Tumgik
Text
Berharap surga namun jalan yg dilalui tidak semulus terbayang
Mungkin salah diri ini
Mungkin khilaf diri ini
Mungkin jauh dari sempurna diri ini
Entah kata apa yg membuat diri semakin mengucilkan diri
Niat ibadah namun syaitan dan hawa nafsu terus menggoda
Tak berhenti disana celah salah dibuat sumbu api
Sabar katanya
Ikhlas katanya
Juga syukur
Mengolah tiga kunci untuk makna hidup haqiqi
14 notes · View notes
Text
Karena setelah permohonan maaf tak harus ada kata dimaafkan, karena setelah memaafkan tak harus ada kata permohonan maaf.
0 notes
Text
Aku yang penuh dengan kekurangan namun tetap berusaha untuk memperbaiki. Aku yang penuh dengan kesalahan namun tetap berusaha selalu memohon maaf.
1 note · View note
Text
Kesan pasti bertemu namun tak ada yg menjamin kecuali Allaah.
0 notes
Text
Anything that prevents you from getting closer to Allah, abandon it. 
Anything that does not assist you in your Deen, get rid of it. 
Anything that distances you from the Prophet Muhammad صلى الله عليه وعلى آله وسلم, stay away from it. 
79 notes · View notes
Text
Forgiveness is not only about others. It’s also about our own spiritual growth. Love and forgiveness cannot be separated. If we choose to live the way Allah wants us to, then forgiving is an option that cannot be avoided. Because we all sin, we should forgive others.
98 notes · View notes
Text
Banyak banyak bersyukur yaaaaaaaaaa
0 notes
Text
“Alamat surga yang pertama ada pada iman. Orang yang paling banyak imannya adalah orang yang paling bahagia hidupnya. Jika tidak beriman maka dia akan jadi orang yang paling galau, paling rentan, paling labil kondisinya. Iman adalah surga kita. Iman adalah bahagia yang sesungguhnya.”
— Ustadzah Halimah Alaydrus
Ya Rabb, berilah hamba kesempatan untuk duduk di salah satu majelisnya beliau, ya…. :’)
143 notes · View notes
Text
yang mahal
setiap hari mbak yuna bertumbuh besar, datang pertanyaan-pertanyaan baru untuk diri saya (dan mas yunus) dari diri kami sendiri. di antaranya adalah tentang bagaimana dan di mana mbak yuna nanti akan bersekolah. bertanya ke sana ke sini, berdiskusi dengan banyak ibu, saya memahami bahwa pada akhirnya semua sekolah itu baik–hanya saja, setiap sekolah memberikan pendidikan yang berbeda-beda. pendidikan apa yang ingin kita kenalkan kepada anak-anak? begitulah kemudian sekolah dipilih.
merenung tentang pendidikan apa yang paling mahal, saya akan selalu menjawab kesederhanaan yang berakhlak. bagi saya dan mas yunus, kesederhanaan itu penting sekali. seorang anak yang terbiasa hidup sederhana, menurut kami, akan lebih luwes menjalani kehidupannya sendiri di masa yang akan datang. seorang anak yang terbiasa hidup sederhana, menurut kami, akan lebih piawai menghargai orang lain, menghargai rezeki dan karunia. kesederhanaan dekat dengan sifat senang bersyukur. sifat senang bersyukur dekat dengan kebahagiaan.
kami melihat bahwa di dunia ini, kebanyakan orang yang menjadi besar adalah mereka yang dididik dengan kesederhanaan, bahkan keterbatasan.
seorang anak yang tidak pernah dibelikan mainan oleh orang tuanya, misalnya, tumbuh menjadi anak yang mudah gembira karena apa saja, kreatif untuk membuat dirinya sendiri terhibur, mau berkarya, dan lebih menghargai karyanya sendiri.
seorang anak yang mengalami kesulitan-kesulitan yang dialami oleh orang tuanya, misalnya, tumbuh menjadi anak yang suka menolong. seorang anak yang melihat dan mengalami betapa negeri kita butuh bangkit agar berdaya, misalnya, tumbuh menjadi anak yang mau berbuat.
