Tumgik
#dosb
🪐🌙Daughter of Smoke and Bone Zodiac Speculations⭐️⚡️🌆
🦓🦍🐆🐈‍⬛🐄🐘🐫🐅🦣🦬🦏🐂🦙🕊️
🦷Karou- Capricorn sun, Scorpio rising, Cancer moon
🎭Zuzana- Aquarius sun, Gemini rising, Pisces moon
🌞Akiva- Cancer sun, Libra rising, Capricorn moon
🎻Mik- Virgo sun, Aries rising, sagittarius moon
9 notes · View notes
floatmagazin · 24 days
Link
0 notes
gamesbids · 1 year
Text
Public vote to be held across Germany in 2024 to approve the nation's next Olympic bid
Public vote to be held across Germany in 2024 to approve the nation's next Olympic bid @DOSB @DOSB_Weikert #Germany2036
Germany’s Olympic Sports Confederation (DOSB) has agreed unanimously to draw up a new roadmap for a potential bid to host a future Summer or Winter Olympic and Paralympic Games, and to also commit that a general referendum will be held in 2024 allowing the public to decide whether any plans move forward. A concept drawing of the proposed Hamburg 2024 Olympic City (Credit: DOSB) DOSB members at…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ok am i fucking stupid? how does nina hide the cup under the stage at school when literally everybody is there bc the PROM is happening??? like the last shot of season 1 is the cup below the stage where nina and fabian are dancing……..and it’s obvi confirmed that it’s under a floorboard of the stage in the first ep of season 2 so
7 notes · View notes
hellosarabrinasarab · 4 months
Text
dosen pembimbing saya
Tumblr media
Saya ingin bercerita tentang dosen pembimbing saya di S2.
dari dulu, saya punya antipati dengan dengan seseorang yang berusia jauh lebih tua dari saya. bukan hanya jauh lebih tua, namun yang juga merupakan seseorang yang lebih superior dari saya. contohnya saja orang tua, guru, dosen, atau atasan. antipati nya dalam artian, bahwa saya cenderung tidak bisa akrab dengan sosok/figur tersebut. akrab yang saya maksud di sini juga adalah, 'akrab' secara nyaman dalam berinteraksi.
dari sejak S1, saya merasa kesulitan saat menyelesaikan tugas akhir, karena bawaan antipati saya tersebut. terlebih, saya adalah pribadi yang academic achiever walaupun otak semakin ke sini semakin berkurang watt nya. jadi lah saya menjadi pribadi yang perfeksionis namun di satu sisi kurang dapat menyampaikan konsep perfeksionis saya kepada dosen pembimbinga, karena terhalang stereotip antipati.
saya mencoba banyak hal untuk dapat mengatasi permasalahan saya ini. saya mencoba ikut bermain dengan gaya dosen saya yang cenderung supel. saya mencoba untuk mempersiapkan hati dan mental dari jauh jauh hari sebelum bertemu dosen yang lumayan kaku. dan lain sebagainya. sampai di S2 ini, saya bertemu dengan dosen yang secara kepribadian (dan mbti mungkin) sangat mirip dengan saya.
di satu sisi, karena saya menganggap mbti kita sama, saya jadi mengenal betul karakteristik dan kepribadian beliau, walau saya belum pernah berbincang panjang lebar. saya paham betul kekuatan beliau dan kelemahan beliau. di awal masa pembimbingan, saya di cerca habis habisan. tulisan saya dibilang berantakan dan sangat ciri khas saya. secara logika, karena saya mengenal karakteristik beliau, saya bisa menerima omongan beliau itu. terlebih, secara de facto, memang tulisan saya berantakan. mungkin bagi saya saat itu, secara subjektif tidak se-berantakan itu juga. namun tentu saja, jika dinilai secara objektif, benar, bahwa tulisan saya berantakan.
intinya saya bisa menerima omongan beliau secara logika.
namun di usia saya yang 27 tahun pada saat itu, ternyata saya terluka. ternyata saya sakit hati dengan ucapan itu, yang mana menurut logika saya 'nonsense' 'kenapa saya musti terluka?'. tapi pada faktanya, karena satu ucapan tersebut, saya kehilangan kepercayaan diri, dan ujungnya saya menunda mengerjakan revisi tulisan tersebut, hingga satu semester lamanya. saya tidak punya keberanian untuk melangkah, menghadap ke beliau, dan kembali mendengarkan omongan tersebut. walaupun belum tentu saya akan mendengar omongan yang sama kembali.
setahun lamanya saya berbaikan dengan diri saya sendiri. saya mencoba berbincang dengan teman seperjuangan dan yang sama-sama dibimbing oleh beliau, tentang bagaimana mereka melewati sesi bimbingan dengan dosen saya ini. saya meng-iya-kan segala ucapan bahwa beliau baik, karena secara logika saya bisa menangkap niat baik beliau, walaupun oleh hati saya, masih belum ikhlas untuk menerima hal tersebut. saya juga mencoba untuk tidak menggubris rasa sakit hatinya, dan hanya fokus untuk maju melangkah, walaupun ternyata masih jatuh kembali.
