Tumgik
sekaruu · 11 months
Text
Setelah hampir tiga tahun kerja sebagai staf admin di sekolah--yang kerjaannya sering banget melayani tamu orangtua yang mau nanya-nanya--baru sadar kalau bertemu orang tuh ternyata membutuhkan energi yang besar, apalagi kalau ketemunya untuk melayani dan menjawab beberapa pertanyaan.
Hari ini baru terasa kalau hal yang begitu itu ternyata cukup buat capek. Lebih-lebih kalau lagi ada kerjaan yang harus diselesaikan segera, tapi ternyata ada tamu juga yang datang dan menunggu untuk dilayani.
4 notes · View notes
sekaruu · 1 year
Text
Sampai saat ini, kau masih mau?
Masih Mau
Aku hanya ingin mengatakan beberapa hal tentang diriku kepadamu.
Mencintaiku itu merepotkan ya?
Aku ini seperti langit. Kadang mendung, kadang cerah. Kau pasti kewalahan menghadapi moodku yang berubah-ubah. Tapi, dibandingkan dengan aku, langit masih tampak menawan.
Mencintaiku itu merepotkan ya?
Aku ini banyak mau. Kau pasti kebingungan dengan permintaanku yang seakan-akan tidak habis-habis. Satu belum selesai, aku sudah meminta yang lain.
Mencintaiku itu merepotkan ya?
Aku ini suka menulis. Terlebih tentangmu. Kau pasti kerepotan dengan segala ucapan-ucapan rindu yang sengaja aku kirimkan padamu. Belum lagi tulisan-tulisan yang lain. Belum habis satu pesan dibaca, sudah datang pesan-pesan lain.
Mencintaiku itu merepotkan ya?
Aku ini orang yang kesepian. Kau pasti jengah jika aku memintamu untuk selalu menemaniku setiap waktu. Kau akan bosan.
Mencintaiku itu merepotkan ya?
Aku ini pencemburu. Kau pasti akan susah sendiri jika tiba-tiba aku diam seribu bahasa. Aku cemburu, tapi aku malu mengaku.
Mencintaiku itu merepotkan ya?
Aku ini orang yang pemarah, tidak sabar, selalu terburu-buru. Ingin aapapun terlihat sempurna. Kau harus memiliki stok maaf dan sabar tanpa batas jika bersamaku.
Mencintaiku itu merepotkan ya?
Aku ini orang yang tidak peka. Kau pasti jengkel jika pesan-pesan yang kau kirimkan padaku tidak juga kumengerti.
Jadi, bagaimana? Masih mau mencintaiku?
3 notes · View notes
sekaruu · 1 year
Text
Aku ingin berhenti
Menepi dan menyepi
Menyendiri dari kerumunan
Dan menghilang dari keramaian
.
Aku ingin ke alam
Tempat mereka membuang kelam
Berselimut hutan dan kabut
Lari dari kehidupan yang kalut
.
Aku ingin ke pantai
Tempat mereka sejenak bersantai
Birunya laut dan putihnya pasir
Melupakanku dari hidup yang getir
.
Aku merasa sendiri
Tanpa siapapun yang menemani
Sepi sendiri sepi sendiri
Aku benci
.
Kepalaku penuh penat
Tenggorokanku tercekat
Hidup seperti menghajar tanpa syarat
Kumohon enyahlah pekat
0 notes
sekaruu · 1 year
Text
Istirahat
Ada banyak hal yang tidak bisa diistirahatkan dengan tidur.
Sebab sebaik apapun tempat tidur, tidak akan bisa menenangkan hati yang kacau dan pikiran yang selalu bertabrakan. Mungkin, yang kamu butuhkan adalah melepaskan agar hati bisa beristirahat. Mungkin, yang kamu butuhkan adalah ikhlas menerima dan menjalani.
Benar, tidak semua hal bisa diistirahatkan dengan tidur.
@jndmmsyhd
641 notes · View notes
sekaruu · 1 year
Text
Dua Tangan
Di dunia ini, terdapat hal-hal yang bisa kita kontrol dan yang tidak bisa kita kontrol. Itu sebuah keniscayaan. Dan terkadang, selama ini kita terlalu fokus kepada apa yang tidak bisa kita kontrol sehingga membuat kita merasa kesulitan sendiri karenanya.