hampir semua orang-orang yang berhasil di dunia ini, mendapat pendidikan dengan pola yang sama: mereka mengalami dan merasakan masalah di masyarakat. namun, sebelum mereka mengalami dan merasakannya, mereka mendapatkan pendidikan yang kuat terlebih dahulu di keluarga. mereka dididik bukan untuk menjadi anak penurut, melainkan menjadi anak yang punya prinsip–dan berempati.
mas yunus dan saya menyimpulkan bahwa pendidikan untuk anak itu sendiri, harus sederhana. tidak harus anak disekolahkan terlalu dini–malah sebaiknya jangan. tidak harus anak dijejali dengan pengetahuan yang belum saatnya diberikan. sebelum menjadi keren, anak perlu diajarkan untuk menjadi baik. tidak harus anak diberikan semua yang terbaik–ajarkan mereka untuk mendapatkan yang terbaik itu dengan usahanya sendiri.
memang, akan perlu usaha dan tenaga. tapi inilah cita-cita kami berdua. semoga anak-anak kami mengenang masa kecilnya sebagai waktu yang menyenangkan karena membuat berbagai mainan bersama orang tua, alih-alih menyenangkan karena bisa menonton banyak sekali video di youtube.
semoga anak-anak kami mengenang masa kecilnya sebagai petualangan yang seru karena diajak melihat dunia yang sebenarnya: pasar, jalanan, museum, bertemu dengan semua jenis manusia, alih-alih petualangan yang seru karena menjelajahi semua mall, hotel, atau taman bermain saja.
semoga anak-anak kami adalah anak-anak yang senang menghargai karya, gemar mencari ilmu dari buku dan alam semesta, melihat bahwa semua pekerjaan bisa menjadi pekerjaan yang mulia, dan memahami bahwa kelas sosial di dunia sama fananya dengan dunia itu sendiri.
semoga, anak-anak kita semua nanti menjadi orang-orang yang senang bersyukur. bukan bersyukur yang merasa lebih beruntung, melainkan bersyukur yang penuh empati. bukan bersyukur, “alhamdulillah aku bisa makan enak saat banyak orang lain tidak.” melainkan bersyukur, “alhamdulillah aku bisa makan enak. bagaimana caranya agar semua orang bisa menikmati makanan yang sama enaknya?”
789 notes · View notes
Quote
Pernikahan bukanlah tentang sosok paling ideal yang mendampingi kita, juga bukan siapa yang paling sesuai dengan diri kita, tetapi tentang kesediaan untuk senantiasa berusaha saling menyesuaikan diri. Dan tak ada yang lebih meringankan hati untuk saling menyesuaikan melebihi niatan meraih ridha Allah Ta’ala. Ada yang bertanya, “Ustadz, ada nggak alasan yang lebih realistis selain ridha Allah agar pernikahan membahagiakan kedua belah pihak? Kalau ridha Allah kan semua pasti ingin ridha Allah.” Ada berbagai ungkapan sejenis, semisal menganggap mencari ridha Allah Ta’ala sebagai alasan yang terlalu normatif. Tetapi yang normatif bukan berarti tidak realistis. Meniatkan segala sesuatu untuk mencari ridha Allah Ta’ala memang berat, tak selalu menjadi penggerak hati. Tetapi begitu dorongan untuk berbuat itu demi meraih ridha Allah Ta’ala, maka berbagai urusan akan terkena pengaruhnya. Urusan yang tampaknya berat terasa lebih ringan, bukan karena beban itu yang berkurang, tetapi karena kita tidak merisaukannya. Tidak pula menganggapnya sebagai beban. Sangat berbeda antara ingin meraih ridha Allah dengan melakukan sesuatu demi meraih ridha Allah ‘Azza wa Jalla. Banyak orang menginginkan sesuatu, tetapi ia tidak menyertai dengan usaha dan kesungguhan niat. Ada yang berkata menikah karena ingin meraih ridha Allah ‘Azza wa Jalla daripada pacaran, tetapi setelah ditelusuri lebih jauh bukan itu yang mencari niat utamanya. Ia menikah semata karena tak bisa berpindah ke lain hati, sudah bosan pacaran, dan menikah sebagai pembuktian cinta. Maka bukan hal mengejutkan apabila awal menikah dihiasi dengan bulan madu. Tetapi tak lama sesudah itu berganti dengan bulan-bulan empedu. Maka meluruskan niat sebelum menikah dan senantiasa berbenah menjaga tujuan, sangatlah berharga. Umur terus bertambah, masa muda semakin menjauh. Jika salah niat dalam memilih, eloknya paras akan mudah terkikis oleh usia yang secara pasti akan menua. Tetapi jika menikah bukanlah tentang wajah, lebih dari itu tentang tujuan yang lebih berharga, bertambahnya usia semakin menambah kematangan pribadi. Ibu dari anak-anak saya, 20 tahun lalu masih lincah berlari. Sekarang ia memakai tongkat sesudah kecelakaan tempo hari, tetapi ini mengingatkan tentang betapa banyak yang telah ia perbuat untuk kebaikan anak-anak. Niat… Tampaknya sepele, tapi sangat menentukan…
Mohammad Fauzil Adhim (via fauziladhim)
496 notes · View notes
Note
Asalamualaikum mas.. Saya Fandi, Kediri. saya mau tanya opini mas tentang pendidikan agama islam di era milinial itu seperti apa? Semoga lekas terjawab :)
Pendidikan Islam Era Milenial?
