Tumgik
manusia-asing · 6 years
Photo
Tumblr media
SUDUT PANDANG BUKU CATATAN - BUKU CATATAN 1 - part 2 (on Wattpad) https://my.w.tt/V2goIDAcpQ Hai.... Aku ingin bercerita tentang suatu kejadian yang aku alami beberapa minggu terakhir. Saat ini aku sedang berada di ruang kerjaku sambil mengetik di laptopku. Hmmmm, aku merasa ada yang mengikutiku akhir-akhir ini. Bahkan saat aku menulis cerita ini pun, ada yang mengintip di balik jendela kamarku. Huft... Sebentar, aku ingin membuat secangkir kopi.
0 notes
manusia-asing · 6 years
Photo
Tumblr media
SUDUT PANDANG BUKU CATATAN (on Wattpad) https://my.w.tt/slzxxnNHdQ Hai.... Aku ingin bercerita tentang suatu kejadian yang aku alami beberapa minggu terakhir. Saat ini aku sedang berada di ruang kerjaku sambil mengetik di laptopku. Hmmmm, aku merasa ada yang mengikutiku akhir-akhir ini. Bahkan saat aku menulis cerita ini pun, ada yang mengintip di balik jendela kamarku. Huft... Sebentar, aku ingin membuat secangkir kopi.
0 notes
manusia-asing · 6 years
Text
Keterasingan yang asing, saat pertemuan yang dulu sama sekali tidak asing, harus terasingkan oleh waktu yang asing. Hingga kini, aku dan kau menjadi dua orang yang asing di waktu yang asing.
Manusia Asing
0 notes
manusia-asing · 6 years
Photo
Tumblr media
0 notes
manusia-asing · 6 years
Text
Tentang Pertemuan
Terkadang aku membenci suatu pertemuan, mencoba menutup diri dari dunia luar, biasa saja dalam perkenalan, atau bahkan bertukar rindu. Ini tentang suatu pertemuan, yang akhirnya harus aku terima, sebuah perpisahan, air mata, dan kehilangan.
0 notes
manusia-asing · 6 years
Quote
Sama seperti secangkir kopi, akan ada manis di setiap tegukan pahitnya. Persepsi rasa kopi itu tergantung bagaimana cara menikmatinya. Asalkan kau mengerti, kau akan temukan kopi yang sependapat dengan rasamu.
Abdul Aziz
0 notes
manusia-asing · 7 years
Text
Janned dan Kecoa (2)
Aku mencoba membujuknya. Mengajaknya berbincang sepatah dua patah kata. Aku berharap kesedihannya tidak berlarut.
Janned menatapku, tatapan yang begitu dalam, mencoba menceritakan apa yang dia rasakan saat ini, bersama hujan, bersama mendung.
Janned kembali menatap ke arah jendela, seketika itu, dia teringat kisahnya bersama Toni, si kecoa kesayangannya.
Bermula ketika janned tengah asik bermain di sekitaran kamar mandi. Saat itu, muncul lah seekor binatang kecil dari balik ember penampungan air.
(bersambung...)
0 notes
manusia-asing · 7 years
Text
Mencintai yang terlihat, suatu saat akau pergi, mencintai yang tidak terlihat, suatu saat akan bertemu
Abdul Aziz
0 notes
manusia-asing · 7 years
Text
Janned dan Kecoa
Janned masih saja menatap ke arah jendela yang ditutupi embun. Hujan masih sayup-sayup bercerita tentang perjalanan panjangnya. Aku tak mengerti, mengapa Janned jadi begitu murung, setelah kepergian Toni, teman kecoanya yang mati di pembuangan kamar mandi. Akhir-akhir ini janned selalu bungkam, tak banyak bicara seperti biasanya. Makanan pun tak pernah habis olehnya.
Hmmmm......
(Bersambung....)
0 notes
manusia-asing · 7 years
Text
Untuk Pelangi Merah Hati.
Hei...
Aku masih saja berteduh...
Walau gerimis hujan panas telah terbit setelah gemuruh...
Aku menantimu...
Sungguh,...
Masih di tempat yang dulu...
