Tumgik
#list perlengkapan umroh wanita
travelumrohklaten · 2 years
Text
Biaya Umroh Semarang, Call. 0813-2938-3355, TERDEKAT..!!!
Tumblr media
TERDEKAT..!!!, Call., 0813-2938-3355, biaya umroh banyuwangi, travel umroh haji banyuwangi, agen travel umroh di banyuwangi, UMROH HAJI Banyuwangi Tour & Travel, Travel Umroh Banyuwangi - Banyuwangi, Jawa Timur
Menerima Pendaftaran Travel Umroh Samira Umroh Dulu Bayar Kemudian
Pesan/Daftar Sekarang Silahkan hubungi. tlp, 0813-2938-3355 WA klik https://wa.me/6281329383355 WA klik https://wa.me/6281329383355 WA klik https://wa.me/6281329383355
#paketumrohterjangkau, #paketumrohtermurah, #paketumrohtarakan, #paketumrohumroh, #paketumrohuas
0 notes
artsofmylife · 4 years
Text
Naik Haji dari Inggris, Daftar dan Langsung Berangkat
Daftar Haji dari Inggris, Daftar dan langsung berangkat di tahun yang sama. Sedangkan daftar haji dari indonesia, waiting list hingga 20 tahun.
Tumblr media
Bismillah hirrahman nirrahim. Izinkan saya menuntaskan nazar yang sudah lama belum terlaksana untuk membagi perjuangan dan keajaiban yang Allah berikan kepada saya yang sudah memudahkan langkah saya untuk berangkat haji melalui Inggris di tahun 2019 di usia muda.
Badai Hidup
2 minggu setelah saya lulus dari Sastra Inggris, Universitas Indonesia, saya menemani ibu saya tercinta ke dokter karena keluhan benjolan di payudara kirinya. Sebagai seorang anak perempuan dari 2 bersaudara dan baru saja lulus, hanya saya yang memiliki waktu luang. Saat itu, Ayah tugas di luar kota dan abang saya tengah bertarung dengan skripsinya.
Qadarullah, tahun 2015 dipenuhi dengan bolak-balik Rumah Sakit (RS) untuk mengurus operasi besar dan kemoterapi Ibu karena beliau divonis kanker payudara stadium 3 ganas. Di situ saya “ditegur” banyak oleh Allah, “disadarkan” dengan ujian terbesar dalam hidup saya. Hati saya hancur ketika menyaksikan beliau menangis terisak untuk pertama kalinya.Segala proses operasi dan kemoterapi berakhir di Desember 2015 selama kurang lebih 11 bulan.
Singkat cerita, setelah kemoterapi terakhir selesai, Ibu ingin sekali berangkat umroh, dan Alhamdulillah, Allah memudahkan langkah saya dan Ibu, untuk pertama kali menjadi tamu Allah ke tanah suci Mekah untuk ibadah umroh. Sungguh, kalau bukan karena panggilan-Nya, rahmat-Nya, mukjizat-Nya, Ibu dan saya tidak akan mungkin mendapat promo umroh mendadak di akhir tahun bertepatan dengan liburan sekolah karena tuntutan Ibu sebagai guru. Alhamdulillah, startup tempat saya bekerja juga memberikan izin untuk libur 10 hari menemani Ibu.
Pertemuan Pertama dengan Ka’Bah
Saya tidak akan bercerita banyak tentang pengalaman umroh saya, hanya saja, intinya, bertandang ke tanah suci bersama Ibu ketika umroh dan menjaga beliau yang masih recovery dari sakitnya (terutama karena beliau juga ada riwayat vertigo) menjadi sebuah perjalanan yang mengubah hidup saya, terutama mendorong niat saya untuk berhaji. Saya tidak membayangkan apa jadinya kalau saya tidak bersama Ibu saat umroh waktu itu. Ibu sangat memerlukan bantuan saya untuk menemaninya di seluruh rangkaian ibadah.
Pasca Umroh
Ibu masih harus check up rutin ke dokter selama 3 minggu sekali, kemudian berganti 3 bulan sekali, 6 bulan sekali hingga setahun sekali. Walau sudah beberapa bulan berlalu, rasanya masih terus rindu dengan tanah suci (sampai detik menulis ini juga masih rindu).
