lovelooksprettyonyou

[lovelooksprettyonyou]

𝑁𝑜𝑡ℎ𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑜𝑢𝑙𝑑 𝑚𝑎𝑘𝑒 𝑚𝑒 𝑙𝑜𝑣𝑒 𝑦𝑜𝑢 𝑙𝑒𝑠𝑠.

(sebelum lanjut, coba deh sambil dengerin ini tiny.cc/sweetestdevotion).

Kata orang yang sewaktu itu seliweran di tiktok (aku lupa namanya siapa, hehehe), lahir ke dunia aja udah menunjukkan kalo kita ini pribadi yang kuat. Kata orang itu, bukan kata aku loh, waktu mau lahir kita ditunjukkin sama Tuhan. Ditunjukkin gimana perjalanan hidup kita dari lahir sampai mati; ditunjukkin segala masalah dan berkah yang kita dapat sampai tutup usia. Tuhan bikin perjanjian sama kita, kalo kita setuju untuk semua hal yang baru saja ditunjukkan dan sanggup ngejalaninnya, ya kita lahir.

Kalo kita gak setuju, ya enggak lahir.

Tapi buktinya sekarang kamu di sini. Artinya kamu setuju. Kamu keren.

Kamu keren untuk berani menerima semua yang bakal terjadi 𝑖𝑛 𝑡ℎ𝑒𝑠𝑒 𝑢𝑛𝑘𝑛𝑜𝑤𝑛𝑠. Sekecil kamu berdiri lagi waktu belajar jalan, sekecil kamu berani pergi ke sekolah walaupun lagi berantem sama anak kelas sebelah, sekecil kamu berani iseng ke tetangga sebelah dengan pencetin bel rumahnya terus kabur, sekecil kamu bohong ke Mama katanya main bola ternyata ke warnet, sekecil hal-hal kecil yang mungkin keliatan biasa aja, sekecil hal-hal kecil yang bisa menggerakkan perahumu buat tetap berlayar hidup.

Kata orang, semakin tua semakin gak ada perayaan ulang tahun untuk kita. Sekedar tiup lilin saja udah gak begitu penting lagi. Kadang senang yang harusnya muncul malah digantikan dengan 𝑎𝑛𝑥𝑖𝑜𝑢𝑠- bahkan kata 𝑎𝑛𝑥𝑖𝑜𝑢𝑠 mungkin gak cukup untuk mendeskripsikan campur aduknya perasaan saat ulang tahun.

Ya, gak apa-apa. Semua perasaan itu valid, kan? Sevalid kamu kesal karena pesanan gojekmu gak nyampai-nyampai, sevalid kamu senang hanya karena club bola yang kamu suka menang, sevalid perasaan campur aduk saat ulang tahun.

Gak apa-apa. Gak ada yang berhak buat ngatur apa yang kita rasain, termasuk saat ulang tahun. Pun ketika sebagian orang pikir tiup lilin justru adalah bagian terpenting dari ulang tahun (berkontradiksi dengan sebagian lainnya), gak apa-apa juga.

Kalau kamu, termasuk yang mana?

Termasuk yang harus tiup lilin atau enggak?

Apapun 'sekte' mana yang kamu pilih, menurut aku, bagian terpenting dari ulang tahun itu justru adanya orang yang kamu sayang di kelilingmu. Bukti cinta terbesar dari seorang manusia adalah gak pedulikan berapa banyak waktu yang dihabiskan dan dikorbankan untuk manusia lain. Bahasa aku belibet, ya? Intinya, menurut aku, yang berharga di dunia ini bukan uang, tapi waktu. Waktu itu gak ada yang bisa gantiin. Sekali kelewat, gak bisa keulang. 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑖𝑠 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒𝑙𝑒𝑠𝑠. Jadi kalo ada orang mau ngehabisin waktu dan gak peduli seberapa banyak waktu itu terbuang untuk kamu, 𝑡ℎ𝑎𝑡'𝑠 𝑡ℎ𝑒 ℎ𝑖𝑔ℎ𝑒𝑠𝑡 𝑓𝑜𝑟𝑚 𝑜𝑓 𝑙𝑜𝑣𝑒.

Aku di sini. Aku ada di keliling kamu, setiap hari, setiap saat, termasuk hari ini, hari ulang tahun kamu. Aku harap kamu bisa lihat ini sebagai 𝑡ℎ𝑒 ℎ𝑖𝑔ℎ𝑒𝑠𝑡 𝑓𝑜𝑟𝑚 𝑜𝑓 𝑙𝑜𝑣𝑒 yang tadi aku ucapin, ya (cie).

