Tumgik
sekadarnya · 23 days
Text
Ramadhan memang akan pergi, namun amalannya ga boleh pergi ya..
Memang benar jika semua tulisan yang saya tulis ini belum tentu kuemplementasikan, karena saya adalah manusia biasa. Namun tetap akan saya usahakan amalan (apalagi amalan bareng Qur'an-nya) Insyaa Allah saya akan istiqamahkan.
Allahummarzuqnal istiqamah warzuqnal husnul khatimah, aamiin..
4 notes · View notes
sekadarnya · 1 month
Text
Hari Ini Terdapat Banyak Nikmat Hikmah Itu
Awalnya kau anggap pagi ini sebagai pagi yang penuh kesialan. Karena nyatanya, kamu di tanggal 29 Maret '24 ini telah menjatuhkan orang yang menabrakmu dr belakang. Cerita awalnya adalah kamu seoranv pengendara sepeda motor yang nekat mendahului dari kiri, tapi ternyata ada bapak bapak tua dengan motor bututnya dari arah kanan tiba-tiba belok kiri begitu saja tanpa lampu send.
Tentu kau ambil langkah aman dengan mengerem agak mendadak. Namun tanpa kendalimu, di belakangmu menabrak motormu bagian belakang dan dia terjatuh dengan motornya. Langsung saja kau eksekusi menghampiri Bapak yang tengah kesakitan menanggung beban motor dengan kaki kirinya. Kali ini dibantu oleh Bapak Bapak yang tengah membuka warungnya. Dengan begitu, kamu langsung meminta maaf namun tidak dijawab oleh Pak korbannya.
Hingga Bapak yg menolong memintamu untuk membeli betadine dan hansaplast untuk mengobati luka di jempol kaki kirinya. Alhamdulillah, tempatmu berpijak tepat di depan Alfamart yang memudahkanmu. Setelah kamu membeli, langsung kamu minta untuk menyiapkan kakinya agar bisa kamu obati.
"Saya itu mau kerja eg, mba," celetuk Pak korban. "Kemarin saya habis ambil cuti dua minggu untuk operasi."
" Operasi apa, Pak?" tanyaku cepat sambil sekilas melihat wajahnya.
"Operasi ginjal, mba. Terus almarhum bapak saya punya penyakit gula itu, mba," lanjutnya sambil menahan sakit.
"Bapak saya juga, Pak. Beliau pernah sampai infeksi, tapi nanti tinggal ke klinik langsung sembuh, Pak. Tapi waktu itu gula Bapak saya itu sampai 300, Pak," jawabku.
"Saya kemarin sebelum operasi di cek 190, mba," celetuknya lagi yang tentu membuatku semakin ketar-ketir.
Bukan apa-apa, tapi kali ini aku benar-benar seorang diri tanpa ada teman yang tadinya berjalan di belakangku. Jadi tentu aku sangat takut kalau nanti tiba-tiba Bapaknya memintaku ganti rugi lebih dari apa yang aku punya. Namun saat itu aku berpikir untuk berbaik hati dan menawarkan nomorku pada Pak korban dan beliau hanya saja. Langsung saja aku minta hp bapaknya dan menuliskan nomorku di sana. Setelah clear, saya dipersilakan pulang oleh Pak korban. Nah baru saat ini, permintaan maafku diterima olehnya.
Belum selesai, belum lama aku sampai di pesma, langsung ditelpon oleh nomor yang tak dikenal. Langsung aku angkat saja karena aku sudah ber-feeling kalau ini adalah nomor bapaknya tadi.
"Maaf mba, ini motor saya stang-nya bengkok. Apa saya bawa ke bengkel, ya?"
Deg! Kali ini takutnya melebihi tadi pas langsung bertemu dengan bapaknya. Karena sebelum aku ditelpon, aku benar-benar mencoba berpikir positif kalau tidak akan ada apa-apa.
"Maaf pak, biasanya kalau dibengkelin habis berapa ya, Pak?"
"Eum, belum tau mba, tapi kayanya dulu itu saya pernah bengkelin habis 200-an mba," jawab Bapaknya.
