap ke arah meja belajar, sembari mencari novel yang barusan ‘pura-pura’ kubaca.
“Kamu cari ini?”
Dia mengangkat novel itu sambil tetap berbaring.
“Ah, iya.”
Novel itu-pun dilemparkannya, jatuh tepat di pangkuanku.
Ketika aku hendak memutar kursiku untuk membaca novel ini, kali ini serius, aku menyadari sesuatu yang aneh.
Sejak kapan dia memanggilku ‘kamu’?
“Kamu… Malam ini aneh deh. Kenapa sih? Ngga suka, aku numpang disini malam ini?”
Ngga suka? Ngga mungkin. Hei bukan begitu. Aduh, aku harus segera bilang se….
Belum selesai aku berpikir, tangannya sudah melingkari pundakku dari belakang.
Tumblr media
“Ve….. Jawab pertanyaanku aja, kamu ngga bisa?”
Bisiknya tepat di telingaku. Nafasnya terasa di leherku.
Ya tuhan.
Jangan biarkan dia tahu jantungku berdegup seperti ini.
“Veeee… Ran…. Daaaa….”
Degup jantungku semakin menjadi. Tanpa sadar, akupun berdiri dari kursi, menyebabkan dia terjatuh kebelakang.
“Ah, ma…”
Untuk kesekian kalinya pada malam ini, belum selesai aku meminta maaf, mataku terbelalak.
Ternyata dia memang tak memakai apa-apa, batinku.
Spontan kulempar mukaku yang memerah ke arah lain.
Sekilas aku mengerling ke arahnya, dan kulihat di bibirnya tersungging senyuman kecil.
“Ve~~~”
Nada suaranya agak menggoda.
Bukan agak.
Sangat menggoda.
“A-a-aku mandi dulu.”
Jawabku sambil membalik badan, bergegas menuju ke kamar mandi.
Kubanting pintu kamar mandi dan kusandarkan tubuhku disitu. Berusaha mengatur nafas dan degup jantung yang sudah tak bisa ku kontrol lagi.
Cermin yang berada tepat di depanku menunjukkan mukaku yang sudah seperti udang rebus. Tak sadar aku mengacak-acak rambutku, kesal, kenapa aku bisa seperti ini di depan Kinal. Ya tuhan.
Hampir menangis, aku terduduk di kamar mandi.
Kutarik nafas panjang. Lalu akupun berdiri, membuka pakaianku, merengkuh handuk, menyalakan shower, dan masuk ke dalamnya.
Mungkin, aku hanya lelah karena sepulang dari teater, aku menyetir mobil sendiri tanpa sempat beristirahat. Maklum, selesai perform show 2, kinal merengek kepadaku minta diantarkan ke pool travel di dekat sana. Hal itu mengakibatkan aku harus memutar kendaraanku lebih jauh, karena jalan disana dibuat satu arah akibat perbaikan jalan.
Aku membantinkan hal itu, seraya menghela nafas panjang.
Perasaanku sedikit lega.
Air hangat yang menelusuri sela-sela rambutku dan jatuh ke kakiku dengan melintasi dadaku ini tampaknya berhasil menenangkanku. Meskipun begitu, jantungku masih berdegup kencang.
*cklak*
Kali ini, rasa-rasanya aku sudah tidak tahu jantungku ada dimana.
“Veeee~Raaaaaan~Daaaa~”
Kakiku melemas. Kenapa aku bisa lupa mengunci pintu kamar mandi disaat seperti ini?
Kuambil handuk dan kututupi tubuhku. Jantungku berdegup semakin kencang. Tanpa kusadari, kakiku tertekuk, perlahan, aku betul-betul tidak mengenakan apapun dan aku tak ingin dia melihatku dalam keadaan seperti ini.
Tangisku pecah.
Air shower merembes membasahi seluruh mukaku. Batinku dalam posisi terduduk saat itu, semoga dia tidak tahu aku menangis.
Tapi isak-ku tak bisa kusembunyikan lagi.
“Ve, kamu kenapa?”
Tanyanya sambil mematikan shower yang membasahiku.
Aku ingin berteriak, “Ini semua karena kamu!” tapi tidak bisa, tertahan di ujung lidah.
Tangisku semakin menjadi ketika dia mengulurkan tangannya ke arahku.
Wajahnya bingung, tak lama dia keluar dari kamar mandi kemudian kembali sambil membawa handuk lain.
“Ayo, kamu berdiri ya, ini handuk yang kupakai tadi, masih basah sih, tapi paling tidak lebih kering daripada handukmu.”
Aku segera melempar handuk basahku ke lantai kamar mandi, kemudian meringkuk, tak tahu harus berbuat apa. Bahkan aku tak berani menatap wajahnya.
“Sini.”
Dia melingkarkan handuk ke tubuhku, kemudian menuntunku keluar.
Anehnya, aku menurut saja, sambil sesenggukan menahan isak tangis.
Di luar, dia memperbaiki posisi handukku, kemudian menuntunku untuk duduk di atas kasur.
Aku masih tertunduk, tak mau menatap wajahnya.
Seluruh tubuhku basah, dan saat ini, aku tak mengenakan apapun, jantungku masih berdegup kencang dan tangisku masih belum sepenuhnya berhenti.
….
Dalam kondisi begitu, Kinal memelukku.
“Kamu ada masalah apa? Sini cerita ke aku, ya ya ya?”