Suatu ketika, Ibu ingin sekali berangkat haji. Seingat saya, beliau sudah lama daftar dan membayar deposit haji di tahun 2009 silam dan diperkirakan berangkat tahun 2020. Karena urusan finansial dan “keterpanggilan”, Ibu hanya mendaftarkan dirinya sendiri 10 tahun lalu. Percakapan kala itu dengan saya setelah pulang dari umroh, Ibu bilang ingin berangkat haji dengan saya karena mengingat ibadah umroh yang lumayan memerlukan stamina. Rasanya agak sulit ketika membayangkan beliau melakukan ibadah haji sendiri tanpa saya yang mendampingi, begitu kata ibu.
Kerinduan saya kepada Ka’bah dan keinginan untuk menemani Ibu melaksanakan ibadah haji menjadi dorongan kuat untuk saya berhaji bersama dengan Ibu. Bagaimana Caranya? Kapan? Uang dari mana? Ibu yang daftar tahun 2009 aja perdiksi berangkatnya 2020. Apalagi kalau saya daftar di tahun 2016. Emang bisa? Lucunya, tidak ada keraguan di hati saya kala itu. Saya hanya YAKIN kepada Sang Maha Perkasa. Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan (QS Al-An’am:96).
Kemudian, saya mulai browsing-browsing haji melalui luar negeri. Ibu bilang, beliau pernah dengar kalau daftar haji melalui negara yang penduduknya bukan mayoritas muslim, tidak perlu antri bertahun-tahun seperti di Indonesia. Skenario yang saya pikirkan:
Skenario pertama: Saya dan Ibu sama - sama pergi ke luar negeri (negara yang bukan mayoritas muslim. Indonesia dan Malaysia tidak masuk list di benak saya). Kemudian daftar haji dari negara tersebut. Awalnya saya kira daftar haji melalui luar negeri bisa dengan sebatas pergi ke sana dan langsung daftar walau dengan visa turis. Ternyata tidak! Beberapa blog yang saya temukan mengatakan bahwa minimal harus studi di negara tersebut dan memiliki (BRP = Biometric Residence Permit)
Skenario kedua: Saya studi di luar negeri dan mengajak Ibu saya berhaji dari sana. Skenario ini tidak bisa karena ibu saya tidak bisa apply dependent visa (yang hanya bisa untuk suami atau istri atau anak). Ujung-ujungnya Ibu pasti akan pakai visa turis dan tetap tidak bisa
Skenario ketiga: Mengumpulkan uang agar saya bisa berangkat haji melalui Indonesia dan terus berdoa agar bisa satu kloter dengan Ibu.
Skenario Allah
Di penghujung tahun 2016, saya daftar beasiswa LPDP untuk lanjut S2 di Inggris. Di luar perkiraan, saya gagal. Namun, sepanjang tahun 2017 saya mencoba lagi berbagai macam beasiswa dari berbagai negara, termasuk US, Belanda, Australia, bahkan hampir mau daftar ke Rusia. Kurang lebih, ada 8 kali saya mencoba beasiswa ke luar negeri. Kegagalan demi kegagalan menjadikan saya semakin dekat dengan Sang Khaliq. Saya semakin merenungkan tujuan/niat saya mendapatkan beasiswa dan sekolah ke luar negeri.
Setelah 8 kali gagal beasiswa master, di pertengahan tahun 2017, saya kembali mencoba apply beasiswa LPDP dengan niat yang berbeda. Niat saya saat itu lebih besar kepada membantu masyarakat dengan bidang yang nantinya akan saya tekuni, dan jangka panjangnya ingin membangun sekolah (Aaaamin!) dan di lubuk hati terdalam juga ingin berhaji. Sembari bekerja, bolak balik RS (Ibu masih harus kontrol 3 bulan sekali), dan daftar beasiswa, saya lakukan di saat bersamaan di tahun 2017. Alhamdulillah, beberapa bulan kemudian saya dinyatakan lulus LPDP untuk lanjut studi master ke the University of Bristol, UK dan akan berangkat pada September 2018.
