Tumgik
melodirinai · 4 days
Text
Tumblr media
Kupikir sudah cukup hanya berteman dengan sepi, tapi celakanya kekosongan hati tak ingin mengerti.
Kupikir pada akhirnya akan terbiasa, tapi harapan yang dibiarkan terus berbunga mengacaukan ketenangan yang sekuat tenaga dijaga.
Kupikir telah berhenti terobsesi, namun ekstasi ilusi menggenggam sesuatu yang tak dimiliki menumbuhkan kembali benih-benih ambisi.
Kupikir setelah kenyang akan rasa kecewa, tak ada lagi lamunan-lamunan penuh dahaga, tapi nyatanya harumnya kesakralan cinta masih sangat dirindukan keberadaannya.
—@melodirinai
9 notes · View notes
melodirinai · 9 days
Text
Teriakan gilaku diredam oleh lebatnya guyuran hujan.
Tangisanku yang sumbang disentak oleh gemuruh petir yang terdengar memekakkan.
Ini tentang perihnya rasa kehilangan, tentang rasa yang tadinya berhasil berlabuh kini harus kembali melakukan perjalanan.
—@melodirinai
6 notes · View notes
melodirinai · 16 days
Text
Kita sudah tidak bisa dipersatukan. Kau berada diatas awan, sementara aku terjebak lumpur di daratan.
Aku tak ingin lagi menipu diri hanya untuk bertahan, aku memutuskan untuk pergi demi meraih ketenangan yang selama ini sangat kudambakan.
Aku juga tak ingin lagi kembali. Jika kembali, yang menyambutku hanya langit kelabu tanpa mentari, tanpa pelangi.
Maka tibalah kita di titik ini, tak lagi bisa saling menyayangi sepenuh hati, tak lagi bisa saling mencinta seperti dulu lagi.
Dan kisah kita yang dulu menjadi seberkas memori yang tak ingin kuingat lagi.
—@melodirinai
9 notes · View notes
melodirinai · 16 days
Text
Apa yang harus kulakukan, Tuhan?
Setelah sesaat meraih kemenangan, aku  harus kembali berjuang menahan godaan untuk melompat ke dalam jurang yang terhampar di depan.
—@melodirinai
2 notes · View notes
melodirinai · 18 days
Text
Keramaian yang mereda secara perlahan, dan kembali meriuh badai di hati yang sebelumnya dengan susah payah ditenangkan. Terluka karena candaan atas omongan, sudah sebegitu lemahkah hati yang selama ini dengan susah payah kutopang ini, Tuhan?
Sulit sekali untuk selalu berlapang hati, padahal sudah cukup paham akan kinerja dunia ini. Kesulitan dan kesukaran tak selamanya menghampiri, kesedihan dan kegembiraan menyapa silih berganti.
Entah apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh beberapa orang, tidakkah terlalu dini menganggap diri sebagai pemenang jikalau masih tinggal di dunia yang katanya hanya tempat persinggahan. 
Mungkin harga diri tinggi dan rasa pongah memang tak mudah untuk dikendalikan, nyatanya kebanyakan orang begitu gemar memandangi matahari yang jatuh tenggelam kedalam dalamnya lautan.
—@melodirinai
Ironi dibalik keramah-tamahan | April 11, 2024.
10 notes · View notes
melodirinai · 21 days
Text
“Pohon Rindang Didepan Jendela”
Pagi dengan langit mendung yang menyapa. Kaca jendela yang setengah terbuka, desiran angin mengajak daun-daun kekuningan menyambut sepasang retina.
Sekali lagi bangun dari mimpi yang remang-remang akan keberadaannya.
Sekali lagi menjalani hari yang tak pasti ujung perjalanannya.
Berdiri didepan jendela, menatap linglung pada sebatang pohon yang begitu setia menyapa setiap paginya.
Diantara rasa sepi ia bertanya-tanya, akankah hari ini ia mampu menepikan duka, akankah hari ini ia berhasil memeluk bahagia.
Diantara kegelisahan atas ketidakpastian pada masa yang akan datang. Diantara kekhawatiran atas harapan yang belum juga berhasil terbang.
Diantara ketenangan yang begitu sulit untuk didapatkan. Diantara ketidakmampuan yang cangkang kerasnya begitu sulit untuk dipecahkan.
Do'a dilantunkan, do'a disenandungkan. Membersamai derak cabang pohon yang tengah asik menari, mengiringi deru angin yang sedang asik bernyanyi.