"Aduh Pak, maaf." Kali ini aku menjeda sedikit untuk menarik napas dan menahan tangis yang sudah di pelupuk mata. "Saya masih mahasiswa, Pak, yang uang saya hanya segini saja. Tapi coba saya bilang ke ortu dulu ya, Pak. Soalnya saya belum bilang ke ortu tadi."
"Atau begini aja mba, kalau setengah-setengahan, gimana?"
"Eum, sebentar nggih Pak, saya konfirmasi dulu ke ortu saya."
"Oh iya Mba, ditunggu secepatnya nggih."
"Iya Pak, Insyaa Allah."
Pembicaraan di telepon membuatku langsung ingin cepat menghubungi Ummi. Namun setelah diangkat, justru tangisku pecah langsung sampai tak bisa berkata-kata, wkwk
Setelah dirasa agak tenang, aku langsung menceritakan dan Ummi hanya bilang kalau aku harus bertanggung jawab, tapi jangan sampai Bapaknya ngejar-ngejar terus. Langsung aku mengetikkan pesan untuk Bapaknya yang dipandu Ummi dan meminta rekening yg ia punya. Setelah dikirim, langsung aku kirimkan pula uang sesuai perjanjian di awal.
Namun setelah itu, Bapaknya tidak kunjung membaca pesanku. Aku bener-bener ovt banget, dan baru dijawab 50 menit kemudian.
Tumblr media
Setelah pesan yang Bapaknya kirim, langsung aku berkabar ke Ummi kalau dijawab dan meneruskan pesannya. Namun, jawaban Ummi diluar pikiranku. Beliau mengajariku untuk ikhlas dan berpikir positif atas kejadian kali ini.
Tumblr media
Setelah Ummi memberi pesan itu, hatiku langsung terbuka. Mungkin apa yang dibilang ummi memang benar.
Setelah aku telusuri lagi, ada hikmah lain yang bisa aku ambil, yaitu :
Pikiran kita dimanapun dan kapanpun tetap harus terus bersih dari pikiran negatif, karena dengan begitu kita akan menemukan banyak pelajaran dari apa yang terjadi hari ini
Alhamdulillah, tidak ada teman yang di belakangku persis yang membuatku bisa belajar tentang tanggung jawab atas kesalahanku sendiri.
Belajar bertanggung jawab dan jadi mengerti bagaimana bersosialisasi dengan orang luar, khusus untuk aku yang selama 7 tahun menetal di pondok dan tidak tahu dengan dunia luar
Yang terakhir, tetap harus waspada akan kejahatan ya temann
mungkin cukup sekian hikmah dan cerita hari ini. semoga bisa membuat kita terus belajar tentang kehidupan ini.
Semoga bermanfaat🙏
2 notes · View notes
sekadarnya · 2 months
Text
Bismillah..
dunia ini hanyalah tempat singgah..
yang mungkin banyak hal yang tidak pasti, karena yang tahu pasti hanyalah Sang Pemilik Kepastian, Dia yang memegang takdir atas diri kita.
dunia ini hanyalah tempat singgah..
dimana kita tidak tahu akan mendapatkan apa saja, kita tak tahu akan ditempatkan dimana, dan bersama siapa di esok hari.
dunia hanyalah tempat singgah, bukan tempat kita menetap. karena tempat kita menetap hanyalah di akhirat nanti. disanalah kita akan menghadapi kehidupan sebenarnya yang merupakan hisab atas apa yang kita lakukan di dunia ini.
wallahu a'lam bisshawwab
hari kelima Ramadhan
2 notes · View notes
sekadarnya · 2 months
Text
Aku Seorang Pendosa
Tulisan ini dibuat bukan lain hanya pengingat untuk diriku yang penuh dosa.
Bismillah...