Ini opini saya ya, Fandi. Menurut saya pribadi, pendidikan agama Islam di era sekarang–yang disebut milenial khususnya di Indonesia–masih belum menyentuh akar persoalan umat, yaitu terbentuknya insan rabbani. Insan rabbani yaitu manusia yang intelektual baik secara religi dan berpengetahuan. Menjadi soleh saja tidaklah cukup. Tapi ia juga harus berpendidikan. Nah, persatuan keduanya dalam ilmu-ilmu pendidikan agama di Indonesia masih terdikotomi. Memisahkan ilmu agama dengan ilmu dunia. Bukankah pemisahan tersebut adalah bentuk sekulerisme itu sendiri? Mungkin sudah ada institusi pendidikan yang menerapkan keduanya seperti Gontor, misalnya. Namun, gerakan ini tidak masif dan masih di wilayah privat. Belum menjadi topik negara. 
Sekarang mulai bermunculan SDIT-SMPIT dan IT-IT lainnya yang mencoba untuk memadukan ilmu agama dengan ilmu sains-sosial. Ini harus didukung. 
Sesungguhnya, ilmu tentang Islam itu sudah dari sananya seperti itu yang berarti isinya tidak akan berubah–kecuali hal-hal yang bersifat ijtihadiyah. Yang harus mengalami perubahan adalah metode pengajaran. Yaitu bagaimana ilmu-ilmu tentang kesempurnaan Islam itu terdistribusi dengan baik tanpa ada distorsi atau bahkan penyalahgunaan. Kita pernah memimpin dunia 7 abad lamanya–bahkan mungkin lebih. Kita pernah menjadi idola bagi bangsa-bangsa Eropa. Kita pernah punya kampus pertama di dunia. Kita pernah ada di masa ketika para penghafal Al-Quran menjadi ilmuwan yang ahli di ilmu perbintangan, kimia, fisika, matematik, sosiologi, hingga filsafat. Kita pernah menginspirasi dunia bahwa ilmu itu adalah hikmah. Sebab itu di Baghdad dibangun Bait Al-Hikmah. 
Apakah di era ini, era milenial ini, pendidikan Islam bisa menyamai kualitas pendidikan di masa terdahulu? Entahlah. Harus ada kekuatan ulama’ dan umara’ yang bersatu padu mengadvokasi umat terlebih dahulu. 