Tapi serius.

𝐴𝑛𝑑 𝐼 𝑑𝑜𝑛'𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑑 𝑠𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑐ℎ 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑎𝑠 𝐼 𝑐𝑎𝑛 𝑤𝑖𝑡ℎ 𝑦𝑜𝑢.

Ito, selamat ulang tahun ya.

Kalau aja Tuhan bukan Maha Baik, pasti Dia capek dengerin aku ngocehin kamu. Kalau aja Tuhan bukan Maha Sabar, pasti Dia capek dengerin permintaan aku yang berulang-ulang tanpa jeda.

Diantara semua harapan yang aku ucapin ke Tuhan, aku paling berharap, kamu selalu ingat dan sempat buat bahagia- dalam bentuk apapun.

𝑀𝑎𝑦𝑏𝑒 𝐼 𝑑𝑜𝑛'𝑡 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑐𝑢𝑙𝑎𝑟𝑙𝑦 𝑘𝑛𝑜𝑤 𝑤ℎ𝑎𝑡 𝑦𝑜𝑢'𝑣𝑒 𝑏𝑒𝑒𝑛 𝑡ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ 𝑎𝑛𝑑 𝑤ℎ𝑎𝑡 𝑘𝑖𝑛𝑑 𝑟𝑜𝑙𝑙𝑒𝑟𝑐𝑜𝑎𝑠𝑡𝑒𝑟 𝑟𝑖𝑑𝑒 𝑦𝑜𝑢'𝑣𝑒 𝑏𝑒𝑒𝑛 𝑟𝑖𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑟 𝑦𝑜𝑢𝑟 𝑤ℎ𝑜𝑙𝑒 𝑙𝑖𝑓𝑒, 𝑏𝑢𝑡 𝐼 𝑑𝑜 𝑘𝑛𝑜𝑤 𝑠𝑜𝑚𝑒𝑡ℎ𝑖𝑛𝑔- 𝑡ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑦𝑜𝑢 𝑓𝑜𝑟 𝑠𝑡𝑎𝑦𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑙𝑖𝑣𝑒 𝑢𝑝 𝑡𝑖𝑙𝑙 𝑛𝑜𝑤.

𝐼'𝑚 𝑠𝑜 𝑔𝑙𝑎𝑑 𝑦𝑜𝑢 𝑒𝑥𝑖𝑠𝑡.

[lovelooksprettyonyou]

Happiest birthday, Dominic Victto Newton Salim.

I think God bless November 11th. To Ito, the best boyfriend ever, the most amazing person I’ve ever know;

happiest birthday to you.

Padahal hari ini hari spesial buat kamu, tapi ada aja hal bodoh yang aku lakuin. Maaf ya?

Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun untuk kamu. I wish you everything I can wish in this world. Karena nyatanya aku ngedoain kamu gak cuman waktu ulang tahun aja. Setiap saat aku inget kamu, aku doain kamu. Setiap sholat aku.

Victto, Ito, Dominic Victto Newton Salim, #NASA, bocil— you are such a blessing to this world.

Kamu baik baik baik baik banget jadi orang. Bahkan ketika dunia sedang jahat-jahatnya ke kamu, kamu tetap memperlakukan dunia dengan baik— dengan tulus. What should I do to deserve you?

Aku gak tahu bilang apa selain bilang makasih.

Makasih udah lahir ke bumi. Betul, kamu cuman manusia biasa. Kamu adalah kamu, Ito adalah Ito. Tapi kamu gak tahu betapa pentingnya kehadiran kamu buat orang-orang sekitar. Kamu gak tahu betapa berharganya eksistensi kamu ada di sini— di dunia ini.

Ito, makasih udah mau berdiri tegak sampai sekarang, melewati banyaknya naik turun dalam hidup kamu. Makasih udah memilih jadi Ito yang kuat, Ito yang tangguh, Ito yang bisa jadi penuntun kemana aku harus pulang.

Makasih udah jadi rumah aku.

#NASA, makasih ya udah jadi hebat. Kamu kereeeeen banget! Kamu lakuin hal yang sebenernya belum sanggup kamu lakuin, tapi surprisingly kamu bisa! Keren banget. Makasih ya #NASA, selalu jadi diri kamu sendiri dan bisa sedewasa itu.

Kalian berdua keren. AKU BANGGAAAAA BANGET! 100% bangganya nih kalo jempol aku ada 100, aku dah kasih buat Ito sama #NASA.