Dosaku terlalu menumpuk. Bahkan sering membuatku merintih menahan sakitnya dosa itu. sesak di dada tentu menjadi semakin yakin bahwa yang aku lakukan selama ini hanyalah dosa karena lebih banyak mudharat‐nya daripada manfaatnya.
diriku, kau tahu itu kan...
tapi mengapa dirimu terus saja melakukannya jika tahu itu sebuah dosa??
sadarlah wahai diriku yang kotor.. kau itu tak seharusnya merasa sudah baik, padahal banyak sekali hal hal kecil yang membuatmu seperti sedang menumpuk dosa. Tinggalkan keragu-raguanmu. Tinggalkan semua hal yang tak penting bagimu, karena..
Tumblr media
gambar ini mampu membuatku begitu terpojokkan. aku begitu merasa bahwa shalatku akhir akhir ini tidak benar. shalatku tidak khusyu'. tidak ada rasa berdesir yang seakan akan mengatakan bahwa "Allah selalu bersamamu".
sungguh merasa bersalah pada diri karena tidak bisa membahagiakan diri sendiri. bahagia yang tak bisa diraih selain hanya diusahakan di dunia adalah kebahagiaan di akhirat nanti. Astagfirullahal 'adzim...
maka doa yang mungkin sangat aku butuhkan saat ini adalah doa nabi Adam ini :
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Wahai Pemelihara kami, sesungguhnya kami telah berbuat dhalim terhadap diri-diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang rugi."
dan doa ini :
اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّـبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
"Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehingga kami bisa mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya."
temen temen yang baca ini, bisa banget kasih tutor biar aku bisa bangkit dari hal hal semacam ini🙏😔
4 notes · View notes
sekadarnya · 2 months
Text
Kehilangan Diri Sendiri
Bismillah..
jika sebelumnya aku membahas tentang kita yg berubah dan berbeda itu tidak apa-apa, maka kali ini aku membahas tentang batasan kita berubah.
diambil dari kisahku sendiri yang baru saja tersadarkan bahwa kita berubah tetap ada batasan sebagaimana kita tetap tak kehilangan diri kita sendiri yang dulu.
seperti selalu berupaya mendekat diri kepada-Nya, berbuat kebaikan tanpa pikir panjang, dan selalu menerima segala keadaan yang sudah menjadi ketetapan-Nya.
sekarang aku merasa kehilangan itu semua hanya karena aku tak bisa menolak orang lain. sekarang aku jadi berpikir, "oh ternyata, seni menolak ajakan orang lain itu harus ada juga ya..."
kita boleh jadi lebih pede, tapi tetep jangan sampai pede kita menjerumuskan diri kita sendiri ke kubangan buruk itu sendiri. kita boleh jadi aktif di kelas saat matkul, tapi tetap kasih kesempatan untuk teman yg lain agar bisa aktif juga.
selain itu, kehilangan teman pengingat juga semenyakitkan itu. aku bahkan sangat membutuhkan teman yang seperti itu. karena aku sadar jika aku kehilangan diri sendiri ketika aku diingatkan oleh temanku meskipun ia secara tersirat dan beda permasalahannya. Alhamdulillah, aku tiba-tiba kepikiran banget soal pernyataannya "kamu sekarang beda banget" dan aku mulai berpikir dan Alhamdulillah menemukan jawabannya.
tentu semakin dewasa, semakin merasa kita hidup sendiri-sendiri. tidak akan dicampuri urusan orang lain. senenarnya, pernyataan ini ada benarnya sih, tapi kalau kita cuek dan bomat sampai teman dekat kita terjerumus kepada keburukan, bukankah kita yang akan ditanya juga?
"Kenapa kamu tidak mengingatkannya padahal kamu tahu itu salah?"
aku juga belum bisa menjadi baik dan membaikkan orang lain, tapi masih berusaha sebisa aku menjangkau🙏
semoga bermanfaat🫶
anyway, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1445 H✨️
9 notes · View notes
sekadarnya · 3 months
Text
Ketika Kamu Merasa Sudah Berbeda dari Dirimu yang Dulu
Part 2
diharapkan membaca part 1 sebelum part 2
Bismillah..
Merasa berbeda itu tentu sebuah awal dari pecapaianmu. Namun tidak juga jika kamu berbeda dalam hal ajaran Islam.
