Tumgik
permatakata-blog · 6 years
Text
Wanita
Biasanya saya menulis hanya jika memang perlu untuk ditulis. Bukan fiksi, bukan drama, tapi tentang cerita teman/kerabat.
Apalagi kalau bukan hikmah dan pelajaran yang kita kejar dari kisah2 ini? Dan tentu saja bukan gunjingan apalagi ghibah.
Untuk memulai tulisan ini, saya ingin mengapresiasi dan berterima kasih pada para wanita yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya sebagai seorang dokter, bidan, jurnalis, guru, pedagang, polisi, dan profesi lainnya.
Karena seorang ibu guru selalu lebih nyaman dijadikan tempat berkeluh kesah daripada pak guru. Bu dokter selalu lebih mengerti perasaan pasiennya, dll. Ini subjektif sih, tapi kl dipikir lagi, saat kita pengen bidan yg meangani kita adalah wanita, eh ternyata laki2 semua, gimana ...
Pola komunikasi perempuan biasanya mampu memberi rasa nyaman kepada lawan bicaranya.
Oke. Langsung pada inti cerita ya. Cerita ini saya dapatkan langsung dari sang ibu. Ketika hujan mengharuskan kami duduk bersama lebih lama selepas kelas,,
"Lha orang-orang tu ngejar-ngejar biar bisa jadi PNS. Kok jenengan malah sujud syukur lepas PNSnya.." ungkap beliau menceritakan reaksi-reaksi kerabat saat mengetahui beliau melepas jabatan PNSnya.
Beliau saat ini sudah berputra 2 anak. Saat itu, karena tuntutan pekerjaan, beliau mengamanahkan budenya untuk mengasuh putra keduanya dari balita. Singkat cerita, suatu hari beliau menemukan putranya tersebut kejang kaku. Usut punya usut, ternyata putranya ini seringkali terjatuh, tapi pengasuhnya hanya diam dan tak cerita apapun.
Saat itulah, kegoncangan dimulai. Putra beliau didiagnosa epilepsi akibat benturan kepala. yang katanya kalau kambuh badannya kaku-kaku.
~Saat itu dokter bilang sama saya mbk, "anak ibu jangan sampai tertawa terbahak-bahak dan mengangis terlalu sesenggukan". Saya bingung mbk, merasa bersalah karna menitipkan anak saya, dan bkn sy yg merawat sendiri. Bahkan sampai hampir jatuh talak dari suami saya, karna saat itu memang suami bilang, kalau beliau lebih senang saya tidak bekerja. Tapi saat itu saya msh berpikir sempit..~
Kemudian, tibalah waktu si adik ini masuk TK. Brbagai macam sekolah ditawarkan kepada si adik, tp maunya hanya di mutiara hati. Apa prosesnya mudah? Tentu tdk, karna pihak sekolah pasti tidak mau ambil resiko jika hal buruk terjadi dengan adik ini. Selang 2 semester, adik ini dipindahkan ke ibnu abbas, masuk kelas kuttab.
~Alhamdulillah mb, saat itu ustadznya bilang.. "anak ibu bisa dimasukkan kesini, yakini, bahwa menghafal quran bisa memberi terapi & obat untuk adik." Saya sangat bersyukur mbk, disaat sekolah-sekolah lain menolak, di sekolah ini anak saya diterima dengan terbuka.~
Saya akui, anak saya ini lebih cerdas dari kakaknya secara emosional & spiritual. Saat itu saya sedang demam, tiba2 anak saya ini bilang
"ummi, adek boleh ya puasa"
saya tanya lho kenapa kok puasa, adek juga baru sembuh kan..
"ummi sakit, adek mau berdoa sama Allah biar ummi cepet sembuh. Biar langsung Allah kasih sembuh ke ummi"
Sekian.
Anak selalu membutuhkan ibunya, bukan benda atau orang lain. Sama sekali saya tidak bermaksud mencap anak yang ibunya kerja g bagus.
Bahwa anak kita aset dunia & akhirat kita. Didik sebaik-baiknya dengan segenap waktu dan tenaga kita..
Kemudian, jika ada yang bertanya "terus gimana dong kalo ibunya terlanjur kerja?"
Segala sesuatu yang telah kita pilih ada konsekuensi. Setiap konsekuensi membutuhkan usaha/rencana/sikap untuk mengurangi kemudharatannya. Bijaksanalah, ibu..
Semoga Allah memberi kemudahan kepada kita semua, untuk menjadi sosok ibu yang selama ini anak-anak rindukan.