Tentu saja hal itu menjadi sulit, padahal sudah jelas-jelas diberitahu bahwa hal tersebut tidak bisa kita kontrol, tetapi tetap saja kita terus-menerus sibuk mengurusinya. Dasar, kita.
Dari sekian banyak hal, salah satu hal yang tidak bisa kontrol adalah perilaku orang lain. Entah yang memberikan dampak secara langsung terhadap atau yang tidak.
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak memamerkan kemesraan di saat kita sedang sedih-sedihnya menjomblo.
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak memamerkan keberhasilannya di saat kita masih merangkak berjuang untuk mencapai mimpi-mimpi.
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak memamerkan kebahagiaannya di saat kita merasa terpuruk dan sedih.
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak membicarakan kita di belakang selama mereka masih memiliki mulut untuk berbicara.
Kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak berbicara kasar dan pahit tentang kita meskipun kita tahu itu tidak benar adanya.
Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan dan kita kontrol adalah diri sendiri. Pengendalian diri sendiri.
Kita hanya punya dua tangan. Dua tangan yang tidak bisa mencegah tangan orang lain untuk berbuat. Dua tangan yang tidak bisa menutup mulut orang lain untuk berbicara.
Kita hanya punya dua tangan. Dua tangan untuk menutup mata kita di saat kita melihat apa yang tidak ingin kita lihat. Dua tangan untuk menutup telinga kita di saat kita mendengar apa yang tidak ingin kita dengar.
Kita hanya punya dua tangan. Dua tangan untuk menghapus air mata di saat merasa sedih, dan dua tangan untuk membantu kita untuk bangkit.
dipublish oleh Kumparan, 09 Oktober 2021, https://kumparan.com/adila-sekar-a/dua-tangan-1wW5BRm4AmU/full
1 note · View note
sekaruu · 2 years
Text
Hidup itu seperti roda. Berputar dan terus berputar.
Ada kalanya kita senang dan ada kalanya kita sedih. Tidak apa-apa, tandanya roda kita sedang berputar.
Ada kalanya kita mudah dan ada kalanya kita susah.  Tidak apa-apa, tandanya roda kita sedang berputar.
Di saat sedih, selalu ingat bahwa ada masanya nanti kita senang. Jadi bergembiralah. Dan di saat senang, pasti ada masanya nanti kita akan bersedih. Tidak apa-apa, ingat, roda itu berputar.
1 note · View note
sekaruu · 2 years
Text
Tidak Bisa atau Tidak Mau?
Terkadang manusia sibuk mencari-cari alasan untuk bisa menghindar dari sesuatu yang memang mereka tidak ingin lakukan. Dan alasan-alasan yang mereka utarakan menjadi sebuah pembenaran ketika mereka mangkir. Persoalan ini sebenarnya sederhana. Ketika kita diberikan sesuatu untuk dikerjakan, bukan masalah bisa atau tidak bisa. Persoalannya ada di mau atau tidak mau. Sebisa apapun kita mengerjakan, jika kita tidak mau ya tetap akan muncul alasan-alasan yang menjadi pembenaran untuk kita tidak mengerjakannya. Sebaliknya, jika kita tidak bisa, namun mau, maka yang muncul adalah bagaimana aku bisa mengerjakannya dengan keterbatasan yang aku punya. Kita akan mengusahakannya. Jadi, bukan bisa atau tidak bisa. Mau atau tidak mau kamu melakukannya?
0 notes
sekaruu · 2 years
Text
Kenapa Masih Membandingkan?
Apa yang masih membuatmu merasa tidak percaya diri dan merasa minder dengan orang lain? Padahal kau sudah tahu kalau satu bunga dengan bunga yang lain tidak mekar bersamaan, ada waktunya sendiri-sendiri. Kau dan dia pun begitu. Padahal kau sudah tahu kalau kupu-kupu memiliki warna sayap yang berbeda satu dengan yang lainnya, meskipun begitu mereka sama-sama indah. Kau dan dia pun begitu. Padahal kau sudah tahu kalau kalian berada di ring pertandingan yang berbeda. Kenapa masih merasa gusar dengan pencapaiannya? Padahal kau sudah tahu kalau hijaunya rumput tetangga kemungkinan karena menggunakan rumput sintetis. Semua yang terlihat asli tidak semuanya asli. Bisa jadi tiruan. Jadi, kenapa masih pusing? Padahal kau sudah tahu kalau ikan keahliannya berenang dan kera keahliannya memanjat. Jadi kenapa masih membandingkan?