Kamu boleh berubah karena hal-hal baik, tapi tidak jika kamu meninggalkan agama Islammu yang (mungkin pernah) kamu pelajari.
Kamu boleh juga menjadi orang lain, tapi tidak juga kamu melanggar perintah Tuhanmu yang MahaKuasa itu.
Tentu, hal semacam ini lebih sulit daripada harus dituntut berubah oleh keadaan. Karena jika keadaan yang menginginkanmu baik, maka kamu akan terus teringat apapun yang kamu pelajari tentang Islam itu sendiri.
Aku pernah mendengar kajian yang Ustadz-nya berkata seperti ini, "Perintah Allah itu lebih mudah untuk dilaksanakan, tetapi larangan Allah sangat sulit untuk ditinggalkan."
Tentu belum terbebas dari fitrah manusia itu sendiri, yang memang 'manusia tempatnya salah dan lupa'. Maka dari itu, Allah punya larangan-larangan yang tentu membuat kita jadi tahu batasan. Karena jika Allah melarang sesuatu, maka itu tentu kembali pada diri kita kebaikan-kebaikannya.
Semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya, aamiin..
tulisan ini tentu yang pertama yang dituju adalah diri saya sendiri🙏
2 notes · View notes
sekadarnya · 3 months
Text
Ketika Kamu Merasa Sudah Berbeda dari Dirimu yang Dulu
Part 1
Bismillah...
aku teringat masa itu, dimana diriku masih menjadi orang yang diam dan tak tahu apa-apa.
aku teringat masa itu, dimana aku tak bisa berpendapat dengan leluasa.
aku selalu teringat, kala diriku yang selalu berada di kelas untuk menghindar karena tidak mau bertemu dengan orang-orang yang tidak mendukungku.
saat itu aku merasa bahwa diriku tak punya teman yang membuatku nyaman. ralat, bukan tak punya, tapi belum menemukan.
hingga akhirnya, aku berada pada jenjang sekolah menengah atas, dimana di sana kutemukan berbagai pandangan dan sifat orang. yap, aku mulai belajar satu persatu tentang memahami manusia.
tentu saja, bersosialisasi membuatku membuka cakrawala dunia yang luas ini. mulai dari berbagi cerita, hingga diberi cerita pengalaman hidup seseorang.
hingga akhirnya, aku berada di penghujung jenjang ini, dan masuk ke jenjang pengabdian yang mengajarkanku tentang manusia yang siapapun bisa menyembunyikan 'dirinya'.
Ya, aku dulu tidak bisa menjadi orang yang percaya diri. aku dulu tertutup karena ada satu kejadian yang mungkin membuatku trauma. Namun, dari situlah aku memahami bahwa aku sedang didesak oleh keadaan untuk bisa menjadi orang yang percaya diri dan tidak takut dengan penilaian orang.
Hingga aku masuk ke bangku kuliah yang sedikit membuatku terpaku. Apakah aku harus menjadi orang yang baru?
Seperti orang yang tidak tahu harus berbuat apa, aku pun mencoba percaya diri dan berbaur. Meskipun objeknya belum jelas dan samar-samar.
Tak lama setelah itu, aku diberi amanah yang sangat tidak mudah. Awalnya sempat bingung karena seakan benar-benar dipaksa untuk bisa berbaur dengan semua orang bagaimana pun latar belakangnya. Di benakku hanya ada kalimat, "Bagaimana bisa aku berbaur dengan orang yang tak pernah kutemui sebelumnya?"
Namun karena didesak itu, aku merasa menjadi diriku yang berbeda, yang berusaha sekuat tenaga untuk berbaur dan akhirnya aku menemukan teori bahwa 'hidup tidak selalu dibawa serius'. Kenapa?
Karena aku berada di lingkungan yang berbeda. Jadi pandanganku adalah bagaimana pun juga aku harus mencari dan mencari teman agar tetap bisa menjadi orang pada umumnya. Tapi ternyata, sesulit itu.
Semoga jenjang kali ini mengajarkanku lebih banyak pelajaran hidup yang belum pernah aku selami.