93 notes · View notes
Quote
Bu, bagiku restumu adalah keharusan yang ingin kupenuhi. Ridhamu adalah jalan yang ingin kupilih. Maka jika kelak ia, seseorang yang kucinta. Ku bawa dan kuperkenalkan kepada ibu. Semoga ibu menyukai apa-apa yang telah menjadi pilihanku. Sebab ibu paling paham, tiada mungkin anak yag dicintainya ini. Mengenalkan calon menanntu yang bertentangan dengan apa yang menjadi pilihan ibu. Tapi, bu. Jika suatu saat nanti, seseorang itu tidak berkenan dihatimu. Maka tolong dengan sangat, bicaralah baik-baik denganku. Perihal hal apa yang tidak ibu sukai darinya. Jika kelak ibu tidak menyukainya sebab ia kurang baik dari segi hal rupa namun agamanya baik. Percayalah bu, ibu akan menemukan kebaikan rupa itu ada pada kebaikan agama dan akhlaknya. Jika kelak ibu tidak merestui sebab ia bukan berasal dari keluarga yang terpadang namun baik agamanya. Percayalah bu, ibu akan dibuat cinta karna keluhuran akhlaknya. Dan demikianlah, bu. Pada apa-apa yang tidak ibu sukai selama itu adalah standart dunia. Maka, tolong katakan padaku, bu. Dengan cara baik-baik dengan penyampaian yang baik pula. Kita bisa berbicara baik-baik dan menyepakati perihal ini. Namun bila ibu tidak menyukai dan merestui tersebab tidak baik agama dan akhlaknya. Maka percayalah bu, tanpa ibu meminta untuk melepasnya pun akan ku lepas ia. Karena diantara kita sama-sama mengerti bahwa agama adalah standart mutlak untuk kita merasa bahagia dunia dan akhirat. Bu, dia yang kucinta adalah ia yang aku merasa surga lebih dekat bila bersama. Maka buat surgaku lebih terasa dekat atas restumu terhadap pilihanku. Bicaralah baik-baik padaku bu, sebab sehancur-hancurnya perasaanmu. Tetap saja aku tak akan pernah tahu kesedihan seperti apa yang menyelimuti sanubarimu.
Ibn Syams (via quraners)
840 notes · View notes
Text
Stunting
Aku lagi kepikiran sekali soal “stunting”. Mendengar istilah ini pertama kali saat workshop di acara bappenas bersama Ufi (anggap aja kalian kenal, haha) lalu ternyata karena urgensi stunting ini ga main main, unicef … kemenkes aktif sekali gembar gembor beritakan cara pencegahannya.
Apa itu Stunting?
Yang aku pahami, stunting sendiri adalah kondisi dimana seorang anak bisa dikatakan kurang gizi sehingga menyebabkan pertumbuhannya terhambat. Tidak hanya soal pertumbuhan secara fisik, namun juga perkembangan otak. Secara kasat mata, stunting dikenali apabila seorang anak berusia dua tahun atau lebih muda memiliki fisik lebih pendek dari sebaya nya pun terhambat perkembangannya.
Apa penyebab stunting?
Nah stunting sendiri terjadi apabila seorang ibu hamil kurang memperhatikan kebutuhan nutrisi nya, semisal : tidak mengkonsumsi vitamin penambah darah, tidak kontrol teratur ke Bidan, dll. Ditambah tidak melakukan persalinan dengan bantuan bidan atau dokter obstetri gynekologi terlatih, pun saat anak lahir, sang Ibu tidak memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Alih alih ibu lebih memilih memberikan air putih dibandingkan susu formula sebagai pengganti ASI. Wah wah…
Beranjak dari masalah nutrisi, penyebab stunting bisa juga dari sanitasi yang buruk! Ketidaktersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari hari seperti mandi, minum, makan dan lainnya membuat anak rentan mengalami penyakit seperti : diare atau cacingan.
Nah apabila sang anak diare atau cacingan, pertumbuhan dan perkembangan anak bisa terhambat juga.
Se-begitu pentingnya loh sanitasi itu! Jangan remehkan :)
Lalu kenapa stunting bahaya?
Bicara jauuuh soal masa depan, ternyata stunting berdampak terhadap produktivitas SDM suatu negara untuk membangun bangsanya. Dikatakan bahwa, sulit memperbaiki kondisi anak yang stunting setelah anak berusia lebih dr 2 tahun. Karena 2 tahun kehidupan anak adalah “golden periode” dimana saat kondisi tersebut menjadi penentu masa depan anak karena perkembangan otak sedang mengalami percepatan.
Nah jika tak dapat diperbaiki, nantinya generasi penerus bangsa menjadi tidak unggul karena stunting, sehingga jangankan untuk bersaing dengan negara lain - untuk jadi hebat dalam versi sendiri pun ia tak akan mampu!
Lainnya, banyak pula anak dengan stunting meninggal dunia akibat kurang gizi. Astagfirullah :(
Apakah urgensi stunting hanya di Indonesia?
Tidak! beberapa negara Asia pun mengalami hal yang sama (filipina) salah satunya jika saya tidak salah. Juga di negara eropa pun ada juga. Sampai sampai salah satu negara di Eropa ada yang memiliki dana khusus untuk warganya yang dibawah garis kemiskinan. Dana tersebut untuk memfasilitasi sanitasi, gizi dan sekolah si anak. Daan negara ini menjadi percontohan Indonesia.