Saat air mata dan derai tawamu beradu...
Ya,...
Itu kamu, si pecinta merah hati...
Hm,...
Tidak ada yang berubah...
Sungguh...
Aku masih seperti yang dulu kau kenal...
Hanya saja kisahku yang berbeda...
Tak lagi sama...
Sepertimu jugaa....
Punya kisah yang tak bisa kita eratkan lagi...
Tapi, Tuhan maha jahil...
Hahahaha....
Ya, Dia masih saja merekatkan kita...
Aneh bukan???
Entah tuhan atau hanya ilusi saja...
Masih saja kita menyapa walau waktu membunuh satu persatu...
Menyakitkan walaupun aku tertawa sambil menahan darah...
Masih saja rasa itu seperti dulu...
Dari semenjak mata coklatmu meleburkan imajinasiku...
Aku menulis lagi hanya untuk menyampaikan asa...
Bahwa tetap saja aku masih sama dengan rasa yang dulu...
Entah denganmu..
Apakah masih sama???
Atau memudar???
Atau hilang bahkan tidak sama sekali...
Tapi tidak masalah...
Selama mata itu masih menggantung di pelangiku...
Pelangi Merah Hati...
2 notes · View notes
manusia-asing · 7 years
Quote
Untuk perempuan yang berada di Bawah Hujan. Aku selalu menatap mu dari sini, dari keteduhan hati saat kamu menari bersama rintikan air.
By : Abdul Aziz
2 notes · View notes
manusia-asing · 8 years
Text
Satu Hari di Bulan Juni.
Hi Juni, gak terasa waktu mu hampir habis. Sebentar lagi kamu akan pergi, beriringan dengan bulan suci, yang akan berganti dengan saudaramu si Juli. Banyak hal yang berubah. Banyak hal yang pergi, berganti, dan hilang seiring beranjaknya kamu dari peredaran waktu. Mulai dari berakhirnya masa sulit semester ini, tugas yang sudah selesai, ketemu teman KKN, dan.... DIA yang pergi. 
Aku ingin bercerita pada mu Juni, tentang kisah yang kamu buat bulan ini. Satu hari, saat bulan sedang terang-terangnya, suasana se-indah-indahnya, dia hilang Juni. Seseorang yang menemani saat aku melewati kisah di Bulan-bulan lainnya. Ya, 9 Bulan aku bersamanya. Indah, serasa aku punya segalanya di dunia ini. 
Tetap saja, pertemuan akan berakhir dengan perpisahan, ya, seperti kamu, DIA pun akan pergi. Namun, seperti kamu juga, tentangnya tak akan pernah aku ganti, tak kan pernah. Aku ingat, saat menatap matanya di bawah hujan, memandang senyumnya penuh haru. Ya, aku penikmat senyumnya. Wajar saja bila selama bersama DIA, tak akan aku buat senyumnya pudar. Aku menghargai senyumnya Juni, sungguh.
Satu hari di bulan juni, saat dia memutuskan untuk menjauh, aku tau, DIA tidak pergi, hanya menjauh. Menghargai kepercayaan cintanya, menghargai senyum yang lain, menghargai rasa yang lain. Iya Juni, DIA milik orang lain, seseorang yang DIA perjuangkan.
Indah ya Juni, melihat DIA tersenyum saat DIA bisa bersama dengan orang yang selalu DIA perjuangkan. Aku tidak mau melihat senyumnya pudar, tidak ingin setetespun sedih ada di wajahnya, sungguh, aku menghargai senyumya, aku menghargai matanya.Ya, DIA pergi Juni, untuk senyum yang lebih indah, untuk hati yang mencintai. Aku merelakan dia menjauh, walau ya, senyum itu tidak lagi aku lihat, mata itu, wajah itu, dan terkadang aku rindu, saat kebiasaan, suasana, ataupun hal yang kami habiskan sambil bercerita dan tertawa. Berkhayal tentang Dunia yang orang lain tak akan bisa mengerti. Ya, aku merelakan DIA menjauh, karena alasan, aku tak ingin DIA tersakiti. Biarlah Juni, bila saatnya nanti, bila Tuhan melihat cerita kami, mungkin akan indah kelanjutannya. Disini aku masih menunggunya, mencoret-coret namanya di atas selembar kertas, menceritakan tentang DIA kepada pena, hingga semua alat tulis pun tau, kalau aku menunggu DIA disini.