Di penghujung tahun 2017, badai kembali datang. Berdasarkan hasil scan dan pemeriksaan, pada payudara kanan Ibu terlihat tampak adanya sel kanker dan harus dilakukan pengangkatan seperti sebelumnya pada payudara kiri. Itu berarti operasi besar kembali dan segala macam rangkaian pengobatan harus dijalani dari awal lagi. Untungnya, CEO saya saat itu sangat baik mengijinkan saya bekerja remote dari RS untuk hari di mana saya harus ke RS menemani Ibu. Proses dan birokrasi di RS saat itu untuk mendapat slot operasi makan waktu lumayan lama.
Saat itu, saya sempat khawatir apakah akan tetap berangkat studi ke Inggris jika harus meninggalkan Ibu yang masih sakit. Namun, takdir Allah berkata lain. Alhamdulillah, Allah Maha Pemurah, sangat, teramat Pemurah. Setelah perjuangan panjang dan tiba saatnya ibu dioperasi, sel yang diambil sebelum pengangkatan payudara memberikan hasil bahwa payudara kanan Ibu tidak harus diangkat, sehingga tidak perlu melakukan segala rangkaian kemoterapi dan sinar radiasi! Sungguh, mukjizat Allah sangatlah dahsyat. Sesungguhnya ujian saat itu adalah bentuk sayangnya Allah kepada saya dan Ibu, untuk tidak lalai dan tetap istiqomah. Alhamdulillah, Allah mudahkan langkah saya agar tetap berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studi master di tahun 2018.
Ikhtiar dan Keyakinan
Cari Tahu Terkait Haji via Luar Negeri
Sebelum saya lulus beasiswa LPDP, saya sempat bertemu dengan teman baik saya (ukhti solehah) yang sudah mendapatkan gelar master nya dari universitas ternama di Inggris. Saya menanyakan terkait berhaji dari Inggris. Alhamdulillah, dia mempunyai teman perempuan saat di Inggris yang berangkat haji melalui negara tersebut. Saya langsung menanyakan segala tahapannya dan apa saja yang harus saya siapkan, termasuk bagaimana caranya. Padahal saat itu saya masih daftar beasiswa sana sini. Dari info yang diberikannya, saya baru tahu ternyata berhaji dari Inggris harus melalui agen. Beliau bilang, agen yang digunakan saat itu adalah Manchester Hajj karena banyak orang Indonesia yang ikut bergabung.
Join Group WhatsApp jamaah Indonesia di UK
Sebelum berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studi, saya kemudian menanyakan terkait Manchester Hajj kepada teman baik saya lainnya yang saat itu sedang studi di Manchester. Dia memberikan link join group WhatsApp Manchester Hajj khusus jamaah Indonesia yang berangkat haji di tahun 2018 via agen tersebut. Di dalam group WA itu, saya hanya menjadi silent reader dan tidak ada yang menyadari bahwa saya “penyusup” hehe. Saat mereka membicarakan persiapan, perlengkapan, dan teknis haji, serta membagikan foto-foto di Masjidil Haram dan Madinah, saya hanya bisa “jiper” dan berdoa agar tahun depan giliran saya :”). Makin mantap hati saya.
Packing Perlengkapan Haji sebelum Berangkat Studi
Saya berangkat ke Inggris di bulan September 2018 dan saat packing barang-barang untuk studi selama setahun, saya tidak lupa untuk membawa alat-alat haji yang mungkin akan susah didapatkan di Inggris nanti. Tidak banyak yang saya bawa, hanya segelintir perlengkapan haji seperti buku saku/buku doa Haji/Umroh, Gamis, Sarung tangan Ihram untuk wanita, dan tasbih digital. Saya juga mencetak pas foto visa untuk keperluan haji di tukang fotokopi di dekat rumah saya di Jakarta. Pada saat itu, beberapa hal yang harus diperhatikan:
Saya belum mendaftar Haji via Inggris (Biasanya pendaftaran via Manchester hajj dibuka di bulan Januari dengan membayar Deposit)
Saya belum ada dana yang cukup, beasiswa saya belum cair karena studi belum mulai.
Saya juga belum tahu apakah uang beasiswa akan cukup atau tidak. Total yang harus disiapkan adalah -/+ £5000 via Manchester Hajj
Saya belum tahu jadwal kuliah saya di Bristol nanti bagaimana, apakah akan bertepatan dengan disertasi saya?