Aku tak bisa melihat wajahnya. Kututup mataku. Kepalaku berputar-putar. Segala perasaan di dalam diriku berkecamuk.
Aku benci kepada diriku dan tak bisa menerima diriku yang sudah jatuh hati pada rekan kerjaku.
Terlebih, dia juga wanita, sama sepertiku.
Pikiranku kosong entah berapa menit.
Ketika tersadar, kepalaku sudah bersandar di atas pahanya.
“Ah, sudah bangun?”
Aku terdiam dan sontak mengangkat kepalaku dari pahanya. Kulihat aku sudah mengenakan baru terusan lain berwarna merah gelap, tangan panjang, bahan kaus dengan bordiran bunga di antara belikat.
“Maaf, aku tidak tahu kamu ingin memakai baju yang mana, jadi kuambil saja yang paling atas. Hehe.”
Sampai sini, aku tak percaya dengan apa yang kulakukan selanjutnya.
Kurangkul dia dan kudorog hingga badannya terebahkan di kasur.
“Ve…?”
“Jangan bicara apa-apa.”
Bahkan akupun tak percaya dengan apa yang kuucapkan barusan.
Ketika posisi tubuhku masih menindih tubuhnya, kupagut bibirnya dengan bibirku. Sama sekali tidak ada perlawanan. Beberapa saat kemudian, tangannya memegang kedua pipiku, seraya menjauhkan wajahku dari wajahnya.
Tanpa kata, tanpa suara.
Kami hanya saling bertatapan.
Lalu dia tersenyum dan menarik wajahku ke arahnya. Tanpa aba-aba, gerakan tubuhku langsung selaras dengan tubuhnya.
Aku menaikkan kakiku ke atas kasur, dengan bibirku tetap menempel di bibirnya.
Ya tuhan, lembut sekali bibirnya.
Aku mengangkat dan membuka pakaiannya. Kini dia ada di depan mataku, tanpa sehelai benangpun.
“Sini.”
Kedua tangannya merengkuh kepalaku dan menarik kepalaku ke dadanya.
Kemudian diapun mengecup keningku, lalu berkata,
“Yuk, malam ini aku sepenuhnya milikmu.”
Aku melontarkan kalimat balasan yang, lagi-lagi, tak kupercaya aku sanggup melontarkannya.
“Ha-hanya untuk malam ini?”
Dia tersenyum.
“Haha, tentu tidak sayang, malam ini dan untuk seterusnya.”
Aku memeluknya semakin erat. Kuraih segala titik di tubuhnya yang bisa kuraih dengan tanganku. Aku betul-betul kehilangan kendali.
Tuhan, maafkan aku.
Kalimat itu hanya sekilas lewat di benakku. Setelahnya, aku tak memikirkannya lagi, tak mau, lebih tepatnya.
Pikiran di benakku itu hilang sempurna ketika dia membuka gaun yang kukenakan.
“Dilihat berapa kalipun, tubuhmu memang oke ya! Semakin cocok dengan wajahnu yang cantik!”
Ujarnya sembari tersenyum nakal dan melempar gaunku ke sudut kamar.
Aku tak membalas perkataannya, karena bagiku, dialah wanita dengan tubuh dan wajah terindah dalam hidupku. Bukan aku.
Kulanjutkan memainkan daerah privatnya, dan diapun melakukan hal yang sama. Kedua bibir kami saling bersentuhan. Terserah bibir yang mana, aku tak mau peduli.
Sesekali dia tersenyum kemudian mengerang, begitu juga denganku.
Belum pernah kurasakan kenikmatan seperti ini sebelumnya.
“Uhh…”
Sampai pada puncaknya, lelah mendera aku dan dia, aku sempat mengerling ke luar. Purnama telah turun hingga ke ujung atap. Pertanda bahwa malam akan segera berakhir.
***
Aku tak tahu telah berapa lama waktu telah berlalu.
Saat kubangun, matahari sudah mulai tinggi di luar. Aku lupa menutup gorden semalam, sehingga matahari dengan mudah menyapu kedua mataku.
Beberapa menit aku menerawang ke langit-langit kamar.
“Apakah kejadian semalam hanya mimpi?”
Aku menelan ludah dan menghapus pikiran itu dari benakku. Aku takut. Kalau kalau itu benar-benar hanya mimpi.
Namun, ketika aku menoleh ke sebelah kiri, pikiranku sirna seketika.
Dia ada disana.
Ya, Devi Kinal Putri.
Benar-benar ada di sana.
Tumblr media
Tersungging senyum kecil di bibirnya, nampaknya dia sedang bermimpi indah.
Aku tersenyum, lalu kucium dia, sebagai ucapan selamat pagi.
Senyumnya semakin lebar.
Hei, apa dia benar2 sedang tidur?
Aku tidak memedulikan hal itu dan segera bangkit dari tempat tidur. Kurapikan handuk dan pakaian-pakaian yang bergeletakan di lantai kamar. Kemudian kukenakan kaos berwarna putih dan hotpants hitam pagi ini setelah mencuci muka dan sikat gigi.
Saat kubuka jendela. Dia mengerang dalam tidurnya. Tapi tetap belum terbangun.
Aku tersenyum untuk kesekian kalinya, lalu akupun melangkahkan kakiku ke lantai bawah. Bersegera menyiapkan dua cangkir teh hangat. Untuk aku dan dia. Dia yang telah membuat hari-hariku semakin berwarna pada pagi hari ini dan seterusnya.
~FIN~
Oleh: tintabiru
4 notes · View notes