Berharap dapat segera terbangun dari rasa rendah diri yang tak hentinya membayangi. Berharap dapat memperkuat semangat juang atas ketidakpercayaan diri yang gemar menyertai.
Layaknya pohon rindang yang hingga kini masih kokoh berdiri. Yang terus bertahan dari pergantian musim yang menyerangnya silih berganti.
Ia pun mencoba untuk terus berjuang, untuk terus menghadapi. Atas ketidakpastian yang mengendalikan hidup ini. Atas ketidakpastian yang mengendalikan masa depan dikemudian hari.
Oleh: @melodirinai
Di sebuah kota kecil di Pulau Sumatera | April 8, 2024.
6 notes · View notes
melodirinai · 28 days
Text
Tumblr media
Hei diriku, buatlah cerita baru, mari lupakan kisah yang lalu.
Hei diriku, walau kini jalan yang kau tempuh tak seindah dulu, namun begitu tidaklah baik untuk terus terbelenggu pada waktu dulu yang kini jejaknya kian memudar itu.
Hei diriku, teruslah melangkah maju, berhentilah menyesali hal-hal yang telah terlepas dari genggaman eratmu, terjebak pada masa lalu memang membuat candu, namun hanya akan menghambat perkembangan dan kemajuanmu.
—@melodirinai
19 notes · View notes
melodirinai · 29 days
Text
Mungkin ada baiknya berterus terang mengakui kekalahan. Dari pada terus saja mengelak, mengarang dan melemparkan segala macam alasan hanya untuk menutupi kurangnya kemampuan.
—@melodirinai
7 notes · View notes
melodirinai · 1 month
Text
Masih terpenjara pada waktu lalu, hingga tak kunjung mampu untuk bergerak maju. Keberuntungan yang kini menguap satu persatu, membuat hidup yang sebelumnya berjalan mulus kini tampak kian berliku.
Walaupun keadaan yang penuh dengan kegagalan ini pada akhirnya memberikan pelajaran yang sangat berharga, namun nyatanya sangat sulit untuk dihadapi badai keadaannya. Ucapan dan tatapan merendahkan yang kini tak hentinya diterima, pada dasarnya sangat sulit untuk bertahan darinya. 
Keadaan terpuruk ini nyatanya juga berhasil membuka suatu realita, beberapa orang yang tadinya dianggap benar-benar baik diawal kesannya, nyatanya pada akhirnya memperlihatkan keaslian sifat mereka. Walaupun goresan luka yang ditorehkan oleh mereka tak selalu mampu diredam rasa sakitnya, tapi keadaan yang disebabkan oleh ketidakmatangan tindakan yang dilakukan sebelumnya harus ditanggung akibatnya.
Tuhan. Ia tau, ia terlampau sering merintih kecewa pada setiap ketetapan-Mu. Ia tau, ia terlampau sering mempertanyakan sinis jalan takdir yang diberikan oleh-Mu. Namun begitu, ia tetap kembali pada dasar sifatnya, tetap mengharapkan kemurahan hati dari Sang Pencipta, tetap mengharapkan bantuan dari Penguasa Semesta.
Tuhan, ia hanya berharap untuk kembali diberi kesempatan, untuk kembali dapat memperbaiki keadaan, agar dapat meredam kekecewaan dari orang-orang tersayang yang begitu ingin melihatnya memasang senyum kemenangan.
—@melodirinai
8 notes · View notes
melodirinai · 1 month
Text
Tumblr media
Kuncup-kuncup bunga itu memang telah mekar merekah. Namun hatiku masih tak terkendali dan tak kunjung menemukan arah.
—@melodirinai
11 notes · View notes
melodirinai · 2 months
Text
Lagu sedih tentang kita masih menyuara, bergema, mendogengkan kisah kita yang tak seperti drama romantis dengan akhir bahagia.
Awalnya kupikir seiring waktu kau akan memahaminya, kupikir seiring waktu kau dapat memakluminya. Aku yang memang sulit untuk terbuka, sulit untuk menepikan harga diri tingginya, sulit untuk jujur akan perasaan yang sedang dirasakannya. 
Namun disini kita, kau yang menyerah menerobos lebih dalam tembok pertahananku disaat aku perlahan mulai mencoba meruntuhkannya.
Saat kau pergi kali ini aku pikir kau akan kembali, sama seperti yang kau lakukan beberapa kali, kupikir kau akan menyapaku kembali setiap pagi, membuatku tersenyum kala akan menutup mata diakhir hari.