-saya, yang belum berputra.. doakan ya, hehe-
RT Arroyyan, Klaten
2 notes · View notes
permatakata-blog · 6 years
Text
“Terima kasih…entah mengapa, segala kurangmu membuatku semakin sayang. Dan lebihmu membuatku ingin selalu berbenah diri, agar serasi. Jazaakallahu khair, imam hidupku.”
0 notes
permatakata-blog · 6 years
Text
“Cinta adalah manifestasi dari Sang Maha Cinta. Jangan takut jatuh cinta, tapi takutlah menyalah artikan kesuciannya. Dengan cinta, apakah seseorang menjadi mulia ataukah hina?”
0 notes
permatakata-blog · 6 years
Text
“Tidak ada suatu kejadian, tanpa ijin Allah, Na.” Begitulah kata suamiku setiap aku berkeluh kesah tentang dunia. Memang benar, dunia ini fana lagi melelahkan jika tak digunakan untuk berjuang di jalanNya. Bumi kita terus berotasi, tanpa empati terus saja melaju meninggalkan mereka yang merugi dan membersamai keberuntungan bagi mereka yang bijak pada masa.
Zarbina
0 notes
permatakata-blog · 6 years
Text
Akad kedua
~Maafkan aku sayang, hatiku tak sebening embun~
November 12 tahun silam kami berakad, pertama kalinya aku merasa begitu istimewa. Tak hanya dihadapan suamiku, namun juga mertuaku.
Kami, keluarga kecil yang harmonis. Anak-anak tumbuh begitu menawan, cerdas dan membanggakan, bisnis yang ditekuni suami juga naik pesat. Segalanya terasa begitu membahagiakan berkat karuniaNya.
Kemudian, waktu yang tak pernah kunanti ternyata datang juga. Betapapun diri ini menata hati, rasanya ingin lari dari kenyataan.
Ada kesepakatan-kesepakatan yang memang kami setujui bersama, salah satunya bahwa aku menyetujui bilamana beliau akan menikah untuk kedua kali. Wanita itu adalah janda, belum berputra. Kesehariannya menjadi tukang jahit dekat rumah kami tinggal.
"Bun, sungguh ayah tak pernah bermaksud menyakiti hati bunda. Ayah ingin tau, apa bunda masih mengijinkan ayah berpoligami?", tanya imam hidupku.
"Insyaallah yah, meski jujur... ini sangat berat. Tapi jika memang niat ayah untuk beribadah kepada Allah, bismillaah aku siap." Jawabku sambil tersenyum, menahan perih.
*Rabbii,, ampuni hambaMu yang terlalu cinta pada makhluqMu...ampuni aku yaa Allah,,*
Proses demi proses menuju akad kedua suami, kami lalui bersama. Tak disangka, begitu berat prosesnya..tadinya aku pikir ketika surat persetujuan pernikahan kedua suamiku sudah kusetujui, semua akan berjalan lancar. Namun, proses di pengadilan serta mediasi begitu menguras tenaga, pikiran, serta harta kami.
*Mungkin lebih mudah jika nikah siri, tapi aku takut.. hal itu akan mengurangi keadilan suami terhadap kami, para istri. Dan aku takut Allah kan murka pada beliau. Sungguh aku ingin akhir kisah keluarga kami adalah berkumpul bersama di surgaNya*
Yang paling menyakitkan saat mediasi adalah, aku dipaksa untuk mengaku bahwa aku tak lagi bisa mengandung. Tentu saja aku menolaknya
*kenapa aku harus berbohong? Dan kenapa harus ada yang dikorbankan lagi. Aku menyetujui, karena aku memang bersedia berbagi. Semua kulakukan demi ridho suamiku, dan ridhoNya.*
Aku bersikeras, agar pernikahan suamiku tetap berjalan tanpa ada kebohongan yang menyakitkan.
Alhamdulillaah,, dengan pertolonganNya, akhirnya besok adalah hari dimana suamiku berikrar untuk akad kedua kalinya.
"Mari mas kita jadi contoh, bahwa poligami ini memang baik dan demi kebaikan. Agar poligami tak lagi dianggap mimpi buruk."
Karena hati saya sudah tertata sesaat setelah akad terucap. Maka segala konsekuensi juga harus mampu saya tata. Meski tertatih, smg Allah swt Mengampuni kealpaan hati saat lemah. Mungkin ini adalah jalanku, agar cintaku seutuhnya hanya pada ilaahi rabbi. Dan baktiku sepenuhnya untuk imam dunia-akhiratku".