akhirnya satu semester berlalu, dan saya putuskan untuk menghadapi beliau apapun yang akan terjadi. saya bertekad untuk tidak lari kembali, karena kebetulan sudah kepepet juga dengan batas akhir studi saya. karena saya sangat mengenal beliau, sebanyak saya mengenal diri saya, saya tidak berencana untuk mendekati beliau secara pendakatan personal. saya tahu, untuk tipe kepribadian seperti beliau, saya hanya perlu memperlihatkan ketepatan waktu, tugas-tugas yang selesai, walaupun apa yang saya sudah lakukan tersebut masih salah. saya percaya bahwa beliau bisa diluluhkan dengan kuantitas saya bertemu beliau, dibandingkan dengan kualitas saya bertemu beliau.
dan ternyata benar. apa yang saya niatkan kemudian saya jalankan. alhamdulillah Allah beri kemudahan saya untuk melalui. Alhamdulillah Allah beranikan saya untuk menghadapi ketakutan saya. Alhamdulillah juga Allah menyelesaikan proses ini dengan banyak hal yang bisa saya syukuri atas pertemuan saya dengan beliau.
setiap saya menghubungi beliau, saya tidak berusaha melebih lebihkan dengan berbasa basi. benar benar singkat sesuai dengan apa yang menjadi urusan saya terhadap beliau saja. dan beliau pun kemudian juga tidak berusaha berbasa-basi dengan saya, yang which is sangat saya syukuri juga sebenernya. hingga hari ini, saya menyerahkan laporan pamungkas, laporan yang sangat sangat terakhir saya kepada beliau. di ucapan terima kasih saya yang terakhir, beliau memberikan emote heart kepada saya. sesuatu yang tidak bisa saya bayangkan satu tahun yang lalu, saat beliau masih samar mengenal saya dan saya pun masih takut menghadapi beliau.
saat ini beliau sedang sakit. cukup parah hingga beliau tidak aktif masuk kerja selama 2-3 bulan ini. padahal sebelumnya beliau sangat sangat aktif, tidak pernah absen, berada di kampus. di tengah kondisi beliau yang masih sakit atau masa pemulihan, beliau masih memperhatikan mahasiswanya dengan rutin memberikan waktu bimbingan secara online seminggu sekali. sesuatu yang bahkan dosen dosen lain yang sehat wal afiat masih sering datang ke kampus pun, tidak lakukan. saya sangat mengagumi dedikasi beliau, dan dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya ingin mendo'akan kesehatan beliau. semoga beliau selalu diberikan kesehatan yang panjang, dan rejeki yang berlimpah aamiin yaa Rabbal alamiin
0 notes
dinisuciyanti · 1 year
Text
Use your brain
Otaknya dipake. Otaknya dipake.
Beberapa hari ini menemukan akun-akun yang berkontribusi terhadap kebodohan manusia. Masa ada akun jasa konsultasi membimbing skripsi/tesis? Bukan joki katanya. LAHHH terus dosbing gunanya apa? Lu sekolah atau main 4 tahun itu? Coba otaknya dipake. Yang ngasi jasa juga gak punya adab sih.
Yang bikin gemes juga dari dulu. Jasa konsultasi statistik. Yaa kalo yang make itu gak dapet kelas statistik/analisis data, wajar. Ini yg make, mahasiswa, yang dapet matkulnya 3-6 sks. Coba, pas kuliah itu sambil sekrol twitter apa gimane? Mau gimana lulus skripsi dengan kualitas oke kalo analisis data aja pake jasa orang lain? Coba otaknya dipake. Belajar.
Terakhir, malam ini, ada akun yang spill cara translate jurnal karna males banget. WHATTT??!! Males banget?! Terus dikasi tau lah pake google docs. Se-abreg abreg dah tuh ditranslate. Coba? Otaknya dipake buat apasih duhai mahasiswa calon generasi emas 2045? Emas KW kali ah.
Generasi yang terbuai dengan kemudahan teknologi. Sampe lupa punya otak buat mikir.
30 Desember 2022
39 notes · View notes
ameliazahara · 2 months
Text
Hal yang disadari kini,
Ternyata diri adalah tipikal yang membangun kedekatan emosional pada beberapa orang.
Dulu, pernah tuh temen ngasi tau kalau dicariin kaprodi selaku dosbing skripsi karena belum meeasa telah lama tidak bertemu diri untuk bimbingan. Anehnya, beliau ini tipikal yang jarang banget nyariin mahasiswanya. Ajaibnya kenapa aku bisa dicariin? Yang bikin semua orang kaget.
Pernah juga dicariin ibu kantin karena merasa lama tidak bertemu, yang bukan hanya sekedar basa-basi. Bahkan si ibu kantin merasa diri sebagai langganan spesialnya, beliau tidak sungkan untuk dihutangi karena lupa bawa dompet, beliau mengizinkan untuk hutang asal diri tidak lupa sarapan, bahkan seringnya memberi porsi tambahan dengan harga normal.