Aku masih mengaguminya Juni, walau menjauh membuat kami tak bisa membuat cerita lagi. Tapi satu hal yang aku pelajari, bahwa rasa, tak akan bisa dirubah, meski terkadang, waktu membunuh, waktu menjauhkan, tetap saja, aku menantikan saat-saat senyumnya masih bisa aku pandang.
Ya, DIA sahabatku Juni, teman 9 Bulan ku, entah akan ada bulan selanjutnya, atau hanya menjadi teman imajinasiku saja. Yang jelas, aku masih sama saat bersamanya, dan aku berharap, waktu tak kan pernah merubahnya, semoga saja.
1 note · View note
manusia-asing · 8 years
Quote
Hei, lihat deh, bulannya terang ya. Indah banget. Sayang, dia sendirian. Bintangnya pada hilang :(
2 notes · View notes
manusia-asing · 8 years
Text
I N E K S T R O V E R T - part1
Oke. Aku ingin menceritakan kisah yang gak tau bakal gimana akhirnya, gimana kelanjutannya. Yang jelas, aku sudah mengenal dia 9 bulan. Hahaha, ibarat kandungan, nunggu 10 hari lagi bakal ngelahirin. Menurut aku, 9 bulan waktu yang sebentar sih, tapi kata temen-temen yang lain, kami udah kayak kenal bertahun-tahun. Entah kenapa ya?? hahahah. Mungkin karna beberapa kesamaan sifat yang membuat kami akrab dengan cepat, mungkin.
Awalnya sih, perkenalan ini dimulai saat PM (Personal Message) di BBM, trus aku komen karna isinya menarik banget, dan kebetulan aku penasaran dengan apa yang barusan dia posting. Kurang lebih isinya kayak gini “Kami membuka jasa konsultasi bagi yang gak bisa bilang huruf “R” “ ya, semacam pelatihan gitu mungkin ya. Oke ketauan kalau gua gak bisa ngomong “R” -_-. Kalau kata orang-orang sih itu penyakit namanya “cadel” -_-. Kata temen aku, cadel tu disebabkan karna beberapa faktor, seperti lidah pendek sehingga gak bisa nyentuh langit-langit mulut, faktor berikutnya udah bawaan lahir, dan faktor lainnya, karna ajaran keluarga waktu kecil -_-. Kalau difikir lagi, faktor yang terakhir ada benernya juga sih -_-. Kata temen aku, orang cadel itu, waktu kecilnya, diajarin nyebut huruf “R” itu menjadi huruf “L” atau “KH” atau “GH”. Sejenak merenung juga sih atas penjelasan kawan aku tadi, “Apa iya ya aku waktu kecil diajarin cadel?? -_- kalau iya, berarti mereka tega :’(” oke, aku baper. Mungkin faktor yang ketiga hampir semua anak-anak pernah ngalamin. “Mama pelgi ke pacal dulu ya nak...”, “Eh, udah becal anak mama...”, dsb... Bener juga sih -_-.
Oke, kembali ke cerita awal. Trus, karna penasaran dengan postingan dia tadi, dan berharap kalau akhirnya setelah ngikutin konsultasi tersebut, aku bisa ngomong huruf “R” lagi... “yyyeeaaayyyy” sorak dalam hati. Hahahha. Eh, bentar...kok dia bisa di kontak BBM aku ya?? -_-. Oke, jadi ceritanya gini, kami satu jurusan, satu angkatan, satu hati, satu jiwa (abaikan 4 kata terakhir), cuma beda kelas doang sih -_-. Tapi, ya, aku gak pernah kenal dia sebelumnya. Kontak BBM dia aku dapatkan saat salah seorang teman di BBM, membroadcast PIN BBMnya, lengkap dengan nama “Zia Nur Cholid” (nama yang aneh, hahah, bukan nama yang sebenarnya kok). Karna penasaran dengan namanya yang menurut aku cukup aneh dan langka, akhirnya aku coba invite, dan di ACC braayyy. Yuuuhhhuuuu~.
