Tumgik
aminahcitrasari · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Tumblr media
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Tumblr media
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Tumblr media
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Tumblr media
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Mengapa Harus Bertahan?
Saudaraku, begitulah hakikat dunia, negeri yang penuh ujian. Hidup di dunia adalah perjalanan menuju kampung akhirat. Maka bukanlah perjalanan namanya jika tak ada kelelahan di dalamnya. Semua orang lelah, karena kita memang berjalan menuju-Nya. Semua orang lelah, karena kita hidup di dunia sementara istirahat yang kekal hanya ada di surga. Maka ketika kita lelah dan ingin berhenti tak ada pilihan lain kecuali bertahan.
Allah ta'ala berfirman,
"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya." (QS. Al-Insyiqaq:6)
Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah pernah ditanya,
“Wahai Imam, kapankah waktu istirahat itu?” Beliau jawab: “(istirahat yg sesungguhnya ialah) pada saat engkau pertama kali menginjakkan kakimu di dalam Surga.”
Saudaraku, pernahkah kita berfikir kita tak begitu yakin akan bertahan? Lelah dan ingin berhenti saja?
Untukku dan untukmu yang sedang berjuang. Jika suatu saat kita ingin berhenti, ingatlah mengapa kita memilih untuk memulai berjuang. Ingatlah tentang tujuan utama kita. Ingat tentang mengapa kita harus bertahan. Sebab perjuangan ini akan sia-sia begitu saja jika kita tidak pandai menata kembali tujuan kita. Apapun yang sedang kita perjuangkan, cita-cita dunia terlebih cita-cita akhirat maka perhatikanlah niat. Niatkan semua lelah kita untuk meraih ridho Allah. Perhatikanlah untuk apa kita berlelah-lelah.
Untuk apa aku berlelah-lelah? Apakah lelah ini diridhoi oleh Allah? Apakah lelahku ini akan bermanfaat kelak? Apakah lelahku ini akan memperberat timbangan amal pada hari tak bermanfaat lagi harta dan anak-anak?
Maka apapun yang sedang kita perjuangkan, iringi lelah kita dengan harapan besar di sisi-Nya. Sehingga ketika suatu saat kita ingin berhenti kita akan kuat berjalan dengan izin Allah walaupun sungguh rasanya begitu lelah karena ada sesuatu yang besar yang sedang kita perjuangkan, bukan? Maka berharaplah sesuatu yang kekal untuk setiap apapun yang kita lakukan karena waktu kita di dunia sebentar sementara ada bekal yang harus kita siapkan untuk perjalanan panjang.
Untukku dan untukmu yang sedang berjuang. Jika suatu saat kita lelah dan ingin berhenti, bertahanlah. Bukankah banyak orang yang ingin berada di posisi kita? Allah menakdirkanmu di posisi itu bukan tanpa alasan. Allah telah memilihmu dan Allah tidaklah membebani seorang hamba melebihi kemampuannya.
Untukku dan untukmu yang sedang berjuang. Jika suatu saat kita lelah dan ingin berhenti, bertahanlah. Bukankah orang hebat itu juga dulu sama sepertimu? Engkau mengharapkan kesuksesan tapi tidak menempuh jalannya. Tidak ada perahu yang berlayar di daratan.
Untukku dan untukmu yang sedang berjuang. Jika suatu saat kita lelah dan ingin berhenti, bertahanlah. Seorang yang beriman tidak pantas berputus karena ia punya Allah. Bukankah hanya Allah yang dapat menolong dan menguatkan kita? Maka mintalah pertolongan dari Allah.
Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda,
"Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah, namun pada masing-masing (dari keduanya) ada kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah." (HR. Muslim)
Untukku dan untukmu yang sedang berjuang. Jika suatu saat kita lelah dan ingin berhenti, maka bertahanlah karena tempat istirahat hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah bekerja keras selama hidupnya.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Kelezatan dan kegembiraan itu disesuaikan dengan beratnya perjuangan. Tidak akan gembira orang yang tak memiliki keinginan. Tidak ada kelezatan bagi orang yang tak memiliki kesabaran. Tidak ada kenikmatan bagi orang yang tak mau susah. Dan tidak ada istirahat bagi orang yang tak mau lelah. Seorang hamba apabila ia mau lelah sebentar, ia akan istirahat yang panjang.”
(Miftah Darissa’adah)
Maka berlelahlah mencari ridho-Nya di dunia ini. Berlelahlah sebentar saja untuk istirahat yang panjang kelak di surga. Insyaa Allah
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Quote
Bunga akan mekar pada waktunya. Matahari yang akan bersinar pada waktunya. Malam pun akan tiba pada waktu yang tepat. Begitu pula takdirmu. Lupakah kita bahwa semua hal memiliki waktu yang terbaik untuk terjadi? Kita hanya perlu menunggu, bersabar dengan kesabaran yang indah serta menyerahkan segala urusan kita kepada Allah. Hingga kelak Allah akan wujudkan doamu pada waktu terbaik.
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Jatuh
Jika suatu saat kita kecewa karena yang terjadi tidak sesuai dengan harapan. Percayalah bahwa semua yang terjadi adalah takdir terindah dari-Nya. Allah tak akan pernah salah menempatkan kita pada suatu keadaan. Bukankah dalam Al-Qur'an yang ia menjadi petunjuk kita Allah berfirman bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya?
Putaran roda kehidupan akan terus berjalan. Kadang diatas terkadang dibawah. Kadang suka kadang duka. Adakalanya tertawa, adakalanya menangis. Jika mungkin saat ini kita jatuh terjerembab dan berada pada titik terbawah dalam hidup kita, yakinlah akan ada titik dimana kita akan mengudara kembali. Begitulah hakikat kehidupan dunia. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (Q.S Ali 'Imran [3] : 140)
Saudaraku, ketahuilah di dunia ini tak ada yang kekal. Kesedihan tidak abadi seperti halnya kebahagiaan juga akan sirna. Ya, karena kita berada di dunia. Tempat persinggahan sementara.