Pernah juga dicariin penjual gorengan karena si ibu merasa lama tidak melihat diri di kota itu. Sampe bikin orang serumah heran, kenapa bisa sampe ditanyain.
Belum lagi sama geng wiridnya emak, yang memang selama ini terkenal sering terlihat bareng terus.
Belum lagi sama kawan adek, yang adek sampe bingung kenapa diri begitu hits di kalangan kawan adek.
Ternyata sedari dulu emang tipikal yang membangun kedekatan emosional terhadap apapun dan siapapun. Anehnya baru sadar sekarang:(
Ternyata, orang lain lebih memperhatikan kita dibandingkan diri kita sendiri. Bisa jadi ada orang yang tersentuh akan hadirnya diri ini di sana. Bisa jadi ada yang tersentu dengan warna yang kita bawa saat di sana bersama mereka. Untuk itu, tetaplah membumi dan berbaik hati, bukannya kebaikan-kebaikan itu yang membawa diri hingga sejauh ini?
4 notes · View notes
chocolacookies · 10 months
Text
Law of Attraction
"Law of Attraction", kata yg mungkin sering ditemukan di buku buku psikologis atau self improvement, juga di beranda sosmed saya. Sebelumnya, saya ga begitu paham maksud dari LoA itu sendiri gimana, yang saya tahu sekedar berpikirlah positif, nanti hasilnya jg bakal positif. Hingga saya benar² dapat memahami secara langsung lewat kejadian yg saya alami sendiri.
Beberapa hari lalu, sepulang dari ngelab perskripsian, saya dan 2 teman saya memutuskan untuk makan bersama di geprek kuml*t (tau lah ya psti)
sebelum ke sana, teman saya menanyakan kepada teman saya yg satunya tentang apakah disana ada geprek bakar atau ngga, lalu dijawablah oleh teman saya "nggak ada, adanya di kuml*t univ sebelah"
respon sedikit sedih pun muncul wkw lalu kami berkata
"kenapa ga ada ya? harusnya diadain dong wkw"
" ya gatauuu"
lalu, sampailah kami ke tempat makan ayam familiar itu, dan saat akan mengambil menunya, kami membaca
"Sedia geprek bakar"
lalu kami bertiga pun tertawa karena kenapa yg kami bicarakan tadi seolah langsung terjawab begitu saja hanya selang beberapa menit.
___________________________
Kemudian LOA yg kedua yg saya alami adalah ketika yaaa saat kami ngelab juga.
Saya ngelab bersama 2 teman saya, karena 1 project dan kebetulan topik kami saling berkaitan dan hampir mirip. Kami ngelab di Lab pusat, bukan di prodi atau fakultas.
Kami ngelab menggunakan alat yang hanya dapat dioperasikan oleh operator sana, dan biasanya kami ngelab disitu tidak pernah memakai jas lab (ini karena memang ngelabnya ga berhubungan banyak dgn bahan kimia wkw meskipun kami berada di ruang yg penuh bahan² kimia hehe, salah sihhh jgn ditiru)
Lalu, pada hari itu dosbing kami ikut ke sana untuk pertama kali karena ada keperluan dengan kami terkait keberjalanan project. Sampai disana, beliau bertanya pada kami
"ga pakai jas lab mbak?"
lalu kami menjawab "lhaa orang mas X aja ga pake jas lab wkw" dengan tertawa kecil, dan dosbing kami jg seperti menerima saja jawaban kami, tidak ada feedback (yaa, iya iya aja)
● Note: Mas X adalah operator alat yg kami gunakan untuk mengerjakan project ini.
lalu, setelah urusan selesai, dosbing kami pun kembali ke fakultas
Siangnya, saat saya dan ke 2 teman saya asik mengobrol, tiba tiba ada seorang ibu² memakai seragam univ (yaa fix ini dosen sih menurut kami) yang berkata dari balik pintu ruang riset kami "Maaf mbak, boleh jas labnya dipakai??" sambil tersenyum.
Ya otomatis kami mengiyakan saja, dan ibunya pun berlalu.
Asli, sebelum²nya kami tidak pernah melihat ibu tersebut selama kami ngelab di ruang sana, dan jg tidak pernah ada yg mengingatkan kami untuk pakai jas lab saat di sana wkw
Namanya manusia, musti diingatkan lgsg dulu baru mau berubah hehe
Tapi yg di pikiran saya saat itu, kenapa seolah semua lgsg terjawab secara cepat yaa? baru pagi hari kami membahas soal memakai jas lab, siangnya lgsg diingatkan.
Kemudian saya teringat kembali terkait Law of Attraction, lalu berpikir "apakah ini yg dinamakan LoA?"