Jangan lupa bahagia ya, To.

Soalnya kalo kamu bahagia, aku lebih bahagia.

Sedih juga gapapa sih namanya juga manusia yakan. Jangan lupa untuk selalu inget bahwa it’s okay not to be okay. Kalo kamu lupa ada aku juga sih yang ingetin, hehehehe.

Kalo kamu ketawa, aku ikut ketawa.

Kalo kamu senyum, aku ikut senyum.

Kalo kamu nangis sejadi-jadinya, menyalahkan diri sendiri dan anggap diri kamu payah, sakit banget hati aku. Aku:

Tapi terkadang, saat kamu gak baik-baik aja, kamu masih bisa nenangin aku, kamu bisa peluk aku, ngeyakinin aku kalo kamu bakal tetep disini sama aku, ngeyakinin bahwa endingnya bakal baik-baik aja— rasanya aku pengen peluk kamu sambil teriak, harusnya aku yang bilang begitu ke kamu.

Kamu gak tahu bersyukurnya aku waktu ketemu kamu, Ito. Kalo namu gak dateng, mungkin aku masih Nyanya yang dulu. Aku masih Nyanya yang mati rasa. Hidup aku mungkin bakalan tetep hitam putih, enggak berwarna seperti sekarang. Kamu ibaratkan tukang cat bawa cat segabrek buat ditumpahin ke rumah aku.

Tukang cat apa pemilik toko catnya ya.

Tukang cat aja supaya langsung mengecat hatiku. DANGDUT ABIS DAH GW.

To, gak berhenti aku ucap syukur karena kamu udah hadir di hidup aku. Aku sangat bersyukur sampe aku rela bawain apa aja yang kamu mau didepan kamu- mau apa? Gajah? Pluto? Bintang? Ntar aku bawain ye. 

Bahkan sampe seisi dunia bisa aku bawain. You deserve a whole universe. 

Tetep jadi Ito yang sekarang ya, walaupun kamu nyebelin dan bawel, tapi aku sesayang ini. Pake dukun mana sih? Aku kok bisa kecantol segininya sama kamu.

NGETIK APA AJA DAH AKU BUSET PANJANG BANGET. INTINYA ADALAH, makasih. Makasih udah ada, makasih udah lahir di dunia ini. 

Semoga hari-hari kamu penuh senyum dan bahagia ya To, semoga dilancarkan kuliahnya, semoga bisa tetep bahagia sama Mama Papa Kakak, aku boleh nyempil juga?  

I'll pray the best for you, to be fully healed, to be truly happy, to be your true self, and to be everything that you want. Pokoknya, selamat hari baik, Ito. Jangan lupa ya untuk selalu merayakan perasaan kamu sebagai manusia, mau itu seneng, sedih, capek, jengkel, daaaan berbagai macam perasaan lainnya. Semoga kamu tetep mau jadi superman aku dalam jangka waktu yang lama, more years to come.

Aku sayang kamu banget.

Banget.

Selalu.

[lovelooksprettyonyou]

Mengingat ini bukanlah akhir pekan melainkan hari Senin, sedikit aneh melihat mereka tengah duduk di McDonalds dengan burger masing-masing di tangan dan segelas cola dingin menemaninya.

“Kamu serius dibolehin buat nginep di rumah aku?” tanya perempuan dengan rambut tergerai ini sambil mengunyah burger dengan mulut yang penuh. Victto, laki-laki di depannya, mengulurkan tangan mengusap sudut bibir Nyanya.

“Kunyah dulu, sayang.”

“Ih kamu jawab dulu pertanyaan aku!”

Bahu sang tuan mengendik, sengaja. Meledek Nyanya dengan menjulurkan lidahnya, “Gak tahu sih. Kayaknya gak boleh.”

“Tuh tadi katanya boleh!” Nyanya meninggikan nada bicaranya satu oktaf— tetapi tidak berniat membentak. Victto mengalunkan tawanya seakan paralel dengan musik khas band Indonesia yang terdengar dari pengeras suara di sudut ruangan.

“Iyaaa, boleh. Bercanda tadi tuh. Marah-marah terus Ibu,” Victto mengusak rambut Nyanya. Yang bersangkutan hanya melanjutkan memakan burgernya seraya menggerutu.