Namun tampaknya aku kehilanganmu, benar-benar kehilanganmu, dan penantianku padamu akhirnya berakhir kelabu. Kau menemukan mataharimu yang baru, dan aku menjadi bayangan yang perlahan terkikis mengekori diujung sosokmu.
—@melodirinai
4 notes · View notes
melodirinai · 2 months
Text
Apakah mereka benar-benar saling jatuh cinta, ataukah hanya sekedar mencoba saling terbiasa agar pada akhirnya bisa bersama?
Apakah mereka benar-benar saling menyukai, ataukah hanya sekedar saling menoleransi karena tak ingin berakhir sendiri?
Dan apakah cinta pada pandangan pertama benar-benar nyata adanya, ataukah hanya sekelebat rasa terkesima yang dilebih-lebihkan dengan kata-kata?
—@melodirinai
11 notes · View notes
melodirinai · 2 months
Text
Berteriak tanpa suara, karena tak ingin disebut gila.
Melangkah mundur takut menerima, pada akhirnya penyesalan menaburkan duka.
Diantara ragu berbagai tanya meriuh di kepala, sampai kapan ia harus terpenjara pada keadaan yang tak juga mampu ia rubah situasinya.
Puzzle yang rumpang, dan tentang rasa yang telah lama menghilang.
Tak juga mampu meraih rasa tenang, terpuruk dalam waktu lalu yang entah kenapa terus saja terkenang.
Dan ingatan-ingatan yang membayang, mempersulit sayap yang telah dibentangkan untuk dapat segera terbang.
—@melodirinai
10 notes · View notes
melodirinai · 2 months
Text
Pada tumpukan kekhawatiran yang terus bergejolak, tak bisakah kau berhenti beriak.
Ini sungguh terasa lelah, terjerat pada perasaan yang selalu berhasil menggelapkan langit yang cerah.
Pada jalan dengan cahaya remang-remang, kapankah kau akan terang benderang.
Masih terjerat pada ketidakberuntungan, hingga membuat kepercayaan diri menguap tak sedikitpun meninggalkan jejak keberadaan.
Pada harapan yang bermunculan tak kenal letih, haruskah dihadiahi dengan ucapan terimakasih, karenanya luka akan kekecewaan terasa semakin perih.
Kisah tentang para puteri yang diselamatkan oleh para pangeran mereka tampaknya tak benar-benar nyata, memang benar adanya menunggu untuk diselamatkan adalah hal yang sia-sia.
Lantas apa yang harus dilakukan untuk keluar dari siklus pelik ini yang tak kenal lelah melakukan pengulangan, nyatanya kepengecutan tak semudah itu untuk ditaklukkan.
—@melodirinai
7 notes · View notes
melodirinai · 2 months
Text
Kadang kala bernostalgia pada hal-hal sederhana lebih membahagiakan, daripada mengenang mewahnya hal-hal manis yang pada akhirnya memanggil peliknya kerinduan.
—@melodirinai
5 notes · View notes
melodirinai · 2 months
Text
Kehidupan yang terkekang dalam dilema, hal-hal yang tak mampu diraih tak pernah jemu untuk didamba. Keserakahan dan ambisi begitu sulit untuk dielak buaiannya, noda yang ditinggalkannya pada akhirnya menyulut rasa kecewa.
Berkelana dalam lautan lamunan semu. Hal-hal yang mudah retak disentak oleh duka kenyataan yang tak hentinya bertamu. Mendesah kecewa pada hal-hal yang tak pernah bisa diambil alih kendalinya. Penantian panjang yang entah dimana akhir keberadaannya, masih belum mampu diputuskan benang harapannya.
—@melodirinai
4 notes · View notes
melodirinai · 3 months
Text
Cinta yang di damba belum juga kembali datang menyapa, bahagia yang tak sempurna membuat jejak kehilangan semakin kuat terasa, dan bernostalgia adalah candu yang seringkali berakhir dengan nestapa.
Sebagai manusia biasa, pengejaran pada cinta begitu menarik dikisahkan ceritanya. Begitupun tentang perpisahannya, terlampau mendayu bait-bait puisi kesedihannya.
Ada apa dengan cinta, sehingga tanpanya langit tampak gelap tak berwarna. Ada apa dengan bahagia, tanpa cinta ia begitu hambar rasanya. Dan ada apa dengan dunia, hanya dengan jatuh cinta keindahannya akhirnya dapat terasa kenikmatannya.
—@melodirinai
11 notes · View notes