________________________________
Vex King menyampaikan dalam bukunya "Good Vibes, Good Life", bahwa "The premise of the Law of Attraction is that what you think about, you bring about" yaa LOA atau mungkin kalo diartikan secara bahasa adalah hukum ketertarikan, beneran ada di hidup kita.
Apapun yang kita pikirkan, maka akan kita dapatkan. Sederhananya, apapun yg kita fokuskan, maka akan dikembalikan ke kita, baik itu untuk hal² yg baik maupun hal² yg tidak baik, tergantung fokus kita saat itu.
Mungkin, tanpa disadari atau tidak kita semua pernah mengalami LOA ini.
Nahh, saya jadi berfikir mungkin LOA ini sendiri hampir mirip dengan kalimat "Allah sesuai prasangka hambaNya", atau bahkan nama lain dari itu sendiri.
Yaaa intinya bener kalo kita berpikir yang positif, maka kita jg dapat hasil yg positif. Kalo kita berprasangka yang baik, maka kita jg akan dapat kebaikan. Begitu sebaliknya, kalo kita berprasangka buruk, maka yg kita dapatkan adalah hal yang sama dgn prasangka kita.
So guys, hikmah yg bisa aku petik dari situ adalah ayoo kita biasakan berpikir yang baik², mencoba slalu berprasangka yang baik², karena Allah sesuai prasangka hambaNya 🪷
2 notes · View notes
rizki-a · 11 months
Text
Dosbing kedua ngasih masukan banyak banget. Disuruh nambah ini itu banyak dan sulit. Aku ngebayanginnya aja kesusahan sampe aku bilang ke Professornya takutnya aku ga sanggup 😩🫣
Terus sempat dibilang juga rencana penelitian aku terlalu sederhana, simulasi yang aku rencanain juga sederhana banget. Padahal aku mikirin itu aja udah overthinking kira-kira bisa nggak yaaa wkwkwk. Lah pas dikomen terlalu sederhana apa nggak shock banget jadinyaa 😂
Pas di akhir ternyata Professornya lupa kalo aku nih masih S2. Pas beliau nanya aku udah kuliah berapa tahun terus disuruh jangan lama-lama, aku udah feeling kayaknya jangan-jangan aku dikira S3 deh. Jadinya aku yang tiba-tiba bilang duluan kalo aku masih S2. Beliau langsung bilang lupaa kalo aku masih S2 kirain udah S3 makanya tadi dianggap ini penelitiannya sederhana banget untuk ukuran S3. Makanya disuruh nambah banyak banget dan modifikasi metode. Ya Allah pantesaaan 🥹
Jadinya Prof nya bilang berarti ga perlu dikembangkan lagi metodologinya kayak yang diminta beliau sebelumnya. Udah cukup untuk S2 segitu ajaaa. Revisinya ga terlalu banyaak. Alhamdulillah ga jadi pulang-pulang naik biskita sambil menangyyyyyss 😩🥹
Apa mungkin karena komisi pembimbingku dua2nya Professor yaa makanya dikirain anak S3. Tapi kita aamiin-in aja yaa. Siapa tau jadi doa nanti suatu saat beneran bisa S3 hehe. Yaa meskipun yang sekarang ini ajaa rasanya udah terseok-seok. 😂
2 notes · View notes
babblingpipit · 11 months
Text
Direktur
Selamat datang di edisi tantangan hidup Pipit edisi: bu bosku seorang direktur.
Bener-bener tiap fase tuh tantangan hidup beda-beda ya. Pas PhD, supervisorku tuh atentif banget selalu fast response dan tau banget kerjaanku a-z. Kalo ada masalah pun tinggal ketok pintu atau kirim message di slack (monmap saya angkatan pandemi). 
Sekarang, supervisorku tuh direktur di center for astrophysicsnya harvard, sibuk banget masyaAllah. Baik banget panutan banget tapi antara ada dan tiada :’)
Draft paperku udah 2 bulan belum dibalikin, jadwal meeting diundur-undur terus. Kalo kata adit, yaudah sih pit itu kan di luar kontrol kamu, lagian kerjaan kamu masih banyak kan yang harus dikerjain sendiri? :’)
Iya bener sih tapi aku tuh kangen pengen ngobrol butuh validasi kalo everything is well. Lagian bosnya posdok tuh posisinya unik banget, diantara dosbing sama line manager gitu. Jadi ga yang membimbing-membimbing banget tapi ga seteknikal manager di korporat. Tetep ada moral supportnya. 
Tapi adit bener sih gaada urgensinya juga aku minta meeting mulu. Kerjaan banyak dan oke aja ga butuh2 banget diskusi, paper pun gaada urgensi yg harus publish cepet-cepet gitu karena publish buatku kan urgensinya selain buat komunikasi science ya buat cari kerja lagi aja wk. Tapi aku mungkin baru cari kerja lagi tahun depan. Hhh tapi ya gitu deh akutuh uring-uringan kalo ga ketemu lama.