‪ㅤㅤ‬ ‪ㅤㅤ‬ ‪ㅤㅤ‬ ‪ㅤㅤ‬‪ㅤㅤ‬—

“Yang, taruh sepatunya dimana?” Victto sedikit berteriak saat mereka sudah berada di rumah Nyanya. Nyanya yang lebih dulu masuk rumah hanya berteriak dari dalam, “Taruh di rak belakang pintu. ‘Kan ada tuh.”

“Oiya,” gumam Victto meletakkan kedua sepatunya. Victto mengekor ke arah Nyanya berjalan. Ke kamar puan itu.

“Kok kita ke kamar?”

“Kenapa?” Nyanya menoleh, menunjuk Victto dengan telunjuknya, “Mikir yang aneh-aneh, ya?”

“ENGGAK YA.”

“HAHAHAH. Yaudah ayo sini. Ini udah gak jadi kamar aku kok, sekarang jadi ruangan khusus bajunya Mama Papa. Aku mau ambilin baju Papa buat kamu, makanya sini,” Nyanya berusaha membuka kenop pintu. Pintu sedikit berderit ketika dibuka. Seisi ruangan hanya terdapat lemari, lemari, dan lemari. Nyanya membuka salah satu lemari, mengambil baju dan celana longgar untuk sang kekasih.

“Ayang pakai ini gapapa?”

“Iya,” Victto mengangguk, mengambil kedua setel pakaian itu dari tangan Nyanya.

“Okay. Mau ganti baju—“

“Disini aja, sayang.”

“Oh okay. Kalau gitu aku ke kamar dulu buat mandi.”

Victto hanya mengangguk. Nyanya melangkahkan kakinya keluar menuju kamarnya. Alih-alih langsung mandi, ia membuka laptopnya terlebih dahulu. Beberapa sekon setelahnya, netranya terpantul oleh cahaya benda di depannya, tanda memang sudah menyala. Ia bergegas menuju kamar mandi, laptopnya ia biarkan menyala.

Malam itu hening. Hanya terdengar detik suara jam yang berada di ruang tengah. Victto yang keluar kamar ketika selesai berganti baju, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia berjalan menuju ruang tengah. Bingung.

“Ayaaang, coba ke kamar aku deh ke meja belajar aku,” teriak Nyanya dari kamar mandi, seakan mengetahui bahwa pemuda satu itu bingung harus melakukan apa.

“Ngapaiiin?” balas Victto, sama-sama berteriak.

“Cepeet, udah ke kamar aku dulu.”

“OKAAAY, baiklah.”

Tidak tahu alasannya pun tidak membuat Victto mengurungkan langkahnya menuju kamar (baru) puan itu. Ia menurut bahkan langsung terduduk di meja belajar kekasihnya— sesuai dengan arahan. Disitu, terlihat folder yang membuat Victto penasaran.

“Ayang, udah sampai. Laptopnya diapain?” Victto berteriak, berharap kekasihnya mendengar dari kamar mandi.

“Buka disk Persephone terus kamu tahu sendiri. Udah aku mau lanjut mandi,” Nyanya balas teriak.

Victto menggaruk tengkuknya, lagi. Bingung. Kemudian ia membuka sesuai yang dikatakan oleh Nyanya.

Persephone (E:)

-> Documents

-> Universe Of Us

[lovelooksprettyonyou]

Selamat Tanggal 29 yang keenam, Ito! Untuk mendapatkan hadiah kamu, silahkan isi TTN diatas, jika sudah, serahkan pada Nyanya untuk mendapatkan nilainya, ya! Hadiah akan diberikan jika nilai kamu 100, jadi semangat! :P

[lovelooksprettyonyou]

Beranjak Dewasa.

Familiar sama kata-kata diatas? Iya. Itu salah judul lagu Nadin. Salah satu alesan kenapa aku nulis hari ini, jam ini, disore yang sedikit terik daripada biasanya. Aduh. Rasanya lama banget gak nulis beginian. Kapan ya terakhir? Lupa. Sudah disibukkan sama sibuknya dunia sampai lupa kalau nulis bisa jadi salah satu self-therapy aku. Aku habis dengerin satu albumnya Nadin yang Selamat Ulang Tahun- oh sama satu albumnya Pamungkas yang Solipsism, diracunin sama Cella. I really like how they put their feelings on their songs, how they speak their mind through their songs. Sadar gak sadar, banyak banget refleksi kita (aku terutama) di lagu-lagu mereka.