0 notes
sekaruu · 2 years
Text
Making Short Outline
 Title : A Little Braver to Speak English
Topic Sentence : I feel my english skill be better after joining English Class For Business Purposes from Career Class after a month.
1. I only learn English in a formal education when I was in college.
Doing task from my teacher.
Listening to english song.
Not brave enough to speaking and make a conversation with someone in english.
 2. After a month joining this English Class, we have learned several new skills about how to communicate and make a conversation.
Knowing how to build a relationship especially with people from different cultures.
Knowing how to make an invitation to people.
Understanding how to accepting or declining an invitation.
Knowing how to make a telephone call.
Understanding how to receiving calls and leaving a message on telephone call.
Speaking english about all that subject matter in role play way with each partner.
 3. I be a little more confident to speak in English although sometimes still use Bahasa and because of that I want to encourage myself to be more confident with some activities.
Adding more vocabulary by learn a new word a day or a week.
Reading my favorite books in english version.
Watching my favorite movies with english subtitle.
Practice composing sentence by chatting with friends.
Build convident to speak english by join Vado-Mingle program.
Concluding Sentence : I realized that to be capable in English, all I have to do is more practice and a little braver specially in speaking to build my confidence.
1 note · View note
sekaruu · 2 years
Text
A Little Braver
I only learn English in a formal education when i’m in college. But, one thing that’s my weakness is I’m not brave enough to make some conversation with someone. I understand and know what people say to me, but I can’t reply to their words. When I try to speak, the words are blank.
I know that learn English is a long journey. All you have to do is more practice, specially in speaking to build your confidence. In the beginning of the year, I join to English Class for Business Purpose from Career Class. For a month, we have learned about how to build a relationship. We learned about how to greet people, build a conversation, make an invitation, and leave a message on telephone. For all that subject matter, that means we must talk in the class. Omg, something that I always avoid.
But, this English Class helped me so much. In every session, we practice speaking in a breakout room with each partner. My partner and I made a little discussion before we do role play. My partner helped me to give a word in english that i don’t know.
For a month, finally I be a little more confident to speak in English although sometimes still use Bahasa. I realized when I wanna speak English, all I need is a little braver to do that. For next session, I want to add more vocabulary to help me to speak English, specially in main room, not only in breakout room to make me more confidence.
1 note · View note
sekaruu · 2 years
Text
Jangan takut untuk melangkah dan berbuat salah. Dengan menjadi salah, kita jadi belajar. Dan dengan belajar, kita jadi berkembang.
Yang tidak boleh dilakukan adalah melakukan kesalahan namun tidak merasa salah.
Tumblr media Tumblr media
Kita mati-matian membunuh sifat buruk untuk menjadi baik. Atau sekuat-kuatnya terlihat baik-baik saja, padahal sedang rapuh-rapuhnya. Bagaimana jika kita biarkan saja hal-hal yang kita anggap "buruk" tersebut?
Tak apa bukan, sebagaimana mestinya manusia memang tempat khilaf dan keliru. Sebagaimana pesan seorang ibu dalam komik yang pernah aku baca : "Nak tugasmu memang berbuat salah. Biar kedewasaan yang menuntunmu lebih baik kedepan".
Buku ini membawa kita melihat dua sisi. Ada bahagia, ada pula kecewa. Ada senang, ada pula sedih. Tak bisa dipisahkan kedua. Sebab tak ada bahagia yang abadi, tak ada pula sedih yang abadi.
Menjadi beruntung bisa ikut terlibat dalam upaya menyalakan lilin kebaikan. Kumpulan kegelisahan yang diangkat menjadi karya. Walaupun saya hanya menyumbang sekelumit tulisan dan sebuah gambar yang dijadikan cover, selayaknya ini patut dirayakan.