5 notes · View notes
selongsongpeluru · 1 year
Text
Every Tear A Waterfall
Akhirnya sampai juga pada pembahasan ini. Pembahasan mahasiswa tingkat akhir. Itu menandakan bawasannya aku sudah tua dan harus segera minggat (dengan terhormat) dari tempatku menempuh pendidikan tinggi ini.
Masuklah ke pembahasan sensitip mahasiswa tua bangka, skripsi.
Apa itu skripsi? Makanan apa itu? Apakah ia baik untuk kesehatan?
Skripshit, skripsweet, krispi, or whatever you called it adalah tiket mahal yang digunakan untuk menyabet gelar sarjana di perguruan tinggi. Kenapa mahal? Karena butuh kurang lebih empat tahun untuk bisa mendapatkan tiket tersebut. Keringat, darah, air mata pun dipakai sebagai alat pembayaran yang banyak dikeluarkan untuk menyelesaikan studi.
Awalnya aku meyakinkan diri sendiri bahwa skripsi itu ya kayak tugas biasa, tugas-tugas sebelumnya yang bisa dikerjakan dan diselesaikan dengan cepat (seperti Bandung Bondowoso). Tapi kenyataannya tidak semudah itu kawan, banyak faktor yang membersamai dan tentu saja menghalangi, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari diri sendiri. Ingat, musuh terbesar adalah melawan diri sendiri. Rasa malas, prokrastinasi, tura-turu merupakan faktor internal yang tentunya akrab dengan mahasiswa tua. Satu hal kawan, masalah terbesar kita adalah merasa bahwa kita masih punya banyak waktu.
Faktor eksternal seperti dosbing yang susah ditemui, dosbing yang menuntut kesempurnaan, padahal harusnya beliau-beliau ini tahu bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dosbing yang mendadak banyak acara. Belum lagi kurangnya dukungan moral dan finansial, tingkat insecure yang tinggi melihat teman seangkatan sudah sidang, tuntutan untuk lulus tepat waktu, dan blablabla (yang kalau kujabarkan di sini bisa jadi novel nanti). Pating semrawut!
Tapi kenapa ya, ketika aku baca-baca skripsi milik para pendahuluku di perpustakaan fakultas, rasanya seperti gampang saja menyusun skripsi.
“Oh gini tok ta?” “Oh nek ngene ki 2 minggu yo rampung” “Owalah skripsi tipis wae rapopo rek”
But, reality hit me hardly.
Pas ngerjain skripsi sendiri kok ya “tulisan opo iki kok nggilani ngene” Semakin dibaca semakin tidak jelas, semakin bingung, semakin tidak tahu tulisan ini mau dibawa ke mana?
Kalau sudah begini, aku yang menyelesaikan skripsi atau skripsi yang menyelesaikanku?
Skripsi terus saja berlari-larian di kepalaku, terngiang-ngiang di gendang telingaku. Mau makan ingat skripsi, mau minum ingat skripsi. Mau tidur ingat skripsi, bahkan ketika sedang mengerjakan skripsi pun aku ingat skripsi (skripsi kuadrat). Lihat, betapa aku mencintai skripsiku.
Sakjane skripsi iki akal-akalane sopo seh rek?
Sebenarnya skripsi ini memang pembuktian dari hasil belajar kita selama empat tahun. Tapi nyatanya sama seperti pertamina, “dimulai dari nol ya Mas/Mbak” Menyusun dan menyelesaikan skripsi membuat kita mau tidak mau, suka tidak suka belajar lagi dari nol.
Memang ya, perasaan paling bahagia di Unversitas itu ketika kita dinyatakan diterima sebagai mahasiswa baru tok, sisanya ya skill bertahan hidupmu saja yang harus diadu. Dosenku saja pernah berkata, “Selamat kalian telah masuk di Universitas ini, sekarang pikirkan bagaimana harus keluar dari sini”
Aku pun turut prihatin dengan kawan-kawan angkatanku yang juga sedang berjuang. Aku mengkhawatirkan mereka sama seperti mengkhawatirkan diriku sendiri. Rasanya seperti berjalan di lorong gelap penuh keragu-raguan, lalu dikejar perasaan gelisah tak karuan, selepasnya kau jatuh dalam jurang ketidakpastian masa depan. Taekkk!
Terus terang, pundakku sedang menampung beratnya ekspektasi keluarga dan orang-orang di sekitarku. Kebahagiaan dan rasa bangga mereka adalah tanggung jawabku. Tapi, bagaimana jika aku mengecewakan mereka?  Ah takkan kubiarkan itu terjadi, aku akan berjuang mati-matian (walaupun terkadang aku merasa berjuang sendirian). Aku akan membuktikannya. Bagaimana pun aku harus menyelesaikan apa yang telah aku mulai. Aku pasti bisa, begitu juga dengan kamu. Kita bisa!