Dan teruntuk suamiku, maaf jika kau temukan hatiku tak sebening embun. Teruslah memimpin bahtera ini dengan kebijaksanaanmu. Hingga jika tiba saat kita terpisah, semoga kita bersua kembali di jannahNya. Aamiin
Tumblr media
0 notes
permatakata-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Kampus biru Jangan selalu berpikir tentang kelabu, sebab rona pelangi selalu mengintip manja dibalik rintik kecil. Ia menanti momen tepat tuk tampakkan diri. . . Jika pelangimu masih sembunyi malu, semoga ikhtiar beriring sabar mampu menguatkan setiap langkah-langkah kecilmu. . . Ada masa pelangi harus pergi. Segeralah berbenah kembali tuk siapkan hujan berikutnya. Entah deras atau gerimis, kita tak tahu. Jangan sampai kita tenggelam sebelum pelangi hadir . Sembari menikmati setiap fasenya,jadikan senyum dan syukur layaknya kawan yang setia mengiringi. Hingga tiada kerabat cemas ketika melihatmu terpuruk. Allah, yang akan mendengar keluh kesahmu, lalu mengabulkan doamu.
0 notes
permatakata-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
2K notes · View notes
permatakata-blog · 8 years
Text
Langitku
Menatap langit selalu menentramkan. Tempat mata menengadahkan harapan Perlahan, membalut luka dengan cinta Menghapus pilu dan menggantinya dengan bahagia . Maukah jadi langitku? . Wahai kamu, Pemilik mata teduh Hati nan tangguh Dan iman yang teguh . Masih menunggumu tuk jadi langit hidupku, Jogja, 25 Juli 2016
0 notes
permatakata-blog · 8 years
Text
Gadis, senja, dan fajar
. . Ada apa dengan senja, hingga banyak orang lebih menyukai senja dari pada fajar? Bagaimana jika ternyata fajar lebih bersahabat dari pada senja? “ Si gadis bertanya pada ayahnya. Perihal kesukaan manusia, tak usah ambil pusing dengannya. Entah senja atau fajar, kau adalah gadis kecil yang telah beranjak dewasa nak. “jawab sang ayah Kamu, amanah besar yang Allah berikan sejak hari kelahiranmu. Jika senja pendarkan cahaya jingga nan elok, semoga kau terjaga dari busuknya aroma ujub Jika fajar tawarkan hawa dingin nan menusuk, semoga kau tak hanyut dalam kebencian subuh Tetaplah menjadi sahabat senja dan fajar nak. Mereka telah melekat dalam dirimu. Jika kau membenci salah satunya, atau keduanya,  ayah khawatir matahari enggan menghangatkan tubuhmu. Penjagaan itu, ada dalam hatimu. Sejauh mana kau ikhlas dan bersyukur dengan suratan sebagai seorang wanita? Dengan ikhlas dan syukurmu, resapi romantisme suratanNya dalam QS. Al Ahzab 59 Go follow #challengesyiarkreatif#kamiperempuantangguh#humairahhijab3 by @humairahhijab3@alifanoor
0 notes
permatakata-blog · 8 years
Text
Embun Pagi
Hawa dingin segar telah menyeruak ke peraduannya Ada yang makin terlelap, ada yang menyambutnya sigap Teryata embun pagi ini belum juga kau sambut Kesekian kali kau kalah dengan egomu yang nyaris akut Bahkan, irama merdu dari alam tak jua meluluhkan ego itu
Taukah? Hanya pemenang pagi, mampu memenangkan malam penuh badai
Jogja, 16 Juli 2016
1 note · View note
permatakata-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Temanmu yang sombong? Atau hatimu yang dengki? Temanmu yang buruk perangainya? Atau dirimu yang suka menggunjing? Ada apa dengan dunia? Sampai kau gadaikankan shalatmu? Ada apa dengan dunia? Sampai kau lupa indahnya tawadhu? Namaku iman, selalu setia menunggumu kembali mendekapku erat. Namaku islam, selalu sabar menunggumu menggenggamku erat. Namaku ihsan, selalu ikhlas meski kucemburu dengan cintamu pada hidupmu yang singkat ini. Go follow @isma_p_house
0 notes
permatakata-blog · 8 years
Quote
Dari sekian catatan target, adakah satu saja catatan target untuk persiapan akhirat?
Diary saleha
0 notes
permatakata-blog · 8 years
Text
Hidup
Mungkin benar, sebuah tulisan penuh makna adalah teman sekaligus pengingat terbaik.