Di Indonesia sendiri, dikenal istilah PKH semacam program untuk membentuk keluarga harapan. Setiap warga kurang mampu setiap bulannya - diberi gaji oleh pemerintah. Sejumlah uang tersebut digunakan untuk kehidupannya. Selama penggunaan dana tersebut, keluarga diberikan pendamping dari bappeda untuk memastikan tepat sasaran.
Program ini berkelanjutan sampai si keluarga dinilai mampu untuk “berdiri diatas kaki sendiri”.
Namun kita tak bisa berpangku tangan, sebagai ibuk - atau calon ibuk - yuk kita pastikan diri kita mau dan mampu memenuhi kebutuhan anak anak kita sehingga terhindar dari stunting.
Tulisan ini di dedikasikan untuk memperingati Hari Anak Sedunia.
Saya membantu @unicefindonesia untuk mengkampanyekan pemenuhan hak hak anak melalui program “Satu Emoji Satu Hak Anak”
Saya ingin meminta tolong sekali kepada yang saya kenali adalah seorang ibu dan juga berpengaruh karena tulisan tulisannya yang baik dan inspiratif untuk ikut mengkampanyekan hal yang sama. Semoga kak @prawitamutia berkenan :))
Terakhir, Selamat Hari Anak Sedunia!
Yuk bantu setiap anak memenuhi kebutuhannya. Kenali apa saja kebutuhan anak melalui IG @unicefindonesia dan sebarkan kebaikan ini :)
Tumblr media Tumblr media
135 notes · View notes
Note
I could be a very different person with my friends( a good one that i always remind them of islam) but when I am not with them,i am not that way,how do I prevent it
That’s natural. Abu Bakr and another companion (may God be pleased with them) complained to the Prophet ﷺ that they felt very spiritual in his presence, but when they were away from him, they started to feel unspiritual and concerned with the worldly life rather than the afterlife. The Prophet ﷺ said this is the natural state of humans.
What you can do is read beneficial books in your alone time, listen to beneficial lectures, read the Quran and worship. You can also spend your time doing things you enjoy, such as a hobby, since Islam does not require you to spend all of your time in worship.
Once you can avoid sins small and great and are able to perform all of the recommended voluntary prayers, then you have reached the proper state of faith and spirituality, and from there on you can spend some of your time seeking knowledge and the rest of it doing things you enjoy. 
82 notes · View notes
Text
MENYIMPANG SETELAH MENDAPAT HIDAYAH…
👤 Zainal Abidin bin Syamsuddin Lc, حفظه الله تعالى
***
*لماذا ينتكس البعض بعد استقامته عل ى طريق الهداية ؟؟؟*
Mengapa ada sebagian orang yang justru berbalik (menyimpang) setelah ia konsisten diatas jalan hidayah (bahkan sebelumnya ia mendakwahkan sunnah)…??
قيل للشيخ ابن باز :
Syaikh Bin Baz pernah ditanya:
ياشيخ ، فلان انتكس،
Wahai Syaikh, si fulan berbalik (menyimpang)…
قال الشيخ :
Syaikh berkata;
(لعل انتكاسته من أمرين :
Boleh jadi dia berbalik menyimpang karena dua hal:
إما أنه لم يسأل الله الثبات ، أو أنه لم يشكر الله على الإستقامة) .
Pertama, dia mungkin tidak pernah meminta kepada Allah agar diteguhkan (diatas alhaq), atau yang kedua, ia tidak bersyukur setelah diberikan keteguhan dan keistiqomahan oleh Allah.
فحين اختارك الله لطريق هدايته،
Maka tatkala Allah telah memilihmu berjalan diatas jalan hidayah-Nya,
ليس لأنك مميز أو لطاعةٍ منك ،
camkanlah bahwa itu bukan karena keistimewaanmu atau karena ketaatanmu,
بل هي رحمة منه شملتك ،
melainkan itu adalah rahmat dari-Nya yang meliputimu
قد ينزعها منك في أي لحظة ،
Allah bisa saja mencabut rahmat tersebut kapan saja darimu
لذلك لا تغتر بعملك ولا بعبادتك
Oleh karena itu, jangan engkau tertipu dengan amalanmu, jangan pula disilaukan oleh ibadahmu
ولا تنظر باستصغار لمن ضلّ عن سبيله
Jangan engkau memandang remeh orang yang tersesat dari jalan-Nya
فلولا رحمة الله بك لكنت مكانه .