Tapi kawan, rasanya kalau sedang lemah, letih, lesu mau disemangatin satu kabupaten pun yo rak bakal mempan. Kecuali, kalian menyemangatiku sembari menyelipkan uang 2 milyar di tangan. Aku akan bersemangat, saking semangatnya akan kuselesaikan skripsi itu dalam kurun waktu dua malam, saestu!
Anyway, untuk aku, kamu, dan orang-orang yang sekarang sedang berjuang menyelesaikan studinya, semoga Tuhan berada di sisi kita. Semoga diketukan pintu hati para dosbing untuk membimbing kita dengan sabar dan mempermudah semuanya. Semoga kita dapat sidang skripsi dan wisuda tahun ini. Aamiin.
Semoga kita dapat bertahan. Tetaplah hidup kawan, jagalah selalu kewarasanmu. Ingat, lebih lambat dari orang lain bukan berarti kita gagal. Setiap insan punya waktunya sendiri untuk mekar. Setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya.
Sedikit tips dari dosbingku tercinta, “Untuk semua, berdoa semoga dimudahkan dan diberi kelancaran, kekuatan dalam berpikir untuk menyelesaikan skripsi. Pakai rumus 2-2-2: Jam 2, 2 rekaat (minimal), 2 air mata”
S E M A N G A T S K R I P S I A N ! ! !
Tumblr media
*) Oh iya, pasti banyak yang menyuruh kamu untuk bekerja keras, kalau begitu akan ku seimbangkan dengan menyuruhmu untuk beristirahat.
Work hard, play hard, istirahard brodiiii!!
3 notes · View notes
gamesbids · 2 years
Text
Germany to consider several Olympic bid options starting with the 2034 Winter Games
Germany @DOSB to consider several Olympic bid options starting with the 2034 Winter Games #ThomasWeikert #DOSB #Munich2034 #Berlin2036
President of Germany’s national Olympic committee (DOSB) Thomas Weikert said Monday that his organization is considering a bid to host the 2034 Olympic Winter Games. Failing that, several other Olympic hosting options remain on the table including the next available Summer Games in 2036. DOSB president Thomas Weikert was elected December 4, 2021 (DOSB photo) “2040 would also be a possibility, of…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ririsxamelia · 1 year
Text
Kapan?! #2
Bimbingan Skripsi (dan Hati)
Setelah hibernasi yang panjang, akhirnya gue balik juga ke kampus. Sialnya, di hari pertama gue nggak cuma dipermalukan di depan adik-adik tingkat oleh petugas admin fakultas tapi juga kena damprat dosbing tergalak seantero kampus. Kegalakan Bu Reva yang nggak pandang bulu udah jadi buah bibir turun temurun nggak cuma di kalangan mahasiswa tapi juga dosen. Beliau adalah jelmaan malaikat sekaligus iblis. Nggak ada dosbing lain yang begitu peduli dengan mahasiswanya seperti halnya Bu Reva, tapi dekan sekalipun kalau ngelihat Bu Reva mulai mengeluarkan taringnya, pasti langsung mengambil langkah seribu.
Belakangan, gue baru tau kalau Bu Reva nggak berhenti nanyain keberadaan gue ke teman-teman seangkatan. Setelah berceramah selama satu jam dan sukses membuat otak gue pindah ke lutut, Bu Reva tak kuasa menahan tangis mendengar apa yang terjadi selama gue pergi. Meski dari luar tampangnya seperti antagonis, ternyata hatinya seperti Hello Kitty.
Setelah menceritakan semuanya ke Bu Reva, sekarang giliran Marsha yang menunggu penjelasan gue.
"Sorry banget ya Sha. Gue nggak bermaksud untuk pergi gitu aja. Tapi waktu itu, keluarga gue nyaris hancur. Setelah bokap meninggal, kita semua baru tau bahwa rumah yang selama ini kita tinggali, bukan punya bokap. Tiba-tiba aja, kita kehilangan tempat tinggal dan kita nggak tau harus kemana. Akhirnya, kita semua pulang ke kampung halaman nyokap di Lampung. Memulai semuanya dari nol. Itu adalah satu-satunya jalan yang bisa gue ambil saat itu, untuk menyelamatkan masa depan nyokap dan adik-adik. Maaf gue nggak pernah angkat telfon dan balas pesan dari lu. Gue . . . "
Marsha memeluk gue sebelum kalimat terakhir sempat terucap.
Kesedihan yang selama ini gue abaikan, kelelahan yang berusaha gue tahan, kenangan yang berusaha gue lupakan, kembali dalam satu kilatan waktu.
"Gue kangen banget Sha," ucap gue lirih, hampir tanpa suara.
TO BE CONTINUED
4 notes · View notes
dinisuciyanti · 2 years
Text
Malam ini pas sekrol twitter menemukan seorang researcher yang meng-kritisi paper researcher lain yang publish Juni lalu. Beliau enggak setuju, dan merasa perlu dibetulkan karna banyak orang yang pake paper tsb untuk sumber data yang baru. Padahal kata beliau, itu datanya over-estimate. Terus beliau bikin paper dong per Agustus ini wkwk, paper dibalas paper. Meskipun baru masuk pre-print, keknya daripada kelamaan nunggu publish, mending share pre-print nya aja. Toh beliau ini Senior researcher di Ox, while researcher yang dikritisi itu dari Sydney. Well, bukan soal institusi sih haha.