Pemesanan buku bisa langsung ke @nonaabuabu
76 notes · View notes
sekaruu · 2 years
Text
Bohong
Manusia sering kali berkata bahwa mereka harus menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan, salah satunya nilai kejujuran. Tetapi seringkali mereka lupa bahwa terkadang mereka tidak jujur dengan dirinya sendiri.
0 notes
sekaruu · 2 years
Text
Menepi
Kehilangan seseorang itu bukan kesalahan. Bukan juga keburukan. Tidak apa-apa jika kehilangan satu-dua orang jika itu memang diperlukan.
Terkadang dalam hidup memang ada hal yang harus dipertahankan, dan ada pula hal yang memang harus dilepas demi ketenangan dan ketentraman jiwa.
Karena kita tidak bisa mengontrol orang harus bersikap seperti apa. Satu-satunya hal yang bisa kita kontrol adalah diri sendiri dan bagaimana kita menyikapi. 
Itulah gunanya ada pilihan block, unfollow, left, dan lain-lain. Salah satunya bisa jadi untuk melindungi diri dari hal-hal yang memang tidak ingin kita temui.
Tidak semua orang cocok berteman dengan kita, pun kita tidak harus memaksakan diri untuk cocok berteman dengan mereka. Jika tetap bertahan hanya menguras energi, boleh sejenak untuk menepi.
0 notes
sekaruu · 3 years
Text
Mantra dan Sinyal
Sepekan lalu, aku dihadapkan pada salah satu kenyataan yang mungkin tidak aku sadari sebelumnya. Ternyata ketika aku sibuk menyalahkan keadaan atas mimpi-mimpi yang belum terealisasi, kesalahan terbesarnya justru ada pada diriku sendiri. Kenyataan bahwa terkadang kita merasa tidak mampu melakukan sesuatu bukan karena kita tidak bisa namun karena kita tidak benar-benar mau menggapainya. Wah, jangan-jangan selama ini impianku yang belum terwujud dikarenakan aku memang benar-benar tidak ingin mengusahakannya agar bisa terwujud? Ternyata aku sendiri yang menghalangi mimpi itu menjadi nyata. Aku jadi teringat perkataan Maudy Ayunda bahwa, "Malas itu bukan sebuah karakter, malas itu lebih seperti sinyal bahwa kita belum menemukan apa yang benar-benar memberikan kita energi." Mungkin selama ini aku tidak benar-benar mau menggapainya karena aku belum menemukan sesuatu yang memberikan aku energi sehingga bisa mendorongku melakukan sesuatu untuk merealisasikan mimpi. Seperti mantra yang ketika diucapkan dalam sekejap bisa merubah sesuatu. Dalam hal ini merubah semangatku. Lalu, aku diajak untuk membuat mantra dan mencari sinyal itu. Setelah berkelana dan tenggelam dalam pikiran diri sendiri, aku memutuskan "Hidup Sebagai Perantara" menjadi mantra hidup dan sinyal energiku. Aku berharap dengan hidup sebagai perantara aku bisa menjadi perantara dalam hal kebaikan, ilmu, dan harta bagi orang lain. Aku ingin ketiga hal tersebut tidak berhenti hanya di aku saja ketika hal itu datang padaku. Aku ingin ketiga hal tersebut menyebar luas ke orang lain, dan orang selanjutnya, dan selanjutnya seperti ranting pohon yang awalnya satu lama-lama berubah banyak sampai akhirnya menjadi lebat. Hal-hal baik sejatinya memang harus disebar luaskan, bukan?