Kalau bukan karena rahmat Allah padamu, niscaya engkau akan tersesat pula, posisimu akan sama dengan orang yang tersesat itu.
أعيدوا قراءة هذه الآية بتأنٍّ
Ulang-ulang lah membaca ayat berikut ini dengan penuh penghayatan
﴿ ولوﻵ أن ثبتناك لقد كدت تركن إليهم شيئا قليلا ﴾
“Andai Kami tidak meneguhkanmu (wahai Muhammad ﷺ), sungguh engkau hampir-hampir saja akan sedikit condong kepada mereka (orang-orang yang tersesat itu).”
إياك أن تظن أن الثبات على الإستقامة أحد إنجازاتك الشخصية …
Jangan pernah engkau menyangka, bahwa keteguhan diatas istiqomah, merupakan salah satu hasil jerih payahmu sendiri.
تأمل قوله تعالى لسيد البشر..
Perhatikan firman Allah kepada Pemimpin segenap manusia (Muhammad ﷺ):
“ولولا أن ثبتناك”
“Kalau bukan Kami yang meneguhkanmu (wahai Muhammad ﷺ)…”
فكيف بك !!؟.
Maka apalagi engkau…!!?
نحنُ مخطئون عندما نتجاهل أذكارنا،
Kita sering keliru, manakala kita melupakan dzikir-dzikir kita
نعتقد أنها شيء غير مهم وننسى
Kita menyangka bahwa dzikir-dzikir itu tidak penting, sehingga kita pun melupakannya.
بأن الله يحفظنا بها، وربما تقلب الأقدار..
Kita lupa bahwa Allah akan menjaga kita karena dzikir-dzikir tersebut. Boleh jadi takdir Allah akan berbalik.
يقول ابن القيم:
Ibnu al-Qayyim berkata:
حاجة العبد للمعوذات أشدُ من حاجته للطعام واللباس..!
Kebutuhan hamba akan doa dan dzikir (agar Allah memberikan perlindungan), melebihi kebutuhannya akan makanan dan pakaian.
داوموا على أذكاركم لتُدركوا معنى:
Maka rutinkanlah membaca doa dan dzikir kalian, agar kalian meraih apa yang dijanjikan dalam sabda Rasulullah ﷺ.
احفظ الله يحفظك..
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjaga kalian”
تحصنوا كل صباح ومساء ؛
Niscaya kalian akan mendapatkan perlindungan pagi dan petang.
فالدنيا مخيفة .. وفي جوفها مفاجأت .. والله هو الحافظ لعباده
Dunia ini benar-benar menakutkan…. di lorongnya ada banyak hal yang menyentakkan… Allah, Dialah yang Maha Menjaga hamba-hamba-Nya….