Saya belum tahu siapa mahram saya? Yang jelas saya belum bersuami. Sedangkan, ayah dan abang saya di Indonesia. Untuk perempuan single, diwajibkan mempunyai mahram ketika daftar haji sebagai syarat visa mengikuti peraturan pemerintah Arab Saudi. Kalau via Inggris, harus mencari mahram sendiri dan yang mau bersedia menganggap saya sebagai saudara/sister. (Di Indonesia, biasanya diurus oleh agen) Perlu menjadi catatan, banyak pendapat/paham mengenai hal ini, sebaiknya pelajari dulu terkait syarat mahram ini. Tanyakan pada banyak ustadz atau ustadzah.
Dan Saya belum tahu apakah saya akan sehat-sehat saja?
Satu hal yang saya tahu, saya yakin, sangat yakin, insya Allah Allah akan mudahkan.
Yakin, Allah Mengikuti Prasangka Hamba-Nya
Desember 2018 (3 bulan setelah saya tiba di Inggris), saya join group WA besar orang - orang Indonesia yang berniat Haji melalui Inggris dari seluruh penjuru Britania Raya. Di grup tersebut kita bisa mencari tahu siapa saja yang berminat berhaji via Manchester Hajj (Karena banyak sekali agen yang terdaftar). Dan akhirnya saya diundang ke dalam grup WhatsApp calon Jamaah Haji Indonesia atas inisiatif sesama orang Indonesia sendiri yang berniat haji di tahun 2019 via Manchester Hajj. Awal mulanya hanya bertiga, lalu bertambah jumlahnya seiring waktu. Saya termasuk salah satu yang mendaftar di awal tahun 2019. Perlu diketahui, Manchester hajj milik orang Pakistan yang juga menerima jamaah dari berbagai kebangsaan asalkan mempunyai BRP (Biometric Residence Permit).
Pada akhir Januari tahun 2019, saya membayar Deposit kepada Manchester Hajj sejumlah £1000 dan Membayar angsuran ke-2 di akhir bulan Maret 2019. Bayaran lunas saya bayarkan ketika sudah sampai di tanah suci. Saya juga akhirnya menemukan mahram yang bersedia menganggap saya sebagai sister untuk keperluan visa saja. (Pencarian mahram juga ada ceritanya sendiri). Saya juga sudah berkonsultasi dengan supervisor dan personal tutor akademik saya sejak Februari 2019. Alhamdulillah mereka sangat mendukung dan membuat timeline khusus untuk saya yang akan berangkat haji di bulan Agustus 2019 dikarena deadline disertasi atau tugas akhir untuk kelulusan saya jatuh di bulan September 2019.
Kuasa dan Rahasia Allah
Di bulan Ramadhan 2019, tepatnya 3 bulan sebelum Haji. Allah menjawab berbagai cobaan dan ujian di tahun-tahun sebelumnya dengan menunjukkan skenario terindah-Nya. Alhamdulillah Wa Syukurillah. Ibu saya yang diprediksi berangkat haji tahun 2020 dan yang sudah daftar 10 tahun lalu, ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk berangkat Haji di tahun 2019 melalui Jakarta! Bersamaan dengan saya yang berangkat dari Inggris di tahun 2019 juga! Alhamdulillah! Puji dan Syukur hanya untuk Allah semata.
Tanggal 3 Agustus 2019. Allah kembali menunjukkan Kuasa-Nya. Jadwal berangkat saya dari Inggris bersamaan dengan jadwal berangkat Ibu saya dari Indonesia! Atas izin dan kuasa Allah, pada hari yang sama, kami terbang dari benua yang berbeda ke satu tujuan yang sama, Makkah Al Mukarramah, untuk memenuhi panggilan Allah, sebagai tamu Allah demi menyempurnakan rukun islam ke-5. Jika bukan karena kuasa-Nya, apakah mungkin bisa? Tidak, tidak mungkin. Linangan air mata, getaran hati, kecamuk rindu, bersatu saat menyerukan:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
“Labbaykallahumma labbayk, labbayka la syarika laka labbayk. Innal hamda wan ni‘mata laka wal mulk. La syarika lak.”