Saat ini aku tersadar, bahwa semua bisa menjadi orang yang sekarang itu karena didesak oleh keadaan. Bukannya ini sebuah ketidakadilan, tapi ini adalah sebuah jalan untuk diriku menjadi lebih baik lagi atas izin Allah.
Jadi, isokey klo kamu merasa kehilangan dirimu yg dulu, karena itu tandanya dirimu Insyaa Allah telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Salam Perubahan🙏
terakhir, maaf klo tanda baca masih banyak salah. soalnya lagi males ganti-ganti mode keyboard-nya
3 notes · View notes
sekadarnya · 3 months
Text
Di Tengah Lika-Liku Hati Manusia
Buku "Kepribadian Rasulullah SAW." karya DR. Mahmud Syalabi
Bismillah..
Barusan baca buku tentang Rasulullah yang sangat tahu hati para shahabat beliau, juga beliau yang amat lembut nan mulia. Dibuat haru oleh sifat mulia beliau itu. Masyaa Allah...
Satu kisah yang sangat mengharukan, berhasil membuat aku menangis dibawah atap yang terteteskan air hujan pagi ini.
Dalam sebuah perang yang disebutkan dalam hadits yang artinya,
Dari Ibnu Umar ra. berkata, "Rasulullah saw. telah mengirim sebuah pasukan. Selanjutnya pasukan kacau-balau sehingga kami terpaksa mundur ke Madinah dan bersembunyi di situ. Kami berkata, "Binasalah kita." Akhirnya kami mendatangi Rasulullah saw. seraya berkata, "Rasulullah, kami adalah orang-orang yang melarikan diri." Namun beliau menjawab, "Tidak! Kalian hanya orang-orang yang mundur dan aku adalah pemimpin kalian." (HR. Tirmidzi)
Begini penjelasan secara ringkas yang dituturkan oleh Ibnu Umar: Kami diutus oleh Rasulullah saw. untuk mengadakan suatu penyerbuan. Pasukan kami dikenal dengan sebutan 'Sariyah' (pasukan yang tidak dipimpin oleh Rasulullah) dan bukan 'Ghazwah' (pasukan yang dipimpin beliau).
Yang terjadi pada pasukan tersebut adalah "... kacau-balau..." Para prajurit dan pasukan kocar-kacir karena adanya suatu hal. Mungkin saat itu mereka berpikir bahwa jalan yang terbaik adalah mundur menghindar, dan mereka berpikir bahwa hal itu adalah suatu dosa yang amat besar. Dosa yang patut mendapat murka Allah.
Ibnu Umar menceritakan bahwa mereka kembali pada Rasulullah saw. dan berkeluh kesah, "Rasulullah, kami adalah orang-orang yang melarikan diri..."
Tentu itu adalah sebuah pengakuan yang sempurna. Mereka mengakui dan berterus terang apa yang telah mereka lakukan. Mereka tidak menyembunyikan apapun dari Rasulullah. Ya, bagaimana hendak menyembunyikan sesuatu, sedangkan Rasulullah saw. sudah tahu keadaan mereka dari diri mereka sendiri?
Pengakuan dari jiwa-jiwa yang bersih. Sangat bersih. Tidak ada tempat kalbu untuk bersembunyi. Mereka sudah berpasrah akan dihukum apapun, tapi Rasulullah dengan lantangnya berkata, "Tidak! Kalian hanya orang-orang yang sedang mundur..."
Maksudnya disini adalah mundur untuk mencari bala bantuan, mundur untuk bergabung dengan kawan-kawan. Itu adalah siasat yang memang sudah dipikirkan matang-matang. Mundur setapak, maju sehasta.
Tidak hanya sampai di situ, Rasulullah saw. masih menambahkan penghargaan kepada pasukan itu dan menjadikan dirinya yang mulia pimpinan mereka, "Aku adalah pemimpin kalian..."