Karena, terkadang manusia terlalu angkuh untuk mengakui kelemahan dirinya Dan terkadang manusia terlalu merendah untuk menyadari kemampuannya..
Maka, aku ingin menjadi teman jiwa yang sepi melalui tulisan sederhanaku. Menguak sedikit rahasianya melalui imajinasi sederhanaku. Bagaimanapun sederhananya sebuah tulisan, ia akan tetap hidup jika diungkapkan dengan hati. Bolehkah kiranya pengembara ilmu ini bergabung dalam kelas puisi, bertemu keluarga baru, bertemu pembimbing dalam kiprah tulis menulisnya. waah sepertinya menyenangkan sekali. Hidup tak boleh sederhana, hidup haruslah kuat, besar dan hebat. Semoga dengan bergabung di kelas puisi, tulisanku bisa kuat, besar dan hebat. Cukuplah si penulis yang sederhana ♥
0 notes
permatakata-blog · 8 years
Quote
How can you have no time to pray, for Who Make the time?
Diary Saleha
0 notes
permatakata-blog · 8 years
Video
[L O C A L E of T H E M O N T H] . . — Kriteria istri dimata pria — by: herricahyadi . Kalau menurut saya, perempuan itu adalah partner laki-laki, bukan subordinat atau di bawah bayang-bayang dominasi laki-laki. Tidak seperti itu. Perempuan itu mempunyai kewajiban yang sama seperti laki-laki sesuai dengan kadarnya masing-masing. Nah, masalah kadar inilah yang sering menjadi perdebatan, sebab takarannya tentu penuh dengan tafsiran. Tapi, pada dasarnya hak dan kewajibannya sama. Misal, menurut saya, dalam mengurus rumah tangga dan anak haruslah berdua. Keduanya harus bekerja sama sebagai sebuah tim. Berbagi tugas karena kesadaran, bukan karena budaya. Misal, urusan rumah tangga adalah kewajiban istri itu budaya. Rasulullah saja mencuci baju sendiri. Jadi sadar bahwa hak dan kewajiban itu berangkatnya dari kesetaraan. Ini dasar sekali sebelum bicara mengenai pasangan kita. Pahami bahwa kita juga memiliki hak dan kewajiban yang sama, baru membicarakan hak dan kewajiban orang lain. Sekarang, mengenai istri yang bekerja. Saya, pada dasarnya punya prinsip: kehadiran saya dalam kehidupan istri adalah untuk membantunya mencapai segala impiannya. Menjadi orang yang menemani proses ia menjadi sosok yang diinginkan. Menjadi sayap sebelah kanan untuk ia dapat terbang. Menjadi kaki sebelah kiri untuk ia dapat berlari. Menjadi sesuatu yang justru dengan kehadiran saya mempercepat itu semua, bukan malah menghambat. Apa jadinya jika kehadiran saya justru menghentikan karir yang telah ia bangun, bisnis yang telah ia rintis, penelitian yang telah ia susun? Apapun yang ia mau, selama kita menjadi sebuah tim dengan tujuan yang jelas dan paripurna, pasti akan saya dukung. Pun, saya tidak mau anak-anak kami ketika besar nanti tidak memiliki sesuatu yang bisa diteladani dari ibu mereka; perjuangan, integritas, kecerdasan, dan keshalihan. Sosok yang didamba oleh suami dan anak-anaknya, bukan?
© JEMBATAN CINTA SURAMADU (5 July 2016) #finaslife #dokterfina #dokterfinaxRamadhan (at Suramadu Bridge)
161 notes · View notes
permatakata-blog · 8 years
Quote
Kau tak benar-benar tahu tentangnya. Sudah kubilang, kau hanya menduga-duga. Mungkin kuu lupa, sebagian prasangka adalah dosa.
Diary saleha
0 notes
permatakata-blog · 8 years
Text
How to Turn Dreams into Reality
1. Tell someone else what your hopes and dreams are - and what you plan on doing to get you there. Speaking out our plans and goals helps us commit to persevering.
2. Put it on your calendar and carve out some time to invest in your dreams – every day, if possible.
3. Start with something small so you don’t feel overwhelmed. It’s also motivating to see yourself succeed (and that becomes more likely if you start with baby steps.)
4. Leave reminders everywhere to motivate you to “keep going”.
5. When you feel like giving up – just stop and focus on “right now”. Doing that will stop you thinking up a whole book of excuses!
922 notes · View notes