Dari situ aku baru ngeh, ternyata jadi author article juga mesti kuat mental. Jangan baperan. Apalagi kalo hasil nulis yang bolak-balik direview dikritisi, dibilang over/under-estimate, bias nya banyak, ina inu. Padahal kita sebagai researcher sudah memastikan strengths dan weaknesses yang bisa dicover. Ya, ternyata masi ada celah untuk dikritisi. Wkwk. Namanya juga science, ilmu hidup yang terus berkembang.
Dulu, draft thesis ku dibilang rubbish sama dosbing. Manuscript ku bolak-balik direvisi. Dari banyak komen sampe minim. Udah coba ngikutin ritme author lain, pas masuk co-author lain tetep banyak komen wakakak. Yah, gak boleh baper. Memang salah dan mesti diperbaiki.
Termasuk email ku yang udah seminggu belum dibales. Well. Gak boleh baper.
26 Agustus 2022
22 notes · View notes
infinityzzzz · 1 year
Text
Alhamdulillahilladzi bini’matihi tattimush sholihaat, 
Terharu (krn emg dasarnya gampang terharu), sama gimana Allah ‘ngopeni’ aku selama berzuang skripsi, terutama di ujung ini. Ada beberapa momen bangun tidur yang cukup mengejutkan, mulai dari di telf DPA pas tidur di kereta karena mau remind heregistrasi, di chat dosbing duluan ditanyain kabar progres (padahal bukan sedang menghilang), di chat petugas Diklit duluan ditanyain kabar progres juga.
Dan semua-semuanya itu udah ada dalam to-do list yg kubuat malam harinya. Ah, Allaaaah, terharu sekaliiii.. 
4 notes · View notes
vanilachocolate · 1 year
Text
Mau cerita doang sih ...
Tapi kayaknya cerita ini bakal panjang dan muter-muter, karena diketik pake laptop. hish.. 
Jadi, keselku belum ilang. Mungkin karena kemarin malem aku juga tidur udah hampir tengah malem. Ya lagian emang salah sendiri. Bukannya berhenti scroll hp, tapi setiap kali gagal mau coba tidur pasti main hp lagi. Terus ntah deh, kenapa kok akhirnya bisa tidur. 
Karena tidur kemaleman, dan tadi pagi ke kampus jam 9. Sebenernya kemarin pembimbing udah bilang kalau kosong dari jam 12-3 sore. Tapi, bapak pembimbingku ini tuh juga hobinya kadang berubah pikiran. suka-suka dia pokoknya. Jadi, mengantisipasi kalau dia berubah pikiran akhirnya yaa ke kampus segera aja. Toh ya sekalian sarapan. Nggak ada salahnya juga. 
Di kampus sarapan sambil nonton anya. Masih aman nih ngelewatin hari. Masih berasa normal-normal aja. Sampe akhirnya pas kelar sarapan langsung ngerjain data impedansi. Gara-gara range frekuensi pas waktu itu fitting di z view ngga di ganti, jadi yaa harus fitting dan hitung ulang. 18 Sampel. Udah kudu switch nih, dari anak kimia jadi fisika yang mikir, ngebayangin, gambar sirkuit listrinya tuh gimana biar hasilnya oke. Jujur baru beberapa udah cape banget saket kepala. Akhirnya diudahin aja. 
Singkat cerita nih, akhirnya ketemu dosbing jam setengah 2. Jalan dari gedung C ke gedung B, belum naik tangga, sungguh eungap dan bikin kesel. Udah mulai nih muncul bibit-bibit pingin emosinya juga. Tapi ya mikirnya, yaudahlaaah, cepet kok ini harusnya. kan cuma bahas buat kirim paper aja. harusnya, ngga ada embel-embel apapun lagi lah ... harusnya begitu. mikirnya awalnya gitu. tapi sayangnya , yaa kalau kata thika hidup tidak sesuai kemauan dan harusnya emang. 
Paper kinetika yang udah setahun dikerjain, akhirnya beres juga. Yaa tentu tetep dikirim ke jurnal molekul. Jurnalnya kimia unsoed. Ya, walaupun udah scopus, walau Q3 aku pikir dosbing tuh udah ngerasa cukup gitu. Tapi apa sodara-sodara? Ya betul! Beliau masih yang “... nih chin, yang ini cuma pake 1 pendekatan kinetika aja bisa Q1 lho ...”  Daaaaan kata-kata yang mirip-mirip. Tapi tak diemin aja. Kebetulan kemarin aku udah ngechat salah satu dosen disana yang dulu dosen penguji skripsi sama pendadaranku pas s1. Beliau juga ngajar kimia fisik. Karena paperku bidangnya kimia fisik, dan aku jelas pas ngechat beliau nanyain berapa lama karena buat syarat sidang, beliau sampe bilang “nanti bisa saya yg ngereview atau nanti dicoba dicarikan review yang bisa segera.” Alhamdulillah tho? Jadi, omongan dosbing yang masih ngiri banget pingin Q1 aku abaikan aja. 