Seakan-akan Rasulullah saw. berkata bahwa 'Ya, akulah pemimpin pasukan yang mengambil siasat mundur itu.' Baliau juga seakan-akan hendak menenangkan mereka dari ancaman Allah dalam surah Al-Anfal ayat 16. Dalam ayat tersebut menjelaskan ada dua kondisi yang mana kaum Muslimin diperbolehkan untuk meninggalkan medan perang, yaitu:
1. Mundur untuk menata dan mempersiapkan pasukan untuk menghadapi perang kembali. Disini berarti bisa menyusun strategi untuk kembali menghadapi musuh.
2. Mundur untuk menggalang kekuatan baru. Disini berarti agar bisa bergabung dengan pasukan lain sehingga kekuatan semakin bertambah.
Masyaa Allah, sebegitu besarnya cinta Rasulullah saw.🥹
see you, semoga bermanfaat🙏😊
2 notes · View notes
sekadarnya · 6 months
Text
memang, memulainya adalah suatu hal yang sulit dan membuatku berkali-kali berpikir panjang hingga sulit mengambil keputusan.
tapi kau tak akan pernah tahu bahwa dengan pergerakanmu sekarang akan sangat berpengaruh padamu di kemudian hari.
jadi please... jangan dulu menyerah sekarang
okay?
4 notes · View notes
sekadarnya · 8 months
Text
ternyata bukan itu yang kita butuhkan, namun sekarang inilah waktu yang kita butuhkan.
for what?
untuk hidup dengan perasaan hidup.
2 notes · View notes
sekadarnya · 9 months
Text
Ya Allah... tambahkanlah selalu iman dalam diriku..
karena apapun yang terjadi, mereka tidak tahu keadaan imanku bagaimana, Ya Allah..
Ya Allah... hadirkanlah selalu untukku orang-orang yang mencintai-Mu, bukan orang yang selalu mengingkari segala perintah-Mu...
karena merekalah yang bisa menambahkan imanku di saat aku membutuhkan charger iman selain Engkau, Ya Allah...
Ya Allah.. pertahankanlah mereka untuk selalu berada di hidupku, sehat selalu hidupnya, berkah selalu hidupnya dan keluarganya bahagia.
Ya Allah.. memang aku bukan orang baik, tapi aku sangat ingin pertolongan-Mu selalu ada ketika aku tidak menemukan jalan keluar di suatu jalan yang sesat itu...
AAMIIIN...
1 note · View note
sekadarnya · 10 months
Text
Tumblr media
Barangkali...
yang usang itu lebih kaya
yang menangis itu lebih bahagia
yang pendiam itu lebih percaya diri
yang sembuh itu lebih menjaga diri
yang terluka lebih semangat
yang tertinggal lebih menang
Semua ke-barangkali-an tak akan pernah mengusik dengan taqdir yang telah diberikan-Nya.
Karena semua yang ada di dunia ini tak ada yang lebih tahu kecuali Dia yang telah menciptakan seluruh jagad raya ini.
Maka dari itu ... barangkali dengan kau mengerahkan seluruh usaha, melangitkan doa di setiap malam, juga menyerahkan semuanya kepada-Nya.
kalam malam ini
semoga bermanfaat🩶
4 notes · View notes
sekadarnya · 11 months
Text
Ketika Aku Hendak Mengeluh
Ketika aku hendak mengeluh, kuingat kembali bahwa perjuangan orang sebelumku hidupnya lebih susah dari apa yang aku rasakan sekarang. Hingga berkali-kali aku mengucap syukur pada-Nya yang telah memberikan semua kenikmatan ini.
Perjuangan mereka dalam mencapai cita-cita tingginya, perjuangan mereka dalam membela agama Islam ini, juga perjuangan mereka dalam menyekolahkan anak-anaknya untuk menjadi seperti mereka.
Tak mungkin tak pernah mereka mengeluh. Mereka hanyalah manusia biasa, tapi mereka punya jiwa pantang menyerah. Bahkan, ujian mereka mungkin lebih berat dari apa yang dialami sekarang. Hingga aku menyebutnya sebagai "orang dulu diuji lewat kesusahan, namun orang sekarang diuji dengan hidup keenakan."