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.” (credit to islam.nu.or.id)
Begitu melihat Ka’bah, rasanya, seperti ada detak di jantung yang susah dijelaskan dengan kata-kata. Air mata mengalir tiada henti, terutama saat mencium Ka’Bah, yang suci. Ketika menatapnya, saya masih merasa rindu. Ketika sujud di Masjidil Haram, memohon ampunan Al-Ghafur, dunia seakan tak lagi memiliki arti. Setiap detik hanya untuk Sang Pencipta, Allah Azza Wa Jalla. Belum lagi, saat memasuki Raudah, area makam Rasulullah SAW di Madinah, rasa-rasanya aneh jika seorang umat Muhammad SAW tidak ambyar (nangis tersedu) ketika mengucapkan “Assalamu’alaika Ya Rasulullah.”
Sungguh, kalau bukan Allah yang mengatur, rahmat dan karunia sebesar ini tidak akan terjadi. Segala ketidakmungkinan menjadi mungkin ketika kita hanya bergantung pada Allah SWT. Allah tidak pernah mengecewakan hamba-Nya. Allah tahu yang kita butuhkan bukan yang kita mau.
Tumblr media
Ibadah Haji = Ibadah Fisik
Ibadah haji adalah ibadah fisik terutama ketika dilakukan di bawah terik matahari yang mencapai 50°C. Kaki harus siap untuk selalu dibawa jalan. Ketika menjalani ibadah haji di usia muda, saya salut sama kakek-nenek, atau orang lumpuh yang berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian haji. Haji adalah ibadah fisik yang jauh lebih baik jika dilakukan saat muda. Menurut saya, ibadah haji seperti layaknya mengikuti marathon lebih panjang dari 10k run pada umumnya. Bedanya, saat marathon 10k saya hanya mendapat lelah saja dan rasa kompetitif untuk selesai dengan cepat. Akan tetapi saat ibadah haji, saya mendapat kenikmatan yang kalau disuruh ulang lagi, saya akan sangat bersyukur dan mau, lagi dan lagi.
Alhamdulillah, selama rangkaian haji, saya bisa beribadah bersama Ibu dan menjaga beliau yang kesehatannya tidak begitu prima. Alhamdulillah, kami menikmati seluruh prosesnya. Karena kami selalu berdua, kami mengatur setiap langkah kami agar tidak terburu-buru, tapi pelan-pelan dan enjoy every moment. (Jika dalam kelompok besar, kecil kemungkinan untuk menyuruh agar seluruh jamaah berjalan sesuai kecepatan Ibu dan saya). Alhamdulillah, seluruh rangkaian haji  saya dan Ibu lakukan bersama mulai dari Masjidil Haram hingga Arafah, Mina, dan Muzdalifah. Kami bersyukur bisa menikmati seluruh prosesnya. 
Jawaban Allah dari Badai Hidup
Sampai sekarang, pengalaman spiritual ini membuat saya terus dan terus bersyukur akan Rahmat Allah yang tiada hentinya. Saya masih banyak dosa, tapi Allah masih begitu baik. Allah menunda keberhasilan saya di tahun 2016 ketika gagal LPDP pertama kali, untuk mengajarkan saya kekuatan sebuah keyakinan dan agar bisa menjaga ibu saya pada masa - masa sulit. Allah Maha Pengasih dan Allah mengikuti prasangka hamba-Nya. Allah lebih tahu dari pikiran manusia. Yakin sama Allah, skenario Allah berkali lipat lebih Indah. Allah meloloskan saya LPDP setelah percobaan kedua dan kegagalan 8 kali beasiswa lainnya untuk menghadiahkan saya kesempatan menunaikan ibadah haji bersama jiwa saya: Ibu. Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah.
Sampai detik ini, kerinduan saya pada Baitullah dan Madinah tidak pernah usang. Ketika memejamkan mata, seluruh memori dan moment di tanah suci dapat terbayang dengan jelas yang membuat saya semakin rindu dan ingin melakukannya berkali-kali jika diberikan kesempatan lagi. Sungguh sebuah nikmat ketika air mata mengalir deras di tanah suci saat memohon ampunan-Nya sembari bermunajat, dahaga yang hilang ketika minum air zam-zam yang bisa diambil kapan saja di setiap lorong Masjidil Haram, dan kunjungan ke makam Kekasih Allah, Muhammad SAW yang bahkan di detik-detik akhir hidupnya masih memikirkan kita sebagai umatnya.