Maka terhadap apapun yang menimpamu, janganlah terlalu bersedih dan jangan pula terlalu bahagia, karena semua yang terjadi di dunia ini akan berlalu. Cepat atau lambat. Bukankah Allah ta'ala berfirman,
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Al-Hadid:22-23)
Maka,
Jika saat ini kita jatuh maka Allah tahu bahwa kita pasti bisa melewatinya
Jika saat ini kita jatuh percayalah bahwa akan ada saatnya kita diatas
Jika saat ini kita jatuh janganlah terlalu sedih karena semua telah tertulis dalam takdir-Nya.
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Text
Jangan biarkan jeda itu terlalu lama.
Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan.
Kecewa pun mulai menggerogoti hati.
Disaat itu mungkin kita butuh sejenak jeda.
Sejenak jeda untuk memahami bahwa adakalanya angan tetaplah menjadi angan.
Dan disaat momen itu terjadi, jangan lupa bahwa waktu tak menunggumu untuk bangkit. Waktu akan terus berjalan dan ia tak peduli. Semoga saat itu kita tidak lupa tentang detik yang terus bergulir sedang membiarkan sebagian diri kita pergi.
Di detik yang terus bergulir itu, ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan. Disana ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Ada banyak ilmu yang harus kita pelajari, lebih banyak lagi ilmu yang harus kita amalkan. Ada banyak buku berdebu yang perlu dibuka lembaran-lembarannya. Ada banyak mimpi-mimpi lain yang menunggu untuk digapai. Dibandingkan larut dalam kubangan kekecewaan.
Duhai diri..
Jangan biarkan waktu merenggut kesempatanmu untuk berusaha kembali memperjuangkan angan.
Sejenak jeda jangan sampai membuatmu terlalu lama larut dalam kubangan kekecewaan.
Jangan biarkan jeda itu terlalu lama.
Ayo kembali bangkit! Bangkit dari jeda seperti anak panah yang mundur sejenak untuk kemudian melesat menuju sasaran.
1 note · View note
aminahcitrasari · 3 years
Text
Ridho atau tidak, takdir Allah akan terus berjalan
Dalam hidup, seringkali yang tidak kita rencanakan terjadi. Sekali, dua kali, tiga kali. Mungkin kita merasa sudah cukup sabar dengan semua rencana yang hanya tetap menjadi rencana. Berkali-kali angan tidak menjadi kenyataan seperti halnya anak panah yang meleset dari sasaran.  Padahal disana kita sudah merasa berusaha dengan seapik dan semaksimal mungkin dalam menyusun dan menjalankan rencana-rencana masa depan.
Duhai seapik apapun kita menyusun target hidup, lupakah kita bahwa semua yang terjadi dalam hidup ini berjalan di atas takdir-Nya? Lupakah kita bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita adalah kehendak-Nya?
Allah ta'ala berfirman,
Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At-Tagabun:11)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.”
Allah yang menciptakan kita. Allah yang memiliki kita. Maka Allah sajalah yang mengatur kita. Kita sebagai makhluk bisa apa? Bisa apa selain menerima semua ketentuan Allah? Kita ridho atau memberontak, ketentuan Allah akan terus berjalan. Maka wahai diri, ridholah dengan apapun yang menimpamu karena Allah yang Maha Bijaksana tidaklah pernah menetapkan sesuatu tanpa hikmah. Maka ridholah wahai diri, barangkali ini adalah cara Allah agar Ia meridhoimu.  Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang ridho (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”( HR. At-Tirmidzi no. 2396, Hasan)
0 notes
aminahcitrasari · 3 years
Quote
Dan diantara rahmat Allah kepada manusia. Allah menjadikan dunia itu berat dan penuh dengan ujian agar manusia tidak merasa nyaman dengan dunia dan mengharap kenikmatan yang kekal di rumah balasan Allah surga.
Ibnul Qayyim rahimahullah
0 notes
aminahcitrasari · 4 years
Text
Masih ada waktu
"Tet..Tet..Tet.." seperti itu bunyi yang aku dengar setiap hari. Selang bantu nafas, oksigen, monitor denyut jantung dan sekujur tubuh yang terbaring tidak berdaya menggunakan selembar pakaian dari rumah sakit. Kemana tubuh kekar itu? Kemana wajah cantik tampan itu? Kemana pakaian mewah yang tempo hari ia gunakan?
Aku baru saja melihat status pasien berusia 15 tahun itu. Takdir Allah atas kebakaran itu membuat seluruh tubuh nya menjadi hitam, tampak daging yang tidak lagi tertutupi oleh kulit. Aku kembali keluar untuk melengkapi status pasien.
"Code blue!" Jantungku berdegup kencang. Keadaannya kritis. Sontak seluruh tenaga medis berlari menuju ruang anak tadi.
"Kamu, beritahu keluarganya!" Dia menunjukku.
"B..baik" aku segera keluar ruangan.
Saat itu aku merasa ada malaikat maut yang bersiap disana. Aku terus diam membisu, bagaimana mungkin? Sedang umurku lebih tua daripada anak itu, namun ternyata kematian memang tak memandang usia. Tak memandang kamu siap atau tidak.
"Kamu masih punya waktu" batinku..
Padang, sesaat sebelum pandemi
0 notes
aminahcitrasari · 6 years
Text
“You are nothing but a number of days, and whenever a day passes away, a part of you passes away”
― al-Hasan al-Basri
Bahkan kita tak tahu apakah masih ada kesempatan untuk mengedipkan mata sekali saja..
0 notes