Meskipun bisa dibilang bahwa setiap masa pasti ada ujiannya sendiri-sendiri. Namun ini bukan tentang orang yang berbeda-beda ujiannya, tapi tentang bagaimana cara orang bangkit di setiap masanya dari keterpurukan itu.
5 notes · View notes
sekadarnya · 11 months
Text
Antara Murid dan Guru
Nyatanya, setiap murid itu bakal bergantung dengan siapa yang mengajarnya. Jikalau guru itu baik, maka murid akan baik pula.
Maka yang dipertanyakan pertama kali ketika murid sedang tidak baik-baik saja ataupun sedang banyak sekali masalah pada muridnya adalah gurunya.
Kupandangi satu persatu anak didikku dengan pandangan yang mungkin membuat mereka bertanya-tanya, "Apa gerangan ustadzah menatap kami seperti itu?" Namun kuhempaskan segera pikiran-pikiran yang membuatku semakin takut untuk bergerak. Hingga akhirnya, aku dengan hembusan napas panjang mulai berkata dengan nada yang berusaha kulembutkan, "Nak, apakah ilmu itu hanya untuk dipelajari saat akan ujian saja?"
Kuperhatikan kembali raut wajah mereka satu persatu. Masyaa Allah, kurasakan ketenangan ketika melihat mereka yang hanya pasrah dengan apa yang akan kusampaikan.
Hingga aku teringat kembali pada diriku yang masih kurang jika berbicara tentang ilmu. Sangat jauh rasanya. Namun kenapa aku terus melanjutkan kata-kata yang sebenarnya kalau aku sendiri tak membuatnya sebagai bahan muhasabah? Hasilnya seperti sama saja. Tak ada perubahan pada mereka, karena aku pun begitu.
Astagfirullahal 'adzim...
Sungguh banyak dosaku hanya karena hal ini😭
1 note · View note
sekadarnya · 11 months
Text
Allah memilihmu, karena tahu kamu mampu
Allah memilihmu, karena tahu bahwa tak ada orang lain yang sanggup seperti halnya dirimu
Allah memilihmu, karena kamulah satu-satunya orang dipilih-Nya untuk menjadi yang lebih baik lagi
)
1 note · View note
sekadarnya · 1 year
Text
Perlu Dipertanyakan
Ketika hati berada dalam garis ketidaksadaran. Ketidaksadaran akan dosa yang dilakukan dalam sehari ini. Bukankah perlu dipertanyakan tentang bagaimana keadaan hubungannya dengan Allah?
Sangat tidak mungkin jika hati ataupun anggota tubuh tidak menyadari telah melakukan kesalahan apa saja hari ini, tapi hubungannya dengan Allah sangat baik.
Maka barangkali, niat kita masih ada yang salah. Niat kita masih belum lurus hanya untuk-Nya.
Jikalau iman sedang dalam keadaan paling bawah, maka meminta itu adalah solusi terbaik. "Jangan sampai keadaan imanku ssperti ini membuatku jauh dari-Mu, Ya Allah.."
8 notes · View notes
sekadarnya · 1 year
Text
Tertanda dalam hati. Kuat dalam pengisyaratan langkah. Merentas angin yang tak kunjung terhenti menerpa lembut wajah-wajah para perindu.
Tak banyak kata untuk diungkapkan. Namun, rindu itu nyatanya ada. Rindu memeluk tangis yang pecah saat menengadahkan tangan. Berharap dan berharap, akan kuasa-Mu yang tak henti-hentinya ada. Takut dan takut, akan siksaan yang akan Engkau berikan saat Yaumul Hisab itu tiba.
Kami meminta Ya Allah... kami ingin selalu dibuat terpesona akan segala kuasa-Mu yang tak ada tandingannya itu. Kami meminta, untuk selalu bisa menjadi hamba-hamba yang bersyukur, Ya Allah..
Tak ada yang bisa menebak, tak ada yang bisa tahu. Doa mana yang dikabulkan-Nya🩶
Karena Dia yang lebih tahu, mana yang pas sesuai porsi untuk orang seperti kita🩶
4 notes · View notes