Haji dan Studi Master
Segala sesuatu akan mungkin terjadi atas izin Allah. Walaupun studi master saya hanya setahun dan tergolong padat dibandingkan studi doktor (S3), Alhamdulillah supervisor S2 saya sangat mendukung ibadah haji yang saya lakukan dan memberikan saya timeline khusus untuk mengatur jadwal off saya selama 3 minggu. Alhamdulillah, sepulang dari haji dan kembali ke Inggris untuk menyelesaikan studi, Allah mudahkan saya untuk beres dalam sebulan. Teman-teman jamaah mahasiswa/mahasiswi Indonesia lainnya yang berangkat bersama saya via Manchester Hajj juga berhasil menyelesaikan disertasi beberapa minggu setelah haji. Bahkan ada yang mengumpulkan disertasi tepat di akhir rangkaian haji. Atas izin Allah, mereka berhasil menyempurnakan rukun islam ke-5 dan menuntaskan tanggung jawab studi, baik teman-teman sesama master maupun doktor. Alhamdulillah, saya pun dinyatakan lulus pada 25 November 2019 dengan gelar MSc in Education (Learning, Technology, and Society) dari University of Bristol. Alhamdulillah. Semua berkat rahmat Allah SWT.
Tumblr media
Oleh karena itu, untuk kalian yang sedang diberikan nikmat studi di luar negeri terutama dengan beasiswa, saran saya, mantapkan niat dan segera laksanakan panggilan Allah untuk berhaji. Terutama bagi para laki-laki dan para pasangan suami-istri. Bagaimana dengan yang di luar negeri dan sudah punya anak? Jangan khawatir, teman-teman jamaah rombongan saya kemarin banyak yang sudah memiliki anak dan Alhamdulillah lancar.
Terkadang, keraguan hadir karena kita kurang yakin pada kuasa Allah. Kenapa kita begitu yakin pada pilot pesawat ketika menjadi penumpang namun kurang yakin pada kuasa Allah ketika menjadi penumpang di dunia? Insya Allah, dengan memantapkan niat, ikhtiar, dan berdoa, dan melakukannya hanya untuk Allah semata, insya Allah ada jalan. Mantapkan niat untuk berhaji dengan sering membaca: Allahummarzuqna ziyaratal Makkah wal Madinah ma'as salamah atau QS Ali imran: 97
Sebagai penutup, sedikit sharing khutbah dari imam baitullah di arafah:
"How do you expect to get Al-Jannah (paradise) when you haven't worked for it in Dunya? That's like expecting to pass an exam you never took a class for."
“Bagaimana bisa kamu menginginkan surga kalau kamu tidak pernah berusaha mendapatkannya ketika di dunia. Itu seperti menginginkan agar lulus tes yang  bahkan kamu tidak pernah hadiri kelas/pelajarannya.”
“Allah bukan mengundang orang yang mampu, tetapi Allah memampukan orang-orang yang menjawab panggilan-Nya.” - unknown
Ayo jawab panggilan Allah~
Umur bukan sesuatu yang pasti, yang pasti adalah kematian. Sudahkah kita siap?
-----------------------------------------------------------
Note:
Untuk cerita berhaji melalui luar negeri yang lebih lengkap, dan lebih detail terkait teknis, alokasi anggaran, tipe-tipe agen haji dari Inggris yang terpercaya, mencari mahram bagi perempuan, membawa istri/suami, dan hal detail lainnya, insya Allah menyusul di platform yang berbeda. Mohon doanya.
Tanya - tanya lebih lanjut bisa Direct message saya via instagram: @soulayaola
Mohon jangan puji ibadah/amal saya. Sungguh, saya masih manusia penuh dosa yang masih sulit mengontrol ibadah hati. Alangkah lebih indah jika teman-teman mendoakan Ibu saya dan saya di setiap sholat teman-teman agar selalu sehat, diampuni dosa-dosa, dan tetap istiqomah.
Semoga Allah segera mengundang teman-teman untuk menjadi tamu-Nya di Baitullah. Aaaamin.
-SL
7 notes · View notes