0 notes
sekaruu · 3 years
Text
Pencarian
Dua pekan terakhir ini diajak berpetualang untuk mencari dan menentukan misi hidup. Seperti robot yang membawa misi ketika dikirim ke Mars, pun kita membawa misi ketika dikirim ke Bumi. Pencarian misi hidup ini ternyata tidak mudah, perlu mengenali diri sendiri agar tahu apa sih potensi yang dimiliki diri. Setelah itu, diajak berkenalan kembali dengan diri sendiri. Diri sendiri yang semakin terabaikan dan jauh. Maaf, ya. Rasanya asing ketika memulai obrolan yang sudah lama tidak dilakukan dengan diri. Mendengarkan setiap kalimat dan kata darinya membuatku sedih, tenyata aku tidak sekenal itu dengan diriku sendiri. Apa kesukaannya, apa yang diinginkannya, apa yang ingin dilakukannya, apa yang membuatnya bahagia. Setelah mengobrol banyak dengan diri mengenal hal-hal yang sudah lama tidak dibicarakan, lalu beralih topik mengenai misi hidup. Apa tujuan hidup, dan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Selama merenungi hal tersebut aku tersadar bahwa manusia diciptakan unik dengan perannya masing-masing. Ada yang diciptakan dengan kelebihan ilmu di bidang kesehatan, lalu ia menebar manfaat melalui bidangnya dengan menyembuhkan banyak orang. Yang lain di bidang ilmu kesenian, ia menebar manfaat melalui karya-karyanya. Yang lain diberi kelebihan di hartanya, ia menebar manfaat dengan harta yang dimilikinya. Pun di bidang-bidang yang lain. Jika belum menemukannya tidak apa-apa. Perjalanan menemukan misi hidup memang perjalanan panjang. Yang terpenting, apapun yang kita lakukan bermanfaat untuk banyak orang dan mendatangkan kebaikan. Semangat untuk mencari misi hidup! Agar hidup lebih berwarna dan bermakna!
0 notes
sekaruu · 3 years
Text
Lebih Kuat
Jadi teringat ketika pertama kalinya mendaki gunung. Gunung Papandayan, yang terletak di Garut. Dengan rencana yang dadakan, dan pengetahuan yang minim tentang gunung, ketika diajak, ya cuma iya iya saja, yang ditahu hanyalah perjalanan nanti pasti akan seru. Jadi lah kami sekitar lima belas orang berangkat ke sana.
Ketika sudah sampai di sana dan mulai mendaki, mantap sekali rasanya berjalan kaki terus menanjak dan menanjak dengan beban yang ada di pundak. Padahal saat itu, aku hanya membawa barang pribadi dan satu botol air berukuran 1.5 liter, tapi rasanya pegal betul. Mau melangkah pun rasanya sudah tidak sanggup. Sempat kesal sekali ketika ada teman yang nyeletuk, “Ini mah bukan naik gunung, cuma kemping ceria.“ Duh, rasanya mau nimpuk pake botol airnya saja!
Namun, ketika tahun depannya lagi kami ke Gunung Gede, rasanya semua medan yang aku rasakan di Gunung Papandayan tidak ada apa-apanya. Pantas saja dahulu temanku menyebutkan kalau Papandayan tidak seperti naik gunung melainkan kemping ceria, ternyata ada lebih sulit lagi medan trek mendakinya.
Ternyata ketika kita merasa kesulitan terhadap sesuatu, ketika telah dilalui, dan esoknya ada lagi kesulitan yang lebih sulit atau bahkan sama, kita akan merasa bahwa kesulitan yang dahulu kita rasakan ternyata tidak ada apa-apanya.
Ternyata tidak ada gunanya juga meratapi kaesulitan yang saat ini sedang dihadapi, karena nanti kedepannya akan selalu ada hal-hal yang lebih sulit daripada yang kita lalui saat ini. Pun seperti di sekolah, selesai di tingkat satu, naik ke tingkat berikutnya yang pasti lebih sulit.
Ketika kita merasa bahwa kesulitan yang dahulu kita hadapi tidak sulit berarti kita telah naik kelas. Jadi, sudah naik kelaskah kamu?
1 note · View note
sekaruu · 3 years
Text
Terus Menerus
Lihat kembali list hal-hal yang ingin dilakukan atau dikerjakan kok sepertinya semakin panjang saja, ya. Duh, ternyata ada banyak sekali rencana yang belum dieksekusi.
Tapi tidak apa-apa, dinikmati saja. Bisa jadi ada beberapa hal mungkin memang tidak bisa didapatkan saat ini, mungkin nanti karena memang belum bisa atau belum waktunya.
Yang terpenting terus menerus bergerak dan berproses untuk mewujudkan satu per satu rencana yang sudah tertulis. Pelan tapi pasti.
Bismillah, semoga Allah mampukan dan wujudkan.
1 note · View note