Keselnya sama dosbing ngga cuma berhenti sampe disitu doang. Aku tuh ngga sukanya sama dosbingku ini seriiiiiing banget suka terdistraksi. Kadang tuh terdistraksinya ngga penting gitu lho. Kaya tadi aja. Tiba-tiba beliau tuh inget kalau abis ngeshare link buat di isi anak s1. Buat ngedata skripsian mereka gitu lho. Terus kelangsungan bimbingan ku gimana? Ya jelas tertunda. Dengerinlah dulu itu si bapak mau cerita apa. Terus bapaknya kirim link ke aku. Suruh coba ngecek anak s2 pernah disuruh ngisi apa ngga. Padahal udah aku jawab, belum pernah. Anak s2 belum pernah disuruh isi kuisioner macam kaya gitu. Akhirnya si bapak nih suruh aku buat liatin  kuisionernya gimana. Ditengah-tengah lagi liatin kuisionernya, si bapak tuh tiba-tiba bahas cover letter si paper buat dikirim ke jurnal molekulnya. Nyebelinnya tuh si bapaknya ini terdistraksi lagi dan lagi, terus beliau ngomong apa tuh, aku bingung jadinya. Bapak tuh ngomong di kalimat yang mana. Terus gara-gara ini aku tuh jadi mempertanyakan kepalaku “ kamu tuh udah se-pelupa dan susah fokus kaya gini?” Setelah entah berapa kali jadinya ngeblank karena bingung ngikutin bapak tuh lagi bahas yang mana, bingung, akhirnya udah tuh kan ya. Kelar jam 14.45 kurang lebih. 
Ngide lah aku buat belanja ke supermarket. Yaaa anggep weh nyari angin biar ngga setres. Tapi apa? Kekeselan, kesetresan selanjutnya datang lagi. Karena maceeeeeeet banget ya Allah. Nggak pernah-pernahnya area belakang kampus tuh macet banget. Biasanya dari kosku ke kosan temenku tuh paling cuma 10 menit. Ini sampe 20 menitan. Ini juga karena tadi sempet bisa nyelinap ambil jalan gede, bukan jalan area kosan makanya bisa ngga macet. Ya tapi, ngga macetnya cuma 5 menit. 15 Menitnya itu cuma berpindah dari depan gang gede area kosku ke arah deket gerbang belakang kampus. Gila ajaaaaa!! Mau tak batalin tapi percuma. Nanggung. Toh muter balik juga ngga bisa. 
Pas di jalan mau ke supermarket, akhirnya milih jalan daerah pasar gede. Banyak banget ya itu bis markir deket MPP. Banyak santri-santri. Macet banget ya allah udah. Arah jalan sukoharjo macet juga. Arah ke supermarket yg ngga biasa-biasanya macet sepanjang itu tuh. sampe macet banget. Nggak paham lagi. Belanja tuh kayaknya ngga sampe 20 menit. Kelamaan di jalan doang. Baliknya milih jalan arah mojo9. Karena mikir pasti daerah kampus masih macet banget lagi. Ku pikir bakal salah pilih lagi, karena sempet macet banget juga, Tapi ternyata yaa udah. Sebentar doang. Melipir jalan area rumahh-rumah warga, walau muter kalau misal dibandingin ambil jalan rsud terus ke belakang kampus tapi seenggaknya tuh ini nggak kena macet gitu. Bahkan tadi pulang nganterin temen buat ke kosan aja, milih buat lewat mojo9 lagi. Pilihan bagoes, karena ngga macet. 
Tapi tentu keselku tuh masih adaaa banget. Sampe akhirnya, tadi abis magrib aku beberes kamar. ngelap meja, rak, terus nyikat kamar mandi, lagi. Padahal kemarin udah disikat, dan kemarin lusa udah tak sikat juga. Tapi keselnya ngga gitu ilang. 
Dan kalau udah kaya gini, jujur, kadang suka ngga enak punya pacar baik. Iya, aku tuh ngga terbiasa buat disabarin. Buat dingertiin. Biasanya kalau kesel begini yaa ditambah bikin kesel, atau malah dibully sekalian. apa aja yang jelas perasaannya tidak divalidasi. Tapi ini tuh kebalikan. Jadi kadang kalau lagi keadaan tidak baik tuh, aku jadi ngerasa orang jahat buat si mas. Jadi orang yang ngga bersyukur banget gitu punya pasangan sebaik dia tuh. 
Hmmm, yaa mungkin tumpukan kekesalan ini juga karena cape. Karena hormon menyambut datang bulan atau karena hal-hal yang emang menyebalkan aja.
2 notes · View notes