Aku komen deh tu PM dia yang aneh tadi. Hahahhaa. “Eh, itu benerannya Ya??”, “Iya beneran, gak bisa bilang “R” ya??” jawabnya. Kamprettt -_- aku diledekin lagi, kenal juga kagak. -_-. “Iya, gimana ya caranya aku bisa bilang R???”, “Banyak-banyak berdoa sama Allah ya” jawabnya lagi. Oke, aku kena Trolll -_-. “Coba kirim VN lah, mau denger kamu ngomong “R” ” pintanya. Oke, ini anak mencoba menyudutkan aku untuk kedua kalinya saat pertama kali BMan -_-. Karna iseng juga dan penasaran juga sih sebenernya, yaudah aku kirim VN yang berbunyi “Ulagh Melingkagh-Lingkagh di pagagh pak umagh” (Cadel Versi “GH”, cieee yang baca ngikutin, jadi cadel juga kayak aku. Hahahah). Setelah dia dengar, dianya malah nangis -_- Nah Loh??? kok ada konsultasi cadel trus, tutornya malah nangis ???-_-. Usut punya usut, ternyata dianya juga cadel, dan cadelnya versi “L” (Parahan Dia sih, sumpah. Hahhaa). Ajang balas dendam pun dimulai, ini senyum udah mulai jahat ni, di kepala mulai keluar tanduk, trus dengan suara yang berat, eh, bentar, kan lagi BMan -_-, oh iya ya. Dengan niat yang jahat, hahaha, kalau di film-film, itu ada kayak monolog (suara dalam hati yang dikasih microphone), trus aku ngomong gini “Ternyata dia cadel juga, aku akan balas dendam, aku akan ngeledikn dia (senyum seringai)”. 
Akhirnya aku coba minta VN dia dengan nyebutin kalimat yang sama, daaaaannnnnn “BBBBOOOMMMMMM”. Sumpah, aku ngakak kejang-kejang. Wahahahhaha. Bunyinya kurang lebih kayak gini “Ulal Melingkal-lingkal di pagal pak umal (Cadel Versi “L”)”. Dan dia ngechat lagi “Jangan diketawain ya, aku malu :(”. Kasian juga sih -_-, sebagai laki-laki yang pe-iba-an sama cewek (efek jomblo), aku tahan tu ketawa, trus dengan dewasa aku balas “Eh, gak ketawa kok, keren tau suaranya.. (emang sih, suaranya indah banget)”.
Bersambung....
1 note · View note
manusia-asing · 8 years
Quote
Malam terlalu malam, Pagi terlalu pagi
Abdul Aziz
0 notes
manusia-asing · 8 years
Quote
Kadang tak perlu bicara banyak agar mereka mengerti bahwa kau pernah berusaha mati untuk nya .
-Pcholidhazia- (via pcholidhazia)
2 notes · View notes
manusia-asing · 8 years
Text
Nilai
Terkadang manusia hanya menilai dari luar. Ya, hanya melihat, tanpa mengenal, dan mengerti apa yang tersembunyi di dalamnya. Semua hal pasti punya kisah, entah itu perjalanan, usaha, jatuh, bangkit. Tapi mata tak pernah kenal dengan hal itu. Mereka hanya melihat, di baliknya hanya omong kosong. Mata selalu melihat yang hitam itu buruk, brutal, kusam, gak bercahaya, sedangkan putih itu suci, indah. Tapi mata lupa, kalau kiblat islam itu warnanya hitam, kain kafan itu warnanya putih. Ya, mata selalu mudah untuk dibohongi. Persepsi tentang mata yang gak pernah bohong itu salah. Iya, mungkin emang gak salah kalau dari segi fakta. Tapi mata tak bisa menilai. Mata tak pernah bisa melihat apa yang ada dibalik yang terlihat. Mulailah menilai dengan hati.
0 notes