Dan sadar gak, waktu tuh berjalan begitu cepat? Aku, kamu, siapapun orang diluar sana, secara gak langsung berkembang menjadi lebih dewasa seiring bertambahnya waktu, seiring bertambahnya umur juga seiring bertambahnya masalah. Kamu, kita, berkembang setiap harinya. Dan kalian sadar gak, kalian selalu bisa melewati hari-hari kalian walaupun kadang tidak lancar. Tidakkah kalian bangga sama diri kalian sendiri? We go through day to day without realizing how lucky we are. I’ll be the first to admit there are a lot of things I take for granted sometimes. I tend to look at the negative parts of my life too often. I tend to dwell on the past and worry about a future that’s uncertain, that sometimes I feel I’m entitled to. Tapi ya, terkadang pemikiran negatif itu bikin aku sadar besok harinya, kalau hidup ya naik juga turun. Positif negatif. Baik dan buruk. Yin and yang. Mau aku paksakan untuk selalu yang baik-baik aja pun gak bisa, justru terkadang kita butuh sesuatu yang negatif itu supaya sadar bahwa ada yang positif di hidup kita (yang terkadang gak kelihatan dan gak disadari, kan?), contoh: masih dikelilingi orang yang kita sayang. Aku bersyukur aku sudah sampai titik ini. Aku bersyukur kamu salah satu orang yang buat aku mensyukuri hidupku, Ito. Aku bersyukur aku bisa belajar lebih baik lagi bareng kamu. Kamu salah satu orang yang buat hidupku berubah, buat cara pandangku berubah, dan buat aku sayang sama diriku juga buat aku bersyukur atas setiap apa yang Tuhan kasih ke aku, yang buruk ataupun baik.  Gak ada alesan lain kenapa aku nulis ini selain aku bersyukur kamu ada di sisi aku, Ito. Karena kamu adalah salah satu alasan kenapa aku mau menulis lagi. I write because you exist. Ito, you are loved. You really are. 

[lovelooksprettyonyou]

Us.

I love him and he loves me.

We spend every moment together. When sleep parts us, we often meet in our dreams.

I like to take naps throughout the day. Like a cat, he says.

I think his eyes are beautiful and strange. I have never seen eyes like his up close before.

He thinks I am especially cute when I'm pouting my lips.

Sometimes, we argue over something and no one wins.

He never imagined he would be with someone like me.

And I can't imagine he would be someone else.

[lovelooksprettyonyou]

"Baby, I love you."

"Hm?"

"I love you," he kisses my lips, pulls me closer while I caress his cheeks. I start to feel the sweetness from his mouth.

"I do more. I really do more," as he starts to unclip my bra, I bite his lower lips and enjoy his touch on my bare skin.

[lovelooksprettyonyou]

I think of you in cars. Every road signs plead me to take care, remind me of how much I want you, how deeply you are loved.

I hope you think of me as much as I think of you.

I hope that every step will bring you closer,

willing you to turn back around,

reminding you it's time to come home.

[lovelooksprettyonyou]

"Yang, aku potong rambut kependekan," ucapnya di telfon kala itu di siang hari, tepat saat self quarantine day 62.

"Eh mana? Switch dong kameranya, dinyalain. Mau lihat."

"Gak ah."

"LOH MANA LIHAT," aku bangun dari tidurku, membetulkan posisi. Tanganku terulur menyapu poni sebelum menyalakan kamera. Ya, setidaknya aku tidak ingin terlihat berantakan didepannya, kan?

"Yaudah lihat," ia menyalakan kamera dan mengarahkannya ke wajahnya. Tawaku meledak. Kepalaku kulempar ke belakang.

"AYANG LUCU BANGET."

"BOHONG. ITU KAMU KETAWA."

"YA KARENA LUCU."

"Ayang, jangan ketawaaa," bibirnya sedikit mengerucut. Terik matahari memantulkan piercing di telinganya, lalu mengurai sinar menjadi warna pelangi. Peluh sedikit menghiasi keningnya. Aku tetap tertawa seraya meng-/screenshot/ wajahnya. He's still gorgeous and handsome at the same time.

"Engga. Tetep cakep kok. Kamu ganteng."

"Apa? Bilang lagi coba?"

"Gak."

"AYO BILANG LAGI."

"GAK."

"HAHAHA GEMES."

[lovelooksprettyonyou]

Yes, I love you. I swear it. On every grain salt in the ocean- on all my tears. I found you when I reached the seventh sea, just as I had stopped looking. It seems a lifetime ago that I began searching for you. A lifetime of pain and sorrow. Of disappointment and missed opportunities. All I hoped for. All the things I can never get back. When I’m with you, I want for nothing.