204 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Saat Nabi Musa Marah . Nabi Musa melihat kaumnya menyembah patung anak sapi dari emas sepulangnya menghadap Allah ta'ala. Hal ini membuat beliau marah kepada saudaranya (Nabi Harun) yang diamanahi untuk menjaga kaumnya. “Saya memberikan tanggung jawab kepadamu, apa yang kamu lakukan?” . Kemudian Nabi Musa menarik janggut dan kepalanya, lalu menyeretnya dan berkata, “Yabna-um, anak lelaki ibuku, ayolah!” . Panggilan lembut ini merupakan cara untuk sedikit mendinginkan dan menenangkan Nabi Harun. Namun tentu, Nabi Harun tahu bahwa saudaranya sedang benar-benar kesal. Dan tepat pada momen saat dia sedang sangat-sangat marah kepadanya. Inilah kalimat selanjutnya . “Qala rabbighfirli wa li akhi.” (QS. Al-A’raf:151) “Ya Tuhanku, Rabbku, ampunilah aku dan saudaraku.” . Dan saat dia (Musa) mengucapkan kalimat tersebut, Harun dapat mendengarnya. Harun baru saja ditarik, dibentak, dan mendapat banyak masalah. “Saudaraku membenciku saat ini, ia bahkan tidak mau melihat wajahku.” . Perasaan itulah yang akan Anda rasakan. Namun, seketika itu, dia membuatnya lega dengan mengetahui bahwa saat berdoa untuk memohon ampunan kepada Allah, dia menyertakan saudaranya. Dia masih marah, sehingga Anda bisa mengatakan bahwa dia memisahkan mereka (Musa dan Harun) dalam doanya. . Kalimat selanjutnya adalah, “Wa adkhilna fi rahmatik.” (QS. Al-A’raf ayat 151). “Masukkanlah kami berdua ke dalam Rahmat dan Kasih SayangMu.” Saat dia berkata, “Masukkanlah kami.” Dia tidak mengatakan, “Masukkanlah aku dan saudaraku.” Dia hanya berkata, “Masukkanlah kami.” . Jadi, Anda dapat melihat kemarahan Musa mereda dan kasih sayangnya kepada saudaranya kembali. Saudaranya bisa mendengar itu dalam doanya. Harun dapat mendengar bahwa Musa saat ini telah memaafkannya dan baik-baik saja dengannya karena dia telah memohonkan kepada Allah untuknya seperti dia meminta untuk dirinya sendiri. . Selengkapnya di https://nakindonesia.wordpress.com/2017/09/21/terikat-oleh-doa/#more-6928 . #noumanalikhan #noumanalikhanindonesia #nakindonesia . Donasi: https://kitabisa.com/nakindonesia
30 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Antara Hati dengan Lisan
Bunga dan harum adalah dua hal yang berhubungan. Karena keharuman yang mempesona berasal dari bunga.Dan bunga yang terpelihara dengan baik akan menghasilkan wangi yang terbaik pula. Maka, tumbuhkanlah bunga yang tepat, yang dapat menyenangkan bagi siapapun yang berada di dekatnya.
Itulah yang mengibaratkan hati dengan lisan. Apa yang keluar dari lisan sumbernya adalah isi hati yang dibiasakan. Dibiasakan bisa berarti sering atau bahkan setiap saat dimana kita melakukan perbuatan sehingga menjadi terbiasa, baik hal itu keburukan atau kebaikan. Dan itu tergantung dari kita ingin yang mana untuk dibiasakan. Apa yang ada di dalam hati adalah cerminan dari apa yang keluar dari lisan. Sehingga setiap kata yang dikeluarkan, adalah dari hati yang wujudnya kita sendiri tentukan. Maka jagalah hati, niscaya terjagalah lisan.
Apa yang kita ucapkan akan mempengaruhi apa yang ada disekitarmu. Lisan bisa mempengaruhi persepsi orang terhadap dirimu. Dia juga bisa mempengaruhi sekitarmu untuk mengikuti anganmu. Lisanmu ibarat harumnya sebuah bunga. Karena harum sumbernya dari bunga, maka sebarkanlah keharuman itu ke semua yang ada didekatnya. Tidak hanya diri sendiri yang menikmatinya. Kita sadari atau tidak, orang lain juga pasti akan merasakannya. Namun, tidak semua bunga harumnya sama. Maka jagalah supaya bau yang tersebar, tidak membuat orang untuk bersama malah menjadi enggan.
Jika lisan mencerminkan apa yang ada di hati, maka hati mencerminkan diri. Karena hati adalah hulu dari semua keputusan dan perbuatan. Kebaikan atau keburukan, ktia sendiri yang menentukan. Bisa jadi kebaikan atau keburukan yang kita lakukan, menjadi pengantar untuk kebaikan atau keburukan yang lain. Bisa pula kebaikan atau keburukan yang kita lakukan, menjadi penyebab orang lain untuk melakukan kebaikan atau keburukan yang sama. Maka berhati-hatilah dalam urusan hati.
Segala yang ada di dunia ini, semu dan tidak ada yang pasti. Maka penuhilah kebaikan dalam hati karena itu yang akan menuntunmu menuju alam akhirat yang hakiki. Pertahankan kebaikan di hati karena hidup hanya sekali dan kita harus membuatnya berarti. Tetap junjunglah hati dengan kebaikan meskipun orang lain membalasnya dengan hal yang berlawanan.
Jika hatimu adalah mawar jelita, yang keluar dari mulutmu pasti semerbak wanginya. - Salim A. Fillah
408 notes · View notes